Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN PADA KASUS SOL INTRAKRANIAL

DENGAN KEBUTAHAN DASAR RASA AMAN DAN NYAMAN


DI RUANGAN TERATAI RSUD UNDATA PROVINSI
SULAWESI TENGAH

DI SUSUN OLEH :

NAMA : NOVIANTI
NIM : 2022031025

CI LAHAN CI INSTITUSI

Ns. I Putu Alit Yastika , S.Kep. Ns.Elifa Ihda Rahmayanti, S.Kep.,M.Kep


NIP. 19750712 200003 1 005 NIK. 20120901025

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


UNIVERSITAS WIDYA NUSANTARA
2022
BAB I
PENDAHULUAN
1. Defenisi
a. Rasa Nyaman
Kenyamanan merupakan suatu keadaan seseorang merasa sejahtera
atau nyaman baik secara mental, fisik maupun sosial (Keliat,
Windarwati,Pawirowiyono, & Subu, 2015). Gangguan rasa nyaman
merupakan suatu gangguan dimana perasaan kurang senang, kurang lega,
dan kurang sempurna dalam dimensi fisik , psikospiritual, lingkungan serta
sosial pada diri yang biasanya mempunyai gejala dan tanda minor
mengeluh mual (PPNI, 2016).
Kenyamanan menurut (Keliat dkk, 2015) dapat dibagi menjadi tiga
yaitu:
1. Kenyamanan fisik; merupakan rasa sejahtera atau nyaman secara fisik.
2. Kenyamanan lingkungan; merupakan rasa sejahtera atau rasa nyaman
yang dirasakan didalam atau dengan lingkungannya.
3. Kenyamanan sosial; merupakan keadaan rasa sejahtera atau rasa
nyaman dengan situasi sosialnya.
Kenyamanan atau rasa aman adalah suatu keadaan telah
terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman
(suatu kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan
(kebutuhan telah terpenuhi), dan transenden (keadaan tentang sesuatu yang
melebihi masalah dan nyeri). Ketidaknyamanan adalah keadaan ketika
individu mengalami sensasi yang tidak menyenangkan dalam berespon
terhadap suatu ransangan. Kenyamanan seharusnya dipandang secara
holistic yang mencakup empat aspek yaitu:
1. Fisik, berhubungan dengan sensasi tubuh.
2. Sosial, berhubungan dengan interpersonal keluarga, dan social.
3. Psikospiritual, berhubungan dengan kewaspadaan internal dalam diri
seorangyang meliputi harga diri, seksualitas dan makna kehidupan
4. Lingkungan, berhubungan dengan latar belakang pengalaman eksternal
manusia seperti cahaya, bunyi, temperature, warna, dan unsur ilmiah
lainnya. Meningkatkan kebutuhan rasa nyaman dapat diartikan perawat
telah memberikan kekuatan, harapan, hiburan, dukungan, dorongan,
dan bantuan.
b. Keamanan
Kebutuhan fisiologis yang terdiri dari kebutuhan terhadap oksigen,
kelembaban yang optimum, nutrisi, dan suhu yang optimum akan
mempengauhi kemampuan seseorang.
1. Oksigen
Bahaya umum yang ditemukan dirumah adalah sistem pemanasan
yang tidak berfungsi dengan baik dan pembakaran yang tidak
mempunyai sistem pembuangan akan menyebabkan penumpukan
karbondioksida.
2. Kelembaban
Kelembaban akan mempengaruhi kesehatan dan keamanan klien, jika
kelembaban relatifnya tinggi maka kelembaban kulit akan terevaporasi
dengan lambat.
3. Nutrisi
Makanan yang tidak disimpan atau disiapkan dengan tepat atau benda
yangdapat menyebabkan kondisi kondisi yang tidak bersih akan
meningkatkan resikoinfeksi dan keracunan makanan
c. Gangguan Rasa Nyaman Akibat Nyeri
Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak
menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual atau
potensial(Smatzler & Bare, 2002). Nyeri adalah suatu sensori subyektif dan
pengalaman emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan
kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dirasakan dalam
kejadian-kejadian dimana terjadi kerusakan IASP (dalam Potter & Perry,
2006). Nyeri adalah segalasesuatu yang dikatakan seseorang tentang nyeri
tersebut dan terjadi kapan saja seseorang mengatakan bahwa ia merasa
nyeri (Mc Caffery dalam Potter &Perry, 2006).

