Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

‘’Perbandingan dan hukum warga Negara yang menganut


Ius soli dan ius sanguinis’’

Dosen pengampu :
Bpk.afirman

Di susun oleh :
Nama : Ali maruf iskandar ( 211191 )
Kelas : teknik informatika ra-kel 2

Universitas Primagraha Kampus Masa Depan Gemilang, Alamat : Jl.


Raya Trip Jamak Sari, Sumurpecung, Kec. Serang, Kota Serang,
Banten 42111
Kata pengantar

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa saya mengucapkan
terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya. Penulis sangat berharap
semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca.
Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini iias pembaca praktekkan dalam
kehidupan sehari-hari.

Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

SERANG, 24, FEBRUARI 2022


Penyusun

Ali ma’ruf iskandar

i
DAFTAR ISI

Kata pengantar......................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................................................... ii
BAB I ........................................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 1
A. Latar belakang ............................................................................................................................. 1
B. Tujan Penulisan ........................................................................................................................... 1
C. Rumusan Masalah ........................................................................................................................... 1
D. tujuan masalah ............................................................................................................................... 2
BAB II ....................................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ......................................................................................................................................... 3
A. PENGERTIAN ASAS IUS SOLI DAN IUS SANGUNIS ....................................................................... 3
B. PERBEDAAN ASAS IUS SOLI DAN IUS SANGUINIS ....................................................................... 4
C. Contoh asas ius soli dan ius sanguinis......................................................................................... 5
BAB III ...................................................................................................................................................... 6
PENUTUP ................................................................................................................................................. 6
A. SARAN ......................................................................................................................................... 6
B. KESIMPULAN ............................................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................................. iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pendidikan kewarganegaraan sangatlah penting untuk dipelajari oleh semua kalangan.
Oleh sebab itu, Berdirinya suatu negara harus memenuhi beberapa syarat, yaitu harus ada
wilayah tertentu, ada rakyat yang tetap dan pemerintahan yang berdaulat. Tanpa adanya
wilayah tertentu adalah tidak mungkin untuk mendirikan suatu negara dan begitu pula
adalah mustahil untuk menyebutkan adanya suatu negara tanpa rakyat yang tetap. rakyat
yang menetap di suatu wilayah tertentu, dalam hubungannya dengan negara disebut
dengan warga negara. Warga negara mempunyai kewajiban-kewajiban terhadap negara
dan sekaligus mempunyai hak-hak yang wajib diberikan dan dilindungi oleh Negara. setiap
warga negara juga mempunyai kewajibankewajiban kepada negara yang merupakan hak-
hak negara yang juga wajib diakui (recognized), dihormati (respected), dan ditaati atau
ditunaikan (complied) oleh setiap warga negara.

Setiap negara yang berdaulat berhak untuk menentukan sendiri syaratsyarat untuk
menjadi warga negara. Terkait dengan syarat-syarat menjadi warga negara dalam ilmu tata
negara dikenal adanya dua asas kewarganegaraan, yaitu asas ius-sanguinis dan asas ius-
soli. Asas ius-soli adalah asas daerah kelahiran, artinya bahwa status kewarganegaraan
seseorang ditentukan oleh tempat kelahirannya. Sedangkan asas iussanguinis adalah asas
keturunan atau hubungan darah, artinya bahwa kewarganegaraan seseorang ditentukan
oleh orang tuanya. uis sanguinis (keturunan) ialah Kewarganegaraan dari orang tua yang
menurunkannya menentukan ke warga-negaraan seseorang, artinya kalau orang dilahirkan
dari orang tua berkewarganegaraan Indonesia, ia dengan sendirinya juga warga negara
Indonesia.Prinsip ini adalah prinsip asli yang telah berlaku sejak dahulu, yang terbukti
dalam sistem kesukuan, di mana anak dari anggota suatu suku dengan sendirinya dianggap
sebagai anggota suku itu.

B. Tujan Penulisan
Adapun maksud dan tujuan dalam pembuatan makalah ini yaitu untuk memberi
pengetahuan dan wawasan agar kita dapat memahami dan mengetahui apa perbandingan
hak dan kewajiban ius soli dan ius sangunis

C. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari asas ius soli dan ius sangunis ?
2. Perbedaan dari asas ius sol an ius sangunis ?
3. Contoh dari asas ius soli dan ius sangunis ?

