Anda di halaman 1dari 20

PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Dasar Dasar Pendidikan


Dosen Pengampu : Muhtarom,M.Sc.

Disusun Oleh :
Nama : Miftahudin
Prodi : MPI

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH(STIT)


PRINGSEWU KAMPUS YPPTQMH AMBARAWA
PROGRAM PENDIDIKAN : PGMI,PBA,MPI
2021/2022

i
PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN MAKALAH DASAR DASAR
PENDIDIKAN

Makalah Yang Berjudul : Pendidik Dan Peserta Didik


Disusun Oleh : Miftahudin
NM :
Program : Strata Satu (S1)
Program Studi : MPI

Ambarawa, 22 November 2021

Dosen Pengampu Penulis

Muhtarom,M.Sc Miftahudin

ii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Segala puji hanya milik Allah azza wajal, shalawat seiring salam semoga
selalu tercurah kepada Nabi akhir zaman yakni Muhammad Saw. Keluarga, sahabat
dan seluruh umatnya yang setia dan istiqomah berada di atas ajarannya hingga hari
kiamat.
Penulis sangat bersyukur karena berkat rahmat dan karuniaNyalah penulis
dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “PENDIDIK DAN PESERTA
DIDIK”. Penyusunan makalah ini sebagai tugas dari mata kuliah Dasar - dasar
Pendidikan Program Studi Manajmen Pendidikan Islam STIT Pringsewu Kampus
YPPTQMH Ambarawa.
Dalam penyusunan makalah ini penulis sangat menyadari masih banyak
kekurangan dan kesalahan sehingga penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini. Penulis juga
mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pengampu mata Dasar-dasar
Pendidikan yang telah memberikan materi perkuliahan serta arahannya, mudah-
mudahan Allah SWT membalas atas semua bantuan yang telah diberikan dengan
tulus dan ikhlas. Penulis berharap makalah ini berguna bagi kita semua. Aamiin…
Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih. Akhirul kalam,
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Ambarawa, 22 November 2021

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………… i
LEMBAR PENGESAHAN………………………………………. ii
KATA PENGANTAR……………………………………………. iii
DAFTAR ISI……………………………………………………… iv
DAFTAR GAMBAR……………………………………………… v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah………………………………… 1
B. Rumusan Masalah………………………………………. 1
C. Tujuan…………………………………………………… 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pendidik................................................................................ 3
1. Pengertian Pendidik..................................................... 3
2. Jenis-jenis Pendidik...................................................... 3
3. Ciri-ciri Pendidik.......................................................... 4
4. Sifat-sifat pendidik........................................................ 5
5. Syarat pendidik............................................................. 8
6. Fungsi pendidik............................................................. 8
7. Kompetensi pendidik.................................................... 10
B. Peserta didik.......................................................................... 11
1. Pengertian Peserta Didik............................................... 11
2. Ciri-ciri Peserta Didik................................................... 12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................... 14
B. Saran.................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................ 15

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 …………………………………………………………... 3
Gambar 2…………………………………………………………… 12

v
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita, ini berarti
bahwa setiap manusia Indonesia berhak mendapatkannya dan diharapkan untuk
selalu berkembang didalamnya, pendidikan tidak akan ada habisnya. Pendidikan
secara umum mempunyai arti suatu proses kehidupan dalam mengembangkan diri
tiap individu untuk dapat hidup dan melangsungkan kehidupan. Sehingga menjadi
seorang yang terdidik itu sangat penting. Kita dididik menjadi orang yang berguna
baik bagi Negara, Nusa dan Bangsa. Pendidikan pertama kali yang kita dapatkan di
lingkungan keluarga (Pendidikan Informal), lingkungan sekolah (Pendidikan
Formal),dan lingkungan masyarakat (Pendidikan Nonformal).Pendidikan Informal
adalah pendidikan yang diperoleh seseorang dari pengalaman sehari-hari dengan
sadar atau tidak sadar,sejak seseorang lahir sampai mati. Proses pendidikan ini
berlangsung seumur hidup. Pendidikan bertujuan untuk menciptakan karakter yang
berkualitas, dengan terciptanya manusia yang berkarakter, manusia berkeinginan
untuk menciptakan perubahan, tentunya untuk menciptakan keinginan tersebut
harus di dapatkan melalui proses belajar.
Belajar sangat penting bagi manusia, dan secara alamiah manusia tumbuh
dan berkembang sejak dalam kandungan sampai meninggal mengalami proses
tahap demi tahap. Manusia tidak mampu akan mampu mencapai kesempurnaan
tanpa adanya proses belajar yang disebut belajar. Belajar, sebagai usaha memupuk
dan mengembangkan pribadi manusia dari aspek rohani dan jasmani. Belajar
sebagai proses mengarahkan manusia untuk mencapai kehidupan yang lebih baik
dan mengangkat derajat manusia sesuai fitrahnya. Belajar sangat penting untuk
peserta didik, terutama dalam mengantisipasi kebodohan sebagai dampak negative
dan era persaingan bebas yang melanda dunia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pendidik?
2. Apa saja jenis-jenis pendidik?
3. Bagaimana ciri-ciri pendidik?
4. Bagaimana sifat-sifat pendidik?
5. Apa saja syarat seorang pendidik?
6. Apa fungsi pendidik?
7. Apa saja kompetensi yang harus dimiliki pendidik?

