Anda di halaman 1dari 42

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

I (USIA 75 TAHUN) DENGAN POST


FRAKTUR DI PANTI TULUS KASIH BANDUNG

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Stase Gerontik


Dosen pembingbing
Nandang Jamiat Nugraha.,M.Kep.Ns.Sp.Kep.Kom

Disusun Oleh:
MUHAMMAD DZIKRI AKBAR RIZAL
402021065

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INIVERSITAS ‘AISYIYAH BANDUNG
2022
FORMAT PENGKAJIAN

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

A. Karakteristik Demografi
1. Identitas Diri Klien

Nama Lengkap : Ny. I Pendidikan terakhir : SMA


Tempat/tgl lahir : Bandung, 2 Juni 1946 Diagnosa Medis :
Jenis Kelamin : Perempuan (bila ada)
Status Perkawinan: Nikah Alamat : Stasiun bandung
Agama : Islam
Suku Bangsa : Indonesia

2. Keluarga atau Orang Lain yang Penting/Dekat yang Dapat Dihubungi


 Nama :
 Alamat :
 No. Telepon :
 Hubungan dengan klien :
3. Riwayat Pekerjaan dan Status Ekonomi
 Pekerjaan saat ini : tidak ada
 Pekerjaan sebelumnya : penjual kue kering
 Sumber pendapatan : tidak ada
 Kecukupan pendapatan : -
4. Aktivitas Rekreasi
 Hobi : senam
 Bepergian/wisata :-
 Keanggotaan organisasi : -
 Lain-lain :-
5. Riwayat Keluarga
a. Saudara Kandung

Nama Keadaan Saat ini Keterangan


1.
2.
3.
4.
5.

b. Riwayat kematian dalam keluarga (1 tahun terakhir)


 Nama : Rinrin & Erik
 Umur :
 Penyebab Kematian : Sakit
c. Kunjungan keluarga : tidak ada
B. Pola Kebiasaan Sehari-hari
1. Nutrisi
 Frekuensi makan : 3x/hari
 Nafsu makan : baik
 Jenis makanan : nasi dan lauk pauk
 Kebiasaan sebelum makan : aktivitas dilingkungan panti (mis. senam)
 Makanan yang tidak disukai : ayam (kadang)
 Alergi terhadap makanan : ayam (kadang)
 Pantangan makan : ayam
 Keluhan yang berhubungan : gatal-gatal
dengan makan

2. Eliminasi
a. BAK
 Frekuensi dan waktu : tidak tentu
 Kebiasaan BAK pada malam hari: kadang kadang
 Keluhan yang berhubungan dengan BAK: dibantu

b. BAB
 Frekuensi dan waktu : 1x/hari
 Konsistensi : lembek
 Keluhan yang berhubungan dengan BAB : dibantu
 Pengalaman memakai Laxatif/Pencahar :

3. Personal Higiene
a. Mandi
 Frekuennsi dan waktu mandi : 1x/hari setiap pagi
 Pemakaian sabun (ya/tidak) : ya
b. Oral Higiene
 Frekuensi dan waktu gosok gigi : 1x/hari
Menggunakan pasta gigi : ya
c. Cuci Rambut
 Frekuensi : tidak tentu
 Penggunaan shampo (ya/tidak) : ya
d. Kuku dan Tangan
 Frekuensi gunting kuku : tidak tentu
 Kebiasaan mencuci tangan : ya
Dengan sabun

4. Istirahat dan Tidur


 Lama tidur malam : 9 jam
 Tidur siang : tidak tidur siang
 Keluhan yang berhubungan dengan tidur : tidak ada

5. Kebiasaan mengisi waktu luang


a. Olahraga : senam
b. Nonton TV : ya
c. Berkebun/memasak : tidak
d. Lain-lain : berjemur

6. Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan:


(Jenis/frekuensi/jumlah/lama pakai)
a. Merokok (ya/tidak) : tidak
b. Minuman keras (ya/tidak) :tidak
c. Ketergantungan terhadap obat (ya/tidak) : tidak

7. Uraian kronologis kegiatan sehari-hari


Jenis Kegiatan Lama waktu untuk setiap kegiatan
1. Berjemur 1-2 jam
2. Senam 1 jam
3. Nonton tv tidak tentu
4. Makan tidak tentu
5. Mengobrol tidak tentu
C. Status Kesehatan
1. Status Kesehatan Saat Ini
a. Keluhan utama
Pada saat pengkajian, pasien mengeluh kakinya kaku akibat dari pernah
mengalami fraktur dan tidak bisa jalan serta mengalami gangguan
pendengaran
b. Gejala yang dirasakan
Kaki sulit untuk digerakan dan tidak dapat berjalan tanpa bantuan alat
c. Faktor Pencetus
Akibat dari pernah mengalami fraktur karna terjatuh
d. Timbulnya Keluhan: ( ) Mendadak (√) Bertahap
e. Waktu mulai timbulnya keluhan
Ketika mengalami fraktur
f. Upaya mengatasi :
 Pergi ke RS/klinik pengobatan/ke tukang urut
 Pergi ke Bidan/perawat
 Mengkonsumsi obat-obatan sendiri
 Mengkonsumsi obat-obatan tradisional
 Lain-lain :