1
D. tujuan masalah
1. Untuk mengetahu maksud dari asas us soli dan ius sangunis
2. Untuk menjelaskan apa yang di maksud dengan asas ius soloi dan ius sangunis
3. Untuk mengetahui contoh dari ius soli dan ius sangunis

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ASAS IUS SOLI DAN IUS SANGUNIS


Prinsip yang umum dipakai untuk pengaturan kewarganegaraan sampai saat ini
adalah prinsip “ius soli” yaitu prinsip yang mendasarkan diri pada pengertian hukum
mengenai tanah kelahiran, dan prinsip “ius sanguinis” yakni prinsip yang mendasarkan
diri pada hubungan darah.11 Kedua istilah ini berasal dari bahasa latin. Ius berarti
hukum, dalil, atau pedoman. Sedangkan soli berasal dari kata solum yang berarti negeri,
tanah atau daerah. Dengan demikian, ius soli berarti pedoman yang berdasarkan tempat
atau daerah. Dalam kaitan dengan asas kewarganegaraan ini, ius soli berarti
kewarganegaraan seseorang ditentukan oleh tempat kelahirannya.12 Di dalam
menentukan kewarganegaraan seseorang, Indonesia merupakan negara yang menganut
asas Ius Sangunis dan Ius Soli namun “secara terbatas”.

Asas ius soli lazim diberlakukan oleh negara-negara yang memiliki jumlah
warga negara yang sedikit, yang kebanyakan penduduk di negara itu merupakan warga
pendatang yang diterima untuk melaksanakan berbagai pekerjaan bagi perkembangan
perekonomiannya, atau para imigran yang diterima dengan baik di negara yang
bersangkutan. Menurut Sudargo Gautama, kepentingan negara-negara yang termasuk
negeri-negeri imigran adalah bagaimana kepentingan warga-warga asing yang masuk
dalam negeri mereka secepat mungkin diasimilasi untuk menjadi warga negera
bersangkutan. Terutama dalam negeri-negeri yang masih kekurangan warga, hubungan
pertalian dengan negara asal secepat mungkin harus dilepaskan. Para imigran ini
secepat mungkin harus dijadikan warganegara dari negara baru yang telah dipilih oleh
mereka sebagai tempat mencari kehidupan. Untuk negeri-negeri semacam ini sudah
tentu penerapan asas ius soli adalah yang paling tepat.

Berbeda dengan prinsip ius soli,14 prinsip ius sanguinis mendasarkan diri pada
faktor pertalian hubungan darah seseorang dengan status orangtuanya. Jika orang
tuanya berkewarganegaraan suatu negara, maka otomatis kewarganegaraan anak-
anaknya dianggap sama dengan kewarganegaraan yang disemat orang tuanya. Namun
demikian, dalam dinamika pergaulan antar bangsa yang kian terbuka, kita tidak dapat
lagi membatasi pergaulan antar penduduk yang berbeda status kewarganegaraannya.
Karena, faktanya seringkali terjadi perkawinan campuran yang melibatkan status
kewarganegaraan yang berbeda-beda antara pasangan suami dan isteri. Terlepas dari
perbedaan sistem kewarganegaraan yang dianut oleh masingmasing negara asal
pasangan suami-isteri itu, hubungan hukum antara suami-isteri yang melangsungkan
perkawinan campuran seperti itu selalu menimbulkan persoalan berkenaan dengan
status kewarganegaraan dari anak-anak mereka. Penentuan apakah seseorang menjadi
warganegara suatu negara ataukah tidak, dengan prinsip ius sanguinis maupun ius soli
tidak dapat dilepaskan dari keadaan-keadaan yang menjadi latar belakang penentuan.
Menurut Wirjono Prodjodikoro, perkawinan campuran masih terdapat unsur
nasional dan unsur asing. Unsur nasional adalah peraturan pihak yang

