Anda di halaman 1dari 3

PEMUDA SENJATA KEMAJUAN PERADABAN ISLAM

Nama : Fani Pranidasari


NIM : 6411420059
Prodi : Kesehatan masyarakat
Pemuda adalah aset bangsa yang tidak ternilai harganya. Kemajuan suatu bangsa
tergantung dari bagaimana pemudanya bertindak. Dalam Islam, pemuda memiliki peranan
penting yaitu mempelajari dan mengetahui ilmu agama Islam. Pemuda juga merupakan pilar
utama dalam perjuangan, termasuk perjuangan membangun dan memajukan peradaban Islam.
Sebab usia muda merupakan masa emas dalam perjalanan hidup manusia di dunia.
Allah Swt. telah memberikan keistimewaan yang begitu besar kepada para pemuda
yakni usia, kesempatan belajar, energi, dan idealisme. Itu semua milik pemuda. Bahkan tak
hanya itu, Allah Swt. memberikan kekuatan intelektual, ingatan dan analisa yang tajam.
Sebagai contoh Salman  Al-Farisi, dia adalah seorang pencetus ide pembuatan parit untuk
menghadang puluhan ribu musuh yang tak sebanding jumlahnya dengan kaum muslimin pada
waktu itu. Selain itu, ada Khalid bin Walid. Ia adalah seorang panglima yang sangat cerdas
dalam mengatur strategi dalam peperangan sehingga ia terkenal sebagai sosok pemuda yang
tak pernah kalah dalam berperang walaupun umurnya masih sangat balia namun semangat
kepemudaannya selalu ia kobarkan.
Selain itu, sebagian dari para tokoh penting kemajuan islam yang memiliki semangat
juang tinggi yakni Ali bin Abi Thalib, Muhammad Al- Fatih dan Usamah bin Zaid. Ali bin
Abi Talib adalah pemuda yang selalu menemani dan melindungi  Rasulullah sedangkan
Muhammad Al-Fatih adalaah seorang panglima perang pasukan muslim untuk mengalahkan
satu imperium yang telah berdiri kokoh selama 11 abad yaitu Byzantium. Selain itu, ada
Usamah bin zaid yakni pemuda yang dipercayai oleh Rasulullah dalam usia 18 tahun
kemudian dilanjutkan dengan Khalifah Abu Bakar Ash-Shidiq.
Ali bin Abi Thalib, Muhammad Al- Fatih, dan Usamah bin Zaid adalah tiga pemuda
Islam yang mempunyai kesaamaan. Pertama, mereka memiliki pemahaman yang baik tentang
islam dan menjadikan pemahaman tersebut sebagai pedoman dalam hidupnya. Kedua, rasa
cinta terhadap islam dan kemampuan dalam menyebarkan dakwah islam sangat
tinggi. Ketiga, mereka adalah pemuda yang telah megikuti peperangan dalam usia muda.
Di dalam Al-Qur’an, banyak sekali ayat yang menceritakan tentang pemuda, misalnya
kisah para sahabat Rasulullah. Dari berbagai kisah dan penjelasan tersebut, dapat kita pahami
bahwa Al- Qur’an selalu menempatkan pemuda pada makna yang positif. Seperti firman
Allah dalam surah Ar-Rum berikut
“Dialah Allah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah,kemudian Dia
menjadikan (kamu) setelah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan
(kamu) setelah kuat itu lemah ( kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang Dia
kehendaki. Dan Dia Maha Mengetahui, Maha Kuasa.” (Ar-Rum [ 30] : 54)
Maksud ayat tersebut yaitu masa keadaan lemah manusia yang pertama adalah ketika
masih kecil, lalu kuat ketika ia sudah dewasa atau muda, dan ia akan lemah kembali ketika ia
memasuki masa tua atau sudah beruban. Allah ingin menunjukkan bahwa pemuda memiliki
kekuatan, dan pemuda merupakan kekuatan diantara dua kelemahan. Dan dari kekuatan itu,
ada harapan besar bahwa peradaban Islam bisa bangkit pada masa jayanya karena pemuda
merupakan senjata berdirinya kemajuan peradaban Islam.
Kisah pemuda juga dijelaskan dalam surah Al-Kahfi. Alkisah, yakni terdapat
beberapa pemuda yang hidup di masa pemimpinnya seorang yang zalim. Para pemuda
kemudian menentang pemimpinnya dan melarikan diri hingga masuk ke dalam gua dan
menetap di sana. Lalu apa yang terjadi? Allah menidurkan para pemuda Ashabul Kahfi dalam
