Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada TUHAN YESUS KRISTUS hanya karena kasih,
anugerah, serta penyertaan-Nya bagi kami hingga makalah ini bisa selesai dengan baik dan
juga tepat waktu. Kami yakin jika tanpa campur tangan TUHAN makalah ini pasti tidak akan
terselesaikan dan malah akan terbengkalai.

Makalah ini disusun agar para pembaca dapat mengetahui bagaimana “Pendidikan
Agama Kristen Dalam Alkitab”. Makalah ini dibuat juga dengan bantuan dari beberapa
sumber yang kami dapat, dan sekali lagi hanya karena anugerah TUHAN makalah ini dapat
terselesaikan.

Kami juga tidak lupa berterima kasih kepada dosen pengampuh Pembimbing PAK 1,
yaitu Cristine Barahama yang telah memberikan kami tugas ini.

Kami sangat berharap tugas ini akan membawa dampak yang baik bagi para
pembacanya, terlebih dapat menambah wawasan kita mengenai Pendidikan Agama Kristen.
Kami tahu bahwa makalah ini masih tidak luput dari kesalahan dalam penulisan baik
disengaja maupun tidak di sengaja untuk itu kami memohon maaf sebesar-besarnya, dan
tentu saja kami sangat membutuhkan saran dan pesan perihal makalah ini.

Penyusun,

Kelompok 1

Tateli, Februari 2018

HALAMAN 1 DARI 14
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ………………………………………………………………………. 1

Daftar Isi ……………………………………………………………………………... 2

BAB I Pendahuluan : ………………………………………………………………… 3

1. Latar Belakang ……………………………………………. 3

2. Rumusan Masalah ………………………………………… 3

3. Tujuan Penulisan ………………………………………...... 4

BAB II Pembahasan : ………………………………………………………………... 5

1. Perjanjian Lama …………………………………………… 6

2. Perjanjian Baru ……………………………………………. 9

BAB III Penutup : …………………………………………………………………...


13

1. Kesimpulan ………………………………………………. 13

Daftar Pustaka ……………………………………………………………………… 14

HALAMAN 2 DARI 14
BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Saat seseorang mendengar sesuatu tentang Pendidikan Agama Kristen, hal
pertama yang biasanya muncul dikepala mereka adalah Kristus, Alkitab, lalu
kemudian Gereja. Siapakah inti atau pusat dari Pendidikan Agama Kristen itu sendiri?
Tentu saja Allah, karena Ia adalah pendidik yang sejati bagi setiap umat percaya.
Namun, jika ditanya kapan Pendidikan Agama Kristen dimulai? Atau bagian Alkitab
manakah yang menjelaskan bahwa Pendidikan Agama Kristen telah dimulai? Orang-
orang Kristen akan sedikit kesulitan menemukan jawabannya. Tapi, dari kesemuanya
itu kita bisa mendapatkan semua jawabannya dengan meniliti lebih dalam Alkitab
kita, karena sumber dari segala pengetahuan kita akan Allah ada di dalam Alkitab.
Pendidikan Agama Kristen sudah menjadi salah satu subjek pembelajaran
yang sangat penting dalam dunia pendidikan yang ada di Indonesia terlebih bagi umat
Kristen, karena perkembangan zaman yang semakin maju, serta pemikiran anak-anak
sampai pada orang dewasa mulai dipengaruhi oleh perkembangan zaman, sehingga
Pendidikan Agama Kristen sangat diperlukan untuk menjaga keimanan orang Kristen
di zaman ini, bahkan untuk menjaga sikap orang Kristen agar lebih menyerupai
Kristus. Namun, sebelum itu apakah kita mengetahui kapan Pendidikan Agama
Kristen dimulai? Bagaimanakah Pendidikan Agama Kristen di dalam Alkitab?
II. Rumusan Masalah
1. Apa arti Pendidikan Agama Kristen dalam Alkitab?
2. Kapan Pendidikan Agama Kristen di mulai dalam Alkitab?
3. Bagaimanakah Pendidikan Agama Kristen dalam Perjanjian Lama?
4. Bagaimanakah Pendidikan Agama Kristen dalam Perjanjian Baru?