1
8. Apa pengertian peserta didik?
9. Bagaimana ciri-ciri peserta didik?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui pengertian pendidik.
2. Mengetahui jenis-jenis pendidik.
3. Mengetahui ciri-ciri pendidik.
4. Mengetahui sifat-sifat pendidik.
5. Mengetahui syarat pendidik.
6. Mengetahui fungsi pendidik.
7. Mengetahui kompetensi yang harus dimiliki pendidik.
8. Mengetahui pengertian peserta didik.
9. Mengetahui ciri-ciri peserta didik.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pendidik

1. Pengertian pendidik
Pendidik didefiniskan sebagai orang dewasa yang bertanggung jawab
terhadap pelaksanaan pendidikan dalam memberikan ilmu dan membimbing anak
tersebut bisa menuju ke arah kedewasaan dengan gambaran kedewasaan yang
senatiasa dibayangkan oleh anak dalam diri pendidiknya, di dalam pergaulan antara
pendidik dan anak didik, dalam istilah Langeveld disebut situasi pendidikan.
2. Jenis-jenis pendidik
Pendidik sebagai orang yang bertanggung jawab membimbing anak untuk
mencapai kedewasaan, dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu pertama pendidik karena
keharusan atas kewajaran kehidupan, sedangkan yang kedua adalah pendidik
karena diserahi tugas untuk mendidik anak.
Pendidik pertama yaitu orang tua ayah dan ibu. Pendidik kedua ialah
pendidik pendidik sebagai suatu profesi yang karena jabatannya ia harus mendidik
anak, misalnya guru di sekolah (TK-SMA), pembimbing pada kelompok bermain
(play group), para pembimbing dilembaga pemeliharaan anak yatim piatu, dan
sebagainnya.
a. Orang tua
Orang tua secara wajar menjadi pendidik karena merasa bertanggung jawab
terhadap anaknya. Sehingga dengan tanggung jawab itu mengundang para orang
tua untuk membantu berkembangnya si anak, dan membantu perkembangan
itulah disebut mendidik. Peran pendidik pertama ini sangat besar, karena mereka
bukan saja sekedar mendidik anak agar ia menjadi besar dan pandai sagala
macam, namun terutama ia membantu perkembangan anak dalam segi

3
kemanusiannya, menjadikan anak didik menjadi manusia yang mampu hidup
bersama dengan orang lain, manusia bermoral dan berhati nurani.
Orang tua memiliki pengaruh langsung dari orang tua terhadap masa depan
anak kedua pada berbagai jenjang kehidupannya, baik pada periode kanak-
kanak, remaja, dan dewasa. Karena itu islam mengganggap tugas pendidikan
anak sebagai suatu kewajiban bagi orang tua yang harus didahulukannya.
b. Guru
Pendidik kedua adalah mereka yang diberi tugas menjadi pendidik. Mereka
mendapat tugas dari orang tua, sebagai pengganti orang tua. Mereka menjadi
pendidik karena profesinya sebagai pendidik, guru di sekolah mislanya.
Guru sebagai pendidik harus memenuhi beberapa syaratk husus untuk
mengajar dibekali dengan berbagai ilmu kependidikan dan keguruan sebagai
dasar, disertai perangkat latihan keterampilan keguruan (Praktek Pengalaman
Lapangan), disitulah ia belajar mempersonalisasikan beberapa sikap keguruan dan
kependidikan yang diperlukan.
3. Ciri-ciri pendidik
a. Adanya kewibawaan
Kewibawaan yang terpancar daripada dirinya terhadap anak didik.
Kewibawaan adalah suatu pengaruh yang diakui suatu kebenaran dan
kebesarannya, bukan sesuatu yang memaksa. Kewibawaan harus berbanding
dengan ketidakberdayaan anak didik, jika pendidik kemampuannya tidak
berbeda dengan anak didik, maka kewibawaan tersebut sukar ditegakan.
Dengan demikian kewibawaan seorang pendidik akan diakui apabila
pendidik mempunyai kelebihan dari anak didiknya baik sikap, pengetahuan
maupun keterampilan.
b. Mengenal Anak Didik
Seorang pendidik harus mengenal anak didik secara khusus agar
pendidikannya dapat sesuai dengan setiap anak secara perorangan, hal tersebut
dapat dipelajari dari psikologi perkembangan.
Setiap anak dalam satu kelas memiliki usia yang tidak jauh berbeda,
sifatnya secara khusus juga berbeda. Untuk itu seorang pendidik harus mengenal
anak didiknya.
c. Membantu Anak Didik
Ciri ketiga seorang pendidik adalah mau membantu anak didiknya, dan
bantuan yang diberikan harus sesuai dengan yang diharapkan anak didiknya.
Setiap anak didik mau menjadi dirinya sendiri, ingin berdiri sendiri, mau
bertanggung jawab sendiri dan ingin menentukan sendiri, untuk itu pendidik

