Anda di halaman 1dari 2

Nama : Dini Wahyu Mulyasari

NIM : S812102002
Mata kuliah : Teknologi Kinerja
Tanggal : 3 Oktober 2021
Tema : Intervensi Manajemen Mutu Terpadu
1. Fungsi Unit “Intervensi Manajemen Mutu Terpadu”
Fungsi MMT (Total Quality Manajemen) ini menjelaskan prinsip dasar dari
manajemen mutu, yakni Kaizen (Contious Improvemen atau perbaikan berkelanjutan).
Kaizen adalah upaya dari organisasi atau seseorang untuk selalu terus menerus mencapai
dan memelihara prestasi itu sendiri.
2. Total Quality Management
MMT terkait erat dengan upaya peningkatan kinerja tidak langsung dalam Kawasan
organisasi. Secara teknis, MMT sebagai faslsafah dan busaya organisasi yang bersifat
intervensi tersirat demi melestarikan nilai terbaik organisasi yang perlu disadari oleh
semua pihak dalam organisasi tersebut.
Definisi mutu secara umum dalam buku Kaizen adalah “Quality is anything that can
be improved”. Sedangkan menurut sallis “Quality in this sense about being measured
against criteria. it is not an end its self, but a means by which the end product is judged
as being up to (or not to up) standard”.

Prinsip Kaizen, Meningkatkan mutu, (segala pekerjaan dan profesi) adalah kewajiban
setiap orang. Namun tugas pemimpin ialah menumbuhkan dan mengingatkan kepada
seluruh karyawan. Menjadikan Mutu sebagai budaya dalam organisasi (selalu berusaha
menjadi lebih baik setiap saat). Kaizen didalamnya mencakup tentang Total Quality
Control, Zero Defect, Kamban, serta perilaku kerja dengan semangat bekerja keras dan
menumbuhkan prestasi kerja yang berdampak tehadap kemajuan pesat industry mereka.

Kaitan Mutu dengan Jasa

MMT diterapkan untuk mengukur sejauh mana produk atau jasa memenuhi kriteria atau
patokan tertentu. Dari sudut pandang ekonomi, Produk adalah sesuatu yang dihasilkan
oleh seseorang dalam bentuk kebendaan yang memiliki nilai jual dan memenuhi kepuasan
pelanggan. Jasa adalah suatu tugas atau pekerjaan yang dilakukan seseorang atas
permintaan seorang pelanggan dengan cara berinteraksi langsung antara keduanya, maka
subjektifitas terhadap mutu jasa sendiri sangat besar atau dikatakan presepsi mutu.
Prinsip MMT 1 Berorientasi Kepada Pelanggan karena pelanggan adalah seseorang
yang menentukan nasib dari suatu prduk tertentu.

Prinsip MMT 2 Quality Control pemeriksaan barang yang dilakukan pasca produksi dan
Quality Assurance yakni tindakan preventif dengan menjaga kualitas barang sebelum dan
selama proses produksi.

3. Konsep Benchmark. Kegiatan terkait penentuan mutu sesuatu produk atau jasa
organisasi dengan acuanya.
Evolusi Benchmark: 1) Rekayasa terbalik (penentuan Benchmark berdasarkan
keberadaan produk terbaik yang ditawarkan menurut mekanisme pasar). 2) Competitive
Benchmark (pesaing dari pasar akan tetapi terhadap proses), 3) Process Benchmarking,
(belajar dari pihak lain di luar organisasi), 4) menerapkan prinsip evaluasi sistemik, 5)
konsep globalisasi, dengan kemajuan IPTEK, 6) proses belajar di organisasi, dengan
meningkatkan kompetensi dan kreativitas karyawan, 7) perubahan budaya dan falsafah
organisasi.
Kategori Benchmarking: 1) Metric Benchmarking (membandingkan kinerja yang
dianggap sama-sama penting), 2) Process Benchmarking (membandingkan secara
mendalam), 3) Diagnostic Benchmarking (mendeteksi dan menentukan hal-hal yang
harus diperbaiki).
Zero Defect: MMT sebagai sesuatu yang bebes namun dengan rambu kesempurnaan.
Fishbone Diagram: berisi tentang sebab akibat dari MMT atau Quality Improvement.
Kepala ikan menunjukkan efek atau tujuan yang harus dicapai dalam kegiatan MMT,
rangka ikan menunjukkan Rincian penyebab yang harus diselesaikan debagai masalah,
tulang ikan menunjukkan sub masalah yang muncul dan duri ikan menunjukkan bagian
teknis dari sub masalah.

Anda mungkin juga menyukai