Anda di halaman 1dari 21

TUGAS MAKALAH

MATA KULIAH

PERENCANAAN STRATEGIS PENDIDIKAN


“ FORMULA STRATEGIS”

Oleh :
1. Ulva Kasmarantina NIM 20206013131
2. Nanik Oktaria NIM 20206013132
3. Narullita NIM 20206013133

PROGRAM PASCA SARJANA


PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan Makalah Manajemen Strategi ini dan
kami sangat berterima kasih kepada Dosen kami pada dosen mata kuliah Manajmen Strategi yang
telah memberikan tugas untuk membuat Makalah Manajemen Strategi ini.
Kami sangat berharap Makalah Manajemen Strategi ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai konsep manajemen strategi. Walaupun kami
menyadari masih banyak kekurangan didalam tugas pembuatan Makalah Manajemen Strategi ini.
Semoga Makalah Manajemen Strategi ini dapat dipahami bagi siapa pun yang membacanya.dan
dapat menjadi referensi pembaca dalam memahami konsep manajemen strategi.

Kayugung, Desember 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang.............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
1.3 Tujuan penulisan .......................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Formula Strategis ....................................................................... 3
2.2 Tahap-tahap Implementasi Formula Strategi ................................................ 4
2.3 Memformulasikan Strategis .......................................................................... 13
2.4 Mengimplementasikan Strategi ..................................................................... 14
2.5 Mengevaluasi dan mengawasi Strategis ....................................................... 15

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ................................................................................................... 17
3.2 Saran ............................................................................................................ 17

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Manajemen strategi merupakan proses atau rangkaian kegiatan pengambilan keputusan
yang bersifat mendasar dan menyeluruh, disertai penetapan cara melaksanakanya, yang
dibuat oleh pimpinan dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran didalam suatu organisasi,
untuk mencapai tujuan. Sedangkan pengertian manajemen strategi menurut Hadar Nawawi
adalah perencanaan berskala besar (disebut perencanaan strategi) yang berorientasi pada
jangkauan masa depan yang jauh (disebut visi), dan ditetapkan sebagai keputusan pimpinan
tertinggi (keputusan) yang bersifat mendasar dan prinsipil, agar memungkinkan organisasi
berinteraksi secara efektif (disebut misi), dalam usaha menghasilkan sesuatu (perencanaan
operasional untuk menghasilkan barang dan / atau jasa serta pelayanan) yang berkualitas,
dengan diarahkan pada optimalisasi pencapaian tujuan (disebut tujuan strategis) dan berbagai
sasaran (tujuan operasional) organisasi.
Manajemen strategi adalah seni dan sains dalam memformulasi, mengimplementasi,
dan mengevaluasi keputusan lintas fungsional yang membuat organisasi dapat memeroleh
tujuannya. Manajemen strategi berfokus pada pengintegrasian manajemen, pemasaran,
keuangan dan akuntansi, produksi dan operasi, penelitian dan penngembangan, serta sistem
informasi untuk memeroleh kesuksesan organisasi. Tujuan manajemen strategi adalah
menemukan dan menciptakan kesempatan yang baru serta berbeda untuk esok atau tujuan
jangka panjang.
Proses manajemen strategi terdiri atas tiga tahap: formulasi strategi, implementasi
strategi, dan evaluasi strategi. Pada tulisan kali ini akan membahas tahap pertama proses
manajemen strategi yaitu formulasi strategi.
Setelah melakukan analisis lingkungan, langkah selanjutnya yang harus
dilakukan oleh manajemen perusahaan adalah menentukan cara untuk mencapai
arah yang telah ditentukan tersebut. Untuk alasan itulah maka proses manajemen strategi
berikutnya adalah melakukan formulasi strategi.

1
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam tulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian formulasi strategi ?
2. Bagaimana tahapan implementasi formulasi strategi?
3. Bagaimana memformulasikan strategi?
4. Bagaimana mengimplementasikan formulasi strategi?
5. Bagaimana mengevaluasi dan mengawasi formulasi strategi?

1.3. Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan dalam tulisan ini adalah
sebagai berikut:
1. Memahami pengertian formulasi strategi?
2. Mengetahui tahapan implementasi formulasi strategi?
3. Mengetahui cara memformulasikan strategi?
4. Mengetahui cara mengimplementasikan formulasi strategi?
5. Mengetahui cara mengevaluasi dan mengawasi formulasi strategi?

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Formulasi Strategi


Menurut Chandler (1962) dalam Freddy Rangkuti:
Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan
jangka panjang , program tindak lanjut, dan prioritas alokasi sumber daya.

