A
DENGAN HIPERTENSI DI KP. CIBUNGUR
DESA BATUJAJAR TIMUR RW 10
Disusun Oleh:
Izma Nur Sholehatun Daf’ah
C.0105.18.097
A. LATAR BELAKANG
Lanjut usia (lansia) adalah penduduk yang berusia 60 tahun ke atas (Data
Statistik Indonesia, 2010). Perkembangan penduduk lanjut usia (lansia) di Indonesia
dari tahun ke tahun jumlahnya cenderung meningkat. Kantor Kementerian
Koordinator Kesejahteraan Rakyat (KESRA) melaporkan, jika tahun 1980 usia
harapan hidup (UHH) 52,2 tahun dan jumlah lansia 7.998.543 orang (5,54%) maka
pada tahun 2006 menjadi 19 juta orang (8,90%) dan UHH juga meningkat (66,2
tahun). Pada tahun 2010 penduduk lansia mencapai 23,9 juta atau 9,77% dan UHH
sekitar 67,4 tahun. Sepuluh tahun kemudian atau pada tahun 2020 perkiraan penduduk
lansia di Indonesia mencapai 28,8 juta atau 11,34% dengan UHH sekitar 71,1 tahun
(Nugroho, 2000).
Menurut Darmojo (2009) dalam Wulandari (2011) Usia lanjut sangat
berkaitan dengan berbagai perubahan akibat proses menua seperti perubahan
anatomi/fisiologi dan berbagai penyakit atau keadaan patologik sebagai akibat
penuaan. Salah satu perubahan fisik yang terjadi pada lansia adalah meningkatnya
tekanan darah atau hipertensi. Hipertensi merupakan penyakit degeneratif yang
hampir diderita sekitar 25% penduduk dunia dewasa (Adrogué & Madias, 2007).
Penyakit hipertensi juga merupakan penyakit kelainan jantung yang ditandai
oleh meningkanya tekanan darah dalam tubuh (Rusdi dan Nurlaena Isnawati, 2009).
Menurut Sani (2008) dalam Widyastuti (2014) Hipertensi merupakan penyakit yang
mendapat perhatian dari seluruh kalangan masyarakat. Dampak yang ditimbulkan
baik jangka pendek maupun jangka panjang membutuhkan penanggulangan yang
menyeluruh dan terpadu. Hipertensi menimbulkan angka morbiditas (kesakitan) dan
mortalitas (kematian) yang tinggi. Data WHO (2000) menunjukkan bahwa sekitar 972
juta (26,4%) penduduk dunia menderita hipertensi dan angka tersebut kemungkinan
meningkat menjadi 29,2% pada tahun 2025. Dari 972 juta penderita hipertensi, 333
juta berada di negara maju sedangkan 639 juta sisanya berada di negara berkembang.
Jika kesehatan lansia tidak ditangani dengan baik, akan menyebabkan
penurunan fungsi fisik dan fisiologis sehingga terjadi kerusakan tubuh yang lebih
parah, menimbulkan banyak komplikasi dan mempercepat kematian. Hipertensi pada
lansia bila tidak segera diobati dapat menyebabkan gagal jantung, stroke, dan gagal
ginjal (Potter dan Perry, 2005). Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi
hipertensi pada lansia sehingga pemulihan gejala dan pencegahan dapat segera diatasi
yaitu dengan melakukan pemijatan tungkai dan kaki dengan aromaterapi lavender.
Minyak esensial lavender paling umum digunakan untuk pijat karena kandungan
aldehid yang bersifat iritatif bagi kulit hanya 2% serta tidak bersifat toksik.
Kandungan ester pada bunga lavender bekerja dengan lembut di kulit dan
memberikan efek menenangkan (Koensoemardiyah, 2009 dalam Widyastuti, 2014).
Aroma bunga lavender dari minyak esensial lavender yang dihirup akan
memberikan rasa nyaman dan dapat mengurangi ketegangan pada pasien saat
dilakukan terapi pijat. Memijat otot-otot besar yang berdaging pada area tungkai dan
kaki bagian belakang dapat memperlancar sirkulasi darah dan saluran getah bening
(Aslani, 2003). Salah satu gerakan pemijatan yaitu effleurage yang dilakukan pada
area kaki dapat menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah perifer, dan efeknya
memperlancar aliran darah balik dari area ekstremitas bawah menuju ke jantung
(Turner, 2005 dalam Widyastuti, 2014).
B. Rumusan Masalah
Bagaimana asuhan keperawatan gerontik dengan hipertensi pada Ny. A di Kp.
Cibungur Desa Batujajar Timur RW 10?
C. Tujuan
Untuk mengetahui asuhan keperawatan gerontik dengan hipertensi pada Ny. A di Kp.
Cibungur Desa Batujajar Timur RW 10.
