Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PERBEDAAN INDIVIDUAL
Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Dalam Mata Kuliah Psikologi Pendidikan
“Dosen pengampuh :Ibu Prof. Dr. Evi Hulukati M.Pd”

Disusun Oleh :
Nama : Fidyawati Dhea Adelia Abdjul
Nim 411421055
Prodi_Kelas : Pendidikan Matematika_A
Semester : 3 (Tiga)

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Swt, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
saya dapat menyelesaikan makalah mengenai Perbedaam Individual ini
dengan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Psikologi Pendidikan.
Selain itu, penulis berharap dengan adanya makalah ini dapat membantu
kita untuk lebih mengetahui lebih dalam mengenai Perbedaam Individual.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Prof. Dr. Evi Hulukati, M.Pd
selaku dosen untuk mata kuliah Psikologi Pendidikan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik yang membangun dari para pembaca demi
menyempurnakan makalah ini.

Gorontalo, September 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................................. 1
1.3 Tujuan.................................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................................2
2.1 Perbedaan Individual............................................................................................................. 2
2.2 Faktor Psikologis Peserta Didik Yang Perlu Diperlihatkan Dalam Pembelajaran.......................2
2.3 Perbedaan Individual Dalam Perilaku Manusia..................................................................... 4
2.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perbedaan Individu....................................................... 8
BAB III PENUTUP..............................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan............................................................................................................................ 9
3.2 Saran...................................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................10

i
1.1 Latar Belakang BAB I
PENDAHULUAN

Perbedaan individual adalah pokok mendasar dalam psikologi modern. Perbedaan


individual berkaitan dengan "psikologi individu", yang menjelaskan perbedaan Psikologi di
antara orang-orang dan persamaannya. Psikologi perbedaan individual menguji dan
menjelaskan perbedaan dalam pikiran, perasaan, dan tindakan. Perbedaan pendidikan individu
menjelaskan perbedaan dalam kaitannya dengan perbedaan peserta didik dalam berpikir,
merasa dan berperilaku di kelas. Sifat individu adalah sifat-sifat yang menarik bagi orang-
orang berkaitan dengan perbedaan individu. Ciri dan sifat manusia tidak seperti yang lain.
Perbedaan ini disebut perbedaan individu atau perbedaan individual.
Menurut Lundgren, "perbedaan" dalam "perbedaan individual" mencakup variasi yang
terjadi baik dalam aspek fisik maupun psikologis. Ternyata ada beberapa perbedaan individu
di antara siswa dalam pengaturan pendidikan. Ini semua adalah ciri-ciri kepribadian siswa
sebagai individu. Suharsimi Arikunto (1986) memandang kepribadian siswa meliputi dimensi
fisik, agama, kognitif, sosial, etika dan estetika.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan perbedaan individual?
2. Apa faktor psikologis peserta didik yang perlu diperlihatkan dalam pembelajaran?
3. Bagaimana perbedaan individual dalam perilaku manusia?
4. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan individu?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan perbedaan individual
2. Untuk mengetahui faktor psikologis peserta didik yang perlu diperlihatkan
dalam pembelajaran
3. Untuk mengetahui perbedaan individual dalam perilaku manusia
4. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan individu

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perbedaan Individual

Perbedaan individu antar peserta didik tidak dapat dihindari karena orang memiliki
sedikit kesamaan selain perbedaan mereka sendiri, dan karakteristik individu adalah
karakteristik tentang individu yang berhubungan dengan perbedaan individu mereka. Sifat dan
sifat seseorang berbeda dengan orang lain. Perbedaan tersebut disebut perbedaan individu atau
individual difference.
Perbedaan individu dapat dijelaskan dengan "psikologi individu" Perbedaan dan
persamaan psikologis orang. Psikologi menjelajahi perbedaan individu dan menjelaskan
perbedaan individu berpikir, merasa dan bertindak. Menurut lindgren makna “perbedaan” dan
“perbedaan individual” menyangkut tentang variasi yang terjadi, baik variasi dari segi fisik
dan psikologis. Perbedaan individu menurut Chaplin adalah sifat atau perbedaan kuantitatif
dalam suatu sifat, yang bisa membedakan satu individu dengan individu lainnya. Menurut
(Webster’s:743) Individu merupakan sesuatu yang tidak dapat dibagi {undivided}, tidak dapat
dipisahkan, keberadaanya sebagai makhluk yang pilah, tunggal dan khas.
Seseorang berbeda dengan orang lain karena ciri – cirinya yang khusus itu. Dalam
kamus Echols & Shadaly {1975}, individu adalah kata benda dari individual yang berarti
orang, perseorangan, dan oknum. Berdasarkan pengertian diatas, dapat dibentuk suatu
lingkungan untuk anak yang dapat merangsang perkembangan potensi yang dimilikinya dan
akan membawa perubahan-perubahan apa saja yang diinginkan dalam kebiasaan sikap-
sikapnya.
Dalam pertumbuhan dan perkembangan, manusia memiliki kebutuhan. Pada awal
kehidupan, bayi berurusan dengan tubuhnya sendiri, tetapi mereka tidak peduli dengan apa
yang terjadi di luar tubuhnya. Bayi senang ketika kebutuhan fisiknya terpenuhi. Seiring
pertumbuhan berlangsung, bayi mulai memahami lingkungan mereka, membutuhkan alat
komunikasi (bahasa), dan membutuhkan teman, keamanan dan lain sebagainya.
2.2 Faktor Psikologis Peserta Didik Yang Perlu Diperlihatkan Dalam Pembelajaran
Faktor psikologis peserta didik yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran
antara lain inteligensi dan emosi.
a. Intelegensi

