Disusun Oleh:
MUHAMMAD DZIKRI AKBAR RIZAL
402021065
A. Karakteristik Demografi
1. Identitas Diri Klien
2. Eliminasi
a. BAK
Frekuensi dan waktu : tidak tentu
Kebiasaan BAK pada malam hari: kadang kadang
Keluhan yang berhubungan dengan BAK: dibantu
b. BAB
Frekuensi dan waktu : 1x/hari
Konsistensi : lembek
Keluhan yang berhubungan dengan BAB : dibantu
Pengalaman memakai Laxatif/Pencahar :
3. Personal Higiene
a. Mandi
Frekuennsi dan waktu mandi : 1x/hari setiap pagi
Pemakaian sabun (ya/tidak) : ya
b. Oral Higiene
Frekuensi dan waktu gosok gigi : 1x/hari
Menggunakan pasta gigi : ya
c. Cuci Rambut
Frekuensi : tidak tentu
Penggunaan shampo (ya/tidak) : ya
d. Kuku dan Tangan
Frekuensi gunting kuku : tidak tentu
Kebiasaan mencuci tangan : ya
Dengan sabun
2. Fungsi Kognitif :
3. Status Fungsional :
5. Resiko Jatuh :
Analisis Hasil
Skor : < 25 : tidak ada masalah kesehatan kronis s/d masalah kesehatan kronis ringan
Skor : 26-50 : masalah kesehatan kronis sedang
Skor > 51 : masalah kesehatan kronis berat
2. FUNGSI KOGNITIF
Pengkajian fungsi kognitif dilakukan dalam rangka mengkaji kemampuan klien berdasarkan
daya orientasi terhadap waktu, orang, tempat, serta daya ingat.
JUMLAH BENAR 10
Analisis hasil :
3. STATUS FUNGSIONAL
Pengkajian status fungsional didasarkan pada kemandirian klien dalam menjalankan aktivitas
kehidupan sehari hari. Kemandirian berarti tanpa pengawasan, pengarahan, atau bantuan
orang lain. Pengkajian ini didasarkan pada kondisi actual klien dan bukan pada kemampuan,
artinya jika klien menolak untuk melakukan suatu fungsi, dianggap sebagai tidak melakukan
fungsi meskipun ia sebenarnya mampu.
2 Menyiapkan pakaian, 0
membuka, dan mengenakannya.
13 Mengelola keuangan 0
(menyimpan dan menggunakan
uang sendiri).
14 Menggunakan sarana 0
transfortasi umum untuk
bepergian.
27 Menikmati tidur?
Analisa hasil :
Terganggu nilai 1
Normal nilai 0
Alat pengkajian ini membantu anda mengevaluasi resiko jatuh. Nilai diatas 4 menunjukkan
perlunya intervensi
Aspek 4 3 2 1 Nilai
pasien
Jumlah skor 12
Interpretasi :
gangguan mobilitas
fisik
1. Pasien tampak
menggunakan alat berusia lanjut
bantu kursi roda
untuk beraktifitas
sehari-hari pengobatan yang
kurang efektif
2. Kaki susah untuk
diluruskan
kekakuan pada
ekstermitas bawah
risiko jatuh
G. Daftar Masalah
1 gangguan mobilitas fisik setelah dilakukan asuhan keperawatan selama dukungan mobilisasi
7x24 jam gangguan mobilitas fisik dapat teratasi
dengan kriteria hasil: observasi
1. Pasien dapat tetap mobilisasi walaupun 1. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik
dengan alat bantu kursi roda lainnya
terapeutik
edukasi
1. pasien selalu dalam keaadan aman dan 1. identifikasi faktor risiko jatuh (mis. Usia >
nyaman 65 tahun)
2. interpretasi risiko jatuh menjadi risiko 2. identifikasi risiko jatuh setidaknya sekali
jatuh sedang (5-10) setiap shift atau sesuai dengan kebijakan
institusi
terapeutik
didapatkan : bagian
ekstermitas bawah kaki kanan
