Pemberdayaan Masyarakat KLPK 6
Pemberdayaan Masyarakat KLPK 6
OLEH
KELOMPOK 6
1. NUR AFNI G
PO530321119239
2. SARAH NOVIANA WLARY
PO530321119240
3. SHERLY AUGUSTYN
PO530321119241
4. SOFRONIUS REWO
PO530321119242
5. STEVIN KOEN
PO530321119243
JURUSAN KEPERAWATAN
2021
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami penjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, yang atas
rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul ”Isu-Isu Pemberdayaan Masyarakat”.Penulisan makalah ini
merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah “Pemberdayaan
Masyarakat”. Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak
sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Penulis
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................
i
DAFTAR ISI......................................................................................................................
ii...........................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................
1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................
3
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
39
6
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengidentifikasi konsep – konsep yang berhubungan isu-isu
pemberdayaan masyarakat
1.3.2 Tujuan Khusus
3) Konsep analisa
BAB II
PEMBAHASAN
Salah satu upaya untuk mencapai tujuan masyarakat yang sejahtera adalah
dengan adanya pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat ini
menjadi salah satu nyata untuk membangun masyarakat itu sendiri. Maka dari
itu, baik negara berkembang maupun negara maju memperhatikan upaya ini.
Berikut beberapa contoh pemberdayaan masyarakat di berbagai bidang.
1. Bidang Ekonomi
Pengembangan dan juga pemberdayaan UMKM dan juga BUMdes ini juga
dapat menekan jumlah penduduk terutama masyarakat di usia produktif yang
pindah ke kota untuk mencari pekerjaan. Pasalnya baik UMKM dan juga
BUMdes dapat menyerap tenaga kerja lokal yang mana sebagai hasil lapangan
pekerjaan baru.
1. Pemberdayaan UMKM
11
2. BUMDes
Basis pertanian ini bisa menjadi potensi yang dikembangkan bersamaan dengan
potensi desa lainnya seperti salah satunya adalah potensi wisata dengan konsep
agrowisata. Dengan demikian, petani akan mendapatkan hasil sekunder dari
pemberdayaan di bidang ini yang mungkin juga bisa menjadi sumber
penghasilan primer sebelum masa panen.
Untuk menghasilkan produk pertanian yang memiliki nilai jual yang lebih dari
hasil pertanian konvensional, maka perlu adanya pelatihan dan juga pembinaan
bagi petani. Salah satu contohnya adalah bagaimana petani dapat menghasilkan
produk pertanian organik yang menjadi minat pasar karena kelebihan di bidang
kesehatan serta bagi petani memiliki harga yang lebih baik.
Upaya pertanian yang ada sebagai contoh pemberdayaan masyarakat juga perlu
didukung dengan pengelolaan fasilitas pertanian seperti salah satunya tentang
pengairan sawah. Bagi daerah yang memiliki surplus air mungkin akan lebih
mudah untuk pengairannya namun bagi daerah yang pengairannya sulit dapat
dikembangkan bagaimana agar air dapat mengalir sepanjang tahun.
Setelah dua upaya diatas dapat diupayakan dan berkembang dengan baik, maka
selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah pemberdayaan untuk membuka
pasar pada petani. Dengan demikian produk yang dihasilkan dapat terus
menerus menemukan pasar.
3. Bidang Kesehatan
Selain pemberdayaan di bidang ekonomi dan juga pertanian, salah satu contoh
pemberdayaan masyarakat yang masih sangat dibutuhkan adalah pada bidang
kesehatan. Pasalnya, untuk masyarakat pedesaan, selain masih sangat terbatas
untuk akses ke sarana kesehatan juga tidak sedikit yang masih kurang
kesadarannya untuk memperhatikan masalah kesehatan.
Selain fasilitas dan tenaga medis yang perlu disiapkan, selanjutnya perlu juga
meningkatkan kesadaran masyarakat di Desa yang terbilang masih masih sangat
minim. Perlu diadakan promosi serta penyuluhan program kesehatan sehingga
gaya hidup masyarakat dapat berubah ke arah yang lebih sehat. Pihak kesehatan
dapat bekerja sama dengan PKK untuk program ini.