HALAMAN 3 DARI 14
III. Tujuan Penulisan
Agar kita dapat mengetahui lebih dalam bagaimanakah Pendidikan Agama
Kristen dalam Alkitab dan bagaimana sebenarnya hal itu dimulai.

HALAMAN 4 DARI 14
BAB II

PEMBAHASAN

Sejak mula gereja mempunyai sebuah pesan yang khas tentang Allah. Pesan
itu tak mungkin sekedar kata-kata yang diucapkan dalam perjanjian, Taurat dan para
nabi. Apabila demikian tentu orang-orang Yerusalem tidak akan mendengarkannya.
Pesan itu tak mungkin sekedar petunjuk-petunjuk rohani yang mendalam dari para
filsuf. Apabila demikian tentu orang-orang di Efesus, Filipi, dan Roma tidak akan
mendengarkannya. Suatu penelitian yang hati-hati tentang pemberitaan itu
menunjukkan sesuatu tentang bagaimana kata-kata itu berbicara tentang Allah kepada
manusia.1

Thomas M. Groome dalam bukunya yang berjudul Christian Religius


Education mengatakan bahwa tujuan Pendidikan Agama Kristen adalah agar manusia
mengalami hidupnya sebagai respon terhadap kerajaan Allah di dalam Yesus Kristus.
Dalam sisdiknas Pendidikan Agama Kristen tujuannya menumbuhkan dan
mengembangkan iman seta kemampuan siswa untuk dapat memahami dan
menghayati kasih Allah dalam Yesus Kristus yang dinyatakan dalam kehidupan
sehari-hari.

Agama benar-benar sesuatu yang amat penting dalam kehidupan manusia dan
sudah melekat pada setiap diri manusia, namun tentu saja diluar sana ada yang tidak
percaya dengan yang namanya agama atau bahkan tidak percaya akan adanya Tuhan.
Tinggal disebuah Negara yang sangat kental akan nilai-nilai keagamaan sangat
menuntut setiap warga Negaranya untuk mendalami setiap agama yang dianut atau
dipercaya, karena agama menuntun seseorang untuk berada pada jalur yang benar,

1
Iris V. Cully, Dinamika Pendidikan Kristen. BPK Gunung Mulia, 2015. Hal. 49.

HALAMAN 5 DARI 14
menopang seseorang agar mampu melanjutkan hidupnya di dalam dunia. Pendidikan
Agama Kristen menjadi pendidikan yang amat penting bagi setiap umat Kristiani dan
itu adalah fakta adanya, karena tanpa itu hidup umat Kristiani akan seperti orang buta
yang sedang menyusuri jalan, tanpa bantuan tongkat penunjuk jalannya, sehingga ia
sering tersandung, bahkan terjatuh. Pendidikan Agama Kristen bagaikan tongkat
penunjuk jalan itu, dan kita adalah orang buta. Tapi sebelum kita masuk lebih dalam,
mari kita lihat bagaimana sebenarnya Pendidikan Agama Kristen di dalam Alkitab :