mengalami kekakuan satu
tahun setelah mengalami
fraktur. Pasien juga
mengatakan fraktur tersebut
tidak dioperasi melainkan
hanya berobat ke ahli tulang
(tukang urut)
J. Evaluasi
A : masalah teratasi
P : lanjutkan intervensi
A : masalah teratasi
P : lanjutkan intervensi
A : masalah teratasi
P : lanjutkan intervensi
A : masalah teratasi
P : lanjutkan intervensi
A : masalah teratasi
P : lanjutkan intervensi
A : masalah teratasi
P : lanjutkan intervensi
A : masalah teratasi
P : lanjutkan intervensi
A : masalah teratasi
P : lanjutkan intervensi
ANALISIS JURNAL LATIHAN RANGE OF MOTION BERPENGARUH
PADA MOBILITAS FISIK LANSIA
Disusun Oleh:
MUHAMMAD DZIKRI AKBAR RIZAL
402021065
A. Analisis PICO
1 judul : V1 (validity seleksi) penelitian ini penting untuk Pemberian terapi range of
latihan range of 1. Jumlah responden menggunakan pasien yang pasien karena dapat membantu motion perlu dilakukan
motion berpengaruh mengalami masalah/hambatan/gangguan yang memudahkan dalam mengatasi dalam pengelolaan layanan
terhadap mobilitas sedang dalam perawatan gangguan yang berkaitan keperawatan dalam
fisik pada lansia di 2. Sampel pada penelitian ini adalah seluruh pasien dengan mobilitas fisik. layanan standar prosedur
balai pelayanan sosial dengan gangguan mobilitas fisik seperti hambatan Matsuzaki menyatakan bahwa operasional (SOP) pada
tresna werdha unit dalam aktivitas sehari hari terjadi perubahan terapi yang dijadwalkan.
abiyoso Yogyakarta V2 (vadilitas informasi) histopatologis sendi setelah Pada penelitian ini
penulis : 1. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan dilakukan remobilisasi9. menjelaskan mengenai
hermina desiane, pendekatan action reasearch Perubahan tersebut nampak manfaat pemberian
muflih, thomas 2. Seiring dengan peningkatan usia harapan hisup pada komponen sendi dan juga intervensi latihan range of
tahun : (UHH), lansia mengalami perubahan normal metabolisme jaringan sendi. motion pada lansia yang
2017 maupun patologis yang berkaitan dengan proses Proliferasi jaringan ikat pada mengalami penurunan
penuaan dalam berbagai sistem. Proses perubahan kapsul sendi terjadi pada awal- kekuatan otot serta dapat
tersebut menyebabkan penurunan fungsi sistem awal latihan ROM dan dilakukan di Rumah Sakit,
muskuloskeletal yang menyebabkan lansia rentan menghentikan atrofi serta Panti Werdha, maupun di
mengalami hambatan dalam mobilitas fisik penurunan fleksibilitas sendi. rumah, sehingga dapat
3. Latihan range of motion adalah latihan pergerakan Hasil penelitian membuktikan diterapkan sebagai bagian
maksimal yang dilakukan oleh sendi. Latihan Rom terjadi peningkatan yang dari asuhan keperawatan.
menjadi salah satu bentuk latihan yang berfungsi signifikan setelah diberikan
dalam pemeliharaan fleksibilitas sendi dan latihan ROM aktif pada semua
kekuatan otot pada lansia. Terjadi peningkatan area sendi.
fleksibilitas sendi setelah diajarkan latihan ROM
selama 6 minggu dengan 5x latihan dalam
seminggu.
