Anda di halaman 1dari 28

MANAJEMEN TENAGA KEPENDIDIKAN

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Pendidikan
yang diampu oleh Dr. Gunartati, M.Pd

Disusun oleh :

Dzaky Akhsan Hummada (21406241005)

Isabel Putri Yustianka ` (21406241009)

Novia Ayu Latiefa (21406241012)

Ulya Vida Amalia (21406241033)

Hanifah Yumna U. A. (21406241034)

Rahmania Uswatun K. (21406241037)

Muhammad Yoga Aliakim (21406244006)

Destri Ahza Kesty W. (21406244009)

Gadis Sakiakirti (21406244031)

Almas Fatimatuz Zahro’ (21406244044)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Puji syukur kita panjatkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. yang mana
dengan limpahan rahmat serta hidayah-Nya penulis dapat menyusun makalah ini.
Shalawat dan salam semoga tercurah pada junjungan kita, Nabi Agung
Muhammad Saw. sebagai panutan dan suri tauladan kita, begitu pula pada
keluarga dan sahabatnya serta yang mengikuti beliau dengan baik hingga akhir
zaman. Ucapan terima kasih sebanyak-banyaknya juga penulis berikan pada
pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Adapun makalah ini berisi antara lain yaitu definisi dan jenis tenaga
kependidikan; pengadaan, pengangkatan, dan penempatan tenaga kependidikan;
pembinaan, pengembangan, dan pemberhentian tenaga kependidikan;
implementasi manajemen tenaga kependidikan di daerah; tujuan, tugas, dan fungsi
manajemen tenaga kependidikan; serta komponen manajemen tenaga
kependidikan. Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
kelompok semester gasal mata kuliah Manajemen Pendidikan serta melatih
penulis untuk menulis agar suatu saat bisa melakukan penulisan pada suatu topik
tertentu.
Penulis menyadari masih banyak kesalahan serta kekeliruan dalam
penyusunan makalah ini. Untuk itu penulis perlu masukan, saran dan kritik dari
Bapak/Ibu dosen serta dari teman-teman pembaca makalah ini untuk
menyempurnakan makalah yang akan penulis buat ke depannya. Semoga makalah
ini dapat berguna bagi penulis dan para pembaca sekalian.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Yogyakarta, 4 Oktober 2022

Tim Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I ...................................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2

C. Tujuan .......................................................................................................... 2

D. Manfaat ........................................................................................................ 2

BAB II .................................................................................................................... 3

A. Definisi dan Jenis Tenaga Kependidikan ..................................................... 3

B. Pengadaan, Pengangkatan, dan Penenmpatan Tenaga Kependidikan ......... 5

C. Pembinaan, Pengembangan, dan Pemberhentian Tenaga Kependidikan..... 7

D. Implementasi Manajemen Tenaga Kependidikan di Daerah ..................... 11

E. Tujuan, Tugas, dan Fungsi Manajemen Tenaga Kependidikan ................. 14

F. Komponen Manajemen Tenaga Kependidikan .......................................... 17

BAB III ................................................................................................................. 23

A. Kesimpulan ................................................................................................ 23

B. Saran........................................................................................................... 23

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 24

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan penting bagi individu
manusia dalam sisi pendekatan lingkungan serta pendekatan sosial yang
pastinya akan bermanfaat serta menjadikan seorang individu lebih memiliki
kepekaan dalam menjadi manusia di lingkungan masyarakat. Hal tersebut
akan difasilitasi suatu instansi kependidikan dalam mengelola tenaga
pendidiknya seperti Guru, Dosen, dan Instruktur dalam membimbing peserta
didik. Pastinya akan ada porsi tenaga pendidik dalam pengupayakan
mendidik serta membentuk karakter peserta didiknya, maka dari itu akan ada
pembagian porsi atau biasa disebut manajemen waktu dan golongan untuk
tenaga pendidik dalam suatu instansi. Karena pentingnya porsi tenaga
pendidik yang fungsinya juga bisa terbilang sangat penting dalam berjalannya
sistem pelayannan teknis pada satuan pendidikan.
Menurut Undang-Undang No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan
Nasional pasal 1 ayat 5 dan 6 yang di maksud dengan tenaga kependidikan
adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk
menunjang penyelenggaraan pendidikan. Manajemen tenaga kependidikan
(guru dan pegawai) mutlak harus diterapkan oleh kepala sekolah agar dapat
mendayagunakan tenaga kependidikan secara efektif dan efesien untuk
mencapai hasil yang optimal. Professionalnya manajemen tenaga pendidik
juga dapat dibuktikan dalam mereka merancang hingga evaluasi dan
prosedur- prosedur didalam sistem satuan pendidikan. Manajemen pendidikan
sendiri juga sangat bersifat sebagai satuan kontroling didalam lembaga
pendidikan, serta para tenaga pendidik sendiri akan selalu menjadi pemberi
fasilitator bagi siswa yang juga dapat dikategorikan sebagai pembaca moment
serta melihat potensi-potensi yang dimiliki. Peningkatan profesionalisme
dalam pelaku manajemen itu juga diwujudkan melalui suatu proses yang
sistematis dan terintegrasi dalam bentuk pengelolaan tenaga pendidik dan
kependidikan, mulai dari proses perencanaan hingga evaluasi dan prosedur
pemberhentian suatu posisi tenaga pendidik.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi dan jenis tenaga kependidikan?
2. Bagaimana pengadaan, pengangkatan, dan penempatan tenaga
kependidikan?
3. Bagaimana pembinaan, pengembangan, dan pemberhentian tenaga
kependidikan?
4. Bagaimana implementasi manajemen tenaga kependidikan di daerah?
5. Bagaimana tujuan manajemen tenaga kependidikan?
6. Bagaimana tugas dan fungsi manajemen tenaga kependidikan?
7. Bagaimana komponen manajemen tenaga kependidikan?

