SKENARIO KASUS
Seorang An. F umur 5 tahun dibawa ke RSUD Dr. M. Haulussy Ambon pada tanggal
16 September 2022 dengan keluhan nyeri pada area mata, matanya merah, bengkak
dan penglihatan nampak kabur. nafsu makan berkurang, Ibu klien mengatakan mata
memerah sudah dialami sejak 5 hari yang lalu dan telah diberi obat tetes mata, namun
tidak terdapat perubahan. Setelah dilakukan observasi di dapat N : 100 x/m, S : 37,5
℃ , RR : 24 x/m, pasien tampak gelisah, lemah dan meringis kesakitan.
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Bayi
Nama : An. F
Umur : 5 tahun
Pendidikan : PAUD
Alamat : Talake
Anak ke : 1 (Pertama)
Umur : 30 tahun
Pekerjaan : PNS
Pendidikan : S1
Alamat : Talake
Umur : 29 tahun
Pekerjaan : IRT
Pendidikan : SMA
Alamat : Talake
4. BAK :
- Frekuensi ± 5-7 x/hari 3-4 x hari
- Warna Kuning jernih Kuning jernih
- Keluhan Tidak ada Tidak ada
6. Personal Hygiene
- Mandi 2 x/hari 1-2 x/hari
- Keluhan Tidak ada Tidak ada
DO :
DO :
DO :
DO :
- KU lemah
- Porsi makan yang dihabiskan
½ dari porsi yang disediakan
(bubur, telur, sayur)
- BB : 12 Kg
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri b.d agen pencidera fisiologis (proses penyakit), ditandai dengan :
DS:
DO :
DO :
DO :
- KU lemah
- Porsi makan yang dihabiskan ½ dari porsi yang disediakan (bubur, telur,
sayur)
- BB : 12 Kg
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Nyeri b.d agen pencidera fisiologis Tujuan . setelah di berikan Manajemen Nyeri
(proses penyakit), ditandai dengan : tindakan keperawatan 3 x 8 jam Observasi
DS: harapkan nyeri berkurang dengan 1. Identifiaksi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas nyeri
kriteria hasil:
- Pasien mengatakan nyeri pada 2. Identifikasi skala nyeri
matanya 1. Keluhan nyeri berkurang 3. Identifikasi respon nyeri non verbal
- Ibu pasien mengatakan mata 2. Pasien tidak tampak meringis 4. Identifikasi factor yang memperingan dan
dan gelisah lagi memperberat nyeri
anaknya memerah sejak 5 hari
5. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang
yang lalu dan bengkak, nyeri
penglihatan kabur 6. Monitor efek samping penggunaan analgetik
Teraupetik
DO : 1. Berikan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi
rasa nyeri
- Pasien tampak lemas, gelisah
2. Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri
dan meringis kesakitan 3. Fasilitasi istirahat dan tidur
- Mata memerah, bengkak 4. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
- Pengkajian nyeri pemilihan strategi meredakan nyeri
P : Nyeri di area mata Edukasi
Q : Tertusuk tusuk 1. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
R : Area mata 2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
3. Ajarkan teknik non farmaklologi untuk
S : 8 (berat)
mengurangi nyeri
T : 5-10 mnt
Kolaborasi
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgetik
bila perlu
Eduaksi
Jelaskan jenis makanan yang bergizi tinggi dan
terjangkau
WAKTU
NO (TANGGAL, IMPLEMENTASI EVALUASI
JAM)
1. 10/11/22 1. Mengidentifiaksi lokasi, karakteristik, durasi, kualitas, intensitas 10 November 2022 (16.30 WIT)
nyeri
08.00-16.00 Hasil : Lokasi nyeri di area mata, durasi nyeri 5-10 mnt S : Ibu pasien mengatakan pasien sudah
tertusuk-tusuk, intensitas nyeri hilang timbul berkurang rewelnya, gelisah mulai
2. Mengidentifikasi skala nyeri berkurang
Hasil : Skala 8 (berat)
3. Mengidentifikasi respon nyeri non verbal O:
Hasil : Pasien tampak meringis, menangis, mencoba mengucek
mata - Pasien tampak sedikit meringis
4. Mengidentifikasi factor yang memperingan dan memperberat kesakitan
nyeri - Mata memerah, bengkak
Hasil : Factor yang memperingan ketika pasien menutup mata,
- Pengkajian nyeri
factor yang memperberat ketika pasien membuka mata
5. Memberikan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi rasa P : Nyeri di area mata
nyeri Q : Tertusuk tusuk
Hasil : Memutar lagu kesukaan pasien, pasien sudah mulai R : Area mata
tenang S : 8 (berat)
6. Mengontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri T : 5-10 mnt
Hasil : Menganjurkan kepada ibu untuk mengurangi pemberian
smartphone jika digunakan untuk menonton film kartun,
meminimalisir penggunaan cahaya dalam ruangan A : Masalah belum teratasi
7. Menjelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
Hasil : Memberikan edukasi kepada ibu penyebab dari nyeri P : Lanjutkan intervensi 2,3,5,6,8,9
karena proses penyakit (retinoblastoma) yang diperberat jika
tidak dicegah sejak dini, penggunaan cahaya yang berlebih atau
lingkungan yang memaksa anak untuk membuka mata dapat
memperberat kondisi anak.
