Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PERBANDINGAN HAK DAN KEWAJIBAN WARGA


NEGARA YANG MENGANUT ASAS IUS SOLI DAN
Ius SANGUINIS
Dosen Pengampu: Afriman Oktavianus, SH.,MH

DISUSUN OLEH :
Eliza Putri
210021

TEKNIK INFORMATIKA RA-B


UNIVERSITAS PRIMAGARAHA
Jl. Raya Trip Jamak Sari, Sumurpecung, Kec. Serang, Kota Serang, Banten 42111.
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis mengucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berkat limpahan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan sebuah makalah yang berjudul “PERBANDINGAN
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA YANG MENGANUT ASAS IUS SOLI
DAN IUS SANGUINIS ”. Penyusunan makalah ini bertujuan sebagai penunjang mata kuliah
PKN yang nantinya dapat digunakan mahasiswa untuk menambah wawasan dan
pengetahuannya.
Di dalam pembuatan makalah ini banyak pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan makalah ini, sehingga makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya. Pertama
penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Afriman Oktavianus, SH.,MH, selaku
dosen pembimbing, karena atas bimbingan dan sarannya jugalah penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini mungkin banyak terdapat
kesalahan-kesalahan dan masih jauh dari kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritikan-kritikan dari pembaca, dan mudah-mudahan makalah ini dapat mencapai sasaran yang
diharapkan dan mudah-mudahan makalah ini juga dapat bermanfaat bagi kita semua.

Pandeglang, 26 Februari 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................ii
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................................1
B. Rumusan masalah............................................................................................................................1
C. Tujuan..............................................................................................................................................1
BAB II.........................................................................................................................................................2
LANDASAN TEORI..................................................................................................................................2
A. TINJAUAN LANDASAN TEORI..................................................................................................2
BAB III........................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................3
A. Perbandingan hak dan kewajiban seorang warga negara.................................................................3
B. Apa itu asas ius soli dan ius sanguinis.............................................................................................5
C. Negara mana saja yang menganut asas ius soli dan ius sanguinis....................................................8
BAB IV.......................................................................................................................................................9
PENUTUP...................................................................................................................................................9
A. Kesimpulan......................................................................................................................................9
B. Saran................................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................iii

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ius sanguinis dan ius soli adalah dua asas yang dianut negara-negara di dunia
untuk memberikan status kewarganegaraan pada seseorang. Seperti diketahui,
kewarganegaraan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap individu. Setiap
individu dianjurkan memiliki ikatan legal kepada sebuah negara untuk kepentingan
administrasi dan kelangsungan hidupnya. Pengertian kewarganegaraan menurut buku
"Panduan Praktis Mendapatkan Kewarganegaraan" adalah adanya ikatan hukum antara
orang-orang dengan negara atau sebagai status legal. Fungsi kewarganegaraan adalah
supaya orang yang sudah memiliki kewarganegaraan tidak terjerat pada kekuasaan negara
lain. Negara lain tidak berhak memperlakukan hukumnya kepada orang yang bukan
warga negaranya.

B. Rumusan masalah
1. Apa perbandingan hak dan kewajiban seorang warga negara ?
2. Apa itu asas ius soli dan ius sanguinis ?
3. Negara mana saja yang menganut asas ius soli dan ius sanguinis ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui perbandingan hak dan kewajiban seorang warga negara yang
negara nya menganut asas ius soli dan ius sanguinis
2. Untuk menjabarkan apa itu asas ius soli dan asas ius sanguinis
3. Untuk mengetahui negara mana saja yang menganut asas ius soli dan ius sanguinis