2. Etiologi
Faktor Resiko, tumor otak dapat terjadi pada setiap kelompok Ras,
insiden meningkat seiring dengan pertambahan usia terutama pada dekade
kelima, keenam dan ketujuh .faktor resiko akan meningkat pada orang yang
terpajan zat kimia tertentu ( Okrionitil, tinta, pelarut, minyak pelumas ),
namun hal tersebut belum bisa dipastikan. Pengaruh genetik berperan serta
dalam tibulnya tumor, penyakit sklerosis TB dan penyakit neurofibomatosis.
Penyebab lain seperti: Riwayat trauma kepal, Faktor genetik, Paparan zat
kimia yang bersifat karsinogenik, Virus tertentu, Defisiensi imunologi,
Congenital.

3. Patofisiologi
Tumor intrakranial jinak memiliki efek yang membahayakan karena
berkembang didalam rongga tengkorak yang berdinding kaku. Tumor
intrakranial ganas berarti pertumbuhan yang cepat, diferensiasi yang buruk,
selularitas yang bertambah, mitosis, nekrosis, dan proliferasi vaskular.
Namun, metastasis kedaerah ekstrakranial jarang terjadi. Gangguan neurologi
pada tumor otak biasanya dianggap disebabkan oleh dua faktor: gangguan
fokal akibat tumor dan kenaikan tekanan intrakranial.
Gangguan fokal terjadi apabila terdapat penekanan pada jaringan otak,
dan infiltrasi atau invasi langsung pada parenkim otak dengan kerusakan
jaringan neural. Tentu saja disfungsi terbesar terjadi pada tumor infiltratif
yang tumbuh paling cepat (yaitu glioblastoma multiforma). Perubahan suplai
darah akibat tekanan tumor yang bertumbuh menyebabkan nekrosis jaringan
otak. Gangguan suplai darah arteri pada umumnya bermanifestasi sebagai
hilangnya fungsi secara akut dan mungkin dapat dikacaukan dengan gangguan
serebro vaskular primer. Serangan kejang sebagai manifestasi perubahan
kepekaan neuron dihubungkan dengan kompresi, infasi, dan perubahan suplai
darah ke jaringan otak. Beberapa tumor membentuk kista yang juga menekan
parenkim otak sekitarnya sehingga memperberat gangguan neurologis fokal.
Peningkatan ICP dapat disebabkan oleh beberapa faktor: bertambahnya
massa dalam tengkorak, terbentuknya edema sekitar tumor, dan perubahan
sirkulasi cairan serebrospinal. Pertumbuhan tumor menyebabkan
bertambahnya massa karena tumor akan mendesak ruang yang relatif tetap
pada ruangan tengkorak yang kaku. Tumor ganas menimbulkan edema dalam
jaringan otak sekitarnya. Mekanisme belum begitu dipahami, tetapi diduga
disebabkan oleh selisih osmotik yang menyebabkan penyerapan cairan tumor.
Beberapa tumor dapat menyebabkan pendarahan. Obstruksi vena dan edeme
akibat kerusakan sawar darah otak, semuanya menimbulkan peningkatan
volume intrakranial dan ICP. Obstruksi sirkulasi CSF dari ventrikel lateralis
keruangan subaraknoid menimbulkan hidreosefalus.
Peningkatan ICP akan membahayakan jiwa bila terjadi cepat akibat
salah satu penyebab yang telah dibicarakan sebelumnya. Mekanisme
kompensasi memerlukan waktu berhari-hari atau berbulan-bulan untuk
menjadi efektif sehingga tidak berguna bila tekanan intrakranial timbul cepat.
Mekanisme kompensasi ini antara lain bekerja menurunkan volume darah
interkranial, volume CSF, kandungan cairan intrasel, dan mengurangi sel-sel
parenkim. Peningkatan tekanan yang tidak diobati mengakibatkan terjadinya
herniasi unkus timbul bila girus medialis lobus tempuralis tergeser ke inferior
melalui insisura tentorial oleh massa dalam hemisfer otak. Herniasi menekan
mesensefalon menyebabkan hilangnya kesadaran dan menekan saraf otak
ketiga. Pada herniasi serebelum, tonsil serebelum tergeser kebawah melalui
foramen magnum oleh suatu massa posterior. Kompresi medula oblongata dan
henti nafas terjadi dengan cepat. Perubahan fisiologi selain yang terjadi akibat