2
Dalam psikologi, kecerdasan atau intelegensi diukur dengan menggunakan alat
psikodiagnostik atau biasa disebut psikotes. Pengukuran kecerdasan biasanya dinyatakan
dalam satuan pengukuran tertentu, yaitu IQ (Intelligence Quotient), yang menunjukkan
tingkat kecerdasan yang diukur. Secara umum, kecerdasan bukan hanya kemampuan
untuk memecahkan masalah dalam bentuk simbolik (seperti dalam matematika), tetapi
kemampuan untuk belajar, menggunakan pengalaman untuk memecahkan masalah, dan
untuk mencari alternatif.
Menurut David Wachsler, intelegensi adalah kemampuan untuk bertindak secara
terarah, berpikir secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif. Secara
garis besar dapat disimpulkan bahwa intelegensi adalah suatu kemampuan mental yang
melibatkan proses berpikir secara rasional. Oleh karena itu, intelegensi tidak dapat
diamati secara langsung melainkan harus disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang
merupakan manifestasi dari proses berpikir rasional itu. Berdasarkan penjelasan tersebut
dapat diketahui bahwa sesungguhnya yang dimaksud dengan intelegensi adalah
kemampuan berpikir secara rasional. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
intelegensi yakni:
1. Faktor bawaan atau keturunan
Penelitian menunjukkan bahwa korelasi antara skor tes IQ keluarga adalah sekitar
0,50. Di sisi lain, korelasi skor tes IQ antara anak kembar sangat tinggi, sekitar 0,90.
Bukti lain adalah bahwa korelasi antara anak angkat dan orang tua kandung adalah
0,40 hingga 0,50, dan hanya 0,10 hingga 0,20 untuk orang tua angkat.
2. Faktor Lingkungan
Meskipun kita dilahirkan dengan ciri-ciri tertentu, kita tahu bahwa lingkungan
membawa perubahan. Dengan kata lain, perkembangan otak tidak dapat dipisahkan
dari otak, yang sangat dipengaruhi oleh nutrisi yang dicerna. Selain nutrisi,
rangsangan kognitif-emosional dari lingkungan juga memainkan peran yang sangat
penting.
b. Emosi
Emosi adalah keadaan mental yang dialami sebagai emosi positif atau negatif yang
dapat mempengaruhi aspek psikologis lainnya. Emosi positif seperti kebahagiaan,
kebahagiaan dan keamanan diketahui berdampak positif pada pembelajaran. Di sisi lain,
emosi negatif seperti ketakutan, kecemasan, kemarahan, kekecewaan, dan kesedihan
3
dapat berdampak negatif pada proses berpik ir dan belajar.
Peter Salovey dan John Mayer (1990) mengemukakan konsep kecerdasan
emosional sebagai kemampuan merasakan dan mengungkap emosi secara akurat dan
adaptif, memahami perspektif orang lain, menggunakan perasaan untuk memfasilitasi
pikiran seperti berada dalam suasana hati yang positif yang berkaitan dengan
pemikiran kreatif, serta untuk mengukur emosi dalam diri sendiri dan orang lain
seperti kemampuan untuk mengendalikan kemarahan.
Selama proses belajar dan pembelajaran, pendidik harus mampu membangkitkan
dan memelihara emosi positif dalam diri peserta didiknya. Agar dia dapat
menjalankan kegiatan akademik dan tugas-tugasnya dengan gembira dan semangat,
dia harus dipertahankan. Mirip dengan kecerdasan intelektual, siswa dapat memiliki
berbagai tingkat kecerdasan emosional. Hal ini dapat disebabkan oleh pengalaman dan
perlakuan yang diterima, apakah orang tersebut menerima pembinaan emosional yang
sesuai atau sebaliknya.
2.3 Perbedaan Individual Dalam Perilaku Manusia
Pembahasan tentang aspek-aspek perkembangan individu telah dikenali ada dua hal
yang menonjol, yaitu: (1) pada umumnya manusia mempunyai unsur kesamaan dalam pola
perkembangannya; dan (2) dalam pola yang bersifat umum itu, manusia cenderung berbeda fisik
dan nonfisik. Individu menunjukkan kedudukan orang perorang atau perseorangan. Sifat
individual adalah sifat yang berkaitan dengan orang perseorangan, berkaitan perbedaan
individual dengan perseorangan. Beberapa sifat dan karakteristik seseorang berbeda dari yang
lain. Dengan kata lain, pengertian perbedaan individu mencakup variasi yang terjadi baik
dalam aspek fisik maupun psikis.
Proses pembelajaran memiliki komponen peserta didik dan pendidik. Untuk
meningkatkan pendidikan setiap peserta didik, guru yang profesional harus mampu mengatasi
hambatan yang dapat menghalangi mereka untuk mencapai tujuan pembelajarannya. Anda
dapat mengeksplorasi aspek pertumbuhan dan perkembangan dengan peserta didik Anda.
Peserta didik dapat belajar, antara lain, peran dan fungsinya dalam proses pembentukan dan
pengorganisasian pembelajaran.
Garry mengkategorikan perbedaan individu, yaitu: (1) perbedaan fisik, meliputi usia,
tinggi dan berat badan, jenis kelamin, pedengaran, penglihatan, kemampuan bertindak; (2)
perbedaan sosial, meliputi sosial ekonomi, agama, hubungan keluarga, suku; (3) perbedaan