C. Tujuan
1. Menganalisis definisi dan jenis tenaga kependidikan.
2. Menganalisis pengadaan, pengangkatan, dan penempatan tenaga
kependidikan.
3. Menganalisis pembinaan, pengembangan, dan pemberhentian tenaga
kependidikan.
4. Menganalisis implementasi manajemen tenaga kependidikan di daerah.
5. Menganalisis tujuan manajemen tenaga kependidikan.
6. Menganalisis tugas dan fungsi manajemen tenaga kependidikan.
7. Menganalisis komponen manajemen tenaga kependidikan.

D. Manfaat
1. Pembaca mengetahui analisis definisi dan jenis tenaga kependidikan.
2. Pembaca mengetahui analisis pengadaan, pengangkatan, dan penempatan
tenaga kependidikan.
3. Pembaca mengetahui analisis pembinaan, pengembangan, dan
pemberhentian tenaga kependidikan.
4. Pembaca mengetahui analisis implementasi manajemen tenaga
kependidikan di daerah.
5. Pembaca mengetahui analisis tujuan manajemen tenaga kependidikan.
6. Pembaca mengetahui analisis tugas dan fungsi manajemen tenaga
kependidikan.
7. Pembaca mengetahui analisis komponen manajemen tenaga kependidikan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi dan Jenis Tenaga Kependidikan


1. Definisi Tenaga Kependidikan
Menurut UU No.20 Pasal 1 Tahun 2003, tenaga kependidikan adalah
anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang
penyelenggaraan pendidikan. Artinya, tenaga kependidikan dapat
dikatakan kompeten yang telah ditetapkan oleh undang-undang yang
berlaku, dilantik oleh pihak berwajib, mendapat instruksi dalam suatu
jabatan, serta mendapat upah sesuai aturan yang berlaku. Dalam UU No.20
Pasal 39 Ayat (1) Tahun 2003, menunjukkan bahwa tenaga kependidikan
bertugas melaksanakan administrasi pendidikan pada satuan pendidikan.
Sedangkan menurut UU No.20 Pasal 40 Ayat (2), tenaga kependidikan
memiliki kewajiban, antara lain:
a. Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna,
menyennagkan, kreatif, dinamis, dan dialogis
b. Mempunyai komitmen secara professional untuk meningkatkan
mutu pendidikan
c. Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan
kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan
kepadanya

Tenaga kependidikan adalah tenaga-tenaga (personil) yang


berkecimpug di dalam lembaga atau organisasi pendidikan yang memiliki
wawasan pendidikan (memahami falsafah dan ilmu pendidikan), dan
melakukan kegiatan pelaksanaan pendidikan (mikro atau makro) atau
penyelenggaraan pendidikan (Hartati Sukirman, 2000:8). Sehingga, tenaga
kependidikan dapat diartikan sebagai orang-orang yang mengabdikan diri
untuk ikut serta menunjang kegiatan pendidikan, yang memenuhi suatu
persyaratan tertentu sesuai dengan peraturan yang berlaku. Tenaga
kependidikan mencakup seluruh bagian yang berada dalam sebuah instansi
atau lembaga pendidikan yang tidak hanya mencakup guru, melainkan
keseluruhan yang berperan serta dalam pendidikan.

3
2. Jenis Tenaga Kependidikan
Terdapat tiga klasifikasi tenaga kependidikan ditinjau dari
jabatannya, yaitu:
1. Tenaga struktural, tenaga kependidikan yang menduduki
jabatan-jabatan istimewa (pimpinan) yang bertanggung jawab
secara langsung maupun tidak langsung terhadap satuan
pendidikan.
2. Tenaga fungsional, tenaga kependidikan yang menduduki
jabatan fungsional yaitu jabatan yang dalam penerapan
pekerjaannya mengandalkan kemampuan akademis
kependidikan.
3. Tenaga teknis kependidikan, tenaga kependidikan yang dalam
penerapan pekerjaannya menuntut keahlian teknis operasional
atau teknis administratif.

Sedangkan menurut Hartati Sukirman (2000:8) tenaga kependidikan


diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu:

a. Tenaga pendidik
Tenaga pendidik adalah personil di lembaga pelaksanaan
pendidikan yang melakukan salah satu aspek atau seluruh
kegiatan (proses) pendidikan, mikro ataupun makro. Adanya
tenaga pendidik selain mengajar secara teori juga diharapkan
dapat membimbing anak didiknya. Oleh karena itu, tenaga
pendidik diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu:
1) Pengajar
Pengajar adalah personil yang secara resmi
profesional bekerja melaksanakan kegiatan pendidikan.
Pengajar tidak semata-mata diartikan sebagai pemberi
materi pelajaran saja. Melainkan, utuh sebagai
pendidik, namun pendidikannya dilakukan melalui
materi pelajaran tertentu.