peningkatan ICP yang cepat adalah beradikardia progresif, hipertensi
sistemik, dan gagal nafas.
4. Manifestasi Klinis
a. Tanda dan gejala peningkatan TIK :
1) Sakit kepala
2) Muntah
3) Papiledema
4) Gejala terlokalisasi ( spesifik sesuai dengan dareh otak yang terkena )
b. Tumor korteks motorik ; gerakan seperti kejang kejang yang terletak pada
satu sisi tubuh ( kejang jacksonian )
c. Tumor lobus oksipital ; hemianopsia homonimus kontralateral ( hilang
Penglihatan pada setengah lapang pandang , pada sisi yang berlawanan
dengan tumor ) dan halusinasi penglihatan
d. Tumor serebelum ; pusing, ataksia, gaya berjalan sempoyongan dengan
kecenderungan jatuh kesisi yang lesi, otot otot tidak terkoordinasi dan
nistagmus ( gerakan mata berirama dan tidak disengaja )
e. Tumor lobus frontal ; gangguan kepribadia, perubahan status emosional
dan tingkah laku, disintegrasi perilaku mental., pasien sering menjadi
ekstrim yang tidak teratur dan kurang merawat diri
f. Tumor sudut serebelopontin ; tinitus dan kelihatan vertigo, tuli ( gangguan
saraf kedelapan ), kesemutan dan rasa gatal pada wajah dan lidah ( saraf
kelima ), kelemahan atau paralisis ( saraf kranial keketujuh ), abnormalitas
fungsi motorik.
g. Tumor intrakranial bisa menimbulkan gangguan kepribadian, konfusi,
gangguan bicara dan gangguan gaya berjalan terutam pada lansia.
( Brunner & Sudarth, 2003 ; 2170 )
5. Komplikasi
Komplikasi setelah pembedahan dapat disebabkan efek depresif anestesi
narkotik dan imobilitas. Echymosis dan edema periorbital umumnya terjadi
setelah pembedahan intracranial. Komplikasi khusus / spesifik pembedahan
intrakranial tergantung pada area pembedahan dan prosedur yang diberikan,
misalnya:
a. Kehilangan memory
b. Paralisis
c. Peningkatan ICP
d. Kehilangan / kerusakan verbal / berbicara
e. Kehilangan / kerusakan sensasi khusus
f. Mental confusion
Peningkatan TIK yang disebabkan edema cerebral / perdarahan
adalah komplikasi mayor pembedahan intrakranial, memfestasi
klinik :
a. Perubahan visual dan verbal
b. Perubahan kesadaran (level of conciousnes/LOC) berhubungan
dengan sakit kepala
c. Perubahan pupil
d. Kelemahan otot / paralysis
e. Perubahan pernafasan
6. Pemeriksaan Fisik Dan Penunjang
a. Pemeriksaan Fisik
1. Sirkulasi
Gejala : Adanya riwayat kardiopatologi, seperti endokarditis
Tanda : TD : meningkat
Nadi : Menurun (berhubungan dengan peningkatan TIK dan
pengaruh pada vasomotor).
2. Eliminasi
Gejala : Tidak ada, dan Tanda : adanya inkonteninsia dan atau
retensi.
3. Nutrisi
Gejala : Kehilangan nafsu makan, disfagia (pada periode akut)
Tanda : Anoreksia, muntah, turgor kulit jelek, membran mukosa
kering.
4. Hygiene
Gejala : -) , dan Tanda : Ketergantungan terhadap semua kebutuhan,
perawatan diri (pada periode akut).
5. Neurosensori
Gejala : Sakit kepala, parestesia, timbul kejang, gangguan
penglihatan. Tanda : Penurunan status mental dan kesadaran.
Kehilangan memori, sulit dalam keputusan, afasia, mata : pupil
unisokor (peningkatan TIK), nistagmus, kejang umum lokal.
6. Nyeri / kenyamanan
Gejala : Sakit kepala mungkin akan diperburuk oleh ketegangan,
leher / pungung kaku.
Tanda : Tampak terus terjaga, menangis / mengeluh.
7. Pernapasan
Gejala : Adanya riwayat infeksi sinus atau paru
Tanda : Peningkatan kerja pernapasan (episode awal). Perubahan
mental (letargi sampai koma) dan gelisah
8. Keamanan
Gejala : adanya riwayat ISPA / infeksi lain meliputi : mastoiditis,
telinga tengah, sinus abses gigi, infeksi pelvis, abdomen ataukulit,
fungsi lumbal, pembedahan, fraktur pada tengkorak / cedera kepala.