1
BAB II

LANDASAN TEORI

A. TINJAUAN LANDASAN TEORI


Istilah warganegara merupakan terjemahan dari istilah dalam bahasa Belanda
staatsburger. Dalam pengertian yang sama, terjemahan istilah dalam bahasa Inggris adalah
citizen, sedangkan terjemahan dalam bahasa Prancis adalah citoyen. Dalam bahasa Indonesia
juga dikenal istilah kaulanegara yang berasal dari kaula dalam bahasa Jawa
Warga Negara adalah anggota sebuah negara yang mempunyai tanggung jawab
dan hubungan timbal balik dengan negaranya. Terdapat ketentuan tertentu yang telah
disepakati dalam negara untuk menjadi seorang warga negara yang diakui dalam negara
tersebut. Ketentuan tertentu untuk menentukan status kewarganegaraan seseorang yang
dapat disebut dengan asas kewarganegaraan.
Berdasarkan ius soli, kewarganegaraan seseorang ditentukan berdasarkan tempat
kelahirannya. Kewarganegaran seseorang tidak dipengaruhi oleh kewarganegaraan orang
tuanya karena yang menjadi patokan adalah tempat kelahirannya.
Berdasarkan ius sanguinis, kewarganegaraan seseorang ditentukan berdasarkan
keturunan orang yang bersangkutan. Negara akan mengakui seseorang sebagai warga
negaranya apabila orang tersebut lahir dari orang tua yang berasal dari negara tersebut
(dilihat dari keturunannya). Contoh negara yang menerapkan asas ius sanguinis adalah
Jepang, Korea Selatan, Lebanon, Inggris, Italia, Rusia, Spanyol, dan Yunani.
Ius sanguinis dan ius soli adalah dua asas yang dianut negara-negara di dunia
untuk memberikan status kewarganegaraan pada seseorang. Seperti diketahui,
kewarganegaraan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap individu. Setiap
individu dianjurkan memiliki ikatan legal kepada sebuah negara untuk kepentingan
administrasi dan kelangsungan hidupnya.
Pengertian kewarganegaraan menurut buku "Panduan Praktis Mendapatkan
Kewarganegaraan" adalah adanya ikatan hukum antara orang-orang dengan negara atau

2
sebagai status legal. Fungsi kewarganegaraan adalah supaya orang yang sudah memiliki
kewarganegaraan tidak terjerat pada kekuasaan negara lain.

BAB III

PEMBAHASAN

A. Perbandingan hak dan kewajiban seorang warga negara


Tujuan mengetahui perbedaan hak dan kewajiban tidak lain ialah untuk mencapai
keseimbangan antara hak dan kewajiban itu sendiri. Kuncinya adalah dengan cara
mengetahui posisi diri kita sendiri. Sebagai seorang warga negara harus tahu hak dan
kewajibannya. Sebagai seorang warga negara harus tahu hak dan kewajibannya.
Hak dan kewajiban merupakan dua istilah yang tak bisa terpisahkan. Hak dan
kewajiban terkait satu sama lain. Perbedaan hak dan kewajiban dapat diibaratkan sebuah
koin logam yang memiliki dua sisi, melihatnya dari sudut pandang yang berbeda namun
berada dalam satu kesatuan yang sama.
Hak adalah segala sesuatu yang harus didapatkan oleh setiap orang yang telah ada
sejak lahir bahkan sebelum lahir. Sementara kewajiban adalah sesuatu yang wajib
dilaksanakan seseorang.
Mudahnya, setiap warga negara yang menjalankan kewajibannya akan
mendapatkan haknya. Inilah perbedaan hak dan kewajiban yang sangat mendasar demi
tercapainya keseimbangan untuk memperoleh hak dan kewajiban.
Prof. Dr. Notonagoro menjelaskan hak adalah kuasa untuk menerima atau
melakukan suatu yang semestinya diterima atau dilakukan melulu oleh pihak tertentu dan
tidak dapat oleh pihak lain manapun juga yang pada prinsipnya dapat dituntut secara
paksa olehnya. Sedangkan pengertian hak menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) ialah kekuasaan yang benar atas sesuatu atau untuk menuntut sesuatu. Hak bisa
diartikan sebagai kepemilikan, kewenangan, kekuasaan, atau derajat serta martabat.
Seringkali hak disandingkan dengan Hak Asasi Manusia (HAM). Dalam hal ini
untuk mencapai kehidupan yang layak, keberadaan HAM memang sangat penting demi
tercapainya hak warga negara. HAM merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa
yang bersifat universal, sedangkan hak warga negara diatur dalam UUD 1945.