Menurut Learned, Christenser Andrews,dan Guth (1965: 3) dalam Fredy Rangkuti:


“Strategi merupakan alat untuk menciptakan keunggulan bersaing dimana fokus strategi adalah
memutuskan apakah bisnis tersebut harus ada atau tidak ada.
Berdasarkan definisi-definisi diatas, maka pemahaman tentang strategi menentukan
suksesnya strategi yang disusun dengan konsep tertentu.
- Distinctive Competence adalah tindakan untuk melakukan kegiatan lebih baik dibandingkan
pesaing (identifikasi keahlian dan kemampuan sumber daya yang tinggi u/ hasilkan) produk
yang kualitasnya lebih baik dg memahami keinginan pelanggan dan program pemasaran
lebih baik)
- Competitif advantage adalalah kegiatan spesifik yang dikembangkan oleh perusahaan , agar
lebih unggul dibandingkan dengan pesaingya (harga jual murah melalui efisiensi,
penggunaan teknologi, kemudahaan akses bahan baku.
Menurut Robinson Pearce, Manajemen Strategis
Formulasi Strategi (Strategi Formulation) Strategi formulasi atau perumusan strategi adalah
proses menetapkan program atau rencana yang dilaksanakan perusahaa (organisasi), tujuan
akhir (aims) yang ingin dicapainya, serta cara yang akan digunakan untuk mencapai tujuan
akhir tersebut.20 Senada dengan hal diatas,

Menurut J. David Hunger & Thomas L. Wheelen, Manajemen Strategis.


bahwa perumusan strategi atau strategi formulasi adalah pembangunan rencana jangka
panjang untuk menejemen efektif dari kesempatan dan ancaman lingkungan, dilihat dari
kekuatan dan kelemahan perusahaan.21 Senada dengan Hunger dan Wheleen,

Menurut Akdon, Strategic Manajemen for Educational Management


bahwa penyususnan strategi berkaitan erat dengan fungsi utama organisasi yang dituangkan
secara jelas dalam pernyataan misi organisasi. Strategi yang diformulasikan juga bersifat

3
praktis karena berorientasi pada aksi berdasarkan hasil pengujian faktor internal dan
eksternal.

Dari definisi itu dapat dipahami bahwa strategi adalah cara untuk mencapai tujuan dengan
melibatkan semua faktor andalan dalam organisasi secara strategik. Sedangkan formulasi
adalah bentuk penyederhanaan situasi nyata menjadi bentuk matematis.

Formulasi strategi adalah tahapan pertama dari proses manajemen strategis.


Formulasi strategi mencakup pengembangan visi dan misi, mengidentifikasi kesempatan dan
ancaman eksternal organisasi, menentukan kekuatan dan kelemahan internal, menciptakan
tujuan jangka panjang, memulai strategi alternatif, dan memilih strategi khusus untuk dicapai.
Formulasi strategi adalah menentukan aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan
pencapaian tujuan. Aktivitas-aktivitas tersebut bisa dikelompokkan ke dalam tiga kelompok,
yaitu analisis strategi, perencanaan strategi, dan pemilihan strategi. Untuk dapat melakukan
formulasi strategi dengan baik, maka ada ketergantungan yang erat dengan analisis
lingkungan di mana formulasi strategi membutuhkan data atau informasi dari analisis
lingkungan.
Ada lima Komponen Pokok Strategi Yaitu :
1. Ruang lingkup (Scope) adalah Jangkauan atau luas yang ingin dicapai, yang
mencerminkan pandangan manajemen dalam jangka panjang terhadap misi atau
bidang usaha perusahaan (memperhatinan faktor internal eksternal).
2. Tujuan dan sasaran (Goals and objectives) adalah Strategi harus ada secara rinci dan
jelas sehingga dapat dijadikan parameter penilaian pencapaian tujuan.
3. Alokasi sumber daya (Resource deployments) adalah Kejelasan Sumber Daya yang
digunakan
4. Identifikasi keunggulan kompetitif yang layak (Identification of a sustainable competitive
advantage) adalah Kemampuan bertahan dari persaingan
5. Sinergi (Synergy) adalah Sumber Daya yang saling melengkap

2.2. Tahap – tahap Implementasi Formulasi


Manajemen strategi merupakan sebuah proses yang terdiri dari tiga kegiatan antara
lain perumusan strategi, implementasi strategi dan evaluasi strategi. Perumusan strategi
terdiri dari kegiatan-kegiatan mengembangkan misi bisnis, mengenali peluang dan ancaman
eksternal perusahaan, menetapkan kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan obyektif

4
jangka panjang, menghasilkan strategi alternatif dan memilih strategi tertentu untuk
dilaksanakan Isu perumusan strategi termasuk memutuskan bisnis apa yang akan dimasuki
bisnis apa yang harus dihentikan, bagaimana mengalokasikan sumber daya, apakah
memperluas operasi atau diversivikasi, apakah akan memasuki pasar internasional, apakah
akan melakukan merjer atau membentuk usaha patungan, dan bagaimana menghindari
pengambilalihan perusahaan pesaing. Keputusan perumusan strategis mengikat suatu
organisasi pada produk,pasar, sumber daya, dan teknologi spesifik selama periode waktu
tertentu.
Strategi menetapkan keunggulan bersaing jangka panjang. Apapun yang akan terjadi,
keputusan strategis mempunyai konsekuensi berbagai fungsi utama dan pengaruh jangka
panjang pada suatu organisasi.