8. Menjelaskan strategi meredakan nyeri
Hasil : Menganjurkan ibu tetap tenang agar dapat menenangkan
anaknya juga, mengurangi pengguanan smartphone pada anak,
mengurangi penggunaan cahaya dalam ruangan
9. Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgetik
Hasil : PCT drip 120 ml/8 jam
2. 10/11/22 1. Memeriksa status sensorik dan tingkat kenyamanan (mis. nyeri, 10 November 2022 (16.45 WIT)
kelelahan)
08.00-16.00 Hasil : KU lemah, pasien tampak meringis S:
2. Membatasi stimulus lingkungan (mis. cahaya, suara, aktivitas) - Ibu klien mengatakan mata memerah,
Hasil : Aktivitas pengujung dibatasi, tirai ditutup sedikit, bengkak, penglihatan anaknya
penggunaan lampu di matikan sebagian, mengurangi nampak kabur
penggunaan smartphne maupun bahan elektroknik yang
menghasilkan blue light O:
3. Berkolaborasi dalam meminimalkan prosedur/tindakan
- Pasien gelisah dan meringis kesakitan
Hasil : Ruangan dibuat minim pencahayaan kalau perlu dalam
melakukan tindakan baru dinyalakan kembali - Mata memerah, bengkak
2. 11/11/22 1. Memeriksa status sensorik dan tingkat kenyamanan (mis. nyeri, 11 November 2022 (16.45 WIT)
kelelahan)
08.00-16.00 Hasil : KU mulai membaik, sesekali meringis kesakitan S:
2. Membatasi stimulus lingkungan (mis. cahaya, suara, aktivitas) - Ibu klien mengatakan bengkak pada
Hasil : Aktivitas pengujung dibatasi, tirai ditutup sedikit, mata anaknya mulai berkurang,
penggunaan lampu di matikan sebagian, mengurangi penglihatan anaknya nampak sudah
penggunaan smartphone maupun bahan elektroknik yang muali membaik
menghasilkan blue light
3. Berkolaborasi dalam meminimalkan prosedur/tindakan O:
Hasil : Ruangan dibuat minim pencahayaan kalau perlu dalam - Pasien sesekali meringis kesakitan
melakukan tindakan baru dinyalakan kembali - Mata memerah, bengkak mulai
berkurang
WAKTU
NO (TANGGAL, IMPLEMENTASI EVALUASI
JAM)
1 12/11/22 1. Mengidentifikasi skala nyeri 12 November 2022 (16.30 WIT)
Hasil : Skala 3 (ringan)
08.00-16.00 2. Mengidentifikasi respon nyeri non verbal S : Ibu pasien mengatakan pasien sudah
Hasil : Pasien tampak tenang tampak tenang
3. Memberikan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi rasa
nyeri O:
Hasil : Memutar lagu kesukaan pasien, pasien sudah mulai
tenang - Pasien tampak tenang
4. Mengontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri - Mata memerah, bengkak sudah
Hasil : Menganjurkan kepada ibu untuk mengurangi pemberian menurun
smartphone jika digunakan untuk menonton film kartun, - Pengkajian nyeri
meminimalisir penggunaan cahaya dalam ruangan
P : Nyeri di area mata
5. Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgetik
Q : Hilang timbul
Hasil : PCT drip 120 ml/8 jam
R : Area mata
S : 3 (ringan)
T : 1-3 mnt
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
2. 12/11/22 1. Memeriksa status sensorik dan tingkat kenyamanan (mis. nyeri, 12 November 2022 (16.45 WIT)
08.00-16.00 kelelahan) S:
Hasil : KU membaik
2. Membatasi stimulus lingkungan (mis. cahaya, suara, aktivitas) - Ibu klien mengatakan mata anaknya
Hasil : Aktivitas pengujung dibatasi, tirai ditutup sedikit, sudah tidak bengkak lagi, penglihatan
penggunaan lampu di matikan sebagian, mengurangi anaknya nampak sudah mulai
penggunaan smartphone maupun bahan elektroknik yang membaik
menghasilkan blue light O:
3. Berkolaborasi dalam meminimalkan prosedur/tindakan
Hasil : Ruangan dibuat minim pencahayaan kalau perlu dalam - Pasien tampak tenang
melakukan tindakan baru dinyalakan kembali - Mata sudah tidak merah dan bengkak
lagi
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
P : Intervensi dihentikan