2. Riwayat Kesehatan Masa Lalu


a. Penyakit yang pernah di derita :
Darah tinggi dan mengalami fraktur
b. Riwayat alergi (obat, makanan, binatang, debu,dan lain-lain):
Konsumsi ayam menyebabkan alergi berupa gatal-gatal
c. Riwayat kecelakaan :
Pernah terjatuh dirumah sebelum mengalami fraktur
d. Riwayat dirawat di rumah sakit :
Ketika magh kambuh sempat dirawat di rumah sakit 1 hari
e. Riwayat pemakaian obat : -
3. Pengkajian/Pemeriksaan Fisik (Observasi, pengukuran, auskultasi, perkusi, dan
palpasi)
a. Keadaan umum (TTV) :
TD : 120/70
N : 73x/mnt
R : 21
S : 36,6
b. BB/TB :
-
c. Rambut :
Rambut beruban, tampak bersih, tidak ada lesi/massa
d. Mata :
Mata tampak simetris, tidak ada kelainan pada mata
e. Telinga :
Pasien mengalami penurunan pada fungsi pendengaran
f. Mulut, gigi dan bibir :
Mulut/bibir tampak bersih dan sehat
g. Dada :
Dada tampak simetris, tidak ada lesi/massa
h. Abdomen :
-
i. Kulit :
Kulit tampak mengalami penurunan keelastisitasannya
j. Ekstrimitas atas :
Tidak ada gangguan pada ekstermitas atas
k. Ekstrimitas bawah :
Pasien mengalami kekakuan pada kaki kanan

D. Hasil Pengkajian Khusus (Format Terlampir)


1. Msalah Kesehatan Kronis :

2. Fungsi Kognitif :
3. Status Fungsional :

4. Status Psikologis (skala depresi) :

5. Resiko Jatuh :

E. Lingkungan Tempat Tinggal


1. Kebersihan dan Kerapihan Ruangan :
Kamar tidur dan ruangan pasien tampak bersih dan rapih
2. Penerangan :
Penerangan cukup
3. Sirkulasi udara :
Sirkulasi udara di ruangan baik
4. Keadaan kamar mandi dan WC :
Keadaan kamar mandi baik dan bersih
5. Pembuangan air kotor :
Pembuangan air kotor tampak bersih
6. Sumber air minum :
Air galon
7. Pembuangan sampah :
cukup
8. Sumber pencemaran :
sampah
9. Penataan halaman (kalau ada) :
10. Privasi :
Cukup baik
11. Risiko injury :
1. MASALAH KESEHATAN KRONIS
No Keluhan kesehatan atau gejala Selalu Sering Jarang T.Pernah
yang dirasakan klien dalam (3) (2) (1) (0)
waktu 3 bulan terakhir berkaitan
dengan fungsi-fungsi
A. Fungsi Penglihatan 0
1. Penglihatan kabur
2. Mata berair 0
3. Nyeri pada mata 0
B. Fungsi Pendengaran 3
4. Pendengaran berkurang
5. Telinga Berdenging 1
C. Fungsi Paru (pernapasan) 0
6. Batuk lama disertai
keringat malam
7. Sesak napas 0
8. Berdahak/sputum 0
D. Fungsi Jantung 0
9. Jantung berdebar-debar
10. Cepat lelah 0
11. Nyeri dada 0
E. Fungsi pencernaan 0
12. Mual/muntah
F. 13. Nyeri ulu hati 0
14. Makan dan minum 1
banyak (berlebihan)
15. Perubahan kebiasaan 1
buang air besar (mencret
atau sembelit)
G. Fungsi Pergerakan 0
16. Nyeri kaki saat berjalan
17. Nyeri pinggang atau 0
tulang belakang
18. Nyeri 2
persendian/bengkak
H. Fungsi Persyarafan 3
19. Lumpuh/kelemahan pada
kaki atau tangan
20. Kehilangan rasa 0
21. Gemetar/tremor 1
22. Nyeri/pegal pada daerah 0
tengkuk
I. Fungsi saluran 0
perkemihan
23. Buang air kecil banyak
24. Sering buang air kecil 1
pada malam hari
25. Tidak mampu 0
mengontrol pengeluaran
air kemih (ngompol)
JUMLAH 13

Analisis Hasil
Skor : < 25 : tidak ada masalah kesehatan kronis s/d masalah kesehatan kronis ringan
Skor : 26-50 : masalah kesehatan kronis sedang
Skor > 51 : masalah kesehatan kronis berat
2. FUNGSI KOGNITIF

Pengkajian fungsi kognitif dilakukan dalam rangka mengkaji kemampuan klien berdasarkan
daya orientasi terhadap waktu, orang, tempat, serta daya ingat.

Petunjuk : isilah pertanyaan dibawah ini sesuai dengan respons klien

N Item pertanyaan benar Salah


o

1 Jam berapa sekarang? √


Jawab : 12.30

2 Tahun berapa sekarang? √


Jawab : 2022

3 Kapan Bapak/Ibu lahir? √


Jawab : 2 Juni 1946

4 Berapa umur bapak/ibu sekarang? √


Jawab : 75 tahun

5 Dimana alamat bapak/ibu sekarang? √


Jawab : stasiun bandung

6 Berapa jumlah anggota keluarga yang √


tinggal bersama bpk/ibu?
Jawab : 5

7 Siapa nama anggota keluarga yang tinggal √


bersama bpk/ibu?
Jawab :
1. Diki
2. Rinrin
3. Erik
4. Yogi

8 Tahun berapa hari kemerdekaan Indonesia? √


Jawab : 1945

9 Siapa nama presiden republik Indonesia √


sekarang?
Jawab : Jokowi

1 Coba hitung terbalik dari angka 20 ke 1? √


0 Jawab : dapat menjawab

JUMLAH BENAR 10
Analisis hasil :

Skore benar : 8-10 : tidak ada gangguan

Skore benar : 0-7 : ada gangguan

3. STATUS FUNGSIONAL

Modifikasi indeks kemandirian katz

Pengkajian status fungsional didasarkan pada kemandirian klien dalam menjalankan aktivitas
kehidupan sehari hari. Kemandirian berarti tanpa pengawasan, pengarahan, atau bantuan
orang lain. Pengkajian ini didasarkan pada kondisi actual klien dan bukan pada kemampuan,
artinya jika klien menolak untuk melakukan suatu fungsi, dianggap sebagai tidak melakukan
fungsi meskipun ia sebenarnya mampu.