4
tidak boleh terlalu memaksakan kehendak tapi ingat pada keinginan anak
didiknya tersebut.
4. Sifat-sifat Pendidik
Mahmud Yunus dengan memberikan gambaran tentang sifat-sifat yang
harus dimiliki seorang guru, agar guru tersebut berhasil dalam tugasnya sebagai
tenaga pengajar dan juga sebagai seorang figur yang akan selalu diingat dan
dicontoh oleh anak didiknya. Adapun sifat-sifat yang harus dimiliki seorang guru
adalah sebagai berikut:
a. Guru harus mengasihi muridnya seperti ia mengasihi anaknya sendiri.
Sudah menjadi suatu tugas bagi guru untuk mengasihi dan menyayangi
anak didiknya seperti ia mengasihi dan menyayangi anaknya sendiri dan
memikirkan keadaan mereka seperti memikirkan keadaan anaknya sendiri.
Rasa kasih sayang wajib dan harus ada pada tiap individu seorang guru. Rasa
kasih sayang tersebut lebih-lebih harus dicurahkan kepada anak didik yang
kurang mampu, bajunya kotor, kelakuannya buruk, perkataannya kasar,
mukanya masam, hatinya keras seperti batu.
Menurut Mahmud Yunus anak yang seperti inilah yang menjadi
kesempatan bagi seorang guru untuk beruasaha membangkitkan semangat
mereka yang telah padam dan menghidupkan jiwa mereka yang telah mati.
Maka salah satu jalan untuk menghidupkan jiwa anak-anak tadi, guru haruslah
mengetahui hal ikhwal dan kecendrungan hati anak tersebut, serta berusaha
menolong dan membantuya dan juga memberi petunjuk serta pengertian
kepada anak tersebut dengan penuh kejujuran dan kasih sayang.
b. Guru juga harus mempunyai sifat rasa kesadaran akan kewajibannya terhadap
masyarakat.
Dan seorang gurupun harus tahu bahwa tiap pelajaran yang diajarkannya
adalah untuk dan demi kepentingan masyarakat. Guru juga harus berusaha
menanamkan akhlaq dan cinta tanah air dalam jiwa muridnya. Menurut
Mahmud Yunus dasar pendidikan agama yang praktis dan cinta tanah air serta
teladan yang baik, guru akan dapat membentuk generasi baru dan umat yang
sempurna dalam segala segi yang dibutuhkan oleh masyarakat. Maka di tangan
gurulah dididik semua generasi bangsa, kemudian mereka masuk ke dalam
masyarakat, bekerja dalam lapangan masing-masing.
c. Seorang guru harus berlaku jujur dan juga ikhlas dalam pekerjaannya.
Kejujuran dan keikhlasan seorang guru dalam pekerjaannya adalah jalan
yang terbaik untuk kesuksesannya dalam mengajar sekaligus kesuksesan anak
didiknya dalam belajar. Guru harus menunaikan tugasnya dengan sebaik-
baiknya sebagai suatu kewajiban yang dipikul di atas pundaknya. Guru yang
terlambat datang ke kelas untuk mengajar adalah guru yang tidak jujur. Oleh
sebab itu guru haruslah jujur dan menjaga waktu murid supaya jangan terbuang