4
kepribadian, meliputi watak, motif, sikap, dan minat; (4) perbedaan kemampuan, meliputi
inteligensi, bakat; dan (5) perbedaan kecakapan atau kepandaian di sekolah (Hartono, 1994).
Setiap individu berbeda, bidang perbedaan yang tampak dalam perilaku manusia baik di
rumah maupun di sekolah adalah:
1. Perbedaan Kognitif
Menurut Bloom, proses belajar, baik di sekolah maupun di luar sekolah,
menghasilkan tiga pembentukan kemampuan yang dikenal sebagai Taksonomi Bloom,
yaitu kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik (Krathwohl dan Anderson, 2001).
Kemampuan kognitif merupakan kemampuan yang berkaitan dengan penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Setiap individu memiliki persepsi tentang hasil pengamatan
terhadap suatu objek. Berarti ia menguasai sesuatu yang diketahui, artinya dalam dirinya
terbentuk suatu persepsi dan pengetahuan itu diorganisasikan secara sistematik untuk
mejadi miliknya. Setiap saat bila diperlukan, pengetahuan yang dimilikinya dapat
direproduksi.
Pada dasarnya, kemampuan kognitif adalah hasil belajar. Sebagaimana diketahui,
hasil belajar merupakan perpaduan antara pengaruh bawaan dan pengaruh lingkungan.
Faktor fundamental yang sangat mempengaruhi kinerja kognitif. Proses pembelajaran
merupakan upaya untuk menciptakan lingkungan yang positif, teratur dan terencana
untuk mengembangkan unsur-unsur dasar yang sudah dimiliki anak.
Tingkat kemampuan kognitif tercermin dalam hasil belajar yang diukur dengan tes
hasil belajar. Tes hasil belajar menunjukkan nilai yang berbeda untuk kemampuan
kognitif. Ini menyoroti perbedaan dalam kemampuan kognitif setiap individu. Oleh
karena itu, kecerdasan memiliki pengaruh yang kuat terhadap kemampuan kognitif
seseorang.
2. Perbedaan Kecakapan Bahasa
Bahasa adalah salah satu keterampilan pribadi yang paling penting dalam hidup.
Kemampuan bahasa setiap orang berbeda-beda. Kompetensi linguistik adalah
kemampuan seseorang untuk mengungkapkan pikirannya dalam bentuk kata dan frasa
yang bermakna, logis, dan sistematis. Kemampuan ini sangat dipengaruhi oleh faktor
lingkungan, antara lain faktor intelektual dan fisik, yaitu aparatus bahasa. Guru
menyadari bahwa setiap peserta didik berbeda dalam kemampuan mereka untuk
memperoleh dan memahami bahasa lisan dan tulisan dan mengekspresikan diri dengan
5
tepat. Keberhasilan hambatan bahasa pes erta didik tergantung pada kondisi lingkungan
rumah dan kebiasaan komunikasi, serta lingkungan pada umumnya. Dengan kata lain,
pengalaman dan kedewasaan peserta didik Sebelumnya adalah kekuatan pendorong
dibalik pengemangan berbagai keterampilan, termasuk keterampilan bahasa, pada
peserta didik.
3. Perbedaan Kecakapan Motorik
Keterampilan motorik, atau keterampilan psikomotor, adalah kemampuan untuk
mengkoordinasikan kerja saraf motorik yang dilakukan oleh sistem saraf pusat (otak)
untuk melakukan suatu aktivitas. Aktivitas ini terjadi karena kerja saraf yang sistematis.
Organ sensorik menerima rangsangan, rangsangan ini diteruskan melalui saraf sensorik ke
sistem saraf pusat (otak) untuk diproses, dan hasilnya dibawa oleh saraf motorik dan
direspon dalam bentuk gerakan atau aktivitas. Keakuratan kerja jaringan saraf
menghasilkan bentuk aktivitas yang sesuai dalam hal kompatibilitas antara rangsangan
dan tanggapan. Bagian ini mewakili tingkat kemampuan atletik.
Sistem saraf pusat (otak), yang memainkan peran sentral dalam proses berpikir,
merupakan faktor kunci dalam koordinasi motorik. Ada ketidakakuratan dalam
pembentukan persepsi dan penugasan, kesalahan dalam tanggapan dan/atau kegiatan
yang tidak sesuai dengan tujuan. Oleh karena itu, kecerdasan merupakan faktor dalam
bentuk keterampilan motorik yang lebih tinggi.
Secara umum, koordinasi motorik dan kemampuan untuk melakukan aktivitas
yang kompleks membutuhkan keterampilan motorik yang lebih kompleks. Penuaan
seseorang menunjukkan kedewasaan. Ini menunjukkan keterampilan yang lebih besar di
banyak bidang seperti kekuatan untuk mempertahankan perhatian, koordinasi otot,
kecepatan berpenampilan, dan resisten terhadap kelelahan.
Dengan kata lain, seiring bertambahnya usia, mereka menjadi dewasa dan
menunjukkan tingkat kemampuan atletik yang lebih tinggi. Dari sini dapat disimpulkan
bahwa kinerja atletik dipengaruhi oleh tingkat kematangan fisik dan kemampuan
berpikir. Individu berbeda dalam kematangan fisik dan kapasitas mental, yang pada
gilirannya mempengaruhi kinerja atletik mereka, yang pada gilirannya bervariasi kinerja
atletik mereka.
4. Perbedaan Latar Belakang
Perbedaan latar belakang dan pengalaman individu dapat mempengaruhi
kesiapan dan pembelajaran, dan dengan demikian dapat memfasilitasi atau
menghambat keberhasilan belajar. Ada dua jenis latar belakang pribadi: faktor internal
6
dan faktor eksternal. Faktor intrinsik yang membantu atau menghambat belajar,
seperti kecerdasan, motivasi, bakat, minat, emosi, perhatian, kebiasaan kerja
sama, dan
kesehatan. Faktor ekstrapersonal meliputi pola sikap orang tua, kondisi sosial ekonomi
keluarga, kesulitan bahan ajar, metode pembelajaran, kurikulum, serta konteks dan
kondisi pembelajaran.
Perbedaan latar belakang dan pengalaman individu dapat mempengaruhi
kesiapan dan pembelajaran, dan dengan demikian dapat memfasilitasi atau
menghambat keberhasilan belajar. Ada dua jenis latar belakang pribadi: faktor internal
dan faktor eksternal. Faktor intrinsik yang membantu atau menghambat belajar, seperti
kecerdasan, motivasi, bakat, minat, emosi, perhatian, kebiasaan kerja sama, dan
kesehatan. Faktor ekstrapersonal meliputi pola sikap orang tua, kondisi sosial ekonomi
keluarga, kesulitan bahan ajar, metode pembelajaran, kurikulum, serta konteks dan
kondisi pembelajaran.
5. Perbedaan Bakat
Bakat adalah kemampuan khusus yang dimiliki manusia sejak lahir.
Kemampuan ini akan berkembang bila diberikan insentif, kesempatan dan fasilitas
yang tepat. Di sisi lain, bakat tidak dapat dikembangkan sama sekali jika lingkungan
tidak memberikan kesempatan untuk berkembang. Dalam konteks ini, pentingnya
pendidikan menjadi signifikan.
Pembelajaran pada jenjang yang lebih rendah (Sekolah Dasar/SD) berkaitan
dengan penguasaan perangkat pembelajaran dan pencapaian pengajaran umum. Dalam
beberapa tahun pertama anak-anak berbakat tidak selalu menonjol dari yang
berikutnya. Di tingkat sekolah menengah (SMA) dan di tingkat perguruan tinggi,
program pembelajaran dianggap sangat berguna untuk mengembangkan bakat anak dan
memberikan kesempatan untuk tumbuh.
6. Perbedaan Kesiapan Belajar
Perbedaan konteks lingkungan (sosial ekonomi dan sosial budaya)
mempengaruhi variasi motivasi belajar individu. Kesediaan belajar seseorang
dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain kematangan fisik, kematangan mental,
usia, status kesehatan, persepsi terhadap lingkungan dan pengalaman yang timbul dari
persepsi tersebut.