4
2) Pembimbing
Pembimbing adalah personil yang bekerja
melaksanakan kegiatan pendidikan yang khusus, yaitu
terarah kepada orang-orang yang problematis secara
psikologis-rohaniah atau sosial.
3) Supervisor pendidikan
Supervisor pendidikan adalah personil yang
bekerja melaksanakan tindakan pendidikan kepada para
pengajar dan pembimbing dalam pelaksanaan tugasnya.
b. Tenaga administrator pendidikan
Administrator pendidikan adalah personil yang bekerja
melaksanakan kegiatan penyelenggaraan pendidikan. Terdapat
empat klasifikasi administrator, yaitu:
1) Perencana pendidikan profesional
2) Pengembangan kurikulum pendidikan
3) Peneliti dan pengembangan pendidikan
4) Perancang sarana dan media pendidikan
c. Tenaga teknisi pendidikan
Tenaga teknisi pendidikan adalah personil yang bekerja
memberikan layanan pendidikan melalui pendekatan kondisional.
Tenaga teknisi pendidikan meliputi:
1) Pustakawan pendidikan
2) Petugas pusat sumber belajar
3) Laboran pendidik

B. Pengadaan, Pengangkatan, dan Penenmpatan Tenaga Kependidikan


1. Pengadaan Tenaga Kependidikan
Kekosongan formasi harus segera diisi, untuk mengisi kekosongan
tersebut maka dilakukan proses pengadaan tenaga kependidikan.
Kekosongan formasi lowongan dapat disebab kan berbagai hal seperti
karena adanya tambahan jabatan baru dan personil suatu lembaga yang
berhenti. Langkah untuk pengadaan tenaga kependidikan adalah sebagai
berikut :

5
a. Dilakukan pengumuman adanya formasi baru
Pengumuman adanya formasi baru dilakukan untuk
pemberitahuan kepada masyarakat yang memenuhi syarat
melalui media cetak atau media elektronik. Pengumuman
tersebut harus berisi sebagai berikut:
1) Apa jenis pegawai yang dibutuhkan
2) Hal yang dituntut dari pelamar
3) Alamat dan tempat pengajuan pelamar
4) Semua hal lain yang diperlukan
b. Pendaftaran
Pendaftaran dapat dilakukan setelah tersebarnya
pengumuman serta para pendaftar mengajukan permohonan
yang memenuhi syarat dan ketentuan yang telah ditentukan
beserta lampiran yang diperlukan.
c. Seleksi
1) Seleksi administratif, seleksi ini berupa pemeriksaan
kelengkapan serta lampiran yang diperlukan. Apabila
kelengkapan dalam hal administratif kurang maka peserta
tersebut gagal.
2) Ujian, peserta yang lulus dalam seleksi administratif
selanjutnya akan mengikuti ujian dengan materi
pengetahuan umun, pengetahuan teknis, dan hal lain yang
diperlukan.
3) Pemeriksaan kesehatan calon pegawai, dilakukan dengan
menunjukkan hasil tes kesehatan atau pemeriksaan secara
langsung oleh tim yang dibentuk.
4) Pengumuman, pengumuman berisi siapa saja peserta yang
lolos seleksi sesuai dengan ketentuan dan penempatan kerja.
2. Pengangkatan Tenaga Kependidikan
Dalam proses pengangkatan tenaga kependidikan dilakukan oleh
menteri. Hal tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan dari sudut
keseimbangan dari penempatan dengan peraturan yang mengatur.

6
Pengangkatan tenaga kerja lain yang bukan pendidik dapat dilakukan
oleh masyarakat dengan melihat peraturan atau syarat yang telah
ditentukan sesuai dengan UUD yang mengatur.
3. Penempatan Tenaga Kependidikan
Penempatan adalah suatu tindakan untuk menempati suatu posisi
atas seseorang untuk menempati suatu posisi atau jabatan (Jefrin, 2020:
3). Sebenarnya penempatan ini dapat dikatakan sebagai hal untuk uji
coba yang nantinya akan ada tindakan penempatan kembali namun
penempatan ini memiliki tujuan untuk menentukan keluaran dan
komposisi tenaga kependidikan yang dapat dilihat dari kepentingan serta
keseimbangan struktur organisasi pendidikan nasional.
Penempatan tersebut merupakan sebuah tindakan yang tenaga kerja
baru perlihatkan untuk di kerjakan dengan tuntutan pekerjaan yang ada,
kewajiban, dan hal yang ditawarkan dari sebuah jabatan. Namun dalam
sebuah penempatan dapat dilakukan mutasi pekerjaan (perpindahan
pegawai) dari tempat satu ke tempat lain maupun dari pekerjaan satu ke
pekerjaan lain dapat dilihat dari suatu kebutuhan. Hal tersebut dapat
dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan kuantitas maupun kualitas.
Mutasi tersebut menjadi sebuah alternatif untuk kepentingan
perkembangan organisasi.
Kesimpulannya adalah penempatan merupakan sebuah proses
penanganan pegawai baru yang telah melakukan proses pendaftaran
ulang sebagai pemberitahuan pada bagian mana mereka ditempatkan.
Calon pegawai tersebut ditetapkan dan diterima melalui keputusan oleh
atasan langsung atau oleh bagian personaliasi atau kepegawaian. Hal ini
merupakan langkah terakhir. dari kegiatan penyelenggaraan tenaga
pendidik.

C. Pembinaan, Pengembangan, dan Pemberhentian Tenaga Kependidikan


1. Pembinaan dan Pengembangan Tenaga Kependidikan
a. Pengertian dan prinsip pembinaan tenaga kependidikan
Menurut purwanto (2007), pembinaan atau pengembangan
tenaga kependidikan adalah usaha mendaya-gunakan, memajukan,

