Disusun Oleh:
Fathurrazaq 12001206
KELAS F/SEMESTER 3
Segala puji bagi Allah Yang Maha Agung atas kucuran rahmat dan
karunia- Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah sebagai penunjang mata
kuliah Tafsir Tarbawi. Shalawat dan salam juga kami persembahkan kepada
baginda Nabi Muhammad SAW yang melalui syariat beliaulah kita semua
mengenal Allah ‘Azza Wa Jalla.
Adapun makalah ini mengangkat sebuah judul Materi Pembelajaran Pai
Sd Kelas 3 Semester genap. Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas dosen pada mata kuliah Pendidikan dasar . Selain itu, makalah
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Siti Nelly, S.Pd., M. Si.
selaku dosen mata kuliah Pendidikan dasar yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan. Kami juga mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membagikan sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan Masalah.............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Pengertian KI dan KD.............................................................2
2. Indikator Pencapaian KD...........................................................................3
3. Isi materi PAI SD kelas 3 ...........................................................................4
4. Strategi dan mode pembelajaran...............................................................4
5. Contoh dan Alat Evaluasi PAI SD Kelas 3...............................................6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016
tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran Pada Kurikulum
2013 Pada Pendidikan Dasar dan Menengah, yang diberlakukan dan
ditetapkan pada tanggal 7 Juni 2016 merupakan pengganti/ perubahan dari
ketentuan yang mengatur tentang Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar,
Muatan Pembelajaran dalam Struktur Kurikulum, Silabus, Pedoman Mata
Pelajaran, dan Pembelajaran Tematik Terpadu sebagaimana diatur dalam
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 57 Tahun 2014
tentang Kurikulum 2013 Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah, Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 58 Tahun 2014 tentang
Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah,
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 59 Tahun 2014
tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah, dan
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 60 Tahun 2014
tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah
Kejuruan.
1
B. Rumusan Masalah
Yang menjadi pembahasan utama adalah:
1. Apa Pengertian dari Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar?
2. Apa pengetian indikotar Pencapaian KD?
3. Apa Saja isi materi PAI Kelas 3?
4. Apa strategi dan Metode Pembelajaran PAI SD kelas 3 ?
5. Bagaimana contoh alat evaluasi pada pembelajaran PAI SD kelas 3?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian KI Dan KD.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian KI dan KD
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar merupakan komponen Standar Isi
untuk jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Kompetensi Inti (KI) dan
Kompetensi Dasar (KD) secara khusus diatur dalam Permendikbud Nomor 24 Tahun
2016 tentang Pemetaan KI dan KD.
1. Kompetensi Inti
Kompetensi Inti merupakan elemen batu dalam dunia pendidikan yang tidak
dimiliki oleh kurikulum sebelumnya. Kompetensi Inti memiliki kedudukan yang sama
dengan Standar Kompetensi yang digunakan pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP).
Pengertian Kompetensi Inti adalah tingkat kemampuan untuk mencapai Standar
Kompetensi Lulusan yang harus dimiliki peserta didik pada setiap tingkat kelas atau
program yang menjadi landasan pengembangan Kompetensi Dasar. Standar Kompetensi
lulusan tersebut meliputi aspek sikap, pengetahuan, dan ketrampilan. Kompetensi Inti
harus menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian hard skills dan soft
skills.
Kompetensi inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi SKL dalam bentuk
kualitas yang harus dimiliki oleh peserta didik yang dinyatakan telah menyelesaikan
pendidikan pada satuan pendidikan tertentu. Di dalam mempermudah operasionalnya,
kompetensi inti pada ranah sikap dibedakan menjadi dua, yaitu sikap spiritual dan sikal
sosial. Sikap spiritual terkait dengan tujuan pendidikan nasional untuk membentuk
peserta didik yang beriman dan bertakwa.