Secara spesifik Akdon mengidentifikasikan hal-hal yang harus diperhatikan dalam


penyusunan strategi yaitu:
1) Menentukan visi, misi, tujuan dan sasaran yang akan dicapai dengan tepat sehingga
dapat digunakan sebagai acuan operasional kegiatan organisasi terutama dalam
pencapaian tujuan akhir organisasi,
2) Mengenali lingkungan dimana organisasi berada.
3) Melakukan analisis yang bermanfaat dalam posisiorganisasi untuk mempertahankan
eksistensi dan melaksanakan tujuannya

Lebih lanjut Akdon menjelaskan bahwa tiga pertanyaan yang harus dijawab dalam
penyususunan strategi adalah:
1) dimana kita berada saat ini? Jawaban diberikan sesudah melakukan scanning PLI dan
PLE serta mengakomodasi harapan customer dan stakeholder,
2) kemana kita hendak menuju? Jawaban dengan mengembangkan visi, pernyataan misi,
nilai, tujuan-tujuan (end result dalam jangka waktu tertentu) dan objectives yang berciri
SMART (Spesific, Measurable, Aggressive and Attainable, Result Oriented,
Timebound)
3) bagaimana kita mengukur kemajuan setelah dicapai

Di sisi lain, ada beberapa komponen yang harus diperhatikan dalam menyusun
rencana kinerja. Komponen untuk rencana kinerja menurut akdon meliputi:
1) Sasaran, indikator kinerja, dan target yang akan dicapai pada periode bersangkutan;
2) Program yang akan dilaksanakan;

5
3) Kegiatan, indikator kinerja dan target yang diharapkan dalam suatu kegiatan.

Oleh karena itu, dalam proses ini, seorang pimpinan hendaknya memanfaatkan semua
sumber daya manusia yang ada untuk bersama merumuskan formulasi yang efektif dan
efisien guna mengembangkan lembaga pendidikan yang dikelola. Hal ini dimaksudkan agar
timbul rasa saling memiliki antara satu dengan yang lainnya, munculnya ghiroh untuk
bertanggungjawab, sehingga mudah dalam melaksanakan semua formulasi yang telah
ditetapkan.

Berikut ini adalah penjelasan dan keterangan langkah-langkah perumusan strategi


menurut Rothwell:
 Langkah 1: Entablishment of Vision, Mission, and Goals
Langkah ini mencakup pernyataan umum yang berkaitan dengan misi, maksud, dan
tujuan organisasi. Perumusan visi, misi, dan tujuan merupakan tanggung jawab kunci
bagi manajerial pusat. Perumusan ini dipengaruhi oleh nilai yang dibawakan manajer.
Visi,misi, dan tujuan suatu organisasi harus jelas dan ringkas serta menunjukkan
dasar tujuan suatu organisasi serta apa yang ingin dicapai organisasi tersebut.

 Langkah 2: Identifying Past and Present Strategies


Sebelum memutuskan suatu strategi diperlukan atau tidak, maka seorang manajer
harus mengidentifikasi berdasarkan strategi sebelumya dan pada saat ini. Apakah
strategi di masa lalu telah disusun dengan sebenarnya? Jika belum, maka hal ini
dapat dapat dianalisis dan diidentifikasi apakah strategi yang sebelumnya masih bisa
diterapkan atau perlu perlu diperbaiki. Dengan melihat strategi sebelumnya, dapat
menunjukkan bagaimana kegiatan suatu organisasi sebelumnyaberlangsung beserta
implementasinya.

 Langkah 3: Diagnosing Past and Present Performance


Langkah ini diperlukan untuk mengevaluasi bagaimana strategi terdahulu bekerja dan
menentukan perubahan apa yang diperlukan sehingga laporan sebuah organisasi
perlu dikaji lebih dalam. Sebuah diagnosa dapat diambil dari beberapa faktor berikut:
1. Efektifitas organisasi,
2. Proses organisasi, dan
3. Kinerja organisasi.

6
Evaluasi kinerja organisasi biasanya memasukkan beberapa tipe analisis dan
diagnosis keuangan. Salah satu manajemen harus memiliki gambaran yang jelas
tentang kondisi organisasi secara detail. Langkah selanjutnya adalah menentukan
strategi untuk jangka panjang, menengah, dan jangka pendek yang termasuk dalam
tujuan dan misi organisasi. Perlu diingat bahwa, tujuan tersebut tidak dapat ditentukan
tanpa menguji kondisi internal dan eksternal. Penentuan tujuan dan jangka menengah
serta analisis kondisi internal dan eksternal saling mempengaruhi satu sama lain.