No Aktivitas Mandiri Tergantung


(Nilai 1) (0)

1 Mandi dikamar mandi 0


(menggosok, membersihkan,
dan mengeringkan badan).

2 Menyiapkan pakaian, 0
membuka, dan mengenakannya.

3 Memakan makanan yang telah 1


disiapkan.

4 Memelihara kebersihan diri 1


untuk penampilan diri (menyisir
rambut, mencuci rambut,
menggosok gigi, mencukur
kumis).

5 Buang air besar di WC 0


(membersihkan dan
mengeringkan daerah bokong).

6 Dapat mengontrol pengeluaran 1


feses (tinja).

7 Buang air kecil di kamar mandi 0


(membersihkan dan
mengeringkan daerah
kemaluan).
8 Dapat mengontrol pengeluaran 1
air kemih.

9 Berjalan di lingkungan tempat 0


tinggal atau ke luar ruangan
tanpa alat bantu, seperti tongkat.

10 Menjalankan ibadah sesuai 1


agama dan kepercayaan yang
dianut.

11 Melakukan pekerjaan rumah, 0


seperti : merapihkan tempat
tidur, mencuci pakaian,
memasak, dan membersihkan
ruangan.

12 Berbelanja untuk kebutuhan 0


sendiri atau kebutuhan keluarga.

13 Mengelola keuangan 0
(menyimpan dan menggunakan
uang sendiri).

14 Menggunakan sarana 0
transfortasi umum untuk
bepergian.

15 Menyiapkan obat dan minum 0


obat sesuai dengan aturan
(takaran obat dan waktu minum
obat tepat).

16 Merencanakan dan mengambil 0


keputusan untuk kepentingan
keluarga dalam hal penggunaan
uang, aktivitas social yang
dilakukan dan kebutuhan akan
pelayanan kesehatan.

17 Melakukan aktivitas di waktu 0


luang (kegiatan keagamaan,
social, rekreasi, olahraga, dan
menyalurkan hobi).

JUMLAH POIN MANDIRI 12


Analisis hasil :

Point : 13-17 : mandiri


Point : 0-12 : ketergantungan
4. STATUS PSIKOLOGIS (Skala Depresi Geriatrik Yesavage, 1983)

No Apakah Bapak/Ibu dalam satu minggu Ya Tidak


terakhir :

1 Merasa puas dengan kehidupan yang


dijalani?

2 Banyak meninggalkan kesenangan/minat


dan aktivitas anda?

3 Merasa bahwa kehidupan anda hampa?

4 Sering merasa bosan?

5 Penuh pengharapan akan masa depan?

6 Mempunyai semangat yang baik setiap


waktu?

7 Diganggu oleh pikiran pikiran yang tidak


dapat diungkapkan?

8 Merasa bahagia di sebagian besar waktu?

9 Merasa takut sesuatu akan terjadi pada


anda?

10 Sering kali merasa tidak berdaya?

11 Sering merasa gelisah dan gugup?

12 Memilih tinggal dirumah daripada pergi


melakukan sesuatu yang bermanfaat?

13 Sering kali merasa khawatir akan masa


depan?

14 Merasa mempunyai lebih banyak masalah


dengan daya ingat dibandingkan orang lain?

15 Berpikir bahwa hidup ini sangat


menyenangkan sekarang?
16 Sering kali merasa merana?

17 Merasa kurang bahagia?

18 Sangat khawatir terhadap masa lalu?

19 Merasakan bahwa hidup ini sangat


manggairahkan?

20 Merasa berat untuk memulai sesuatu hal


yang baru?

21 Merasa dalam keadaan penuh semangat?

22 Berpikir bahwa keadaan anda tidak ada


harapan?

23 Berpikir bahwa banyak orang yang lebih


baik daripada anda?

24 Sering kali menjadi kesal dengan hal yang


sepele?

25 Sering kali merasa ingin menangis?

26 Merasa sulit untuk berkonsentrasi?

27 Menikmati tidur?

28 Memilih menghindar dari perkumpulan


social?

29 Mudah mengambil keputusan?

30. Mempunyai pemikiran yang jernih?

JUMLAH ITEM YANG TERGANGGU 7

Analisa hasil :

Terganggu nilai 1

Normal nilai 0

Nilai : 6-15 : Depresi ringan sampai sedang√

Nilai : 16-30 : Depresi berat

Nilai : 0-5 : Normal


5.PENGKAJIAN RESIKO JATUH

Alat pengkajian ini membantu anda mengevaluasi resiko jatuh. Nilai diatas 4 menunjukkan
perlunya intervensi

Aspek 4 3 2 1 Nilai
pasien

Usia >80 70-79 2

Status mental Konfusi Konfusi


atau
Intermiten disorientasi
atau setiap
disorientasi waktu

Eliminasi Mandiri dan Memerlukan Kateter 3


tidak bantuan menetap atau
menderita ostomi
inkontinensia

Riwayat Riwayat jatuh Telah jatuh 2


tiga kali atau 1 sampai 2
lebih x

Tingkat aktivitas Tirah baring Turun dari Bisa ke 3


tempat tidur km.mandi
dengan
bantuan

Gaya berjalan dan Berdiri atau Hipotensi Gaya


keseimbangan berjalan ortostatik berjalan
dengan spastik
keseimbangan atau
yang buruk tertatih

Obat-obatan* Tiga jenis atau 2 jenis obat- 1 2


lebih obat- obatan
obatan Jenis obat-
obatan

Jumlah skor 12

Interpretasi :

