Anda di halaman 1dari 6

Ujian Tengah Semester

Ilmu Balaghah
Dosen pengampu : Drs. Ahmad Syatibi MA

Nama : Adjie Maulana

NIM : 191310092

Kelas : 5A

Program Studi Pendidikan Agama Islam

Fakultas Tarbiyah
Institut Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur’an

Pendahuluan

Ilmu ma'ani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana cara menyampaikan kalam Arab
sesuai dengan situasi dan kondisi. Menyatakan makna yang tersimpan yang menjadi tujuan
pembicaraan mutakalim (orang yang bicara) dengan rangkaian kata yang mencakup semua
makna yang akan disampaikan sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.

Dengan ilmu ma'ani kita tahu bagaimana cara menyusun kalimat Arab yakni makna yang
ingin kita sampaikan tepat pada kondisi yang berbeda-beda, mutakalim mampu menyampaikan
kalam terhadap orang yang polos (kholi dzihni) atau kepada orang yang meragukan (mutaroddid)
ucapan mutakalim atau orang yang menolak (munkir) terhadap perkataan mutakalim.
A. Kalam Khabar
1. Mafhum Khabar

Kalâm khabar adalah: “kalimat yang mengandung pengertian benar dan salah”, Khabar yang
benar adalah yang sesuai dengan kenyataan. Sebaliknya adalah khabar yang bohong walaupun
terdapat keyakinan lain dari mutakallim. Pendapat itulah yang benar.

2. Anwaul Khabar

a.) Jika mukhâthab tidak ragu dan tidak mengingkari isi berita (khali al-dzihn), khabar tidak
menggunakan alat taukîd. Kalâm khabar demikian disebut dengan ibtidâ‟i. seperti firman
Allah: ُ

‫مثلهم كمثل الذي استوقدنارا‬

“Perumpamaan mereka seperti orang-orang yang menyalakan api “ ( Q.S 2 : 17 )

b) Jika mukhâthab-nya ragu, namun ingin sekali mengetahui hakekat berita itu, kahabar
sebaiknya memakai alat taukîd. Kalâm khabar itu disebut dengan thalabi. Seperti firman
Allah:

‫انا اليكم مرسلون‬

“Sesungguhnya kami adalah orang-orang diutus kepadamu.” (QS. 36: 14).

c.) Jika mukhâthab-nya mengingkari isi berita, harus memakai satu alat taukîd atau lebih
sesuai dengan keingkarannya. Kalâm khabar itu, disebut dengan inkâri. Seperti firman
Allah:

‫لَترون االحيم‬

“ niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka jahim “ ( Q.S 102 : 6 )

Dengan demikian, berdasarkan penggunaan alat taukîd atau tidak, Kalâm khabar dibagi
menjadi tiga, yaitu ibtidâ‟i, ithalâbi, dan inkâri. Sedang alat-alat taukîd adalah inna, anna,
lam ibtidâ‟, hurûf tanbîh (nidâ‟) qasm (sumpah), nun taukîd, takrîr (pengulangan kata), qad,
imma syarthiyyah, dan huruf zaidât (seperti tambahan huruf pada awal kata fi‟il ).
3. Khurujul Khabar

Adalah keluarnya berita ( khabar ) dari Tuntutan Kenyataan.

- Tholaby  khalyahdzihni  Khalya dzihni kal mutaroddid :

‫و لالخرة خير لك من االولى‬

“ Dan sungguh Akhirat itu lebih baik bagimu dari pada yang permulaan “ (Q.s 93: 4 )

- Inkari  khalya dzihni  ghairol munkar kal munkar :

‫ان االبرار لفي نعيم‬

“ Sesungguhnya orang-orang yang berbakti benar-benar berada di dalam (surga yang


penuh) dengan kenikmatan “

- ibtidaii  munkar  munkar kaghairi munkar :

‫وهللا انبتكم من االرض نباتا‬

“ Dan Allah menumbuhkan kamu dari tanah tumbuh berangsur-angsur “ ( Q.s 71 : 17 )

4. Tujuan menyampaikan Berita


1.) Faidah al-khabar, yaitu menyampaikan pengetahuan kepada mukhâthab tentang berita
yang terkandung suatu kalimat, jika ternyata mukhâthab belum mengetahuinya, seperti
perkataan :

‫الحديث الخبر‬

“ Hadits adalah Khabar “

2.) Lazimah al-faidah, yaitu memberitahukan kepada mukhâthab bahwa mutakallim juga
telah mengetahui berita yang disampaikan. Seperti perkataan :

‫انتم حضرتم امس‬

“ kalian telah datang kemarin “

B. Kalam Insya
Menurut pengertian bahasa, insyâ‟ berarti al-îjâd: mewujudkan atau menimbulkan. Sedang
menurut istilah, Kalâm insyâ‟ adalah : “kalimat yang tidak mengandung kemungkinan benar dan
bohong karena dzatnya”. Seperti perkataan: “dirikanlah shalat”. Perkataan itu hanya
mengandung pengertian wajibnya shalat, tidak mengandung pengertian benar dan bohongnya
wajibnya shalat.

1. Insya Tholaby
Insyâ‟ yang menghendaki tuntutan (mathlûb) yang tidak tercapai ketika terjadi tuntutan
itu sendiri.
a) Amr :
‫فذكروني أذكركم‬
“ ingatlah kepadaku maka aku ingat kepadamu ..” ( Q.S 2: 152 )

b) Nahy :

‫ال تفسدوا في االرض‬

“janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi.” (QS.: 2:11 )

c) Istifham :

‫أنا ئم عمر‬

“ Apakah Umar sudah tidur ? “

d) Tamanni :
‫أ ليت الشباب يعود يوما‬
“ Andai saja waktu muda bisa diulang “

e) Nida :
‫هيا اهل المدينة‬
“Wahai penduduk Madinah “

2. Insya Ghairu Tholaby


Insyâ‟ yang tidak menghendaki tuntutan yang tidak tercapai ketika terjadi tuntutan itu
sendiri.
a) Ta‟ajjub
b) Raja‟ (harapan)
c) Qasam
d) Bentuk-bentuk „aqd
e) Bentuk madh (pujian) dan dzam (celaan)
Penutup

Alhamdulillahirabbil 'alamiin Telah saya selesaikan tugas Ujian tengah semester dengan
merujuk kepada beberapa sumber referensi yang saya punya baik digital maupun nondigital ,
sekiranya apa-apa yang sudah saya kerjakan bisa bermanfaat bagi diri saya dan menjadi bahan
pertimbangan kelayakan saya mendapat Penilaian dari bapak Ustadz Drs.Ahmad Syatibi MA
selaku dosen pengampu mata kuliah Ilmu Balaghah , mohon maaf bila terjadi kesalahan dalam
penulisan ini, karena kebenaran dan kesempurnaan hanya milik Allah SWT yang telah menolong
saya untuk bisa mengerjakan tugas ini.

Billahi Taufiq wal hidayah , Alhaqqu mirrobii

Wassalamu’alaikum wr.wb

Anda mungkin juga menyukai