PENDAHULUAN
Amenore adalah istilah medis untuk tidak adanya periode menstruasi, baik
atau sekunder. Dalam amenore primer, periode menstruasi tidak pernah dimulai
adanya menstruasi selama tiga siklus berturut-turut atau jangka waktu lebih dari enam
perubahan sementara di tingkat hormonal, stres, dan penyakit, serta faktor eksternal
atau lingkungan. Hilang satu periode menstruasi jarang tanda masalah serius atau
kondisi medis yang mendasari, tapi amenore dari durasi yang lebih lama mungkin
Siklus menstruasi normal terjadi karena perubahan kadar hormon dibuat dan
dikeluarkan oleh indung telur. Ovarium merespon sinyal hormon dari kelenjar pituitari
yang terletak di dasar otak, yang, pada gilirannya, dikendalikan oleh hormon yang
siklus peraturan dapat menyebabkan amenore. Namun, penyebab umum amenore pada
wanita muda kadang-kadang diabaikan atau disalahpahami oleh individu dan lain-lain,
adalah kehamilan yang tidak terdiagnosa. Amenore pada kehamilan merupakan fungsi
atau memberikan kontribusi baik untuk amenore primer atau sekunder. Sebagai
1
contoh, masalah hipotalamus, anoreksia atau olahraga ekstrim dapat memainkan peran
utama dalam menyebabkan amenore tergantung pada usia orang dan jika ia telah
mengalami menarche.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
D. METODE PENULISAN
mengumpulkan beberapa data dan mengolah data tersebut. Untuk pengumpulan Data
memuat materi yang terkait dengan konsep dasar asuhan keperawatan dengan
gangguan amenore. Sumber tersebut seperti internet dan berbagai buku referensi. Data
kualitatif, yaitu suatu metode dengan jalan menyusun data atau fakta-fakta yang telah
diperoleh secara sistematis dan menuangkannya dalam suatu simpulan yang disusun
atas kalimat-kalimat
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KONSEP TEORI
1. Pengertian
a. Amenorrhea adalah tidak ada atau terhentinya haid secara abnormal (Dorlan,
2010).
b. Amenorrhea adalah suatu keadaan atau kondisi dimana pada seorang wanita
secara sederhana disebut dengan tidak haid pada suatu periode atau masa
2. Klasifikasi Amenorrhea
a. Amenorrhea fisiologik
menopause.
b. Amenorrhea Patologik
1) Amenorrhea primer
2) Amenorrhea sekunder
lagi.
3
penyakit infeksi, kelemahan kondisi tubuh secara umum dan stress
psikologis.
3. Etiologi
siklus menstruasi.
menstruasi.
1) Kehamilan
3) Stress
4) Beberapa tipe obat, seperti anti depresi, kemoterapi dan anti psikotik.
4. Patofisiologi
sehingga cadangan kolesterol tubuh habis dan bahan untuk pembentukan hormone
bahan bakar dan terjadilah defisiensi estrogen dan progesterone yang memicu
5
5. Manifestasi Klinis
c. Nyeri kepala
d. Lemah badan
6. Pemeriksaan Penunjang
7. Penatalaksanaan
penelitian dapat dilakukan terapi sulih hormone, namun fertilitas belum tentu dapat
amenorrhea yang dialami, apabila penyebabnya adalah obesitas maka diit dan
olahraga adalah terapinya, belajar untuk mengatasi stress dan menurukan aktivitas
6
fisik yang berlebih juga dapat membantu. Pembedahan atau insisi dilakukan pada
B. KONSEP KEPERAWATAN
1. Anamnesis
perkembangan sejakkanak-kanak, termasuk tinggi badan dan usia saat pertama kali
pula informasi anggota keluarga yang lain (ibu dan saudara wanita) mengenai usia
lama menstruasi dan periode menstruasi terakhir, juga perlu untuk ditanyakan.
Riwayat penyakit kronis yang pernah diderita, trauma, operasi, dan pengobatan
penggunaan narkoba, olahraga, diit, situasi dirumah dan sekolah dan kelainan
2. Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik yang pertama kali diperiksa adalah tanda-tanda vital
dan juga termasuk tingg badan, berat badan dan perkebangan seksual. Pemeriksaan
a. Keadaan payudara
c. Keadaan vagina
7
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
(amenorrhea primer)
dalam kluarga
6. Koping keluarga tidak efektif berhubungnan dengan komunikasi yang tidak ektif
dalam keluarga
keluarga
D. INTERVENSI
Kriteria hasil :
a. Cemas berkurang
Intervensi :
c. Beri dorongan pada pasien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan untuk
mengeksternalisasikan kecemasan
8
d. Anjurkan distraksi seperti nonton tv, dengarkan radio, permainan untuk
mengurangi kecemasan
penyakitnya (amenorrhea)
Intervensi :
dipertanggungjawabkan
(amenorrhea primer)
Intervensi :
d. Bantu penyusunan tujuan yang realitas untuk mencapai harga diri rendah yang
tinggi
pencapaian tujuan
9
4. Isolasi social yang dihubungkan dengan harga diri rendah
Kriteria hasil :
Intervensi :
isolasi social
dalam keluarga
Kriteria hasil :
Intervensi
keputusan keluarga
10
e. Berikan penguatan positif terhadap penggunaan mekanisme koping yang
efektif
6. Koping keluarga tidak efektif berhubunga dengan komunikasi yang tidak efektif
dalam keluarga
Kriteria hasil :
Intervensi :
b. Anjurkan pasien / keluarga untuk berfokus pada aspek positif dari siuasi pasien
interpersonal
e. Gali dampak nilai yang berkonflik / gaya koping dalam hubungan keluarga
keluarga
Kriteria hasil :
Intervensi :
d. Jika individu marah : gali mengapa individu marah, akui bahwa setiap orang
dapat marah
Kriteria hasil:
Intervensi:
12
DAFTAR PUSTAKA
13