Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN KASUS

F40.2 Fobia Khas


Pembimbing: dr. Susi Wijayanti, Sp.KJ
Mahasiswa: Muhamad Rizauddin Bin Che Riah (112018201)
I. I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. Ann
Tanggal Lahir : 1989
Alamat : Dublin
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku Bangsa :-
Agama :-
Pendidikan :-
Pekerjaan : Sekretaris
Status Pernikahan : Bercerai
Rujukan/Datang Sendiri/Keluarga : Rujukan
II. RIWAYAT PSIKIATRIK
Autoanamnesis (tanggal 17 Juli 2021)
A. KELUHAN UTAMA
Pasien mengaku depresi kerana takut buang air kecil di tempat public
(fobia).
B. RIWAYAT GANGGUAN SEKARANG
2 mgg SMRS, pasien merasa takut sehingga tidak bisa pergi bekerja (fobia)
dan ketakutannya bertambah parah. Saat jauh dari rumah, rasa takut mendominasi
pikirannya, dan dia mengambil tindakan pencegahan untuk mencegah hal itu terjadi.
Dia selalu memakai pembalut, tidak pernah bepergian jauh dari rumah, membatasi
asupan cairan, berhenti minum alkohol dan meja kerjanya diposisikan dekat dengan
toilet.
5 bulan SMRS, pasien mengaku depresi kerana takut buang air kecil di depan
umum (fobia). Sebelum berangkat kerja setiap hari, dia buang air kecil beberapa kali
dan menghindari minum apapun. Sebelumnya dia tidak pernah takut untuk buang
air kecil tempat publik. Karena ketakutannya ini, dia selalu menjadi orang yang
cemas dan merasa tidak aman, dan dianggap oleh keluarganya sebagai orang yang
terlalu berhati-hati dan perfeksionis.
Pasien juga saat ini merasa sedih tentang masalahnya. Dia mengalami
kesulitan tidur (insomnia) dan tidak memiliki energi di siang hari. Nafsu makannya
juga buruk, namun berat badannya tidak ada penurunan.
C. RIWAYAT GANGGUAN SEBELUMNYA :
1. Riwayat Gangguan Psikiatrik
Pasien pernah mendapatkan pengobatan psikiatrik terkait kondisinya sepuluh
tahun yang lalu ketika dia mulai takut bahwa dia mengidap sifilis, meskipun
tidak ada bukti klinis atau laboratorium tentang infeksi tersebut (somatisasi).
2. Riwayat Gangguan Medik
Tidak ada.
3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif dan Alkohol
Riwayat konsumsi alkohol (+)
4. Riwayat Gangguan Sebelumnya
D. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI
1. Riwayat Perkembangan Fisik: -
2. Riwayat Perkembangan Kepribadian
a. Masa Kanak-Kanak:-
b. Masa Remaja: -
c. Masa Dewasa: -
3.Riwayat Pendidikan: -
4. Riwayat Pekerjaan
Pasien bekerja sebagai seorang sekretaris medis di Dublin.

