Anda di halaman 1dari 21

MATA KULIAH DOSEN PENGAMPU

KEPERAWATAN HIV/AIDS NS. MUTIA DWI SAGITA,M.KEP

“ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK REMAJA DENGAN HIV/AIDS”

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 3
1. AHLUL AFISKI
2. APRIZA NUR SYAHRINDA
3. ASMARITA
4. CHRISTINE MARIA OKTAVIANI
5. FEBRI MULIYANI
6. ADINDA DELARISKA

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

YAYASAN PENDIDIKAN PROF. DR. H. KARDIMATUS SUHEIMI


STIKES PEKANBARU MEDICAL CENTER
Jalan Lembaga Permasyarakatan No. 25 Gobah Kota Pekanbaru Provinsi Riau
T.A 2022/2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii

KATA PENGANTAR....................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1

1.1 LATAR BELAKANG......................................................................................................1

1.2 RUMUSAN MASALAH..................................................................................................1

1.3 TUJUAN...........................................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................3

2.1 PENGERTIAN..................................................................................................................3

2.2 ETIOLOGI........................................................................................................................3

2.3 PATOFISIOLOGI.............................................................................................................4

2.4 MANIFESTASI KLINIS..................................................................................................5

2.5 PENATALAKSANAAN MEDIS.....................................................................................6

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN...........................................................................................8

3.1 PENGKAJIAN..................................................................................................................8

3.2 PEMERIKSAAN FISIK...................................................................................................9

3.3 PEMERIKSAAN LABORATORIUM...........................................................................12

3.4 DIAGNOSA KEPERAWATAN....................................................................................12

3.5 RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN................................................................12

BAB IV PENUTUP.......................................................................................................................17

4.1 KESIMPULAN...............................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................18

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga makalah Keperawatan HIV/AIDS ini dapat diselesaikan dengan baik.
Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW,
keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah Keperawatan HIV/AIDS ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan
dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi
bahan makalah.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah Keperawatan
HIV/AIDS ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan,
karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti
milik kita sebagai manusia. Semoga makalah Keperawatan HIV/AIDS ini dapat bermanfaat bagi
kita semuanya.

Pekanbaru, 25 April 2022

Kelompok 3

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Infeksi HIV/AIDS (Human Immuno Deficiency Virus / Acquired Immune
Deficiency Syndrom) pertama kali dilaporkan di Amerika pada tahun 1981 pada orang
dewasa homoseksual, sedangkan pada anak tahun 1983. Enam tahun kemuadian (1989),
AIDS sudah termasuk penyakit yang mengancam anak di Amerika. Di seluruh dunia,
AIDS menyebabkan kematian pada lebih dari 8000 orang setiap hari saat ini, yang berarti
1 orang setiap 10 detik, karena itu infeksi HIV dianggap sebagai penyebab kematian
tertinggi akibat satu jenis agen infeksius.
AIDS pada anak pertama kali dilaporkan oleh Oleske, Rubbinstein dan Amman
pada tahun 1983 di Amerika serikat. Sejak itu laporan jumlah AIDS pada anak di
Amerika makin lama makin meningkat. Pada bulan Desember di Amerika dilaporkan
1995 maupun pada anak yang berumur kurang dari 13 tahun menderita HIV dan pada
bulan Maret 1993 terdapat 4480 kasus. Jumlah ini merupakan 1,5 % dan seluruh jumlah
kasus AIDS yang dilaporkan di Amerika. Di Eropa sampai tahun 1988 terdapat 356 anak
dengan AIIDS. Kasus infeksi HIV terbanyak pada orang dewasa maupun pada anak –
anak tertinggi didunia adalah di Afrika.
Sejak dimulainya epidemi HIV/ AIDS, telah mematikan lebih dan 25 juta orang,
lebih dan 14 juta anak kehilangan salah satu atau kedua orang tuanya karena AIDS.
Setiap tahun juga diperkirakan 3 juta orang meninggal karena AIIDS, 500 000
diantaranya adalah anak usia dibawah 15 tahun. Setiap tahun pula terjadi infeksi baru
pada 5 juta orang terutama di negara terbelakang atau berkembang, dengan angka
transmisi sebesar ini maka dari 37,8 juta orang pengidap infeksi HIV/AIDS pada tahun
2005, terdapat 2,1 juta anak- anak dibawah 15 tahun.