3. Bidang Pendidikan
Harapannya juga nantinya generasi dengan pendidikan yang lebih baik juga
dapat memberikan kontribusi kembali pada desa sehingga ilmu yang didapat
dapat bermanfaat untuk sesama. Seperti istilah dalam bahasa jawa yakni Bali
Ndesa Bangun Ndesa yang berarti pulang ke desa dan membangun desa.
14
Hal pertama yang bisa dilakukan adalah dengan meningkatkan sarana dan
prasarana pendikan. Pasalnya, pendidikan yang baik juga harus juga ditunjang
dengan fasilitas yang memadai. Alasannya tentu agar pengembangan
pendidikan tersebut juga dapat sesuai dengan tuntutan jaman. Contoh
pemberdayaan masyarakat di bidang pendidikan dapat berupa renovasi atau
pembangunan.
4. Bidang Agama
Dalam hal ini pemberdayaan masyarakat harus lah di dasarkan pada sesuatu
yang memang menjadi prioritas utama dan terkait dengan minat dan kebutuhan
masyarakat sehingga hasil yang di peroleh lebih efisien dan efektif.
5. Kelompok masyarakat bawah.
Untuk lebih mengoptimalkan pelaksanaan program yang di buat sebelumnya
maka sasaran kegiatan pemberdayaan masyarakat sebaiknya lebih diarahkan
pada mereka yang termasuk dalam kategori orang pinggiran dalam arti berada
pada tingkat akar rumput masyarakat
6. Keragaman budaya.
Kegiatan pemberdayaan masyarakat seyogyanya di sesuaikan dengan
keragaman budaya lokal yang ada dengan alasan apabila kegiatan itu di lakukan
dengan menggunakan prinsip pada keseragaman budaya makan di khawatirkan
hal ini akan menimbulkan berbagai persoalan dan hambatan di lapangan.
7. Terarah dan spesialis.
8. Untuk konteks ni tenaga fasilitator/ penyuluh/agen pembaharu yang terlibat
dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat harus terdiri orang yang memiliki
keahlian serta keterampilan dalam hal tertentu terutama pada kegiatan yang
membutuhkan tenaga spesialis untuk kegiatan yang merupakan bagian dari
agenda pemberdayaan masyarakat.
9. Belajar sambil bekerja
Maksudnya kegiatan pemberdayaan masyarakat tidak sekedar tidak dilakukan
dalam bentuk menyampaikan konsep dan gagasan yang bersifat teoritis akan
tetapi yang jauh lebih penting yaitu mengikutsertakan secara aktif kelompok
sasaran untuk mencoba melakukan kegiatan sendiri sesuai dengan apa yang
diarahkan oleh tenaga fasilitator sehingga dengan demikian masyarakat dapat
bekerja sambil belajar menggunakan konsep yang mereka peroleh dari para
penyuluh.
10. Perubahan budaya.
Dalam hal ini kegiatan pemberdayaan masyarakat haruslah di lakukan sesuai
dengan nilai budaya lokal kelompok sasaran. Dengan demikian dapat di hindari
17
5. Kelima : solusi-solusi yang berasal dari situasi khusus, harus beragam dan
menghargai keberagaman yang berasal dari faktor-faktor yang berada pada
situasi masalah tersebut.
6. Keenam : jaringan-jaringan sosial informal merupakan sumber dukungan yang
penting bagi penurunan ketegangan dan meningkatkan kompetensi serta
kemampuan mengendalikan seseorang
7. Ketujuh : masyarakat harus berpartisipasi dalam pemberdayaan mereka sendiri :
tujuan, cara dan hasil harus dirumuskan oleh mereka sendiri.
8. Kedelapan : tingkat kesadaran merupakan kunci dalam pemberdayaan, karena
pengetahuan dapat memobilisasi tindakan bagi perubahan.
9. Kesembilan : pemberdayaan melibatkan akses terhadap sumber-sumber dan
kemampuan untuk menggunakan sumber-sumber tersebut secara efektif.
10. Kesepuluh : proses pmberdayaan bersifat dinamis, sinergis, berubah terus,
evolutif; permasalahan selalu memiliki beragam solusi. Dan akhirnya
11. Kesebelas: pemberdayaan dicapai melalui struktur-struktur personal dan
pembangunan ekonomi secara paralel.