7
dan meningkatkan produktivitas kerja setiap tenaga kependidikan
yang ada di seluruh tingkatan manajemen organisasi dan jenjang
pendidikan. Kegiatan pembinaan dan pengembangan tenaga
kependidikan bertujuan untuk menumbuhkan kemampuan dalam
setiap tenaga kepenidikan baik dari segi ilmu, wawasan, sikap, dan
keterampilannya. Setiap tenaga kependidikan memiliki hak untuk
mendapatkan pembinaan dan pengembangan potensi yang
dimilikinya. Menurut kemendikbud (2012), terdapat beberapa
prinsip yang perlu diperhatikan dalam kegiatan pembinaad tenaga
kependidikan, yaitu;
1) Pembinaan tenaga kependidikan patut dilakukan untuk
semua jenis tenaga kepenidikan baik untuk tenaga structural,
fungsional, maupuntenaga teknis penyelenggara pendidikan.
2) Pembinaan tenaga kependidikan berorientasi pada perubahan
tingkah laku dalam rangka peningkatan kemampuan
professional dan atau teknis untuk pelaksanaan tugas sehari-
hari sesuai dengan porsinya masing-masing.
3) Pembinaan tenaga kependidikan dilaksanakan untuk
mendorong meningkatnya kontribusi setiap individu
terhadap organisasi pendidikan atau sistem sekolah dan
menyediakan bentuk-bentuk penghargaan, kesejahteraan,
dan insentif sebagai imbalanguna menjamin terpenuhinya
secara optimal kebutuhan sosial-ekonomi maupun kebutuhan
sosial-psikologi.
4) Pembinaan tenaga kependidikan dirintis dan diarahkan untuk
mendidik dan melatih seseorang sebelum maupun sesudah
menduduki jabatan, bai karena kebutuhan yang
berorientasikepada lowongan jabatan di masa yang akan
datang.
5) Pembinaan tenaga kependidikan sebenarnya dirancang untuk
memenuhi tuntutan pertumbuhan dalam jabatan,
pengembangan profesi, pemecahan masalah, kegiatan-

8
kegiatan remedial, pemeliharaan motivasi kerja, dan
ketahanan organisasi pendidikan.

b. Bentuk pembinaan tenaga kependidikan

1) Pelatihan teknologi
Tenaga kependidikan masa kini tidak boleh gaptek. Tenaga
kependidikan masa kiri harus dapat mengoperasikan dan mengikuti
perkembangan tekhnologi yang ada. Sebagai contoh, ketika
pembelajaran dimasa pandemi, semua kegiatan pendidikan
dilakukan dengan bantuan teknologi. Maka apabila seorang tenaga
kependidikan tidak bisa mengikuti perkembangan tekhnologi yang
ada, tenaga kependidikan tersebut akan sulit untuk menjalankan
tugasnya.
2) Pelatihan kepemimpinan
Pelatihan kepemimpinan juga penting untuk seorang tenaga
kependidikan. Seorang tenaga kependidikan yang memiliki jiwa
kepemimpinan yang baik akan membuatnya lebih mudah untuk
menjalankan tugas. Hal ini akan berdampak pada peningkatan
kualitas pada bidang pendidikanm. Hal ini karena pada hakikatnya
seorang pendidik, misalnya guru merupakan pemimpin dikelasnya.
Apabila seorang guru tidak memiliki keterampilan kepemimpinan
maka kelas tidak akan berjalan dengan baik.
3) Pelatihan public speaking
Pelatihan public speaking ini tidak kalah penting untuk
seorang tenaga kependidikan. Tujuan dari pelatihan ini adalah agar
seorang tenaga kependidikan, sebagai contoh guru atau dosen lebih
mudah menjalankan tugasnya untuk menyampaikan materi.
Apabila seorang guru atau dosen tidak memiliki kemampuan public
speaking yang baik maka penyampaian materi juga menjadi tidak
maksimal. Dengan memiliki kemampuan public speaking seorang
guru atau dosen dapat membuat suasana kelas menjadi lebih
menyenangkan dan berdampak pada kegiatan pendidikan yang
lebih optimal.

9
4) Pelatihan pembuatan media belajar
Pelatihan pembuatan media belajar ini juga tak kalah penting
bagi tenaga pendidik. Media belajar menjadi salah satu hal yang
mempengaruhi proses pendidikan. Dengan media belajar yang tepat
dan menyenangkan, siswa akan menjadi lebih mudah memahami
materi. Dan lagi lagi dampaknya adalah kegiatan pendidikan
menjadi lebih maksimal.
2. Pemberhentian Tenaga Kependidikan
a. Pengertian dan sebab pemberhentian tenaga kependidikan
Pemberhentian tenaga kependidikan adalah kegiatan dimana
seorang tenaga kependidikan diberhentikan dari pekerjaannya
dikarenakan oleh suatu sebab dan dilakukan sesuai dengan prosedur
yang berlaku. Pemberhentian tenaga kependidikan dibagi menjadi
dua yaitu pemberhentian dengan hormat dan pemberhentian dengan
tidak hormat, dalam uraian sebagai berikut:
1) Pemberhentian dengan hormat tenaga kependidikan.
Pemberhentian tenaga kependidikan dengan hormat
didasarkan atas beberapa hal yaitu:
a) Meninggal dunia
b) Mencapai batas usia pension
c) Atas dasar kemauan sendiri
d) Menderita sakit sehingga tidak bisa melaksanakan
tugas secara terus menerus
e) Telah selesai perjanjian kerjanya dengan suatu instansi
2) Pemberhentian dengan tidak hormat tenaga kependidikan.
Pemberhentian tenaga kependidikan secara tidak hormat
didasarkan pada:
b) Melanggar sumpah
c) Melanggar peraturan kerja
d) Mendapatkan sanksi pidana dari pihak berwenang

10
e) Melalaikan tugas dalam waktu yang lama secara
berturut-turut.