1.2 RUMUSAN MASALAH


a) Jelaskan tentang AIDS
b) Jelaskan Asuhan Keperawatan yang bisa diberikan kepada anak remaja yang
menderita AIDS

1
1.3 TUJUAN
a) Mengetahui dan mempelajari tentang AIDS
b) Mengetahui Asuhan Keperawatan yang bisa diberikan kepada anak remaja yang
menderita AIDS

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENGERTIAN
1. Acquired immunodeficiency syndrom (AIDS) suatu gejala penyakit yang
menunjukkan kelemahan atau kerusakan daya tahan tubuh atau gejala penyakit
infeksi tertentu/keganasan tertentu yang timbul sebagai akibat menurunnya daya
tahan tubuh (kekebalan) oleh virus yang disebut dengan HIV. Sedangkan human
immuno deficiency virus merupakan virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh
manusia yang kemudian mengakibatkan AIDS. HIV sistem kerjanya menyerang sel
darah putih yang menangkal infeksi titik sel darah putih tersebut termasuk dalam
limfosit yang disebut dengan T4 atau sel T penolong. (T Helper), atau gejala sel CD4
HIV tergolong dalam kelompok retrovirus sub kelompok lentivirus. Juga dapat
dikatakan mempunyai kemampuan mengopi cetak materi genetika sendiri di dalam
materi genetik sel-sel yang ditumpanginya dan melalui proses ini HIV dapat
mematikan sel-sel T4. (DEPKES: 1997)
2. AIDS adalah salah satu penyakit retrovirus epidemic menular yang disebabkan oleh
infeksi HIV yang pada kasus berat bermanifestasi sebagai depresi berat imunitas
seluler, dan mengenai kelompok resiko tertentu termasuk pria homoseksual, atau
biseksual, penyalahgunaan obat intravena, penderita hemofilia, dan penerima
transfusi darah lainnya, hubungan seksual dan individu yang terinfeksi virus tersebut.
(DORLAND 2002)
3. AIDS merupakan bentuk paling hebat dari infeksi HIV mulai dan kelainan ringan
dalam respon imun tanpa tanda tanda dan gejala yang nyata hingga keadaan
immunosuppression dan berkaitan dengan berbagai infeksi yang dapat membawa
kematian dan dengan kelainan malignitas yang jarang terjadi. (Centre for disease
control and prevention)

2.2 ETIOLOGI
Risiko HIV utama pada anak-anak yaitu:
a) Air susu ibu yang merupakan sarana transmisi

3
b) Pemakaian obat oleh ibunya
c) Pasangan seksual dari ibunya yang memakai obat intravena
d) Daerah asal ibunya yang tingkat infeksi HIV nya tinggi

2.3 PATOFISIOLOGI
Virus AIDS menyerang sel darah putih (limfosit T4) yang merupakan sumber
kekebalan tubuh untuk menangkal berbagai penyakit infeksi. Dengan memasuki sel T4,
virus memaksa limfosit T4 memperbanyak dirinya sehingga akhirnya menurun, sehingga
menyebabkan tubuh mudah terserang infeksi dari luar (baik virus lain, bakteri, jamur atau
parasit). Hal ini menyebabkan kematian pada orang yang terjangkit HIV/AIDS. Selain
menyerang limfosit T4, virus AIDS juga memasuki sel tubuh yang lain, organ yang
sering terkena adalah otak dan susunan saraf lainnya. AIDS diliputi oleh selaput
pembungkus yang sifatnya toksik (racun) terhadap sel, khususnya sel otak dan susunan
saraf pusat sad dan tepi antara 6 bulan sampai dengan 5 tahun, ada yang mencapai 11
tahun, tetapi yang terbanyak kurang dari 11 tahun. (DEPKES 1997)