5
dengan percuma. Hendaklah guru datang ke sekolah tepat pada waktu yang
telah ditentukan dan jangan sekali-kali terlambat, supaya guru jadi contoh dan
tauladan bagi muridnya dalam menjaga waktu dan menepati janji.
d. Guru harus berhubungan terus dengan perkembangan ilmu pengetahuan.
Guru harus mengetahui sedikit tentang berbagai macam ilmu
pengetahuan. Hal tersebut berguna untuk menjawab pertanyaan dari muridnya
sewaktu-waktu.
Guru haruslah luas pengetahuan dan materinya, maka guru yang luas
wawasan keilmuannya akan dapat menata situasi kelasnya ketika pelajaran
berlangsung sekaligus akan menumbuhkan kecintaan anak didik terhadap
pelajaran yang diajarkannya tersebut.
e. Guru juga harus membiasakan muridnya untuk percaya pada diri sendiri dan
bebas berfikir.
Mahmud Yunus menyarankan untuk memberantas pendidikan yang
menyerahkan segala-galanya kepada guru, yang akan mengakibatkan kegagalan
anak didik pada masa yang akan datang. Menurut Mahmud Yunus pembiasaan
berfikir dan bekerja sendiri akan melatih kedewasaan pada anak didik dan akan
menimbulkan rasa tanggung jawab pada diri anak didik tersebut.
f. Seorang guru hendaknya berbicara dengan bahasa yang difahami dan
dimengerti oleh anak didik.
Guru yang berbicara dengan bahasa yang tidak difahami samalah artinya
dengan ibu memberikan makanan keras kepada bayinya yang baru lahir, tentu
anak tersebut tidak akan dapat menelannya. Demikian pula dengan anak didik
yang tidak memahami bahasa guru, maka anak didik tersebut tidak akan dapat
menerima pelajaran yang diberikan oleh guru tersebut.
g. Seorang guru harus memikirkan pendidikan akhlaq.
Guru harus ingat bahwa tujuan yang utama dalam pendidikan ialah
pendidikan akhlaq, baik perangai, keras kemauan, mengerjakan kebaikan dan
menjauhi kejahatan. Menurut Mahmud Yunus tujuan pendidikan akhlaq
bukanlah semata-mata belajar ilmu akhlaq. melainkan membentuk pemuda
pemudi yang berakhlaq baik, bercita-cita tinggi, baik perkataan dan
perbuatannya, bijaksana dalam segala tindakan. Menurut Mahmud Yunus bahwa
tujuan pendidikan akhlaq adalah membentuk akhlaq dan mendidik ruhani, yang
mana tujuan ini haruslah menjadi arah dan tujuan yang tetap dari setiap para
guru, baik guru pelajaran agama maupun guru pelajaran umum. Maka tiap
pelajaran adalah pelajaran akhlaq dan tiap guru adalah guru akhlaq.
Prof. Dr Moh Atthiyah Ap-abrasi mengemukakan bahwa seorang guru
harus memiliki sifat-sifat tertentu agar ia dapat melaksanakan tugasnya dengan
baik. Adapun sifat-sifat tersebut adalah:

6
a. Memiliki sifat zuhud, tidak mengutamakan materi dan mengajar karena
mencari keridaan allah.
b. Ikhlas dalam pekerjaan.
c. Seorang guru harus bersifat pemaaf terhadap muridnya, ia sanggup menahan
diri, menahan kemarahan, lapang hati, banyak sabar dan jangan pemarah karena
sebab-sebab yang kecil.
d. Seorang guru harus mencintai murid-muridnya seperti ia mencintai anak-
anaknya sendiri.
e. Seorang guru harus mengetahui tabiat, pembawaan, adat kebiasaan dan
pemikiran murid-muridnya.
f. Seorang guru harus menguasai materi mata pelajaran yang akan diberikannya,
serta memperdalam pengetahuannya sehingga meteri mata pelajaran yang
diajarkannya tidak akan bersifat dangkal.
Imam Al-Ghazali menasehati kepada para pendidik Islam agar memiliki sifat-
sifat sebagai berikut:
a. Seorang guru harus menaruh kasih sayang terhadap murid-muridnya dan
memperlakukan mereka seperti perlakuan mereka terhadap anaknya sendiri.
b. Tidak mengharapkan balas jasa ataupun ucapan terima kasih, tetapi dengan
mengajar itu ia bermaksud mencari keridoan Allah dan mendekatkan diri
kepadanya.
c. Memperhatikan tingkat akal anak-anak dan berbicara menurut kadar akalnya
dan jangan membicarakan sesuatu melebihi daya tangkap siswanya.
d. Jangan menimbulkan rasa benci pada diri murid mengenai cabang ilmu yang
lain, tetapi seyogyanya membukakan jalan bagi mereka untuk belajar
mempelajari ilmu tersebut.
e. Seorang guru harus mengamalkan ilmunya dan jangan berlainan kata dengan
perbuatannya.
Abdurrahman An Nahlawi juga menyarankan kepada guru untuk memiliki
sifat-sifat sebagai berikut:
a. Tingkah laku dan pola pikir guru bersifat Rabbani.
b. Guru seorang yang ikhlas.
c. Guru harus bersabar dalam mengajarkan berbagai pengetahuan kepada anak-
anak.
d. Guru jujur dalam menyampaikan apa yang diserukannya kepada anak
didiknya.