0 sampai 4 = resiko rendah

5 samapi 10 = resiko sedang

11 sampai 24 = resiko tinggi

*Obat-obatan : yang dimaksud : antidiabetik,


antihipertensi,katartik,diuretik,narkotik,sedativ,antikonvulsan,hipnotik,benzodiazepin

Diadaptasi dari Abington Memorial Hospital of Hospital tahun 2003


F. Analisa Data

No Data Fokus Problem Etiologi TTD

1 DS : gangguan mobilitas riwayat jatuh


fisik
pasien mengatakan
dibagian kaki kanannya
mengalami kekakuan mengalami fraktur
akibat dari pernah
mengalami fraktur
berusia lanjut
DO :

1. Pasien tampak tidak


bisa berdiri pengobatan yang
kurang efektif
2. Pasien tampak tidak
bisa berjalan

3. Pasien tampak kekakuan pada


menggunakan alat ekstermitas bawah
bantu kursi roda
untuk beraktifitas
sehari-hari sulit untuk berdiri dan
jalan
4. Kaki susah untuk
diluruskan

aktifitas sehari hari


menggunakan alat
bantu kursi roda

gangguan mobilitas
fisik

2 DS : risiko jatuh riwayat jatuh

pasien mengatakan tidak


bisa berdiri dan jalan
mengalami fraktur
DO :

1. Pasien tampak
menggunakan alat berusia lanjut
bantu kursi roda
untuk beraktifitas
sehari-hari pengobatan yang
kurang efektif
2. Kaki susah untuk
diluruskan

kekakuan pada
ekstermitas bawah

sulit untuk berdiri dan


jalan

aktifitas sehari hari


menggunakan alat
bantu kursi roda

risiko jatuh

G. Daftar Masalah

No Diagnosa Keperawatan TGL Ditemukan TGL Teratasi TTD


DX

1 gangguan mobilitas fisik b.d 2 maret 2022


kekakuan sendi

2 risiko jatuh b.d usia >65 2 maret 2022


tahun
H. Perencanaan

No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

1 gangguan mobilitas fisik setelah dilakukan asuhan keperawatan selama dukungan mobilisasi
7x24 jam gangguan mobilitas fisik dapat teratasi
dengan kriteria hasil: observasi

1. Pasien dapat tetap mobilisasi walaupun 1. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik
dengan alat bantu kursi roda lainnya

2. Identifikasi toleransi fisik melakukan


aktifitas

3. Monitor kondisi umum selama melakukan


mobilisasi

terapeutik

4. Fasilitasi aktifitas mobilisasi dengan alat


bantu (mis. Kursi roda)

5. Fasilitasi melakukan pergerakan ROM

6. Libatkan keluarga untuk membantu pasien


dalam meningkatkan pergerakan

edukasi

7. Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi

8. Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus


dilakukan

2 risiko jatuh setelah dilakukan asuhan keperawatan selama pencegahan jatuh


3x24 jam risiko jatuh dapat teratasi dengan
kriteria hasil: observasi

1. pasien selalu dalam keaadan aman dan 1. identifikasi faktor risiko jatuh (mis. Usia >
nyaman 65 tahun)

2. interpretasi risiko jatuh menjadi risiko 2. identifikasi risiko jatuh setidaknya sekali
jatuh sedang (5-10) setiap shift atau sesuai dengan kebijakan
institusi

3. hitung risiko jatuh dengan menggunakan


skala

4. monitor kemampuan berpindah dari tempat


tidur ke kursi roda dan sebaliknya

terapeutik

5. pastikan roda tempat tidur dan kursi roda


selalu dalam kondisi terkunci

6. pasang handrail tempat tidur

7. atur tempat tidur mekanis pada posisi


terendah

8. gunakan alat bantu berjalan (mis. Kursi


roda)
edukasi

9. anjurkan memanggil perawat jika


membutuhkan bantuan untuk berpindah
I. Implementasi

No TGL dan No. Diagnosa Tindakan dan Respon TTD


waktu

1 2 maret 2022 melakukan pengkajian kepada


Ny. I dengan post fraktur 1
tahun yang lalu

didapatkan : bagian
ekstermitas bawah kaki kanan
mengalami kekakuan satu
tahun setelah mengalami
fraktur. Pasien juga
mengatakan fraktur tersebut
tidak dioperasi melainkan
hanya berobat ke ahli tulang
(tukang urut)

2 1 memfasilitasi pasien dalam dzikri


pemenuhan kebutuhan
aktivitas dengan melakukan
penyusunan puzzle

pasien mengatakan senang


setelah melakukan
serangkaian kegiatan
menyusun puzzle

3 1,2 memfasilitasi pasien dalam dzikri


pemenuhan kebutuhan nutrisi
dengan memberikan nutrisi
berupa makanan

pasien mengatakan senang


masih dapat makan secara
normal dan mandiri walaupun
dengan keterbatasan fisik
yang dialami

4 1,2 memfasilitas pasien dalam


pemenuhan kebutuhan
aktivitas dengan melakukan
latihan ROM untuk
meningkatkan kekuatan otot
pasien
No TGL dan No. Diagnosa Tindakan dan Respon TTD
waktu

1 4 maret 2022 mengikuti pengajian yang


dilaksanakan setiap bulan
pada jumat pertama dan jumat
di akhir bulan

didapatkan : pasien tampak


memperhatikan penceramah
saat penceramah memberikan
ceramahnya kepada seluruh
lansia

2 1,2 memfasilitasi pasien dalam dzikri


pemenuhan kebutuhan
aktivitas dengan melakukan
senam pagi

pasien mengatakan senang


setelah melakukan
serangkaian kegiatan senam
pagi

3 1,2 memfasilitasi pasien dalam dzikri


pemenuhan kebutuhan nutrisi
dengan memberikan nutrisi
berupa makanan

pasien mengatakan senang


masih dapat makan secara
normal dan mandiri walaupun
dengan keterbatasan fisik yang
dialami

4 1,2 memfasilitas pasien dalam


pemenuhan kebutuhan
aktivitas dengan melakukan
latihan ROM untuk
meningkatkan kekuatan otot
pasien

5 1 memfasilitasi pasien dalam


pemenuhan kebutuhan
aktivitas dengan melakukan
serangkaian kegiatan bermain
ular tangga dan congkak

No TGL dan No. Diagnosa Tindakan dan Respon TTD


waktu

1 8 maret 2022 memfasilitasi pasien untuk


melakukan kegiatan berjemur
rutin yang dilakukan setiap
pagi

didapatkan : pasien tampak


ikut kegiatan berjemur
bersama para lansia yang
lainya.