I. Perjanjian Lama
Pendidikan Agama Kristen di dalam Perjanjian Lama telah dimulai sejak
Allah memilih dan memanggil Abraham. Ketiga nenek-moyang bangsa Israel yang
biasa kita kenal dengan Abraham, Ishak dan Yakub menjadi guru atau contoh bagi
seluruh kaum Israel, mereka mengajarkan apa yang mereka lihat dari setiap perbuatan
Allah bagi umat Israel yang telah dipilih Tuhan untuk menjadi bangsa kepunyaan-
Nya.
Abraham, Ishak dan Yakub terus menceriterakan bagaimana keperkasaan
Allah dalam membimbing umat-Nya, sehingga kemanapun bangsa Israel pergi dan
jika mereka terus memelihara setiap perkataan Allah, maka apapun yang mereka
perbuat akan Allah buat berhasil. Dalam hal ini kita bisa melihat bahwa Allah sangat
memperhatikan umat-Nya jika mereka dengar-dengaran, namun jika mereka berbalik
daripada jalan-Nya maka Allah akan mencurahkan murka-Nya terhadap mereka, tapi
kita juga bisa melihat bahwa Allah penuh dengan kasih sayang, saat bangsa Israel
berbalik dari perbuatan mereka yang jahat, Allah akan segera memberikan
pertolongan. Hal ini tentu saja harus diperhatikan oleh setiap kita, walaupun Allah
penuh dengan kasih sayang, tetap saja suatu saat waktu kita akan habis, dimana tidak
ada lagi kesempatan bagi kita untuk berbalik dari segala perbuatan jahat kita.

HALAMAN 6 DARI 14
Bangsa Israel mengalami banyak jatuh-bangun, mereka kerap kali
meninggalkan Allah dan melakukan hal-hal yang tidak berkenan dihadapan-Nya,
namun mereka juga dengan segera berbalik kepada Allah. Musa telah dipilih Allah
untuk menjadi pembebas umat-Nya dari penindasan yang ada di Mesir, membawa
umat-Nya menuju tanah perjanjian, yaitu tanah Kanaan. Dalam perjalanan menuju
tanah Kanaan Musa mendidik umat Israel di jalan yang ditentukan oleh Allah agar
setiap didikannya itu bisa diturunkan ke generasi selanjutnya. Pada akhirnya bangsa
Israel memasuki tanah Kanaan setelah perjalanan jauh selama 40 tahun di padang
gurun, dimana waktu sebenarnya yang dapat mereka tempuh untuk sampai di tanah
Kanaan adalah 40 hari. Kisah dibalik mengapa bangsa Israel harus mengembara di
padang gurun selama 40 tahun juga harus sangat kita perhatikan, karena ketidaktaatan
dan kedegilan hati bangsa Israel pada saat itu, maka Allah berbalik daripada umat
Isarel:
“Sesuai dengan jumlah hari yang kamu mengintai negeri itu, yakni empat puluh hari,
satu hari dihitung satu tahun, jadi empat puluh tahun lamanya kamu harus menanggung akibat
kesalahanmu, supaya kamu tahu rasanya, jika Aku berbalik dari padamu: Aku, Tuhan, yang
berkata demikian. Sesungguhnya Aku akan melakukan semuanya itu kepada segenap umat
yang jahat ini yang telah bersepakat melawan Aku. Di padang gurun ini mereka akan habis
dan di sinilah mereka akan mati.”(Bil. 14:34-35)
Kita tiba di zaman di mana bangsa Israel telah menduduki tanah perjanjian,
dimana disana muncullah para hakim, beberapa diantaranya paling sering kita dengar
adalah Simson dan hakim perempuan yaitu Debora dan kemudian para nabi yang
bekerja bersama dengan para raja pada zaman itu, tentu saja mereka tidak ada henti-
hentinya mengajarkan Firman Tuhan agar bangsa Israel terus berada dalam jalurnya
Allah dan tidak menyimpang ke kiri ataupun ke kanan.
Ada juga pelajaran tentang bagaimana kebaktian harus dilaksanakan pada
zaman itu, yang di jelaskan oleh imam-imam. Diantaranya ada hukum mengenai