PEMBAGIAN STADIUM PADA HIV/AIDS


Secara umum kronologis perjalanan infeksi HIV dan AIDS terbagi menjadi 4
stadium:
1. Stadium HIV
Dimulai dengan masuknya HIV yang diikuti terjadinya perubahan serologik
ketika antibodi terhadap virus tersebut dari negatif menjadi positif. Waktu masuknya
HIV kedalam tubuh hingga HIV positif selama 1-3 bulan atau bisa sampai 6 bulan.
(window period)
2. Stadium Asimptomatis (tanpa gejala)
Menunjukkan di dalam organ tubuh terdapat HIV tetapi belum menunjukkan
gejala dan adaptasi berlangsung 5-10 tahun.
3. Stadium pembesaran kelenjar limfe
Menunjukkan adanya pembesaran kelenjar limpa secara menetap dan merata
(persistent generalized lim lymphadenophaty) dan berlangsung kurang lebih 1 bulan

4
4. Stadium AIDS
Merupakan tahap akhir infeksi HIV, keadaan ini disertai bermacam-macam
penyakit infeksi sekunder.

CARA PENULARAN
HIV menular dengan beberapa cara yaitu:
1. Hubungan seksual dengan penderita AIDS
Penularan dapat terjadi melalui hubungan tanpa alat pelindung dengan
penderita HIV, air mani, cairan vagina dan darah dapat mengenai selaput lendir
sehingga HIV yang ada dalam cairan tersebut masuk ke dalam cairan darah. Selain itu
juga melalui lesi mikro pada di dinding alat tersebut yang terjadi saat hubungan
seksual.
2. Darah dan produk darah yang tercemar HIV/AIDS
Sangat cepat menularkan HIV karena langsung masuk ke dalam pembuluh
darah dan menyebar ke seluruh tubuh.
3. Pemakaian alat kesehatan yang tidak steril
Alat pemeriksaan kandungan dan alat-alat lain yang menyentuh darah, cairan
vagina atau money yang terinfeksi HIV yang digunakan ke orang lain tanpa
disterilkan dulu
4. Alat-alat untuk menoreh kulit
Jarum, silet, alat tato, pemotong rambut.
5. Menggunakan jarum suntik yang bergantian
Jarum suntik pada fasilitas kesehatan pengguna narkoba sangat berpotensi
terjangkit HIV.
(CORWIN 2001)
2.4 MANIFESTASI KLINIS
1. Gejala mayor:
a. Demam berkepanjangan lebih dari 3 bulan
b. Diare kronis lebih dan 1 bulan berulang maupun terus menerus
c. Penurunan berat badan lebih dari 10% dalam 3 bulan (2 dan 3 gejala utama)

5
2. Gejala minor:
a. Batuk kronis selama 1 bulan
b. Infeksi pada mulut dan tenggorokan disebabkan jamur candida albican
c. Pembengkakan kelenjar getah bening di seluruh tubuh yang menetap
d. Munculnya herpes zosters berulang
e. Bercak-bercak dan gatal-gatal diseluruh tubuh
(DEPKES 1997)

2.5 PENATALAKSANAAN MEDIS


Belum ada penyembuhan untuk AIDS jadi yang dilakukan adalah pencegahan
seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Tapi apabila terinfeksi HIV maka terapinya
yaitu:
1. Pengendalian infeksi oportunistik
Bertujuan menghilangkan, mengendalikan, dan pemulihan infeksi
opportunity, nosokomial, atau sepsis, tindakan ini harus dipertahankan bagi pasien di
lingkungan perawatan yang kritis.
2. Terapi AZT (Azitomidin)
Obat ini menghambat replikasi antiviral HIV dengan menghambat enzim
pembalik transcriptase.
3. Terapi antiviral baru
Untuk meningkatkan aktivitas sistem immune dengan menghambat replikasi virus
atau memutuskan rantai reproduksi virus pada prosesnya. Obat – obatan ini adalah :
didanosina, ribavirin, diedoxycytidine, recombinant CD4 dapat larut
4. Vaksin dan rekonstruksi virus, vaksin yang digunakan adalah interveron
5. Menghindari infeksi lain, Karena infeksi dapat mengaktifkan sel T dan mempercepat
replikasi HIV
6. Rehabilitasi bertujuan untuk memberi dukungan mental-psikologis, membantu
mengubah perilaku resiko tinggi menjadi perilaku kurang berisiko, mengingatkan
cara hidup sehat dan mempertahankan kondisi hidup sehat.
7. Pendidikan untuk menghindari alcohol dan obat terlarang, makan makanan yang
sehat, hindari stress, gizi yang kurang, obat obatan yang mengganggu fungsi imun.