2 1,2 memfasilitasi pasien dalam dzikri


pemenuhan kebutuhan
aktivitas dengan melakukan
senam pagi

pasien mengatakan senang


setelah melakukan
serangkaian kegiatan senam
pagi

3 memfasilitasi pasien untuk


pemenuhan kebutuhan
aktivitas dengan melakukan
serangkaian kegiatan TAK
berupa games

didapatkan : pasien tampak


antusias untuk mengikuti
kegiatan TAK. Pasien juga
tampak senang serta dapat
menjawab pertanyaan yang
diberikan petugas.

4 1,2 memfasilitasi pasien dalam dzikri


pemenuhan kebutuhan nutrisi
dengan memberikan nutrisi
berupa makanan

pasien mengatakan senang


masih dapat makan secara
normal dan mandiri walaupun
dengan keterbatasan fisik
yang dialami

J. Evaluasi

No TGL dan No. Diagnosa Evaluasi TTD


waktu

1 2 maret 2022 1 S : pasien mengatakan senang dzikri


setelah melakukan
serangkaian kegiatan
menyusun puzzle

O : pasien tampak senyum


dan tertawa

A : masalah teratasi

P : lanjutkan intervensi

2 1,2 S : pasien mengatakan senang dzikri


masih dapat makan secara
normal dan mandiri walaupun
dengan keterbatasan fisik
yang dialami

O : pasien tampak lahap dan


mampu menghabiskan
makanan yang dimakan

A : masalah teratasi

P : lanjutkan intervensi

3 1,2 S : pasien mengatakan dzikri


nyaman saat setelah diberikan
intervensi berupa latihan
ROM

O : pasien tampak terlihat


bersemangat dan senang saat
diberikan latihan ROM

A : masalah teratasi

P : lanjutkan intervensi

No TGL dan No. Diagnosa Evaluasi TTD


waktu

1 4 maret 2022 1,2 S : pasien mengatakan senang dzikri


setelah melakukan
serangkaian kegiatan senam
pagi

O : pasien tampak mengikuti


gerakan yang diberikan
instruktur

A : masalah teratasi

P : lanjutkan intervensi

2 1,2 S : pasien mengatakan senang dzikri


masih dapat makan secara
normal dan mandiri walaupun
dengan keterbatasan fisik
yang dialami

O : pasien tampak lahap dan


mampu menghabiskan
makanan yang dimakan

A : masalah teratasi

P : lanjutkan intervensi

3 1,2 S : pasien mengatakan dzikri


nyaman saat setelah diberikan
intervensi berupa latihan
ROM

O : pasien tampak terlihat


bersemangat dan senang saat
diberikan latihan ROM

A : masalah teratasi
P : lanjutkan intervensi

No TGL dan No. Diagnosa Evaluasi TTD


waktu

1 8 maret 2022 1,2 S : pasien mengatakan senang dzikri


setelah melakukan
serangkaian kegiatan senam
pagi

O : pasien tampak mengikuti


gerakan yang diberikan
instruktur

A : masalah teratasi

P : lanjutkan intervensi

2 1,2 S : pasien mengatakan senang dzikri


masih dapat makan secara
normal dan mandiri walaupun
dengan keterbatasan fisik
yang dialami

O : pasien tampak lahap dan


mampu menghabiskan
makanan yang dimakan

A : masalah teratasi

P : lanjutkan intervensi
ANALISIS JURNAL LATIHAN RANGE OF MOTION BERPENGARUH
PADA MOBILITAS FISIK LANSIA

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Stase Gerontik


Dosen pembingbing
Nandang Jamiat Nugraha.,M.Kep.Ns.Sp.Kep.Kom

Disusun Oleh:
MUHAMMAD DZIKRI AKBAR RIZAL
402021065

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INIVERSITAS ‘AISYIYAH BANDUNG
2021
Analisis Jurnal

A. Analisis PICO

problem/ population (P) pasien dengan gangguan/hambatan


mobilitas fisik

intervensi (I) penerapan intervensi Range Of Motion


(ROM)

Comparison (C) tidak ada pembanding

Outcome (O) perubahan rentang gerak berupa


peningkatan derajat rentang gerak yang
banyak terlihat pada area leher dan
kekakuan sendi yang berkurang.