HALAMAN 7 DARI 14
kebersihan, kesehatan, makanan, beberapa pantangan dan juga masih banyak hukum
yang dijelaskan yang perlu untuk diketahui.
Pengajaran akan Allah terus-menerus disampaikan kepada bangsa Israel dari
generasi yang satu ke generasi berikutnya, dalam Perjanjian Lama kita terus-menerus
disuguhkan dengan keperkasaan Allah dalam setiap jejak langkah kaki bangsa Israel.
Banyak sekali hukum-hukum yang diberikan Allah pada saat itu seperti mengenai
pembangunan rumah-rumah, sistem pengadilan; ada yang mengenai pakaian dan riba,
perkawinan dan perceraian nikah, pertanian dan peternakan, dan sebagainya. Allah
benar-benar memberikan banyak sekali pengajaran bagi umat Israel, dan Allah ingin
mereka terus mengingatnya dalam setiap langkah kehidupan mereka, hal ini dapat kita
lihat dalam kitab:
“Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan,
haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya
apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau
berbaring dan apabila engkau bangun.”(Ul. 6:6-7)
Bangsa Israel sering mengadakan banyak perayaan besar untuk memperingati
semua hal yang telah dilakukan Allah pada masa lampau hingga sampai masa kini,
contohnya perayaan Paskah, perayaan pondok daun dan juga perayaaan lainnya. Pada
saat melaksanakan perayaan-perayaan itu, biasanya para orang tua dari bangsa Israel
akan menceritakan bagaimana perbuatan Allah yang ajaib bagi bangsa Israel, agar
bisa di ingat dari generasi ke generasi, tepat seperti yang Allah inginkan agar umat-
Nya selalu mengingat apa yang telah diperbuat-Nya bagi mereka, dengan begitu
mereka akan selalu berada di jalan yang telah di tentukan oleh Allah.
Didalam buku Pendidikan Agama Kristen yang ditulis oleh
Dr.E.G.Homrighausen dan Dr.I.H.Enklaar, mereka mengatakan bahwa seluruh
pendidikan itu bersifat agama; tak ada sebagian juapun dari segala lapangan hidup

HALAMAN 8 DARI 14
manusia yang tidak dipengaruhi dan dikuasai oleh agama.2 Dalam setiap pendidikan
yang diterima oleh bangsa Israel pada saat itu, yang menjadi pusat dan tujuannya
adalah Allah sendiri sehingga apapun yang dilakukan oleh bangsa Israel harus sesuai
dengan apa yang sudah dinyatakan Allah kepada mereka, bangsa Israel benar-benar
sangat di didik oleh Allah, tidak ada satupun rencana Allah yang gagal.
II. Perjanjian Baru
1. Tuhan Yesus
Saat kita membaca kitab-kitab dalam Perjanjian Baru, fokus kita tentu
saja akan langsung tertuju pada Tuhan Yesus, yang adalah sumber dari Pendidikan
Agama Kristen itu sendiri. Ia menjadi teladan bagi setiap umat Kristen, karena
perbuatan-Nya yang ajaib pada waktu itu, Ia bukan hanya mengajar, namun Ia
mengadakan banyak mujizat.
Dalam segala kesempatan, Tuhan Yesus selalu mengajar dimanapun Ia
berada, karena hal itu adalah hal yang sangat penting dalam perjalanan pelayanan-
Nya semasa hidup-Nya. Ia mengajar di Bait Allah, di atas bukit, di pantai dan
bahkan diatas perahu:
“Demikianlah Yesus berkeliling ke semua kota dan desa; Ia mengajar dalam
rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Sorga serta melenyapkan segala
penyakit dan kelemahan.”(Mat. 9:35)
Pada satu waktu Tuhan Yesus memberikan ajaran yang cukup keras
bukan hanya untuk Marta dan orang-orang yang saat itu sedang ada di dalam
rumahnya, namun juga menjadi suatu pelajaran yang sangat berharga bagi kita
umat percaya. Dapat kita lihat dengan jelas bahwa Tuhan Yesus ingin kita tahu
apa yang seharusnya menjadi prioritas utama kita dalam hidup ini, yaitu
senantiasa mendengarkan dan mau di didik oleh Firman Allah:

