SKOR NILAI:
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
1
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
Rahmat-Nyalah kami dapat menyelesaikan tugas Critical Book Review untuk
memenuhi tugas mata kuliah Taksonomi tumbuhan tanpa halangan yang berarti
selesai tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan critical book ini, kami tidak lupa mengucapkan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan dan penulisan
Critical book ini dengan baik. Dan tidak lupa pula kami mengucapkan terima kasih
kepada Dosen Pengampu ibu WINA DYAH PUSPITA SARI., S.Si., M.Si. yang
telah memberikan tugas ini, sehingga dapat menambah pengetahuan dan
pemahaman bagi kami. Oleh karena itu, kami berharap sekiranya Critical book ini
dapat diterima dan berkenan di hati pembaca.
Kami sadar critical book ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kami berharap
saran dan kritik dari semua pihak untuk kesempurnaan critical book ini. Dan kami
berharap semoga critical book ini bermanfaat bagi kita semua.
Kelompok 3
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………..……………....…………….....……..2
DAFTAR ISI………………………………..…………………..………...........……3
BAB 1 PENDAHULUAN………………………………..……………………........4
C.Manfaat CBR………………………………………………………………..……4
A. Buku Utama……………………………………………………...………….......6
B. Buku Pembanding……………………………………………………….......…15
BAB IV PENUTUP………………………………..……………………...…....…23
A. Kesimpulan………………………………..………………………….....……..23
B. Saran………………………………..…………………..…………………...…23
DAFTAR PUSTKA………………………………..…………….………….……24
3
BAB 1
PENDAHULUAN
C. Manfaat CBR
Manfaat daripada Critical Book Report adalah:
1. Untuk menambah pengetahuan para pembaca
2. Memudahkan pembaca dalam memahami isi dari buku
3. Menambah wawasan
4. Melatih untuk berpikir kritis
4
D. Identitas buku
Buku utama
ISBN : 978-623-6686-98-0
Buku pembanding
Halaman : 53 halaman
ISBN : -
5
BAB II
A. Tumbuhan Paku
Berdasarkan cara hidupnya ada jenis – jenis paku yang hidup di atas tanah
(teresterial), ada yang hidupnya menumpang pada tumbuhan lain (epifit), dan ada
paku air (akuatik) .Tumbuhan paku cenderung meyukai tempat – tempat teduh
dengan derajat kelembapan yang tinggi dan tidak tahan pada kondisi dengan
ketersediaan air yang terbatas.
Ciri tumbuhan paku meliputi ukuran, bentuk, struktur, dan fungsi tubuh yang
memiliki ukuran bervariasi dari yang tingginya sekitar 2 cm, misalnya pada tumbuhan
paku yang hidup mengapung di air, sampai tumbuhan paku yang hidup di darat yang
tingginya mencapai 5 m, misalnya paku tiang (Alsophyla glauca).
7
Bagian – bagian struktur tubuh tumbuhan paku antara lain:
1) Akar
Gambar Tumbuhan paku yang jelas dibedakan antara akar, batang, dan daun
2) Batang
Batang tumbuhan paku dapat berbentuk tiang, menjalar atau memanjat (rhizoma);
pendek dan kompak (stock, rootstock, atau caudex) ada pula yang tumbuh lurus/tegak
seperti pohon dengan daun berada di bagian ujung (trunk).
Umumnya pertumbuhan batang tidak nyata, namun pada paku pohon, batangnya
tumbuh menyerupai batang pinang. Batang tumbuhan paku umumnya berupa akar
tongkat atau rimpang, ada yang berbentuk batang sesungguhnya. Batang
tumbuhan paku dapat berbentuk tiang, merambat, atau memanjat. Beberapa
8
tumbuhan paku yang hidup di tanah, batangnya tumbuh sejajar dengan permukaan
tanah sehingga disebut rimpang.
b) Percabangan
Pada bagian batang yang masih muda sering kali tertutup oleh sisik atau rambut.
Sisik dan rambut juga menutupi daun muda ketika masih dalam kondisi
menggulung . pada batang dan daun dewasa, rambut dan sisik dapat semakin
bertambah ataupun berkurang. Sementara sisik dapat berbentuk linear, lanceolate,
oblong, peltate, flabellelate.
3) Daun
9
Daun muda umumnya menggulung yang dikenal dengan istilah coil atau gelung.
Bentuk daun pada daun muda berbeda dengan daun dewasa. Bentuk daun bersirip
(pinnate), tiap anak daun disebut sirip (pinna) dan poros tempat sirip berada disebut
rakis (rachis).