6
Edukasi ini juga bertujuan untuk mendidik keluarga pasien bagaimana menghadapi
kenyataan ketika anak mengidap HIV dan kemungkinan isolasi masyarakat.

7
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 PENGKAJIAN
Pada pengkajian anak HIV positif atau AIDS pada anak rata-rata dimasa perinatal
sekitar usia 9 – 17 tahun.
Keluhan utama dapat berupa:
a. Demam dan diare yang berkepanjangan
b. Tachipnae
c. Batuk
d. Sesak nafas
e. Hipoksia
Kemudian diikuti dengan adanya perubahan:
a. Berat badan dan tinggi badan yang tidak naik
b. Diare lebih dari 1 bulan
c. Demam lebih dari 1 bulan
d. Mulut dan faring dijumpai bercak putih
e. Limfadenopati yang menyeluruh
f. Infeksi yang berulang
g. Batuk yang menetap ( > 1 bulan)
h. Dermatitis yang menyeluruh

Pada riwayat penyakit dahulu adanya riwayat transfuse darah ( dari orang yang terinfeksi
HIV / AIDS ). Pada ibu atau hubungan seksual. kemudian pada riwayat penyakit keluarga
dapat dimungkinkan :
a. Adanya orang tua yang terinfeksi HIV / AIDS atau penyalahgunaan obat
b. Adanya riwayat ibu selama hamil terinfeksi HIV ( 50% TERTULAR)
c. Adanya penularan terjadi pada minggu ke 9 hingga minggu ke 20 dari kehamilan
d. Adanya penularan pada proses melahirkan
e. Terjadinya kontak darah dari bayi
f. Adanya penularan setelah lahir dapat terjadi melalui ASI

8
g. Adanya kejanggalan pertumbuhan (failure to thrife)
Pada pengkajian faktor resiko anak dan bayi tertular HIV diantaranya :
a. Bayi yang lahir dari ibu dengan pasangan biseksual
b. Bayi yang lahir dari ibu dengan pasangan yang berganti-ganti
c. Bayi yang lahir dan ibu dengan penyalahgunaan obat melalui vena
d. Bayi atau anak yang mendapat tranfusi darah atau produk darah yang berulang
e. Bayi atau anak yang terpapar dengan alat suntik atau tusuk bekas yang tidak steril
f. Anak remaja yang berhubungan seksual yang berganti-ganti pasangan
Gambaran klinis pada anak nonspesifik seperti:
a. Gagal tumbuh.
b. Berat badan menurun
c. Anemia
d. Panas berulang
e. Limpadenopati
f. Hepatosplenomegali
g. Adanya infeksi oportunitis yang merupakan infeksi oleh kuman, parasit, jamur atau
protozoa yang menurunkan fungsi immun pada immunitas selular seperti adanya
kandidiasis pada mulut yang dapat menyebar ke esofagus, adanya keradangan paru,
encelofati dill

3.2 PEMERIKSAAN FISIK


1. Pemeriksaan Mata
a. Adanya cotton wool spot (bercak katun wol) pada retina
b. Retinitis sitomegalovirus
c. Khoroiditis toksoplasma
d. Perivaskulitis pada retina
e. Infeksi pada tepi kelopak mata.
f. Mata merah, perih, gatal, berair, banyak sekret, serta berkerak
g. Lesi pada retina dengan gambaran bercak/ eksudat kekuningan, tunggal/multiple
2. Pemeriksaan Mulut
a. Adanya stomatitis gangrenosa