3
Hak Asasi Manusia yang bersifat universal melahirkan kewajiban yang harus
dijalankan berdampingan. Sebagaimana dalam bab 1 Pasal 1 undang-undang nomor 39
tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia berbunyi “Kewajiban dasar manusia adalah
seperangkat kewajiban yang apabila tidak dilaksanakan, tidak memungkinkan terlaksana
dan tegaknya hak asasi manusia”.
Sedangkan menurut KBBI, kewajiban adalah sesuatu yang diwajibkan, sesuatu
yang harus dilaksanakan, atau suatu keharusan.
Contoh hak dan kewajiban :
1. Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak: “Tiap warga negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan” (pasal 27 ayat 2)
2. Hak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan: “Setiap orang berhak untuk hidup
serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya.”(pasal 28A).
3. Hak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang
sah (pasal 28B ayat 1).
4. Hak atas kelangsungan hidup. “Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh,
dan Berkembang.”
5. Hak untuk mengembangkan diri dan melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya dan
berhak mendapat pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi
meningkatkan kualitas hidupnya demi kesejahteraan hidup manusia. (pasal 28C ayat 1)
6. Hak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk
membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya. (pasal 28C ayat 2).
7. Hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta
perlakuan yang sama di depan hukum.(pasal 28D ayat 1).
8. Hak untuk mempunyai hak milik pribadi Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak
kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak.
9. Hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas
dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi
dalam keadaan apapun. (pasal 28I ayat 1).
Kewajiban Warga Negara Indonesia

4
1. Wajib menaati hukum dan pemerintahan. Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 berbunyi :
“Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan
wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.”
2. Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Pasal 27 ayat (3) UUD 1945
menyatakan: “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan
negara.”
3. Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain. Pasal 28J ayat 1 mengatakan :
“Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain.”
4. Wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang. Pasal 28J
ayat 2 menyatakan : “Dalam menjalankan hak dan kebebasannya,setiap orang wajib
tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud
untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak kebebasan orang lain dan untuk
memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama,
keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis.”
5. Wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Pasal 30 ayat (1) UUD
1945. menyatakan: “Tiap – tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara.”

B. Apa itu asas ius soli dan ius sanguinis


Prinsip yang umum dipakai untuk pengaturan kewarganegaraan sampai saat ini
adalah prinsip “ius soli” yaitu prinsip yang mendasarkan diri pada pengertian hukum
mengenai tanah kelahiran, dan prinsip “ius sanguinis” yakni prinsip yang mendasarkan
diri pada hubungan darah. Kedua istilah ini berasal dari bahasa latin. Ius berarti hukum,
dalil, atau pedoman. Sedangkan soli berasal dari kata solum yang berarti negeri, tanah
atau daerah. Dengan demikian, ius soli berarti pedoman yang berdasarkan tempat atau
daerah. Dalam kaitan dengan asas kewarganegaraan ini, ius soli berarti
kewarganegaraan seseorang ditentukan oleh tempat kelahirannya. Di dalam menentukan
kewarganegaraan seseorang, Indonesia merupakan negara yang menganut asas Ius
Sangunis dan Ius Soli namun “secara terbatas”.