gua dan membangunkannya setelah masa kepemimpinan jatuh pada orang beriman. Allah
memujinya karena keteguhan aqidahnya seperti firman Allah  dalam surah Al- Kahfi ([18 ] :
13) yakni “ sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan
mereka, dan Kami tambahkan petunjuk kepada mereka. ” Dalam ayat tersebut ada tiga kata
kunci yang kita temukan, yakni: pemuda, iman, dan petunjuk.
Lalu bagaimana dengan pemuda masa kini?  Apakah semangatnya dalam beriman dan
membangkitkan peradaban Islam selalu mereka kobarkan?
Namun kenyataannya kini pemuda mulai menjauh dari nilai-nilai keislaman.
Pemahaman yang bersumber dari pemikiran manusiawi telah meracuni mereka. Pemahaman
barat yang merasuk dalam pemikiran mereka dan menggerakkan jasmaninya untuk
melakukan kemunkaran. Gejala ini mewabah kesemua kalangan umat Islam yang ada di
dunia. Contohnya, sekarang ini banyak sekali budaya barat yang masuk ke dalam Islam dan
akibatnya banyak di antara umat Islam yang mengikuti gaya barat tersebut baik dalam
berpakaian maupun dalam bertingkah laku.
Pergaulan dan lingkungan inilah yang membuat mereka seolah-olah tak mempunyai
nilai keislaman. Lingkungan merupakan pengaruh yang sangat berbahaya karena lingkungan
dapat mempengaruhi karakter seseorang. Lingkungan menentukan ke mana arah yang akan
dituju, apakah ke arah yang benar atau salah. Kuncinya ialah tetap meningkatkan iman karena
seburuk apapun lingkungan kita, tetapi iman kita kuat, kita tidak akan pernah terpengaruh
oleh budaya manapun yang masuk.
Sekarang ini, jarang sekali telihat masjid-masjid di lingkungan tempat tinggal kita
terisi penuh oleh anak-anak maupun pemuda yang akan membaca Al- Qur’an. Anehnya,
ketika sudah adzan magrib, mereka masih asyik nongkrong di jalanan, bermain handphone,
rebahan, dan kegiatan kurang bermanfaat lainnya. Mereka seakan-akan tak peduli dengan
panggilan Allah SWT. Dalam beberapa ceramah Ustadz Budi Ashari, beliau menyatakan
bahwa “peradaban Islam akan bangkit apabila masjid-masjid dan majelis ilmu dipenuhi oleh
pemuda.’’
Selain itu, Hasan Al- Banna mengungkapkan betapa pentingnya peran pemuda bagi
perjuangan kebangkitan islam. Beliau mengungkapkan bahwa pemuda adalah pilar
kebangkitan  yang mempunyai tanggung jawab, kewajiban, dan amanah untuk membina
umat. Pemuda adalah senjata untuk kemajuan peradaban Islam. Untuk mengemban tersebut,
beliau menjelaskan apa saja yang harus dimiliki oleh seorang pemuda. Beberapa di antaranya
ialah  pemikiran panjang, banyak beramal, bijak dalam menentukan sikap, maju untuk
menjadi penyelamat, dan mampu untuk menunaikan hak-hak umat.
Modal dasar yang harus dimiliki pemuda menurut beliu, adalah: iman, ikhlas,
semangat dan amal kebajikan. Selain itu, dari beberapa kisah lampau pemuda pejuang Islam
masa lampau tersebut, diharapkan untuk para pemuda masa kini untuk terus belajar dan
berjuang untuk terus memajukan peradaban Islam guna untuk menjadi pemimpin dunia yang
religius.
Oleh karena itu para pemuda Islam harus membentengi diri dan mempertebal
keimanannya untuk mengantisipasi terhadap berbagai hal yang dapat meracuni. Para pemuda
menjadi orang-orang yang mempunyai mobilitas tinggi dalam bekerja, beramal dan
membangun masyarakat dengan didasari keimanan dan akidah yang benar, sehingga mereka
menyadari bahwa sebaik-baiknya manusia adalah mereka yang paling bermanfaat bagi umat
dan masyarakat. Para pemuda harus menjadi generasi yang senantiasa memperbaiki diri demi
tegaknya ajaran Islam karena perbaikan suatu umat tidak akan berhasil tanpa adanya
perbaikan pada setiap individu dalam hal ini adalah para pemudanya.

Anda mungkin juga menyukai