7
e. Guru harus mampu mengelola siswa, tegas dalam bertindak serta meletakkan
berbagai perkara secara proporsional.
f. Guru mempelajari kehidupan psikis para pelajar selaras dengan masa
perkembangannya ketika ia mengajar sehingga ia dapat memperlakukan
sesuatu sesuai dengan kemampuan dan kesiapan psikis mereka. Guru tanggap
terhadap berbagai kondisi dan perkembangan dunia yang mempengaruhi
jiwa, keyakinan, dan pola berpikir angkatan muda.
5. Syarat-syarat Pendidik
Setiap pekerjaan memerlukan syarat tertentu agar seseorang yang memiliki
pekerjaan tersebut bisa berperan secara efektif dan efisien. Bagi seorang pendidik
yang bergaul dengan peserta didik yang berbeda karakter dan harus berubah ke
arah yang lebih baik, maka syarat tersebut harus dipenuhi. Menurut Edi Suardi
(1984) pendidik harus memenuhi beberapa persyaratan, yakni :
a. Seorang pendidik harus mengetahui tujuan pendidikan.
Sudah pasti tujuan akhir pendidikan harus ia sadari benar. Pendidik harus
mempunyai banyak pengetahuan tentang apa yang disebut manusia dewasa,
sesuai dengan tempat dan waktu. Apabila di suatu negara terdapat suatu lembaga
pendidikan, maka seorang pendidik harus mengenal tujuan pendidikan nasional
atau cita-cita nasional negara tersebut.
b. Seorang pendidik harus mengenal peserta didiknya.
c. Seorang pendidik harus tahu prinsip dan penggunaan alat pendidikan.
Ia harus tahu pula memilih yang mana yang cocok untuk seorang anak pada
situasi tertentu. Ia harus menentukan jalan atau prosedur mendidik yang
bagaimana yang harus ia gunakan atau tempuh.
d. Seorang pendidik harus menyatu dengan anak didiknya.
Seorang pendidik harus bisa menyatu dengan anak didiknya, tetapi bukan
berarti ia lupa akan dirinya sendiri. Ia tetap orang dewasa tetapi harus
menyesuaikan cara mendidik anak yang sesuai dengan dunia anak-anak.
6. Fungsi Pendidik
Menurut Ahmad Farid mengutip CeceWijayadan A. Tabrani Rusyan,
menjelaskan beberapa peranan dan fungsi pendidik tersebut sebagai berikut:
a. Guru sebagai pengajar dan pendidik
b. Guru sebagai anggota masyarakat
c. Guru sebagai pemimpin
d. Guru sebagai pelaksana administrasi
e. Guru sebagai pengelola proses belajar mengajar.

8
Fungsi guru juga dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Korektor, guru harus bisa membedakan mana nilai yang baik dan mana nilai
yang buruk. Kedua nilai yang berbeda ini harus betul-betul dipahami dalam
kehidupan di masyarakat. Kedua nilai ini mungkin telah anak didik miliki dan
mungkin pula telah mempengaruhinya sebelum anak didik masuk sekolah.
b. Inspirator, guru harus dapat memberikan ilham yang baik bagi kemajuan
belajar anak didik. Persoalan belajar adalah masalah utama anak didik. Guru
harus dapat memberikan petunjuk (ilham) bagaimana cara belajar yang baik.
Petunjuk itu tidak mesti harus bertolak dari teori-teori belajar, dari penaglaman
pun bias dijadikan petunjuk bagaimana cara belajar yang baik. Yang penting
bukan teorinya, tapi bagaimana melepaskan masalah yang dihadapi anak didik.
c. Informator, guru harus dapat memberikan informasi perkembangan ilmu
pengeahuan dan teknologi, selain sejumlah bahan pelajaran untuk setiap mata
pelajaran yang telah diprogramkan dalam kurikulum. Informasi yang baik dan
efektif diperlukan dari guru. Kesalahan informasi adalah racun bagi anak didik.
Untuk menjadi informator yang baik dan efektif, penguasaan bahasalah sebagai
kuncinya, ditopang dengan bahan yang akan diberikan kepada anak didik.
d. Organisator, adalah sisi lain dari peranan yang diperlukan dari guru. Dalam
bidang ini guru memiliki kegiatan pengelolaan kegiatana kademik, menyusun
tata tertib sekolah, menyusun kalender akademik dan sebagainya. Semuanya
diorganisasikan, sehingga dapat mencapai efektivitas dan efesiensi belajar pada
diri anak didik.
e. Motivator, guru hendaknya dapat mendorong anak didik agar bergairah dan
aktif belajar. Dalam upaya memberikan motivasi, guru dapat menganalisis
motif-motif yang melatarbelakangi anak didik malas belajar dan menurun
perestasinya di sekolah. Peranan guru sebagai motivator sangat penting dalam
intrkasiedukatif, karena menyangkut esensi pekerjaan pendidik yang
membutuhkan kemahiran sosial, menyangkut performance dalam personalisasi
dan sosialisasi diri.
f. Inisiator, dalam perannya sebagai inisiator, guru harus dapat menjadi
pencetus ide-ide kemajuan dalam pendidikan pengajaran. Proses intraksi
edukatif yang ada sekarang harus diperbaiki sesuai perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi di bidang pendidikan.
g. Fasilitator, guru hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang
memungkinkan kemudahan kegiatan belajar anak didik. Lingkungan belajar
yang tidak menyenangkan, suasana ruang kelas yang pengap, meja dan kursi
yang berantakan, fasilitas belajar yang kurang memadai akan menyebabkan anak
didik malas belajar.
h. Pembimbing, peranan guru yang tak kalah pentingnya dari semua peranan yang
telah disebutkan di atasa dalah sebagai pembimbing. Peranan ini harus lebih

