Anda di halaman 1dari 29

USING FINANCIAL RESULTS

CONTROLS IN THE PRESENCE


OF UNCONTROLLABLE
FACTORS

Adrian Chrisceydi 201901020137/12019002572


Rama Aditya 201801020241/12018003399
Bryan Matthew 201901020078/12019001066
TABLE OF CONTENTS

01 Prinsip 02 Tipe Faktor


Pengendalian Yang tidak dapat dikendalikan

03 Pengendalian 04 Isu-isu faktor


Untuk efek yang mendistorsi
Lain yang tidak dapat
dari faktor-faktor yang tidak
dikendalikan
dapat dikendalikan
INTRODUCTION
- Membahas masalah evaluasi kinerja ketika
pengukuran dipengaruhi oleh faktor yang tidak
dapat dikendalikan
- Dasar rasionalitas untuk prinsip pengendalian dan
faktor yang tidak dapat dikendalikan
- Metode penerapan prinsip pengendalian dan
keunggulan serta kelemahannya
Perubahan yang terjadi di eksternal perusahaan
seringkali tidak dapat diprediksi dan berlangsung
secara tidak terduga. Berdasarkan hal ini haruskah
The controllability manajer dari anak perusahaan bertanggung jawab
principle untuk target budget yang tidak tercapai? Prinsip
Controllability menyatakan bahwa manajer hanya
bertanggungjawab atas hasil yang berada dalam
kendalinya.
Maka logika yang bisa kita dapat atas controllability principle
berarti karyawan seharusnya tidak dapat diberi sanksi atas nasib
buruk, serta tidak diberikan reward untuk nasib yang baik. Oleh
karena itu, untuk mengimplementasikan prinsip Controllability,
para penilai atas kinerja dapat mengurangi bahkan mengeliminasi
beberapa pengaruh yang merusak dari faktor yang tidak dapat
dikontrol dalam pengukuran performa.
Terkait dengan uncontrollable factor juga cenderung terjadi
pertimbangan yang keliru. Perusahaan terkadang gagal
dalam melindungi para manajer dari efek yang tidak dapat
uncontrollable dikontrol (uncontrollable) ketika mereka seharusnya
factor issues dilindungi. pertimbangan tentang terhadap uncontrollable
factor tidak dibuat secara tepat sehingga manfaat dari
result control akan menurun dan berpotensi menimbulkan
persoalan moral dari evaluasi performance berdasarkan
poor result.
Secara umum sebagian besar karyawan melakukan risk
averse (menghindari risiko) yakni lebih suka
reward/dihargai secara langsung dari usaha mereka.
uncontrollable Adapun tingkat penolakan atas resiko bervariasi diantara
factor issues masing-masing personal dan karakter yang lain. Meskipun
sulit untuk membuat generalisasi, karyawan bagian
marketing dan penjualan relatif lebih toleran terhadap
resiko dibandingkan bagian akuntansi yang lebih
berhati-hati. Bagi karyawan penjualan, bekerja
berdasarkan komisi dari pada gaji mungkin merupakan
indikator dari toleransi atas risiko mereka.
UNCONTROLLABLE FACTORS

Economic and Force majeure Interdependencies

competitive factor. ( Tindakan Alam ) ( Saling

( Faktor Ekonomi dan ketergantungan )

Persaingan )
Economic and Competitive Factor

Faktor tak terkendali pertama mencakup berbagai faktor ekonomi dan persaingan yang

mempengaruhi satu atau lebih ukuran hasil. Salah satu ukuran hasil yang penting dipengaruhi oleh

banyak faktor yang berubah seperti : permintaan konsumen, harga produk dan biaya melakukan

bisnis ( biaya faktor ). Dalam hal ini permintaan konsumen dan harga produk dipengaruhi juga oleh

faktor siklus bisnis, tindakan pesaing, perubahan selera pelanggan, boikot pelanggan, perubahan

undang-undang dan peraturan dan nilai tukar mata uang asing, lalu faktor-faktor yang

mempengaruhi biaya adalah pasokan dan permintaan bahan baku, tenaga kerja, modal, dan pajak
UNCONTROLLABLE FACTOR
Name: Economic and competitive factor 0001

Title: Contoh dari Faktor ekonomi dan persaingan

Sebagai contoh, harga saham perusahaan dipengaruhi oleh

market cycle, rumor, atau mood dari investor. Adapun contoh

lainnya yaitu kepuasan pelanggan dapat dipengaruhi antara

lain oleh kualitas barang dan jasa yang disediakan

kompetitor, atau munculnya kompetitor online dengan

model bisnis yang berbeda.