7
2.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perbedaan Individu
Menurut Rita Dun dala (Sugihartono, 2007) pelopor atau perintis bidang gaya belajar
yang lain malah mendapatkan banyak variabel yang berpengaruh terhadap gaya belajar
pelajar yakni sosiologis, fisik, emosi, serta lingkungan titik sebagian orang dapat belajar
dengan baik dalam ruangan dengan cahaya yang terang namun, adapun yang dapat belajar
dengan baik jika pencahayaannya suram. Faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan
individu, antara yaitu:
1. Faktor Keturunan (Heriditas)
Menurut para ahli biologi bahwa terjadinya individu adalah akibat bertemunya sel jantan
dan betina. Pada setiap spesies atau jenis makhluk jumlah dan bentuk kromosomnya selalu
sama dan bila spesiesnya berbeda, akan berbeda pula jumlah dan bentuk kromosomnya.
Bagian dari sel jantan saling berpasangan dengan gen dari gen betina dengan cara yang
berbeda-beda cara yang berbeda-beda inilah yang dapat menyebabkan perbedaan sifat
individu. Dengan adanya perbedaan sifat individu ini dapat menyebabkan terjadinya
perbedaan individu faktor keturunan.
2. Faktor Lingkungan /Keluarga
Lingkungan dalam arti luas meliputi lingkungan statis dan dinamis. Tempat dan situasi
alam lebih statis, sedangkan lingkungan sosial lebih dinamis. Lingkungan statis mempunyai
pengaruh atau dampak yang tentunya berbeda dengan individu dalam lingkungan tertentu
pada waktu tertentu, dan pengaruh lingkungan dinamis atau sosial juga mempengaruhi
orang yang tinggal di lingkungan tersebut.
3. Faktor Campuran
Dari uraian di atas ternyata bahwa bayi keturunan ataupun hereditas maupun faktor
lingkungan sangat berpengaruh terhadap perbedaan masing-masing individu.