Sedangkan sikap sosial terkait dengan tujuan pendidikan nasional untuk
membentuk peserta didik yang berakhlak mulia, mandiri, demokratis, dan bertanggung
jawab. Pemilahan pada ranah sikap ni menjadi hal penting yang membedakan antara
Kurikulum 2013 dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Dengan demikian, Kompetensi Inti mencakup empat dimensi yang
mencerminkan: (a) sikap spiritual; (b) sikap sosial; (c) pengetahuan; (d) dan
keterampilan.
a) Kompetensi Inti – 1 (KI-1) : untuk Kompetensi Inti sikap spiritual
b) Kompetensi Inti – 2 (KI-2) : untuk Kompetensi Inti sikap sosial
c) Kompetensi Inti – 3 (KI-3) : untuk Kompetensi Inti sikap pengetahuan
d) Kompetensi Inti – 4 (KI-4) : untuk Kompetensi Inti sikap keterampilan
Keempat dimensi tersebut dirancang sebagai pengintegrasi muatan pembelajaran,
mata pelajaran, atau program dalam mencapai Standar Kompetensi Lulusan. Kompetensi
yang berkaitan dengan sikap keagamaan dan sosial dikembangkan secara tidak langsung
(indirect teaching), yaitu pada saat peserta didik belajar tentang pengetahuan (kompetensi
kelompok 3) dan penerapan pengetahuan atau keterampilan (kompetensi Inti kelompok
4).
2. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar (KD) adalah kemampuan untuk mencapai Kompetensi Inti yang
harus diperoleh peserta didik melalui pembelajaran. Pengertian Kompetensi Dasar
merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang diturunkan dari
Kompetensi Inti. Kompetensi dasar berisi sejumlah kemampuan yang harus dikuasai
peserta didik dalam mata pelajaran tertentu, sebagai rujukan penyusunan indikator
kompetensi dalam suatu pelajaran. Di dalam setiap rumusan Kompetensi Dasar, terdapat
unsur kemampuan berpikir yang dinyatakan dalam kata kerja dan materi.
Kompetensi Dasar berisi sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang bersumber pada
kompetensi inti yang harus dikuasai peserta didik. Kompetensi tersebut dikembangkan
dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, dan ciri suatu mata
pelajaran
Mata pelajaran sebagai sumber dari konten untuk menguasai kompetensi bersifat
terbuka. Di dalam mengkaji Kompetensi Dasar mata pelajaran, maka perlu
memperhatikan beberapa hal berikut ini.
a) Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu atau tingkat kesulitan materi.
b) Keterkaitan antara Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar dalam mata
pelajaran.
c) Keterkaitan antara Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar antar mata
pelajaran.
B. Indikator Pencapian
Indikator adalah merupakan prilaku yang dapat diukur untuk menunjukan
ketercapaian suatu Kompetensi Dasar (KD) tertentu yang telah menjadi acuan
penialaian pada suatu mata pelajaran. Indikator dirumuskan dengan menggunakan
kata kerja operasional yang dapat diukur, misalnya : mengidentifikasi, membedakan,
menyimpulkan, menceritakan kembali, dan mendeskripsikan. Di dalam menyususn
Indikator pencapaian hasil belajar guru perlu memperhatikan perkebangan dan
kemampuan peserta didik.
Setiap kompetensi dasar dapat dikembangkan menjadi dua atau lebih indikator
pencapaian hasil belajar, hal ini sesuai dengan keluasan dan kedalaman kompetensi
dasar tersebut.
Contoh pelajaran 7
Hati Tenteram dengan Berperilaku Baik
3.8 Mengetahui perilaku tawaduk, ikhlas, dan mohon pertolongan sebagai
implementasidari pemahaman sifat Allah Qiyamu Binafsihi, Wahdaniyat, Qudrah,
dan Iradah
3.8.1 Menjelaskan arti ikhlas
3.8.2 Menyebutkan contoh perilaku ikhlas
3.8.3 Menjelaskan arti mohon pertolongan
3.8.4 Menyebutkan contoh perilaku mohon pertolongan
4.8 Mencontohkan perilaku tawaduk, ikhlas, dan mohon pertolongan sebagai
implementasi dari pemahaman sifat Allah Qiyamuhu binafsihi, wahdaniyat,
Qudrah dan Iradah.
4.8.1 Mempraktikkkan perilaku ikhlas sebagai implementasi dari pemahaman sifat
Allah Qiyamuhu binafsihi, wahdaniyat, Qudrah dan Iradah.
4.8.2 Mempraktikkkan perilaku mohon pertolongan sebagai implementasi dari
pemahaman sifat Allah Qiyamuhu binafsihi, wahdaniyat, Qudrah dan Iradah.