5
Asas ius soli lazim diberlakukan oleh negara-negara yang memiliki jumlah
warga negara yang sedikit, yang kebanyakan penduduk di negara itu merupakan warga
pendatang yang diterima untuk melaksanakan berbagai pekerjaan bagi perkembangan
perekonomiannya, atau para imigran yang diterima dengan baik di negara yang
bersangkutan. Menurut Sudargo Gautama, kepentingan negara-negara yang termasuk
negeri-negeri imigran adalah bagaimana kepentingan warga-warga asing yang masuk
dalam negeri mereka secepat mungkin diasimilasi untuk menjadi warga negera
bersangkutan. Terutama dalam negeri-negeri yang masih kekurangan warga, hubungan
pertalian dengan negara asal secepat mungkin harus dilepaskan. Para imigran ini secepat
mungkin harus dijadikan warganegara dari negara baru yang telah dipilih oleh mereka
sebagai tempat mencari kehidupan. Untuk negeri-negeri semacam ini sudah tentu
penerapan asas ius soli adalah yang paling tepat.

Berbeda dengan prinsip ius soli, prinsip ius sanguinis mendasarkan diri pada
faktor pertalian hubungan darah seseorang dengan status orangtuanya. Jika orang
tuanya berkewarganegaraan suatu negara, maka otomatis kewarganegaraan anak-
anaknya dianggap sama dengan kewarganegaraan yang disemat orang tuanya. Namun
demikian, dalam dinamika pergaulan antar bangsa yang kian terbuka, kita tidak dapat
lagi membatasi pergaulan antar penduduk yang berbeda status kewarganegaraannya.
Karena, faktanya seringkali terjadi perkawinan campuran yang melibatkan status
kewarganegaraan yang berbeda-beda antara pasangan suami dan isteri. Terlepas dari
perbedaan sistem kewarganegaraan yang dianut oleh masingmasing negara asal
pasangan suami-isteri itu, hubungan hukum antara suami-isteri yang melangsungkan
perkawinan campuran seperti itu selalu menimbulkan persoalan berkenaan dengan
status kewarganegaraan dari anak-anak mereka. Penentuan apakah seseorang menjadi
warganegara suatu negara ataukah tidak, dengan prinsip ius sanguinis maupun ius soli
tidak dapat dilepaskan dari keadaan-keadaan yang menjadi latar belakang penentuan.
1. Asas Ius Soli
Ius soli adalah asas tempat kelahiran (law of the soil), menetapkan
kewarganegaraan seseorang menurut tempat kelahirannya. Artinya kewarganegaraan
anak akan diberikan jika anak tersebut lahir di negara yang menganut asas ius soli.

6
Misalnya, seorang anak harus menjadi warga negara B karena lahir di negara B,
meskipun orang tuanya warga negara A.
2. Asas Ius Sanguinis
Ius Sanguinis adalah asas yang menetapkan seseorang mempunyai
kewarganegaraan menurut kewarganegaraan orang tuanya tanpa melihat tempat
dimana ia dilahirkan.
Misalkan, seorang anak dilahirkan di negara B yang menganut asas ius
sanguinis, sedangkan orang tuanya warga negara A, maka anak tersebut tetap menjadi
warga negara A.
Karena perbedaan dasar kewarganegaraan yang dipakai dalam menentukan
kewarganegaraan, ada kemungkinan seseorang tidak memiliki kewarganegaraan atau
bahkan ada pula yang rangkap kewarganegaraan.
1. Apatride
Apatride adalah seseorang tidak memiliki kewarganegaraan. Contohnya, jika anak
lahir di negara B yang menganut asas ius sanguinis sedangkan orang tua berasal dari
negara A.
Si anak tidak mendapat kewarganegaraan negara B karena lahir dari orang tua
yang bukan warga negara B. Anak juga tidak mendapat kewarganegaraan orang tuanya
karena tidak lahir di negara A (ius soli - berdasarkan tempat lahir).
2. Bipatride
Bipatride adalah seseorang yang memiliki dua kewarganegaraan
(kewarganegaraan ganda) yang bisa terjadi karena anak lahir di negara A yang menganut
asas kewarganegaraan ius soli (tempat kelahiran), tapi orang tuanya warga negara B yang
menganut asas ius sanguinis.
Anak tersebut akan mendapat 2 kewarganegaraan dari negara A berdasarkan
tempat lahir dan dari negara B karena faktor keturunan.
3. Multipride
Multipride adalah seseorang yang memiliki 2 atau lebih kewarganegaraan. Hal ini
bisa terjadi jika bipatride menerima juga pemberian status kewarganegaraan lain ketika
dia telah dewasa, namun tidak melepaskan status kewarganegaraan yang lama.