5. Kehidupan Beragama:-

6. Riwayat Kehidupan Sosial dan Perkawinan


Pasien sudah pernah menikah namun telah bercerai lima tahun sebelumnya, dan
sekarang tinggal bersama anak laki-laki dan ibunya yang berusia tujuh tahun
E. RIWAYAT KELUARGA
F. SITUASI KEHIDUPAN SOSIAL SEKARANG
Sebelum datang ke rumah sakit, pasien tinggal bersama ibu dan seorang anak.
Pasien mempunyai masalah dengan ibunya kerana ibunya tidak menyetujui
hubungannya dengan pacarnya. Pasien juga sekarang tampak mudah lelah dan
sukar untuk tidur
III. STATUS MENTAL
A.DESKIRIPSI UMUM
1. Penampilan :-
2. Kesadaran
a. Kesadaran sensorium/neurologic : Compos mentis
b.Kesadaran psikiatrik :-
3. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor : perilaku tampak cemas dan gelisah.
4. Sikap terhadap pemeriksa :-
5. Pembicaraan
a. Cara berbicara :-
b. Gangguan berbicara :-
B. ALAM PERASAAN (EMOSI)
1. Suasana perasaan (mood) : -
2. Afek ekspresi afektif
a. Arus :-
b. Stabilisasi :- Tidak ada data
c. Kedalaman :-
d. Skala diferensiasi : -
e. Keserasian :-
f. Pengendalian impuls :-
g. Ekspresi :-
h. Dramatisasi :-
i. Empati :-
C. GANGGUAN PERSEPSI
a. Halusinasi : Tidak ada
b. Ilusi : Tidak ada
c. Depersonalisasi : Tidak ada
d. Derealisasi : Tidak ada
D. SENSORIUM DAN KOGNITIF (FUNGSI INTELEKTUAL)
1. Taraf Pendidikan :-
2. Pengetahuan umum : -
3. Kecerdasan :-
4. Konsentrasi :- Tidak ada data
5. Orientasi
a. Waktu :-
b. Tempat :-
c. Orang :-
d. Situasi :-
6. Daya ingat
a. Tingkat
• Jangka Panjang :-
• Jangka Pendek :-
Tidak ada data
• Segera :-
7. Gangguan :-
8. Gangguan abstraktif : -
9. Visuospatial :-
10. Bakat kreatif :-
11. Kemampuan menolong diri sendiri : -
E. PROSES PIKIR
1. Arus pikir
Produktifitas :-
Kontinuitas :-
Hendaya Bahasa :-
Bentuk Pikiran :-
2. Isi Pikir
Preokupasi dalam pikiran :-
Waham : tidak ada
Obsesi : Tidak ada
Fobia : Ada
Gagasan rujukan : Tidak ada
Gagasan pengaruh : Tidak ada
F. PENGENDALIAN IMPULS: -

