Makalah Kel.2 Hukum Pajak
Makalah Kel.2 Hukum Pajak
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
PIH-F/5
Assalamu’alaikum wr.wb.
Segala puji dan syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas rahmat dan
karunia-Nya yang tiada terkira. Semoga kita insan yang dhoif ini bisa selalu
istiqomah terhadap apa yang telah digariskan-Nya. Semoga kita selalu dalam ridha-
Nya. Shalawat beriring salam setulus hati kepada baginda Nabi Muhammad dan ahlul
baitnya (Shallallâhu ‘alaihi wa âlihi wa sallam), sang reformis agung peradaban dunia
yang menjadi inspiring leader dan inspiring human bagi umat di seluruh belahan
dunia. Semoga syafa’atnya kelak menaungi kita di hari perhitungan kelak. Penulis
dapat sampai pada tahap ini dan dapat menyelesaikan Makalah dengan judul
masih belum sempurna karena keterbatasan penulis, oleh karena itu kritik dan saran
dari pembaca sangat penulis harapkan demi makalah yang lebih baik dan dapat
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
Latar Belakang...........................................................................................................1
Rumusan Masalah......................................................................................................2
Tujuan........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................3
A. Kesimpulan...................................................................................................10
B. Saran.............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
arsip-arsipnya. Ini merupakan suatu pembaharuan dalam sistem perpajakan yang
dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP).
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah terkait pembahasan makalah ini yaitu :
1. Bagaimana dasar hukum dan peraturan perpajakan?
2. Apa saja asas-asas pemungutan pajak?
3. Bagaimana sistem perpajakan di Indonesia?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini diantaranya :
1. Untuk mengetahui dasar hukum dan peraturan perpajakan.
2. Untuk mengetahui asas-asas pemungutan pajak.
3. Untuk mengetahui sistem perpajakan di Indonesia.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Dasar Hukum Dan Peraturan Perpajakan
Sifat pajak adalah wajib, yaitu mewajibkan bagi siapa saja (orang atau
badan) yang telah dinyatakan Wajib Pajak (WP) di dalam undang-undang, maka
orang atau badan tersebut diharuskan membayar pajak sesuai dengan ketentuan
dan aturan yang berlaku berdasarkan hukum. Karena sifat berlakunya adalah
wajib, maka harus terdapat sebuah payung hukum dari pemerintah agar ketentuan
tersebut bisa dipatuhi dan dipertanggungjawabkan oleh semua pihak yang terkait
dan memberikan keamanan dan ketegasan dalam setiap praktiknya. Untuk
menjamin berlangsungnya kegiatan pajak secara baik dan adil, maka diperlakukan
dasar hukum yang tepat sesuai dengan jenis pajak yang ditetapkan.
3
d. Peraturan Daerah (Perda).
Dasar utama perpajakan Indonesia berpijak pada pasal 23A UUD 1945
yang berbunyi, “Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan
negara diatur dengan undang-undang”. Agar dapat diimplementasikan dalam
kehidupan bernegara, maka sebagai tindaklanjut dari bunyi pasal 23A UUD 1945
tersebut diterbitkan undang-undang yang mengatur tatacara penyelenggaraan
perpajakan. Setidaknya terdapat 9 (sembilan) undang-undang yang dijadikan
landasan hukum pemungutan pajak di Indonesia, yaitu:
4
Selain undang-undang yang berlaku di Indonesia (UU NRI 1945 dan
undang-undang yang mengatur soal perpajakan seperti tersebut di atas, yang
menjadi dasar hukum pengenaan pajak juga adalah beberapa konvensi hukum dan
perjanjian internasional, seperti tax trities atau tax treaty.
Tax Treaty atau dalam bahasa Indonesia dapat kita artikan sebagai
Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B) adalah perjanjian internasional di
bidang perpajakan antar kedua negara yang mengatur pembagian hak pemajakan
atas penghasilan yang diterima atau diperoleh penduduk salah satu negara atau
penduduk kedua negara dalam persetujuan itu. Pembagian hak tersebut diatur
dengan tujuan untuk mencegah seminimal mungkin terjadinya pengenaan pajak
berganda.
2) Peningkatan Investasi
Perjanjian penghindaran pajak berganda diharapkan dapat menarik negara luar
untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Sebab jika investasi berupa bunga,
dividen, atau royalti dikenakan pajak yang tinggi, hal ini akan menimbulkan
keraguan pada negara luar. Tentunya, ini dapat memperlambat pertumbuhan
investasi modal di Indonesia dari luar negeri.1
1
Khalimi.Moch.Iqbal,Hukum Pajak Teori dan Praktek,(Lampung:Aura,2020)hlm.20-23
5
B. Asas-Asas Pemungutan Pajak
Menurut para ahli, untuk mencapai tujuan dari pemungutan pajak, ialah
dengan mengemukakan tentang asas pemungutan pajak, antara lain:
1. Menurut Adam Smith dalam bukunya Wealth of Nations dengan ajaran yang
terkenal «The Four Maxims», asas pemungutan pajak adalah sebagai berikut
a. Asas daya pikul, yaitu besar kecilnya pajak yang dipungut harus
berdasarkan besar kecilnya penghasilan wajib pajak. Semakin tinggi
penghasilan maka semakin tinggi pajak yang dibebankan.
b. Asas manfaat, yaitu pajak yang dipungut oleh negara harus digunakan
untuk kegiatan - kegiatan yang bermanfaat untuk kepentingan umum.
c. Asas kesejahteraan,ialah pajak yang dipungut oleh negara digunakan untuk
meningkatkan kesejahteraan rakyat.
d. Asas kesamaan,dimana dalam kondisi yang sama antara wajib pajak satu
dengan yang lain harus dikenakan pajak dalam jumlah yang sama
(diperlakukan sama).
e. Asas beban yang sekecil-kecilnya,yaitu pemungutan pajak diusahakan
sekecil-kecilnya (serendah-rendahnya) jika dibandingkan dengan nilai
obyek pajak sehingga tidak memberatkan wajib pajak.
6
a. Asas politik finansial,yaitu pajak yang dipungut oleh negara jumlahnya
memadai sehingga dapat untuk membiayai atau mendorong semua
kegiatan negara. 2
b. Asas ekonomis: penentuan obyek pajak harus tepat. Misal: pajak
pendapatan, pajak barang-barang mewah, dan sebagainya.
c. Asas keadilan yaitu pungutan pajak berlaku secara umum tanpa
diskriminasi, untuk kondisi yang sama diperlakukan sama pula.
d. Asas administrasi: menyangkut masalah kepastian perpajakan (kapan,
dimana harus membayar pajak), keluwesan penagihan (bagaimana cara
membayar) dan besar biaya pajak.
e. Asas yuridis segala pungutan pajak harus berdasarkan undang - undang.
4. Pendapat lain.
Selain pendapat ketiga ahli di atas, ada juga pendapat bahwa asas pemungutan
pajak dapat dilakukan berdasarkan tiga asas, yaitu :3
a. Asas domisili, adalah cara pemungutan pajak yang dilakukan oleh negara
berdasarkan tempat tinggal wajib pajak. Menurut asas ini, wajib pajak
yang bertempat tinggal di Indonesia akan dikenakan pajak atas segala
penghasilan baik yang didapat di Indonesia maupun didapat dari luar
negeri.
b. Asas sumber, adalah cara pemungutan pajak yang dilakukan oleh negara
berdasarkan sumber pendapatan tanpa melihat tempat tinggal. wajib pajak
menurut asas ini adalah siapapun yang memperoleh penghasilan di
Indonesia akan dikenakan pajak sekalipun tempat tinggalnya di luar
negeri. Dalam asas ini, tidak menjadi persoalan mengenai siapa dan apa
status dari orang atau badan yang memperoleh penghasilan tersebut, sebab
yang menjadi landasan pengenaan pajak adalah objek pajak yang timbul
atau berasal dari negara itu. Contoh: Tenaga kerja asing bekerja di
2
Aristanti Widyaningsih,Hukum Pajak dan Perpajakan,(Bandung:Alfabeta,2017)hlm.13
3
Mustaqiem,Perpajakan dalam Konteks Teori dan Hukum Pajak di Indonesia,(Yogyakarta:Mata
Padi Presindo,2014)hlm.42
7
Indonesia maka dari penghasilan sektor apapun yang didapat di Indonesia
akan dikenakan pajak juga oleh pemerintah Indonesia.
c. Asas kebangsaan atau asas nasionalitas atau disebut juga asas
kewarganegaraan. Dalam asas ini, yang menjadi landasan pengenaan pajak
adalah status kewarganegaraan dari orang atau badan yang memperoleh
penghasilan.4 Berdasarkan asas ini, tidaklah menjadi persoalan dari mana
penghasilan yang akan dikenakan pajak berasal. Seperti halnya dalam asas
domisili, sistem pengenakan pajak berdasarkan asas nasionalitas ini
dilakukan dengan cara menggabungkan asas nasionalitas dengan konsep
pengenaan pajak atas world wide income. Contoh: setiap warga negara
asing yang bertempat tinggal di Indonesia harus membayar pajak kepada
negara asalnya.
a. Official Assessment
Sistem pemungutan pajak ini memiliki kekuarangan, yaitu karena wajib pajak
memiliki wewenang menghitung sendiri besaran pajak terutang yang perlu
dibayarkan, maka wajib pajak biasanya akan berusaha untuk menyetorkan pajak
sekecil mungkin dengan membuat laporan palsu atas pelaporan kekayaan.
4
Adrian Sutedi,Hukum Pajak,(Jakarta:Sinar Grafika,2011)hlm.23
5
Wirawan B. Ilyas.Richard Burton,Hukum Pajak,(Jakarta:Salemba Empat,2008)hlm.32
8
Ciri-ciri sistem pemungutan pajak Self Assessment:
- Penentuan besaran pajak terutang dilakukan oleh wajib pajak itu secara
mandiri.
- Wajib pajak berperan aktif dalam menuntaskan kewajiban pajaknya mulai
dari menghitung, membayar, hingga melaporkan pajak.
- Pemerintah tidak perlu mengeluarkan surat ketetapan pajak, kecuali jika
wajib pajak telat lapor, telat bayar pajak, atau terdapat pajak yang
seharusnya wajib pajak bayarkan namun tidak dibayarkan.
Menurut sistem perpajakan ini pemungutan pajak, setiap awal tahun wajib pajak
menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang untuk tahun berjalan yang
merupakan angsuran bagi wajib pajak yang harus disetor sendiri. Baru kemudian
pada akhir tahun pajak fiskus menentukan besarnya utang pajak yang
sesungguhnya berdasarkan data yang dilaporkan oleh wajib pajak.
c. Self Assessment
Menurut sistem perpajakan ini, besarnya pajak yang terutang ditetapkan oleh
wajib pajak. Dalam hal ini, kegiatan menghitung, memperhitungkan, menyetorkan
dan melaporkan pajak yang terutang dilakukan oleh wajib pajak. Peran institusi
pemungut pajak hanyalah mengawasi melalui serangkaian tindakan pengawasan
maupun penegakan hukum (pemeriksaan dan penyidikan pajak).
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dasar utama perpajakan Indonesia berpijak pada pasal 23A UUD 1945 yang
berbunyi, “Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan
negara diatur dengan undang-undang”. Agar dapat diimplementasikan dalam
kehidupan bernegara, maka sebagai tindaklanjut dari bunyi pasal 23A UUD 1945
tersebut diterbitkan undang-undang yang mengatur tatacara penyelenggaraan
perpajakan. Setidaknya terdapat 9 (sembilan) undang-undang yang dijadikan
landasan hukum pemungutan pajak di Indonesia.
Menurut para ahli, untuk mencapai tujuan dari pemungutan pajak, ialah
dengan mengemukakan tentang asas pemungutan pajak, antara lain:
4. Pendpat Lain
10
Sistem perpajakan adalah mekanisme yang mengatur bagaimana hak dan
kewajiban perpajakan suatu wajib pajak dilaksanakan. Wirawan B Ilyas dan
Richard Burton mengatakan pada dasarnya ada 4 (empat sistem) pemungatan
pajak, yaitu: Official Assessment, Semi Self Assessment, Self Assessment,
Withholding System.
B. Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
12