4. Pada prosedurnya, peneliti menerapkan fleksi,
ekstensi, rotasi eksternal, rotasi, supinasi, dan
hiperekstensi. Pada bagian leher prosedur yang
dilakukan adalah fleksi, ekstensi, hiperekstensi,
dan rotasi. Dibagian bahu prosedur yang
dolakukan adalah rotasi eksternal, fleksi, dan
ekstensi kanan. Dibagian sikut prosedur yang
dilakukan adalah fleksi dan supinasi. Dibagian
tangan dan jari prosedur yang digunakan adalah
fleksi. Dibagian lutut prosedur yang digunakan
adalah fleksi dan ekstensi
V3 (validitas pengontrolan perancu)
tidak ada pengontrolan perancu
V4 (validitas analisis)
1. Analisis data yang digunakan adalah kualitatif
dengan pendekatan action reachsearch
2. Diperoleh hasil bahwa ada pengaruh sebagian dari
latihan ROM terhadap mobilitas fisik lansia.
Peningkatan rentang gerak terjadi pada bagian
leher, siku, pergelangan tangan, tangan dan jari
serta lutut. Serta berkurangnya kekakuan sendi
V5 (validitas eksternal)
Perubahan tersebut nampak pada komponen sendi
dan juga metabolisme jaringan sendi. Proliferasi
jaringan ikat pada kapsul sendi terjadi pada awal-
awal latihan ROM dan menghentikan atrofi serta
penurunan fleksibilitas sendi. Hasil penelitian
membuktikan terjadi peningkatan yang signifikan
setelah diberikan latihan ROM aktif pada semua area
sendi. Hasil penelitian ini juga didukung oleh
penelitian Sarah dan Bambang yang menunjukkan
hasil yang signifikan pada sendi lutut sendi
pengukuran setelah tiga minggu latihan ROM (p=
0,005).
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Gerontik Holistik Islami
Dosen Pembimbing :
Disusun oleh:
402021065
2022
LATIHAN RANGE OF MOTION TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN OTOT PADA
PASIEN DENGAN PASCA FRAKTUR
Waktu : 30 menit
1. Lansia mampu menjelaskan mengenai definisi, tujuan, dan manfaat latihan ROM
2. Lansia mampu menjelaskan mengenai lama latihan ROM yang efektif
3. Lansia mengalami peningkatan kekuatan otot dan mengurangi kekakuan otot
C. MATERI
1. Konsep latihan Range Of Motion
2. Lama latihan ROM yang efektif
3. Prosedur latihan Range Of Motion
D. KEGIATAN PENYULUHAN
1. Metode : ceramah, tanya jawab, demonstrasi, evaluasi
2. Strategi Pelaksanaan :
Tahap
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Sasaran Media
Kegiatan
E. SETTING
Penyaji
Peserta
F. ORGANISASI
Penyaji : Muhammad Dzikri Akbar Rizal
Peserta : Ny. I
G. MEDIA
1. Media : Poster
2. Alat : geniometer (alat ukur rentang gerak sendi), jika ada
H. EVALUASI
1. Evaluasi Pasien
a. Ny. I dapat mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
b. Ny. I mampu fokus dan memperhatikan ketika penyampaian materi berlangsung
c. Ny. I mengajukan pertanyaan
2. Evaluasi Hasil
a. Peserta mampu menjelaskan dengan bahasa sendiri mengenai definisi latihan ROM
b. Peserta dapat menyebutkan tujuan dan manfaat latihan ROM dengan menggunakan
bahasa sendiri
c. Peserta dapat mengikuti latihan ROM yang dipandu oleh perawat
Latihan Range of Motion adalah latihan pergerakan maksimal yang dilakukan oleh sendi.
Latihan ini menjadi salah satu bentuk latihan yang berfungsi dalam pemeliharaan fleksibilitas
sendi dan kekuatan otot lansia.
Tujuan ROM
1. Untuk melatih kekuatan otot guna meningkatkan kekuatan otot serta mempertahankan
kondisi sendi agar tetap sehat dan terhindar dari kekakuan otot yang akan menyebabkan
gangguan mobilitas fisik.
Manfaat Latihan ROM