 Langkah 4: Setting Objectives


Sasaran adalah pernyataan tentang apa yang dituju organisasi. Sasaran tersebut
memberikan petunjuk dan tujuan kepada organisasi dan anggotanya. Beberapa
pertanyaan tentang sasaran diperlukan oleh manajer.
1. Sasaran Jangka Panjang: Secara umum membahas rencana suatu organisasi
di masa mendatang pada beberapa tahun mendatang. Sasaran jangka panjang
harus mendukung dan tidak bertentangan dengan misi suatu organisasi.
Meskipun sasaran tersebut agak berbeda dengan misi suatu organisasi akan
tetapi harus masihberkaitan. Misalnya, misi pada suatu perusahaan makanan
cepat saji adalah penyajian dengan cepat dan memberikan pelayanan
pengantaran makanan yang hangat kepada pelanggan di beberapa wilayah
kota. Salah satu sasaran jangka panjangnya adalah rencana untuk
meningkatkan penjualan dengan level yang lebih spesifik untuk 4 tahun
mendatang. Meskipun sasaran ini berbeda dengan misi perusahaan tersebut,
namun masih mendukung misi tersebut.
2. Sasaran Jangka Pendek: Merupakan suatu bagian turunan di dalam sasaran
jangka panjang yang mendukung berjalannya sistem suatu organisasi. Seperti
sebuah evaluasi harus menghasilkan daftar prioritas pada tujuan jangka
panjang. Tujuan jangka pendek dapat diatur untuk membantu mencapai tujuan
jangka panjang. Tujuan dalam jangka pendek juga harus jelas, singkat, dan
diukur bila memungkinkan. Bagian yang terkena harus memahami dengan jelas
apa yang diharapkan. Biasanya, beberapa tujuan harus digunakan untuk
mencerminkan kinerja yang diinginkan pada suatu unit organisasi tertentu atau
orang. Berdasarkan perspektif tingkat atas, sasaran harus menjangkau semua
area utama pada organisasi. Sebuah masalah dengan satu tujuan utama sering

7
dicapai dengan mengorbankan tujuan lain yang diinginkan. Sebagai contoh, jika
tujuannya hanya produksi, kualitas mungkin tidak diperhatikan dalam upaya
untuk merealisasikan produksi maksimum. Tujuan di daerah yang berbeda
dapat berfungsi sebagai parameter pada tujuan yang lain. Tujuan tersebut
harus cukup konsisten di antara tujuan yang lainya.

 Langkah 5: Analisis SWOT dan Perumusan Strategi


SWOT merupakan singkatan dari strength (kekuatan), weakness (kelemahan),
opportunity (peluang) dan threats (ancaman). Pendekatan ini mencoba
menyeimbangkan kekutaan dan kelemahan internal organisasi dengan peluang dan
ancaman lingkungan eksternal organisasi.
1. Kekuatan (strength) adalah suatu kondisi di mana perusahaan mampu
melakukan semua tugasnya secara sangat baik (diatas rata-rata industri).
2. Kelemahan (weakness) adalah kondisi di mana perusahaan kurang mampu
melaksanakan tugasnya dengan baik di karenakan sarana dan prasarananya
kurang mencukupi.
3. Peluang (opportunity) adalah suatu potensi bisnis menguntungkan yang dapat
diraih oleh perusahaan yang masih belum di kuasai oleh pihak pesaing dan masih
belum tersentuh oleh pihak manapun.
4. Ancaman (threats) adalah suatu keadaan di mana perusahaan mengalami
kesulitan yang disebabkan oleh kinerja pihak pesaing, yang jika dibiarkan maka
perusahaan akan mengalami kesulitan dikemudiaan hari.

Dalam analisis SWOT didalamnya mencangkup analisis kesempatan dan


ancaman lingkungan eksternal serta analisis kekuatan dan kelemahan lingkungan
internal. Analisis lingkungan eksternal dapat dilakukan dengan berbagai metode
peramalan dan manajemen ilmiah. Kunci keberhasilan analisis lingkungan bagi
perumusan strategi terletak pada kemajuan manajemen untuk mendeteksi perubahan
lingkungan eksternal beserta dampaknya. Analisis lingkungan juga memungkinkan
organisasi mengantisipasi dan mempengaruhi kegiatan dalam lingkungan tugasnya,
terutama untuk memberikan antisipasi stratejik sebagai reaksi terhadap berbagai
lingkungan.
Pada analisis internal ini bertujuan untuk mengidentifikasi kekuatan dan
kelemahan stratejik yang penting bagi perumusan strategi suatu organisasi. Melalui

8
pemahaman kekuatan dan kelemahan persaingan, perumusan strategi organisasi
diharapkan akan lebih tepat. Melalui aplikasi SWOT (analisis lingkungan internal dan
eksternal) diharapkan suatu organisasi dapat mengambil kebijakan stratejik yang
sesuai dengan masalah dan penanganan yang efektif di dalam tubuh organisasi
tersebut.
Analisis SWOT membantu manajer dalam membaca suatu fakta yang penting
dan relevan dalam analisis internal dan eksternal. Berdasarkan ikhtisar ini, dapat
diidentifikasi strategi primer dan sekunder yang dihadapi organisasi. Manajer
kemudian merumuskan sebuah strategi yang tepat dalam mengambil keputusan
suatu organisasi, menetralisir kelemahan organisasi, dan selalu
memperhitungkanancaman yang akan dihadapi.

 Langkah 6: Develop and Evaluate Alternative Strategis and Select Strategy


Membuat keputusan stratejik adalah elemen kunci pengambilan keputusan pada
pembuatan strategi. Berdasarkan analisis ini, keinginan manajemen untuk
menemukan strategi akan memberikan organisasi keuntungan kompetitif. Artinya,
manajemen berusaha untuk memposisikan organisasi dalam rangka untuk
mendapatkan keuntungan relatif terhadap para pesaingnya.Hal ini membutuhkan
penilaian yang cermat berdasarka kekuatan kompetitif yang mendikte aturan
persaingan dalam industri dimana organisasi beroperasi.
Ada tiga cara penting manajemen dapat memperoleh keuntungan kompetitif,yaitu:
1. Biaya kepemimpinan,
2. Diferensiasi,dan
3. Fokus pada segmen pasar yang sempit.
Manajer yang sukses akan memilih strategi yang memberikan organisasi mereka
keunggulan kompetitif yang paling menguntungkan selanjutnya mereka akan
mencoba untuk mempertahankan keuntungan tersebut dari waktu ke waktu.