9
dipentingkan. Karena kehadiran guru di sekolah adalah untuk membimbing anak
didik menjadi manusia dewasa. Tanpa bimbingan, anak didik akan mengalami
kesulitan dalam menghadapi perkembangan dirinya.
i. Demonstrator, dalam interaksi edukatif, tidak semua bahan pelajaran dapat anak
didik pahami. Apalagi anak didik yang memiliki intelegensi yang sedang. Untuk
bahan pelajaran yang sukar dipahami anak didik.
Guru harus berusaha membantunya, dengan cara memperagakan apa yang
diajarkan secara didaktis, sehingga apa yang guru inginkan sejalan dengan
pemahaman anak didik, tidak terjadi kesalahan pengertian antara guru dan anak
didik. Tujuan pengajaran pun dapat tercapai dengan efektif dan efisien.
j. Pengelola kelas, guru hendaknya dapat mengelola kelas dengan baik, karena
kelas adalah tempat berhimpun semua anak didik dan guru dalam rangka
menerima bahan pelajaran dari guru. Kelas yang dikelola dengan baik akan
menunjang jalannya interaksi edukatif. Sebaliknya, kelas yang tidak dikelola
dengan baik akan menghambat kegiatan pengajaran. Kelas yang terlalu padat
dengan anak didik, pertukaran udara kurang, penuh kegaduhan, lebih banyak
tidak menguntungkan bagi terlaksananya interaksi edukatif yang optimal.
k. Mediator, guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup
tentang media pendidikan dalarn berbagai bentuk dan jenisnya, baik media
nonmaterial maupun materil. Media berfungsi sebagai alat komunikasi guna
mengefektifkan proses interaksi edukatif. Keterampilan menggunakan semua
media itu diharapkan dari guru yang disesuaikan dengan pencapaian tujuan
pengajaran.
l. Supervisor, guru hendaknya dapat membantu, memperbaiki, dan menilai secara
kritis terhadap proses pengajaran. Teknik-teknik supervise harus guru kuasai
dengan baik agar dapat melakukan perbaikan terhadap situasi belajar mengajar
menjadi lebih baik. Untuk itu kelebihan yang dimiliki supervisor bukan hanya
karena posisi atau kedudukan yang ditempatinya, akan tetapi juga karena
pengalamannya, pendidikannya, kecakapannya, atau keterampilan-keterampilan
yang dimilikinya. Atau karena memiliki sifat-sifat kepribadian yang menonjol
daripada orang-orang yang disupervisinya. Dengan sernua kelebihan yang
dimiliki, ia dapat melihat, menilai atau mengadakan pengawasant erhadap orang
ataus esuatu yang disupervisi.
m. Evaluator, guru dituntut untuk menjadis eorang evaluator yang baik dan jujur,
dengan memberikan penilaian yang menyentuh aspek ekstrinsik dan intrinsik.
7. Kompetensi Pendidik
Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku
yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh pendidik/guru atau dosen dalam
melakukan tugas keprofesionalan. Drs. Akmal Hawi mengemukakan bahwa
kompetensi merupakan kemampuan dan kewenangan guru dalam melaksanakan