Pertanyaan Klinis apakah latihan ROM dapat memperbaiki


masalah yang berkaitan dengan hambatan
mobilitas fisik pada pasien lansia?
Analisis Artikel Penelitian Melalui Kaidah VIA

NO Jurnal V (validity) I (Importancy) A (Aplicability)

1 judul : V1 (validity seleksi) penelitian ini penting untuk Pemberian terapi range of
latihan range of 1. Jumlah responden menggunakan pasien yang pasien karena dapat membantu motion perlu dilakukan
motion berpengaruh mengalami masalah/hambatan/gangguan yang memudahkan dalam mengatasi dalam pengelolaan layanan
terhadap mobilitas sedang dalam perawatan gangguan yang berkaitan keperawatan dalam
fisik pada lansia di 2. Sampel pada penelitian ini adalah seluruh pasien dengan mobilitas fisik. layanan standar prosedur
balai pelayanan sosial dengan gangguan mobilitas fisik seperti hambatan Matsuzaki menyatakan bahwa operasional (SOP) pada
tresna werdha unit dalam aktivitas sehari hari terjadi perubahan terapi yang dijadwalkan.
abiyoso Yogyakarta V2 (vadilitas informasi) histopatologis sendi setelah Pada penelitian ini
penulis : 1. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan dilakukan remobilisasi9. menjelaskan mengenai
hermina desiane, pendekatan action reasearch Perubahan tersebut nampak manfaat pemberian
muflih, thomas 2. Seiring dengan peningkatan usia harapan hisup pada komponen sendi dan juga intervensi latihan range of
tahun : (UHH), lansia mengalami perubahan normal metabolisme jaringan sendi. motion pada lansia yang
2017 maupun patologis yang berkaitan dengan proses Proliferasi jaringan ikat pada mengalami penurunan
penuaan dalam berbagai sistem. Proses perubahan kapsul sendi terjadi pada awal- kekuatan otot serta dapat
tersebut menyebabkan penurunan fungsi sistem awal latihan ROM dan dilakukan di Rumah Sakit,
muskuloskeletal yang menyebabkan lansia rentan menghentikan atrofi serta Panti Werdha, maupun di
mengalami hambatan dalam mobilitas fisik penurunan fleksibilitas sendi. rumah, sehingga dapat
3. Latihan range of motion adalah latihan pergerakan Hasil penelitian membuktikan diterapkan sebagai bagian
maksimal yang dilakukan oleh sendi. Latihan Rom terjadi peningkatan yang dari asuhan keperawatan.
menjadi salah satu bentuk latihan yang berfungsi signifikan setelah diberikan
dalam pemeliharaan fleksibilitas sendi dan latihan ROM aktif pada semua
kekuatan otot pada lansia. Terjadi peningkatan area sendi.
fleksibilitas sendi setelah diajarkan latihan ROM
selama 6 minggu dengan 5x latihan dalam
seminggu.
4. Pada prosedurnya, peneliti menerapkan fleksi,
ekstensi, rotasi eksternal, rotasi, supinasi, dan
hiperekstensi. Pada bagian leher prosedur yang
dilakukan adalah fleksi, ekstensi, hiperekstensi,
dan rotasi. Dibagian bahu prosedur yang
dolakukan adalah rotasi eksternal, fleksi, dan
ekstensi kanan. Dibagian sikut prosedur yang
dilakukan adalah fleksi dan supinasi. Dibagian
tangan dan jari prosedur yang digunakan adalah
fleksi. Dibagian lutut prosedur yang digunakan
adalah fleksi dan ekstensi
V3 (validitas pengontrolan perancu)
tidak ada pengontrolan perancu
V4 (validitas analisis)
1. Analisis data yang digunakan adalah kualitatif
dengan pendekatan action reachsearch
2. Diperoleh hasil bahwa ada pengaruh sebagian dari
latihan ROM terhadap mobilitas fisik lansia.
Peningkatan rentang gerak terjadi pada bagian
leher, siku, pergelangan tangan, tangan dan jari
serta lutut. Serta berkurangnya kekakuan sendi
V5 (validitas eksternal)
Perubahan tersebut nampak pada komponen sendi
dan juga metabolisme jaringan sendi. Proliferasi
jaringan ikat pada kapsul sendi terjadi pada awal-
awal latihan ROM dan menghentikan atrofi serta
penurunan fleksibilitas sendi. Hasil penelitian
membuktikan terjadi peningkatan yang signifikan
setelah diberikan latihan ROM aktif pada semua area
sendi. Hasil penelitian ini juga didukung oleh
penelitian Sarah dan Bambang yang menunjukkan
hasil yang signifikan pada sendi lutut sendi
pengukuran setelah tiga minggu latihan ROM (p=
0,005).
SATUAN ACARA PENYULUHAN

LATIHAN RANGE OF MOTION TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN OTOT,


MENGURANGI KEKAKUAN PADA PASIEN DENGAN PASCA FRAKTUR

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Gerontik Holistik Islami

Dosen Pembimbing :

Nandang Jamiat, M.Kep.Ns.Sp.Kep.Kom

Disusun oleh:

Muhammad Dzikri Akbar Rizal

402021065

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ‘AISYIYAH BANDUNG

2022
LATIHAN RANGE OF MOTION TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN OTOT PADA
PASIEN DENGAN PASCA FRAKTUR

Pokok Pembahasan : Latihan Range Of Motion terhadap Peningkatan Kekuatan otot

pada Pasien dengan Pasca fraktur

Sub Pokok Bahasan : Intervensi Pemberian Latihan ROM

Sasaran : Ny. I yang mengalami pasca fraktur

Hari/Tanggal : Jumat, 11 Maret 2022

Waktu : 30 menit

Tempat : Pondok Lansia Tulus Kasih

A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah mendapatkan informasi mengenai latihan ROM pada lansia, Ny. I dapat mengetahui
definisi, tujuan, manfaat serta dapat melakukan langkah-langkah latihan ROM.