9
b. Peridontitis
c. Sarkoma kaposi pada mulut dimulai sebagai bercak merah datar kemudian
menjadi biru dan sering pada platum (Bates Barbara 1998)
3. Pemeriksaan Telinga
a. Adanya otitis media
b. Adanya nyeri
c. Kehilangan pendengaran
4. Sistem pernafasan
a. Adanya batuk yang lama dengan atau tanpa spatum
b. Sesak nafas
c. Tachipnea
d. Hipoksia
e. Nyeri dada
f. Nafas pendek waktu istirahat
g. Gagal nafas
5. Pemeriksaan Sistem Pencernaan
a. Berat badan menurun
b. Anoreksia
c. Nyeri pada saat menelan
d. Kesulitan menelan
e. Bercak putih kekuningan pada mukosa mulut
f. Faringitis
g. Kandidiasis esofagus
h. Kandidiasis mulut
i. Selaput lendir kering
j. Hepatomegali
k. Mual dan muntah
l. Kolitis akibat dan diare kronis
m. Pembesaran limfa
6. Pemeriksaan Sistem Kardiovaskular
a. Suhu tubuh meningkat

10
b. Nadi cepat, tekanan darah meningkat
c. Gejala gagal jantung kongestiv sekuder akibat kardiomiopatikarena HIV
7. Pemeriksaan Sistem Integumen
a. Adanya varicela (lesi yang sangat luas vesikel yang besar)
b. Haemorargie
c. Herpes zoster
d. Nyeri panas serta malaise
e. Aczematoid gingrenosum
f. Skabies
8. Pemeriksaan sistem perkemihan
a. Didapatkan air seni yang berkurang
b. Annuria
c. Proteinurial
d. Adanya pembesaran kelenjar parotis
e. Limfadenopati
9. Pemeriksaan Sistem Neurologi
a. Adanya sakit kepala
b. Somnolen
c. Sukar berkonsentrasi
d. Perubahan perilaku
e. Nyeri otot
f. Kejang-kejang
g. Encelopati
h. Gangguan psikomotor
i. Penurunan kesadaran
j. Delirium
k. Meningitis
l. Keterlambatan perkembangan
10. Pemeriksaan Sistem Muskuluskeletal
a. Nyeri persendian
b. Letih, gangguan gerak

11
c. Nyeri otot (Bates Barbara 1998.)

3.3 PEMERIKSAAN LABORATORIUM


Kemudian pada pemeriksaan diagnostik atau laboratorium didapatkan adanya
anemia, leukositopenia, trombositopenia, jumlah sel T4 menurun bila T4 dibawah 200,
fase AIDS normal 1000-2000 permikrositer., tes anti body anti-HIV (tes Ellisa)
menunjukan terinfeksi HIV atau tidak, atau dengan menguji antibodi anti HIV. Tes ini
meliputi tes Elisa, Lateks, Agglutination,dan western blot. Penilaian elisa dan latex
menunjukan orang terinfeksi HIV atau tidak, apabila dikatakan positif harus dibuktikan
dengan tes western blot.
Tes lain adalah dengan menguji antigen HIV yaitu tes antigen P24 (dengan
polymerase chain reaction - PCR ). Kulit dideteksi dengan tes antibody ( biasanya
digunakan pada bayi lahir dengan ibu terjangkit HIV).

3.4 DIAGNOSA KEPERAWATAN


Diagnosis atau masalah keperawatan yang terjadi pada anak dengan HIV/AIDS
antara lain :
1. Resiko infeksi
2. Kurang nutrisi
3. Kurangnya volume cairan
4. Gangguan intregitas kulit
5. Perubahan atau gangguan membran mukosa
6. Ketidakefektifan koping keluarga
7. Kurangnya pengetahuan keluarga

3.5 RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


1. Resiko infeksi
Resiko terjadinya infeksi pada anak dengan HIV AIDS berhubungan dengan adanya
penurunan daya tahan tubuh sekunder AIDS.
a. Tujuan :
Meminimalkan resiko terhadap infeksi pada anak