10
profesi keguruannya. Kompetensi tersebut dapat dinilai dan sangat penting dalam
hubungannnya dengan kegiatan belajar-mengajar dan hasil belajar siswa, demikian
pula dapat digunakan sebagai pedoman dalam rangka pembinaan dan
pengembangan tenaga pendidik. Untuk menjadi pendidik yang profesional tentunya
harus memiliki kompetensi keguruan.
Dalam pasal pasal 28 ayat 3 PP RI No.19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan, pendidik sebagai agen pembelajaran harus memiliki empat
jenis kompetensi yaitu kompetensi paedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi professional dan kompetensi sosial.
a. Kompetensi paedagogik.
Kompetensi paedagogik adalah pemahaman guru terhadap anak didik,
perencanaan, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pengembangan anak didik untuk mengaktualisasikan sebagai potensi yang
dimilikinya.
b. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi Kepribadian, berupa kepribadian yang mantap dan stabil,
dewasa arif, berwibawa dan berakhlak mulia, sehingga dapat menjadi teladan.
Bagi seorang guru hal ini merupakan modal dasar untuk menjalankan tugasnya
secara professional.
c. Kompetensi Profesional
Kompetensi Profesional, menurut ahli pendidikan, sebuah pekerjaan
dikatakan profesi jika dilakukan untuk mencari nafkah, sekaligus dilakukan
dengan tingkat keahlian yang tinggi. Dalam konteks profesionalisme mengajar,
menurut J.B. Situmorang dan Winarno mengemukakan secara umum seorang
guru dikatakan professional paling tidak harus menguasai dua hal yaitu: Pertama,
menguasai materi dan ilmu pengetahuan yang diajarkan atau yang menjadi
tanggung jawabnya. Kedua, menguasai cara mengajar dengan baik.
d. Kompetensi sosial.
Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi, menjalin
kerjasama dan berinteraksi secara efektif dan efisien, baik itu dengan anak didik,
sesama pendidik, orang tua/wali, maupun dengan masyarakat sekitar.
Dari keempat kompetensi yang telah diuraikan tersebut, tentunya pendidik
akan berhasil menjalankan tugasnya apabila memiliki kompetensi tersebut dan
akan menciptakan kualitas yang baik.

11
B. Peserta didik

Dalam kegiatan pendidikan, peserta didik menjadi tumpuan harapan agar


menjadi manusia yang utuh, manusia berasusila dan bermoral, bertanggung jawab
bagi kehidupan, baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat. Peserta didik
menunjukkan seorang manusia yang belum dewasa, yang akan dibimbing oleh
pendidiknya untuk menuju kedewasaannya. Dewasa disini bukan dewasa dalam
bentuk jasmani kecil, akan tetapi peserta didik memang manusia yang sedang
mengalami pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan potensi yang dimiliki.
Kemampuan berpikir, merasa, menganalisa, mengemukakan pendapat, berbahasa,
social memang masih belum berkembang, masih memerlukan bantuan dari luar
dirinya untuk mewujudkannya. Karena itu pendidikan harus dapat memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk terlib ataktif dan kreatif.
Peserta didik harus merasakan suasana yang menyenangkan yang dilandasi
rasa kasih sayang yang penuh dengan tantangan atau motivasi sehingga peserta
didik dapat mengembangkan segala potensi dan bakat yang dimiliki. Disamping itu,
perlu disadari dalam pelaksanaan proses pendidikan bahwa masing-masing peserta
didik memiliki pribadi-pribadi yang membedakan dirinya satu dengan yang
lainnya, tidak ada dua individu yang sama. Pembinaan yang dilakukan terhadap
peserta didik dalam pendidikan harus memperhatikan masing-masing individu
peserta didik.
1. Pengertian Peserta Didik
Secara etimologi peserta didik dalam bahasa arab disebut Tilmidz
jamaknya Talamid yang artinya murid. Menurut Abu Ahmadi peserta didik
merupakan anak yang belum dewasa, yang memerlukan usaha, bantuan,
bimbingan orang lain untuk menjadi dewasa, supaya dapat melaksanakan
tugasnya sebagai makhluk Tuhan.
Peserta didik adalah individu yang belum dewasa yang mempunyai suatu
potensi yang harus di berkembangkan, yang memiliki kepribadian dan ciri khas
yang berbeda dan berusaha mengembangkan potensi yang dimilikinya melalui
pembelajaran. Peserta didik merupakan objek dari pendidikan. Suatu individu
yang sangat membutuhkan orang dewasa untuk membimbingnya, salah satunya
adalah guru (pengajar), untuk membimbing mereka menjadi dewasa.