3
berkewarganegaraan Indonesia, serta unsur asing ialah peraturan dari suatu nengara
asing.17 Sementara menurut J.C.T Simorangkir dan Woerjono Sastropranoto,
perkawinan campuran yang melibatkan status kewarganegaraan para pihak, pada
dasarnya menyangkut dua bidang hukum, yaitu bidang hukum perkawinan
(huwelijksrecht) dan bidang hukum kewarganegaraan (nationaliteitsrecht).
Kewarganegaraan merupakan suatu masalah yang sangat penting bagi hidup seseorang
karena menyangkut kehidupan seharihari seseorang dalam lapangan hukum publik dan
lapangan hukum privat.18 Pada konteks inilah maka hukum dalam hal ini Undang-
Undang Nomor 12 tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Indonesia di Indonesia
kemudian mengakomodir penerapan status kewarganegaraan ganda secara terbatas bagi
anak yang lahir dari status perkawinan campuran, karena memang penerapan asas ius
soli dan ius sanguinis sudah tidak memadai lagi untuk diterapkan pada konteks kasus
perkawinan campuran.
Dalam Pasal 1 Konvensi Den Haag (1930), diakui kebebasan Negara untuk
membentuk berbagai ketentuan mengenai kewarganegaraannya. Hal inilah yang
menyebabkan dalam penentuan status kewarganegaraan seseorang dikenal adanya 2
(dua) asas, yaitu, pertama, Asas ius sanguinis, yaitu penentuan status kewarganegaraan
seseorang berdasarkan keturunan atau law of the blood. Kedua, Asas ius soli, yaitu
penentuan status kewarganegaraan berdasarkan tempat di mana seseorang itu
dilahirkan atau law of the soil. Menurut asas ius sanguinis seseorang adalah
warganegara jika dilahirkan dari orang tua warganegara. Asas ini merupakan asas yang
dapat memudahkan bagi adanya solidaritas. Namun demikian, seperti dikatakan oleh
Harsono42, tidak semua Negara menggunakan asas ini. Hal ini disebabkan meskipun
suatu Negara mengatur kewarganegaraan berdasarkan keturunan namun ikatan antara
Negara dengan warganegaranya dapat menjadi tidak erat bila warganegara tersebut
tinggal lama di Negara lain. Sebaliknya, tinggal bersama di suatu Negara mengeratkan
hubungan yang penuh rasa solidaritas diantara orang-orang yang tinggal bersama di
Negara tersebut. Di samping itu, asas ius soli cenderung digunakan oleh Negara
immigrasi di mana banyak orang asing pindah ke Negara itu. Dengan digunakannya
asas ini, maka keturunan orang asing yang lahir di Negara tersebut
menjadiwarganegara, sehingga dapat dicegah membengkaknya jumlah orang asing.
Banyaknya orang asing di suatu Negara dapat menimbulkan kesulitan-kesulitan. Jika
ada masalah yang menyangkut orang asing tersebut, kedutaan dari Negara yang
bersangkutan yang berada di Negara itu. Sebaliknya, Negara yang merupakan Negara
emigrasi, di mana banyak warganegaranya pindah ke Negara lain, mempunyai
kecenderungan untuk menggunakan asas ius sanguinus dalam penentuan
kewarganegaraannya. Hal tersebut untuk melestarikan hubungan antara Negara leluhur
dengan warganegaranya yang pindah ke Negara lain beserta keturunannya.

B. PERBEDAAN ASAS IUS SOLI DAN IUS SANGUINIS


 ASAS IUS SOLI ADALAH ius soli (kelahiran) Daerah tempat seseorang
dilahirkan menentukan kewarganegaraan. Misalnya, orang yang dilahirkan
di dalam daerah hukum Indonesia, ia dengan sendirinya menjadi warga negara
Indonesia. Terkecuali anggota-anggota korps diplomatik dan anggota tentara asing
yang masih dalam ikatan dinas. Negara yang menganut asas ius soli ialah Argentina,

4
Meksiko, Brasil, Kanada, Jamaika, dan Amerika Serikat.

 ASAS IUS SANGUNIS ADALAH ius sanguinis (keturunan) ialah


Kewarganegaraan dari orang tua yang menurunkannya menentukan ke warga-
negaraan seseorang, artinya kalau orang dilahirkan dari orang tua
berkewarganegaraan Indonesia, ia dengan sendirinya juga warga negara Indonesia.
Prinsip ini adalah prinsip asli yang telah berlaku sejak dahulu, yang terbukti dalam
sistem kesukuan, di mana anak dari anggota suatu suku dengan sendirinya dianggap
sebagai anggota suku itu. Sekarang prinsip ini berlaku di Belanda, Indonesia,
Inggris, Jerman, Korea Selatan, Filipina, Portugal, Spanyol, Turki, dan Yunani.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan
Republik Indonesia, ada empat asas kewarganegaraan, yaitu:
-Asas ius soli atau law of the soil Kewarganegaraan ditentukan berdasarkan negara
tempat kelahiran. Asas ini diberlakukan secara terbatas untuk anak-anak dan harus
disesuaikan dengan ketentuan dalam UU ini. Asas kewarganegaraan tunggal
Kewarganegaraan ini untuk menentukan satu kewarganegaraan bagi setiap individu.
-Asas ius sanguinis atau law of the blood Kewarganegaraan ditentukan berdasarkan
keturunan dan bukan negara tempat kelahiran.
Asas kewarganegaraan ganda terbatas Kewarganegaraan ini untuk menentukan
kewarganegaraan bagi anak-anak yang harus disesuaikan dengan ketentuan dalam UU
ini.