Force Majeure

Faktor ini seperti bencana alam dan tindakan manusia yakni semua yang mengindikasikan kejadian

yang tidak masuk akal dan tidak dapat diprediksi yang disebabkan oleh alam atau kekuatan lain

yang diluar kemampuan pengawasan karyawan yang kadang-kadang disebut dengan force

majeure. Faktor tak terkendali kedua mencakup tindakan alam yang menyangkut hal peristiwa

besar, tak terkendali seperti angin topan, gempa bumi, dan bukan dari kelalaian manusia. Dalam hal

ini biasanya tindakan alam ini melibatkan kejutan negatif tapi juga berupa kejutan positif.
UNCONTROLLABLE FACTOR
Name: Force Majeure 0002

Title: Contoh dari Tindakan Alam

contohnya badai menghancurkan banyak bisnis di dalam

lingkungan bisnis, sementara pebisnis memikirkan ulang dan

menciptakan peluang bisnis lain untuk menutupi

permasalahan akibat badai tersebut. Contoh kejadian yang

lainnya di luar kontrol seperti badai, gempa bumi, banjir,

kerusuhan, serangan terrorist, kematian pegawai, dll.


Interdependencies

Faktor ketiga yang tidak terkendali disebabkan oleh saling ketergantungan. Interdependensi

adalah kebalikan dari kemerdekaan. Interdependensi menandakan bahwa area organisasi atau

individu tidak sepenuhnya mandiri, dan dengan demikian, hasil yang diukur dipengaruhi oleh orang

lain di dalam organisasi. Interdependensi dalam bidang produksi atau penyediaan layanan dapat

diklasifikasikan menjadi tiga jenis: gabungan, berurutan, dan timbal balik.


Name:
Interdependencies 0003
Pertama: Kedua: Ketiga:
Pooled (Gabungan) Sequential (Berurutan) Reciprocal (Timbal Balik)

Pooled interdependencies Sequential Reciprocal

terjadi ketika entitas interdependencies terjadi interdependencies adalah

perusahaan menggunakan ketika output dari satu dimana masing-masing

sumberdaya entitas merupakan input entitas menggunakan

bersama-sama. dari entitas yang lain. output sebagai input.


Controlling for the Approach: Pendekatan Komplementer
distorting effects of Sebelum Periode : Menentukan hasil
uncontrollables pengukuran > Item yang tidak dapat
dikendalikan atau paling tidak memiliki pengaruh
yang signifikan

Sesudah Periode : Menghitung dan

Membutuhkan biaya > menyesuaikan pengaruh > faktor yang tidak


diseimbangkan dengan manfaat dapat dikendalikan : Analisis varians,
dari pengurangan resiko yang
ditanggung karyawan penganggaran fleksibel, evaluasi kinerja relatif
dan penilaian kinerja subjektif
Metode SEBELUM PERIODE
Responsibilty
Pengendalian Insurance Structure

Insurance
- Kerusakan fisik, disebabkan karyawan, pengaduan, tindakan
penyalahgunaan, Kesalahan karyawan, kerusuhan dan
perusakan
- Konsep Asuransi : Perusahaan membayar ganti rugi yang
relatif kecil dalam bentuk pembayaran reguler > kemungkinan
menutup sebagian besar
- Transfer resiko yang diasuransikan
- Tidak membayar premi karyawan : Menanggung resiko
Metode CONTOH

Pengendalian Insurance

- Asuransi tenaga kerja : BPJS ( 1% : tenaga kerja


dan 4% : gaji karyawan
- Asuransi kendaraan : kecelakaan
- Asuransi pengiriman : rusak atau hilang
SEBELUM PERIODE
Metode
Responsibility
Insurance Structures Pengendalian

Responsibilty Structure

- Memastikan karyawan bertanggung jawab :


terhadap area kinerja
- Manajer pusat laba : mempertanggungjawabkan
laba yang dapat dikendalikan
- Menyesuaikan cakupan otoritas keputusan manajer
entitas
- Biaya lebih penting dari manfaat
Contoh laporan laba rugi
Metode
Responsibility
Structures Pengendalian
Metode Pengendalian
Name: Setelah periode pengukuran

- Menghilangkan efek mendistorsi > Tidak


dapat dikendalikan : ukuran hasil
- Secara objektif (numerik) : Analisis
Varians, standar kinerja yang fleksibel dan
evaluasi kinerja yang relatif
- Secara subjektif : Pelatihan penilaian
- Manfaat dan biaya pada masing-masing
pendekatan
Analisis Varians