12
b. Rencana tindakan keperawatan
1) Kaji perubahan tanda-tanda infeksi (demam, peningkatan nadi, peningkatan
kecepatan nafas, kelemahan tubuh atau letargi)
2) Kaji faktor yang memperburuk terjadinya infeksi seperti usia, status nutrisi,
penyakit kronis lain
3) Monitor tanda-tanda vital setiap 4 jam sekali, tanda vital merupakan indicator
terjadinya infeksi
4) Monitor sel darah putih dan hitung jenis setiap hari untuk monitor terjadinya
neutropenia
5) Ajarkan dan jelaskan pada keluarga dan pengunjung tentang pencegahan
secara umum (universal ). untuk menyiapkan keluarga dan pengunjung
memutus rantai penularan
6) Instruksikan ke semua pengunjung dan keluarga untuk cuci tangan setiap
sebelum dan sesudah memasuki ruangan pasien
7) Kolaborasi dengan dokter tentang pemberian antibiotik, anyiviral, antijamur.
8) Lindungi individu dan resiko infeksi dengan universal precaution
2. Kurang Nutrisi (kurang dari kebutuhan)
Nutrisi kurang dan kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, diare, nyeri
a. Tujuan:
Kebutuhan nutrisi dan pasien terpenuhi
b. Rencana tindakan keperawatan
1) Kaji status perubahan nutrisi dengan menimbang berat badan setiap hari
2) Monitor asupan dan keluaran setiap 8 jam sekali dan turgor kulit
3) Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
4) Rencanakan makanan enternal dan parenteral
3. Kurangnya Volume Cairan
Kurangnya volume cairan tubuh pada anak berhubungan dengan adanya infeksi
oportunitis saluran pencernaan (diare)
a. Tujuan:
Volume cairan tubuh dapat terpenuhi

13
b. Kriteria hasil
1) Asupan dan keluaran seimbang
2) Kadar elektrolit tubuh dalam batas normal
3) Nadi perifer teraba
4) Penekanan darah perifer kembali dalam waktu kurang dan 3 detik
5) Keluaran urin minimal 1-3 cc/kg BB per jam
c. Rencana tindakan keperawatan
1) Berikan cairan sesuai indikasi dan toleransi
2) Ukur masukan dan keluaran termasuk urin dan tinja
3) Monitor kadar elektrolit dalam tubuh
4) Kaji tanda vital turgor kulit, mukosa membran dan ubun-ubun tiap 4 jam
5) Monitor urin tiap 6-8 jam sesuai dengan kebutuhan
6) Kolaborasi pemberian cairan intravena sesuai kebutuhan
4. Gangguan intregitas kulit
Gangguan intregitas kulit berhubungan dengan diare yang berkelanjutan ( kontak
yang berulang dengan feces yang bersifat asam)
a. Tujuan :
Tidak terjadi gangguan intregitas kulit
b. Kriteria hasil:
Tidak ada tanda-tanda kulit terganggu serta kulit utuh, bersih
c. Rencana tindakan keperawatan:
1) Ganti popok dan celana anak apabila basah
2) Bersihkan pantat dan keringkan setiap kali buang air besar
3) Gunakan salep atau lotion
5. Perubahan atau Gangguan Mukosa Membran Mulut
Gangguan mukosa membran mulut berhubungan dengan lesi mukosa membran
dampak dari jamur dan infeksi herpes
a. Tujuan :
Tidak terjadi gangguan mukosa mulut
b. Kriteria hasil
1) mukosa mulut lembab

14
2) tidak ada lesi
3) kebersihan mulut cukup
4) anak dan orang tua mampu mendemonstrasikan tekhnik kebersihan mulut
c. Rencana Tindakan Keperawatan
1) Kaji membran mukosa
2) Berikan pengobatan sesuai dengan saran dan dokter
3) Lakukan perawatan mulut tiap 2 jam
4) Gunakan sikat gigi yang lembut
5) Oleskan garam fisiologis tiap 4 jam dan sesudah membersihkan mulut
6) Kolaborasi pemberian (ketokonazol, flukonazol) selama pengobatan
7) Gunakan antiseptik oral
8) Check up gigi secara teratur