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah mendapatkan informasi mengenai latihan ROM selama 30 menit, peserta mampu :

1. Lansia mampu menjelaskan mengenai definisi, tujuan, dan manfaat latihan ROM
2. Lansia mampu menjelaskan mengenai lama latihan ROM yang efektif
3. Lansia mengalami peningkatan kekuatan otot dan mengurangi kekakuan otot
C. MATERI
1. Konsep latihan Range Of Motion
2. Lama latihan ROM yang efektif
3. Prosedur latihan Range Of Motion
D. KEGIATAN PENYULUHAN
1. Metode : ceramah, tanya jawab, demonstrasi, evaluasi
2. Strategi Pelaksanaan :
Tahap
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Sasaran Media
Kegiatan

1 Pembukaan 5 menit 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam, Ceramah,


2. Memperkenalkan diri mendengarkan tanya jawab
3. Menanyakan keadaan dan menyimak
peserta 2. Bertanya
4. Menyampaikan mengenai
tujuan pokok materi perkenalan dan
5. Menyampaikan tujuan jika ada
pokok pembahasan yang kurang jelas
6. Membuat kontrak
waktu
2 Pelaksanaan 20 menit Memaparkan materi : 1. Mendengarkan Poster,
dan menyimak demonstrasi
1. Menjelaskan definisi
2. Bertanya
latihan ROM
mengenai hal
2. Menjelaskan tujuan
yang belum jelas
dan manfaat latihan
dan belum
ROM
dipahami
3. Menjelaskan dan
3. Melakukan
mendemonstrasikan
latihan ROM
langkah-langkah
latihan ROM
3 Penutup 5 menit 1. Melakukan evaluasi 1. Peserta dapat Evaluasi,
(menanyakan menjawab tanya jawab
perasaan) mengenai
2. Menyampaikan pertanyaan yang
kesimpulan materi diberikan
3. Mengakhiri 2. Mendengarkan,
pertemuan dan memperhatikan
mengucap salam dan menyimak
3. Menjawab salam
4. Menerima poster

E. SETTING
Penyaji

Peserta

F. ORGANISASI
Penyaji : Muhammad Dzikri Akbar Rizal
Peserta : Ny. I
G. MEDIA
1. Media : Poster
2. Alat : geniometer (alat ukur rentang gerak sendi), jika ada
H. EVALUASI
1. Evaluasi Pasien
a. Ny. I dapat mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
b. Ny. I mampu fokus dan memperhatikan ketika penyampaian materi berlangsung
c. Ny. I mengajukan pertanyaan
2. Evaluasi Hasil
a. Peserta mampu menjelaskan dengan bahasa sendiri mengenai definisi latihan ROM
b. Peserta dapat menyebutkan tujuan dan manfaat latihan ROM dengan menggunakan
bahasa sendiri
c. Peserta dapat mengikuti latihan ROM yang dipandu oleh perawat

Bandung, 11 Maret 2022

(Muhammad Dzikri Akbar Rizal)


MATERI DAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR LATIHAN Range Of Motion

Definisi Latihan ROM

Latihan Range of Motion adalah latihan pergerakan maksimal yang dilakukan oleh sendi.
Latihan ini menjadi salah satu bentuk latihan yang berfungsi dalam pemeliharaan fleksibilitas
sendi dan kekuatan otot lansia.

Tujuan ROM

1. Untuk melatih kekuatan otot guna meningkatkan kekuatan otot serta mempertahankan
kondisi sendi agar tetap sehat dan terhindar dari kekakuan otot yang akan menyebabkan
gangguan mobilitas fisik.
Manfaat Latihan ROM

Dapat meningkatkan kekuatan otot dan mengurangi kekakuan otot

Standar Operasional Prosedur Latihan Jalan Tandem

Definisi Latihan Range of Motion adalah latihan pergerakan


maksimal yang dilakukan oleh sendi. Latihan ini menjadi
salah satu bentuk latihan yang berfungsi dalam
pemeliharaan fleksibilitas sendi dan kekuatan otot lansia.

Tujuan Untuk melatih kekuatan otot guna meningkatkan


kekuatan otot serta mempertahankan kondisi sendi agar
tetap sehat dan terhindar dari kekakuan otot yang akan
menyebabkan gangguan mobilitas fisik.