D. Implementasi Manajemen Tenaga Kependidikan di Daerah


Dalam sistem kependidikan manajemen berfungsi sebagai metode
dalam mendayagunakan tenaga kependidikan dengan efektif serta efisien.
Dengan adanya manajemen tenaga kependidikan, hasil luaran yang dicapai
akan optimal, serta suasana pembelajaran tercipta dengan menyenangkan.
Tujuan dari manajemen atau pengelolaan tenaga kependidikan itu adalah agar
mereka memiliki kemampuan, motivasi, kreativitas sebagai berikut:
1. Mewujudkan sistem sekolah yang mampu mengatasi kelemahan-
kelemahan sendiri.
2. Secara berkesinambungan menyesuaikan program pendidikan
sekolah terhadap kebutuhan (belajar) peserta didik dan terhadap
persaingan kehidupan di masyarakat secara sehat dan dinamis.
3. Menyediakan bentuk kepemimpinan (khususnya mempersiapkan
kader pemimpin pendidikan yang benar-benar handal dan dapat
diteladani), yang mampu mewujudkan human organization yang
pengertiannya lebih dari sekedar human relationship pada
pendidikan di sekolah itu sendiri.

Di Indonesia, pendidikan merupakan salah satu pusat perhatian dari


berbagai Lembaga pemerintah, dan juga masyarakat. Pemerataan pendidikan
di Indonesia khusunya di berbagai daerah masih relative belum berhasil. Hal
tersebut ditunjukan karena masih banyak daerah daerah terpencil di Indonesia
yang masih belum mendapatkan fasilitas pendidikan yang layak. Fasilitas
tersebut meliputi sarana prasarana penunjang pendidikan, tenaga pendidik
yang sesuai standar mutu kependidikan, serta metode pembelajaran yang
terbatas. Meningkatkan mutu pendidikan bukan hal yang mudah dilakukan.
Apalagi mengingat bahwa ada banyak aspek yang harus menjadi
pertimbangan khusus. Beberapa faktor yang memengaruhi mutu pendidikan
di daerah terpencil. sehingga sulit terjangkau oleh pemerintah, diantaranya:

11
1. Akses lokasi yang sulit dijangkau
Sulitnya akses lokasi menuju daerah tersebut, menjadi salah
satu problem dalam upaya pemerataan pendidikan. Tanpa adanya
akses yang mudah maka pemerintah, kepala sekolah, guru, maupun
pihak lain yang ingin meningkatkan mutu pendidikan di daerah
tersebut tentu akan mengalami kesulitan. Bahkan siswa juga
merasakan kesulitan dalam menjangkau sekolah sebab akses yang
kurang memadai.
2. Kurangnya tenaga pendidik
Di daerah yang akses lokasi nya sulit dijangkau, tentu dapat
diketahui bahwa tenaga pendidik pun akan mengalami kekurangan.
Sehingga akan menyulitkan setiap pendidik dalam mengajar dan
menjalankan tugas lainnya. Selain itu, untuk mencari guru yang
berkualitas dan siap di tempatkan dimana saja tidaklah mudah.
Apalagi jika di tempatkan di daerah terpencil yang sarana
prasarananya kurang memadai dan akses perjalanan yang sulit.
Oleh karena itu, dibutuhkan jiwa pengabdian tinggi untuk
melangkah ke arah tersebut.

Sebagai contoh permasalahan pendidikan di daerah yaitu di Buloh


Seuma, Aceh Selatan. Permasalahan ditunjukkan pada kurangnya guru karena
banyak guru yang menolak ditempatkan dan menetap disana, kecuali guru
yang berstatus sebagai guru daerah tertinggal. Selain kurangnya fasilitas dan
tenaga kependidikan, lokasi menuju sekolah pun sulit dijangkau. Siswa harus
melewati gunung-gunung dan butuh waktu dua jam sampai lokasi sekolah.

12
Gambar 1.1. Potret Pendidikan di Pelosok Negeri.
Sumber: https://www.kominfo.go.id/content/detail/5439/potretpendidikan-di-
pelosok-negeri-2/0/sorotan_media
Berbagai permasalahan kependidikan di berbagai daerah di Indonesia,
perlu adanya solusi dari permasalahan tersebut, salah satunya dengan adanya
manajemen tenaga kependidikan. Diantaranya yaitu:

1. Penyediaan guru di daerah terpencil (rural area)


Pengelolaan tenaga pendidik harus mutlak dan wajib
dilakukan guna mencapai hasil luaran pendidikan yang bermutu.
Berbagai pengelolaan dapat dilakukan dengan perekrutan, seleksi,
penempatan, pemberian, kompensasi, penghargaan, pendidikan,
latihan dan pemberhentian yang dijalankan secara terawasi
(Cobanoglu, Sertel, & Sarkaya, 2018).
Tenaga kependidikan handal dapat dicapai apabila
mekanisme pendidikan harus idelal. Di daerah pelosok di
Indonesia, kurangnya tenaga pendidik yang diakibatkan distribusi
belum merata seakan menjadi problem yang sampai kini belum
terselesaikan. Upaya pemerintah mengirimkan tenaga pendidik
(sarjana) pun sudah dilakukan. Pemerintah pusat dan pemerintah
daerah harus turut bekerja sama dalam memberdayakan para guru
lokal di daerah, karena guru lokal akan lebih memahami kondidi
geografis di daerah tersebut.
2. Strategi retensi tenaga pendidikan di daerah terpencil
Perluasan akses serta peningkatan pemerataan pendidikan
pada jenjang pendidikan formal menjadi permasalahan pada
masyarakat yang tingkat perekonomianya dibawah rata-rata serta
masyarakat yang berada di daerah pelosok. Perlu adanya

13
pemerataan pada jenjang pendidikan tingkat prasekolah, sekolah
dasar, menengah, pergurua tinggi. Sesuai dengan UUD 1945 Pasal
31 yang membahas mengenai hak warga negara dalam mendapat
pendidikan tanpa terkecuali, pendidikan merupakan faktor utama
dalam menentukan kemajuan sebuah bangsa.