12
2. Ciri-ciri Peserta Didik
a. Individu yang memiliki potensi atau bakat yang berbeda-beda.
Sejak lahir, anak telah dianugrahi bakat atau potensi yang berbeda-beda.
Tidak ada anak yang lahir tanpa memiliki potensi, namun hanya saja karena
kurang dikembangkan. Oleh sebab itu untuk mengembangkan potensi yang
dimilki maka diperlukan suatu bimbingan, baik itu dari orang tua ataupun
lingkungan tempat tinggalnya.
b. Individu yang sedang berkembang
Dapat diartikan bahwa individu akan terus berkembang, dan sedang
berkembang baik itu berkembang tentang pola pikirnya atau pun dalam fisiknya.
Individu tidak akan tetap begitu saja, dia akan terus berkembang khususnya
sesuai dengan usianya. Ia akan berkembang dengan sendirinya. Ketika individu
sedang berkembang maka peran orang tua atau guru pun sangat diperlukan. Atas
dasar itu pendidik harus dapat mengatur kondisi dan strategi yang relevan
dengan kebutuhan peserta didik.
c. Individu yang mebutuhkkan bimbingan secara manusiawi
Dalam proses berkembang, peserta didik membutuhkan bimbingan,
seperti halnya bayi yang baru lahir ia sangat membutuhkan seorang ibu untuk
berkembang dan untuk hidup. Namun disini berbeda, peserta didik memang
bukan lagi bayi. Namun mereka membutukan bimbingan, dan tentunya masih
tergantung kepada yang ia anggap dewasa.
d. Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri
Dalam perkembangnya, peserta didik mempunyai kemampuan yang
akan membawanya kepada kedewasaan. Dimana orang tua ataupun pendidik
dapat membebaskannya, namun tidak membebaskan begitu saja melainkan
sedikit demi sedikit. Dimana peserta didik suah bisa menjalani kehidupannya
sendiri, agar dia dapat memperoleh kesempatan untuk bertanggung jawab
dengan apa yang dia perbuat.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendidikan secara umum mempunyai arti suatu proses kehidupan dalam
mengembangkan diri tiap individu untuk dapat hidup dan melangsungkan
kehidupan. Sehingga menjadi seorang yang terdidik itu sangat penting. Pendidik
dan peserta didik adalah komponen utama dalam penyelenggaran pendidikan.
Pendidik didefiniskan sebagai orang dewasa yang bertanggung jawab
terhadap pelaksanaan pendidikan dalam memberikan ilmu dan membimbing anak
tersebut bisa menuju ke arah kedewasaan sedangkan peserta didik adalah individu
yang belum dewasa yang mempunyai suatu potensi yang harus di berkembangkan,
yang memiliki kepribadian dan ciri khas yang berbeda dan berusaha
mengembangkan potensi yang dimilikinya melalui pembelajaran.
Pendidik bukan hanya guru di sekolah saja, tetapi orangtua juga merupakan
pendidik yang utama. Pendidik dalam mendidik anak didiknya harus memenuhi
syarat dan juga memiliki empat kompetensi yang harus dimiliki seorang pendidik.
Peserta didik merupakan individu yang berbeda-beda baik dalam kepribadiannya
maupun potensi yang dimilik masing-masing peserta didik. Untuk mencapai tujuan
pendidikan, seorang pendidik harus mampu memahami ciri-ciri peserta didik.

B. Saran
Pada dasarnya, pendidik dan peserta didik merupakan dwi tunggal yang
kokoh bersatu. Keduanya, memiliki hubungan yang erat. Untuk itu pendidik harus
bisa menjalin hubungan yang harmonis dengan para peserta didiknya dengan
senantiasa bersikap profesional sehingga harapan tercapainya tujuan pendidikan
bisa dengan mudah terwujudkan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Sadulloh, U. dkk. (2011). Pedagogik (Ilmu Mendidik). Bandung: Alfabeta cv.


Kurniawan, A. dkk. (2011). Jurnal Hakikat Peserta Didik (Kelompok 4).[Online].
Tersedia: http://poenyabioeks09.blogspot.co.id/2011/10/jurnal-hakikat-
peserta-didik-kelompok-4.html. (20 Februari 2018).
Firdaus. (2011). Sifat-sifat Guru dalam Pandangan Mahmud Yunus. (Tesis).
Sekolah Pascasarjana, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim,
Riau.
di:https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://repos
itory.uinsuska.ac.id/1488/1/2011_201140.pdf&ved=2ahUKEwip_ICqmr3
ZAhWCe7wKHZjlC1sQFjAAegQIBxAB&usg=AOvVaw2s67qe7e7A2zN
UtD6Sfvum. (24 Februari 2018).
Mukroji. (2014). Hakikat Pendidikan dalam Pandangan Islam. Jurnal:
Kependidikan, 2, 15-29. di: https://www.google.co.id/url?sa=t&
source=web&rct=j&url=http://ejournal.iainpurwekerto.ac.id/index.php/jur
nalkependidikan/article/view/55o&ved=2ahUKEwiUjKTImr3ZAhUHiLw
KHQhEDjUQFjAAegQICBAB&usg=AOvVaw3fdTIRi9mTDNWoSoMj8
Bme. (24 Februari 2018).
Jakarimba, Wardono. (2012). Peserta Didik. [Online]. Tersedia di:
http://wardonojakarimba.blogspot.co.id/2012/05/aku-cinta-i
ndonesia.html?m=1. Diakses pada 24 Februari 2018 pada pukul 14:26.
M.Ramli.(2015). Hakikat Pendidik dan Peserta Didik. Volume 5. Nomor1.
http://idr.uin-antasari.ac.id/4626/1/M%20Ramli_Hakikat%20Pendidik.pdf.
. Diakses pada 24 Februari 2018 pada pukul 14:35.
_[online].tersedia di : https://artikelpe.blogspot.co.id/2016/03/ciri-khas-peserta-
didik.html. Diakses pada 24 Februari 2018 pada pukul 15:23.

15

Anda mungkin juga menyukai