Indikasi Orang yang mengalami gangguan mobilitas fisik,


memiliki riwayat osteoporosis, rhematoid arthiritis, dan
osteoarthritis

Kontraindikasi Seseorang dengan gangguan mental, dislokasi, dan


fraktur

Hal yang perlu 1. Latihan ROM harus didampingi oleh instruktur


diperhatikan 2. Saat intervensi dilakukan lihat respon pasien apakah
adanya nyeri atau tidak
Prosedur 1. Berikan informasi kepada klien tentang tujuan dan
Pelaksanaan prosedur tindakan yang dilakukan
2. Kaji kemampuan rentang gerak sendi
a. Gerakan leher
1) Fleksi : arahkan dagu ke sternum, upayakan
untuk menyentuh sternum (ROM 45
derajat).
2) Extensi : posisikan kepala pada posisi
semula atau netral (ROM 45 derajat).
3) Hiperextensi : gerakan kepala kea rah
belakang atau menengadah sejauh mungkin
(ROM 10 derajat).
4) Fleksi lateral : gerakan kepala kea rah bahu,
lakukan sesuai kemampuan (ROM 40-45
derajat).
5) Rotasi : pertahankan wajah kea rah depan
lalu lakukan gerakan kepala memutar
membentuk gerakan melingkar (ROM 360
derajat).
b. Gerakan bahu
1) Fleksi : letakkan kedua lengan pada sisi
tubuh, perlahan angkat lengan ke arah depan
mengarah ke atas kepala, lakukan sesuai
batas kemampuan (ROM 180 derajat).
2) Extensi : gerakan lengan kembali mengarah
kesisi tubuh (ROM 180 derajat).
3) Hiperextensi : pertahankan lengan pada sisi
tubuh dengan lurus, lalu perlahan gerakan
lengan ke arah belakang tubuh (ROM 45-60
derajat).
4) Abduksi : angkat lengan lurus kearah sisi
tubuh hingga berada di atas kepala dengan
mengupayakan punggung tangan mengarah
ke kepala dan telapak tangan ke arah luar
(ROM 180 derajat).
5) Adduksi : turunkan kembali lengan
mengarah pada tubuh dan upayakan lengan
menyilang di depan tubuh semampu klien.
6) Rotasi internal : lakukan fleksi pada siku 45
derajat, upayakan bahu lurus dan tangan
mengarah ke atas, lalu gerakkan lengan
kearah bawah sambil mempertahankan siku
tetap fleksi dan bahu tetap lurus.
7) Rotasi external: dengan siku yang dalam
keadaan fleksi, gerakkan kembali lengan ke
arah atas hingga jari-jari menghadap ke atas
(ROM 90 derajat).
8) Sirkumduksi : luruskan lengan pada sisi
tubuh, perlahan lakukan gerakan memutar
pada sendi bahu (ROM 360 derajat).
c. Gerakan siku
1) Fleksi : angkat lengan sejajar bahu. Arahkan
lengan ke depan tubuh dengan lurus,posisi
telapak tangan menghadap ke atas, perlahan
gerakkan lengan bawah mendekati bahu
dengan membengkokkan pada siku dan
upayakan menyentuh pada bahu (ROM 150
derajat).
2) Extensi : gerakkan kembali lengan hingga
membentuk posisi lurus dan tidak bengkok
pada siku (ROM 150 derajat).
d. Gerakan lengan
1) Supinasi : rendahkan posisi lengan,
posisikan telapak tangan mengarah keatas
(ROM 70-90 derajat).
2) Pronasi : gerakkan lengan bawah hingga
telapak tangan menghadap keatas (ROM 70-
90 derajat).
e. Gerakan pergelangan tangan
1) Fleksi : luruskan tangan hingga jari-jari
menghadap kedepan, perlahan gerakkan
pergelangan tangan hingga jari-jari
mengarah ke bawah (ROM 80-90 derajat).
2) Extensi : lakukan gerakan yang membentuk
kondisi lurus pada jari-jari, tangan dan
lengan bawah (ROM 80-90 derjat)
3) Hiperektensi : gerakkan pergelangan
tangan, hingga jari-jari mengarah kearah
atas. Lakukan sesuai kemampuan.
4) Abduksi : gerakan pergelangan tangan
dengan gerakan kearah ibu jari (ROM 30
derajat).
5) Adduksi : gerakkan pergelangan tangan
secara lateral dengan gerakan kearah jari
kelingking (ROM 30-50 derajat).
f. Gerakan jari tangan
1) Fleksi : lakukan gerakkan mengepal (ROM
90 derajat).
2) Extensi : luruskan jari-jari (ROM 90
derajat).
3) Hiperextensi : bengkokkan jari- jari kearah
belakang sejauh mungkin (ROM 30-60
derajat).
4) Abduksi : renggangkan seluruh jari-jari
hingga ke 5 jari bergerak saling menjauhi
5) Adduksi : gerakkan kembali jari-jari hingga
ke 5 jari saling berdekatan
g. Gerakan pinggul
1) Fleksi : arahkan kaki kedepan dan angkat
tungkai perlahan pada posisi lurus, (ROM
90-120 derajat).
2) Extensi : turunkan kembali tungkai hingga
berada pada posisi sejajar dengan kaki yang
lainnya (ROM 90-120 derajat).
3) Hiperextensi : luruskan tungkai, perlahan
gerakan tungkai kearah belakang menjauhi
tubuh (ROM 30-50 derajat).
4) Abduksi : arahkan tungkai dengan lurus
menjauhi sisi tubuh kearah samping (ROM
30-50 derajat).
5) Adduksi : arahkan tungkai dengan lurus
mendekati sisi tubuh, lakukan hingga kaki
dapat menyilang pada kaki yang lain (ROM
30-50 derajat).
6) Rotasi internal : posisikan kaki denga jari-
jari menghadap kedepan, perlahan gerakkan
tungkai berputar kearah dalam (ROM 90
derajat).
7) Rotasi eksternal : arahkan kembali tungkai
ke posisi semula yaitu posisi jari kaki
menghadap kedepan (ROM 90 derajat).
8) Sikumduksi : gerakan tungkai dengan
melingkar (ROM 360
derajat).
h. Gerakan lutut
1) Fleksi : bengkokkan lutut, dengan
mengarahkan tumit hingga dapat menyentuh
paha bagian belakang (ROM 120-130
derajat).
2) Extensi : arahkan kembali lutut hingga
telapak kaki menyentuh lantai (ROM 120-
130 derajat).
i. Gerakan pergelangan kaki
1) Dorsifleksi : gerakan pergelangan kaki
hingga jari kaki mengarah keatas, lakukan
sesuai kemampuan (ROM 20-30 derajat).
2) Platarfleksi : gerakan pergelangan kaki
hingga jari-jari mengarah kebawah (ROM
20-30 derajat).
j. Gerakan kaki
1) Inversi : lakukan gerakan memutar pada
kaki, arahkan telapak kaki kearah medial
(ROM 10 derajat).
2) Eversi : lakukan gerakan memutar pada
kaki, arahkan telapak kaki kearah lateral
(ROM 10 derajat).
3) Fleksi : arahkan jari-jari kaki ke bawah
(ROM 30-60 derajat).
4) Extensi : luruskan kembali jari-jari kaki
(ROM 30-60 derajat).
5) Abduksi : regangkan jari-jari kaki hingga
jari-jari saling menjauhi (ROM 15 derajat).
6) Adduksi : satukan kembali jari-jari kaki
hingga jari-jari saling merapat (ROM 15
derajat).
Dokumentasi 1. Catat hasil evaluasi dan pelaksanaan tindakan yang
meliputi tanggal dan waktu.
2. Catat respon pasien
3. Dokumentasi dan evaluasi kegiatan

Anda mungkin juga menyukai