E. Tujuan, Tugas, dan Fungsi Manajemen Tenaga Kependidikan


1. Tujuan Manajemen Tenaga Kependidikan
Pada dunia pendidikan tujuan dari manajemen tenaga pendidik dan
kependidikan adalah untuk membangun SDM ke arah yang bermutu,
handal, kreatif, berprestasi, dan produktif, berbeda dengan di dunia bisnis
yang lenih mengutamakan hal-hal lain selain dari pendidikan yang
bermutu. Tujuan dari manajemen tenaga dan kependidikan menurut
Permendiknas No. 8 Tahun 2005 memiliki tugas untuk merumuskan dan
melaksanakan kebijakan standarisasi peningkatan mutu pendidikan,
namun tujuan dari manajemen tenaga pendidik dan kependidikan
diuraikan lagi menurut Syaefudin. Hal ini berjalan sama seperti
tujuannya yaitu meningkatkan motivasi untuk memiliki kreativitas dalam
(Murni : 2017) :
a. Mewujudkan sistem yang membuat setiap sekolah dapat
mengatasi masalah dalam kelemahan sekolah tersebut.
b. Menyelesaikan program kependidikan secara
berkesinambungan untuk memenuhi kebutuhan belajar peserta
didik dalam persaingan kehidupan pada masyarakat yang
dinamis.
c. Membentuk kepemimpinan yang bersifat human organization
untuk mewujudkan human relationship guna menuju jenjang
manajemen tenaga pendidik dan kependidikan.

Selain faktor sumber daya manusia sebagai penggerak sebuah


lembaga, diperlukan pula faktor lain agar dapat mengatur sebuah sistem
yaitu sistem manajeman, dengam adanya sebuha sistem yang mengatur
manajamen maka sebuah pendidikan tidak hanya ada guru dan peserta
didik saja namun ada sebuah sistem yang menjalankan sehingga

14
menghasilkan sebuah keputusan dan kebijakan untuk mengatur aktifitas
pendidikan yang ada. Hal ini sama menjadi sebuah kesimpulan bahwa
dalam tujuan manajemen tenaga kependidikan secara umum yaitu :

a. Organisasi atau lambaga dapat mempertahankan tenaga kerja


yang cakap serta memiliki motivasi yang tinggi dan bisa
dipercaya untuk menjalankan tugas dan fungsinya.
b. Meningkatkan kapasitas dan kemampuan yang dimiliki oleh
tenaga kependidikan.
c. Mengembangkan sebuah sistem untuk kinerja tinggi agar sesuai
prosedur dengan mengetatkan seleksi agar dapat disesuaikan
dengan kinerja pengembangan manajemen serta aktivitas
pelatihan yang berkaitan dengan kebutuhan organisasi dan
individu.
2. Tugas dan Fungsi Manajemen Tenaga Kependidikan
Tugas dan fungsi tenaga kependidikan secara khusus diatur dalam
UU No. 14 Tahun 2007, yaitu sebagai agen untuk meningkatkan mutu
pendidikan nasioanl, pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan
seni, serta mengabdi pada masyarakat. Namun klasifikasi hal tersebut
bahwa pendidik harus mampu menjalankan tugas dan fungsinya agar
memiliki kompetensi dengan syarat sebagai berikut:
a. Pendidik harus memiliki kualifikasi minimum dan serta
sertifikasi yang sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar,
sehat jasmani dan rohani serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional
b. Pendidik untuk pendidikan formal pada jenjang pendidikan
usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan
pendidikan tinggi di hasilkan oleh perguruan tinggi yang
terakreditasi.

Agar dapat menjalankan fungsi dan tugasnya manajemen tenaga


kependidikan memiliki hak dan kewajibannya yang harus dipenuhi
agar dapat melakukan aktivitas kependidikan dengan ketentuan yaitu :

15
a. Pendidik dan tenaga pendidik berhak memperoleh,
1) Penghasilan dan kesejahteraan sosial yang pantas dan
memadai.
2) Penghargaan sesuia dengan tugas dan restasi kerja.
3) Pembinaan karier sesuaidengan tuntutan pengembangan
kualitas.
4) Perlindungan hukum dan melaksanakan tugas dan hak atas
hasil kekayaan intelektual.
5) Kesempatan untuk mengguanakan sarana prasarana dan
fasilitas pendidikan untuk menunjang kelancaran
pelaksanaan tugas.
b. Pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban
1) Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna,
menyenangkan, kreatif, dinamis dan dialogis
2) Mempunyai komitmen secara profesional untuk
meningkatan mutu pendidikan.
3) Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga,
profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang
di berikan kepadanya.
3. Fungsi dan Peran Manajemen Tenaga Kependidikan
Lembaga Tenaga kependidikan memiliki prospek dalam menaikkan
mutu pendidikan di Indonesia, 50% beban dalam akademik kependidikan
berada pada tangan para tenaga kependidikan, maka dari itu manajemen
tenaga kependidikan memiliki fungsi dan peran, fungsi tersebut secara
umum dapat diartikan sebagai:
a. Menjamin berlangsungnya sistem pendidikan.
b. Memantau dan menjalankan sistem program yang ditargetkan
untuk lembaga kependidikan.
c. Memfasilitasi tenaga pendidik ataupun tenaga kependidikan
satu sama lain guna menjalankan aktivitas kependidikan .
d. Memberikan kenyamanan dan keamanan pada lingkungan
pendidikan.