Gizi dan masalah gizi selama ini dipahami sebagai hubungan antara
makanan (input) dengan kesehatan (outcome). Pada satu pihak masalah gizi
27
dapat dilihat sebagai masalah input, tetapi juga sebagai outcome. Apabila
masalah gizi dianggap sebagai identifikasi masalah input maka titik tolak
identifikasi masalah pangan, makanan (pangan diolah) dan konsumsi.
Apabila masalah gizi dilihat sebagai outcome, maka identifikasi masalah
dimulai pada pola pertumbuhan dan status gizi anak.
Situasi dan kondisi pangan nasional dewasa ini juga sangat
memprihatinkan. Maka kinilah saatnya pemerintah segera menggalakan
System Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG) dengan melakukan Usaha
Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK). Tugasnya adalah memantau status gizi
masyarakat hingga ke pelosok desa terpencil. Jika ada warga yang
kedapatan terkena gizi kurang/buruk, petugas puskesmas terdekat harus
langsung menangani. Peran posyandu perlu disosialisasikan kembali pada
masyarkat, posyandu tidak membutuhkan fasilitas dan biaya besar, bahkan
dapat dilakukan dirumah penduduk maupun tempat-tempat prtemuan desa.
Hal ini digunakan untuk mengubah persepsi bahwa posyandu itu bukan
milik kesehatan melainkan milik masyarakat.
Yang dimaksud satu keluarga adalah satu kesatuan keluarga inti (ayah,
ibu, dan anak) sebagaimana dinyatakan dalam Kartu Keluarga. Jika dalam
satu rumah tangga terdapat kakek dan atau nenek atau individu lain, maka
rumah tangga tersebut dianggap terdiri lebih dari satu keluarga. Untuk
menyatakan bahwa suatu keluarga sehat atau tidak digunakan sejumlah
penanda atau indikator. Dalam rangka pelaksanaaan Program Indonesia
Sehat telah disepakati adanya 12 indikator utama untuk penanda status
kesehatan sebuah keluarga. Kedua belas indikator utama tersebut adalah
sebagai berikut.
6. Aset Sosial
Sumber daya sosial (jaringan sosial, anggota kelompok,
hubungan dan kepercayaan, akses yang luas terhadap institusi
sosial) untuk dapat meningkatkan sumber penghidupan mereka.
7. Aset Spiritual Upaya pemberian bantuan empathy dan perhatian,
kasih sayang, dan unsur utama dari kebijakan praktis.
6. Sarana pendidikan
2. Asset manusia 1. Tokoh Agama
2. Tokoh masyarakat
3. Lurah dan Kaur Kesra
4. Ketua Koperasi
5. Bidan
6. Ketua LPM
3. Asset finnansial 1. Arisan
2. Rentenir
3. Koperasi
4. Bank
4. Asset social Ada kepercayaan, Ada nilai
Gotong Royong seperti
Gerakan Pungut Sampah,
Gober, Linmas Hubungan
kekeluargaan antar keluarga
miskin baik
5. Asset spiritual 1. Pengajian anak-anak,
2. ZIS
3. DKM
4. Subuh Keliling (SubLing)
5. Majelis Taqlim
kesatuan, nilai dan norma yang mengatur hubungan satu sama lainnya. Aset
manusia yaitu masyarakat yang memiliki kemampuan/kekuatan dalam
membantu atau stakeholder.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Alaudin, Irfan Dhiya, et al. "Laras Desa: Rancangan Konsep Media Komunitas
Pemberdayaan Keluarga." Jurnal Surya Masyarakat 3.2 (2021): 104-108.
45
Alaudin, I. D., Vianto, A. N., Susanto, A. P., Pangestu, F. R., Risti, G. E., &
Suryaningtyas, A. A. (2021). Laras Desa: Rancangan Konsep Media Komunitas
Pemberdayaan Keluarga. Jurnal Surya Masyarakat, 3(2), 104-108.
Restuastuti, T., Zahtamal, Z., Chandra, F., & Restila, R. (2017). Analisis
Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan. Jurnal kesehatan Melayu, 1
(1), 14-19