7
C. Negara mana saja yang menganut asas ius soli dan ius sanguinis
1. Asas Ius Soli
Contoh negara yang menganut asas Ius Soli : Indonesia, Belanda, Jepang, Jerman
dan China.
2. Asas Ius Sanguinis
Contoh negara yang menganut Asas Ius Sanguinis : Amerika Serikat, Kanada,
Brasil dan Australia.

8
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian permasalahan tersebut di atas, maka dapat diuraikan kesimpulan
sebagai berikut:

a. Hak adalah segala sesuatu yang harus didapatkan oleh setiap orang yang telah ada
sejak lahir bahkan sebelum lahir. Sementara kewajiban adalah sesuatu yang wajib
dilaksanakan seseorang.
b. Ius soli adalah asas tempat kelahiran (law of the soil), menetapkan kewarganegaraan
seseorang menurut tempat kelahirannya. Artinya kewarganegaraan anak akan
diberikan jika anak tersebut lahir di negara yang menganut asas ius soli.
c. Ius Sanguinis adalah asas yang menetapkan seseorang mempunyai kewarganegaraan
menurut kewarganegaraan orang tuanya tanpa melihat tempat dimana ia dilahirkan.
d. Karena perbedaan dasar kewarganegaraan yang dipakai dalam menentukan
kewarganegaraan, ada kemungkinan seseorang tidak memiliki kewarganegaraan atau
bahkan ada pula yang rangkap kewarganegaraan.

B. Saran
Berdasarkan Permasalahan serta Kesimpulan diatas kami menjawab kesimpulan tersebut,
maka beberapa saran yang dapat kami sampaikan adalah:
a. Kita sebagai warga negara yang baik seharusnya kita melakukan hak dan kewajiban
secara seimbang, setiap orang haruslah terjamin haknya dan mendapatkan status
kewarganegaraan,sehingga terhindar dari kemungkinan menjadi ‘statless’ atau tidak
berkewarganegaraan
b. Asas ius soli adalah asas yang biasa di sebut Daerah tempat seseorang dilahirkan
menentukan kewarganegaraan. Misalnya, orang yang dilahirkan di dalam daerah hukum
Indonesia, ia dengan sendirinya menjadi warga negara Indonesia. Terkecuali anggota-
anggota korps diplomatik dan anggota tentara asing yang masih dalam ikatan dinas.

9
c. Asas ius sanguinis adalah asas yang di mana pada faktor pertalian hubungan darah
seseorang dengan status orangtuanya. Jika orang tuanya berkewarganegaraan suatu
negara, maka otomatis kewarganegaraan anak-anaknya dianggap sama dengan
kewarganegaraan yang disemat orang tua

10
DAFTAR PUSTAKA

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5853070/ius-sanguinis-dan-ius-soli-
indonesia-pakai-asas-yang-mana

https://m.merdeka.com/sumut/perbedaan-hak-dan-kewajiban-warga-negara-
ketahui-contohnya-menurut-uud-1945-kln.html?page=4
https://www.kompas.com/skola/read/2021/03/24/150143269
/apa-itu-asas-ius-sanguinis?page=all
https://media.neliti.com/media/publications/113612-ID-
urgensi-pengaturan-kewarganegaraan-ganda.pdf
https://www.dw.com/id/negara-mana-saja-penganut-
prinsip-ius-soli-seperti-amerika-serikat/a-46118971

iii

Anda mungkin juga menyukai