2
Dr.E.G.Homrighausen dan Dr.I.H.Enklaar, Pendidikan Agama Kristen. BPK Gunung Mulia, 2008. Hal. 4

HALAMAN 9 DARI 14
“Ketika Yesus dan murid-murid-Nya dalam perjalanan, tibalah Ia di sebuah
kampong. Seorang perempuan yang bernama Marta menerima Dia di rumahnya.
Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat
kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya, sedang Marta sibuk sekali melayani.
Ia mendekati Yesus dan berkata: “Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku
membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku.” Tetapi Tuhan
menjawabnya: “Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak
perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang
tidak akan diambil dari padanya.”(Luk. 10:38-42)
Kembali didalam buku Pendidikan Agama Kristen, yang ditulis oleh
Dr.E.G.Homrighausen dan Dr.I.H.Enklaar mengatakan, yang menjadi tujuan
pengajaran Tuhan Yesus itu bukanlah untuk membahas pelbagai pokok agama dan
susila secara ilmiah atau secara teori saja, melainkan untuk melayani tiap-tiap
manusia yang datang kepada-Nya.3 Tuhan Yesus selalu tahu apa yang diperlukan
oleh setiap pendengar-Nya.
Cara mengajar Tuhan Yesus sendiri perlu kita perhatikan bersama.
Salah satu cara mengajar-Nya yang menarik perhatian adalah dengan memberikan
perumpamaan, seringkali juga ia memberikan contoh langsung, agar mereka tahu
bahwa apa yang diajarkan-Nya tidak hanya untuk di dengar dan di ingat, namun
harus dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Sampai akhir hayat-Nya, Ia terus
memberikan pengajaran agar setiap umat manusia dapat memperoleh keselamatan
itu daripada-Nya.
2. Paulus
Siapa yang tidak kenal dengan rasul yang satu ini, hidupnya berubah
drastis semenjak Tuhan Yesus masuk dalam hidupnya, dan membuatnya menjadi
hamba Tuhan yang selalu memberitakan Firman Tuhan kemanapun ia berada.

3
Dr.E.G.Homrighausen dan Dr.I.H.Enklaar, Pendidikan Agama Kristen. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008. Hal. 6.

HALAMAN 10 DARI 14
Dengan apa yang terjadi pada Paulus hal ini menperjelas bahwa Allah benar-benar
mengasihi umat-Nya, walaupun umat-Nya telah menyakiti-Nya berulang-ulang,
namun dengan berulang-ulang pun Ia akan menyelamatkan mereka, sama seperti
Paulus yang dulunya membantai orang-orang yang mengikut Kristus, namun
kemudian ia mengalami apa yang disebut Ekklesia.
Kemanapun rasul Paulus pergi ia akan mengabarkan kabar Injil yang
patut diterima oleh setiap orang, ia melayani dengan tidak takut dan gentar. Ia
juga kerap kali mengajar melalui surat-surat yang ditulisnya dan kemudian di
kirim kepada jemaat-jemaat Tuhan yang ada untuk menguatkan iman percaya
mereka kepada Kristus yang adalah kebenaran. Kita bisa melihat seberapa
berpendidikannya rasul Paulus dengan surat-surat yang telah ditulis olehnya.
3. Jemaat yang mula-mula
Pada saat itu jemaat Tuhan masih terpaut erat dengan adat agama
Yahudi, yang kadang membuat mereka ragu-ragu akan pengajaran yang mereka
terima tentang Kristus, namun setelah beberapa waktu mereka dapat tetap
mempertahankan iman mereka kepada Kristus dengan mengadakan perkumpulan.
Disana mereka berdoa dan mendengarkan pengajaran tentang perbuatan-perbuatan
Tuhan Yesus, makan bersama dan melakukan perjamuan suci untuk mengingat
akan pengorbanan Yesus Kristus.
Mereka mulai berpencar untuk memberitakan Firman Tuhan setelah
mereka menerima Roh Kudus yang telah dijanjikan oleh Allah, karena peran Roh
Kudus sangat penting untuk penyebaran Firman Tuhan, tanpa ada kuasa Roh
Kudus dalam setiap diri jemaat Tuhan, maka Firman Tuhan tidak akan diterima
dengan baik.
Para pengikut Kristus atau yang disebut Kristen pada waktu mereka
mulai mengajar kemanapun mereka pergi, mereka gencar memberitakan kabar
keselamatan itu agar seluruh dunia mengetahuinya, semua orang yang mau