Ada tiga Tingkat Formulasi Strategi


1. Strategi Tingkat Perusahaan (Corporate Level Strategy)
Tingkat ini menguraikan apa yang ingin Anda capai: pertumbuhan, stabilitas, akuisisi atau
penghematan. Ini berfokus pada bisnis apa yang akan dimasuki ke pasar.Strategi
korporasi dirumuskan oleh manajemen puncak dan dirancang sedemikian rupa guna
mencapai tujuan organisasi. Memformulasikan strategi korporasi di dalam perusahaan

9
besar akan sangat sulit sekali sebab banyak sekali strategi tingkat bisnis yang sangat
berbeda dan memerlukan koordinasi guna mencapai tujuan organisasi secara
keseluruhan. Untuk formulasi strategi tingkat perusahaan ada empat aktivitas utama yang
harus dilakukan, yaitu:
1. Menetapkan beberapa general strategy yang relevan.
2. Memilih satu strategi untuk dikembangkan.
3. Menentukan peran dari setiap lini bisnis dalam perusahaan.
4. Melakukan alokasi sumber daya.
Ada beberapa alternatif general strategy yang bisa dipilih oleh perusahaan, yang tentu
saja pemilihan tersebut tergantung beberapa faktor yang menentukan seperti faktor
lingkungan dan lain-lain.
 Concentration Strategy
Concenration strategy adalah strategi di mana perusahaan memfokuskan diri kepada
satu lini bisnis saja. Sebagai contoh, yaitu perusahaan rokok yang memang
memproduksi saja misalnya PT Gudang Garam. Concentration strategy dilakukan
dengan maksud untuk memperoleh keunggulan bersaing dengan menkonsentrasikan
seluruh seumber daya pada satu bidang atau produk saja sehingga lebih terfokus dan
terspesialisasi dengan harapan akan diperoleh tingkat efisiensi yang tinggi.
Bahayanya bagi strategi ini adalah bila pasar jenuh atau menyusut atau muncul
pesaing yang mengancam keberadaan perusahaan dalam industri, maka tidak ada
cadangan atau bisnis lain yang bisa menyokong perusahaan.
 Stability Strategi
Perusahaan yang menerapkan strategi ini memfokuskan dirinya kepada ini bisnis
yang sudah ada atau yang selama ini sudah digeluti dan usaha dilakukan untuk
mempertahankannya. Strategi ini biasanya diterapkan oleh perusahaan yang berada
pada industri dengan tingkat pertumbuhan yang rendah atau pada industri yang sudah
tidak tumbuh (jenuh). Perusahaan yang menerapkan strategi ini melihat bahwa
apabila melakukan pertumbuhan akan memakan biaya yang tidak sedikit, dan bahkan
besar kemungkinan pertumuhan tersebut akan mengancam bisnis yang sudah ada
dan mengganggu kemampuan laba perusahaan karena ada bagian laba yang harus
disisihkan untuk membiayai pertumbuhan, sehingga bagi mereka lebih memilih
menerapkan strategi stabilitas.

10
 Growth Strategy
Pada umumnya perusahaan akan berusaha secara maksimal untuk mengejar
pertumbuhan (growth), dan jikalau bisa maka tujuannya adalah untuk mencapai
pertumbuhan yang terus menerus atau berkelanjutan atau yang biasa disebut
sebagai sustinable growth. Pertumbuhan yang diinginkan tersebut bisa dalam hal
penjualan, keuntungan/profit, pangsa pasar, dan lain-lain.
 Retrenchment Strategy
Strategi yang diterapkan ketika perusahaan sudah tidak lagi bisa bersaing secara
efektif, terdiri dari:
1. Turnaround Strategy
Digunakan ketika performance perusahaan sudah buruk, akan tetapi belum
memasuki tahap kritis. Dilakukan untuk membuat perusahaan menjadi lebih
efisien, misalnya dengan melakukan penghapusan terhadap produk yang tidak
menguntungkan, mengurangi jumlah tenaga kerja, dan lain-lain.
2. Divestment Strategy
Digunakan ketika bisnis tertentu tidak sesuai lagi dalam perusahaan, atau secara
konsisten gagal dalam mencapai tujuan perusahaan. Strategi divesment meliputi
penjualan bisnis atau pemisahan bagian perusahaan.
3. Liquidation Strategy
Dalam strategi ini bisnis ditutup dan asetnya dijual.
4. Combination Strategy
Perusahaan besar yang melakukan diversifikasi umumnya mengunakan kombinasi
dari beberapa strategi. Formulasi strategi bisnis yang konsisten dalam perusahaan
besar dan terdiversifikasi bukanlah hal yang mudah karena beberapa tingkat
strategi harus dikoordinasikan untuk mencapai tujuan organisasi secara
keseluruhan.

