Jl. Kecak No. 9A Gatot Subroto Timur, Denpasar – Bali 80239, Telp./Fax. (0361) 427699
Website: www.stikeswiramedika.ac.id e-mail: stikes_wikabali@yahoo.co.id
Keluhan Utama : pasien mengalami penurunan kesadaran karena kecelakaan lalu lintas
Vesikuler
O : R :
P : S :
Q : T :
Alergi :
HISTORY
3. Pola Koping
Tidak terkaji karena pasien mengalami penurunan kesadaran
4. Pola Interaksi
Keluarga pasien mengatakan pasien tidak sulit berinteraksi dengan lingkungan
sekitarnya baik dengan keluarga maupun tetangganya
5. Stres Koping
Keluarga pasien mengatakan ketika pasien stres biasanya menceritakan
masalahnya kepada keluarganya.
Masalah Keperawatan: -
Respirasi meningkat
Hiperventilasi
Suplai O2 ke otak
terganggu
Hipoksia jaringan
Edema serebral
a. Prioritas Diagnosa
1. Pola Napas Tidak Efektif (D.0005) berhubungan dengan gangguan neurologis (cedera
kepala) ditandai dengan pasien mengalami penurunan kesadaran, kesadaran: koma, terpasang
OPA,TD: 110/70 mmHg, RR: 25 x/menit, S: 36,50C, N: 115 x/mnt, saturasi O2: 92%, pola
napas cepat (takipnea),terdapat retraksi otot bantu nafas.
2. Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif (D.0017) berhubungan dengan cedera kepala ditandai
dengan pasien mengalami penurunan kesadaran, GCS 3 (E1M1V1) kesadaran: koma,
terdapat racoon eyes, pupil unisokor, TD: 110/70 mmHg, RR: 25 x/menit, S: 36,50C, N: 115
x/mnt, saturasi O2: 92%
b. Rencana Perawatan
No.
Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Dx
1 Setelah dilakukan SLKI : Pola Napas SIKI : Manajemen 1. Dengan
tindakan (L.01004) Jalan Napas (I.01011) mengetahui
keperawatan 1x4 1. Pasien tidak 1. Monitor pola napas frekuensi irama
jam diharapkan mengalami (frekuensi, dan kedalaman
pola napas pasien dispnea kedalaman, usaha nafas kita dapat
efektif 2. Frekuensi napas) memberikan
pernafasan 2. Monitor bunyi napas terapi yang tepat
dalam batas tambahan (mis. untuk klien
normal 16- Gurgling, mengi, 2. Bunyi napas
20x/menit weezing, ronkhi tambahan
3. Tidak kering) menandakan
menggunakan 3. Monitor sputum adanya sumbatan
otot bantu napas (jumlah, warna, pada jalan napas
4. Tidak ada aroma) pasien
pernafasan 4. Pertahankan 3. Jumlah, warna
cuping hidung kepatenan jalan dan aroma
napas dengan head- sputum dapat
tilt dan chin-lift (jaw- mengindikasikan
thrust jika curiga adanya gangguan
trauma cervical) pada paru-paru
5. Posisikan semi- pasien.
Fowler atau Fowler 4. Menjaga agar
6. Lakukan fisioterapi jalan napas pasien
dada, jika perlu tetap paten,
7. Lakukan sehingga oksigen
penghisapan lendir dapat masuk ke
kurang dari 15 detik dalam tubuh
8. Keluarkan sumbatan 5. Posisi semi
benda padat dengan fowler berfungsi
forsep McGill meningkatkan
9. Berikan oksigen, jika dorongan pada
perlu diafragma
10. Anjurkan asupan sehingga
cairan 2000 ml/hari, meningkatkan
jika tidak ekspansi dada dan
kontraindikasi. ventilasi paru
11. Ajarkan teknik 6. Fisioterapi
batuk efektif digunakan agar
12. Kolaborasi pasien dapat
pemberian mengeluarkan
bronkodilator, sputum yang
ekspektoran, menyumbat jalan
mukolitik, jika napas pasien
perlu. 7. Penghisapan
lendir dilakukan
untuk
membebaskan
jalan napas yang
mungkin
tersumbat oleh
lendir dalam jalan
napas
8. Sumbatan benda
dapat meghambat
jalan nafas.
9. Pemberian
oksigen dilakukan
agar kebutuhan
oksigen tetap
terpenuhi
10. Pemberian asupan
cairan untuk
menjaga
keseimbangan
cairan pasien.
11. Mengajarkan
batuk efektif
memiliki tujuan
agar pasien dapat
mengeluarkan
sputum secara
mandiri
12. Bekerja dengan
cara melebarkan
bronkus (saluran
pernapasan) dan
merelaksasi otot-
otot pada saluran
pernapasan,
sehingga aliran
udara dari dan ke
paru-paru dapat
lebih lancar.