HALAMAN 11 DARI 14
bertobat dan mau menerima Kristus akan diajar oleh mereka dengan seksama.
Mereka belajar apa yang menjadi tugas mereka sebagai seorang Kristen didialam
dunia. Pengajaran mereka bukan lagi berpusat pada Taurat, namun pada Yesus
Kristus, yang adalah pusat Pendidikan Agama Kristen. Kita bisa melihat
pengertian dari Pendidikan Agama Kristen menurut Warner C. Garedorf adalah
proses pengajaran dan pembelajaran yang berdasarkan Alkitab, berpusat pada
Kristus, dan bergantung kepada Roh Kudus, yang membimbing setiap pribadi
pada semua tingkat pertumbuhan melalui pengajaran masa kini kearah pengenalan
dan pengalaman rencana dan kehendak Allah melalui Kristus dalam setiap aspek
kehidupan, dan melengkapi mereka bagi pelayanan yang efektif, yang berpusat
pada Kristus sang Guru Agung dan perintah yang mendewasakan pada murid.4

4
Paulus Lilik Kristanto, Prinsip dan Praktek PAK Penuntun bagi Mahasiswa Teologi dan PAK, Pekayan Gereja,
Guru Agama dan Keluarga Kristen. Yogyakarta: Andi Offset, 2006. Hal. 4

HALAMAN 12 DARI 14
BAB III

PENUTUP

I. Kesimpulan
Dari uraian diatas kita dapat simpulkan bahwa Pendidikan Agama
Kristen adalah sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan kita beragama, dan
itu bisa dilihat bahwa Pendidikan Agama Kristen telah dimulai semenjak Allah
memanggil dan memilih Abraham. Tanpa hal itu kehidupan beragama kita akan
terasa tanpa arah tujuan. Pendidikan Agama Kristen semata-mata mengajarkan
agar apapun yang terjadi didalam hidup kita, apapun yang kita lakukan dalam
perjalanan hidup kita, jangan pernah lupa tentang segala perbuatan yang telah
dilakukan oleh Allah dari zaman dahulu, dari zaman para nenek moyang, sampai
pada zaman dimana Allah memberikan kasih karunia-Nya bagi setiap manusia
untuk menghadap tahta kasih karunia-Nya, melalui Putra-Nya yang tunggal, yaitu
Yesus Kristus. Setiap umat percaya dituntut untuk tidak pernah melupakan setiap
perbuatan tangan Tuhan, namun kita harus senantiasa memperkatakannya
dimanapun kita berada, sehingga setiap umat percaya dapat menjadi berkat
dimanapun mereka berada karena perbuatan mereka mencerminkan Kristus itu
sendiri, karena Firman Tuhan bukan hanya sampai diperkatakan, namun harus
diperbuat. Dengan demikian, umat Kristiani akan menjadi terang dimanapun
mereka berada.

HALAMAN 13 DARI 14
DAFTAR PUSTAKA

Dr.E.G.Homrighausen dan Dr.I.H.Enklaar. Pendidikan Agama Kristen. BPK Gunung Mulia

Iris V. Cully. 2015. Dinamika Pendidikan Kristen. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Robert R. Boehlke, P.h.D. 2016. Sejarah Perkembangan Pikiran & Praktek Pendidikan
Agama Kristen Dari Plato Sampai Ignatius Loyola. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Paulus Lilik Kristanto, 2006. Prinsip dan Praktek PAK bagi Mahasiswa Teologi dan PAK,
Pelayan Gereja, Guru Agama dan Keluarga Kristen. Yogyakarta: Andi Offset.

Pengantar Studi Al-Qur’an, Abdul Hamid, Lc., M.A. 2016 Kencana

HALAMAN 14 DARI 14

Anda mungkin juga menyukai