2. Strategi Tingkat Bisnis (Business Unit Level Strategy)


Tingkat ini menjawab pertanyaan tentang bagaimana perusahaan akan bersaing. Ini
memainkan peran dalam organisasi yang memiliki unit bisnis yang lebih kecil dan masing-
masing dianggap sebagai unit bisnis strategis (SBU). Strategi bisnis biasanya
diformulasikan oleh manajer tingkat bisnis melalui negosiasi dengan manajer korporasi dan

11
memusatkan kepada bagaimana cara bersaing dalam dunia bisnis yang ada. Strategi bisnis
harus melalui dan diperoleh serta didukung oleh strategi korporasi.
Merumuskan strategi bisnis melibatkan pengambilan keputusan pada tingkat unit bisnis. Di
dalam strategi tingkat ini yang ditunjukan adalah bagaimana cara bersaingnya. Pendekatan
yang berguna di dalam merumuskan strategi bisnis sebaiknya didasarkan atas analisis
persaingan yang dicetuskan oleh Michael Porter. Pendekatan Porter didasarkan atas
analisis 5 kekuatan persaingan (The Five Forces Model). Tekanan persaingan mencakup:
1. Ancaman Pendatang Baru, perusahaan yang memasuki industri yang membawa
kapasitas baru dan ingin memperoleh pangsa pasar yang baik dan laba, akan tetapi
semua itu sangat tergantung kepada rintangan atau kendala yang mengitarinya.
2. Daya Tawar Menawar Pemasok, pemasok dapat juga menjadi ancaman dalam suatu
industri sebab pemasok dapat menaikkan harga produk yang dijual atau mengurangi
kualitas produk. Jika harga produk pemasok naik maka harga pokok perusahaan juga
naik sehingga akan menaikkan harga jual produk. Jika harga jual produk naik maka
sesuai dengan hukum permintaan, permintaan produk akan menurun. Begitu pula jika
pemasok menurunkan kualitas produk, maka kualitas produk penghasil juga akan
turun, sehingga akan mengurangi kepuasan konsumen.
3. Daya Tawar Menawar Pembeli, pembeli akan selalu berusaha mendapat produk
dengan kualitas baik dan dengan harga yang murah. Sikap pembeli semacam ini
berlaku universal dan memainkan peran yang cukup menentukan bagi perusahaan.
Jika suatu produk dinilai harganya jauh lebih tinggi dari kualitas (harganya tidak
mencerminkan yang sepantasnya) maka pembeli (konsumen) tidak akan membeli
produk perusahaan.
4. Daya Tawar Produk Pengganti, produk pengganti secara fungsional mempunyai
manfaat yang serupa dengan produk utama (asli), namun memiliki kualitas produk
dan harga yang lebih rendah. Umumnya, produk pengganti disenangi oleh orang yang
berpenghasilan rendah akan tetapi ingin tampil dengan status lebih tinggi dari
keadaan sebenarnya.
5. Persaingan Antar Pesaing, persaingan konvensional selalu berusaha sekeras
mungkin untuk merebut pangsa pasar perusahaan lain. Konsumen merupakan objek
persaingan dari perusahaan yang sejenis yang bermain di pasar. Siapa yang dapat
memikat hati konsumen maka perusahaan akan dapat memenangkan persaingan.
Untuk dapat memikat konsumen maka berbagai cara dilakukan mulai dari

12
memberikan fasilitas khusus, pemberian kredit dengan syarat ringan, harga murah
atau diskon.

3. Strategi Tingkat Fungsional (Functional Level Strategy)


Tingkat ini berkonsentrasi pada bagaimana suatu organisasi akan tumbuh. Ini
mendefinisikan tindakan harian termasuk alokasi sumber daya untuk memberikan strategi
tingkat perusahaan dan bisnis.
Strategi fungsional merupakan suatu pendekatan terhadap area fungsional untuk
mencapai tujuan perusahaan dan unit bisnis dengan memaksimumkan produktivitas
sumber daya. Strategi ini dititikberatkan pada pengembangan dan pemeliharaan suatu
kompetensi khusus (untuk menghasilkan keunggulan bersaing bagi suatu perusahaan atau
unit bisnis.
Strategi fungsional mempunyai lingkup yang lebih sempit lagi dibandingkan strategi
korporasi dan strategi bisnis. Berhubungan dengan fungsi bisnis seperti fungsi produksi,
fungsi pemasaran, fungsi SDM, fungsi keuangan, fungsi riset dan pengembangan (R&D).
Strategi fungsional harus mengarah kepada strategi bisnis dan konsep mereka yang paling
utama adalah tergantung kepada hasil jawaban bagaimana cara menerapkannya.