Tropofi
l
Tumbuhan paku memiliki daun subur (fertil) dan daun mandul (steril) yang
bentuknya sama disebut paku homofil dan bentuknya berbeda termasuk ke dalam
paku heterofil.
- Daun tunggal : daun dengan Ɵpe rata hingga lobed tanpa percabangan rachis
10
- Daun Pinnatifid : Pinna yang berdekatan menyambung membentuk sinus
- Daun 1 – pinnate : pinnaƟdak menyambung, rachissekali bercabang
- Daun 2 – pinnate : rachis dua kali bercabang, pinnule tidak menyambung
- Daun 3 – pinnate : rachisƟga kali bercabang, pinule tidak menyambung.
Ciri umum lain yang dapat ditemukan pada tumbuhan paku yaitu daun muda yang
menggulung (sirsinat atau circinate), Namun ciri tersebut hanya dapat ditemukan
pada kelompok tumbuhan paku sejati. Spora tumbuhan paku dihasilkan dalam kotak
spora (sporangium).
1. Sorus: sporangia dalam kotak sporangia terbuka atau berpenutup (indusium). Letak
sorus pada setiap marga paku berlainan.
12
Golongan ini terdiri dari beraneka ragam
paku-pakuan yang luar biasa banyaknya,
meliputi kurang lebih 90% dari jumlah marga
yang tergolong dalam Filicinae dan tersebar di
seluruh bumi. Terdapat di daerah tropik, paku
yang serupa pohon. Daun - daun menyirip
ganda sampai beberapa kali, batang
mengeluarkan banyak akar, tetapi jika tidak
Gambar Pterium aquilinium
dapat masuk ke dalam tanah akar - akar itu tidak
Sumber: bertambah panjang, kambium tidak ada, jadi
batang tidak mengadakan pertumbuhan
menebal sekunder
2. Fase sporofit
Fase sporofit muda ditandai dengan munculnya struktur seperti daun diantara
lembaran- lenbaran protalium, jumlah sporofit ini semakin bertambah. Sporofit ini
pada umumnya tumbuh di sekitar lekukan bagian atas. Pada fase ini, sporofit untuk
sementara waktu hidup sebagai parasit dan menyerapmakanan dari protaliumnya
sampai protalium itu mati. Sporofit muda terdiri atas akar (rizoid) dan daun. Sporofit
dewasa pada masing – masing jenis paku terdapat perbedaan bentuk daun (ental),
batang (rimpang) dan akar.
13
Berdasarkan jenis sporanya, tumbuhan paku dibagi atas :
1. Paku Homospor/Isospor
2. Paku Heterospor
3. Paku peralihan/campuran
- Spora yang dihasilkan berukuran dan bentuknya sama, tetapi jenisnya berbeda.
Prothaliumnya hanya menghasilkan anteridia atau arkegonia saja.
14
bahan makanan (sayuran). Dewasa ini pemanfaatannya berkembang sebagai
material baku untuk pembuatan kerajinan tangan, pupuk organik dan tumbuhan
obat (Amoroso, 1990).
C. Habitat
Habitat merupakan faktor yang memainkan peranan penting dalam
menentukan kehidupan tumbuhan paku, selain dari faktor abiotik lainnya
seperti: cahaya, hujan, angin dan perubahan suhu. Secara garis besar terdapat
lima kawasan yang menjadi habitat utama tumbuhan paku antara lain
1. Kawasan terbuka terdedah
Pada kawasan ini tumbuhan paku hidup berbentuk gerombolan atau
semak yang besar. Kawasannya menjadi habitat golongan ini adalah di
kawasan tanah yang gersang atau kering dan ditempat yang lembab atau
basah.
15
2. Kawasan terlindung
Golongan paku terestrial di kawasan terlindung ini mempunyai faktor
lingkunagan yang sangat berbeda dengan golongan paku yang hidup di
kawasan terbuka atau terdedah baik dari segi tanah, suhu udara,
kelembapan udara dan cahaya. Tumbuhan paku di kawasan ini memiliki
daun yang tipis, sebagian besar tumbuhan paku dijumpai ditepi sungai di
dalam hutan primer.
3. Paku memanjat Golongan paku ini mempunyai rizoma menjalar di atas
tanah dan apabila menemui pohon-pohon besar akan terus memanjat.
