Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH KEPERAWATAN KOMUNITAS I

PERAN PERAWAT DALAM PENCEGAHAN PENYAKIT

Dosen Pengajar :
Alifin. S.KM. M.Kes
Disusun Oleh :
Egik Satio Subekti 1902012761
Endang Sasmitarasa 1902012748

PRODI SI KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Makalah Peran Perawat Dalam Pencegahan Penyakit TBC” sesuai waktu yang
ditentukan.

Selama penyusunan, penulis mendapat banyak pengarahan dan bantuan


dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini kami mengucapkan terima
kasih kepada yang terhormat Bapak/Ibu:

1. Dr.Abdul Aziz A.H, S.Kep,.Ns,.M.Keselaku Rektor Universitas


Muhammadiyah Lamongan..

2. Arifal Aris, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Dekan Universitas


Muhammadiyah Lamongan

3. Ns. Suratmi, M.Kep selaku Kaprodi S1 Keperawatan Universitas


Muhammadiyah LamonganAlifin, S.KM. M.Kes selaku Dosen
Pembimbing mata kuliah keperawatan komunitas

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari


kesempurnaan, oleh karena itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat
diterima, serta bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi semua pembaca
pada umumnya.

Lamongan, 02 November 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................ ii

DAFTAR ISI .......................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah ............................................................. 2
1.3 Tujuan Masalah .................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian penyakit TBC .................................................. 3

2.3 Gejala penyakit TBC .......................................................... 3

2.3 Peran Perawat Dalam Pencegahan ................................. 5

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ........................................................................ 7

3.2 Saran .................................................................................. 8

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 9


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keperawatan adalah Keperawatan adalah bentuk pelayanan profesional
berupa pemenuhan kebutuhan dasar yang diberikan kepada individu yang
sehat maupun sakit yang mengalamí gangguan fisik, psikis, dan sosial agar
dapat mencapai derajat kesehatan yang optimal. Bentuk pemenuhan kebutuhan
dasar dapat berupa meningkatkan kemampuan yang ada pada individu,
mencegah, memperbaiki, dan melakukan rehabilitasi dari suatu keadaan yang
dipersepsikan sakit oleh individu (Nursalam, 2008).
Perawat Perawat (nurse) berasal dari bahasa latin yaitu kata nutrix yang
berarti merawat atau memelihara. Menurut Kusnanto (2003), perawat adalah
seseorang (seorang profesional) yang mempunyai kemampuan, tanggung
jawab dan kewenangan melaksanakan pelayanan/asuhan keperawatan pada
berbagai jenjang pelayanan keperawatan.
Keperawatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang
ditujukan kepada masyarakat dengan pendekatan pada kelompok resiko tinggi
dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan
penyakit dan peningkatan kesehatan dengan menjamin keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra
dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan keperawatan.
Pelayanan Keperawatan Komunitas adalah seluruh masyarakat termasuk
individu, keluarga dan kelompok yang beresiko tinggi seperti keluarga
penduduk didaerah kumuh, daerah terisolasi dan daerah yang tidak terjangkau
termasuk kelompok bayi, balita, lansia dan ibu hamil (Veronica, Nuraeni, &
Supriyono, 2017).
1.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian penyakit TBC ?
2. Gejala apa yang di timbulkan dari penyakit TBC ?
3. Bagaimana Peran Perawat Dalam Upaya Pencegahan TBC ?
1.3 Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui apa itu penyakit TBC
2. Untuk Mengetahui dan Memahami Gejala dari penyakit TBC
3. Untuk Mengetahui peran perawat dalam upaya pencegahan TBC
BAB II
PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Penyakit TBC