G. DAYA NILAI
a.Daya nilai social :-
b. Uji daya nilai :-
c. Daya nilai realitas :-

H. TILIKAN
Tilikan derajat 6  Pasien tahu kenapa dirinya dibawa ke rumah sakit serta
dirinya mempunyai motivasi untuk mencapai perbaikan
I. RELIABILTAS
Baik
IV. PEMERIKSAAN FISIK
A. STATUS INTERNUS
1. Keadaan umum :-
2. Kesadaran : compos mentis
3. Tensi :-
4. Nadi :-
5. Suhu badan :-
6. Frekuensi pernafasan : -
7. Bentuk tubuh :-
8. Sistem kardiovaskular : -
9. Sistem respiratorius : -
10. Sistem gastro-intestinal: -
11. Sistem Musculo-sceletal: -
12. Sistem urogenital :-
B. STATUS NEUROLOGIS
1. Saraf kranial (I-XII) :-
2. Gejala rangsang meningeal :-
3. Mata :-
4. Pupil :- Tidak ada data
5. Ofthalmoloscopy :-
6. Motorik :-
7. Sensibilitas :-
8. Sistem saraf vegetative :-
9. Fungsi luhur :-
10. Gangguan khusus :-
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak ada
VI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Perempuan, 32 tahun, seorang sekretaris medis, bercerai, ada seorang anak, dan tinggal bersama
seorang ibu datang ke RS kerana pasien mengaku depresi kerana takut buang air kecil di tempat publik.
2 mgg SMRS, pasien merasa takut sehingga tidak bisa pergi bekerja. Saat jauh dari rumah, rasa
takut (fobia) mendominasi pikirannya, dan dia mengambil tindakan pencegahan untuk mencegah hal itu
terjadi.
5 bulan SMRS, pasien mengaku depresi kerana takut buang air kecil di depan umum. Sebelum
berangkat kerja setiap hari, dia buang air kecil beberapa kali dan menghindari minum apapun.
Sebelumnya dia tidak pernah takut untuk buang air kecil tempat publik. Karena ketakutannya ini, dia
selalu menjadi orang yang cemas dan merasa tidak aman, dan dianggap oleh keluarganya sebagai orang
yang terlalu berhati-hati dan perfeksionis
Pasien juga saat ini merasa sedih tentang masalahnya. Dia mengalami kesulitan tidur (insomnia)
dan tidak memiliki energi di siang hari. Nafsu makannya juga buruk, namun berat badannya tidak ada
penurunan.
Pada pemeriksaan status mental didapatkan perilaku pasien tampak cemas dan gelisah saat di
wawancara.
VII. FORMULASI DIAGNOSTIK
Aksis I: F40.2 Fobia Khas (diagnosis banding F32.0 Episode depresif ringan )
• Berdasarkan iktisar penemuan bermakna, pasien pada kasus ini dapat
dinyatakan mengalami gangguan jiwa, atas dasar adanya gangguan pada
pikiran dan perilaku yang menimbulkan penderitaan (distress) dan
menyebabkan gangguan dalam kehidupan sehari-hari (hendaya) pada fungsi
psikososial dan pekerjaan.
• Gangguan jiwa ini termasuk dalam gangguan mental non organik karena:
• Tidak adanya gangguan kesadaran neurkelompok ologic
• Tidak tampak adanya gangguan fungsi kognitif
• Tidak ada riwayat trauma kepala yang dapat menimbulakn disfungsi.
• Gangguan kejiwaan ini akibat dari penggunaan zat tidak ada.
• Gejala yang terdapat pada pasien ini mengarah pada fobia karena:
• Adanya gejala psikologis seperti cemas dan takut untuk buang air kecil di
tempat umum
• Pasien cuba dan berhasil menghindar dari ketakutannya dengan melakukan
pencegahan
• Fobianya cukup spesifik yaitu takut buang air kecil di tempat umum
• Berdasarkan PPDGJ – III, gejala-gejala pada pasien ini cukup untuk
didiagnosis sebagai F40.2 (Fobia Khas).
• Kondisi pasien ini juga dapat diagnosis banding dengan F32.0
(Episode depresi ringan)
Aksis II: tidak ada diagnosis
Aksis III: tidak ada diagnosis
Aksis IV: tidak ada cukup data
Aksis V: GAF = 70-61
VIII. EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I: F40.2 Fobia Khas (diagnosis banding F32.0 Episode depresif ringan )
Aksis II: tidak ada
Aksis III: tidak ada
Aksis IV: tidak ada cukup data
Aksis V: GAF = 70-61
IX. PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanctionam : dubia ad malam
X. RENCANA TERAPI
A. Terapi Farmakologi
R/ Fluoxetine 20 mg tab No. X
S 1 dd tab 1 (pagi)

R/ Aprazolam 0.25 mg tab No. X


S 3 dd tab 1
B. Terapi non-farmakologi
- Psikoedukasi: dilakukan kepada pasien dan keluarganya. Mengenai
penyakit pasien, gejala yang mungkin terjadi, rencana tatalaksana yang
diberikan, pilihan obat, efek samping obat dan prognosis penyakit
- Psikoterapi: pasien diberi kesempatan untuk menceritakan masalahnya,
menanamkan kepada pasien bahwa gejala gangguannya dapat
dikendalikan dan memberitahu pasien bahwa minum obat penting untuk
mengontrol kekambuhan gejala
• Psikoterapi suportif: untuk memperkuat mekanisme defens yang ada,
memperluas mekanisme pengendalian yang dimiliki dan perbaikan ke keadaan
keseimbangan yang lebih adaptif
XI. DAFTAR PROBLEM
• Organobiologik: tidak ada
• Psikologi/psikiatrik: terdapat gangguan depresi dan juga gangguan
fobia khas, namun saat ini yang gejala yang lebih menonjol adalah dari
gejala depresinya.
• Sosial/keluarga: tidak ada
XII. FOLLOW UP
• Tidak ada
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai