Anda di halaman 1dari 155

SKRIPSI

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA TN.B DENGAN


DIABETES MELLITUS TIPE 2 MELALUI PEMBERIAN BUAH
NAGA MERAH TERHADAP PENURUNAN KADAR
GLUKOSADARAH DI RT 003 RW 04 KELURAHAN
LUBUK BUAYA PADANG

Keperawatan Keluarga

Oleh

Novia Melta Sari, S. Kep


2114901029

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ALIFAH PADANG
TAHUN 2022
2

SKRIPSI

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA TN.B DENGAN


DIABETES MELLITUS TIPE 2 MELALUI PEMBERIAN BUAH
NAGA MERAH TERHADAP PENURUNAN KADAR
GLUKOSADARAH DI RT 003 RW 04 KELURAHAN
LUBUK BUAYA PADANG

Keperawatan Keluarga

LAPORAN ILMIAH AKHIR


Untuk Memperoleh Gelar Ners (Ns)
Pada Program Studi Pendidikan Profesi Ners
STIKes Alifah Padang

Novia Melta Sari, S. Kep


2114901029
3

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ALIFAH PADANG
TAHUN 2022
PERSETUJUAN LAPORAN ILMIAH AKHIR

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA TN.B DENGAN


DIABETES MELLITUS TIPE 2 MELALUI PEMBERIAN BUAH
NAGA MERAH TERHADAP PENURUNAN KADAR
GLUKOSADARAH DI RT 003 RW 04 KELURAHAN
LUBUK BUAYA PADANG

Novia Melta Sari, S. Kep


2114901029

Laporan ilmiah akhir ini telah disetujui,


Tanggal bulan tahun
OLEH:

Pembimbing

Ns. Tomi Jepisa, M. Kep

Mengetahui,
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Alifah Padang
Ketua

Dr. Ns. Asmawati, S. Kep., M. Kep

i
PERNYATAAN PENGUJI LAPORAN ILMIAH AKHIR

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA TN.B DENGAN


DIABETES MELLITUS TIPE 2 MELALUI PEMBERIAN BUAH
NAGA MERAH TERHADAP PENURUNAN KADAR
GLUKOSADARAH DI RT 003 RW 04 KELURAHAN
LUBUK BUAYA PADANG

Novia Melta Sari, S. Kep


2114901029

Laporan ilmiah akhir ini telah di uji dan dinilai oleh penguji,
Program studi pendidikan profesi ners
Pada Tanggal bulan tahun
OLEH:

TIM PENGUJI

Pembimbing nama dan gelar (..............................)

Penguji I nama dan gelar (..............................)

Penguji II nama dan gelar (..............................)

Mengetahui,
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Alifah Padang
Ketua

Dr. Ns. Asmawati, S. Kep., M. Kep

ii
PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama Lengkap : Novia Melta Sari, S. Kep
NIM : 2114901029
Tempat/ Tanggal Lahir : Pulut-Pulut / 15 November 1999
Tahun Masuk : 2021
Program Studi : Profesi Ners
Nama Pembimbing Akademik : Desi Sarli, M. Keb
Nama Pembimbing : Ns. Tomi Jepisa, M.Kep

Menyatakan bahwa saya tidak melakukan plagiat dalam penulisan skripsi Eelektif
saya yang berjudul :
Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Tn.B Dengan Diabetes Mellitus Tipe 2 Melalui
Pemberian Buah Naga Merah Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Di Rt
003 Rw 04 Kelurahan Lubuk Buaya Padang.

Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, dalam
penulisan karya ilmiah elektif ini, maka saya akan menerima sanksi yang telah
ditetapkan.
Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Padang, Juni 2022

Novia Melta Sari, S. Kep

iii
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah subhanahu wa ta’ala yang telah mengkaruniakan berkah dan
kasih sayang-Nya sehingga atas izin-Nya penulis akhirnya dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini.

Sesungguhnya ketekunan akan mendatangkan keberhasilan dan kebahagiaan sesungguhnya


sesudah kesulitan ada kemudahan maka apabila sudah selesai (dari satu urusan) kerjakanlah sungguh-
sungguh (urusan yang lain) dan hanya kepada Tuhan Mu lah hendaknya kamu berharap

(Qs. Alam Nasrah ayat 6, 7, 8 )

Kupersembahkan karya kecil hasil perjuangan teruntuk ayahanda tercinta ( MUSTAFA ) dan
ibunda tersayang ( ENDRIYANTI, S. Pd., SD), pengorbananmu yang membuatku kuat dan
doamu yang menghantarkanku pada keberhasilanku. Doamu yang tiada henti terucap setelah
sujudmu.Pengorbanan dan harapanmu takkan pernah ku sia-siakan...Tiada yang dapat ku
ungkapkan selain rasa syukur dan persembahanku pada keluarga tercinta…Ayahanda dan ibunda
Tiada yang dapat ku ucapkan selain rasa terima kasih atas ikhlasnya dalam membimbingku sampai
ke titik ini.Teruntuk keluarga ku tersayang,

Adikkuku, Lutfi Dwi Acpa dan Cut Daratun asyifa dan semua keluarga besar ku, ku
ucapkan terimakasih dengan setulus hati atas semua semangat dan do’a-do’anya.

Terimakasih banyak, spesial untuk pembimbing dan penguji yang terbaik dan luar biasa, dan
dosen-dosen ku tercinta yang telah memberikan ilmunya dengan ikhlas selama aku kuliah di STIKes Alifah
Padang.

Terima kasih banyak untuk para sahabat Ridia Yuliasti, S. Kep yang juga banyak memberikan
support dan pengalamannya dalam penyusunan skripsi ini. Terima kasih selalu ada menerima tangis dan
bahagiaku.

Ini bukan akhir namun ini adalah awal, semoga pencapaian ini merupakan awal yang baik untuk
kehidupan selanjutnya.

Novia Melta Sari, S. Kep


2114901029

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

iv
Identitas Pribadi
Nama : Novia Melta Sari, S. Kep
Tempat Lahir : Pulut-Pulut
Tanggal Lahir : 15 November 1999
Agama : Islam
Anak ke : 1 (Satu)
Jumlah bersaudara : 3 saudara
Daerah Asal : Pesisir Selatan
Kebangsaan : Indonesia
Alamat : Puluik-Puluik, Kecamatan IV Nagari, Bayang
Utara, Kabupaten Pesisir Selatan
Identitas Orang Tua
Nama Ayah : Mustafa
Pekerjaan : Petani
Nama Ibu : Endriyanti, S.Pd., SD
Pekerjaan : Guru
Riwayat Pendidikan
2007 – 2012 : SDN 06 Puluik-Puluik
2012 – 2014 : SMPN 1 IV Nagari Bayang Utara
2014 – 2017 : SMAN 1 IV Nagari Bayang Utara
2017 – 2021 : S1 Keperawatan STIKes Alifah Padang

v
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ALIFAH PADANG
Elektif, Juni 2022
Novia Melta Sari, S. Kep

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA TN.B DENGAN DIABETES


MELLITUS TIPE 2 MELALUI PEMBERIAN BUAH NAGA TERHADAP
PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH DI RT 003 RW 04 KELURAHAN
LUBUK BUAYA PADANG

xiv + 155 Halaman + 3 Tabel + 3 Gambar + 3 Lampiran

ABSTRAK

Peningkatan jumlah penderita DM menjadikan penyakit ini menjadi salah


satu penyebab utama kematian di dunia. World Health Organization (WHO)
tahun 2017, penyakit DM di kalangan orang dewasa di atas 18 tahun meningkat
dari 4,7% menjadi 8,5%. Data PERKENI tahun 2019, Indonesia merupakan
negara urutan ke-7 dari 10 negara dengan penyandang diabetes terbanyak di
dunia, yaitu sekitar 10,7 juta penduduk. Salah satu penatalaksanaan non
farmakologis Diabetes Mellitus adalah pemberian Buah Naga. Diharapkan
penerapan terapi Buah Naga ini dapat menurunkan kadar glukosa darah.
Diagnosa yang diangkat pada kasus diatas adalah ketidakstabilan kadar
glukosa darah. Intervensi terapi non farmakologis yang paling banyak digunakan
dikomunitas untuk menurunkan kadar glukosa darah adalah pemberian Buah
Naga.
Pelaksanaan studi kasus dilaksanakan di RT 003 RW 04 kelurahan lubuk
buaya kota padang kepada 1 orang pasien yaitu klien dengan Diabetes Mellitus
Tipe II akibat meningkatnya kadar glukosa darah. Didapatkan hasil tingkat kadar
glukosa darah menurun dari tinggi menjadi dalam batas normal. Hasil studi
menunjukkan bahwa ada perubahan terhadap kondisi pasien setelah diberikan
Buah Naga selama 10 hari. Evaluasi keperawatan dari semua perencanaan dan
tindakan yang dapat teratasi. Kesimpulan Buah Naga memiliki efek menurunkan
kadar glukosa dalam darah pada penderita diabetes mellitus tipe II.
Diharapkan kepada warga di RT 003 RW 04 kelurahan lubuk buaya kota
padang dapat meningkatkan kualitas kesehatan kesehatannya serta bisa
mengontrol kadar glukosa darah secara mandiri.

Daftar Pustaka : 17 (2014 - 2020)


Kata Kunci : Diabetes Mellitus Tipe 2, Buah Naga, Kadar Glukosa
Darah.

vi
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ALIFAH PADANG
Electif, June 2022
Novia Melta Sari, S. Kep

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA TN.B DENGAN DIABETES


MELLITUS TIPE 2 MELALUI PEMBERIAN BUAH NAGA TERHADAP
PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH DI RT 003 RW 04 KELURAHAN
LUBUK BUAYA PADANG

xiv + 155 Pages + 3 Tables + 3 Pictures + 3 Attachments

ABSTRACT

The increasing number of people with DM makes this disease one of the
main causes of death in the world. World Health Organization (WHO) in 2017,
DM among adults over 18 years old increased from 4.7% to 8.5%. PERKENI data
in 2019, Indonesia is the 7th country out of 10 countries with the most diabetes
sufferers in the world, which is around 10.7 million people. One of the non-
pharmacological management of Diabetes Mellitus is the administration of
Dragon Fruit. It is hoped that the application of Dragon Fruit therapy can reduce
blood glucose levels.
The diagnosis raised in the above case is the instability of blood glucose
levels. The most widely used non-pharmacological therapeutic intervention in the
community to reduce blood glucose levels is the administration of Dragon Fruit.
The case study was carried out in RT 003 RW 04, Lubuk crocodile
subdistrict, Padang city to 1 patient, namely a client with Type II Diabetes
Mellitus due to increased blood glucose levels. The results showed that blood
glucose levels decreased from high to within normal limits. The results of the
study showed that there was a change in the patient's condition after being given
Dragon Fruit for 10 days. Nursing evaluation of all manageable plans and
actions. Conclusion Dragon fruit has the effect of lowering blood glucose levels in
patients with type II diabetes mellitus.
It is hoped that residents in RT 003 RW 04, Lubuk crocodile sub-district,
Padang city can improve the quality of their health and can control blood glucose
levels independently.

References : 47 (2012 - 2020)


Keywords : Type 2 Diabetes Mellitus, Dragon Fruit, Blood Glucose Level.

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan judul “Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Tn.B Dengan

Diabetes Mellitus Tipe 2 Melalui Pemberian Buah Naga Terhadap Penurunan

Kadar Glukosa Darah Di Rt 003 Rw 04 Kelurahan Lubuk Buaya Padang”. Skripsi

ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program

Studi Profesi Ners di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Alifah Padang.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, peneliti banyak mendapatkan

bimbingan, masukan dan bantuan dari berbagai pihak sehingga pada kesempatan

ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Ns.Tomi Jepisa, M.Kep selaku pembimbing yang telah memberikan

bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.

2. Ibu Dr. Ns. Asmawati, S.Kep., M.Kep selaku Ketua STIKes Alifah Padang.

3. Ibu Ns. Amelia Susanti, M.Kep., Sp., Kep. J sebagai Ketua Program Studi

Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Alifah Padang.

4. Bapak/Ibu dosen dan staf Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Alifah

Padang.

5. Teristimewa untuk kedua orang tua saya yang telah banyak memberikan

dukungan moril maupun materil, dan doa yang tulus sehingga peneliti dapat

menyelesaikan pembuatan skripsi ini.

6. Teman-teman seperjuangan yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu.

viii
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna, untuk itu

peneliti mengharapkan bantuan pemikiran dan saran untuk kesempurnaan skripsi

ini. Akhirnya harapan peneliti semoga skripsi ini dapat bermanfaat.

Padang, Agustus 2022

Peneliti

ix
DAFTAR ISI

PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT ............................................................ i


PERNYATAAN PERSETUJUAN ............................................................... ii
PERNYATAAN PENGUJI ........................................................................... iii
KATA PERSEMBAHAN .............................................................................. iv
ABSTRAK ...................................................................................................... v
ABSTRACT ..................................................................................................... vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................. x
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .........................................................................
B. Rumusan Masalah ....................................................................
C. Tujuan Penelitian ....................................................................
D. Manfaat Penelitian ...................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Diabetes Mellitus .....................................................................
B. Buah Naga ...............................................................................

BAB III TINJAUAN KASUS


A. Pengkajian.................................................................................
B. Diagnosa ..................................................................................
C. Intervensi .................................................................................
D. Implementasi.............................................................................
E. Evaluasi.....................................................................................
BAB IV PEMBAHASAN

x
A. Data fokus pengkajian
B. Diagnosa Keperawatan
C. Intervensi Keperawatan
D. Implementasi Keperawatan
E. Evaluasi
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ..............................................................................
B. Saran .......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xi
DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Halaman

2.1 Kriteria Diagnosis Diabetes Mellitus ............................................


2.2

xii
DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar Halaman

2.1 Kerangka Teori Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas


Hidup Penderita DM Tipe 2 .......................................................... 48
2.2 Kerangka Konsep hubungan self care dengan kualitas hidup
pasien Diabetes Mellitus tipe 2 ..................................................... 49
3.1 Tahapan Pencarian Literature Review .......................................... 52

xiii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diabetes Mellitus (DM) merupakan suatu kondisi kronis yang ditandai

dengan peningkatan konsentrasi glukosa darah disertai munculnya gejala

utama yang khas, yakni urine yang berasa manis dalam jumlah yang besar

(Bilous & Donelly, 2014). Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit kronis

yang disebabkan karena kelainan hormon insulin, kerja insulin atau keduanya,

sehingga tubuh mengalami gangguan metabolisme karbohidrat, protein dan

lemak yang berdampak pada peningkatan kadar glukosa darah (ADA, 2017).

Penyakit DM akan menjadi salah satu penyebab utama kematian di

dunia, karena jumlahnya yang mengalami peningkatan. Prevalensi global

penyakit DM menurut World Health Organization (WHO) tahun 2017,

penyakit DM di kalangan orang dewasa di atas 18 tahun meningkat dari 4,7%

menjadi 8,5%. Sekitar 1,6 juta kematian secara langsung disebabkan oleh

diabetes. WHO memproyeksikan diabetes akan menjadi penyebab kematian

ketujuh di tahun 2030 (WHO, 2018).

Berdasarkan data PERKENI tahun 2019, Indonesia merupakan negara

urutan ke-7 dari 10 negara dengan penyandang diabetes terbanyak di dunia,

yaitu sekitar 10,7 juta penduduk (PERKENI, 2019). Data Riskesdas tahun

2018, menyebutkan proporsi penyandang DM pada penduduk usia > 15 tahun

di Indonesia berdasarkan pemeriksaan darah adalah 8,5% atau sekitar 20,4 juta

orang terkena DM. Berdasarkan diagnosis dokter, proporsi penyandang DM

1
2

pada penduduk usia ≥15 tahun juga mengalami peningkatan menjadi 2% pada

tahun 2018 dari yang sebelumnya sebesar 1,5% pada tahun 2013 (Riskesdas,

2018).

Merujuk kepada prevalensi nasional, prevalensi DM di Sumatera Barat

sebanyak 1,3%. Dimana Sumatera Barat berada diurutan 14 dari 33 provinsi

yang ada di Indonesia. Berdasarkan umur, banyak dalam rentang usia 56-64

tahun dengan prevalensi sebesar 4,8% (Kemenkes, 2018). Menurut data Dinas

Kesehatan Provinsi Sumatera Barat tahun 2018, jumlah kasus DM di

Sumatera Barat tahun 2018 berjumlah 44.280 kasus, dengan jumlah kasus

tertinggi berada di wilayah Kota Padang berjumlah 12.231 kasus (Dinas

Kesehatan Provinsi Sumbar, 2018).

Diabetes melitus diklasifikasikan menjadi DM tipe 1 dan DM tipe 2.

Diabetes melitus tipe 1 atau penyakit DM yang bergantung insulin ini terjadi

pada 5-10% penderita DM, sedangkan DM tipe 2 ini bisa terjadi pada siapa

saja dan ± 90-95% penderita menderita DM tipe ini (Arifin, 2020).

Pada diabetes tipe 1, sel-sel β di pankreas mengalami kerusakan, sehingga

produksi insulin menurun. Akibatnya, sel-sel tubuh tidak dapat mengambil

gula dari darah dan kadar gula darah meningkat. Pada diabetes tipe 2, insulin

dapat diproduksi dengan normal, tetapi sel-sel tubuh kurang sensitif sehingga

tidak bisa menggunakannya secara optimal. Akibatnya, kadar gula darah juga

akan meningkat seperti pada diabetes tipe 1 (Sinaga, 2016).

Diabetes mellitus tipe 2 atau tipe Non-Independent Diabetes Mellitus

(NIDDM) adalah suatu kelainan metabolisme glukosa yang disebabkan oleh


3

resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin dan dapat menyebabkan

berbagai komplikasi (Mulyani, 2016). Penderita DM tipe 2 apabila tidak

ditangani dengan baik, pada perkembangan selanjutnya akan mengakibatkan

komplikasi akut dan kronik. Adapun komplikasi akut adalah kadar glukosa

darah di bawah nilai normal (hipoglikemia), kadar gula darah meningkat

(hiperglikemia). Komplikasi kronis adalah komplikasi makrovaskuler

(jantung, stroke, dan gagal ginjal) dan microvaskuler (retinopati, nefropati,

dan neuropati) (Fatimah, 2015).

Upaya dan penanggulangan telah dilakukan pemerintah dalam

menangani masalah DM, namun masalah DM masih tinggi. Pada prinsipnya

ada dua macam penatalaksaanaan yang biasa dilakukan untuk mencegah

komplikasi diabetes melitus, yaitu terapi farmakologi dan terapi

nonfarmakologi. Lansia dengan DM tipe 2 tetap memiliki kemampuan

memproduksi insulin, apabila penderita tidak melakukan pembatasan makan

dengan ketat atau apabila penyakit tidak terdeteksi dari awal maka terapi

farmakologi dapat diberikan berupa Obat Hipoglikemik Oral (OHO) dan

Insulin. Sedangkan terapi non farmakologi dapat dilakukan dengan pengaturan

diet, berolahraga, dan berhenti merokok (Hidayati, 2017).

Pengobatan farmakologi memiliki efek yang lebih cepat dibandingkan

dengan pengobatan nonfarmakologi, akan tetapi pengobatan farmakologi

memiliki efek samping yang lebih besar dibandingkan pengobatan

nonfarmakologi. Besarnya efek samping yang diakibatkan oleh pengobatan

secara farmakologi membuat orang beralih menggunakan pengobatan secara


4

nonfarmakologi (Hidayati, 2017). Pengobatan nonfarmakologi untuk

pencegahan komplikasi dan pengelolaan penderita DM difokuskan pada pola

makan yang didasarkan pada gaya hidup dan kebiasaan makan, status nutrisi,

dan faktor khusus lain yang perlu diberikan prioritas. Penderita DM

dianjurkan untuk memperhatikan asupan karbohidat, protein, lemak dan serat

karena penting artinya dalam pengendalian kadar glukosa darah. Akan tetapi,

penderita diabetes melitus yang sudah menjalankan program diet ternyata ada

yang tetap belum mampu mengendalikan glukosa darah dengan baik sehingga

kadar hariannya tetap tinggi. Penyebabnya adalah kurangnya asupan sumber

serat dan antioksidan (Hidayati, 2017).

Serat dan antioksidan dapat diproleh dari berbagai buah-buahan seperti

jenis berry, mangga, jeruk, alpukat, dan buah naga. Antioksidan bermanfaat

dalam menjaga elastisitas pembuluh darah yang mampu memperbaiki sistem

peredaran darah, menurunkan kadar glukosa darah dan kolesterol. Asupan

serat dan antioksidan pada penderita DM perlu ditingkatkan sehingga

diperlukan perbaikan diet dengan menambah sumber buah-buahan seperti

buah naga merah. Buah naga merah ini begitu banyak manfaatnya bagi

kesehatan tubuh manusia. Bahkan karena melimpahnya nutrisi di dalamnya,

buah naga dijuluki sebagai superfood (Chrisanto et al., 2020).

Buah naga memiliki kalori cukup rendah serta banyak nutrisi yang

terkandung mulai dari vitamin C, vitamin B, kalsium, serat, fosfor, protein dan

tentunya antioksidan tinggi. Buah ini juga aman dikonsumsi oleh semua umur,

bahkan untuk ibu hamil sekalipun. karena kadar gulanya sangat rendah
5

membuat buah ini juga aman dikonsumsi penderita penyakit diabetes melitus

(Chrisanto et al., 2020). Buah naga tergolong tanaman kaktus yang hidup di

daerah kering dan agak berpasir. Buah naga merah (Hylocereus polyrhizus)

merupakan salah satu buah terbaik dari pangan fungsional yang mengandung

serat dan vitamin C dengan memiliki peranan dalam tubuh sebagai penetral

radikal bebas. Buah naga merah dapat digunakan sebagai penyeimbang kadar

glukosa darah karena mengandung berbagai macam antioksidan yaitu vitamin

C, betakaroten dan flavonoid (quercetin, kaempferol, dan isoramnetin)

(Chrisanto et al., 2020).

Cara kerja flavonoid yaitu dengan menghambat penyerapan glukosa di

GLUT 2 dan menyebabkan transporter mayor glukosa pada usus menurun

sehingga menyebabkan kadar glukosa dalam darah turun dan dapat mencegah

terjadinya diabetes melitus. Buah naga juga mengandung serat yang tinggi

selain itu buah naga juga mengandung senyawa likopen yaitu pigmen pemberi

warna merah. Likopen dapat mempengaruhi resistensi hormon insulin

sehingga toleransi tubuh terhadap glukosa meningkat.

Serat yang terkandung dalam buah naga dapat mengikat air sehingga

glukosa memiliki kemungkinan yang lebih kecil akan bersentuhan dengan

dinding usus dan masuk ke dalam darah. Kemudian pankreas akan

menghasilkan sedikit insulin karena kadar glukosa yang masuk ke dalam

darah sedikit sehingga terjadi penurunan kadar glukosa dalam darah (Ayuni,

2020).
6

Berdasarkan penelitian Hadi (2018), terdapat perubahan kadar glukosa

darah setelah diberikan buah naga merah. Rata-rata penurunan kadar glukosa

darah adalah 51,8 mg/dl. Penurunan kadar glukosa darah tertinggi adalah 181

mg/dl dan peningkatan glukosa tertinggi adalah 25 mg/dl. Penurunan kadar

glukosa darah diperkirakan karena buah naga merah mempunyai komponen

aktif flavonoid yang dapat berperan sebagai antioksidan yang mampu

menurunkan stress oksidatif, mengurangi Reactive Oxygen Species (ROS),

serta merupakan penghambat yang kuat terhadap transport glukosa GLUT2

pada mukosa usus. Hal ini menyebabkan pengurangan penyarapan glukosa

dan fruktosa dari usus sehingga kadar glukosa darah turun (Ayuni, 2020).

Menurut penelitian Hidayati (2017), hasil penelitian ini didapatkan

bahwa terdapat perbedaan rerata kadar glukosa darah pada kelompok kontrol

dan kelompok intervensi setelah diberikan buah naga merah. Perbedaan kadar

glukosa darah tersebut dimungkinkan karena pada kelompok intervensi

responden diberikan buah naga merah yang dapat memberikan efek

hipoglikemia, sedangkan kelompok kontrol tidak diberikan intervensi apapun.

Kadar glukosa darah pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol

mengalami peningkatan dan penurunan, hal tersebut dipengaruhi oleh

beberapa faktor lainnya seperti aktivitas fisik, pola makan, stres, dan konsumsi

obat anti hiperglikemia.

Pada saat dilakukan pengkajian di RT 003 RW 04 di kelurahan lubuk

buaya kota padang, didapatkan data bahwa jumlah KK yang ada di RT 003

yaitu 211 KK. Dan dari data tersebut didapatkan 10% warga yang memiliki
7

riwayat kadar glukosa yang tinggi pada saat dilakukan skrining kesehatan

yaitu check kadar glukosa darah di RT 003 RW 04 tersebut. Maka dari itu

peneliti melakukan pengkajian pada salah satu warga di RT 003 yaitu Tn.B

yang memikili riwayat Diabetes Mellitus paling tinggi diantara penderita yang

lain yaitu dengan kadar gula darah 273 mg/dl, dan juga sudah menderita

Diabetes Mellitus selama lebih kurang 5 tahun yang lalu.

Pada saat dilakukan pengkajian, klien sudah sering kali kontrol di RS

Hermina Padang setiap 1 x sebulan, dengan kadar gula darah 500 mg/dl, 2

minggu sebelum dilakukan skrining kesehatan oleh mahasiswa perawat Stikes

Alifah Padang di Kelurahan Lubuk Buaya. Setelah itu peneliti melakukan

kunjungan lebih kurang 15 x dalam 2 bulan dinas di Kelurahan Lubuk Buaya

Padang serta melakukan intervensi yang telah direncanakan pada Tn.B yaitu

memberikan buah naga sebanyak 250 gr/hari selama 10 hari implementasi.

Setelah melakukan implementasi tersebut didapatkan hasil yaitu ada

perubahan pada kadar glukosa darah yaitu mengalami penurunan kadar

glukosa darah dari tinggi menjadi dalam rentang normal.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk

melakukan telaah jurnal yang berjudul Asuhan Keperawatan Keluarga Pada

Tn.B Dengan Diabetes Mellitus Tipe 2 Melalui Pemberian Buah Naga Merah

Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Di Rt 003 Rw 04 Kelurahan

Lubuk Buaya Padang.


8

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah adalah apakah ada

hubungan Pemberian Buah Naga Merah Terhadap Penurunan Kadar Glukosa

Darah Pada Tn.B Dengan Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Rt 003 Rw 04

Kelurahan Lubuk Buaya Padang ?.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum adalah untuk mengetahui Asuhan Keperawatan

Keluarga Pada Tn.B Dengan Diabetes Mellitus Tipe 2 Melalui Pemberian

Buah Naga Merah Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Di Rt 003

Rw 04 Kelurahan Lubuk Buaya Padang.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan pengkajian keperawatan keluarga Pada Tn.B

Dengan Diabetes Mellitus Tipe 2 Melalui Pemberian Buah Naga

Merah Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Di Rt 003 Rw

04 Kelurahan Lubuk Buaya Padang.

b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan keluarga Pada Tn.B

Dengan Diabetes Mellitus Tipe 2 Melalui Pemberian Buah Naga

Merah Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Di Rt 003 Rw

04 Kelurahan Lubuk Buaya Padang.

c. Mampu melakukan rencana asuhan keperawatan keperawatan

keluarga Pada Tn.B Dengan Diabetes Mellitus Tipe 2 Melalui


9

Pemberian Buah Naga Merah Terhadap Penurunan Kadar Glukosa

Darah Di Rt 003 Rw 04 Kelurahan Lubuk Buaya Padang.

d. Mampu melakukan implementasi keperawatan keluarga Pada Tn.B

Dengan Diabetes Mellitus Tipe 2 Melalui Pemberian Buah Naga

Merah Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Di Rt 003 Rw

04 Kelurahan Lubuk Buaya Padang.

e. Mampu melakukan evaluasi keperawatan keluarga Pada Tn.B Dengan

Diabetes Mellitus Tipe 2 Melalui Pemberian Buah Naga Merah

Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Di Rt 003 Rw 04

Kelurahan Lubuk Buaya Padang.

f. Mampu mendokumentasikan hasil keperawatan keperawatan keluarga

Pada Tn.B Dengan Diabetes Mellitus Tipe 2 Melalui Pemberian Buah

Naga Merah Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Di Rt 003

Rw 04 Kelurahan Lubuk Buaya Padang.

D. Manfaat Penelitian

1. Teoritis

a) Bagi Penulis

Diharapkan hasil karya tulis ilmiah ners ini dapat menambah

wawasan serta mengaplikasikan ilmu pengetahuan tentang asuhan

keperawatan keluarga khususnya pemberian Buah Naga untuk mengontrol

kadar gula darah pada penderita Diabetes Mellitus.


10

b) Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan hasil karya tulis ini dapat dijadikan sebagai bahan

bacaan dan pembanding bagi peneliti selanjutnya yang ingin melanjutkan

penelitian tentang asuhan keperawatan keluarga khususnya pemberian

Buah Naga untuk mengontrol kadar gula darah pada penderita Diabetes

Mellitus.

2. Praktis

a) Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan hasil karya tulis ini dapat dijadikan sebagai bahan

untuk pelaksanaan pendidikan serta masukan dan perbandingan untuk

penelitian lebih lanjut tentang asuhan keperawatan keluarga khususnya

pemberian Buah Naga untuk mengontrol kadar gula darah pada penderita

Diabetes Mellitus.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis

1. Diabetes Mellitus

a. Pengertian

Diabetes mellitus adalah kondisi kronis yang terjadi ketika ada

peningkatan kadar glukosa dalam darah karena tubuh tidak dapat

menghasilkan atau cukup hormon insulin atau menggunakan insulin secara

efektif (IDF, 2020). Diabetes Mellitus (DM) merupakan suatu kelompok

penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena

kelainan sekresi kerja insulin atau keduanya (PERKENI, 2019).

b. Faktor Penyebab

Menurut PERKENI (2019), faktor penyebab dari Diabetes Mellitus

dapat dikelompokkan dalam dua kelompok yaitu faktor yang dapat

dimodifikasi dan faktor yang tidak dapat dimodifikasi :

1) Faktor yang dapat dimodifikasi

a) Obesitas

Obesitas akan menyebabkan risisten insulin sehingga insulin tidak

dapat bekerja dengan baik dan kadar gula darah bisa naik. Gemuk

juga mempermudah munculnya hipertensi dan lemak darah yang

tinggi. Hal ini akan memicu gangguan ginjal, sakit jantung, dan

stroke. Orang gemuk yang menderita diabetes lebih mudah terkena

komplikasi.

11
12

b) Aktivitas Fisik

Aktivitas Fisik adalah setiap gerakan tubuh yang meningkatkan

pengeluaran tenaga/ energi dan pembakaran energi. Aktivitas fisik

merupakan suatu kegiatan yang dapat dilakukan oleh setiap orang.

Setiap orang yang melakukan aktivitas fisik, maka otot akan

meningkatkan pembakarn glukosa secara maksimal, dan

menyebabkan penurunan kadar gula darah.

c) Hipertensi

Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangka waktu

lama (persisten) dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal

ginjal), jantung (penyakit jantung koroner), otak (menyebabkan

stroke), resistensi insulin bila tidak dideteksi secara dini dan

mendapat pengobatan yang memadai.

d) Dislipidemia

Dislipidemia disebabkan oleh terganggunya metabolisme lipid

akibat interaksi faktor genetik dan faktor lingkungan. Kejadian

serupa ditemukan juga pada subjek dengan DM atau sindrom

metabolik di mana konsentrasi kolesterol HDL sering ditemukan

rendah. Pada keadaan ini, penilaian risiko hendaknya

mengikutsertakan analisis berdasarkan konsentrasi kolesterol HDL

dan LDL. Pada pederita diabetes, dislipidemia ditandai dengan

peningkatan trigliserida puasa dan setelah makan, menurunnya


13

kadar HDL dan peningkatan kolestrol LDL yang didominasi oleh

partikel small dense LDL

e) Frekuensi Konsumsi Karbohidrat

Karbohidrat yang berlebih berhubungan dengan kemampuan tubuh

dalam memanfaatkan. Seperti kelebihan karbohidrat, maka tubuh

akan meningkatkan sekresi insulin untuk mengimbanginya Insulin

berupaya untuk menjaga agar kadar gula darah dalam tubuh tetap

dalam batas normal. Namun bila terjadi terus- menerus kelebihan

asupan karbohidrat, insulin tidak mampu lagi melaksanakan

tugasnya untuk menjaga kadar gula dalam keadaan normal.

f) Frekuensi Konsumsi Lemak

Tingginya asupan lemak berpengaruh dengan penyakit diabetes

melitus. Tingginya asupan lemak berkaitan dengan kegemukan.

Kegumakan bukan hanya salah satu faktor risko DM namun

menjadi faktor risiko komplikasi dari penyakit DM seperti penyakit

kardiovaskuler.

g) Frekuensi Konsumsi Serat

Asupan serat yang tinggi dapat meningkatkan kontrol glikemik,

menurunkan hiperinsulinemia dan menurunkan konsentrasi plasma

lipid pada pasien diabetes melitus tipe 2. Selain itu meningkatnya

asupan serat pada pasien diabetes dapat menurunkan glukosa darah

puasa dan HbA1c. Oleh karena itu konsumsi serat pada penderita

diabetes melitus menguntungkan dan perlu didorong menjadi salah


14

satu strategi menajemen penyakit. Serat larut air membentuk gel

dalam saluran pencernaan. Hal ini akan memperlambat pencernaan

sehingga saluran pencernaan tidak menyerap beberapa zat gizi

seperti pati dan gula sehingga dapat meningkatkan toleransi

glukosa.

h) Stres

Stres adalah perasaan yang dihasilkan ketika seseorang bereaksi

terhadap peristiwa tertentu. Ini adalah cara tubuh untuk bersiap

menghadapi situasi sulit dengan fokus, kekuatan, stamina, dan

kewaspadaan tinggi. Saat seseorang mengalami stres, tubuhnya

akan memproduksi hormon kortisol secara berlebihan.

2) Faktor yang tidak dapat dimodifikasi

a) Ras/ Etnik

Beberapa ras tertentu, seperti suku India di Amerika, Hispanik, dan

orang Amerika di Afrika, mempunyai risiko lebih besar terkena

diabetes tipe 2. Kebanyakan orang dari ras- ras tersebut dulunya

adalah pemburu dan petani dan biasanya kurus. Namun, sekarang

makanan lebih banyak dan gerak badannya makin berkurang

sehingga banyak mengalami obesitas sampai diabetes dan tekanan

darah tinggi. Suku Amerika Hispanik, terutama di Meksiko, juga

mempunyai risiko tinggi terkena diabetes 2-3 kali lebih sering

daripada non Hispanik, terutama wanitannya. Orang Asia di Cina,

Filipina, Jepang, India, Korea, dan Vietnam, serta yang tinggal di


15

kepulauan Pasifik (Hawaii, Samoa, dan Guaman) juga mempunyai

risiko lebih tinggi terkena diabetes.

b) Riwayat Keluarga dengan DM

Apabila ayah, ibu, kakak atau adik mengidap DM, kemungkinan

diri kita juga terkena diabetes lebih besar daripada yang menderita

diabetes adalah kakek, nenek atau saudara ibu dan saudara ayah

anda. Sekitar 50% diabetes tipe 2 mempunyai orangtua yang

menderita diabetes, dan lebih dari sepertiga pasien diabetes

mempunyai saudara yang mengidap diabetes.

c) Umur

Faktor risiko diabetes selanjutnya adalah faktor usia. Memasuki

usia lanjut semakin berisko terkena penyakit diabetes melitus. Pada

usia >45 tahun merupakan usia berbahaya untuk mendapatkan

serangan diabtes tipe 2, sehingga harus dilakukan pemeriksaan

DM. Dalam banyak hal, usia memang berpengaruh terhadap

serangan berbagai macam penyakit. Hal ini mungkin di alami

lansia, karena bertambahnya usia membuat kondisi tubuh

berkurang fungsi vitalitas.

d) Riwayat Lahir dengan BB Rendah

Berat lahir menjadi faktor risiko DM tipe 2 jika seseorang

mengalami Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Bayi masuk ke

dalam kategori BBLR jika bayi tersebut lahir dengan berat badan

<2500 gram. Bayi dengan berat badan yang rendah, di masa


16

dewasanya akan mempunyai risiko terkena berbagai penyakit salah

satunya diabetes melitus. Karena seseorang yang mengalami

BBLR dimungkinkan memiliki kerusakan pankreas sehingga

kemampuan pankreas untuk memproduksi insulin akan terganggu.

Hal ini akan memungkinkan orang tersebut untuk menderita DM

Tipe 2.

c. Klasifikasi DM

Menurut PERKENI (2019), klasifikasi DM, yaitu :

1) DM Tipe 1 (Insulin Dependent)

Destruksi sel beta, umumnya berhubungan dengan pada defisiensi

insulin absolut

2) DM tipe 2 (Insulin Requirement)

DM tipe 2 merupakan kombinasi dari resistensi insulin dan kelainan

pada produksi insulin pada beta sel pankreas. Bervariasi, mulai yang

dominan resistensi insulin disertai defisiensi insulin relatif sampai

yang dominan defek sekresi insulin disertai resistensi insulin.

3) Diabetes gestasional

Diabetes yang didiagnosis pada trimester kedua at0au ketiga

kehamilan dimana sebelum kehamilan tidak didapatkan diabetes.

4) Diabetes tipe spesifik yang berkaitan dengan penyebab lain

a) Sindroma diabetes monogenik (diabetes neonatal, Maturity – Onset

Diabetes of the Young [MODY]).

b) Penyakit eksokrin pankreas (fibrosis kistik, pankreatitis)


17

c) Disebabkan oleh obat atau Zat kimia (misalnya penggunaan

glukokortikoid pada terapi HIV/AIDS atau setelah transplantasi

organ).

d. Patofisiologi DM

Menurut PERKENI (2019), resistensi insulin pada sel otot dan hati,

serta kegagalan sel beta pankreas telah dikenal sebagai patofisiologi

kerusakan sentral dari DM tipe 2. Organ lain yang juga terlibat pada DM

tipe 2 adalah jaringan lemak (meningkatnya lipolisis), gastrointestinal

(defisiensi inkretin), sel alfa pankreas (hiperglukagonemia), ginjal

(peningkatan absorpsi glukosa), dan otak (resistensi insulin), yang ikut

berperan menyebabkan gangguan toleransi glukosa. Saat ini sudah

ditemukan tiga jalur patogenesis baru dari ominous octet yang

memperantarai terjadinya hiperglikemia pada DM tipe 2. Sebelas organ

penting dalam gangguan toleransi glukosa ini (egregious eleven) perlu

dipahami karena dasar patofisiologi ini memberikan konsep :

1) Pengobatan harus ditujukan untuk memperbaiki gangguan

patogenesis, bukan hanya untuk menurunkan HbA1c saja.

2) Pengobatan kombinasi yang diperlukan harus didasarkan pada

kinerja obat sesuai dengan patofisiologi DM tipe 2.

3) Pengobatan harus dimulai sedini mungkin untuk mencegah atau

memperlambat progresivitas kegagalan sel beta yang sudah terjadi

pada penyandang gangguan toleransi glukosa.


18

Menurut PERKENI (2019), terdapat delapan organ lain yang

berperan dalam patogenesis penyandang DM tipe 2. Secara garis besar

patogenesis hiperglikemia disebabkan oleh sebelas hal (egregious eleven)

yaitu:

1) Kegagalan sel beta pankreas

Pada saat diagnosis DM tipe 2 ditegakkan, fungsi sel beta sudah sangat

berkurang. Obat anti diabetik yang bekerja melalui jalur ini adalah

sulfonilurea, meglitinid, agonis Glucagon-Like Peptide (GLP-1) dan

penghambat dipeptidil peptidase-4 (DPP-4).

2) Disfungsi sel alfa pankreas

Sel alfa pankreas merupakan organ ke-6 yang berperan dalam

hiperglikemia dan sudah diketahui sejak 1970. Sel alfa berfungsi pada

sintesis glukagon yang dalam keadaan puasa kadarnya di dalam plasma

akan meningkat. Peningkatan ini menyebabkan produksi glukosa hati

(hepatic glucose production) dalam keadaan basal meningkat secara

bermakna dibanding individu yang normal. Obat yang menghambat

sekresi glukagon atau menghambat reseptor glukagon meliputi agonis

GLP-1, penghambat DPP-4 dan amilin.

3) Sel lemak

Sel lemak yang resisten terhadap efek antilipolisis dari insulin,

menyebabkan peningkatan proses lipolisis dan kadar asam lemak

bebas (Free Fatty Acid (FFA)) dalam plasma. Peningkatan FFA akan

merangsang proses glukoneogenesis, dan mencetuskan resistensi


19

insulin di hepar dan otot, sehingga mengganggu sekresi insulin.

Gangguan yang disebabkan oleh FFA ini disebut sebagai

lipotoksisitas. Obat yang bekerja dijalur ini adalah tiaZolidinedion.

4) Otot

Pada penyandang DM tipe 2 didapatkan gangguan kinerja insulin yang

multipel di intramioselular, yang diakibatkan oleh gangguan fosforilasi

tirosin, sehingga terjadi gangguan transport glukosa dalam sel otot,

penurunan sintesis glikogen, dan penurunan oksidasi glukosa. Obat

yang bekerja di jalur ini adalah metformin dan tiaZolidinedion.

5) Hepar

Pada penyandang DM tipe 2 terjadi resistensi insulin yang berat dan

memicu glukoneogenesis sehingga produksi glukosa dalam keadaan

basal oleh hepar (hepatic glucose production) meningkat. Obat yang

bekerja melalui jalur ini adalah metformin, yang menekan proses

glukoneogenesis.

6) Otak

Insulin merupakan penekan nafsu makan yang kuat. Pada individu

yang obese baik yang DM maupun non-DM, didapatkan

hiperinsulinemia yang merupakan mekanisme kompensasi dari

resistensi insulin. Pada golongan ini asupan makanan justru meningkat

akibat adanya resistensi insulin yang juga terjadi di otak. Obat yang

bekerja di jalur Ini adalah agonis GLP-1, amilin dan bromokriptin.


20

7) Kolon/Mikrobiota

Perubahan komposisi mikrobiota pada kolon berkontribusi dalam

keadaan hiperglikemia. Mikrobiota usus terbukti berhubungan dengan

DM tipe 1, DM tipe 2, dan obesitas sehingga menjelaskan bahwa

hanya sebagian individu berat badan berlebih akan berkembang DM.

Probiotik dan prebiotik diperkirakan sebagai mediator untuk

menangani keadaan hiperglikemia.

8) Usus halus

Glukosa yang ditelan memicu respons insulin jauh lebih besar

dibanding kalau diberikan secara intravena. Efek yang dikenal sebagai

efek inkretin ini diperankan oleh 2 hormon yaitu Glucagon-Like

Polypeptide-1 (GLP-1) dan glucose-dependent insulinotrophic

polypeptide atau disebut juga Gastric Inhibitory Polypeptide (GIP).

Pada penyandang DM tipe 2 didapatkan defisiensi GLP-1 dan resisten

terhadap hormon GIP. Hormon inkretin juga segera dipecah oleh

keberadaan enZim DPP-4, sehingga hanya bekerja dalam beberapa

menit. Obat yang bekerja menghambat kinerja DPP-4 adalah DPP-4

inhibitor. Saluran pencernaan juga mempunyai peran dalam

penyerapan karbohidrat melalui kinerja enZim alfa glukosidase

yang akan memecah polisakarida menjadi monosakarida, dan

kemudian diserap oleh usus sehingga berakibat meningkatkan glukosa

darah setelah makan. Obat yang bekerja untuk menghambat kinerja

enZim alfa glukosidase adalah acarbosa.


21

9) Ginjal

Ginjal merupakan organ yang diketahui berperan dalam patogenesis

DM tipe 2. Ginjal memfiltrasi sekitar 163 gram glukosa sehari.

Sembilan puluh persen dari glukosa terfiltrasi ini akan diserap kembali

melalui peran enZim sodium glucose co-transporter (SGLT-2) pada

bagian convulated tubulus proksimal, dan 10% sisanya akan diabsorbsi

melalui peran SGLT-1 pada tubulus desenden dan asenden, sehingga

akhirnya tidak ada glukosa dalam urin. Pada penyandang DM terjadi

peningkatan ekspresi gen SGLT-2, sehingga terjadi peningkatan

reabsorbsi glukosa di dalam tubulus ginjal dan mengakibatkan

peningkatan kadar glukosa darah. Obat yang menghambat kinerja

SGLT-2 ini akan menghambat reabsorbsi kembali glukosa di tubulus

ginjal sehingga glukosa akan dikeluarkan lewat urin. Obat yang

bekerja di jalur ini adalah penghambar SGLT-2. DapaglifoZin,

empaglifoZin dan canaglifoZin adalah contoh obatnya.

10) Lambung

Penurunan produksi amilin pada diabetes merupakan konsekuensi

kerusakan sel beta pankreas. Penurunan kadar amilin menyebabkan

percepatan pengosongan lambung dan peningkatan absorpsi glukosa

di usus halus, yang berhubungan dengan peningkatan kadar glukosa

postprandial.
22

11) Sistem Imun

Terdapat bukti bahwa sitokin menginduksi respons fase akut (disebut

sebagai inflamasi derajat rendah, merupakan bagian dari aktivasi

sistem imun bawaan/innate) yang berhubungan kuat dengan

patogenesis DM tipe 2 dan berkaitan dengan komplikasi seperti

dislipidemia dan aterosklerosis. Inflamasi sistemik derajat rendah

berperan dalam induksi stres pada endoplasma akibat peningkatan

kebutuhan metabolisme untuk insulin. DM tipe 2 ditandai dengan

resistensi insulin perifer dan penurunan produksi insulin, disertai

dengan inflamasi kronik derajat rendah pada jaringan perifer seperti

adiposa, hepar dan otot.

e. Manifestasi Klinik DM

Seseorang yang menderita DM dapat memiliki gejala antara lain

poliuria (sering kencing), polidipsia (sering merasa haus), dan polifagia

(sering merasa lapar), serta penurunan berat badan yang tidak diketahui

penyebabnya. Selain hal-hal tersebut, gejala penderita DM lain adalah

keluhkan lemah badan dan kurangnya energi, kesemutan di tangan atau

kaki, gatal, mudah terkena infeksi bakteri atau jamur, penyembuhan luka

yang lama, dan mata kabur. Namun, pada beberapa kasus, penderita DM

tidak menunjukkan adanya gejala (Febrinasari et. al, 2020).

f. Penatalaksanaan

Menurut PERKENI (2019), tujuan dari penatalaksanaan DM

adalah untuk meningkatkan tingkat daripada kualitas hidup pasien


23

penderita DM, mencegah terjadinya komplikasi pada penderita, dan juga

menurunkan morbiditas dan mortalitas penyakit DM. Penatalaksanaan

diabetes mellitus dibagi secara umum menjadi 5 yaitu :

1) Edukasi

Diabetes Mellitus (DM) umumnya terjadi pada saat pola gaya

hidup dan perilaku telah terbentuk dengan kuat. Keberhasilan

pengelolaan DM mandiri membutuhkan partisipasi aktif pasien,

keluarga, dan masyarakat. Tim kesehatan harus mendampingi pasien

dalam menuju perubahan perilaku. Untuk mencapai keberhasilan

perubahan perilaku, dibutuhkan edukasi yang komprehensif,

pengembangan keterampilan dan motivasi. Edukasi merupakan bagian

integral asuhan perawatan diabetes. Edukasi secara individual atau

pendekatan berdasarkan penyelesaian masalah merupakan inti

perubahan perilaku yang berhasil. Perubahan Perilaku hampir sama

dengan proses edukasi yang memerlukan penilaian, perencanaan,

implementasi, dokumentasi, dan evaluasi. Edukasi terhadap pasien DM

merupakan pendidikan dan pelatihan yang diberikan terhadap pasien

guna menunjang perubahan perilaku, tingkat pemahaman pasien

sehingga tercipta kesehatan yang maksimal dan optimal dan kualitas

hidup pasien meningkat.

2) Terapi Nutrisi Medis (Diet)

Tujuan umum terapi gizi adalah membantu penyandang DM

memperbaiki kebiasaan aktivitas sehari-hari untuk mendapatkan


24

kontrol metabolik yang lebih baik, mempertahankan kadar glukosa

darah mendekati normal, mencapai kadar serum lipid yang optimal,

memberikan energi yang cukup untuk mencapai atau mempertahankan

berat badan yang memadai dan meningkatkan tingkat kesehatan secara

keseluruhan melalui gizi yang optimal. Standar dalam asupan nutrisi

makanan seimbang yang sesuai dengan kecukupan gizi baik adalah

sebagai berikut :

a) Protein : 10 – 20% total asupan energi

b) Karbohidrat : 45 – 65% total asupan energy

c) Lemak : 20 – 25% kebutuhan kalori, tidak boleh melebihi

30% total asupan energi

d) Natrium : < 2300 mg perhari

e) Serat : 20 – 35 gram/hari

Salah satu kunci keberhasilan pengaturan makanan ialah

asupan makanan dan pola makan yang sama sebelum maupun sesudah

diagnosis, serta makanan yang tidak berbeda dengan teman sebaya

atau dengan makanan keluarga. Jumlah kalori yang dibutuhkan oleh

tubuh disesuaikan dengan faktor-faktor jenis kelamin, umur, aktivitas

fisik, stress metabolic, dan berat badan. Untuk penentuan status gizi,

dipakai penghitungan Indeks Massa Tubuh (IMT). Rumus yang

dipakai dalam penghitungan adalah IMT = BB (kg)/ TB (m2).


25

3) Olahraga

Kegiatan jasmani sehari–hari dan latihan jasmani dilakukan

teratur sebanyak 3-4 kali seminggu selama kurang lebih 30-45 menit,

dengan total kurang lebih 150 menit perminggu. Latihan jasmani dapat

menurunkan berat badan dan memperbaiki sensitifitas terhadap insulin,

sehingga akan memperbaiki kendali glukosa darah. Latihan jasmani

yang dimaksud ialah jalan, bersepeda santai, jogging, berenang

Latihan jasmani sebaiknya disesuaikan dengan umur dan status

kesegaran jasmani. Dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan kadar

glukosa darah sebelum melakukan kegiatan jasmani. Jika kadar

glukosa darah <100 mg/dl pasien dianjurkan untuk menkonsumsi

karbohidrat terlebih dahulu, jika kadar glukosa darah 90-250 mg/dL,

tidak diperlukan ekstra karbohidrat (tergantung lama aktifitas dan

respons individual), dan jika >250 mg/dl dianjurkan untuk tidak

melakukan aktivitas jasmani.

4) Kontrol glikemik

Tujuan utama dalam pengelolaan pasien diabetes adalah

kemampuan mengelola penyakitnya secara mandiri, penderita diabetes

dan keluarganya mampu mengukur kadar glukosa darahnya secara

cepat dan tepat karena pemberian insulin tergantung kepada kadar

glukosa darah. Dari beberapa penelitian telah dibuktikan adanya

hubungan bermakna antara pemantauan mandiri dan kontrol glikemik.

Pengukuran kadarglukosa darah beberapa kali per hari harus dilakukan


26

untuk menghindari terjadinya hipoglikemia dan hiperglikemia, serta

untuk penyesuaian dosis insulin. Kadar glukosa darah preprandial, post

prandial dan tengah malam sangat diperlukan untuk penyesuaian dosis

insulin. Perhatian yang khusus terutama harus diberikan kepada anak

pra-sekolah dan sekolah tahap awal yang sering tidak dapat mengenali

episode hipoglikemia dialaminya. Pada keadaan seperti ini diperlukan

pemantauan kadar glukosa darah yang lebih sering.

5) Terapi

Terapi terdiri dari obat hipoglikemik oral dan injeksi insulin.

Pemberian obat oral atau dengan injeksi dapat membantu pemakaian

gula dalam tubuh penderita diabetes.

a) Obat Hipoglikemik Oral (OHO)

Golongan sulfonilurea dapat menurunkan kadar gula darah

secara adekuat pada penderita diabetes tipe-2, tetapi tidak efektif

pada diabetes tipe-1. Contohnya adalah glipizid, gliburid,

tolbutamid dan klorpropamid. Obat ini menurunkan kadar gula

darah dengan cara merangsang pelepasan insulin oleh pankreas dan

meningkatkan efektivitasnya. Obat lainnya, yaitu metformin, tidak

mempengaruhi pelepasan insulin tetapi meningkatkan respon tubuh

terhadap insulinnya sendiri. Akarbos bekerja dengan cara menunda

penyerapan glukosa di dalam usus. Obat hipoglikemik per oral

biasanya diberikan pada penderita diabetes tipe-2 jika diet dan oleh

raga gagal menurunkan kadar gula darah dengan cukup.


27

b) Insulin

Terapi insulin digunakan ketika modifikasi gaya hidup dan

obat hipoglikemik oral gagal untuk mengontrol kadar gula darah

pada pasien diabetes. Pada pasien dengan diabetes tipe-1, pankreas

tidak dapat menghasilkan insulin sehingga harus diberikan insulin

pengganti. Pemberian insulin hanya dapat dilakukan melalui

suntikan, insulin dihancurkan di dalam lambung sehingga tidak

dapat diberikan peroral. Ada lima jenis insulin dapat digunakan

pada pasien dengan diabetes mellitus berdasarkan pada panjang

kerjanya. Ada insulin kerja cepat, kerja pendek, kerja menengah,

kerja panjang, dan campuran.

g. Diagnosis DM

Menurut PERKENI (2019), diagnosis DM ditegakkan atas dasar

pemeriksaan kadar glukosa darah, yaitu :

Tabel 2.1
Kriteria Diagnosis Diabetes Mellitus

Glukosa plasma
Glukosa darah
HbA1c (%) 2 jam setelah
puasa (mg/dL)
TTGO (mg/dL)
Diabetes > 6,5 > 126 > 200
Pre-Diabetes 5,7 - 6,4 100 - 125 140 - 199
Normal < 5,7 70 - 99 70 - 139

h. Komplikasi DM

Diabetes melitus sering menyebabkan komplikasi makrovaskular

dan mikrovaskular. Komplikasi makrovaskular terutama didasari oleh

karena adanya resistensi insulin, sedangkan komplikasi mikrovaskular


28

lebih disebabkan oleh hiperglikemia kronik. Kerusakan vaskular ini

diawali dengan terjadinya disfungsi endotel akibat proses glikosilasi dan

stres oksidatif pada sel endotel (Decroli, 2019). Komplikasi tersering dan

paling penting adalah neuropati perifer yang berupa hilangnya sensasi

distal dan berisiko tinggi untuk terjadinya ulkus diabetik dan amputasi

(PERKENI, 2019).

1) Komplikasi akut

a) Hipoglikemia

Hipoglikemia merupakan suatu keadaan seseorang dengan kadar

glukosa darah di bawah nilai normal. Gejala hipoglikemia dapat

ditandai dengan gelisah, gemetar, mengeluarkan keringat dingin,

menggigil, muka pucat, jantung berdebar-debar dan rasa pening.

Jika tidak diberi pengobatan dapat menimbulkan resiko kejang dan

terjadi kerusakan otak permanen atau dalam kondisi yang parah

bisa menimbulkan kematian.

b) Ketosidosis Diabetik-Koma Diabetik

Komplikasi ini merupakan suatu keadaan tubuh sangat kekurangan

insulin dan sifatnya mendadak. Penyebab komplikasi ini umumnya

adalah infeksi. Walaupun demikian, komplikasi ini bisa disebabkan

karena lupa suntik insulin, pola makan yang terlalu bebas dan stres.

Gejala yang sering muncul adalah polyuria, polidipsia dan nafsu

makan menurun akibat rasa mual.


29

c) Koma Hiperosmoler Non Ketotik (KHNK)

Komplikasi ini merupakan suatu keadaan tubuh tanpa penimbunan

lemak sehingga penderita tidak menunjukkan pernapasan yang

cepat dan dalam (kussmaul). Gejala dari KHNK adalah adanya

dehidrasi yang berat, hipotensi dan menimbulkan shock.

d) Koma Lakto Asidosis

Koma Lakto Asidosis merupakan suatu keadaan tubuh dengan

asam laknat tidak dapat diubah menjadi bikarbonat. Asam lakbat di

dalam darah akan meningkatkan (hiperlaktatemia) yang akhirnya

menimbulkan koma. Keadaan ini dapat terjadi karena infeksi,

gangguan faal hepar, ginjal, diabetes mellitus yang mendapat

pengobatan dengan phenformin.

2) Komplikasi kronis

a) Makrovaskular

i. Penyakit Jantung Koroner (PJK)

Penyakit jantung koroner pada pasien diabetes dipercepat oleh

proses aterosklerosis dibandingkan dengan orang tanpa

diabetes. Hasil pemeriksaan patologi anatomi, proses

aterosklerosis pada pasien diabetes lebih berat dengan

melibatkan arteri di bagian distal dibandingkan nondiabetes

dan terjadi peningkatan frekuensi plak yang ruptur.

Pemeriksaan Computed tomography scan (CT-Scan)


30

menunjukkan deposisi kalsium yang lebih tinggi dibanding

orang normal tanpa diabetes.

ii. Stroke

Berdasarkan hasil Framingham Study dan Finland Study pasien

diabetes sangat meningkat untuk terkena penyakit stroke

dibanding dengan orang normal. Penyakit diabetes merupakan

faktor risiko tunggal terkuat untuk menyebabkan diabetes (RR

pria 3,4 dan RR wanita 4,9). Diabetes dapat menyebabkan

timbulnya microatheroma pada pembuluh darah otak sehingga

menimbulkan stroke. Jenis penyakit pembuluh darah otak yang

paling sering dialami oleh pasien diabetes adalah stroke

iskemik.

iii. Gagal jantung

Gagal jantung didapatkan sekitar 12% pada pasien diabetes

dibandingkan dengan tanpa diabetes, hal ini menunjukkan

hubungan yang kuat antara diabetes dan gagal jantung.

b) Mikrovaskular

i. Retinopatik

Pada retinopati diabetik prolferatif terjadi iskemia retina yang

progresif yang merangsang neovaskularisasi yang

menyebabkan kebocoran protein-protein serum dalam jumlah

besar. Neovaskularisasi yang rapuh ini berproliferasi ke bagian

dalam korpus vitreum yang bila tekanan meninggi saat


31

berkontraksi maka bisa terjadi perdarahan masif yang berakibat

penurunan penglihatan mendadak. Hal tersebut pada penderita

DM bisa menyebabkan kebutaan.

ii. Nefropati

Ditandai dengan albuminura menetap > 300 mg/24 jam atau >

200 ig/menit pada minimal 2x pemeriksaan dalam waktu 3-6

bulan. Berlanjut menjadi proteinuria akibat hiperfiltrasi

patogenik kerusakan ginjal pada tingkat glomerulus. Akibat

glikasi nonenzimatik dan AGE, advanced glication product

yang ireversible dan menyebabkan hipertrofi sel dan

kemoatraktan mononuklear serta inhibisi sintesis nitric oxide

sebagai vasadilator, terjadi peningkatan tekanan

intraglomerulus dan bila terjadi terus menerus dan inflamasi

kronik, nefritis yang reversible akan berubah menjadi nefropati

dimana terjadi keruakan menetap dan berkembang menjadi

chronic kidney disease.

iii. Neuropati

Neuropati diabetik perifer merupakan penyakit neuropati yang

paling sering terjadi. Gejala dapat berupa hilangnya sensasi

distal. Berisiko tinggi untuk terjadinya ulkus kaki dan

amputasi. Gejala yang sering dirasakan kaki terasa terbakar dan

bergetar sendiri dan lebih terasa sakit di malam hari.


32

2. Buah Naga

a. Mengenal Buah Naga

Belum banyak orang yang mengenal buah naga, hanya kalangan

tertentu yang memanfaatkan buah ini untuk kegiatan keagamaan

maupun untuk konsumsi. Kini popularitas buah naga meroket karena,

bentuknya yang unik, baik buahnya maupun tanamannya. Buah naga

memang pendatang baru di dunia buah-buahan tanah air. Tanaman buah

naga berasal dari Meksiko, Amerika Tengah, dan Amerika

Selatan. Dragon fruit mulai diperkenalkan di Indonesia pada dekade 90-

an, lantaran bentuknya yang eksotik, aroma harum, dan rasa yang manis

membuat buah kaktus madu tersebut semakin mendapat tempat

tersendiri di hati pecinta buah-buahan di Indonesia. Ketersediaan buah

naga masih langka di pasaran, dan mulai meluas dikenal di Indonesia

awal tahun 2000-an yang saat itu didatangkan dari Thailand (Decroli,

2019).

Buah naga (Inggris: pitaya) adalah buah dari beberapa

jenis kaktus dari marga Hylocereus dan Selenicereus. Buah ini berasal

dari Meksiko, Amerika Tengah dan Amerika Selatan, namun sekarang

jugadibudidayakandinegaranegara Asia seperti Taiwan, Vietnam, Filipi

na,dan Malaysia.Buahinijugadapatditemuidi Okinawa, Israel, Australia 

Utara dan Tiongkok Selatan. Hylocereus hanya mekar pada malam hari

(Decroli, 2019).
33

Padatahun 1870 tanaman ini dibawa orang Perancis dari Guyana ke

Vietnam sebagai tanaman hias. Oleh orang Vietnam dan orang Cina

buahnya dianggap membawa berkah. Oleh sebab itu, buah ini selalu

diletakkan di antara dua ekor patung naga berwarna hijau di atas meja

altar. Warna merah buah jadi mencolok sekali di antara warna naga-

naga yang hijau. Dari kebiasaan inilah buah itu di kalangan orang

Vietnam yang sangat terpengaruh budaya Cina dikenal sebagai thang

loy (buah naga). Thang loy orang Vietnam ini kemudian diterjemahkan

di Eropa dan negara lain yang berbahasa Inggris sebagai dragon fruit

(buah naga).

Buah naga mulai masuk pasaran, sehingga gampang dijumpai di

swalayan di seluruh nusantara. Selain rasanya yang manis, buah naga

juga memberi manfaat besar bagi tubuh manusia yaitu banyak

mengandung vitamin dan mineral penting bagi tubuh. Tak heran jika

permintaan konsumen untuk buah naga semakin hari semakin

meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan konsumen, buah naga kini

marak di kebunkan. Penanaman buah naga tersebar dari Jawa Timur,

Jawa Tengah, Jawa Barat, hingga Kalimantan. Selain di lahan yang

luas, buah naga juga dapat diusahakan di lahan sempit seperti halaman

rumah dengan menggunakan pot. (Decroli, 2019).

Tanaman buah naga pada awalnya dipergunakan sebagai tanaman

hias karena sosoknya yang unik, eksotik, serta tampilan bunga dan buah
34

yang menarik. Bunganya cukup unik mirip dengan bunga

wijayakusuma, berbentuk corong.

Bunga buah naga akan berkembang menjadi buah dengan tampilan

buahnya berkulit merah serta bersisik. Sejak penduduk asli mengetahui

bahwa buah naga bisa dimakan dan rasanya enak, mereka pun

mengkonsumsi buah naga sebagai buah-buahan segar di meja hidangan.

Buah naga diperkenalkan di Indonesia pada dekade 90-an.

b. Kegunaan Buah Naga

Buah naga memiliki aneka manfaat dan kegunaan, baik dari aspek

gizi dan kesehatan, religi, estetika, dan ekonomi. Buah naga

mengandung banyak zat gizi terutama vitamin dan mineral esensial.

Beberapa jenis buah naga (daging merah) juga banyak mengandung

antioksidan yang baik untuk mencegah penyakit kanker.

Beberapa kandungan buah naga yang penting bagi kesehatan antara

lain vitamin C, kalsium, fosfor, serta serat. Vitamin C paling tinggi

terdapat pada buah naga putih jenis Hylocereus undatus. Kandungan

fosfor dan serat yang paling tinggi terdapat pada Hylocereus polyrhizus,

atau lebih dikenal sebagai buah naga merah, sedangkan kandungan

kalsium palinf tinggi terdapat pada buah naga kuning (Selenicereus

megalanthus), jenis ini jarang ditanam di Indonesia.

Buah naga dapat digunakan untuk mengatasi atau mencegah

penyakit kanker usus besar, diabetes mellitus, hipertensi, osteoporosis,

ginjal, menurunkan kolesterol, dan sebagainya. Mengkonsumsi buah


35

naga secara rutin dapat menghindarkan kita dari serangan penyakit-

penyakit tersebut. Buah naga juga banyak yang dimanfaatkan untuk

kegiatan religi.

c. Botani Buah Naga

Buah naga merupakan kelompok tanaman kaktus atau family

Cactaceae (subfamily Hylocereanea), dan termasuk genus Hylocereus

yang terdiri dari beberapa spesies di antaranya dalah buah naga yang

biasa dibudidayakan dan bernilai komersial tinggi. Secara lengkap,

klasifikasi buah naga disajikan sebagai berikut:

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Kelas: Hamamelidae

Ordo: Caryophyllales

Famili: Cactaceae (suku kaktus-kaktusan)

Genus: Hylocereus

Spesies:

i. Hylocereus undatus (Haw.)

ii. Britt.Et R (daging putih)

iii. Hylocereus polyrhizus (daging merah)

iv. Hylocereus costaricensis (daging super merah)


36

v. Selenicereus megalanthus (kulit kuning, daging putih, tanpa sisik)

Di antara keempat jenis buah naga di atas, hanya tiga jenis pertama

yang banyak dibudidayakan di Indonesia yaitu H. undatus, H.

polyrhizus,dan H. costaricensis. Hylocereus undatus paling banyak

ditanam lantaran jenis ini yang pertama kali masuk ke Indonesia. Secara

morfologis, tanaman buah naga termasuk tanaman tidak lengkap karena

tidak memiliki daun. Untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan gurun

tanaman buah naga memiliki duri di sepanjang batang dan cabangnya

guna mengurangi penguapan.

Tanaman buah naga merupakan tanaman memanjat dan bersifat

epifit, di habitat aslinya tanaman ini memanjat tanaman lain untuk

tumbuh. Meskipun akar nya di dalam tanah dicabut, tanaman buah naga

masih bisa bertahan hidup karena terdapat akar yang tumbuh di batang.

Morfologi tanaman buah naga dari akar, batang dan cabang, bunga,

buah, serta biji: 

1) Akar
Pada umumya perakaran buah naga dangkal, yaitu berkisar 20-30

cm, namum menjelang produksi buah biasanya perakaran bisa

mencapai kedalaman 50-60 cm mengikuti perpanjangan batang

berwarna cokelat yang tertanam di dalam tanah. Buah naga mampu

bertahan di daerah kering karena kemampuan akar beradaptasi dengan

baik pada kondisi kekeringan, namun akar tanaman buah naga umumya

tidak tahan terhadap genangan air dalam jangka waktu yang lama. Buah
37

naga juga memiliki akar yang tumbuh di batang, akar tersebut biasanya

disebut akar aerial (akar udara), yang berfungsi untuk menempel dan

merambatnya pada tanaman lain.

Umumnya, tanaman buah naga menghendaki pH tanah yang

normal (pH 6-7). Pada pH tersebut tanaman akan tumbuh subur dan

mampu berproduksi dengan baik. Beberapa literature menyebutkan

bahwa akar tanaman buah naga peka terhadap kemasaman tanah.

2) Batang dan cabang


Tanaman buah naga merupakan tanaman perennial, tumbuh cepat,

merambat, dan tidak berdaun. Batang buah naga berwarna hijau tua dan

besegmen- segmen, batang buah naga kebanyakan triangular (bersudut

tiga) namun terkadang ditemukan bersudut empat atau lima. Batang

buah naga tidak berkayu dan kebanyakan berduri. Tanaman buah naga

dapat tumbuh mencapai 6 meter jika dibiarkan, namun pada umumnya

hanya mencapai 2-3 meter saja karena batang pokok dipangkas untuk

pembentukan cabang produksi.

3) Buah
Buah naga berbentuk lonjong agak mengerucut (oblong) atau

secara umum disebut bentuk berry. Buah tanaman ini mempunyai

variasi warna, mulai dari kuning, pink, sampai merah. Selain warna

kulit buah, warna daging buahnya pun beragam, ada yang berwarna

putih, kuning, dan merah/ merah muda.


38

Sesuai dengan warna daging buah tersebut, buah naga dibedakan

menjadi buah naga putih (white pitaya), buah naga kuning (yellow

pitaya), dan buah naga merah (red pitaya).

4) Biji
Biji buah naga berwarna hitam dengan bentuk bulat, pipih, dan

sangat keras. Setiap buah mengandung lebih dari 1000 biji, berbeda

dengan buah berbiji lainnya biji buah naga yang kecil dapat dimakan

bersama dengan daging buahnya.

d. Manfaat Buah Naga

Pasien prediabetes sangat disarankan rutin mengkonsumsi buah

naga. Pasalnya, penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Plos One

membuktikan jika rutin konsumsi buah naga bermanfaat untuk

menurunkan, dan mengendalikan kadar gula darah. Efek ini diyakini

berasal dari bagian bijinya yang efektif mendorong pertumbuhan sel

pankreas untuk memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup.

Serat dan antioksidan dapat diproleh dari berbagai buah-buahan

seperti jenis berry, mangga, jeruk, alpukat, dan buah naga. Antioksidan

bermanfaat dalam menjaga elastisitas pembuluh darah yang mampu

memperbaiki sistem peredaran darah, menurunkan kadar glukosa darah

dan kolesterol. Asupan serat dan antioksidan pada penderita DM perlu

ditingkatkan sehingga diperlukan perbaikan diet dengan menambah

sumber buah-buahan seperti buah naga merah. Buah naga merah ini begitu
39

banyak manfaatnya bagi kesehatan tubuh manusia. Bahkan karena

melimpahnya nutrisi di dalamnya, buah naga dijuluki sebagai superfood

(Chrisanto et al., 2020).

Buah naga memiliki kalori cukup rendah serta banyak nutrisi yang

terkandung mulai dari vitamin C, vitamin B, kalsium, serat, fosfor, protein

dan tentunya antioksidan tinggi. Buah ini juga aman dikonsumsi oleh

semua umur, bahkan untuk ibu hamil sekalipun. karena kadar gulanya

sangat rendah membuat buah ini juga aman dikonsumsi penderita penyakit

diabetes melitus (Chrisanto et al., 2020).

Buah naga tergolong tanaman kaktus yang hidup di daerah kering

dan agak berpasir. Buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) merupakan

salah satu buah terbaik dari pangan fungsional yang mengandung serat dan

vitamin C dengan memiliki peranan dalam tubuh sebagai penetral radikal

bebas. Buah naga merah dapat digunakan sebagai penyeimbang kadar

glukosa darah karena mengandung berbagai 2 macam antioksidan yaitu

vitamin C, betakaroten dan flavonoid (quercetin, kaempferol, dan

isoramnetin) (Chrisanto et al., 2020).

Cara kerja flavonoid yaitu dengan menghambat penyerapan

glukosa di GLUT 2 dan menyebabkan transporter mayor glukosa pada

usus menurun sehingga menyebabkan kadar glukosa dalam darah turun

dan dapat mencegah terjadinya diabetes melitus. Buah naga juga

mengandung serat yang tinggi selain itu buah naga juga mengandung

senyawa likopen yaitu pigmen pemberi warna merah. Likopen dapat


40

mempengaruhi resistensi hormon insulin sehingga toleransi tubuh terhadap

glukosa meningkat.

Serat yang terkandung dalam buah naga dapat mengikat air

sehingga glukosa memiliki kemungkinan yang lebih kecil akan

bersentuhan dengan dinding usus dan masuk ke dalam darah. Kemudian

pankreas akan menghasilkan sedikit insulin karena kadar glukosa yang

masuk ke dalam darah sedikit sehingga terjadi penurunan kadar glukosa

dalam darah (Ayuni, 2020).

Berikut merupakan beberapa manfaat buah naga untuk kesehatan,

terutama dalam upaya mengendalikan dan menurunkan kadar gula darah. 

1) Buah naga mengandung flavonoid, antioksidan yang efektif mencegah

kerusakan pankreas akibat stres oksidatif. Dengan pankreas yang

sehat, produksi insulin akan lebih maksimal. 

2) Buah naga efektif meregenerasi sel beta pankreas yang berfungsi

memaksimalkan produksi insulin dalam tubuh, dan membantu

mengendalikan kadar gula darah.

3) Jus buah naga putih mengandung betacyanin. Zat ini terdapat di

bagian kulit bagian dalam buah naga, yang berfungsi menurunkan

resiko resistensi insulin, penyebab diabetes type-2.

4) Pasien prediabetes disarankan rutin mengkonsumsi buah naga untuk

mencegah terkena diabetes mellitus tipe 2, sekaligus mengendalikan

kadar gula darah.


41

5) Buah naga mengandung flavonoid yang berfungsi menurunkan resiko

komplikasi akibat penyakit diabetes, terutama mencegah penyakit

jantung, hipertensi dan gangguan lainnya.

Manfaat buah naga lainnya adalah, mampu menurunkan lemak hati

dalam jumlah yang tinggi. Adanya lemak hati ini terkait dengan resiko

resistensi insulin dan perubahan inflamasi dalam tubuh. Buah naga juga

mengandung serat yang penting dalam mendukung upaya pengendalian

gula darah. Untuk mencegah, sekaligus mengendalikan kadar gula darah

dengan rutin mengkonsumsi buah naga, ada beberapa hal yang wajib Anda

perhatikan, salah satunya tidak berlebihan saat mengkonsumsinya,

maksimal 25 gram per hari. 

Selain itu, pastikan untuk tidak menambahkan bahan lainnya,

terutama gula yang justru akan membuat kadar gula darah Anda melonjak

naik. Anda bisa mengkonsumsinya secara langsung, atau bisa juga diolah

menjadi jus tanpa gula, dijadikan campuran salad dan lainnya.


42

BAB III
TINJAUAN KASUS

Format Pengkajian Keluarga

A. Data umum
1. Nama Kepala Keluarga : Tn.B
2. Usia Kepala Keluarga : 68 Tahun
3. Pekerjaan Kepala Keluarga : Buruh Harian Lepas
4. Pendidikan Kepala Keluarga : Tamat SD
5. Alamat : Pinang Bungkuk RT 003 RW 04
6. Komposisi Keluarga :

No Nama Jk Umur Pendidikan Pekerjaan Hub Status Imunisasi


Dgn
KK BCG Polio DPT Hep.B Campak

1 Ny.R P 61 tamat SD IRT istri - - - - -

2 Tn.E L 28 tamat SMA - anak - - - - -

Genogram :
43

Keterangan :

: Meninggal : Tinggal Serumah

: Laki-laki : Menikah

: Perempuan : Keturunan

: Klien

7. Tipe Keluarga

Tipe keluarga pada keluarga Tn.B adalah keluarga inti (Nuclear Family) yaitu

terdiri dari ayah (Tn.B), ibu (Ny.R) dan anak-anak (Ny.R, Tn.E, Ny.N Tn.R,

Tn.M).

8. Latar Belakang Budaya

Tn.B mengatakan latar belakang budaya yang ada pada keluarga Tn.B terdiri

dari kepercayaan yang dianut oleh keluarga Tn.B yaitu Islam, kesenian dan adat

istiadat yang dianut oleh keluarga Tn.B yaitu Minang Kabau.

9. Agama

Tn.B mengatakan agama yang dianut oleh keluarga Tn.B yaitu agama islam.

keluarga Tn.B termasuk keluarga yang rajin dalam beribadah. Tn.B mengatakan

anaknya adalah pengurus musholla baiturrahmah dan istrinya juga rajin ikut

kegiatan keagamaan seperti yasinan mingguan, wirid, dll.

10. Status Sosial Ekonomi

Status sosial ekonomi pada keluarga Tn.B yaitu menengah keatas. keluarga

Tn.B memiliki warung kecil yang diisi dengan makanan ringan dan keluarga Tn.B
44

juga memiliki hewan peliharaan yaitu ayam. Dan disamping itu klien juga

memiliki perkarangan rumah yang luas dan kebun yang luas.

11. Aktivitas Rekreasi dan Waktu Luang Keluarga

Tn.B mengatakan aktivitas rekreasi termasuk jarang dilakukan oleh keluarga

Tn.B karena juga faktor umur, sudah tidak sanggup melakukan perjalanan jauh

atau lama. Dan Tn.B juga mengatakan waktu keluarga cukup efektif karena Tn.B,

istri dan anak dirumah ≤10 jam berada dirumah.

B. Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga

12. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini

Tn.B mengatakan tahap perkembangan keluarga saat ini pada keluarga Tn.B

yaitu keluarga dengan anak dewasa (Launching Center Families) yaitu dimana

tahap perkembangan keluarga Tn.B dimulai saat anak pertama memutuskan keluar

dari rumah orang tua. Oleh karena itu, orang tua bertugas membantu anak untuk

mandiri sambil menata kembali peran mereka di dalam rumah tangga dengan

anggota keluarga yang masih ada. Tn.B mengatakan anak ketiga, keempat dan

kelima klien juga sudah menikah dan memilih tinggal dengan pasangan mereka

masing-masing, sedangkan anak kedua klien belum menikah dengan umur yang

sudah di kategorikan dewasa.

13. Tahap Perkembangan Keluarga yang belum Terpenuhi

Tn.B mengatakan tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi saat ini

yaitu keluarga dengan usia pertengahan (middle age families) yaitu tahap keluarga

ini memasuki masa-masa akhir ketika anak terakhir telah meninggalkan rumah

atau orang tua menjelang waktu pensiun, dimana anak-anak mulai dewasa dan

sudah memiliki keluarga.


45

14. Riwayat Keluarga Inti

Tn.B mengatakan jumlah anggota keluarga pada KK sekarang yaitu klien

(Tn.B), istri klien (Ny.R), dan anak kedua klien (Tn.E). Tn.B mengatakan klien

pernah dirawat dengan penyakit jantung sebanyak 3x dirawat, dan juga pernah

dirawat dengan penyakit lambung (gastristik). Kemudian pada tahun 2018 pernah

di lakukan pemeriksaan gula oleh mahasiswa kesehatan yang melakukan praktik

di RT klien dan didapatkan gula klien yaitu 500 mg. Awalnya klien tidak percaya,

kemudian klien melakukan di bidan desa dekat RT klien dan didapat gula klien

500 mg lebih. Dan klien dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan lengkap ke

rumah sakit, sampai sekarang klien tetap meminum obat DM dan kontrol 1x

sebulan di rumah sakit Hermina Padang.

Tn.B memiliki istri dengan usia 61 tahun tidak ada memiliki riwayat penyakit

menurun seperti Diabetes Mellitus, jantung, gagal ginjal, hipertensi, dll maupun

riwayat penyakit menular.

Tn.B mengatakan anaknya (Tn.E) tidak ada memiliki riwayat penyakit

menurun seperti yang dialami oleh orang tua klien maupun riwayat penyakit

menular. Tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa klien 50% dapat memiliki

riwayat penyakit menurun seperti yang dialami oleh orang tua klien.

15. Riwayat Keluarga Sebelumnya

Tn.B mengatakan klien dan istri memiliki 5 orang anak yang terdiri dari 2

orang anak perempuan dan 3 orang anak laki-laki. Anak pertama. Ketiga, keempat

dan kelima sudah menikah dan tinggal dengan keluarga klien masing-masing. Dan

anak kedua klien belum berkeluarga dan masih tinggal bersama klien.

C. Lingkungan

16. Karakteristik Rumah


46

Tn.B mengatakan jenis rumah yang ditempati klien dan keluarga klien bersifat

milik sendiri, jenis bangunan permanen, luas perkarangan 6x7 meter (depan) dan

2x3 meter (samping kiri rumah), luas bangunan rumah klien sekitar 7x6 meter,

status rumah yaitu milik sendiri, ventilasi rumah ada bagian depan dan samping

kiri bangunan, cahaya dapat masuk kerumah dikarenakan jendela dan ventilasi

cukup banyak, penerangan dirumah klien yaitu menggunakan listrik, jenis lantai

ada yang keramik ada yang masih semen, kondisi kebersihan rumah dapat

dibilang cukup bersih.

Denah Rumah :

gudang Ruang tamu dan


keluarga P
i
n
Kamar
Kamar II Kamar I t
mandi
u

Ternak
ayam
Halaman rumah

warung

17. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW

Tn.B mengatakan Keluarga Tn.B bertetangga dengan keluarga yang mayoritas

asli Kecamatan Koto Tangah yakni Kota Padang. Semua tetangga beragama islam

dan bersuku minang. Tn.B mengatakan kerja bakti di RT 003 hanya dilakukan 1x

sebulan. Hubungan dengan tetangga sangat dekat dan bersifat kekeluargaan.


47

Kunjung mengunjungi dilakukan hampir setiap hari jika tidak ada

pekerjaan/dalam waktu luang.

18. Mobilitas Gepgrafis

Tn.B mengatakan keluarganya tidak pernah berpindah-pindah tempat. Kepala

keluarga membantu anak dan istri untuk berdagang, dikarenakan klien tidak bisa

untuk bekerja berat lagi.

19. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat

Tn.B mengatakan Keluarga Tn.B termasuk sering berinteraksi dengan

masyarakat setempat karena klien cukup aktif di masyarakat dan karena memiliki

warung, masyarakat setempat cukup sering berbelanja ke warung Tn.B.

20. Sistem Pendukung Keluarga

Tn.B mengatakan istri klien masih tampak sehat-sehat saja beserta anak klien

yang masih tinggal bersama klien dan berperan aktif dalam merawat klien beserta

istri klien. Tn.B mengatakan keluarga klien memiliki kartu kesehatan yaitu BPJS

yang masih aktif hingga sekarang. Tn.B juga mengatakan fasilitas kesehatan

seperti puskesmas cukup dekat dengan rumah klien, berjarak sekitar 500 meter.

D. Struktur Keluarga

21. Pola Komunikasi Keluarga

Tn.B mengatakan komunikasi keluarga dilakukan secara terbuka, Tn.B

kadang-kadang menegur istri maupun anak-anaknya jika berbuat atau bersikap

tidak sesui dengan tempatnya.

22. Struktur Kekuatan Keluarga

Tn.B mengatakan yang mengambil keputusan dalam keluarga klien adalah

klien sendiri. Dan proses pengambilan keputusan didalam keluarga klien adalah

dengan cara musyawarah antar anggota keluarga.


48

23. Struktur Peran

Tn.B mengatakan klien ikut dalam perkumpulan kemasyarakatan seperti wirid

yang dilakukan 1x dalam seminggu, rapat-rapat musyawarah masyarakat, dll.

Tn.B mengatakan istrinya (Ny.R) juga ikut serta dalam mengurus perkumpulan-

perkumpulan keagamaan maupun kemasyarakatan. Dan Tn.B juga mengatakan

anaknya juga ikut serta sebagai pengurusan keagamaan yaitu sebagai pengurus

musholla dan keanggotaan pemuda di RT 003.

24. Nilai dan Norma Keluarga

Tn.B mengatakan keluarganya memandang sakit itu disebabkan oleh faktor

sifat alamiahnya manusia itu sendiri, keturunan dan disamping itu penyakit juga

datangnya dari takdir yang sudah ditentukan oleh Allah SWT, bukan karena faktor

magic atau dukun, dll. Menurut Tn.B kita harus berusaha untuk menjaga

kesehatan masing-masing, selain itu juga meyakini pada nilai-nilai agama islam.

Oleh karena itu apabila ada salah satu anggota keluarga yang sakit harus dibawa

ke sarana fasilitas kesehatan yang telah disediakan pemerintah.

E. Fungsi Keluarga

25. Fungsi Afektif

Menurut Tn.B dan kelurganya memandang dirinya masing-masing layakya

manusia normal lainnya. Keluarga Tn.B saling meghormati satu sama lain dan

tetap mempertahankan kehormatan keluarganya.

26. Fungsi Sosialisasi

Menurut Tn.B kehidupan mereka tidak lepas dari berbagai macam

lingkunganyang baik maupun yang buruk, jadi yang terpenting bisa menjaga sikap

dan prilaku dalam masyarakat agar terciptanya kerukunan antar keluarga yang

lain.
49

27. Fungsi Perawatan Kesehatan

a. Mengenal Masalah Kesehatan Keluarga

Tn.B mengatakan klien sudah cukup lama memiliki riwayat penyakit

Diabetes Mellitus Tipe II ini, kurang lebih 5 tahun yang lalu, klien juga

mengatakan sampai saat ini masih mengonsumsi obat DM rutin dan kontrol 1x

dalam sebulan ke rumah sakit Hermina Padang. Klien mengatakan penyakit

yang diderita klien saat ini merupakan penyakit yang didasari oleh keturunan,

karena klien mengatakan ibu klien meninggal karena DM dan beserta saudara

kandung klien yang juga meninggal dikarenakan oleh DM.

b. Memutuskan Tindakan Kesehatan Yang Tepat Bagi Keluarga

Tn.B mengatakan klien berobat ke sarana fasilitas kesehatan yaitu di

Rumah Sakit Hermina Padang dan di Puskesmas setempat jika ingin kontrol

maupun berobat. Klien juga mengatakan tidak ada mencoba mengonsumsi

obat tradisional maupun berobat kedukun, dll, karena hanya fokus pada obat

medis.

c. Memberikan Perawatan Kepada Anggota Keluarga Yang Sakit

Tn.B mengatakan klien pernah dirawat karena penyakit jantung

sebanyak 3x dan sekarang sudah tidak ada lagi tanda-tanda gejala yang

mengarah pada jantungnya, dan klien selalu menjaga agar jantung klien tidak

kambuh lagi, dan tidak bekerja berat. Dan sekarang klien fokus pada penyakit

Diabetes Mellitus klien hingga saat ini. Istri serta anak klien juga mengatakan

akan membantu merawat klien dan mengontrol pola makan, istirahat, olahraga

dan aktivitas klien sehari-hari dirumah, agar kadar gula klien tetap stabil.
50

d. Memodifikasi Lingkungan Rumah Yang Sehat

Tn.B mengatakan keadaan lingkungan rumah klien cukup aman,

karena lantai rumah klien sudah di kramik sebagian, dan pada bagian belakang

belum dikeramik namun bisa dikatakan cukup aman untuk berjalan tanpa alas

kaki. Penerangan pada rumah klien cukup terang karena menggunakan

listrik/lampu yang cukup terang. Istri klien mengatakan terkadang meminta

klien untuk menggunakan alas kaki saja walaupun dirumah.

e. Memanfaatkan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Masyarakat

Tn.B mengatakan jika ada salah satu anggota keluarga klien yang

menderita sakit maka akan dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat yaitu

puskesmas maupun kerumah sakit. Seperti keadaan klien saat sekarang ini,

klien harus kontrol 1x sebulan ke rumah sakit Hermina Padang dan masih

minum obat rutin.

28. Fungsi Reproduktif

Tn.B mengatakan istrinya (Ny.R) tidak ada menggunakan KB mulai dari anak

pertama lahir hingga anak kelima, karena pada zaman dulu tidak tahu dan tidak

ada KB. Saat ini Tn.B dan Ny.R memiliki 5 orang anak, 3 orang anak laki-laki

dan 2 orang anak perempuan.

29. Fungsi Ekonomi

Tn.B mengatakan kondisi keuangan keluarga Tn.B bisa dikatakan cukup untuk

biaya hidup sehari-hari. Istri Tn.B juga mengatakan mereka ada memiliki

tabungan untuk keadaan darurat nantinya.

F. Stress Dan Koping Keluarga

30. Stress Jangka Pendek


51

Tn.B mengatakan sempat mengalami stress dikarenakan pada saat kontrol

penyakitnya 1 bulan yang lalu, didapatkan gula klien 500 mg/dl. Klien

mengatakan tidak tahu apa penyebabnya, karena gejalanya klien hanya merasakan

sedikit pusing, tidak lebih. Klien pikir hanya karena telat makan seperti biasanya.

31. Stress Jangka Panjang

Tn.B mengatakan yang menjadi pemikiran yang terus-menerus dipikirkan

klien yaitu kapan klien akan berhenti untuk minum obat gula. Sudah hampir 5

tahun klien minum obat tersebut, klien mengatakan takut jika lupa atau tidak

minum obat lagi gula klien akan parah seperti keluarga-keluarganya yang

meninggal dikarenakan Diabetes Mellitus Tipe II.

32. Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Masalah

Tn.B beserta istri dan anak-anaknya mengatakan sekarang ini hanya bisa

mengontrol gula klien yaitu dengan mengonsumsi obat yang dianjurkan dokter

serta mengontrol pola hidup sehat penderita Diabetes Mellitus.

33. Strategi Koping Yang Digunakan

Tn.B beserta istri mengatakan saat ini hanya bisa fokus pada kesehatan klien/

mengurangi tekanan akibat penyakit yang diderita klien. Klien mengatakan juga

tidak mau terlalu memikirkan penyakitnya karena hanya akan membuat klien

tidak nyaman dan selalu memikirkan penyakitnya.

34. Strategi Adaptasi Disfungsional

Tn.B mengatakan selalu berusaha dan berdoa pada tuhan yang maha

penyembuh, serta berserah diri kepadanya, bahwa setiap masalah pasti ada jalan

keluarnya.

G. Pemeriksaan Fisik

Tabel Pemeriksaan Fisik Terhadap Keluarga Tn.B


52

Komponen Hasil pemeriksaan anggota keluarga

Tn.B Ny.R Tn.E

Kepala I= tidak ada I= tidak ada I= tidak ada


tampak bekas luka, tampak bekas luka, tampak bekas luka,
rambut berwarna rambut berwarna rambut berwarna
hitam, tampak hitam, tampak hitam, bersih, tidak
memutih sebagian, memutih sebagian, ada tampak
tidak ada tampak tidak ada tampak ketombe.
ketombe. ketombe. P= tidak ada teraba
P= tidak ada teraba P= tidak ada teraba oedema, tidak ada
oedema, tidak ada oedema, tidak ada teraba bekas luka
teraba bekas luka teraba bekas luka atau jahitan.
atau jahitan. atau jahitan.

Mata I= penglihatan I= penglihatan I= penglihatan


tampak sedikit tampak sedikit tampak normal,
kabur, sklera an kabur, sklera an sklera an ikterik,
ikterik, konjungtiva ikterik, konjungtiva konjungtiva an
an anemis, pupil an anemis, pupil anemis, pupil 3
3mm/2mm. 3mm/3mm. mm/3mm.
P= tidak ada P= tidak ada P= tidak ada
oedema oedema oedema/tidak ada
gangguan lainnya

Hidung I= lubang hidung I= lubang hidung I= lubang hidung


tampak simetris tampak simetris tampak simetris
kiri dan kanan, kiri dan kanan, kiri dan kanan,
rambut hidung tidak ada tampak tidak ada tampak
tampak sedikit penumpukan penumpukan
keluar, tidak ada serumen, tidak ada serumen, tidak ada
tampak tampak oedema tampak oedema
penumpukan pada lubang pada lubang
serumen tidak ada hidung. hidung.
tampak oedema
53

pada lubang P= tidak ada teraba P= tidak ada teraba


hidung. oedema pada oedema pada
P= tidak ada teraba hidung hidung/ tidak ada
oedema pada gangguan pada
hidung hidung klien

Telinga I= telinga tampak I= telinga tampak I= telinga tampak


simetris kiri dan simetris kiri dan simetris kiri dan
kanan, tidak ada kanan, tidak ada kanan, tidak ada
tampak tampak tampak
penumpukan penumpukan penumpukan
serumen, tidak ada serumen, tidak ada serumen, tidak ada
tampak bekas luka tampak bekas luka tampak bekas luka
pada telinga klien, pada telinga klien, pada telinga klien,
tampak tampak tampak
pendengaran klien pendengaran klien pendengaran klien
baik. baik. baik.
P= tidak ada teraba P= tidak ada teraba P= tidak ada teraba
oedema pada oedema pada oedema pada
telinga telinga telinga/ tidak ada
gangguan pada
telinga klien.

Mulut Dan Gigi I= bibir klien I= bibir klien I= bibir klien


tampak kering, tampak lembab, tampak lembab,
tampak sebagian tampak sebagian tampak sebagian
gigi sudah ada yang gigi sudah ada yang gigi sudah ada yang
tanggal, lidah tanggal, lidah tanggal, lidah
berwarna merah berwarna merah berwarna merah
muda kemerahan, muda kemerahan, muda kemerahan,
tidak ada tidak ada tidak ada
candidiasis, tidak candidiasis, tidak candidiasis, tidak
ada tampak bekas ada tampak bekas ada tampak bekas
luka pada area luka pada area luka pada area
mulut klien mulut klien mulut klien
54

P= tidak ada teraba P= tidak ada teraba P= tidak ada teraba


oedema pada area oedema pada area oedema pada area
mulut mulut mulut

Leher dan I= tidak ada I= tidak ada I= tidak ada


Tenggorokkan tampak pembesaran tampak pembesaran tampak pembesaran
kelenjar tyroid kelenjar tyroid kelenjar tyroid
P= tidak ada teraba P= tidak ada teraba P= tidak ada teraba
pembesaran pembesaran pembesaran
kelenjar tyroid kelenjar tyroid kelenjar tyroid

Dada I= tampak simetris I= tampak simetris I= tampak simetris


kiri dan kanan kiri dan kanan kiri dan kanan
thorakalis, tidak thorakalis, tidak thorakalis, tidak
ada tampak bekas ada tampak bekas ada tampak bekas
luka pada area luka pada area luka pada area
thorakalis thorakalis thorakalis
P= tidak ada teraba P= tidak ada teraba P= tidak ada teraba
edema pada area edema pada area edema pada area
thorakalis klien thorakalis klien thorakalis klien
P= tidak ada suara P= tidak ada suara P= tidak ada suara
nafas tambahan nafas tambahan nafas tambahan
A= suara nafas A= suara nafas A= suara nafas
vesikuler vesikuler vesikuler

Payudara I= tampak simetris I= tampak simetris I= tampak simetris


kiri dan kanan, kiri dan kanan, kiri dan kanan,
tidak ada tampak tidak ada tampak tidak ada tampak
bekas luka pada bekas luka pada bekas luka pada
area payudara, area payudara, area payudara,
puting susu puting susu puting susu
ada/tidak ada ada/tidak ada ada/tidak ada
gangguan gangguan gangguan
P= tidak ada teraba P= tidak ada teraba P= tidak ada teraba
bekas luka/oedema
55

P= tidak ada bekas luka/oedema bekas luka/oedema


terdapat nyeri tekan P= tidak ada P= tidak ada
pada area payudara terdapat nyeri tekan terdapat nyeri tekan
pada area payudara pada area payudara

Jantung I= tampak simetris I= tampak simetris I= tampak simetris


kiri dan kanan kiri dan kanan kiri dan kanan
P= tidak ada teraba P= tidak ada teraba P= tidak ada teraba
oedema, ic teraba oedema, ic teraba oedema, ic teraba
P= reguler P= reguler P= reguler
A= redup A= redup A= redup

Gastrointestinal I= tampak simetris I= tampak simetris I= tampak simetris


kiri dan kanan, kiri dan kanan, kiri dan kanan,
tidak ada terdapat tidak ada terdapat tidak ada terdapat
bekas luka bekas luka bekas luka
P= tidak ada teraba P= tidak ada teraba P= tidak ada teraba
oedema oedema oedema
P= tidak ada P= tidak ada P= tidak ada
terdapat nyeri tekan terdapat nyeri tekan terdapat nyeri tekan
A= bising usus 13 A= bising usus 15 A= bising usus 13
x/itympani x/itympani x/itympani

Genetalia I= tidak ada I= tidak ada I= tidak ada


terdapat gangguan terdapat gangguan terdapat gangguan
pada genetalia pada genetalia pada genetalia
(wawancara) (wawancara) (wawancara)
P= - P= - P= -

BB/TB 57 kg / 165 cm 55 kg / 150 cm 56 kg / 168 cm

Tekanan Darah 110/60 mmHg 120/70 mmHg 100/60 mmHg


Nadi 91 x/i 79 x/i 80 x/i
Pernafasan 28 x/i 19 x/i 21 x/i
Suhu 36,5 ºC 37,1 ºC 36,0 ºC

Ekstremitas I= tidak ada I= tidak ada I= tidak ada


56

tampak gangguan tampak gangguan tampak gangguan


pada ekstremitas pada ekstremitas pada ekstremitas
atas dan bawah atas dan bawah atas dan bawah
klien. Tampak ada klien, tidak ada klien, tidak ada
bekas luka pada tampak oedema tampak oedema
kaki kanan dan pada ekstremitas pada ekstremitas
tangan kiri klien, klien klien
tetapi luka kering, P= tidak ada teraba P= tidak ada teraba
tidak ada tampak oedema pada oedema pada
oedema pada ekstremitas klien ekstremitas klien
ekstremitas klien
P= tidak ada teraba
oedema pada
ekstremitas klien

Kulit I= tidak ada I= tidak ada I= tidak ada


tampak oedema tampak oedema tampak oedema
pada kulit/memar, pada kulit/memar, pada kulit/memar,
tampak terdapat P= tidak ada teraba P= tidak ada teraba
bekas luka pada oedema oedema
kulit kaki kanan
dan tangan kiri
klien
P= tidak ada teraba
oedema

H. Harapan keluarga terhadap petugas kesehatan

Keluarga Tn.B mengatakan mengharapkan adanya informasi tentang

kesehatan yang dialami klien maupun penyakit lainnya yang diderita oleh masyarakat

oleh tenaga kesehatan minimal 1x sebulan sehingga dapat menambah wawasan

tentang kesehatan dalam keluarga. Dan Tn.b mengharapkan setelah diberikan

bimbingan kesehatan, kesehatan di keluarga Tn.B dapat meningkat.


57

Analisa Data

No Data Diagnosa

1. DS: ketidakstabilan kadar


- Tn.B mengatakan sering merasa glukosa darah b.d efek
mengantuk dipagi dan siang hari agen farmakologis
- Tn.B mengatakan sering merasa pusing
dan pandangan berkunang-kunang
- Tn.B mengatakan sering merasa lelah dan
lesu
DO:
- Istri klien mengatakan terkadang klien
tampak tidur di pagi hari
58

- Klien tampak sering mengeluh pusing jika


terlalu lama bekerja/kelelahan
- TTV :
a. TD : 110/60 mmHg
b. HR : 91 x/i
c. RR : 28 x/i
d. T : 36,5 ºC
- GDS : 273 mg/dl
2. DS: Defisit pengetahuan b.d
- Keluarga Tn.B mengatakan kurang ketidakmampuan keluarga
mengetahui penyebab Diabetes Mellitus dalam mengenal masalah
- Keluarga Tn.B mengatakan kurang kesehatan diit diabetes
mengetahui bagaimana cara mengontrol mellitus
Diabetes Mellitus
- Keluarga Tn.B mengatakan dan
menanyakan bagaimana langkah
kedepannya terhadap penderita Diabetes
Mellitus
- Keluarga Tn.B mengatakan tidak tahu
mengenai diet yang baik untuk Tn.B
DO:
- Keluarga Tn.B tampak tidak mengetahui
penyebab Diabetes Mellitus
- Keluarga Tn.B tampak tidak mengetahui
bagaimana cara mengontrol Diabetes
Mellitus
- Keluarga Tn.B menanyakan bagaimana
langkah kedepannya terhadap penderita
Diabetes Mellitus
- Keluarga Tn.B tampak tidak tahu
mengenai diet yang baik untuk Tn.B
3. DS: Resiko komplikasi b.d
- Tn.B mengatakan sering merasa gatal dan ketidakmampuan keluarga
59

kadang menggaruknya dalam merawat anggota


- Tn.B mengatakan penglihatan klien sedikit keluarga yang menderita
kabur diabetes mellitus
- Tn.B mengatakan sering merasa lemas dan
jantung berdebar-debar jika terlalu lelah
- Klien mengatakan pernah dirawat di RS
dengan riwayat penyakit jantung
DO:
- Tampak luka-luka kecil (bekas) pada
tangan dan kaki klien

- Klien pernah dirawat di RS dengan


riwayat penyakit jantung
- TTV :
a. TD : 110/60 mmHg RR : 28 x/i
b. HR : 91 x/i T : 36,5 ºC
\

Skoring Prioritas

1. Diagnosa keperawatan

Ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d efek agen farmakologis

No Kriteria Skala Perhitungan Nilai Pembenaran

sifat masalah aktual 3/3x1 1 Tn.B mengatakan


sering merasa
(3)
pusing, berkunang-
kunang, lelah, lesu,
mengantuk.

kemungkinan mudah 2/2x2 2 kemungkinan


masalah dapat masalah pusing,
(2)
diubah berkunang-kunang,
lelah, lesu dan
60

mengantuk yaitu
dapat diubah

potensi masalah cukup 2/3x1 0,6 potensi masalah


untuk dicegah Tn.B terhadap
(2)
pusing, berkunang-
kunang, lelah, lesu
dan mengantuk
yaitu cukup dicegah

menonjolnya segera 2/2x1 1 masalah pusing,


masalah diatasi berkunang-kunang
ini yaitu harus
(2)
segera diatasi

total nilai skoring 4,5

2. Diagnosa keperawatan

Defisit pengetahuan b.d ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan

diit diabetes mellitus

No Kriteria Skala Perhitungan Nilai Pembenaran

sifat masalah aktual 3/3x1 1 anggota keluarga


Tn.B kurang
(3)
mengetahui
penyebab dan cara
mengontrol kadar
gula darah pada
penderita Diabetes
Mellitus.

kemungkinan sebagian 1/2x2 1 anggota keluarga


61

masalah dapat (1) Tn.B mengatakan


diubah masalah ini yaitu
mungkin sebagian
dapat diubah

potensi masalah cukup 2/3x1 0.6 anggota keluarga


untuk dicegah Tn.B mengatakan
(2)
potensi masalah
untuk dicegah yaitu
cukup

menonjolnya segera 2/2x1 1 anggota keluarga


masalah diatasi Tn.B mengatakan
masalah defisit
(2)
pengetahuan yaitu
segera diatasi

total nilai skoring 3,6

3. Diagnosa keperawatan

Resiko komplikasi b.d ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang

menderita diabetes mellitus

No Kriteria Skala Perhitungan Nilai Pembenaran

sifat masalah potensial 1/3x1 0,3 keluarga Tn.B


antusias dalam
(1)
peningkatan
kesehatan keluarga

kemungkinan sebagian 1/2x2 2 keluarga Tn.B


masalah dapat mengatakan
(1)
diubah kemungkinan
masalah dapat
diubah yaitu
62

sebagian

potensi masalah cukup 2/3x1 0,6 keluarga Tn.B


untuk dicegah mengatakan potensi
(2)
masalah untuk
dicegah yaitu cukup

menonjolnya segera 1/2x1 0,5 keluarga Tn.B


masalah diatasi mengatakan
kesiapan
(1)
peningkatan
kesehatan keluarga
yaitu segera diatasi

total nilai skoring 2,4

Prioritas Diagnosa Keperawatan

1. Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah b.d Efek Agen Farmakologis

2. Defisit Pengetahuan b.d Ketidakmampuan Keluarga Dalam Mengenal

Masalah Kesehatan Diit Diabetes Mellitus

3. Resiko komplikasi b.d ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota


keluarga yang menderita diabetes mellitus
63
Rencana Asuhan Keperawatan pada Keluarga Tn.B

No Diagnosa Tujuan Evaluasi Intervensi


Keperawatan
Umum Khusus Kriteria Standar

1. Ketidakstabilan setelah 1. setelah 1. keluarga mampu diabetes mellitus 1. Gali


kadar glukosa dilakukan dilakukan menyebutkan merupakan kondisi pengetahuan
darah b.d efek kunjungan kunjungan kadar gula darah dimana kadar gula keluarga tentang
agen sebanyak 1x50 menit normal (GDS darah sewaktu pengertian
farmakologis 4x50 menit keluarga maupun gula diatas 180 mg/dl diabetes mellitus
keluarga mampu darah 2 jam PP) dan gula darah 2. diskusikan
mampu mengenal puasa diatas 125 dengan keluarga
mengenal masalah mg/dl tentang
dan diabetes pengertian
memahami mellitus diabetes mellitus
bagaimana dengan
cara menggunakan
perawatan lembar balik dan
pasien leaflet

50
51

dengan 3. beri kesempatan


Diabetes keluarga untuk
Mellitus bertanya
4. beri
reiforcement
positif

1. gali pengetahuan

2. keluarga penyebab diabetes keluarga tentang

mampu mellitus yaitu penyebab

menyebutkan 6 faktor keturunan, diabetes mellitus

dari 8 penyebab pola makan yang 2. diskusikan


diabetes tidak teratur, dengan keluarga

mellitus kurangnya aktivitas tentang

fisik atau olahraga, penyebab

stress, obesitas atau diabetes mellitus

kegemukan, obat- dengan

obatan dan infeksi. menggunakan


lembar balik dan
52

leaflet
3. beri kesempatan
keluarga untuk
bertanya
4. beri
reinforcement
positif

1. gali pengetahuan
tanda dan gejala keluarga tentang
3. keluarga
diabetes mellitus tanda dan gejala
mampu yaitu sering
diabetes mellitus
menyebutkan 6 kencing, sering
dari 8 tanda dan lapar, sering 2. diskusikan
merasa haus, rasa dengan keluarga
gejala diabetes gatal, mudah lelah,
tentang tanda dan
mellitus luka yang sulit
sembuh atau gejala diabetes
infeksi pada kulit, mellitus dengan
pandangan kabur menggunakan
dan kesemutan.
lembar balik dan
53

leaflet
3. beri kesempatan
keluarga untuk
bertanya
4. beri
reinforcement
positif

1. gali pengetahuan
4. keluarga pencegahan keluarga tentang
mampu diabetes mellitus tanda dan gejala
menyebutkan 5 diantara lain diabetes mellitus
dari 7 cara menerapkan pola 2. diskusikan
pencegahan hidup sehat, dengan keluarga
diabetes terapkan pola tentang cara
mellitus makan yang baik pencegahan
dan sehat, juga diabetes mellitus
kondisi mental dengan
spiritual, menggunakan
54

melakukan lembar balik dan


aktivitas fisik leaflet
secara rutin, juga 3. keluarga
berat badan ideal, bersama perawat
jauhi rokok dan mengidentifikasi
minuman anggota keluarga
berakohol serta yang mengalami
konsumsi berbagai masalah diabetes
herbal yang dapat mellitus
mencegah diabetes 4. beri kesempatan
mellitus keluarga untuk
bertanya
5. evaluasi kembali
pengertian, pe
nyebab, tanda
gejala dan
pencegahan
diabetes mellitus
pada keluarga
55

6. beri
reinforcement
positif

1. kaji keputusan

2. setelah keluarga mampu keluarga memberi yang diambil

dilakukan mengambil keputusan untuk oleh keluarga

kunjungan keputusan dalam merawat anggota 2. diskusikan


1x50 menit merawat anggota keluarga dengan dengan keluarga

keluarga keluarga dengan masalah diabetes tentang

mampu diabetes mellitus mellitus. komplikasi dari

memutuskan diabetes mellitus

untuk 3. bimbing dan

merawat motivasi

anggota keputusan dalam

keluarga menangani

dengan masalah diabetes

diabetes mellitus
4. evaluasi kembali
56

mellitus tentang
keputusan yang
telah dibuat
5. beri pujian atas
keputusan yang
diambil keluarga
untuk mengatasi
masalah diabetes
mellitus

1. kaji pengetahuan
keluarga tentang
keluarga mampu cara merawat
3. setelah keluarga mampu
memahami anggota keluarga
dilakukan merawat anggota
bagaimana dengan diabets
kunjungan keluarga dengan
perawatan diabetes mellitus
1x50 menit diabetes mellitus
keluarga mellitus dan 2. diskusikan
dan mampu
mampu dengan keluarga
mampu mendemonstrasi
menyebutkan 3 tentang cara
merawat kan bagaimana cara
57

anggota mengatasi diabetes dari 5 cara merawat anggota


keluarga mellitus. mengatasi masalah keluarga dengan
dengan diabetes mellitus diabetes mellitus
diabetes yaitu manajemen 3. menjelaskan dan
mellitus diet aktivitas dan mendemonstrasik
dan olahraga, an pada keluarga
pengobatan, mengenai cara
manajemen stress, mengatasi
dan pemeriksaan masalah diabetes
berkala kadar gula mellitus
darah 4. evaluasi kembali
tentang cara
mengatasi
diabetes mellitus
5. berikan
kesempatan
kepada keluarga
untuk bertanya
6. berikan pujian
58

pada keluarga
atas jawaban
yang benar

1. kaji

4. setelah keluarga dapat pengetahuan


keluarga mampu keluarga tentang
dilakukan menciptakan dan
memodifikasi lingkungan yang
kunjungan memodifikasi
lingkungan untuk nyaman untuk
1x50 menit lingkungan yang
merawat anggota anggota
keluarga dapat membantu
keluarga dengan keluarga dengan
mampu dalam perawatan
memelihara diabetes
memodifika anggota keluarga
kebersihan rumah mellitus
si dan dengan diabetes
menciptakan (jangan meletakkan 2. diskusikan
mellitus.
lingkungan barang bersama
yang sehat
sembarangan), keluarga
untuk
menunjang menggunakan alas bagaimana
kesehatan kaki saat berjalan lingkungan yang
keluarga keluar dari rumah. nyaman dan
59

sehat untuk
anggota
keluarga dengan
diabetes
mellitus
3. evaluasi
kembali tentang
bagaimana
lingkungan yang
dapat
menunjang
kesehatan
anggota
keluarga yang
sehat
4. beri kesempatan
keluarga untuk
bertanya
5. berikan pujian
60

pada keluarga

1. kaji pengetahuan

5. setelah keluarga mampu keluarga tentang


keluarga mampu apa saja fasilitas
dilakukan menyebutkan apa
memanfaatkan kesehatan yang
kunjungan saja fasilitas
fasilitas kesehatan ada dan apa saja
1x50 menit kesehatan yang ada
yang ada dalam manfaat fasilitas
keluarga dan apa saja
melakukan kesehatan
mampu keuntungan
perawatan pada tersebut
menggunakan membawa anggota
keluarga dengan 2. diskusikan
dan keluarga yang sakit
masalah diabetes bersama
memanfaatka ke fasilitas
mellitus yaitu keluarga apa saja
n fasilitas kesehatan.
dengan membawa fasilitas
kesehatan
anggota keluarga kesehatan yang
yang ada
untuk mengontrol ada dan
dan berobat ke bagaimana
puskesmas, rumah memanfaatkan
bidan, dan rumah fasilitas
61

sakit serta keluarga kesehatan


memahami apa tersebut
keuntungannya. 3. evaluasi kembali
apa saja fasilitas
yang bisa
digunakan dan
bagaimana
memanfaatkan
fasilitas
kesehatan pada
semua anggota
keluarga
4. beri
kesempatan
keluarga untuk
bertanya
5. berikan pujian
pada keluarga
62

2. Defisit setelah 1. Setelah Keluarga mampu Manfaat dari diet 1. gali pengetahuan
pengetahuan b.d dilakukan dilakukan menyebutkan bagi penderita DM keluarga tentang
ketidakmampuan kunjungan kunjungan manfaat diet bagi yaitu untuk manfaat dari diet
keluarga dalam dsebanyak 1x50 menit penderita DM menurunkan kadar bagi penderita
mengenal 3x50 menit keluarga gula dalam darah, diabetes mellitus
masalah keluarga mampu menurunkan kadar 2. diskusikan dengan
kesehatan diit mampu mengenal gula dalam air keluarga tentang
diabetes mellitus mengenal dan masalah kencing, dan manfaat dari diet
memahami kesehatan diit menstabilkan bagi penderita
masalah diabetes aktivitas sistem diabetes mellitus
kesehatan diit mellitus tubuh menggunakan leaflet
diabetes dan lembar balik
mellitus
3. beri kesempatan
keluarga untuk
bertanya
4. berikan pujian
pada keluarga
1. gali pengetahuan
Keluarga mampu makanan yang
63

menyebutkan dianjurkan bagi keluarga tentang


makanan yang penderita DM yaitu makanan yang
dianjurkan dan gandum, beras dianjurkan bagi
dilarang bagi merah, sayuran penderita DM
penderita DM seperti brokoli, 2. diskusikan dengan
bayam, dll, kacang keluarga makanan
hijaum dan buah- yang dianjurkan
buahan seperti bagi penderita DM
buah naga dan menggunakan leaflet
makanan yang dan lembar balik
dilarang bagi 3. beri kesempatan
penderita DM yaitu keluarga untuk
gula, kopi, dan bertanya
alcohol. 4. berikan pujian
pada keluarga

Keluarga mampu diet-diet yang 1. gali pengetahuan


menyebutkan diet- penting bagi keluarga tentang
penderita DM diet-diet yang
64

diet yang penting yaitu: penting bagi


bagi penderita DM 1. diet rendah penderita DM
garam, contoh 2. Diskusikan
menu : beras 70 gr dengan keluarga
= 1 gls, telur 50 gr tentang diet-diet
= 1 btr, minyak 5 yang penting bagi
gr = 1 ½ sdm, dan penderita DM
tempe 2 ptg sdg menggunakan leaflet
dan lembar balik
2. diet rendah gula,
3. beri kesempatan
contoh menu :
keluarga untuk
beras 100 gr = 1
bertanya
gls, ayam tanpa
4. berikan pujian
kulit 40 gr = 1 ptg
pada keluarga
sdg, kacang hijau
20 gr = 2 sdm,
jeruk 2 buah, dan
tomat/timun/jeruk
2 buah sdg
65

3. diet rendah
lemak, contoh
menu : beras 100
gr = 1 gls, telur 50
gr = 1 btr, minyak
5 gr = 1 ½ sdm,
tempe 2 ptg sdg,
dan
tomat/timun/jeruk
2 buah sdg

keluarga memberi
1. kaji keputusan
keputusan untuk
yang diambil
2. Setelah keluarga mampu merawat anggota
mengambil keluarga dengan oleh keluarga
dilakukan
keputusan dalam masalah diabetes 2. diskusikan
kunjungan
merawat anggota mellitus.
dengan keluarga
1x50 menit keluarga dengan
diabetes mellitus tentang defisit
keluarga
pengetahuan
mampu
66

memutuskan keluarga dari


untuk diabetes mellitus
merawat 3. bimbing dan
anggota motivasi
keluarga keputusan dalam
dengan menangani
diabetes masalah diabetes
mellitus mellitus
4. evaluasi kembali
tentang
keputusan yang
telah dibuat
5. beri pujian atas
keputusan yang
diambil keluarga
untuk mengatasi
masalah diabetes
mellitus
1. kaji keputusan
keluarga mampu
3. setelah yang diambil
memahami
keluarga mampu
67

dilakukan merawat anggota bagaimana oleh keluarga


kunjungan keluarga dengan perawatan diabetes 2. diskusikan
1x50 menit diabetes mellitus mellitus dan dengan keluarga
keluarga dan mampu mampu tentang defisit
mampu mendemonstrasi menyebutkan 3 pengetahuan
merawat kan bagaimana cara dari 5 cara keluarga dari
anggota mengatasi diabetes mengatasi masalah diabetes mellitus
keluarga mellitus. diabetes mellitus 3. bimbing dan
dengan yaitu manajemen motivasi
diabetes diet aktivitas dan keputusan dalam
mellitus dan olahraga, menangani
pengobatan, masalah diabetes
manajemen stress, mellitus
dan pemeriksaan 4. evaluasi kembali
berkala kadar gula tentang
darah keputusan yang
telah dibuat
5. beri pujian atas
keputusan yang
68

diambil keluarga
untuk mengatasi
masalah diabetes
mellitus

keluarga mampu 1. kaji pengetahuan


keluarga dapat keluarga tentang
4. setelah memodifikasi
menciptakan dan lingkungan yang
dilakukan lingkungan untuk
memodifikasi nyaman untuk
kunjungan merawat anggota
lingkungan yang anggota keluarga
1x50 menit keluarga dengan
dapat membantu dengan diabetes
keluarga memelihara
dalam perawatan mellitus
mampu kebersihan rumah
anggota keluarga
memodifika (jangan meletakkan 2. diskusikan
dengan diabetes bersama
barang
si dan mellitus.
sembarangan), keluarga
menciptakan
menggunakan alas bagaimana
lingkungan
kaki saat berjalan lingkungan yang
yang sehat
keluar dari rumah. nyaman dan
untuk
sehat untuk
69

menunjang anggota keluarga


kesehatan dengan diabetes
keluarga mellitus
3. evaluasi kembali
tentang
bagaimana
lingkungan yang
dapat menunjang
kesehatan
anggota keluarga
yang sehat
4. beri kesempatan
keluarga untuk
bertanya
5. berikan pujian
pada keluarga
1. kaji pengetahuan
keluarga mampu keluarga tentang
keluarga mampu
5. setelah memanfaatkan apa saja fasilitas
70

dilakukan menyebutkan apa fasilitas kesehatan kesehatan yang


kunjungan saja fasilitas yang ada dalam ada dan apa saja
1x50 menit kesehatan yang ada melakukan manfaat fasilitas
keluarga dan apa saja perawatan pada kesehatan
mampu keuntungan keluarga dengan tersebut
menggunakan membawa anggota masalah diabetes 2. diskusikan
dan keluarga yang sakit mellitus yaitu bersama
memanfaatkan ke fasilitas dengan membawa keluarga apa saja
fasilitas kesehatan. anggota keluarga fasilitas
kesehatan yang untuk mengontrol kesehatan yang
ada dan berobat ke ada dan
puskesmas, rumah bagaimana
bidan, dan rumah memanfaatkan
sakit serta keluarga fasilitas
memahami apa kesehatan
keuntungannya. tersebut
3. evaluasi kembali
apa saja fasilitas
yang bisa
71

digunakan dan
bagaimana
memanfaatkan
fasilitas
kesehatan pada
semua anggota
keluarga
4. beri
kesempatan
keluarga untuk
bertanya
5. berikan pujian
pada keluarga
3. Resiko setelah 1. Setelah keluarga mampu Komplikasi 1. gali pengetahuan
komplikasi b.d dilakukan dilakukan menyebutkan diabetes mellitus keluarga tentang
ketidakmampuan kunjungan kunjungan defenisi komplikasi adalah gabungan pengetahuan
keluarga dalam dsebanyak 1x50 menit diabetes mellitus atau hadirnya komplikasi diabetes
merawat anggota 3x50 menit keluarga dengan bahasa penyakit baru yang mellitus
keluarga yang keluarga mampu bersarang dalam
72

menderita mampu mengenal dan sendiri tubuh sebagai 2. diskusikan dengan


diabetes mellitus mengenal dan memahami tambahan dari keluarga tentang
memahami pencegahan penyakit diabetes komplikasi diabetes
pencegahan komplikasi mellitus yang mellitus dengan
komplikasi diabetes sebelumnya sudah menggunakan
diabetes mellitus ada dan biasanya lembar balik dan
mellitus disebabkan karena leaflet
penanganan yang 3. beri kesempatan
lambat keluarga untuk
bertanya
4. berikan
reinforcement positif

2. Setelah Komplikasi
1. gali pengetahuan
dilakukan keluarga mampu diabetes mellitus
keluarga tentang
kunjungan menyebutkan 4 dari antara lain
macam-macam
1x50 menit 5 komplikasi penyakit
komplikasi diabetes
keluarga Diabetes Mellitus kardioveskuler,
mellitus
mampu dengan Bahasa penyakit ginjal
73

memutuska sendiri (neufropati), 2. diskusikan dengan


n untuk penyakit mata keluarga tentang
merawat (katarak), penyakit macam-macam
anggota pada syaraf komplikasi diabetes
keluarga (neuropati), dan mellitus dengan
dengan kerentanan menggunakan
Diabetes terhadap infeksi. lembar balik dan
Mellitus leaflet
3. beri kesempatan
keluarga untuk
bertanya
4. berikan
reinforcement positif

3. Setelah 1. gali penhetahuan


keluargamampu Cara pencegahan
dilakukan keluarga tentang
menyebutkan 2 dari dan pengendalian
kunjungan 3 cara pencegahan diabetes mellitus macam-macam
1x50 menit dan komplikasi diabetes
komplikasi yaitu control gula
keluarga
74

mampu Diabetes Mellitus darah dan control mellitus


merawat kolesterol. 2. diskusikan dengan
anggota keluarga tentang
keluarga macam-macam
dengan komplikasi diabetes
Diabetes mellitus dengan
Mellitus menggunakan
lembar balik dan
leaflet
3. beri kesempatan
keluarga untuk
bertanya
4. berikan
reinforcement positif

4. Setelah
1. kaji keputusan
dilakukan Keluarga memberi
keluarga mampu
yang diambil oleh
kunjungan keputusan untuk
mengambil
keluarga
1x50 menit keputusan merawat anggota
dalam
2. diskusikan dengan
75

keluarga merawat anggota keluarga dengan keluarga tentang


mampu keluarga dengan masalah diabetes komplikasi dari
memodifik Diabetes Mellitus mellitus. diabetes mellitus
asi dan 3. bimbing dan
menata motivasi keluarga
lingkungan untuk mengambil
yang sehat keputusan dalam
untuk menangani masalah
menunjang diabetes mellitus
kesehatan 4. evaluasi kembali
keluarga tentang keputusan
yang telah dibuat
5. beri pujian atas
keputusan yang
diambil keluarga
untuk mengatasi
masalah diabetes
mellitus pada
keluarga.
76

1. kaji pengetahuan
5. Setelah
Keluarga mampu keluarga tentang
dilakukan
keluarga mampu
memahami cara perawatan kaki
kunjungan
merawat anggota
bagaimana cara anggota keluarga
1x50 menit
keluarga dengan
perawatan kaki dengan diabetes
keluarga
Diabetes Mellitus
pada pasien dengan mellitus
mampu
dan mampu
diabetes mellitus 2. diskusikan dengan
mengguna
mendemonstrasikan
yaitu periksa kaki keluarga tentang
kan dan
bagaimana caea
secara teratur cara perawatan kaki
memanfaat
perawatan kaki
setiap hari, anggota keluarga
kan
pasien Diabetes
bersihkan dengan diabetes
fasilitas
Mellitus
menggunakan mellitus
kesehatan
sabun, potong kuku 3. menjelaskan dan
yang ada
pada jari kaki mendemonstrasikan
dengan hati-hati, pada keluarga
olesi kaki dengan mengenai cara
krim pelembab perawatan kaki
agar tidak retak, anggota keluarga
77

gunakan alas kaki, dengan masalah


pilih alas kaki dan diabetes mellitus
kaus kaki dengan 4. evaluasi kembali
kandungan cara perawatan kaki
katun/yang nyaman DM
untuk kulit, control 5. beri kesempatan
minimal 1x keluarga untuk
bertanya
sebulan ke dokter.
6. berikan
reinforcement positif

Keluarga mampu 1. kaji pengetahuan


keluarga tentang
memodifikasi
keluarga dapat lingkungan yang
lingkungan untuk nyaman untuk
menciptakan dan
merawat anggota anggota keluarga
memodifikasi dengan diabetes
keluarga dengan
lingkungan yang mellitus
memelihara 2. diskusikan
dapat membantu
kebersihan rumah bersama keluarga
dalam perawatan
(jangan meletakkan bagaimana
anggota keluarga lingkungan yang
barang
78

dengan Diabetes sembarangan), nyaman dan sehat


Mellitus gunakan alas kaki untuk anggota
keluarga dengan
ketika berjalan
diabetes mellitus
keluar atau di 3. evaluasi kembali
dalam rumah (jika tentang bagaimana
diperlukan). lingkungan yang
baik bagi penderita
Diabetes Mellitus
4. beri kesempatan
keluarga untuk
bertanya
5. berikan
reinforcement positif

Keluarga mampu
memanfaatkan
1. kaji pengetahuan
keluarga mampu fasilitas kesehatan keluarga tentang apa
menyebutkan apa yang ada dalam saja fasilitas
saja fasilitas perawatan pada
kesehatan yang ada
kesehatan yang ada keluarga dengan
dan apa manfaat
dan apa keuntungan masalah diabetes
79

membawa anggota mellitus yaitu kesehatan tersebut


keluarga yang sakit dengan cara 2. diskusikan
ke fasilitas membawa anggota bersama keluarga
kesehatan keluarga untuk apa saja fasilitas
control/berobat ke kesehatan yang ada
puskesmas, rumah dan bagaimana
sakit, praktek memanfaatkan
dokter/bidan, serta fasilitas pelayanan
memahami apa kesehatan tersebut
keuntungannya. 3. evaluasi kembali
apa saja fasilitas
kesehatan yang bisa
digunakan dan
bagaimana
memanfaatkan
fasilitas kesehatan
pada semua anggota
keluarga
4. beri kesempatan
80

keluarga untuk
bertanya
5. berikan
reinforcement positif

Catatan Perkembangan

No Diagnosa Keperawatan Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi

1. Ketidakstabilan kadar Senin/13 Juni Setelah dilakukan kunjungan S:


81

glukosa darah b.d efek 2022 1x50 menit keluarga mampu


agen farmakologis mengenal masalah diabetes - Tn.B mengatakan sering merasa
mellitus mengantuk dipagi dan siang hari
1. keluarga mampu - Tn.B mengatakan sering merasa
menyebutkan kadar gula pusing dan pandangan
darah normal (GDS berkunang-kunang
maupun gula darah 2 jam - Tn.B mengatakan sering merasa
PP) lelah dan lesu
2. keluarga mampu O:
menyebutkan 6 dari 8 - Istri klien mengatakan
penyebab diabetes terkadang klien tampak tidur di
mellitus pagi hari
3. keluarga mampu - Klien tampak sering mengeluh
menyebutkan 6 dari 8 pusing jika terlalu lama
tanda dan gejala diabetes bekerja/kelelahan
mellitus - TTV :
4. keluarga mampu e. TD : 110/60 mmHg
menyebutkan 5 dari 7 cara f. HR : 91 x/i
pencegahan diabetes g. RR : 28 x/i
82

mellitus h. T : 36,5 ºC
- GDS : 273 mg/dl
setelah dilakukan kunjungan
A : Kadar Glukosa Darah Belum
1x50 menit keluarga mampu
Teratasi
memutuskan untuk merawat
P : setelah dilakukan kunjungan 4x50
anggota keluarga dengan
menit, diharapkan keluarga mampu
diabetes mellitus
mengetahui kadar gula darah normal
1. keluarga mampu
(GDS maupun gula darah 2 jam PP),
mengambil keputusan
mampu menyebutkan 6 dari 8 penyebab
dalam merawat anggota
diabetes mellitus, mampu menyebutkan
keluarga dengan diabetes
6 dari 8 tanda dan gejala diabetes
mellitus
mellitus, mampu menyebutkan 5 dari 7
setelah dilakukan kunjungan cara pencegahan diabetes mellitus,
1x50 menit keluarga mampu mampu mengambil keputusan dalam
merawat anggota keluarga merawat anggota keluarga dengan
dengan diabetes mellitus diabetes mellitus, mampu merawat
1. keluarga mampu merawat anggota keluarga dengan diabetes
anggota keluarga dengan mellitus dan mampu mendemonstrasi
diabetes mellitus dan kan bagaimana cara mengatasi diabetes
83

mampu mendemonstrasi mellitus, dapat menciptakan dan


kan bagaimana cara memodifikasi lingkungan yang dapat
mengatasi diabetes membantu dalam perawatan anggota
mellitus. keluarga dengan diabetes mellitus,
2. Memberikan terapi buah mampu menyebutkan apa saja fasilitas
naga sebanyak 250 gr kesehatan yang ada dan apa saja
sesudah 2 jam puasa setiap keuntungan membawa anggota
harinya keluarga yang sakit ke fasilitas
Setelah dilakukan kunjungan kesehatan dan Intervensi Dilanjutkan
1x50 menit keluarga mampu
memodifikasi dan menciptakan
lingkungan yang sehat untuk
menunjang kesehatan keluarga
1. keluarga dapat
menciptakan dan
memodifikasi lingkungan
yang dapat membantu
dalam perawatan anggota
keluarga dengan diabetes
84

mellitus.
setelah dilakukan kunjungan
1x50 menit keluarga mampu
menggunakan dan
memanfaatkan fasilitas
kesehatan yang ada
1. keluarga mampu
menyebutkan apa saja
fasilitas kesehatan yang
ada dan apa saja
keuntungan membawa
anggota keluarga yang
sakit ke fasilitas
kesehatan.
2. Defisit pengetahuan b.d Senin/13 Juni Setelah dilakukan kunjungan S:
ketidakmampuan 2022 1x50 menit keluarga mampu - Keluarga Tn.B mengatakan
keluarga dalam mengenal mengenal masalah kesehatan kurang mengetahui penyebab
masalah kesehatan diit diit diabetes mellitus Diabetes Mellitus
diabetes mellitus 1. Keluarga mampu - Keluarga Tn.B mengatakan
85

menyebutkan manfaat diet kurang mengetahui bagaimana


bagi penderita DM cara mengontrol Diabetes
2. Keluarga mampu Mellitus
menyebutkan makanan - Keluarga Tn.B mengatakan dan
yang dianjurkan dan menanyakan bagaimana langkah
dilarang bagi penderita DM kedepannya terhadap penderita
3. Keluarga mampu Diabetes Mellitus
menyebutkan diet-diet yang - Keluarga Tn.B mengatakan
penting bagi penderita DM tidak tahu mengenai diet yang
baik untuk Tn.B
Setelah dilakukan kunjungan
1x50 menit keluarga mampu O:
memutuskan untuk merawat - Keluarga Tn.B tampak tidak
anggota keluarga dengan mengetahui penyebab Diabetes
diabetes mellitus Mellitus
1. keluarga mampu - Keluarga Tn.B tampak tidak
mengambil keputusan mengetahui bagaimana cara
dalam merawat anggota mengontrol Diabetes Mellitus
keluarga dengan diabetes - Keluarga Tn.B menanyakan
86

mellitus bagaimana langkah kedepannya


Setelah dilakukan kunjungan terhadap penderita Diabetes
1x50 menit keluarga mampu Mellitus
merawat anggota keluarga - Keluarga Tn.B tampak tidak
dengan diabetes mellitus tahu mengenai diet yang baik
1. keluarga mampu merawat untuk Tn.B
anggota keluarga dengan A : Defisit Pengetahuan Belum Teratasi
diabetes mellitus dan P : setelah dilakukan kunjungan 4x50
mampu menit, diharapkan keluarga mampu
mendemonstrasikan mengetahui pengetahuan mengenai
bagaimana cara mengatasi diabetes mellitus dan Intervensi
diabetes mellitus Dilanjutkan
Setelah dilakukan kunjungan
1x50 menit keluarga mampu
memodifikasi dan menciptakan
lingkungan yang sehat untuk
menunjang kesehatan keluarga
1. keluarga dapat
menciptakan dan
87

memodifikasi lingkungan
yang dapat membantu
dalam perawatan anggota
keluarga dengan diabetes
mellitus
setelah dilakukan kunjungan
1x50 menit keluarga mampu
menggunakan dan
memanfaatkan fasilitas
kesehatan yang ada
1. keluarga mampu
menyebutkan apa saja
fasilitas kesehatan yang
ada dan apa saja
keuntungan membawa
anggota keluarga yang
sakit ke fasilitas kesehatan

3. Resiko komplikasi b.d Senin/13 Juni 1. keluarga mampu S:


ketidakmampuan
88

keluarga dalam merawat 2022 menyebutkan defenisi - Tn.B mengatakan sering merasa
anggota keluarga yang komplikasi diabetes gatal dan kadang menggaruknya
menderita diabetes
mellitus dengan bahasa - Tn.B mengatakan penglihatan
mellitus
sendiri klien sedikit kabur
2. keluarga mampu - Tn.B mengatakan sering merasa
menyebutkan 4 dari 5 lemas dan jantung berdebar-
komplikasi Diabetes debar jika terlalu lelah
Mellitus dengan Bahasa - Klien mengatakan pernah
sendiri dirawat di RS dengan riwayat
3. keluarga mampu penyakit jantung
menyebutkan 2 dari 3 cara O:
pencegahan dan - Tampak luka-luka kecil (bekas)
komplikasi Diabetes pada tangan dan kaki klien
Mellitus
- Klien pernah dirawat di RS
4. keluarga mampu
dengan riwayat penyakit jantung
mengambil keputusan
- TTV :
dalam merawat anggota
TD : 110/60 mmHg RR : 28 x/i
keluarga dengan Diabetes
HR : 91 x/i T : 36,5
89

Mellitus ºC
5. keluarga mampu merawat A : Resiko Komplikasi Belum Teratasi
anggota keluarga dengan P : setelah dilakukan kunjungan 4x50
Diabetes Mellitus dan menit, diharapkan keluarga mengetahui
mampu komplikasi DM dan cara merawat
mendemonstrasikan anggota keluarga yang menderita
bagaimana caea perawatan diabetes mellitus, Intervensi
kaki pasien Diabetes Dilanjutkan
Mellitus

No Diagnosa Keperawatan Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi

1. Ketidakstabilan kadar Selasa/14 Juni Setelah dilakukan kunjungan S:


glukosa darah b.d efek 2022 1x50 menit keluarga mampu - Tn.B mengatakan masih sering
agen farmakologis
mengenal masalah diabetes merasa mengantuk dipagi dan
mellitus siang hari
1. keluarga mampu - Tn.B mengatakan masih sering
menyebutkan kadar gula merasa pusing dan pandangan
darah normal (GDS berkunang-kunang
maupun gula darah 2 jam - Tn.B mengatakan sering merasa
90

PP) lelah dan lesu


2. keluarga mampu O:
menyebutkan 6 dari 8 - Istri klien mengatakan
penyebab diabetes terkadang klien masih tampak
mellitus tidur di pagi hari
3. keluarga mampu - Klien tampak sering masih
menyebutkan 6 dari 8 mengeluh pusing jika terlalu
tanda dan gejala diabetes lama bekerja/kelelahan
mellitus - TTV :
4. keluarga mampu i. TD : 123/60 mmHg
menyebutkan 5 dari 7 cara j. HR : 88 x/i
pencegahan diabetes k. RR : 23 x/i
mellitus l. T : 36,0 ºC
- GDS : 251 mg/dl
setelah dilakukan kunjungan
A : Kadar Glukosa Darah Belum
1x50 menit keluarga mampu
Teratasi
memutuskan untuk merawat
P : setelah dilakukan kunjungan 4x50
anggota keluarga dengan
menit, diharapkan keluarga mampu
diabetes mellitus
mengetahui kadar gula darah normal
91

1. keluarga mampu (GDS maupun gula darah 2 jam PP),


mengambil keputusan mampu menyebutkan 6 dari 8 penyebab
dalam merawat anggota diabetes mellitus, mampu menyebutkan
keluarga dengan diabetes 6 dari 8 tanda dan gejala diabetes
mellitus mellitus, mampu menyebutkan 5 dari 7
cara pencegahan diabetes mellitus,
setelah dilakukan kunjungan
mampu mengambil keputusan dalam
1x50 menit keluarga mampu
merawat anggota keluarga dengan
merawat anggota keluarga
diabetes mellitus, mampu merawat
dengan diabetes mellitus
anggota keluarga dengan diabetes
2. keluarga mampu merawat
mellitus dan mampu mendemonstrasi
anggota keluarga dengan
kan bagaimana cara mengatasi diabetes
diabetes mellitus dan
mellitus, dapat menciptakan dan
mampu mendemonstrasi
memodifikasi lingkungan yang dapat
kan bagaimana cara
membantu dalam perawatan anggota
mengatasi diabetes
keluarga dengan diabetes mellitus,
mellitus.
mampu menyebutkan apa saja fasilitas
3. Memberikan terapi buah
kesehatan yang ada dan apa saja
naga sebanyak 250 gr
keuntungan membawa anggota
92

sesudah 2 jam puasa setiap keluarga yang sakit ke fasilitas


harinya kesehatan dan Intervensi Dilanjutkan
Setelah dilakukan kunjungan
1x50 menit keluarga mampu
memodifikasi dan menciptakan
lingkungan yang sehat untuk
menunjang kesehatan keluarga
1. keluarga dapat
menciptakan dan
memodifikasi lingkungan
yang dapat membantu
dalam perawatan anggota
keluarga dengan diabetes
mellitus.
setelah dilakukan kunjungan
1x50 menit keluarga mampu
menggunakan dan
memanfaatkan fasilitas
kesehatan yang ada
93

2. keluarga mampu
menyebutkan apa saja
fasilitas kesehatan yang
ada dan apa saja
keuntungan membawa
anggota keluarga yang
sakit ke fasilitas
kesehatan.
2. Defisit pengetahuan b.d Selasa/14 Juni Setelah dilakukan kunjungan S:
ketidakmampuan 2022 1x50 menit keluarga mampu - Keluarga Tn.B mengatakan
keluarga dalam mengenal mengenal masalah kesehatan sedikit mengetahui penyebab
masalah kesehatan diit diit diabetes mellitus Diabetes Mellitus
diabetes mellitus 4. Keluarga mampu - Keluarga Tn.B mengatakan
menyebutkan manfaat diet sedikit mengetahui bagaimana
bagi penderita DM cara mengontrol Diabetes
5. Keluarga mampu Mellitus
menyebutkan makanan - Keluarga Tn.B mengatakan dan
yang dianjurkan dan menanyakan bagaimana langkah
dilarang bagi penderita DM kedepannya terhadap penderita
94

6. Keluarga mampu Diabetes Mellitus


menyebutkan diet-diet yang - Keluarga Tn.B mengatakan
penting bagi penderita DM sudah tahu mengenai diet yang
baik untuk Tn.B
Setelah dilakukan kunjungan
O:
1x50 menit keluarga mampu
- Keluarga Tn.B tampak sudah
memutuskan untuk merawat
agak mengetahui penyebab
anggota keluarga dengan
Diabetes Mellitus
diabetes mellitus
- Keluarga Tn.B tampak sudah
2. keluarga mampu
mengetahui bagaimana cara
mengambil keputusan
mengontrol Diabetes Mellitus
dalam merawat anggota
- Keluarga Tn.B tampak sudah
keluarga dengan diabetes
tahu mengenai diet yang baik
mellitus
untuk Tn.B
Setelah dilakukan kunjungan
A : Defisit Pengetahuan Teratasi
1x50 menit keluarga mampu
Sebagian
merawat anggota keluarga
P : setelah dilakukan kunjungan 4x50
dengan diabetes mellitus
menit, diharapkan keluarga mampu
2. keluarga mampu merawat
mengetahui pengetahuan mengenai
95

anggota keluarga dengan diabetes mellitus dan Intervensi


diabetes mellitus dan Dilanjutkan
mampu
mendemonstrasikan
bagaimana cara mengatasi
diabetes mellitus
Setelah dilakukan kunjungan
1x50 menit keluarga mampu
memodifikasi dan menciptakan
lingkungan yang sehat untuk
menunjang kesehatan keluarga
2. keluarga dapat
menciptakan dan
memodifikasi lingkungan
yang dapat membantu
dalam perawatan anggota
keluarga dengan diabetes
mellitus
setelah dilakukan kunjungan
96

1x50 menit keluarga mampu


menggunakan dan
memanfaatkan fasilitas
kesehatan yang ada
2. keluarga mampu
menyebutkan apa saja
fasilitas kesehatan yang
ada dan apa saja
keuntungan membawa
anggota keluarga yang
sakit ke fasilitas kesehatan

3. Resiko komplikasi b.d Selasa/14 Juni 1. keluarga mampu S:


ketidakmampuan 2022 menyebutkan defenisi - Tn.B mengatakan masih sering
keluarga dalam merawat
komplikasi diabetes merasa gatal dan kadang
anggota keluarga yang
menderita diabetes mellitus dengan bahasa menggaruknya
mellitus sendiri - Tn.B mengatakan penglihatan
2. keluarga mampu masih klien sedikit kabur
menyebutkan 4 dari 5 - Tn.B mengatakan masih sering
97

komplikasi Diabetes merasa lemas dan jantung


Mellitus dengan Bahasa berdebar-debar jika terlalu lelah
sendiri O:
3. keluarga mampu - Tampak luka-luka kecil (bekas)
menyebutkan 2 dari 3 cara pada tangan dan kaki klien
pencegahan dan - TTV :
komplikasi Diabetes TD : 123/60 mmHg RR : 23 x/i
Mellitus HR : 88 x/i T : 36,5 ºC
4. keluarga mampu A : Resiko Komplikasi Teratasi
mengambil keputusan Sebagian
dalam merawat anggota P : setelah dilakukan kunjungan 4x50
keluarga dengan Diabetes menit, diharapkan keluarga mengetahui
Mellitus komplikasi DM dan cara merawat
5. keluarga mampu merawat anggota keluarga yang menderita
anggota keluarga dengan diabetes mellitus, Intervensi
Diabetes Mellitus dan Dilanjutkan
mampu
mendemonstrasikan
bagaimana caea perawatan
98

kaki pasien Diabetes


Mellitus

No Diagnosa Keperawatan Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi

1. Ketidakstabilan kadar Rabu/15 Juni Setelah dilakukan kunjungan S:


glukosa darah b.d efek 2022 1x50 menit keluarga mampu - Tn.B mengatakan tidak ada lagi
agen farmakologis
mengenal masalah diabetes merasa mengantuk dipagi dan
mellitus siang hari
1. keluarga mampu - Tn.B mengatakan masih sering
menyebutkan kadar gula merasa pusing dan pandangan
darah normal (GDS berkunang-kunang
maupun gula darah 2 jam - Tn.B mengatakan masih sering
PP) merasa lelah dan lesu
2. keluarga mampu O:
menyebutkan 6 dari 8 - Istri klien mengatakan sudah
penyebab diabetes jarang tidur di pagi hari
mellitus - Klien tampak sering masih
99

3. keluarga mampu mengeluh pusing jika terlalu


menyebutkan 6 dari 8 lama bekerja/kelelahan
tanda dan gejala diabetes - TTV :
mellitus m. TD : 90/60 mmHg
4. keluarga mampu n. HR : 81 x/i
menyebutkan 5 dari 7 cara o. RR : 22 x/i
pencegahan diabetes p. T : 36 ºC
mellitus - GDS : 233 mg/dl
A : Kadar Glukosa Darah Teratasi
setelah dilakukan kunjungan
P : setelah dilakukan kunjungan 4x50
1x50 menit keluarga mampu
menit, diharapkan keluarga mampu
memutuskan untuk merawat
mengetahui kadar gula darah normal
anggota keluarga dengan
(GDS maupun gula darah 2 jam PP)
diabetes mellitus
dan mampu merawat keluarga dengan
2. keluarga mampu
DM dan Intervensi Dihentikan.
mengambil keputusan
dalam merawat anggota
keluarga dengan diabetes
mellitus
100

setelah dilakukan kunjungan


1x50 menit keluarga mampu
merawat anggota keluarga
dengan diabetes mellitus
4. keluarga mampu merawat
anggota keluarga dengan
diabetes mellitus dan
mampu mendemonstrasi
kan bagaimana cara
mengatasi diabetes
mellitus.
5. Memberikan terapi buah
naga sebanyak 250 gr
sesudah 2 jam puasa setiap
harinya
Setelah dilakukan kunjungan
1x50 menit keluarga mampu
memodifikasi dan menciptakan
lingkungan yang sehat untuk
101

menunjang kesehatan keluarga


2. keluarga dapat
menciptakan dan
memodifikasi lingkungan
yang dapat membantu
dalam perawatan anggota
keluarga dengan diabetes
mellitus.
setelah dilakukan kunjungan
1x50 menit keluarga mampu
menggunakan dan
memanfaatkan fasilitas
kesehatan yang ada
3. keluarga mampu
menyebutkan apa saja
fasilitas kesehatan yang
ada dan apa saja
keuntungan membawa
anggota keluarga yang
102

sakit ke fasilitas
kesehatan.
2. Defisit pengetahuan b.d Rabu/15 Juni Setelah dilakukan kunjungan S:
ketidakmampuan 2022 1x50 menit keluarga mampu - Keluarga Tn.B mengatakan
keluarga dalam mengenal mengenal masalah kesehatan sudah mengetahui penyebab
masalah kesehatan diit diit diabetes mellitus Diabetes Mellitus
diabetes mellitus 7. Keluarga mampu - Keluarga Tn.B mengatakan
menyebutkan manfaat diet sudah mengetahui bagaimana
bagi penderita DM cara mengontrol Diabetes
8. Keluarga mampu Mellitus
menyebutkan makanan - Keluarga Tn.B mengatakan
yang dianjurkan dan sudah tahu mengenai diet yang
dilarang bagi penderita DM baik untuk Tn.B
9. Keluarga mampu O:
menyebutkan diet-diet yang - Keluarga Tn.B tampak sudah
penting bagi penderita DM mengetahui penyebab Diabetes
Mellitus
Setelah dilakukan kunjungan
- Keluarga Tn.B tampak sudah
1x50 menit keluarga mampu
mengetahui bagaimana cara
103

memutuskan untuk merawat mengontrol Diabetes Mellitus


anggota keluarga dengan - Keluarga Tn.B tampak sudah
diabetes mellitus tahu mengenai diet yang baik
3. keluarga mampu untuk Tn.B
mengambil keputusan A : Defisit Pengetahuan Teratasi
dalam merawat anggota P : setelah dilakukan kunjungan 4x50
keluarga dengan diabetes menit, diharapkan keluarga mampu
mellitus mengetahui pengetahuan mengenai
Setelah dilakukan kunjungan diabetes mellitus dan Intervensi
1x50 menit keluarga mampu Dihentikan
merawat anggota keluarga
dengan diabetes mellitus
3. keluarga mampu merawat
anggota keluarga dengan
diabetes mellitus dan
mampu
mendemonstrasikan
bagaimana cara mengatasi
diabetes mellitus
104

Setelah dilakukan kunjungan


1x50 menit keluarga mampu
memodifikasi dan menciptakan
lingkungan yang sehat untuk
menunjang kesehatan keluarga
3. keluarga dapat
menciptakan dan
memodifikasi lingkungan
yang dapat membantu
dalam perawatan anggota
keluarga dengan diabetes
mellitus
setelah dilakukan kunjungan
1x50 menit keluarga mampu
menggunakan dan
memanfaatkan fasilitas
kesehatan yang ada
3. keluarga mampu
menyebutkan apa saja
105

fasilitas kesehatan yang


ada dan apa saja
keuntungan membawa
anggota keluarga yang
sakit ke fasilitas kesehatan

3. Resiko komplikasi b.d Rabu/15 Juni 1. keluarga mampu S:


ketidakmampuan 2022 menyebutkan defenisi - Tn.B mengatakan masih sering
keluarga dalam merawat
komplikasi diabetes merasa gatal dan kadang
anggota keluarga yang
menderita diabetes mellitus dengan bahasa menggaruknya
mellitus sendiri - Tn.B mengatakan penglihatan
2. keluarga mampu masih klien sedikit kabur
menyebutkan 4 dari 5 - Tn.B mengatakan masih sering
komplikasi Diabetes merasa lemas dan jantung
Mellitus dengan Bahasa berdebar-debar jika terlalu lelah
sendiri O:
3. keluarga mampu - Tampak luka-luka kecil (bekas)
menyebutkan 2 dari 3 cara pada tangan dan kaki klien
pencegahan dan - TTV :
106

komplikasi Diabetes TD : 90/60 mmHg RR : 22 x/i


Mellitus HR : 81 x/i T : 36 ºC
4. keluarga mampu A : Resiko Komplikasi Teratasi
mengambil keputusan Sebagian
dalam merawat anggota P : setelah dilakukan kunjungan 4x50
keluarga dengan Diabetes menit, diharapkan keluarga mengetahui
Mellitus komplikasi DM dan cara merawat
5. keluarga mampu merawat anggota keluarga yang menderita
anggota keluarga dengan diabetes mellitus, Intervensi
Diabetes Mellitus dan Dilanjutkan
mampu
mendemonstrasikan
bagaimana caea perawatan
kaki pasien Diabetes
Mellitus
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Data Fokus Pengkajian

Klien dengan berinisial Tn.B (68 Tahun) tinggal di Pinang Bungkuk RT 003

RW 04 Kelurahan Lubuk Buaya, Kota Padang. Pada saat dilakukan pengkajian

selama 15 kali kunjungan kerumah klien, Diperoleh data utama yaitu ketidakstabilan

kadar glukosa darah. Menurut hasil pengkajian didapatkan klien mengatakan kadar

gula darah klien tinggi dan tidak beraturan. Tn.B mengatakan klien sudah cukup

lama memiliki riwayat penyakit Diabetes Mellitus Tipe II ini, kurang lebih 5 tahun

yang lalu, klien juga mengatakan sampai saat ini masih mengonsumsi obat DM rutin

dan kontrol 1x dalam sebulan ke Rumah Sakit Hermina Padang. Klien mengatakan

penyakit yang diderita klien saat ini merupakan penyakit yang didasari oleh

keturunan, karena klien mengatakan ibu klien meninggal karena DM dan beserta

saudara kandung klien yang juga meninggal dikarenakan oleh DM Tipe II.

Menurut hasil pengkajian didapatkan klien mengatakan sering merasa

pusing, mata berkunang-kunang, badan mudah lelah dan sering merasa mengantuk

dipagi dan siang hari dengan Tanda-Tanda Vital Tekanan Darah 110/60 mmHg, Nadi

91 x/i, Pernafasan 28 x/i, Suhu 36,5 ºC. Dan keluarga tampak kurang mengetahui

penyebab Diabetes Mellitus, bagaimana cara mengontrol Diabetes Mellitus, langkah

kedepannya terhadap penderita Diabetes Mellitus, dan mengenai diet yang baik

untuk Tn.B.

73
74

Menurut teori Diabetes mellitus adalah kondisi kronis yang terjadi ketika

ada peningkatan kadar glukosa dalam darah karena tubuh tidak dapat menghasilkan

atau cukup hormon insulin atau menggunakan insulin secara efektif (IDF, 2020).

Diabetes Mellitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan

karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi kerja insulin atau

keduanya (PERKENI, 2019).

B. Diagnosa Keperawatan

Data yang didapatkan saat pengkajian kemudian dianalisis untuk

menegakkan masalah keperawatan yang tepat untuk dilakukan intervensi agar

masalah yang timbul tersebut dapat teratasi, dimana masalah yang muncul yaitu

Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah b.d Efek Agen Farmakologis, Defisit

Pengetahuan b.d Ketidakmampuan Keluarga Dalam Mengenal Masalah Kesehatan

Diit Diabetes Mellitus, dan Resiko komplikasi b.d ketidakmampuan keluarga dalam

merawat anggota keluarga yang menderita diabetes mellitus.

Ketidakstabilan kadar glukosa darah diagnosa sdki merupakan diagnosa

keperawatan yang ditegakkan pada pasien yang mengalami masalah Ketidakstabilan

kadar glukosa darah. Ketidakstabilan kadar glukosa darah adalah Variasi kadar

glukosa darah naik/turun dan rentang normal (Buku Standar Diagnosis Keperawatan

Indonesia (SDKI) Edisi 1 tahun 2016).

Defisit Pengetahuan atau Kurang Pengetahuan diagnosa sdki merupakan

diagnosa keperawatan yang ditegakkan pada pasien yang mengalami masalah Defisit

Pengetahuan / Kurang Pengetahuan. Defisit Pengetahuan atau Kurang Pengetahuan


75

adalah kondisi Ketiadaan atau kurangnya informasi kognitif yang berkaitan dengan

topik tertentu.

Komplikasi adalah keadaan di mana seseorang menderita penyakit/kondisi

lain yang diakibatkan oleh penyakit yang sedang dideritanya. Diabetes Mellitus

mempunyai dua komplikasi akut dan komplikasi kronis. komplikasi akut yakni

hipoglikemia dan ketoasidosis. Hipoglikemia adalah kondisi di mana kadar gula

darah penderita terlalu rendah. Kondisi ini bisa terjadi apabila penderita melakukan

aktivitas fisik (olahraga) yang berat namun makanan yang dikonsumsi terlalu sedikit.

Biasanya badan akan terasa lemas, pusing, gemetar, berkeringat dan detak jantung

menjadi lebih cepat. Sedangkan Ketoasidosis merupakan kondisi di mana kadar gula

darah penderita terlalu tinggi tetapi hormon insulin di dalam tubuh tidak cukup. Jadi

tubuh  terpaksa menggunakan lemak sebagai sumber pembentukkan energi. Hasil

proses tersebut menghasilkan zat yang bernama keton. Dalam jumlah cukup banyak

Keton akan berbahaya bagi tubuh, bisa membuat pingsan bahkan bisa berujung

kepada kematian (Buku Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) Edisi 1

tahun 2016).

Komplikasi kronis yang mengintai para penderita diabetes jika tidak

ditangani bisa memakan waktu berbulan-bulan hingga tahunan untuk terlihat

efeknya. Tetapi komplikasi kronis ini justru bisa fatal akibatnya, karena bisa

mengakibatkan disabilitas kepada si penderita.

Berdasarkan hasil pengkajian diatas ditemukan diagnosa Ketidakstabilan

Kadar Glukosa Darah b.d Efek Agen Farmakologis, Defisit Pengetahuan b.d

Ketidakmampuan Keluarga Dalam Mengenal Masalah Kesehatan Diit Diabetes


76

Mellitus, dan Resiko komplikasi b.d ketidakmampuan keluarga dalam merawat

anggota keluarga yang menderita diabetes mellitus. Untuk menyelesaikan

permasalahan pada Tn.B dengan Diabetes Mellitus telah dilakukan tindakan proses

keperawatan berdasarkan setiap tahapan yaitu pengkajian, penegakan diagnosa

keperawatan, merencakanan asuhan keperawatan, implementasi dan evaluasi

keperawatan.

C. Intervensi Keperawatan

Intervensi merupakan suatu strategi untuk mengatasi masalah klien yang

perlu ditegakan diagnosa dengan tujuan yang akan dicapai serta kriteria hasil.

Umumnya perencanaan yang ada pada tinjauan teoritis dapat diaplikasikan dan

diterapkan dalam tindakan keperawatan sesuai dengan masalah yang ada atau

sesuai dengan prioritas masalah.

Intervensi yang dilakukan untuk ketidakstabilan kadar glukosa darah pada

penderita Diabetes Mellitus adalah klien mampu Mengenal pengertian, penyebab,

tanda gejala, akibat dan proses terjadinya Diabetes Mellitus. klien mampu

Mengetahui cara mengatasi Diabetes Mellitus, klien mampu Mengetahui factor

pencetus Diabetes Mellitus, dan mampu mengetahui diet yang baik pada penderita

Diabetes Mellitus serta melakukan tindakan non-farmakologis yaitu pemberian

Buah Naga pada penderita Diabetes Mellitus.

Intervensi yang dilakukan untuk defisit pengetahuan yaitu Keluarga mampu

menyebutkan manfaat diet bagi penderita DM, Keluarga mampu menyebutkan

makanan yang dianjurkan dan dilarang bagi penderita DM, Keluarga mampu

menyebutkan diet-diet yang penting bagi penderita DM, serta memberikan edukasi
77

menggunakan leaflet dan lembar balik tentang diet yang bagi penderita Diabetes

Mellitus.

Intervensi yang dilakukan untuk resiko komplikasi pada penderita Diabetes

Mellitus yaitu keluarga mampu menyebutkan defenisi komplikasi diabetes mellitus

dengan bahasa sendiri, keluarga mampu menyebutkan 4 dari 5 komplikasi Diabetes

Mellitus dengan Bahasa sendiri, keluarga mampu menyebutkan 2 dari 3 cara

pencegahan dan komplikasi Diabetes Mellitus, keluarga mampu mengambil

keputusan dalam merawat anggota keluarga dengan Diabetes Mellitus, keluarga

mampu merawat dan mendemonstrasikan bagaimana cara Diabetes Mellitus, serta

memberikan edukasi menggunakan leaflet dan lembar balik tentang komplikasi

pada penderita Diabetes Mellitus.

D. Implementasi Keperawatan

Implementasi yang dilakukan oleh perawat kepada klien berdasarkan

perencanaan mengenai diagnosis yang telah dibuat sebelumnya yaitu asuhan

keperawatan keluarga. Implementasi yang dilakukan yaitu memberikan edukasi

dengan media leaflet dan lembar balik tentang pengertian, penyebab, tanda gejala,

akibat, proses terjadinya, cara mengatasi Diabetes Mellitus, faktor pencetus

Diabetes Mellitus, dan mengetahui diet yang baik pada penderita Diabetes Mellitus

serta melakukan tindakan non-farmakologis yaitu pemberian Buah Naga pada

penderita Diabetes Mellitus.

Untuk mengontrol kadar glukosa darah yaitu dengan pemberian Buah Naga

selama 10 x berturut-turut sebanyak 250 gr dengan metode pemberian yaitu

menganjurkan klien berpuasa selama 8 jam kemudian melakukan pemeriksaan gula


78

darah lalu berikan buah naga sebanyak 250 gr, kemudian dilakukan pengecekan

gula darah kembali yaitu GDS 2 jam PP.

Adapun data hasil pemeriksaan gula darah selama 10 hari implementasi

yaitu pada hari Senin / 13 Juni 2022 GDS Puasa 273 mg/dl GDS 2 Jam PP 265

mg/dl, Selasa / 14 Juni 2022 GDS Puasa 251 mg/dl GDS 2 Jam PP 247 mg/dl,

Rabu / 15 Juni 2022 GDS Puasa 233 mg/dl GDS 2 Jam PP 230 mg/dl, Kamis / 16

Juni 2022 GDS Puasa 200 mg/dl GDS 2 Jam PP 201 mg/dl, Jumat / 17 Juni 2022

GDS Puasa 197 mg/dl GDS 2 Jam PP 165 mg/dl, Sabtu / 18 Juni 2022 GDS Puasa

177 mg/dl GDS 2 Jam PP 150 mg/dl, Minggu / 19 Juni 2022 GDS Puasa 162 mg/dl

GDS 2 Jam PP 155 mg/dl, Senin / 20 Juni 2022 GDS Puasa 171 mg/dl GDS 2 Jam

PP 166 mg/dl, Selasa / 21 Juni 2022 GDS Puasa 151 mg/dl GDS 2 Jam PP 140

mg/dl, Rabu / 22 Juni 2022 GDS Puasa 178 mg/dl GDS 2 Jam PP 83 mg/dl.

E. Evaluasi

Selama kunjungan yang dilakukan penulis ke rumah klien, peneliti dapat

membina hubungan saling percaya satu sama lain, sehingga peneliti dapat bekerja

sama dengan klien untuk melakukan implementasinya. Selama 15 kali kunjungan

yang dilakukan penulis tentang pemberian Buah Naga. perbedaan kadar glukosa

darah sebelum dan sesudah dilakukannya implementasi. Didapatkan hasil bahwa

adanya penurunan kadar glukosa darah dari kadar glukosa darah tinggi menjadi

dalam rentang normal. Dengan klien mengatakan bahwa setelah dilakukan tindakan

keperawatan klien merasa lebih tenang karena setelah memakan Buah Naga Kadar

Glukosa Darah klien menurun. Hasil pemeriksaan Tanda-Tanda Vital Tekanan

Darah 110/60 mmHg, Nadi 91 x/i, Pernafasan 28 x/i, Suhu 36,5 ºC.
79

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil dari asuhan keperawatan keluarga yang dilakukan pada Tn.B dengan

melakukan pemberian buah naga untuk mengontrol kadar gula darah dengan

penderita Diabetes Mellitus dari tanggal 13 Juni 2022 – 22 Juni 2022, dapat

disimpulkan bahwa:

1. Diabetes mellitus merupakan kondisi kronis yang terjadi ketika ada

peningkatan kadar glukosa dalam darah karena tubuh tidak dapat menghasilkan

atau cukup hormon insulin atau menggunakan insulin secara efektif (IDF,

2020).

2. Pada pengkajian didapatkan data bahwa Tn.B sering merasa merasa mengantuk

dipagi dan siang hari, sering merasa pusing dan pandangan berkunang-kunang,

sering merasa lelah dan lesu, dengan GDS : 273 mg/dl, Keluarga Tn.B

mengatakan kurang mengetahui penyebab Diabetes Mellitus, kurang

mengetahui bagaimana cara mengontrol Diabetes Mellitus, menanyakan

bagaimana langkah kedepannya terhadap penderita Diabetes Mellitus, tidak

tahu mengenai diet yang baik untuk Tn.B, dan Tn.B mengatakan sering merasa

gatal dan kadang menggaruknya, penglihatan klien sedikit kabur, sering merasa

lemas dan jantung berdebar-debar jika terlalu lelah, Klien mengatakan pernah

dirawat di RS dengan riwayat penyakit jantung, Tampak luka-luka kecil

(bekas) pada tangan dan kaki klien, Klien pernah dirawat di RS dengan

riwayat penyakit jantung.


80

3. Diagnosa keperawatan pada Tn.B yaitu Ketidakstabilan kadar glukosa darah

b.d efek agen farmakologis, Defisit pengetahuan b.d ketidakmampuan keluarga

dalam mengenal masalah kesehatan diit diabetes mellitus dan Resiko

komplikasi b.d ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga

yang menderita diabetes mellitus. Masalah tersebut berdasarkan pada data

langsung dari klien dan data observasi penulis.

4. Intervensi keperawatan yang dilakukan pada Tn.B yaitu dengan pemberian

Buah Naga untuk mengontrol kadar gula darah pada penderita Diabetes

Mellitus.

5. Implementasi keperawatan terhadap klien dengan Diabetes Mellitus di

sesuaikan dengan intervensi yang telah penulis rumuskan yang didapatkan dari

teoritis. Semua intervensi diimplementasikan oleh penulis dan dapat tercapai

sesuai dengan tujuan yang diinginkan

6. Evaluasi didapatkan pemberian Buah Naga dapat mengontrol kadar gula darah

pada klien.

7. Hasil karya ilmiah ini didapatkan bahwa pemberian Buah Naga dapat

mengontrol kadar gula darah bagi penderita Diabetes Mellitus. Efek ini

diyakini berasal dari bagian bijinya yang efektif mendorong pertumbuhan sel

pankreas untuk memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup.

B. Saran

1. Bagi Penulis

Diharapkan hasil karya tulis ilmiah ners ini dapat menambah wawasan

penulis serta mengaplikasikan ilmu pengetahuan tentang asuhan keperawatan


81

keluarga khususnya pemberian Buah Naga untuk mengontrol kadar gula darah

pada penderita Diabetes Mellitus.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan hasil karya tulis ini dapat dijadikan sebagai bahan bacaan dan

pembanding bagi peneliti selanjutnya yang ingin melanjutkan penelitian tentang

asuhan keperawatan keluarga khususnya pemberian Buah Naga untuk

mengontrol kadar gula darah pada penderita Diabetes Mellitus.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan hasil karya tulis ini dapat dijadikan sebagai bahan untuk

pelaksanaan pendidikan serta masukan dan perbandingan untuk penelitian lebih

lanjut tentang asuhan keperawatan keluarga khususnya pemberian Buah Naga

untuk mengontrol kadar gula darah pada penderita Diabetes Mellitus.


DAFTAR PUSTAKA

ADA. (2017). Standards of Medical Care in Diabetes. The Journal of Clinical and
Applied Research and Education, 4(1).

Bilous, R. & R. D. (2014). Buku Pegangan Diabetes Edisi Ke 4. Jakarta: Bumi


Medika.

Decroli, E. (2019). Diabetes Mellitus Tipe 2. Padang: FK Universitas Andalas.

Dinas Kesehatan Provinsi Sumbar. (2018). Prevalensi Diabetes Mellitus di Provinsi


Sumatera Barat Tahun 2018.

Fatimah, R. N. (2015). Diabetes Melitus Tipe 2. Jurnal Majority, 4(5), 93–101.


http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/viewFile/615/619

Faz, G. O. (2019). Perawatan Diri (Self-Care) Bagi Konselor. Palangkaraya: IAIN


Palangkaraya.

Febrinasari, R.P. et. al. (2020). Buku Saku Diabetes Mellitus Untuk Awam. Surakarta:
UNS Press

IDF. (2020). International Diabetes Federation (IDF) Diabetes Atlas Eighth edition.
International Diabetes Federation.

Kemenkes, R. (2018). Tetap Produkti, Cegah, dan Atasi Diabetes Mellitus. Jakarta:
Kemenkes RI.

Luthfa, I. (2019). Self management menentukan kualitas hidup pasien diabetes mellitus
di Puskesmas Bangetayu Semarang. Jurnal Endurance : Kajian Ilmiah Problema
Kesehatan, 4(2), 397–405.
https://doi.org/http://doi.org/10.22216/jen.v4i2.4026

Nasekhah, A. D. (2016). Hubungan Kelelahan Dengan Kualitas Hidup Penderita


Diabetes Melitus Tipe 2 di Persadia Salatiga. Universitas Diponegoro.

PERKENI. (2019). Pedoman Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2


Dewasa di Indonsia 2019. Jakarta: PB PERKENI.

Pitaloka, E. P. (2020). Pengaruh Konseling Terhadap Self care pada Penderita


Diabetes Melitus Tipe 2. Stikes Insan Cendekia Medika.

Rahman, H. F. (2016). Efikasi Diri, Kepatuhan, dan Kualitas Hidup Pasien Diabetes
Melitus Tipe 2. E-Jurnal Pustaka Kesehatan, 5(1), 108–113.
https://jurnal.unej.ac.id/index.php/JPK/article/download/4059/3172

Riskesdas. (2018). Hasil Utama Riskesdas Tahun 2018. Jakarta: Kemenkes RI.

Sinaga, R. N. (2016). Diabetes Mellitus dan Olahraga. Jurnal Ilmu Keolahragaan,


15(2), 21–29.
https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/JIK/article/viewFile/6136/5436

Buku Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) Edisi 1 tahun 2016. Dewan
Pengurus Pusat PPNI. Jakarta
DOKUMENTASI

Dokumentasi Implementasi Pemberian Buah Naga Gula Darah Puasa dan Gula
darah 2 jam pp

pemeriksaan gula darah sewaktu pemberian buah naga pemeriksaan gula darah 2 jam
(GDS) didapatkan 273 mg/dl sebanyak 250 gr pp yaitu 265 mg/dl

pemeriksaan gula darah sewaktu pemeriksaan gula darah 2 jam


(GDS) didapatkan 255 mg/dl pp yaitu 247 mg/dl
pemberian buah naga
sebanyak 250 gr
pemeriksaan gula darah 2 jam
pemeriksaan gula darah sewaktu
pp yaitu 83 mg/dl
(GDS) didapatkan 178 mg/dl pemberian buah naga sebanyak
250 gr
KEGIATAN BIMBINGAN MAHASISWA
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ALIFAH PADANG

Nama Mahasiswa : Novia Melta Sari, S. Kep


Nim : 2114901029
Prodi : Profesi Ners
Pembimbing : Ns. Tomi Jepisa, M.Kep
Judul Elektif :Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Tn.B Dengan Diabetes Mellitus Tipe 2
Melalui Pemberian Buah Naga Merah Terhadap Penurunan Kadar
Glukosa Darah Di Rt 003 Rw 04 Kelurahan Lubuk Buaya Padang.

No Tanggal Materi Bimbingan Tanda Tangan

Ketua Program Prodi

(Ns. Amelia Susanti, M,Kep., Sp.Kep. J)


KEGIATAN BIMBINGAN MAHASISWA
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ALIFAH PADANG

Nama Mahasiswa : Novia Melta Sari, S. Kep


Nim : 2114901029
Prodi : Profesi Ners
Pembimbing : Ns. Tomi Jepisa, M.Kep
Judul Elektif :Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Tn.B Dengan Diabetes Mellitus Tipe 2
Melalui Pemberian Buah Naga Merah Terhadap Penurunan Kadar
Glukosa Darah Di Rt 003 Rw 04 Kelurahan Lubuk Buaya Padang.

No Tanggal Materi Bimbingan Tanda Tangan

Ketua Program Prodi

(Ns. Amelia Susanti, M,Kep., Sp.Kep. J)


KEGIATAN BIMBINGAN MAHASISWA
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ALIFAH PADANG

Nama Mahasiswa : Novia Melta Sari, S. Kep


Nim : 2114901029
Prodi : Profesi Ners
Pembimbing : Ns. Tomi Jepisa, M.Kep
Judul Elektif :Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Tn.B Dengan Diabetes Mellitus Tipe 2
Melalui Pemberian Buah Naga Merah Terhadap Penurunan Kadar
Glukosa Darah Di Rt 003 Rw 04 Kelurahan Lubuk Buaya Padang.

No Tanggal Materi Bimbingan Tanda Tangan

Ketua Program Prodi

(Ns. Amelia Susanti, M,Kep., Sp.Kep. J)


DAFTAR MATRIK PERBAIKAN

No Saran Perbaikan Halaman Perbaikan Tanda


Tangan
Tabel Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah Puasa Dan 2 Jam PP

NO HARI/TANGGAL GDS PUASA GDS 2 JAM PP


1. Senin / 13 Juni 2022 273 265
2. Selasa / 14 Juni 2022 251 247
3. Rabu / 15 Juni 2022 233 230
4. Kamis / 16 Juni 2022 200 201
5. Jumat / 17 Juni 2022 197 165
6. Sabtu / 18 Juni 2022 177 150
7. Minggu / 19 Juni 2022 162 155
8. Senin / 20 Juni 2022 171 166
9. Selasa / 21 Juni 2022 151 140
10. Rabu / 22 Juni 2022 178 83

Anda mungkin juga menyukai