Kadang-kadang akar ini bermula pada dasar atau pangkal pohon kemudian
memanjat
4. Epifit Golongan tumbuhan paku ini hidup menumpang di atas pohon-
pohon lainnya namun tidak bersifat parasit.
a) Epifit dikawasan terlindung Jenis ini umumnya terdapat pada
pohon yang hidup di hutan. Golongan paku ini mempunyai
percabangan dan daun yang tipis. Dibagian pangkalnya ditutupi
lumut yang dapat membantu menahan dan menyimpan air.
b) Epifit dikawasan terbuka Jenis paku ini mendapatkan cahaya
matahari yang penuh hampir sepanjang hari. Udara disekelilingnya
lebih kering dan mendapat tiupan angin yang kuat. akar-akarnya
dapat menyerap air semaksimal mungkin diwaktu hujan dan dapat
mengatur untuk menahan kehilangan air tersebut
5. Paku berhabitat dibebatuan dan pinggiran sungai Golongan paku ini hidup
dikawasan bebatuan atau pinggiran tebing-tebing sungai. tumbuhan ini
mendapatkan air dari udara yang berkelembapan tinggi ditepi sungai,
rizomanya menjalar kuat dipermukaan batu dengan akar yang banyak.
16
2. Batang
Batang terdiri dari sumbu tegak dengan daun-daun yang melekat padanya yang
disebut dengan buku (nodus) dan diantara dua buku disebut ruas (internodus).
Struktur anatomi batang pada tumbuhan paku yaitu:
• Epidermis, pada bagian ini mempunyai jaringan penguat yang terdiri
atas sel-sel sklerenkim.
• Korteks, pada bagian korteks banyak mengandung lubang (ruang antar
sel).
• Silinder pusat, terdiri dari xylem dan floem yang membentuk berkas
pengangkut bertipe konsentris.
3. Daun
Daun adalah organ fotosintesis utama pada sebagian besar tumbuhan. daun
juga mempunyai fungsi yang sangat penting bagi tumbuhan yaitu sebagai
pengolah zat-zat makanan pernapasan dan penguapan.
Berdasarkan ukurannya daun dibedakan menjadi dua yaitu:
Daun mikrofil yaitu daun berukuran kecil, hanya setebal selapis sel dan
berbentuk rambut. Daun makrofil yaitu daun yang berukuran besar dan tipis,
sudah memiliki bagian-bagian daun seperti tulang daun, tangkai daun, mesofil
daun dan epidermis.
18
dapat memanjang menyebarkan batang dengan akar diujungnya sehingga
terbentuklah spesies baru.
a. Fase Gametofit
Fase gametofit pada tumbuhan paku diperankan oleh protalium. Fase
ini merupakan fase seksual pada tumbuhan paku dan berlangsung sangat
singkat. Protalium bersifat haploid karena berkembang melalui pembelahan
mitosis dari spora. Protalium akan menghasilkan sel gamet jantan dan betina.
Pada tumbuhan paku heterospora, akan menghasilkan mikrospora yaitu spora
yang berukuran kecil akan menjadi protalium jantan yang menghasilkan sel
sperma melalui pembentukan anteridium. Sementara makro-spora merupakan
spora yang berukuran besar yang akan berkembang menjadi protalium betina
yang akan menghasilkan sel ovum melalui arkogenium.
Sementara pada tumbuhan paku homospora, protalium akan
menghasilkan sel sperma dan sel ovum. Spora yang jatuh di tempat yang lembab
berkembang menjadi protalium yang berbentuk seperti tumbuhan talus.
Protalium memiliki masa hidup yang singkat dan berukuran kecil, sehingga kita
hampir tidak pernah melihat bentuk dari protalium tumbuhan paku. Protalium
akan membentuk sel gamet untuk reproduksi seksual. Hasil dari pembuahan sel
gamet akan menghasilkan zigot diploid (2n) yang akan berkembang menjadi
tumbuhan paku (2n), dan selanjutnya tumbuhan paku akan berkembang
menjadi sporofit
b. Fase sporofit
adalah fase dominan pada tumbuhan paku. Spora yang dihasilkan oleh
tumbuhan paku sangat beragam, hal ini didasarkan pada jenis dari
tumbuhan paku. Tumbuhan paku homospora (contohnya paku kawat)
adalah tumbuhan paku yang mengsalikan spora yang sama dalam ukuran
dan jenisnya. sementara tumbuhan paku heterospora (contohnya paku
rane) menghasilkan spora yang berbeda ukuran dan jenisnya. Spora yang
jatuh di tempat yang lembat (habitat tumbuhan paku) akan berkembang
mejadi protalium yang akan menghasilka sel gamet dan bersifat haploid
(n)
19
mempunyai berkas pengangkut, percabangan menggarpu dengan sporangium
pada ujung cabang.