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny. A
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 79 Tahun
Suku : Sunda
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : SD
Status Perkawinan : Cerai Mati
Tanggal Pengkajian : 15 November 2021
Sumber Informasi : Klien
5. RIWAYAT KELUARGA
Klien mengatakan suaminya memiliki riwayat hipertensi. Klien memiliki 8 orang anak dan
saat ini tinggal bersama cucunya.
6. TINJAUAN SISTEM
Umum Ya Tidak
Kelelahan √
Perubahan berat badan
setahun yang lalu √
Perubahan nafsu makan √
Demam √
Keringat malam √
Kesulitan tidur √
Sering pilek, infeksi √
Penilaian diri terhadap status kesehatan : Badan, punggung, wajah terasa nyeri dan panas,
terasa pegal dan keram di kaki kanan dan kiri, batuk.
Kemampuan untuk melakukan AKS : Klien mampu melakukan segla aktivitas kegiatan
sehari-hari secara mandiri tanpa bantuan dari orang lain.
Integumen Ya Tidak
Lesi/luka √
Pruritus √
Perubahan pigmentasi √
Perubahan tekstur √
Sering memar √
Perubahan rambut √
Perubahan kuku √
Pemajanan lama terhadap matahari √
Pola penyembuhan lesi, memar : -
Hemopoietik Ya Tidak
Perdarahan/memar abnormal √
Pembengkakan kelenjar limfa √
Anemia √
Riwayat tranfusi darah √
Kepala Ya Tidak
Sakit kepala √
Trauma berarti pada masa lalu √
Pusing √
Gatal kulit kepala √
Mata Ya Tidak
Perubahan penglihatan √
Kaca mata/lensa kontak √
Nyeri √
Air mata berlebihan √
Pruritis √
Bengkak sekitar mata √
Diplopia √
Kabur √
Foto pobia √
Telinga Ya Tidak
Perubahan pendengaran √
Tinitus √
Vertigo √
Sensitivitas pendengaran √
Alat-alat protesa √
Riwayat infeksi √
Kebiasaan perawatan telinga √
Leher Ya Tidak
Kekakuan √
Nyeri/nyeri tekan √
Benjolan/massa √
Keterbatasan gerak √
Payudara Ya Tidak
Benjolan/massa √
Nyeri/nyeri tekan √
Bengkak √
Keluar cairaan dari puting susu √
Perubahan pada puting susu √
Pola pemeriksaan pada payudara sendiri, Tanggal dan hasil Mamografi paling akhir -
Pernafasan Ya Tidak
Batuk √
Sesak nafas √
Hemopteses √
Sputum √
Mengi √
Asma/alergi pernafasan √
Kardiovaskuler Ya Tidak
Nyeri/ketidaknyamanan dada √
Palpitasi √
Sesak nafas √
Dispnea pada aktivitas √
Dispnea noktural paroksimal √
Ortopnea √
Murmur √
Edema √
Varises √
Kaki timpang √
Parestesia √
Perubahan warna kaki √
Perkemihan Ya Tidak
Disuria √
Menetes √
Ragu-ragu √
Dorongan √
Hematuria √
Poliuria √
Oliguria √
Nokturia √
Inkontinensia √
Nyeri saat berkemihan √
Batu √
Infeksi √
Frekuensi : 4-6 kali sehari
Muskuloskeletal Ya Tidak
Nyeri persendian √
Kekakuan √
Pembengkakan sendi √
Deformitas √
Spasme √
Kram √
Kelemahan otot √
Masalah cara berjalan √
Nyeri punggung √
Protesa √
Pola kebiasaan latihan/olah raga : hanya jalan di sekitar rumah atau didalam rumah
Dampak pada penampilan AKS : -
PERTANYAAN TAHAP 2
Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 kali dalam 1 bulan? Tidak
Ada masalah atau banyak pikiran? Iya
Ada gangguan/ masalah dengan keluarga lain? Tidak
Menggunakan obat tidur / penenang atas anjuran dokter? Tidak
Cenderung mengurung diri? Tidak
Bila lebih dari atau sama dengan 1 jawaban ”Ya”
MASALAH EMOSIONAL NEGATIF (-)
3. Spiritual
Klien mengatakan sebelum sakit sering mengikuti kegiatan pengajian di
masyarakat, tetapi setelah kejadian jatuh dari kasur dan mengalami cidera, klien tidak
mampu melakukan aktivitas terlalu banyak, walaupun sampai saat ini klien masih
melakukan aktivitas kegiatan sehari-harinya secara mandiri klien tetap mengaji di
rumahnya sendiri karena keterbatasan gerak akibat jatuh. Klien juga mengatakan bahwa
hidup di masa tua tinggal menunggu waktu menuju kematian karena setiap yang
bernyawa pasti akan merasakan mati, walaupun kematian datang tidak mengenal batas
waktu dan usia, tua dan muda bisa saja mengalami kematian, sehingga Ny. A berusaha
menyiapkan bekal dengan sebaik-baiknya, yaitu memperbanyak amal kebaikan sebagai
bekal untuk akhiratnya.
b. Identifikasi aspek kognitif dari fungsi mental dengan menggunakan MMSE (Mini
Mental Status Exam):
Orientasi Kalkulasi
Registrasi Mengingat kembali
Perhatian Bahasa
NO ASPEK NILAI NILAI KRITERIA
KOGNITIF MAKS KLIEN
1 Orientasi 5 5 Menyebutkan dengan benar :
o Tahun
o Musim
o Tanggal
o Hari
o Bulan
Orientasi 5 3 Dimana kita sekarang berada ?
o Negara Indonesia
o Propinsi Jawa Barat
o Kota..........
o PSTW..........
o Wisma...........
2 Registrasi 3 3 Sebutkan nama 3 obyek (oleh pemeriksa) 1
detik untuk mengatakan masing-masing
obyek. Kemudian tanyakan kepada klien
ketiga obyek tadi. (Untuk disebutkan)
o Obyek..........
o Obyek..........
o Obyek..........
3 Perhatian dan 5 4 Minta klien untuk memulai dari angka 100
kalkulasi kemudian dikurangi 7 sampai 5 kali/tingkat.
o 93
o 86
o 79
o 72
o 65
4 Mengingat 3 3 Minta klien untuk mengulangi ketiga obyek
pada No.2 (registrasi) tadi. Bila benar, 1
point untuk masing-masing obyek.
5 Bahasa 9 9 Tunjukkan pada klien suatu benda dan
tanyakan namanya pada klien.
o (misal jam tangan)
o (misal pensil)
Minta klien untuk mengulang kata berikut :
”tak ada jika, dan, atau, tetapi:. Bila benar,
nilai satu point.
o Pernyataan benar 2 buah: tak ad,
tetapi.
Minta klien untuk mengikuti perintah
berikut yang terdiri dari 3 langkah :
”Ambil kertas di tangan Anda, lipat dua dan
taruh di lantai”.
o Ambil kertas di tangan Anda
o Lipat dua
o Taruh di lantai
Perintahkan pada klien untuk hal berikut
(bila aktivitas sesuai perintah nilai 1 point)
o ”Tutup mata Anda”
Perintahkan pada klien untuk menulis satu
kalimat dan menyalin gambar.
o Tulis satu kalimat
o Menyalin gambar
TOTAL NILAI 27
Interpretasi hasil :
>23 : Aspek kognitif dari fungsi mental baik
18 - 22 : Kerusakan aspek fungsi mental ringan
≤ 17 : Terdapat kerusakan aspek fungsi mental berat.
Kesimpulan : Total nilai MMSE klien adalah 27, maka klien memiliki aspek kognitif
dari fungsi mental yang baik.
Kesimpulan: Keadaan dan situasi rumah aman dengan pencahayaan yang cukup,
bersih, dan tidak berantakan.
12. PENGKAJIAN SOSIAL
APGAR Keluarga
Komponen Skor Skor
A Adaptation (adaptasi) 2 : Selalu
Saya puas bahwa saya dapat kembali pada keluarga 1 : Kadang-kadang
2
(teman-teman) saya untuk membantu pada waktu 0 : Tidak pernah
sesuatu menyusahkan saya
P Partnership (hubungan) 2 : Selalu
Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) 1 : Kadang-kadang
2
saya membicarakan sesuatu dengan saya dan 0 : Tidak pernah
mengungkapkan masalah dengan saya
G Growth (pertumbuhan) 2 : Selalu
Saya puas bahwa keluarga (teman-teman) saya 1 : Kadang-kadang
1
menerima dan mendukung keinginan saya untuk 0 : Tidak pernah
melakukan aktivitas atau arah baru
A Affectiion (afeksi) 2 : Selalu
Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) 1 : Kadang-kadang
2
saya mengekspresikan afek dan berespons terhadap 0 : Tidak pernah
emosi saya seperti marah, sedih atau mencintai
B Resolve (pemecahan) 2 : Selalu
Saya puas dengan keluarga (teman-teman) saya 1 : Kadang-kadang 2
menyediakan waktu bersama-sama. 0 : Tidak pernah
Penilaian :
<3 : disfungsi keluarga sangat tinggi
4– 6 : disfungsi keluarga sedang
7– 10 : disfungsi keluarga ringan atau tidak disfungsi keluarga
Kesimpulan : Klien mengalami disfungsi keluarga yang ringan
C. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Penurunan Curah Jantung
2. Nyeri Akut
3. Intoleransi Aktivitas
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
NO Diagnosa
Intervensi Rasional
Keperawatan