Tuberkulosis (TBC) paru adalah penyakit infeksi yang disebabkan
oleh kuman Mycrobacterium tuberculosis yang menyerang paru-paru dan
bronkus. TBC paru tergolong penyakit air borne infection, yang masuk ke
dalam tubuh manusia melalui udara pernapasan ke dalam paru-paru.
Kemudian kuman menyebar dari paru-paru ke bagian tubuh lainnya
melalui sistem peredaran darah, sistem saluran limfe, melalui bronkus atau
penyebaran langsung ke bagian tubuh lainnya (Widyanto & Triwibowo,
2013)
Tuberkulosis (TBC) paru adalah suatu penyakit infeksi kronis yang
sudah sangat lama dikenal pada manusia, misalnya dia dihubungkan
dengan tempat tinggal di daerah urban, lingkungan yang padat, dibuktikan
dengan adanya penemuan kerusakan tulang vertebra otak yang khas TBC
dari kerangka yang digali di Heidelberg dari kuburan zaman neolitikum,
begitu juga penemuan yang berasal dari mumi dan ukuriran dinding
piramid di Mesir kuno pada tahun 2000 – 4000 SM. Hipokrates telah
memperkenalkan sebuah terminologi yang diangkat dari bahasa Yunani
yang menggambarkan tampilan penyakit TBC paru ini (Sudoyo dkk,
2010).

2.2 Gejala TBC

Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala
khusus yang timbul sesuai dengan organ yang terlibat.

a. Gejala umum:

1) Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah)


2) Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan
malam hari disertai keringat malam. Terkadang serangan demam seperti
influenza dan bersifat hilang timbul

3) Penurunan nafsu makan dan berat badan

4) Perasaan tidak enak (malaise), lemah

b. Gejala khusus:

1) Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi


sumbatansebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat
penekanankelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara
“mengi”,suara nafas melemah yang disertai sesak.

2) Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat


disertaidengan keluhan sakit dada.

3) Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang
yang pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit
diatasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah.

4) Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak)


dandisebut sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah
demamtinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang. Keluhan-
keluhan seorang penderita TBC sangat bervariasi, mulai dari sama sekali
tak ada keluhan sampai dengan adanya keluhan-keluhan yang serba
lengkap. Keluhan umum yang sering terjadi adalah malaise (lemas),
anorexia, mengurus dan cepat lelah. Keluhan karena infeksi kronik adalah
panas badan yang tak tinggi (subfebril) dan keringat malam (keringat yang
muncul pada jam-jam 02.30-05.00). Keluhan karena ada proses patologik
di parudan/atau pleura adalah batuk dengan atau tanpa dahak, batuk darah,
sesak, dan nyeri dada. Makin banyak keluhan-keluhan ini dirasakan,
makin besar kemungkinan TBC. Departemen Kesehatan dalam
pemberantasan TBC di Indonesia menentukan anamnesis resmi lima
keluhan utama yaitu batuk-batuk lama (lebih dari 2 minggu), batuk darah,
sesak, panas badan, dan nyeri dada (Danusantoso, 2013)