2.3 . Memformulasikan Strategi


Dalam melakukan formulasi strategi, ada beberapa hal yang patut untuk dipertimbangkan,
diantaranya adalah:
1. Harus dipahami benar visi, misi, dan objective perusahaan sehingga dapat mengetahui
ke arah mana perusahaan akan dibawa serta bagaimana caranya untuk menuju ke arah
tersebut.
2. Hal kedua yang harus dipahami adalah tentang posisi perusahaan pada saat ini. posisi
perusahaan itu bisa berupa panga pasar yang dikuasai, posisi laba/rugi perusahaan,
kondisi internal seperti kompetensi orang-orang yang berada dalam perusahaan, dan
lain-lain. Pemahaman tentang hal ini sangat berkaitan dengan poin nomor satu, poin
nomor dua dijadikan pegangan atau starting point, sedangkan nomor satu berbicara
tentang arah/tujuan. Dari kombinasi keduanya, akan diketahui gap atau lubang antara
kondisi sekarang dengan kondisi yang diinginkan, dan lubang tersebut harus ditutup.
3. Kemampuan untuk mengidentifikasikan faktor-faktor lingkungan (internal maupun
eksternal) yang sedang dihadapi perusahaan pada saat ini. dengan mengidentifikasikan

13
faktor-faktor tersebut akan memudahkan dalam memahami keberhasilan atau kegagalan
pencapaian tujuan.
4. Mencari alternatif solusi yang bisa dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi secara
lebih efisien di masa yang akan datang. Semakin banyak solusi yang relevan yang bisa
ditawarkan bisa juga menunjukkan kemampuan yang selalu berkembang atau selalu
diasah dari orang-orang yang berada dalam organisasi atau perusahaan, atau mungkin
juga bisa menunjukkan inovasi dari mereka untuk selalu mengikuti perubahan yang
terjadi dan kemampuan untuk megantisipasi perubahan tersebut, meskipun hal tersebut
mungkin tidak bisa ditunjukkan secara langsung sebagai hubungan sebab akibat.

2.4. Mengimplementasi Strategi


Proses selanjutnya yang tidak kalah penting adalah mengimplementasikan strategi
dalam bentuk tindakan. Hal ini dikarenakan manajemen strategis adalah proses yang
berkesinambungan. Di mulai dengan perumusan strategi, dilanjutkan dengan pelaksanaan
dan kemudian bergerak ke arah peninjauan kembali dan penyempurnaan strategi.
Implementasi strategi menurut Hunger dan Wheelen adalah proses dimana
manajemen mewujudkan strategi dan kebijakan dalam tindakan melalui pengembangan
program, anggaran dan prosedur. Lebih lanjut dijelaskan bahwa proses implementasi strategi
mungkin meliputi perubahan budaya secara menyeluruh, struktur dan atau sistem
manajemen dari organisasi secara keseluruhan.
Pada dasarnya implementasi strategi adalah tindakan mengimplementasikan strategi
yang telah disusun kedalam berbagai alokasi sumberdaya secara optimal. Dengan kata lain,
dalam mengimplementasikan strategi kita menggunakan formulasi strategi untuk membantu
pembentukan tujuan-tujuan kinerja, alokasi dan prioritas sumber daya.
Dalam proses inilah seorang Manajer dituntut untuk bekerja ekstra keras dalam
menggerakkan semua komponen SDM yang ada untuk mengimplementasikan strategi yang
telah ditetapkan. Kenapa demikian? Karena dari ketiga tahap manajemen strategis, hal
tersulit yang membutuhkan perhatian ekstra adalah implementasi strategis. Agar proses
implementasi program ini bisa berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan, harus ada
sistem controlling yang tepat. Top leader harus mampu melaksanakan peran ini dengan
sebaik mungkin dan dibarengi dengan pelaksanaan pembinaan yang didasarkan dari hasil
catatan yang diperoleh selama melaksanakan fungsi controlling.
Oleh karena itu, sebagai seorang manajer, ada dua tugas besar yang diemban dalam
implementasi strategi yakni;

14
1. Tugas yang pertama adalah proses implementasi strategi ini benar-benar manage
dengan sebaik mungkin agar apa yang telah diformulasikan sebelumnya bisa
terlaksana dengan baik dan sesuai dengan harapan bersama,
2. Tugas yang kedua adalah memanfaatkan semua sumber daya yang ada baik sumber
daya manusia maupun sumber daya non manusia untuk mendukung terlaksana semua
formulasi strategi yang telah ditetapkan.

2.5. Mengevaluasi dan mengawasi strategi


Evaluasi strategi adalah usaha-usaha untuk memonitor hasil hasil dari perumusan
(formulasi) dan penerapan (implementasi) strategi termasuk mengukur kinerja organisasi,
serta mengambil langkah-langkah perbaikan jika diperlukan. Dengan strategi ini, seorang
manajer dapat mengetahui berbagai macam kendala yang di hadapi saat proses
implementasi strategi berjalan. Jika proses ini dilakukan secara berkala, maka implementasi
strategi akan berjalan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. karena strategi evaluasi juga
dapat meminimalisir kesalahan-kesalahan atau problematika dalam implementasi strategi
yang telah diformulasikan.
David Hunger dan L. Wheelen menegaskan bahwa walaupun evaluasi merupakan
elemen terakhir dari manajemen strategis, namun dapat menunjukkan secara tepat
kelemahan-kelemahan dalam implementasi strategis sebelumnya dan mendorong proses
keseluruhan untuk di mulai kembali. Agar evaluasi dapat berjalan dengan efektif, maka
seorang manajer harus mendapatkan umpan balik yang jelas, tepat dan tidak bias dari
bawahannya yang ada dalam organisasi tersebut.
Fokus utama dalam evaluasi strategi adalah pengukuran dan penciptaan mekanisme
umpan balik yang efektif. Pengukuran kinerja merupakan tahap yang penting untuk melihat
dan mengevaluasi capaian atau hasil pekerjaan yang telah dilakukan organisasi untuk
mencapai tujuan yang menjadi sasaran pekerjaan tersebut.