16
e. Melayani kebutuhan peserta didik dan tenaga pendidik guna
melancarkan kegiatan kependidikan.

Adapun dalam fungsinya terdapat peranan tenaga kependidikan


pula yaitu:

a. Membantu pelaksanaan dan penyelenggaraan pendidikan


ditiap-tiap satuan pendidikan.
b. Membantu merencanakan sistem, tujuan dan desain pendidikan
yang akan dijalankan.
c. Membantu kepala sekolah dalam menciptakan lingkuangan
pendidikan yang aman, nyaman, dan kondusif.
d. Membantu kepala sekolah, guru dan peserta didik mencapai
tujuannya masing-masing.
e. Membantu teciptanya hubungan dan komunikasi yang baik
antara sekolah dengan masyarakat atau sekolah dengan
lembaga pemerintah terkait.

F. Komponen Manajemen Tenaga Kependidikan


Manajemen tenaga kependidikan sebagai kegiatan menentukan
kebutuhan pegawai secara kuantitatif untuk kebutuhan saat ini dan masa yang
akan datang. Aktivitas pelaksanaan manajemen tenaga kependidikan sendiri
dimulai dari tenaga kependidikan itu masuk ke dalam organisasi pendidikan
hingga nanti berhenti melalui perencanaan, perekrutan, seleksi, penempatan,
pemberian kompensasi, penghargaan, pendidikan atau pengembangan, sampai
pemberhentian sebagai langkah terakhir.
Adapun menurut Mulyasa (2002), manajemen tenaga kependidikan
(guru dan personil) mencakup pada beberapa hal, yaitu:
1. Perencanaan Pegawai
Perencanaan pegawai dalam hal ini yaitu mengidentifikasi atau
menganalisis terlebih dahulu pada bagian pekerjaan, tugas, dan
jabatan apa yang sedang dibutuhkan. Dimaksudkan guna menghindari
adanya kesalahan pada saat rekrutmen dan penempatan posisi
nantinya. Pada proses ini, terdapat salah satu metode yang dapat

17
digunakan dalam perencanaan yaitu metode proyeksi dengan
memperkirakan hal yang dibutuhkan di masa mendatang dengan
melihat dari data dan informasi yang telah ada sebagai acuan.
2. Pengadaan Pegawai
Tahap pertama perencanaan pegawai apabila telah matang, maka
dilakukan pengadaan pegawai. Pengadaan pegawai yaitu kegiatan
memenuhi kebutuhan pegawai di suatu lembaga. Pemenuhan
kebutuhan tersebut meliputi jumlah dan kualitasnya dengan
melakukan rekrutmen. Kemudian nantinya akan dilakukan seleksi
calon pegawai melalui tes tertulis, lisan, dan praktek untuk
mendapatkan tenaga kependidikan yang baik dan handal sesuai
klasifikasi dan kualifikasi yang dibutuhkan.
Pengadaan pegawai biasanya terjadi karena adanya perubahan
dalam lingkungan lembaga/sekolah berupa perluasan pekerjaan, beban
tugas bertambah, atau karena mutasi pegawai. Oleh karena itu,
langkah yang perlu ditempuh dalam pengadaan pegawai, yaitu:
a. Pengumuman adanya lowongan pekerjaan.
b. Pendaftaran dengan syarat yang harus dipenuhi para calon
pegawai.
c. Seleksi atau penyaringan, meliputi ujian tes dan lain
sebagainya.
d. Pengumuman hasil.
3. Pembinaan dan Pengembangan Pegawai
Menutut Purwanta (2007), pembinaan dan pengembangan
tenaga kependidikan merupakan usaha mendaya-gunakan,
memajukan, dan meningkatkan produktivitas kerja setiap tenaga
kependidikan yang ada di tingkatan manajemen organisasi dan jenjang
pendidikan. Dimungkinkan pegawai tenaga kependidikan mendapat
kesempatan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan yang
dimiliki supaya produktivitas kerja turut meningkat pula. Pembinaan
lebih dipusatkan pada perubahan tingkah laku untuk meningkatkan
kemampuan profesional dan kemampuan mengerjakan tugas sesuai

18
posisi jabatan. Sementara pengembangan berpusat pada
pengembangan karir para pegawai dengan pemberian kesempatan
untuk dapat naik ke jabatan yang lebih tinggi.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menjalankan
kegiatan pembinaan dan pengembangan dengan mengadakan program
pelatihan, seminar, workshop, diskusi panel, dan kegiatan lain yang
menumbuhkan mutu setiap tenaga kependidikan. Menurut Hartati
Sukirman (2000: 63), terdapat beberapa langkah dalam proses
pembinaan dan pengembangan yang meliputi:
a. Menganalisis Kebutuhan
Pada tahap ini dilakukan identifikasi keterampilan kerja,
menyusun program-program yang sesuai, melaksanakan riset,
dan meningkatkan kinerja.
b. Menyusun Rancangan Intruksional
Rancangan yang dimaksudkan meliputi sasaran, metode
intruksional, media, urutan, dan gambaran mengenai materi
pelatihan yang termasuk dalam kurikulum program pelatihan.
c. Mengesahkan Program Latihan
Setelah persiapan sebelumnya siap, suatu program pelatihan
dipertimbangkan untuk kemudian disetujui oleh unsur instansi
yang berwenang.
d. Tahap Implementasi
Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan pelatihan dengan
menggunakan berbagai teknik pelatihan seperti diskusi, loka
karya, dan seminar.
e. Tahap Evaluasi dan Tindak Lanjut
Pada tahap ini penilaian dengan melihat sejauhmana
keberhasilan atau kegagalan dari program pelatihan. Aspek
evaluasi meliputi kemampuan dan hasil belajar, reaksi peserta
pelatihan terhadap program pelatihan, dan perilaku kinerja
setelah mengikuti program pelatihan.