b. Pemeriksaan Penunjang
1. CT Scan : Memberi informasi spesifik mengenal jumlah, ukuran,
kepadatan, jejas tumor, dan meluasnya edema serebral sekunder
serta memberi informasi tentang sistem vaskuler.
2. MRI : Membantu dalam mendeteksijejas yang kecil dan tumor
didalam batang otak dan daerah hiposisis, dimana tulang menggangu
dalam gambaran yang menggunakan CT Scan
3. Biopsi stereotaktik : Dapat mendiagnosa kedudukan tumor yang
dalam dan untuk memberi dasar pengobatan seta informasi prognosi.
4. Angiografi : Memberi gambaran pembuluh darah serebal dan letak
tumor
5. Elektroensefalografi (EEG) : Mendeteksi gelombang otak abnormal
pada daerah yang ditempati tumor dan dapat memungkinkan untuk
mengevaluasi lobus temporal pada waktu kejang (Doenges, 2000).

7. Penatalaksanaan Medis
Tumor otak yang tidak terobati menunjukkan ke arah kematian, salah
satu akibat peningkatan TIK atau dari kerusakan otak yang disebabkan oleh
tumor. Pasien dengan kemungkinan tumor otak harus dievaluasi dan diobati
dengan segera bila memungkinkan sebelum kerusakan neurologis tidak dapat
diubah. Tujuannya adalah mengangkat dan memusnahkan semua tumor atau
banyak kemungkinan tanpa meningkatkan penurunan neurologik (paralisis,
kebutaan) atau tercapainya gejala-gejala dengan mengangkat sebagian
(dekompresi).
a. Pendekatan pembedahan (craniotomy)
Dilakukan untuk mengobati pasien meningioma, astrositoma kistik
pada serebelum, kista koloid pada ventrikel ke-3, tumor kongenital seperti
demoid dan beberapa granuloma. Untuk pasien dengan glioma maligna,
pengangkatan tumor secara menyeluruh dan pengobatan tidak mungkin,
tetapi dapat melakukan tindakan yang mencakup pengurangan TIK,
mengangkat jaringan nefrotik dan mengangkat bagian besar dari tumor
yang secara teori meninggalkan sedikit sel yang tertinggal atau menjadi
resisten terhadap radiasi atau kemoterapi.
b. Pendekatan kemoterapy
Terapi radiasi merupakan dasar pada pengobatan beberapa tumor
otak, juga menurunkan timbulnya kembali tumor yang tidak lengkap
transplantasi sumsum tulang autologi intravens digunakan pada beberapa
pasien yang akan menerima kemoterapi atau terapi radiasi karena keadaan
ini penting sekali untuk menolong pasien terhadap adanya keracunan
sumsum tulang sebagai akibat dosis tinggi radiasi.
Kemoterapi digunakan pada jenis tumor otak tertentu saja. Hal ini
bisa digunakan pada klien :
1) Segera setelah pembedahan/tumor reduction kombinasi dengan terapi
radiasi
2) Setelah tumor recurance
3) Setelah lengkap tindakan radiasi
c. Pendekatan stereotaktik
Stereotaktik merupakan elektroda dan kanula dimasukkan hingga
titik tertentu di dalam otak dengan tujuan melakukan pengamatan
fisiologis atau untuk menghancurkan jaringan pada penyakit seperti
paralisis agitans, multiple sklerosis & epilepsy. Pemeriksaan untuk
mengetahui lokasi tumor dengan sinar X, CT, sedangkan untuk
menghasilkan dosis tinggi pada radiasi tumor sambil meminimalkan
pengaruh pada jaringan otak di sekitarnya dilakukan pemeriksaan
Radiosotop (III) dengan cara ditempelkan langsung ke dalam tumor.