Jika di telaah lebih jauh, akdon memetakan evaluasi strategi menjadi tiga tahapan
2.3.1 Tahap pertama adalah pengukuran kinerja.
Pengukuran kinerja meliputi:
(1) kinerja kegiatan yang merupakan tingkat pencapaian target (rencana tingkat
capaian) dari masingmasing kelompok indikator kinerja kegiatan;
(2) tingkat pencapaian sasaran instansi pemerintah yang merupakan tingkat
pencapaian target (rencana tingkat capaian) dari masing-masing indikator

15
sasaran yang telah ditetapkan sebagaimana ditingkan dalam dokumen rencana
kinerja.
2.3.2 Tahap kedua adalah analisis dan evaluasi kinerja
Analisis dan evaluasi kiner bertujuan untuk mengetahui progress realisasi kinerja yang
dihasilkan, maupun kendala dan tantangan yang dihadapi dalam mencapai sasaran
kinerja. Analisis dan evaluasi ini dapat digunakan untuk melihat efisiensi, efektivitas,
ekonomi maupun perbedaan kinerja

2.3.3 Tahap ketiga adalah pelaporan.


Pelaporan adalah penyampaian perkembangan dan hasil usaha (kinerja), baik secara
lisan atau tulisan maupun dengan komputer. Salah satu tujuan dilakukannya pelaporan
adalah pelaksanaan akuntabilitas. Dengan adanya pelaporan ini di harapkan akan
mampu mengkomunikasikan kepada stakeholders sejauh mana tujuan organisasi telah
dilaksanakan
Oleh karena itu, dengan adanya evaluasi strategi, organisasi di harapkan mampu
mengevaluasi diri untuk berbenah lebih baik kedepannya. Dengan bertolak hasil
evaluasi, kendala serta hambatan-hambatan yang dihadapi, kepala sekolah mampu
merumuskan strategi-strategi baru untuk perbaikan kedepan.

16
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
1. Perumusan strategi atau formulasi strategi merupakan proses penyusunan langkah-
langkah ke depan yang dimaksudkan untuk membangun visi dan misi organisasi,
menetapkan tujuan strategis dan keuangan perusahaan, serta merancang strategi
untuk mencapai tujuan tersebut dalam rangka menyediakan customer value terbaik.
2. Hal yang patut untuk dipertimbangkan adalah visi, misi, dan tujuan perusahaan, posisi
perusahaan pada saat ini, faktor lingkungan internal dan eksternal, serta solusi
alternatif lainnya.
3. Tahapan dalam formulasi strategi yaitu 1) Entablishment of Vision, Mission, and
Goals, 2)Identifying Past and Present Strategies, 3)Diagnosing Past and Present
Performance, 4)Setting Objectives, 5) Analisis SWOT dan Perumusan Strategi,
6)Develop and Evaluate Alternative Strategis and Select Strategy
4. Tingkat Formulasi Strategi ada 3, yaitu: 1) Strategi Tingkat Perusahaan, yaitu strategi
korporasi dirumuskan oleh manajemen puncak dan dirancang sedemikian rupa guna
mencapai tujuan organisasi, 2) Strategi Tingkat Bisnis, yaitu strategi diformulasikan
oleh manajer tingkat bisnis melalui negosiasi dengan manajer korporasi dan
memusatkan kepada bagaimana cara bersaing dalam dunia bisnis yang ada, dan 3)
Strategi Tingkat Fungsional, merupakan suatu pendekatan terhadap area fungsional
untuk mencapai tujuan perusahaan dan unit bisnis dengan memaksimumkan
produktivitas
5. Dalam memilih strategi, ada tiga pertimbangan yang harus dilihat, yaitu 1) menentukan
skenario, 2) proses penetapan pilihan, dan 3) mengembangkan kebijakan.

3.2. Saran
Suatu perusahaan hendaknya selalu merumuskan suatu strategi dengan matang. Proses
perumusan strategi tidaklah singkat dan sederhana, dibutuhkan beberapa manajer atas dan
analis untuk merumuskan suatu strategi perusahaan. Strategi juga harus sesuai dengan visi,

misi, dan tujuan perusahaan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Akdon. Manajemen Stratejik Untuk Manajemen Pendidikan. Bandung CV. Alfabeta, 2006

David, Fred R., dan Forest R. David. Manajemen Strategik: Suatu Pendekatan Keunggulan
Bersaing. Jakarta: Salemba Empat, 2016.

Dirgantoro, Crown. Manajemen Stratejik: Konsep, Kasus, dan Implementasi. Jakarta: PT


Grasindo, 2001.

Rangkuti, Freddy. Measuring Customer satisfaction. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,
2006
Rothwell, William J., H.C Kazanas. Mastering the Instructional Design Process: a
systematic approach. San Francisco: Jossey Bass, 1992

Yunus, Eddy. Manajemen Strategis. Yogyakarta: Andi, 2016.

18

Anda mungkin juga menyukai