6. Ketidakefektifan Koping Keluarga


Ketidakefektifan koping keluarga berhubungan dengan penyakit menahun dan
progresif
a. Tujuan :
Koping keluarga efektif
b. Kriteria hasil:
1) Orang tua mapu mengekspresikan secara verbal tentang rasa takut
2) Orang tua mampu mengambil keputusan yang tepat
3) Orang tua tau cara memecahkan masalah serta menganalisis kekuatan diri dan
dukungan sosial
c. Rencana tindakan keperawatan
1) Konseling keluarga
2) Observasi ekspresi orang tua tentang rasa takut, bersalah, dan kehilangan
3) Diskusikan dengan orang tua tentang kekuatan diri dan mekanisme koping
dengan mengidentifikasi dukungan sosial
4) Libatkan orang tua dalam perawatan anak
5) Monitor interaksi orang tua dan anak
6) Monitor tingkah laku orang

15
7. Kurang pengetahuan
Kurangnya pengetahuan pada keluarga berhubungan dengan perawatan anak yang
kompleks dirumah
a. Tujuan :
Keluarga dapat mengungkapkan atau menjelaskan proses penyakit, penularan.
pencegahan dan perawatan
b. Kriteria hasil :
1) Orang tua mampu menjelaskan secara global tentang diagnosism, proses
penyakit dan kebutuhan home care
2) Orang tua memahami daftar pengobatan, efek samping, dan dosis obat
3) Orang tua memahami tentang kebutuhan perawatan yang khusus bagi anak
dan mengetahui bagaimana HIV menular
c. Rencana Tindakan keperawatan
1) Kaji pemahaman tentang diagnosis, proses penyakit dan kebutuhan home care
2) Jelaskan daftar pengobatan, efek samping obat dan dosis
3) Jelaskan dan demonstrasikan cara perawatan khusus
4) Jelaskan cara penularan HIV dan bagaimana cara pencegahannya
5) Anjurkan cara hidup normal pada anak

16
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Infeksi HIV/AIDS pertama kali dilaporkan di Amerika pada tahun 1981 pada
orangdewasa homoseksual, sedangkan pada anak tahun 1983. Enam tahun kemudian
(1989), AIDSsudah termasuk penyakit yang mengancam anak di Amerika. Di seluruh
dunia, AIDSmenyebabkan kematian pada lebih dari 8000 orang setiap hari saat ini,
yang berarti 1 orangsetiap 10 detik, karena itu infeksi HIW dianggap sebagai
penyebab kematian tertinggi akibatsatu jenis agen infeksius.
AIDS (Aquired immuno deficiency syndrom ) merupakan kumpulan gejala
akibatmelemahnya daya tahan tubuh sebagai akibat dari infeksi virus HIV. Virus ini
mempunyai sistem kerja menyerang jenis sel darah putih yang menangkal infeksi.
Sehingga pada orang yang mengidap HIV/AIDS akan mudah terserang infeksi atau
virus dari luar.
Cara paling efektiv dan efisien untuk menanggulangi infeksi HIV pada anak
secarauniversal adalah dengan mengurangi penularan dan ibu ke anaknya ( mother-
to-child-transmision ( MTCT )). Upaya pencegahan transmisi HIV pada anak
menurut WHO dilakukan melalui 4 strategi yaitu :
1. Mencegah penularan HIV pada wanita usia subur
2. Mencegah kehamilan yang tidak direncanakan pada wanita HIV
3. Mencegah penularan HIV dan ibu HIV hamil ke anak yang akan dilahirkannya
dan memberikan dukungan
4. Layanan dan perawatan berkesinambungan bagi pengidap HIV

17
DAFTAR PUSTAKA

Zcorpius, D. (2012, desember 06). Scribd. Retrieved april 25, 2022, from www.sricbd.com:
https://www.scribd.com/doc/115711911

18

Anda mungkin juga menyukai