C. Contoh asas ius soli dan ius sanguinis


 ius soli Contohnya apabila seorang anak lahir di negara X, maka secara otomatis
menjadi warga negara X walaupun orang tuanya merupakan warga negara Y.
Beberapa negara yang menganut asas ius soli antara lain Amerika Serikat, Kanada,
Kamboja, Pakistan, dan Brazil.
 ius sanguinis ontohnya seorang anak lahir di negara X yang menganut asas ius
sanguinis, sedangkan orang tuanya merupakan warga negara Y yang menganut asas
lain, maka anak tersebut menjadi warga negara Y. Contoh negara yang menganut
asas ius sanguinis adalah RRC.

5
BAB III
PENUTUP
A. SARAN
 Asas ius soli adalah asas yang biasa di sebut Daerah tempat seseorang dilahirkan
menentukan kewarganegaraan. Misalnya, orang yang dilahirkan di dalam daerah
hukum Indonesia, ia dengan sendirinya menjadi warga negara Indonesia. Terkecuali
anggota-anggota korps diplomatik dan anggota tentara asing yang masih dalam ikatan
dinas.
 Asas ius sanguinis adalah asas yang di mana pada faktor pertalian hubungan darah
seseorang dengan status orangtuanya. Jika orang tuanya berkewarganegaraan suatu
negara, maka otomatis kewarganegaraan anak-anaknya dianggap sama dengan
kewarganegaraan yang disemat orang tuanya.
B. KESIMPULAN
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 Tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia, ada empat asas kewarganegaraan, yaitu: Asas
ius sanguinis atau law of the blood Kewarganegaraan ditentukan berdasarkan keturunan
dan bukan negara tempat kelahiran. Asas ius soli atau law of the soil Kewarganegaraan
ditentukan berdasarkan negara tempat kelahiran. Asas ini diberlakukan secara terbatas
untuk anak-anak dan harus disesuaikan dengan ketentuan dalam UU ini. Asas
kewarganegaraan tunggal Kewarganegaraan ini untuk menentukan satu
kewarganegaraan bagi setiap individu. Asas kewarganegaraan ganda terbatas
Kewarganegaraan ini untuk menentukan kewarganegaraan bagi anak-anak yang harus
disesuaikan dengan ketentuan dalam UU ini. Dalam Pasal 1 Konvensi Den Haag
(1930), diakui kebebasan Negara untuk membentuk berbagai ketentuan mengenai
kewarganegaraannya. Hal inilah yang menyebabkan dalam penentuan status
kewarganegaraan seseorang dikenal adanya 2 (dua) asas, yaitu, pertama, Asas ius
sanguinis, yaitu penentuan status kewarganegaraan seseorang berdasarkan keturunan
atau law of the blood. Kedua, Asas ius soli, yaitu penentuan status kewarganegaraan
berdasarkan tempat di mana seseorang itu dilahirkan atau law of the soil. Menurut asas
ius sanguinis seseorang adalah warganegara jika dilahirkan dari orang tua warganegara.
Asas ini merupakan asas yang dapat memudahkan bagi adanya solidaritas. Namun
demikian, seperti dikatakan oleh Harsono42, tidak semua Negara menggunakan asas
ini. Hal ini disebabkan meskipun suatu Negara mengatur kewarganegaraan berdasarkan
keturunan namun ikatan antara Negara dengan warganegaranya dapat menjadi tidak
erat bila warganegara tersebut tinggal lama di Negara lain. Sebaliknya, tinggal bersama
di suatu Negara mengeratkan hubungan yang penuh rasa solidaritas diantara orang-
orang yang tinggal bersamadi Negara tersebut. Asas ius sanguinis dengan demikian
mendasarkan diri pada factor pertalian seseorang dengan status orang tua yang
berhubungan darah dengannya. Apabila orang tua berkewarganegaraan suatu Negara,
maka otomatis kewarganegaraan anak-anaknya dianggap sama dengan
kewarganegaraan orang tuanya itu

6
7
DAFTAR PUSTAKA
https://media.neliti.com/media/publications/113612-ID-
urgensi-pengaturan-kewarganegaraan-ganda.pdf
https://www.dw.com/id/negara-mana-saja-penganut-
prinsip-ius-soli-seperti-amerika-serikat/a-46118971
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5853070/ius-
sanguinis-dan-ius-soli-indonesia-pakai-asas-yang-mana

https://www.kompas.com/skola/read/2021/03/24/150143269
/apa-itu-asas-ius-sanguinis?page=all

iii

Anda mungkin juga menyukai