2.3 Peran Perawat Dalam Upaya Pencegahan

Adapun peran perawat dalam upaya pencegahan penyakit TBC

1. Pelaksana Asuhan Keperawatan (Care Giver)


Perawat membuat asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan
komunitas melalui proses keperawatan yang berfungsi sebagai pedoman
yang berpusat pada klien (Toney-Butler dan Thayer JM, 2019). Dalam
proses keperawatan, intervensi yang dibuat harus mempertimbangkan
kondisi pasien (Mubarak dan Chayatin, 2009). Proses keperawatan
diantaranya yaitu mengkaji masalah kebutuhan klien, menentukan
diagnosis keperawatan, menyusun perencanaanya, tindakan yang tepat,
mengevaluasi tingkat perkembangannya dan mendokumentasikan semua
tindakan keperawatan (Widagdo dan Kholifah, 2016). Pelayanan
keperawatan yang diberikan dengan pengawasan/pembinaan terhadap
klien, keluarga maupun asisten perawat (KMK Menteri Kesehatan RI No
908 Tahun 2010).
Pemberian asuhan keperawatan oleh perawat komunitas lebih
ditekankan pada promosi kesehatan, keterampilan yang luas dan secara
menyeluruh atau holistik (Mengistu dan Misganaw, 2006). Perawat
melaksanakan perannya sebagai care giver dengan menerima klien tanpa
membeda-bedakan pelayanan yang diberikan (Lokakarya Keperawatan
Tahun 1983 dalam Mubarak dan Chayatin, 2009)
2. Pendidik Kesehatan (Health Educator)
Perawat sebagai edukator memilik tanggung jawab untuk
menjelaskan konsep dan fakta kesehatan ketika melakukan pendidikan
kesehatan kegiatan pendidikan kesehatan dapat dilakukan secara formal
maupun tidak formal (Potter dan Perry, 2009).
Peran pendidik kesehatan dilakukan oleh perawat dengan maksud
memberi informasi tentang kesehatan, suatu penyakit dan cara
perawatannya (Konsorium Ilmu Kesehatan tahun 1989 dalam Mubarak
dan Chayatin, 2009). Perawat juga mengajarkan kepada keluarga tentang
informasi kesehatan baik secara formal maupun informal (KMK Menteri
Kesehatan RI No 908 Tahun 2010). Selain itu perawat mengajarkan pada
komunitas tentang upaya kesehatan yang dapat dilakukan di komunitas
(Widagdo dan Kholifah, 2016).
Peran pendidik bermanfaat dalam mempromosikan kesehatan
masyarakat dengan penekanan proses pangajaran pada pencegahan
penyakit dan promosi kesehatan (Mengistu dan Misganaw, 2006).
Pendidikan kesehatan adalah aspek untuk perubahan tingkah laku
kesehatan bagi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat (Lokakarya
Keperawatan Tahun 1983 dalam (Mubarak dan Chayatin, 2009). Edukasi
kesehatan merupakan langkah yang efektif dalam memberi informasi
kepada klien tentang tindakan keperawatan meliputi promosi kesehatan,
pengobatan, manajemen stress, sosio-ekonomi dan masalah kesehatan
lainnya (Lundy dan Sharyn Janes, 2009)
3. Koordinator dan Kolaborator (Coordinator and Colabborator)
Perawat berperan sebagai koordinator keperawatan yang mampu
memimpin proses keperawatan dalam segala aspek di komunitas
(Kemenkes RI, 2015). Peran perawat komunitas harus mampu
merencanakan secara komprehensif untuk membuat diagnosa,
mengidentifikasi hambatan dengan sistem perawatan kesehatan, membantu
pasien mengenali gejala dan menetapkan tujuan jangka panjang (Brokel,
Cole, Upmeyer, 2012).
Peran sebagai koordinator dilaksanakan melalui pengarahan,
perencanaan serta mengorganisasikan pelayanan dari tim kesehatan
(Konsorium Ilmu Kesehatan tahun 1989 dalam (Mubarak dan Chayatin,
2009). Sebagai kolaborator, perawat melakukan kolaborasi dari berbagai
elemen di masyarakat seperti perorangan, komunitas, dan para pekerja
(KMK Menteri Kesehatan RI No 908 Tahun 2010).
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Tuberkulosis (TBC) paru adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh


kuman Mycrobacterium tuberculosis yang menyerang paru-paru dan bronkus.
TBC paru tergolong penyakit air borne infection, yang masuk ke dalam tubuh
manusia melalui udara pernapasan ke dalam paru-paru. Kemudian kuman
menyebar dari paru-paru ke bagian tubuh lainnya melalui sistem peredaran darah,
sistem saluran limfe, melalui bronkus atau penyebaran langsung ke bagian tubuh
lainnya, Peran perawat dalam Pelaksana Asuhan Keperawatan (Care Giver),
Pendidik Kesehatan (Health Educator), Koordinator dan Kolaborator (Coordinator
and Colabborator)

Saran
Diharapkan mahasiswa dapat meningkatkan pengetahuan para perawat
edukasi dan mengaplikasian asuhan keperawatan secara berkolaborasi dengan
pasien dan tim kesehatan lainnya
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/240/2/BAB%20II%20Tinjauan
%20Pustaka.pdf

http://repository.unpad.ac.id/frontdoor/index/index/docId/35975

Anda mungkin juga menyukai