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian Keperawatan

Data-data yang dikumpul atau dikaji meliputi :


1. Data Umum Secara umum pengkajian dimulai dengan mengumpulkan
data tentang biodata pasien (umur, jenis kelamin, alamat, pekerjaan,
pendidikan) Umur pasien bisa menunjukkan tahap perkembangan pasien
baik secara fisik maupun psikologis, jenis kelamin dan pekerjaan perlu
dikaji untuk mengetahui hubungan dan pengaruhnya terhadap terjadinya
masalah/penyakit, dan tingkat pendidikan dapat berpengaruh terhadap
pengetahuan klien tentang masalahnya/penyakitnya.
2. Keluhan Utama Dan Riwayat Keluhan Utama Merupakan keluhan yang
dirasakan pasien, sehingga menjadi alasan pasien dibawa ke Rumah Sakit.
3. Riwayat Penyakit (Keluhan) Sekarang Merupakan kronologis dari
penyakit yang diderita saat ini mulai awal hingga di bawa ke RS secara
lengkap meliputi:
a. P : Provocative or Palliative :
1) Apa penyebab timbulnya keluhan atau gejala…?
2) Hal apakah yang memperberat dan mengurangi keluhan…?
3) Apa yang dilakukan pada saat gejala mulai dirasakan…?
4) Keluhan psikologis yang dirasakan…?
b. Q : Quality or Quantity :
1) Bagaimana gambaran sifat keluhan yang dirasakan, dilihat,
didengar…?
2) Seberapa sering merasakan keluhan tersebut…?
c. R : Region or Radiation :
1) Dimana lokasi atau area yang dikeluhkan…?
2) Bagaimana penjalaran keluhannya…?
d. S : Skala or Severity :
1) Bagaimana skala yang dirasakan jika keluhan kambuh skala 1 –
10…?
e. T : Timing and Treatment:
1) Kapan keluhan mulai dirasakan…?
2) Apakah keluhan terjadi mendadak atau bertahap…?
3) Seberapa lama keluhan berlangsung ketika kambuh…?
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Dalam pengkajian ini, perawat perlu mengetahui data-data mengenai
rekam kesehatan pasien masuk rumah sakit.
5. Riwayat Penyakit Keluarga
Menanyakan riwayat penyakit keluarga adalah salah satu bagian dari
anamnesis. Informasi yang diperoleh dari anamnesis merupakan bagian
yang penting dalam menentukan diagnosis. Perawat perlu mengkaji
tentang faktor herediter atau riwayat kanker pada keluarga.

B. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul

1. Nyeri Kronis
2. Gangguan Komunikasi Verbal
3.  Gangguan Rasa Nyaman
C. Rencana Keperawatan
NO DIANGOSA KRITERIA HASIL INTERVENSI
DX KEPERAWATAN
1 Nyeri kronis Setelah dilakukan intervensi1. Manajemen Nyeri
berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 jam 1. Identifikasi skala nyeri
infiltrasi tumor maka tingkat nyeri menurun dengan Untuk mengetahuin tingkat nyeri yang dirasakan pasien
kriteria hasil : 2. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
 1. Keluhan nyeri menurun   Mengurangi tingkat nyeri pasien dengan cara mengurangi suhu
 2. Gelisah menurun ruangan, pencahayaan dan kebisingan.
 3. Meringis menurun   3. Jelaskan strategi meredahkan nyeri
  Ajarkan keluarga cara meredahkan nyeri menggunakan
kompres hangat
4. Kolaborasi pemberian analgetik

2 Gangguan komunikasi Setelah dilakukan intervensi


  Promisi komunikasi : Defisit
verbal berhubungan keperawatan selama 3x24 jam 1. Monitor proses kongnitif, anatomi dan fisiologi berkaitan
dengan gangguaan maka komunikasi verbal meningkat dengan bicara
penurunan sirkulasi dengan kriteria hasil : Untuk mengetahui proses kognitif, anatomi dan fisiologi
serebral  1. Kemampuan berbicara meningkat dalam berbicara
 2. Kemampuan mendengar
NO DIANGOSA KRITERIA HASIL INTERVENSI
DX KEPERAWATAN
meningkat Untuk mengetahui memori pasien
 3. Kontak mata meningkat Untuk mengetahui pendengaran pasien
 2. Ulangi apa yang disampaikan pasien
Sebagai bentuk dukungan dan memperbaiki kesalahan
3. Anjurkan berbicara perlahan
Sebagai permulaan latihan dilakukan perlahan untuk
memperoleh komunikasi yang baik
4. Rujuk ke ahli patologi bicara atau terapis
Untuk mempercepat penyembuhan dan mendapatkan
penanganan yang tepat

3 Gangguan rasa nyaman Setelah dilakukan intervensi3. Manajemen Nyeri
berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 jam 1. Identifikasi skala nyeri
gangguan stimulus maka tingkat nyeri menurun dengan Untuk mengetahuin tingkat nyeri yang dirasakan pasien
lingkungan kriteria hasil : 4. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
 1. Keluhan nyeri menurun   Mengurangi tingkat nyeri pasien dengan cara mengurangi suhu
 2. Gelisah menurun ruangan, pencahayaan dan kebisingan.
NO DIANGOSA KRITERIA HASIL INTERVENSI
DX KEPERAWATAN
 3. Meringis menurun   3. Jelaskan strategi meredahkan nyeri
 Ajarkan keluarga cara meredahkan nyeri menggunakan
kompres hangat
5. Kolaborasi pemberian analgetik
D. Implementasi
Implementasi merupakan tahap ke empat dari proses keperawatan
yang dimulai setelah perawat menyusun rencana keperawatan.
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
oleh perawat untuk membantu pasien dari masalah status kesehatan yang
dihadapi kestatus kesehatan yang baik yang menggambarkan kriteria hasil
yang diharapkan. Proses pelaksanaan implementasi harus berpusat kepada
kebutuhan pasien, faktor-faktor lain yang mempengaruhi kebutuhan
keperawatan, strategi implementasi keperawatan, dan kegiatan
komunikasi.

E. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah akhir dari proses keperawatan.
Evaluasi adalah kegiatan yang disengaja dan terus menerus dengan
melibatkan pasien, perawat dan anggota tim kesehatan lainnya (Padila,
2018). Menurut Setiadi (2018) dalam buku Konsep & penulisan Asuhan
Keperawatan, Tahap evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan
terencana tentang kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan,
dilakukan dengan cara berkesinambungan dengan melibatkan pasien,
keluarga, dan tenaga kesehatan lainnya.
Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan pasien dalam
mencapai tujuan yang disesuaikan dengan kriteria hasil pada tahap
perencanaan.
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth (2003). Keperawatan Medical-Bedah Vol 2. Penerbit : Buku


Kedokteran EGC. Jakarta.

Doenges M.E, Moorhouse M.F & Geissler A.C (2009). Rencana Asuhan
Keperawatan Pedoman Untuk Perencanaan Dan Pendokumentasin
Perawatan Pasien. Edisi 3. Penerbit : Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

McPhee, S. J., & Ganong, W. F. (2012). Patofisiologi penyakit pengantar menuju


kedokteran klinis. Jakarta: EGC. Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. (2013).
Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol
2. Alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester, Yasmin asih,
Penerbit : Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Price, S. A., & Wilson, L. M. (2012), Patofisiologi Konsep Klinis Proses _ Proses
Penyakit, Penerbit : Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Kelia dkk, 2015Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Ed 8 Vol 3 , EGC, jakarta
Doenges . EM. Rencana Asuhan Keperawatan.Jakarta : EGC.

Setiadi .2018 Buku Konsep & penulisan Asuhan Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika

Anda mungkin juga menyukai