Pelajaran 12 Kisah Keteladanan Nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Ismail a.s
a). Kisah Keteladanan Nabi Ibrahim a.s
b). Kisah Keteladanan Nabi Ismail a.s
No skor
Aspek Pengamatan
1 M melakukan tugas tugas disekolah
2 Ti tidak terpengaruh oleh ucapan dan perbuatan orang lain
yang kuraang baik
3 Be berani melakuakan hal-hal yang baik
4 Ti tidak putus asa melakukan pekerjaan
5 Ti tidak menyontek saat ulangan
6 M mengahargai pendapat orang lain
7 M memperbaiki diri apabila melakukan kesalahan
Jumlah skor
Keterangan:
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan.
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan.
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak
melakukan.
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan.
Penilaian semacam ini dikategorikan ke dalam penilaian proses,
untuk mengukur tingkat kompetensi sikap peserta didik. Tidak
dimaksudkan untuk membuat perbandingan antarindividu. Hasilnya dapat
dimanfaatkan untuk mendiagnosis kesulitan belajar, serta motivasi belajar.
Penilaian atas sikap percaya diri peserta didik, memerlukan pengamatan
yang teliti, jika perlu klarifikasi didapat dari penilaian diri siswa yang ada di
buku siswa sehingga diketahui tingkat keakuratan dan keajegannya.
2. Pengayaan
Banyak contoh tentang perilaku yang membutuhkan mental percaya
diri. Misalnya, tampil di panggung untuk menyampaikan suatu topik
pembicaraan, menjadi petugas upacara bendera, menjadi ketua
kelas, menyanyi di depan orang banyak, menghadapi ujian kelulusan,
mengendarai sepeda, dan lain-lain. Apabila peserta didik diminta
melakukan sesuatu, ia akan selalu dihadapkan pada dua pilihan jawaban:
mau melakukannya atau tidak melakukannya.
Guru perlu membangun kepribadian dan sikap percaya diri setiap
peserta didik. Apabila peserta didik menjawab mampu, kemampuan itu
harus dibuktikan sampai dengan tingkat kepercayaan diri yang baik.
Apabila peserta didik menolak mengerjakan atau ragu-ragu atau tidak
menjawab, siapa pun (termasuk peserta didik lain) tidak boleh mengejek
dan mengolok- oloknya. Sebaliknya, guru harus menelusuri penyebab
mengapa ia menolak mengerjakan,
Misalnya, Jika seseorang tidak mau menjadi petugas upacara karena
memang suaranya tidak cocok ia tidak boleh dipaksa melakukannya. Jika
seseorang tidak mau naik sepeda, kemungkinan ia memang belum pernah
berlatih sebelumnya.
Akan tetapi, dalam hal pekerjaan yang semua orang bisa
melakukannya, misalnya mengikuti ujian akhir untuk kelulusan, tampil di
depan umum untuk mengutarakan suatu pokok pikiran, guru wajib memberi
pendampingan dan terus membangun kemampuan peserta didik itu
sehingga ia dapat mengerjakan pekerjaan. Melalui kegiatan pendampingan
itu, diharapkan peserta didik terbiasa mengerjakan segala sesuatu yang
menjadi tugasnya dengan baik, tepat, serta percaya diri. Di luar praktik
kegiatan tersebut, guru dapat menyajikan gambar berikut.
Untuk bisa sukses mengikuti acara lomba ajang bakat semacam ini,
setiap peserta didik perlu tampil percaya diri sehingga mampu membuat
pemirsa mengakui keunggulannya. Bisakah peserta didik menyebutkan
syarat apa yang diperlukan untuk bisa memiliki keunggulan semacam itu?
Apakah ia harus melakukannya dengan percaya diri?
3. Remedial
Bagi peserta didik yang belum menguasai materi (tidak mencapai
KKM), guru menjelaskan kembali materi sikap percaya diri Nabi
Muhammad saw. (lihat di rubrik pengembangan materi).
Selanjutnya, melakukan penilaian kembali (lihat poin 6).
Pelaksanaan remedial dilakukan pada hari dan waktu tertentu yang
disesuaikan, misalnya 30 menit setelah jam pulang.
A. Kesimpulan
http://fatamorghana.wordpress.com/2009/04/15/pendidik-dan-peserta-
didik/