8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Perbedaan individu dalam pendidikan menjelaskan perbedaan-perbedaan yang


berkaitan dengan perbedaan siswa dalam berfikir, berperasaan, dan bertindak dalam satu
kelas. Sifat individual adalah sifat yang berkatan dengan orang perorangan, berkaitan dengan
perbedaan individual perseorangan. Psikologi perbedaan individual menguji dan menjelaskan
bagaimana orang-orang berbeda dalam berpikir, berperasaan, dan bertindak.
3.2 Saran
Saya menyadari bahwa masih terdapat banyak kesalahan dalam makalah ini oleh
karena itu saya mohon kritik dan saran yang bersifat membangun untuk menyempurnakan
makalah ini. Saya sebagai penulis mengharapkan bahwa dengan adanya makalah ini bisa
menambah pengetahuan mengenai perperbedaan individual.

9
DAFTAR PUSTAKA
Marbun, S. M., Th, S., & PdK, M. (2018). Psikologi Pendidikan. Uwais Inspirasi
Indonesia.
Prof. Dr. Nur Hidayah, dkk.2017. PSIKOLOGI PENDIDIKAN. Malang. Universitas
Negeri Malang.
Suralaga, F. (2021). Psikologi Pendidikan: Implikasi dalam Pembelajaran.
Zagoto, M. M., Yarni, N., & Dakhi, O. (2019). Perbedaan Individu dari Gaya
Belajarnya Serta Implikasinya Dalam Pembelajaran. Jurnal Review
Pendidikan dan Pengajaran (JRPP), 2(2), 259-265.
Turhusna, D., & Solatun, S. (2020). Perbedaan Individu dalam Proses Pembelajaran.
As- Sabiqun, 2(1), 18-42.
Riswanti, C., Halimah, S., Magdalena, I., & Silaban, T. S. (2020). Perbedaan individu
dalam lingkup pendidikan. PANDAWA, 2(1), 97-108.

Anda mungkin juga menyukai