Adapun yang termasuk bangsa Psilophytales (paku telanjang) adalah:
1. Suku Rhyniaseae 2. Suku Asteroxylaceae 3. Suku Pseudosporochnaceae
b. Bangsa Psilotales
Pada bangsa psilotales ini diantara tumbuhan yang masih hidup sekarang
ialah marga dari psilotum. Tumbuhan pada bangsa ini sama sekali tidak
berakar hanya mempunyai tunas-tunas tanah dengan rizoid dan pada
batangnya terdapat mikrofil atau daun kecil berbentuk sisik, tidak
bertulang dan tersusu jarang-jarang dalam garis spira. Contoh spesies dari
bangsa ini Psilotum nodum, Psilotum triquentum, dan Tmesipteris
tannesis
20
makanan selain mengutamakan jumlah manusia secara umum juga
menginginkan makanan dengan nilai gizi tinggi. Keberadaan tumbuhan paku
seperti Marsilea crenata telah membantu manusia dalam menemukan
diversifikasi jenis makanan yang baru
Manfaat tumbuhan paku tersebut utamanya dijadikan sebagai sayuran dan
sumber serat. sebagai bahan-bahan makanan seperti sayuran. misalnya
Marsilea crenata,, Dilpazium esculentum, dan Pteridium aquilinum. Tumbuhan
paku juga bermanfaat sebagai bahan obat-obatan seperti Equisetum sp (paku
ekor kuda) yang mempunyai fungsi diuretik. diuretik adalah mempelancar
pengeluaran urine, dan Selaginella sebagai obat luka. Tumbuhan paku juga
dimanfaatkan sebagai tiang bangunan seperti Alsophila glauca dan sebagai
penggosok atau ampelas yaitu paku Equisetum sp.
2. Peranan Tumbuhan Paku bagi Ekologi
Peranan ekologi tumbuhan paku (Pteridophyta) sebagai penyedia habitat
utama bagi hewan tertentu dalam suatu ekosistem, salah satu komponen
pembentuk vegetasi hutan yang bermanfaat untuk mengurangi resiko banjir
dan penahan air. Dalam siklus ekologi tumbuhan paku berpengaruh dalam
pembentukan tanah dan berperan dalam proses pembusukan. Kehadiran
tumbuhan paku turut memberikan manfaat dalam memelihara ekosistem
hutan antara lain, membantu menjaga lahan pegunungan terhadap bahaya
erosi serta mengatur tata guna air sehingga membuat tanah tetap lembab.
Tumbuhan paku memiliki peranan penting bagi keseimbangan ekosistem hutan
yaitu sebagai pencegah erosi, pengatur tata air dan membantu proses
pelapukan serasah hutan
21
BAB III
ANALISIS KRITIS
Buku Utama
Kelebihan
• Dari aspek layout dan tata letak, serta tata tulis, termasuk penggunaan
font adalah buku ini cukup tertata sehingga mudah untuk dibaca
karena sesuai dengan sistematika penulisan.
• Dari aspek isi buku, buku ini menyajikan gambar sehingga lebih
menarik dan pembaca lebih mudah mengerti
• Penggunaan bahasa yang sederhana dan EYD yang baik.
• Pada buku ini disajikan banyak contoh tumbuhan paku-pakuan
Kekurangan
• Materi yang disajikan dalam buku utama sangat sedikit
• Tidak dilengkapi dengan rangkuman dari materi yang dibahas
Buku Pembanding
Kelebihan
• Dari aspek isi buku, buku ini menyajikan gambar sehingga lebih
menarik dan pembaca lebih mudah mengerti
22
• Materi yang disajikan pada buku ini lebih lengkap dan terperinci
sehingga pembaca semakin memahami materi
• Pada buku ini disajikan banyak contoh tumbuhan paku-pakuan
Kekurangan
• Dari aspek tata bahasa, buku ini memiliki bahasa yang berat sehingga
pembaca sulit untuk memahaminya
• Pada buku ini terdapat banyak pengulangan kata
• Tidak dilengkapi dengan rangkuman dari materi yang dibahas
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Pteridophyta merupakan tumbuhan berpembuluh yang tidak berbiji, memiliki
susunan tubuh khas yang membedakannya dengan tumbuhan yang lain. Pteridophyta
disebut juga sebagai tracheophyta berspora, yaitu kelompok tumbuhan yang
berpembuluh dan berkembang biak dengan spora
Saran
Selaku penulis makalah ini kami menyadari masih banyaknya kesalahan baik
dalam penyampaian atau pun pada format penulisan Critical book Report ini. Maka
dari itu kami mengharapkan saran yang bersifat membangun agar kedepannya
didapati Critical Book Report yang lebih baik.
23
DAFTAR PUSTAKA
Huow.pdf
BUKU UTAMA
24
BUKU PEMBANDING
25