Konsep Tujuan Analisis Varians

- Analisis sistematik > How and - Memisahkan faktor yang tidak


why dua angka berbeda dapat dengan yang dapat
- Aplikasi MCS > analisis varians dikendalikan : Perbedaan
: standar, anggaran atau antara hasil aktual dan hasil
ekspektasi yang direncanakan
- Memisahkan varian yang dapat - Mengisolasi kinerja faktor yang
dapat dikendalikan : individu
dikendalikan dan tidak : Positif
khusus dapat bertanggung
dan negatif jawab
- Teknik analisis varians
Analisis Varians
Standar Kinerja Fleksibel

Gambaran
- Kinerja lebih fleksibel :
Memperbaharuinya Kinerja karyawan > diharapkan :
- Standar kuno : resiko tidak kondisi aktual - periode pengukuran
dapat dikendalikan
- Rolling budgets : Aplikasi dari
Contoh
Volume penjualan, volume
pendekatan ini
produksi, tingkat bunga atau nilai
- Pembaharuan standar > masalah
tukar
waktu dan biaya serta masalah
myopia Anggaran Fleksibel
Istilah keuangan > Indikator
jumlah aktivitas (Biaya dikaitkan)
Evaluasi Kinerja
Relatif
RPE - Pengaturan > kelompok
Kinerja bukan tingkatan mutlak > perbandingan : penggunaan RPE
hasil relatif atau pesaing luar - Tidak memengaruhi evaluasi/
justifikasi kinerja : Penyesuaian
Lebih Efektif target
Tugas sama untuk serangkaian - Target > RPE rencana awal
kesempatan dan kendala disesuaikan dengan kenyataan :
cara diskresionari
Ditemukan

Bank atau perusahaan fast food


Mempertimbangkan semua logika
yang melekat di dalam metode
Evaluasi objektif penyesuaian > Tidak dapat
dikendalikan
Kinerja
Subjektif Masalah subjektivitas

1. Hak kekuasaan : atasan ke bawahan


2. Cenderung bias : Hindsight Effect
Ukuran hasil 3. Hal yang tidak memadai : umpan balik
4. Tidak memahami atau tidak percaya
5. Penciptaan budaya membuat alasan
Secara lengkap dan akurat (excuse culture : Attribution theory
atau seperti yang
disampaikan ahli kompetensi
STUDI KASUS
Perusahaan jasa finansial
terdiversifikasi Name: BANK OF THE DESERT (A)
Perbankan, asuransi, investasi, Asset $30 miliar & lebih dari 10.000
hipotek dan keuangan karyawan.

Manajer BoD ingin mempertahankan harga saham BoD pada nilai yang
tinggi agar pihak lain tidak mengakuisisi dan agar tetap independen.
Menetapkan target tingkat pertumbuhan pendapatan persaham yang
agresif sebesar 10%. Walaupun target ini tidak selalu terpenuhi tetapi
BoD mampu mencapai target tersebut dalam jangka panjang.
Annete Lo, Presiden dari Jaringan Kantor Cabang divisi

Masalah perbankan ritel Bank of the Desert mempertimbangkan


kecukupan sistem pengukuran dan evaluasi kinerja dari kantor
cabang

- BoD memiliki budaya penjualan - keluhan dari beberapa manajer


yang agresif sehingga indicator kantor cabang mengenai target
kinerja mereka : Tidak paham
kinerja nya harus tepat.
cara penetapan dan kurang adil
- Kantor cabang yang (mengeluh)
bersangkutan tidak berhasil - Klaim mengenai tolok ukur dan
evaluasi kinerja yang digunakan
mencapai target pertumbuhan
oleh bank dianggap berorientasi
mereka. : akuisisi x retensi > perputaran
nasabah
Solusi

- Manajer kantor cabang hanya bertanggung jawab atas masalah yang sesuai
lingkup kerjanya
- Perusahaan aware dan terlibat langsung atas masalah yang terjadi :
karyawan merasa ada dukungan dan motivasi
- Hal-hal yang bersangkutan dengan pekerjaan dibicarakan dengan
musyawarah : tidak terjadi klaim
- Pihak perusahaan atau bank yang bersangkutan membicarakan hal-hal yang
berhubungan dengan pekerjaan mereka secara bersama-sama bagi
kelancaran bank
THANKS

CREDITS: This presentation template was


created by Slidesgo, including icons by
Flaticon, infographics & images by Freepik

Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai