Anda di halaman 1dari 7

l Nama : Yayu Nurul Hizqiyyah

No. UKG : 201501314225


NIM: 2253B12972
LPTK : PPG UPGRIS

LK. 2.2 Penentuan Solusi

Eksplorasi alternatif solusi Solusi yang Eksplorasi Penentuan Solusi Analisis Penentuan Solusi
No.
Relevan
1 Kajian Literatur Berdasarkan Merujuk pada solusi terpilih Penentuan solusi penggunaan model polya
1. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan literatur dan untuk meningkatkan berbantuan media audio visual,
oleh Erna Novianti, dkk., (2020), bahwa wawancara solusi kemampuan siswa dalam didasarkan pada alasan sebagai berikut:
seharusnya pelaksanaan kegiatan yang paling relevan menyelesaikan soal cerita, maka 1. Dalam pembelajaran matematika
pembelajaran dilakukan berdasarkan dengan masalah, diperoleh beberapa rujukan nyatanya siswa kurang memahami konsep
Permendikbud nomor 22 tahun 2016 akar penyebab literatur dan wawancara yang pada soal cerita, hal ini dikarenakan
(kurikulum 2013 berbasis aktivitas dengan masalah, relevan untuk mendukung solusi proses pembelajaran yang dilakukan
karakteristik yaitu interaktif, inspiratif, karakteristik siswa, tersebut: masih didominasi oleh guru. Guru hanya
menyenangkan, menantang, memotivasi dan materi 1. Menurut Ayustina (2020) memberikan soal cerita dan
peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta pembelajaran siswa sebagian besar hanya mengarahkan siswa untuk membaca soal
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, adalah: diam dalam proses tersebut secara teliti, tanpa memberikan
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan penggunaan pembelajaran, dikarenakan arahan untuk menyelesaikan
bakat, minat dan perkembangan fisik serta model polya guru tidak mengarahkan permasalahan pada soal cerita tersebut.
psikologis peserta didik. Dari hasil berbantuan siswa kepada langkah- Sehinga hal tersebut akan berdampak
penelitiannya disimpulkan bahwa media audio langkah yang sesuai pada kurangnya kemampuan siswa dalam
pembelajaran berbasis masalah dapat visual dapat dengan tahapan memecahkan masalah.
meningkatkan penyelesaian masalah dalam
digunakan untuk meningkatkan kemampuan 2. Fakta lain yang terlihat adalah ketika siswa
kemampuan bentuk soal cerita. Perlu
pemecahan masalah matematika." Journal of bersama guru membahas soal cerita
pemecahan adanya metode
Education and Learning Mathematics tersebut sebagian besar jawaban siswa
masalah soal pembelajaran yang tepat
Research (JELMaR) 1.1 (2020): 65-73. belum tepat, karena dalam tahapan
cerita untuk menyelesaikan
http://jelmar.wisnuwardhana.ac.id/index.php/j pengerjaannya belum sesuai dengan
masalah khususnya
elmar/article/view/12 langkah-langkah penyelesaian soal cerita,
menyelesaikan masalah
yaitu memahami soal cerita dengan
matematika, salah satu
2. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Syalsa menentukan apa yang diketahui dan apa
metode pembelajaran yang
Ayustina dan Syafri Ahmad (2020) yang ditanyakan dari soal tersebut,
memecahkan masalah adalah
menunjukkan bahwa ada pengaruh yang menerjemahkan soal cerita tersebut
metode pembelajaran polya.
signifikan dalam penggunaan model polya kedalam kalimat matematika,
Hasil penelitian menunjukkan
terhadap hasil belajar soal cerita. Terdapat menyelesaikan kalimat matematika, dan
beberapa langkah dalam memecahkan masalah bahwa ada pengaruh yang memeriksa jawaban yang telah dikerjakan
matematika. Menurut Polya (1973: 5), terdapat signifikan dalam penggunaan (Ahmad,2016:181).
empat langkah yang dapat dilakukan untuk model polya terhadap hasil
3. Menurut Arifin & Aprisal (dalam August
menyelesaikan masalah, yaitu (1) memahami belajar soal cerita.
& Ramlah, 2021) langkah-langkah
masalah; (2) perencanaan pemecahan https://jptam.org/index.php/
pemecahan masalah Polya tersusun
masalah; (3) melaksanakan perencanaan jptam/article/download/772/
secara sistematis dan praktis sehingga
pemecahan masalah; dan (4) melihat kembali 691/1728
mempermudah siswa dalam
kelengkapan pemecahan masalah
2. Hasil penelitian dari menyelesaikan masalah. Menurut Polya
https://jptam.org/index.php/jptam/article/dow
Mardiansa, D. D. (2022), (1973: 5), terdapat empat langkah yang
nload/772/691/1728
menunjukkan bahwa dapat dilakukan untuk menyelesaikan
kemampuan menyelesaikan masalah, yaitu (1) memahami masalah;
3. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Jaya, G.
soal cerita matematika siswa (2) perencanaan pemecahan masalah; (3)
A., & Kelana, J. B. (2022), bahwa dengan
sekolah dasar dapat dilatih melaksanakan perencanaan pemecahan
menggunakan Model Pembelajaran Problem
melalui model pembelajaran masalah; dan (4) melihat kembali
Based Learning Berbantuan Bar Modelling
Polya dengan kelengkapan pemecahan masalah.
dapat meningkatan kemampuan siswa dalam
mempertimbangkan
pemecahan masalah matematika untuk siswa 4. Cocok dengan karakteristik siswa sekolah
karakteristik siswa.
sekolah dasar. dasar kelas rendah karena berbantuan
https://jurnal.arkainstitute.co
https://journal.ikipsiliwangi.ac.id/index.php/jp media audio visual. Banyak media yang
.id/index.php/educenter/artic
p/article/view/10363 bisa digunakan guru dalam mengajar
le/view/167
matematika di Sekolah Dasar (SD), salah
4. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh 3. Berdasarkan penelitian yang satunya adalah media audio video. Media
Hariyani, B. (2022)., bahwa untuk dilakukan oleh Hariyani, B. ini merupakan salah satu alternatif untuk
meningkatkan keterampilan memecahkan soal (2022)., bahwa untuk menyelesaikan permasalahan dalam
cerita bisa menggunakan media gambar meningkatkan keterampilan bidang matematika, khususnya masalah
animasi. memecahkan soal cerita bisa soal cerita. Penggunaan media audio video
http://ejournal.uki.ac.id/index.php/jmp/article/ menggunakan media gambar dapat mempermudah siswa
view/4121 animasi. dalam menyerap materi sehingga
http://ejournal.uki.ac.id/inde mempermudah dalam menyelesaikan soal
5. Hadaming, H., & Wahyudi, A. A. (2022), x.php/jmp/article/view/4121 cerita, siswa tidak akan menghadapi
melakukan analisis kesalahan siswa kesulitan lagi dalam menentukan
berdasarkan teori Newman dalam kalimat matematikanya.
Menyelesaikan soal cerita matematika sekolah 5. Fasilitas yang menunjang dalam
dasar. Teori newman menjadi alat untuk menggunakan media audio visual.
mengetahui tahapan kesalahan yang dialami
siswa, yaitu meliputi reading error,
comprehension error, transformation error,
process skill error, dan enconding error.
https://etdci.org/journal/judikdas/article/view/
484

Hasil Wawancara
Narasumber 1: Yanti Nurendang, S.Pd, rekan
sejawat dan seorang guru penggerak di SDN 1
Tarogong Kabupaten Garut.
Berdasarkan wawancara (Kamis, 17/11/2022),
untuk meningkatkan kemampuan anak
memecahkan soal cerita, solusinya antara lain:
1. Anak dibiasakan untuk menganalisis soal,
menjelaskan gagasan/pernyataan matematika
2. Anak memahami isi ceritanya (memecahkan
dan menafsirkan)
3. Memindahkan soal cerita ke dalam bentuk
notifikasi, angka (model matematika).
4. Memperbanyak latihan sehingga siswa terbiasa
dalam berlatih soal-soal cerita berbasis
masalah

Narasumber 2: Laela Nirmalasari, S.Pd., seorang


guru senior yang sudah bersertifikat, berdasarkan
wawancara (Jum’at, 18/11/2022) untuk
meningkatkan kemampuan memecahkan soal
cerita, solusinya antara lain :
1. Dengan membudayakan gerakan literasi
sekolah, karena siswa harus memahami
maksud setiap kalimat yang ada dalam soal.
2. Dengan metoda bermain peran (praktek),
sehingga siswa bisa mempraktekkan langsung
dan menemukan pemecahan masalahnya.
3. Guru sebaiknya menggunakan media/alat
peraga konkret, seperti permen, buah-buahan,
disesuaikan dengan soalnya.

Narasumber 3: Hj. Elin Ruslina, S.Pd., M.Pd.,


seorang pengawas di lingkungan kecamatan
Tarogong Kidul Kab. Garut.
Berdasarkan wawancara (Jum’at, 18/11/2022),
maka untuk meningkatkan kemampuan
memecahkan soal cerita, dapat dilakukan dengan :
1. Guru selalu menyajikan soal-soal
cerita/berbasis masalah, jangan memberikan
soal-soal yang tertutup, sehingga siswa
terbiasa memecahkan masalah dari soal yang
disajikan. Maka wawasan siswa akan semakin
bertambah.
2. Biasakan memberi soal secara bertahap, dari
soal yang sederhana sampai sukar, atau mulai
dari kalimat pendek.
3. Soal yang disajikan harus kontekstual
(dikaitkan dengan kehidupan nyata), bisa
diambil dari kehidupan sehari-hari siswa.

2 Kajian Literatur Berdasarkan Merujuk pada solusi terpilih Penentuan solusi penggunaan model
1. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh literatur dan untuk meningkatkan artikulasi berbantuan media audio
Ninawati, M., Wahyuni, N., & Rahmiati, R. wawancara solusi keterampilan berbicara siswa, visual, didasarkan pada alasan sebagai
(2022), dihasilkan bahwa penggunaan model yang paling relevan maka diperoleh beberapa berikut:
artikulasi berbantuan media benda konkret dengan masalah, rujukan literatur dan hasil 1. Dalam mengajarkan keterampilan
berpengaruh terhadap keterampilan berbicara akar penyebab wawancara yang relevan untuk berbicara di sekolah dasar biasanya
siswa kelas rendah masalah, mendukung solusi tersebut: pengajaran yang diberikan guru masih
https://ejournal.unma.ac.id/index.php/educati karakteristik siswa, 1. Dalam kegiatan kurang efektif sehingga kurangnya
o/article/view/2433 dan materi pembelajaran pastinya kemampuan siswa dalam
pembelajaran dibutuhkan berbagai jenis mengungkapkan gagasan. Masalah
2. Penggunaan media pop up dapat adalah: keterampilan, salah satunya tersebut karena guru kurang
meningkatkan keterampilan berbicara siswa penggunaan adalah keterampilan memperhatikan model pembelajaran yang
kelas II SD dari segi proses yaitu aktivitas model artikulasi berbicara. Tarigan (Sukreni, digunakan, siswa lebih sering diajar
siswa di kelas maupun hasil yaitu rata-rata berbantuan dkk, 2014) menjelaskan dengan model pembelajaran yang
keterampilan berbicara siswa (Riyanti, D., media audio bahwa keterampilan monoton dan membuat siswa bosan.
2015). Dengan cara Siswa membentuk visual berbicara bertujuan untuk 2. Model artikulasi dapat menunjang
kelompok kecil, tanya jawab terhadap objek menciptakan siswa yang aktif keterampilan siswa dalam berbicara.
dan kreatif dalam Artikulasi berasal dari kata articulate yang
yang terdapat pada media pop up, menyusun
pembelajaran. Pada artinya pandai berbicara, pandai
peta konsep, dan bercerita di depan kelas,
keterampilan berbicara, mengeluarkan pikiran dan
dapat menghemat waktu dan meningkatkan
siswa perlu belajar kosakata mengucapkan kata-kata dengan jelas
aktivitas siswa.
agar tuturan dan ujaran yang Santoso (dalam Agustini, dkk. :2014)
menyatakan bahwa model artikulasi
https://journal.student.uny.ac.id/index.php/pg diucapkan komunikatif, jelas, merupakan model yang prosesnya seperti
sd/article/view/1192 dan mudah dipahami. Salah pesan berantai, artinya
satu model pembelajaran apa yang telah diberikan guru, seorang
3. Terdapat pengaruh yang signifikan cerita anak yang dapat mendukung siswa wajib meneruskan menjelaskannya
bergambar terhadap kemampuan berbicara keterampilan berbicara pada siswa lain atau pasangan
siswa (Oktaviani, dkk., 2020). Keterampilan pada siswa adalah kelompoknya. Disinilah keunikan model
berbicara anak dapat diasah oleh guru melalui model artikulasi. artikulasi, siswa dituntut untuk bisa
pembiasaan berbicara agar siswa berani berperan sebagai “penerima pesan”
2. Berdasarkan penelitian yang sekaligus berperan sebagai “penyampai
berbicara ataupun berpendapat, salah satunya dilakukan oleh Ninawati, M., pesan”. Maka terdapat konsep-konsep
menggunakan cerita bergambar. Dengan cerita Wahyuni, N., & Rahmiati, R. dasar dalam model artikulasi, yakni
bergambar siswa lebih fokus, konsentrasi (2022), dihasilkan bahwa (Bahtiar, 2013)
sehingga ketika diberi kesempatan penggunaan model artikulasi a. Materi, artikulasi diorganisasikan
menceritakan kembali lebih mudah, lancar, dan berbantuan media benda dengan memilih materi yang berbeda-
runtut karena imajinasi siwa berkembang konkret berpengaruh
melalui gambar yang diamatinya. beda antar siswa dalam satu
terhadap keterampilan
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/juridikda berbicara siswa kelas rendah kelompok.
sunib/article/view/11895 https://ejournal.unma.ac.id/i b. Keterhubungan, artikulasi
ndex.php/educatio/article/vie menekankan pada keterhubungan
4. Hasil penelitian Rohmah, L. L., & Susanti, M. D. w/2433 yang signifikan antara sub-sub pokok
(2021), menemukan bahwa melalui metode bahasan dalam satu materi.
3. Hasil penelitian Susanti, T.
tebak kata dapat meningkatkan aktualisasi c. Penalaran, artikulasi membantu siswa
C., Saputra, H. H., &
keterampilan berbicara dalam pembelajaran untuk tumbuh sesuai dengan
Setiawan, H. (2021),
Bahasa Indonesia. menemukan bahwa terdapat kemampuan untuk bernalar secara
https://ejournal.iaifa.ac.id/index.php/salimiya/ pengaruh metode artikulasi
article/view/286 efektif dengan mempresentasikan
terhadap keterampilan
informasi yang berhubungan dengan
berbicara.
5. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh http://prospek.unram.ac.id/i materi yang diperoleh dari guru,
Khairoes, D., & Taufina, T. (2019)., ndex.php/renjana/article/vie d. Teknologi, pendekatan dalam model
menemukan bahwa penerapan storytelling w/72 pembelajaran artikulasi merefleksikan
dapat menjadi solusi untuk meningkatkan proses perolehan informasi yang
keterampilan berbicara di sekolah dasar. 4. Dewi, A. A. I. K. (2020).
Mengemukakan bahwa didapat dari guru dan menerapkan
https://jbasic.org/index.php/basicedu/article/v
untuk meningkatkan pengetahuan siswa dalam
iew/220
keterampilan berbicara siswa memecahkan masalah.
6. Dewi, A. A. I. K. (2020). Mengemukakan dapat dilakukan melalui
3. Keterampilan berbicara siswa dengan
bahwa untuk meningkatkan keterampilan model pembelajaran role
metode yang biasa dipakai yaitu metode
berbicara siswa dapat dilakukan melalui playing berbantuan media
ceramah dan tanya jawab, tergolong
audio visual.
rendah dan belum nengaktifkan semua
model pembelajaran role playing berbantuan https://ejournal.undiksha.ac siswa. Dalam upaya pembenahan
media audio visual. .id/index.php/MI/article/vie terhadap keterampilan berbicara siswa
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/MI/ w/26388 sangat dibutuhkan suatu media
article/view/26388 pembelajaran agar dapat mengaktifkan
5. Sidabutar, Y. A., &
siswa dalam pembelajaran sehingga
Manihuruk, L. M. E.
Hasil Wawancara menciptakan suasana kelas yang penuh
(2022), mengemukakan
Narasumber 1: Yanti Nurendang, S.Pd, rekan dengan keaktifan siswa (student centre)
bahwa media audio-visual
sejawat dan seorang guru penggerak di SDN 1 maka diterapkan media audio visual.
ternyata efektif untuk
Tarogong Kabupaten Garut. meningkatkan Media ini akan mampu menarik
Berdasarkan wawancara (Kamis, 17/11/2022), kemampuan berbicara perhatian siswa karena memberikan
maka untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa sekolah dasar. suasana yang berbeda,
peserta didik, dapat dilakukan dengan : https://edukatif.org/index.ph mengembangkan imajinasi, serta tidak
1. Seorang guru bisa memposisikan dirinya p/edukatif/article/view/2385 membuat siswa merasa jenuh, dan
sebagai seorang sahabat maka siswa akan akhirnya diharapkan mampu
nyaman menyampaikan keluh kesahnya. meningkatkan keterampilan berbicara
Sehingga fasilitasi kepada siswa yang sering siswa.
berupa hubungan face to face
4. Jadi model pembelajaran artikulasi
relationship menjadi maksimal.
berbantuan media audio-visual adalah
2. Gestur tubuh, bahasa tubuh yang tepat ketika
sebuah model pembelajaran yang
guru berbicara bisa memancing siswa berbicara
mengutamakan pada ketepatan
juga.
kemampuan mengkomunikasikan pesan
3. Rutin berdiskusi, dengan mendukung siswa
oleh anak. Pesan berantai dituangkan guru
untuk memulai dan terlibat dalam pembicaraan
melalui media audio-visual. Melalui media
4. Memberi siswa tugas, yang harus
tersebut anak ditugaskan untuk
dipresestasikan, sehingga anak bisa menggali
mengkomunikasikan isi pesan berantai
sendiri dan punya inisiatif untuk berbicara
kepada teman sekelompoknya. Pada saat
itulah anak melatih kemampuan
Narasumber 2: Laela Nirmalasari, S.Pd., seorang
kemampuan berbahasanya dalam hal
guru senior yang sudah bersertifikat, berdasarkan
berbicara dan menyimak.
wawancara (Jum’at, 18/11/2022) untuk
meningkatkan kemampuan memecahkan soal 5. Adapun langkah-langkah dalam
cerita, solusinya antara lain : pembelajaran artikulasi, yakni:
1. Dengan cara membudakan gerakan literasi, a. Menyampaikan tujuan pembelajaran
misalnya guru membacakan cerita, bertanya
yang ingin dicapai
jawab, atau meceritakan kembali isi cerita.
b. Guru menyampaikan materi
2. Metoda permainan, misalnya menyambung
kata, menyambung cerita, bermain kata sebagaimana biasa
3. Guru melakukan model komunikasi stimulus
respons, contohnya mengajukan pertanyaan-
pertanyaan yang bisa merangsang anak berani c. Untuk mengetahui daya serap siswa,
berbicara dan berani menyampaikan bentuklah kelompok berpasangan
pendapatnya dua orang
d. Satu orang ditunjuk sebagai penerima
dan penyampai pesan, kemudian
berganti peran dengan pasangannya
e. Begiti juga kelompok lain, bisa secara
bergiliran atau ditunjuk acak
f. Guru mengulangi/menjelaskan
kembali materi yang belum dipahami
siswa
g. Kesimpulan/penutup

Anda mungkin juga menyukai