5. Kehidupan Beragama:-
G. DAYA NILAI
a.Daya nilai social :-
b. Uji daya nilai :-
c. Daya nilai realitas :-
H. TILIKAN
Tilikan derajat 6 Pasien tahu kenapa dirinya dibawa ke rumah sakit serta
dirinya mempunyai motivasi untuk mencapai perbaikan
I. RELIABILTAS
Baik
IV. PEMERIKSAAN FISIK
A. STATUS INTERNUS
1. Keadaan umum :-
2. Kesadaran : compos mentis
3. Tensi :-
4. Nadi :-
5. Suhu badan :-
6. Frekuensi pernafasan : -
7. Bentuk tubuh :-
8. Sistem kardiovaskular : -
9. Sistem respiratorius : -
10. Sistem gastro-intestinal: -
11. Sistem Musculo-sceletal: -
12. Sistem urogenital :-
B. STATUS NEUROLOGIS
1. Saraf kranial (I-XII) :-
2. Gejala rangsang meningeal :-
3. Mata :-
4. Pupil :- Tidak ada data
5. Ofthalmoloscopy :-
6. Motorik :-
7. Sensibilitas :-
8. Sistem saraf vegetative :-
9. Fungsi luhur :-
10. Gangguan khusus :-
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak ada
VI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Perempuan, 32 tahun, seorang sekretaris medis, bercerai, ada seorang anak, dan tinggal bersama
seorang ibu datang ke RS kerana pasien mengaku depresi kerana takut buang air kecil di tempat publik.
2 mgg SMRS, pasien merasa takut sehingga tidak bisa pergi bekerja. Saat jauh dari rumah, rasa
takut (fobia) mendominasi pikirannya, dan dia mengambil tindakan pencegahan untuk mencegah hal itu
terjadi.
5 bulan SMRS, pasien mengaku depresi kerana takut buang air kecil di depan umum. Sebelum
berangkat kerja setiap hari, dia buang air kecil beberapa kali dan menghindari minum apapun.
Sebelumnya dia tidak pernah takut untuk buang air kecil tempat publik. Karena ketakutannya ini, dia
selalu menjadi orang yang cemas dan merasa tidak aman, dan dianggap oleh keluarganya sebagai orang
yang terlalu berhati-hati dan perfeksionis
Pasien juga saat ini merasa sedih tentang masalahnya. Dia mengalami kesulitan tidur (insomnia)
dan tidak memiliki energi di siang hari. Nafsu makannya juga buruk, namun berat badannya tidak ada
penurunan.
Pada pemeriksaan status mental didapatkan perilaku pasien tampak cemas dan gelisah saat di
wawancara.
VII. FORMULASI DIAGNOSTIK
Aksis I: F40.2 Fobia Khas (diagnosis banding F32.0 Episode depresif ringan )
• Berdasarkan iktisar penemuan bermakna, pasien pada kasus ini dapat
dinyatakan mengalami gangguan jiwa, atas dasar adanya gangguan pada
pikiran dan perilaku yang menimbulkan penderitaan (distress) dan
menyebabkan gangguan dalam kehidupan sehari-hari (hendaya) pada fungsi
psikososial dan pekerjaan.
• Gangguan jiwa ini termasuk dalam gangguan mental non organik karena:
• Tidak adanya gangguan kesadaran neurkelompok ologic
• Tidak tampak adanya gangguan fungsi kognitif
• Tidak ada riwayat trauma kepala yang dapat menimbulakn disfungsi.
• Gangguan kejiwaan ini akibat dari penggunaan zat tidak ada.
• Gejala yang terdapat pada pasien ini mengarah pada fobia karena:
• Adanya gejala psikologis seperti cemas dan takut untuk buang air kecil di
tempat umum
• Pasien cuba dan berhasil menghindar dari ketakutannya dengan melakukan
pencegahan
• Fobianya cukup spesifik yaitu takut buang air kecil di tempat umum
• Berdasarkan PPDGJ – III, gejala-gejala pada pasien ini cukup untuk
didiagnosis sebagai F40.2 (Fobia Khas).
• Kondisi pasien ini juga dapat diagnosis banding dengan F32.0
(Episode depresi ringan)
Aksis II: tidak ada diagnosis
Aksis III: tidak ada diagnosis
Aksis IV: tidak ada cukup data
Aksis V: GAF = 70-61
VIII. EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I: F40.2 Fobia Khas (diagnosis banding F32.0 Episode depresif ringan )
Aksis II: tidak ada
Aksis III: tidak ada
Aksis IV: tidak ada cukup data
Aksis V: GAF = 70-61
IX. PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanctionam : dubia ad malam
X. RENCANA TERAPI
A. Terapi Farmakologi
R/ Fluoxetine 20 mg tab No. X
S 1 dd tab 1 (pagi)