Anda di halaman 1dari 4

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYEKH NURJATI, CIREBON

UJIAN TENGAH SEMESTER


SEMESTER GENAP 2021
Nama : Adelita Febyani
NIM : 2008306040
Mata Kuliah : Studi Al-Qur’an
SKS :2
Prodi : BKI
Semester/Kelas :2/B
Dosen Pengajar : Mohamad Yahya, M.Hum

SOAL

1. Apa definisi al-Qur’an menurut al-Qur’an sendiri? Bagaimana penjelasannya?


2. Al-Qur’an diyakini sebagai kalam Tuhan oleh sebagian besar masyarakat muslim.
Bagaimana argumentasinya? Bagaimana pandangan saudara terkait hal tersebut?
3. Bagaimana al-Qur’an membicarakan tentang penurunan dirinya sendiri? Jelaskan!
4. Al-Qur’an diyakni oleh masyarakat muslim sebagai mukjizat bagi Nabi Muhammad
saw. Jelaskan dengan singkat perkembangan konsep mukjizat dari masa ke masa.
5. Al-Qur’an “resmi” di Indonesia terdiri dari 3 bentuk; Bombay, Bahriyah, Braille, dan
Digital. Gambarkan masing-masing bentuk tersebut dengan jelas!
JAWABAN

1. Al-Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW
melalui perantara malaikat Jibril dan disampaikan kepada umat manusia untuk
dijadikan pedoman dalam kehidupan di dunia ini. Al-Qur’an menjelaskan sendiri
bahwa isi dari Al-Qur’an adalah sebuah petunjuk. Terkadang juga dapat berisi cerita
mengenai kisah bersejarah, dan menekankan pentingnya moral. Al-Qur’an digunakan
bersama dengan hadis untuk menentukan hukum syari'ah. Membaca Al-Qur’an
merupakan ibadah kepada Allah SWT.. Al- Qur’an dalam pengertian bacaan ini
misalnya terdapat dalam firman Allah SWT:

ُ‫ِإ َّن َعلَ ْينَا َج ْم َعهۥُ َوقُرْ َءانَ ۥه‬

ُ‫فَِإ َذا قَ َرْأ ٰنَهُ فَٱتَّبِ ْع قُرْ َءانَ ۥه‬

“Sesungguhnya atas tanggungan Kami-lah mengumpulkannya (di dadamu) dan


(membuatmu pandai) membacanya. Apabila Kami telah selesai membacakannya,
maka ikutilah bacaannya itu.” (Q.S. Al- Qiyâmah 75:17-18).

2. Al-Qur’an adalah kalam Allah yang tiada tandingannya, diturunkan kepada Nabi
Muhammad saw penutup para nabi dan rasul, dengan perantaraan malaikat Jibril,
ditulis dalam mushaf-mushaf yang disampaikan kepada kita secara mutawatir, serta
mempelajarinya merupakan suatu ibadah. Al-Qur’an diturunkan oleh Allah kepada
Nabi Muhammad SAW yang berada di lingkungan masyarakat Arab yang terkenal
dengan kepiawaiannya dalam membuat syair, puisi, dan bidang sastra lainnya.
Kumpulan wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW disebut al-Qur’an,
yang merupakan pembawa rahmat bagi alam semesta dan petunjuk bagi manusia
dalam hidup dan kehidupannya. Al-Qur’an memberikan petunjuk dalam persoalan-
persoalan aqidah, syari’ah dan akhlaq dengan jalan meletakkan dasar-dasar prinsipil
mengenai persoalan-persoalan. Al-Qur’an diturunkan oleh Allah kepada Nabi
Muhammad saw yang berada di lingkungan masyarakat Arab yang terkenal dengan
kepiawaiannya dalam membuat syair, puisi, dan bidang sastra lainnya. Demikian
semaraknya bergelut dengan sastra sampai-sampai diadakan suatu perlombaan yang
diselenggarakan secara resmi di pasar-pasar sastra. Dalam situasi dan kondisi yang
demikian itu, al-Qur’an diturunkan oleh Allah SWT dengan gaya bahasa sastra yang
tidak tertandingi oleh siapapun. Bahkan al-Qur’an sendiri menantang siapa saja yang
merasa mampu menandingi keindahan bahasa dan sastra dengan membuat semisal al-
Qur’an bahkan satu surat saja padahal banyak orang yang pernah mencoba membuat
tandingan al-Qur’an seperti Musailamah al-Kazzab. Al-Qur’an mampu membaca
perkembangan zaman dan sama sekali tak ada pertentangan di dalamnya. Hal ini
membuktikan bahwa Al-Qur’an murni dari Allah dan bukan hasil karangan nabi
Muhammad. Nabi hanya menyampaikan apa yang telah diwahyukan padanya, jika
memang Nabi yang mengarang Al-Qur’an maka pasti ada yang keliru dan prediksinya
tidak mungkin bisa benar semua apalagi yang terkait sesuatu yang belum ia ketahui
secara pasti. Dan tidak mungkin beliau yang hidup di lingkungan yang terkebelakang
mampu memberikan informasi yang jauh mendahului zamannya. Maka sudah pasti,
al-quran itu bukan karangan manusia. Setiap firman-nya itu berasal dari Allah SWT.

3. Al-Qur’an yang diturunkan dalam masa 23 tahun, atau tepatnya dua puluh dua tahun
dua bulan dua puluh dua hari, yang terdiri dari 114 surat, 30 juz, dan susunannya
ditentukan oleh Allah dengan cara tawqifi, tidak mengggunakan metode-metode
sebagaimana metode-metode penyusunan buku-buku ilmiah. Dalam surat al-Baqarah
ayat 185, bahwa dengan diturunkan al-Qur’an pertama kali pada bulan Ramadhan
berisi tentang petunjuk bagi umat manusia, serta penjelasan tentang petunjuk tersebut.
Di dalamnya terkandung pula kriteria atau tolak ukur yang membedakan segala
sesuatu. Tertera pula dalam al-Qur'an surat An-Nahl ayat 14 yang artinya “Kami telah
turunkan kepadamu adz-Dzikr (al-Qur’an) untuk kamu terangkan kepada manusia
apa-apa yang diturunkan kepada mereka, agar mereka berpikir” (QS. An-Nahl:14).
Al-Qur’an merupakan petunjuk bagi manusia menyangkut tuntunan yang berkaitan
dengan aqidah, dan penjelasan mengenai petunjuk itu dalam hal rincian syariat,
dengan diturunkannya al-Qur’an pada bulan ramadhan, mengisyaratkan bahwa sangat
dianjurkan untuk membaca dan mempelajari al-Qur’an selama bulan ramadhan, dan
yang mempelajarinya diharapkan memperoleh petunjuk serta memahami dan
menerapkannya penjelasan-penjelasannya.

4. Pertama, terkait langsung dengan sendiri dan juga dengan pengalihan pandangan yang
dilakukan seseorang dari hal-hal yang bertentangan dengan Al-Qur’an. Pada saat itu
tidak ada perbedaan di kalangan orang-orang yang berakal bahwa Al-Qur’an memiliki
kemukjizatan. Namun mereka berselisih pendapat dalam aspek kemukjizatannya.
Secara global aspek tersebut terdapat dalam kalam qadim Allah SWT yang
merupakan sifat esensi, sebab masyarakat arab dibebankan untuk mengalahkannya
namun tidak mampu menandinginya. Sedangkan mayoritas ulama mengatakan bahwa
aspek kemukjizatan Al-Qur’an terjadi dengan indikator (penunjuk) atas kalam qadim
Allah SWT melalui kata-kata. Kemukjizatan yang terkait dengan Al-Qur’an sendiri
bisa diamati dan dielaborasi melalui segi kefasihannya, balaghah, penjelasan dan juga
kandungan maknanya. Kedua, dapat berkembang sesuai dengan pemahaman
seseorang terhadap makna-makna yang tersirat dari Al-Qur’an, dengan melalui
pengamatan secara seksama dan pembuktian yang terkait dengan perkembangan
kehidupan manusia melalui peradaban dan perkembangan masa. Berdasarkan hal
itulah kemukjizatan Al-Qur’an semakin tumbuh dengan pengamatan masing-masing
ulama seiring dengan perkembangan zaman yang didasarkan pada ketentuan dan
pedoman Al-Qur’an. Kemukjizatan yang bisa dirasakan oleh umat manusia,
khususnya umat Islam adalah sebagaimana yang dikatakan pemikir dari Mesir,
Fatimah Ismail. Dia mengatakan bahwa kemukjizatan Al-Qur’an berada pada
rasionalitas yang dibangun di dalamnya. Artinya Al-Qur’an mengajak dan memotivasi
manusia agar senantiasa menggunakan akalnya melalui bahasa yang disampaikan oleh
Al-Qur’an
5. Bombay, Bahriyah, Braille, dan Digital
 Al-Qur'an cetakan bombay, pada tahun 1880-an cetakan Bombay menjadi
ikon di Indonesia. Mushaf jenis ini biasanya digunakan oleh para hafidz
Al-Qur'an dikarenakan dinilai lebih memudahkan dalam menghafal.
Dengan penerbit pertama Abdullah Afif Cirebon sampai dengan Al-Maarif
Bandung. Kelebihannya pada bagian iluminasi dan teks tambahan baik
dibagian awal maupun akhir. Teknik pengumpulan data menggunakan
dokumentasi inventarisasi mushaf Al-Qur’an cetak lama yang berada di
tempat-tempat kuno dan juga dikolaborasi dengan menggunakan metode
wawancara.
 Al-Qur’an cetakan Bahriyah, yang berpola ayat pojok yaitu sudut pojok
bawah-kiri. Teks ayat yang tidak bersambung ke halaman berikutnya yang
bisa memudahkan para penghafal Al-Qur’an untuk muraja'ah. Ciri lainnya
seperti setiap halaman mushaf terdiri atas 15 baris tulisan, ayat selalu
berakhir di setiap halaman, setiap madd tabi'i tidak diberi tanda sukun,
bacaan idgam tidak diberi tanda tasydid juga iqlab tidak diberi mim kecil
atau iqlab, kata-kata tertentu menggunakan rasm uṡmānī (aṣ-ṣalāh, az-
zakāh) namun sebagian lain menggunakan imla’i (al-kitāb, razaqnāhum),
Ha’ damir tidak menggunaka kasrah tegak dan dammah terbalik.
 Al-Qur’an cetakan Braille, merupakan salah satu varian Mushaf Standar
Indonesia yang ditulis dengan simbol Braille dan telah dibakukan serta
diperuntukkan bagi para tunanetra atau orang-orang yang mempunyai
gangguan penglihatan (visually impaired people). Simbol atau kode
Braille terbentuk dari 6 titik timbul (six raised dots) yang tersusun dalam
dua kolom berbentuk empat persegi panjang (rectangle) dan masing-
masing kolom berisi 3 titik seperti susunan dalam kartu domino. Ditulis
dengan simbol Arab Braille (Arabic Braille codes) hasil standarisasi yang
dilakukan Unesco pada tahun 1951 di Beirut Lebanon. Sistem Arab Braille
tidak mengenal huruf kecil atau huruf besar, karena kode Braille yang
digunakan berukuran sama.

Anda mungkin juga menyukai