19
4. Promosi dan Mutasi
Promosi dalam manajemen tenaga kependidikan merujuk pada
kenaikan pangkat, yaitu perubahan kedudukan secara vertikal
sehingga mengarah juga pada perubahan wewenang tanggung jawab
dan penghasilan. Dari pihak kepala sekolah atau lembaga sendiri
selama jalannya sistem kerja apabila telah mengetahui potensi
pegawainya, maka dapat melakukan penaikan pangkat bagi tenaga
kependidikan yang memiliki kualitas dan kinerja yang memuaskan.
Promosi-promosi ini akan memunculkan dampak yang baik, tidak
hanya sekolah/lembaga mendapat pegawai yang berkualitas namun
juga tenaga kependidikan yang merasa dihormati dan dihargai
keberadaannya. Dengan hal itu tenaga kependidikan pun akan lebih
bekerja keras dalam mengupayakan pekerjaannya guna mewujudkan
kontribusi yang lebih besar.
Sementara mutasi merupakan pemindahan pegawai dari satu
jabatan ke jabatan yang lain. Pemindahan ini dilakukan secara
horizontal masih dalam satu jajaran, sehingga tidak banyak merubah
dalam aspek penghasilan. Mutasi biasanya dijalankan apabila dalam
suatu tatanan organisasi diperlukan penyegaran dan penyesuaian
ulang. Akan tetapi, ada kalanya mutasi dimaksudkan untuk
memindahkan pegawai yang kurang kompeten, misalnya tidak mempu
menjalankan tugas yang diemban, tidak produktif, atau kinerjanya
buruk sehingga menghambat jalannya pekerjaan.
5. Pemberhentian Pegawai
Komponen ini mengacu pada pencopotan atau pelepasan jabatan
yang dipegang tenaga kependidikan karena suatu hal dan sebab
tertentu, misalnya pegawai tidak cakap dan tidak memiliki
kemampuan dalam menjalankan tugas-tugas, atau juga dapat
disebabkan karena melanggar sumpah sebagai pegawai negeri sipil.
Adapun dalam Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Manajemen Pegawai Negeri Sipil disebutkan bahwa pegawai tenaga
kependidikan yang berstatus PNS dapat diberhentikan dengan hormat,

20
tidak dengan hormat, dan pemberhentian sementara dengan alasan
yaitu:
a. Pemberhentian dengan hormat, apabila:
1) Permintaan sendiri.
2) Mencapai batas usia pensiun.
3) Perampingan organisasi.
4) Tidak sehat jasmani dan rohani.
5) Meninggal dunia, tewas, atau hilang.
6) Hilang di luar kemampuan dan kemauan PNS yang
bersangkutan atau hal lainnya seperti tidak melaporkan
diri secara tertulis setelah menjalankan cuti di luar
tanggungan negara, terbukti menggunakan ijazah palsu,
tidak melapor setelah 15 hari masa belajar selesai.
b. Pemberhentian tidak dengan hormat, apabila:
1) Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan UUD
RI 1945.
2) Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan
pengadilan karena melakukan tindak pidana yang
berhubungan dengan jabatan maupun tidak.
3) Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik.
4) Dipidana dengan pidana penjara berdasarkan putusan
pengadilan karena melakukan tindak pidana dengan
hukuman minimal 2 tahun dan pidana yang dilakukan
dengan sengaja.
c. Pemberhentian sementara, apabila:
1) Diangkat menjadi pejabat negara.
2) Diangkat menjadi komisioner atau anggota lembaga
nonstruktural.
3) Ditahan karena menjadi tersangka tindak pidana.

21
6. Kompensasi
Kompensasi ini merupakan balas jasa yang diberikan kepada
pegawai dari organisasi atau lembaga, dimana wujud pemberianya
dapat dinilai dengan uang dan cenderung diberikan secara tetap. Dapat
berupa gaji, tunjangan, fasilitas hidup, dan lain sebagainya. Hal ini
penting karena berpengaruh dalam meningkatkan kinerja dan kualitas
kerja para tenaga kependidikan guna dijadikan peluang memotivasi
diri supaya lebih baik dalam bekerja dan manjalankan tugas.
7. Penilaian Pegawai
Penilaian pegawai difokuskan pada prestasi individu dan
bagaimana perannya dalam kegiatan sekolah. Penilaian pada pegawai
ini penting, baik bagi sekolah maupun pegawai itu sendiri. Bagi
pegawai, penilaian ini dapat menjadi umpan balik dalam menentukan
tujuan, rencana, dan pengembangan karir ke depannya. Sedangkan
bagi sekolah, hasil penilaian tenaga kependidikan dapat membantu
dalam proses pengambilan keputusan untuk masa yang akan datang,
seperti identifikasi kebutuhan program sekolah berupa penerimaan,
pemilihan, pengenalan, penempatan, promosi, sistem imbalan, dan
lain sebagainya yang mendukung proses efektif sumber daya manusia.
Dari ketujuh komponen manajemen tenaga kependidikan tersebut,
maka untuk mencapai tingkatan yang diharapkan semua cakupan pada
manajemen tenaga kependidikan perlu dilakukan dengan baik dan benar.
Perwujudannya dengan menjadi tenaga kependidikan yang profesional.
Berlaku apabila tenaga kependidikan yang tersedia mempunyai kualifikasi
dan kemampuan yang sesuai sehingga dapat menjalankan pekerjaannya
dengan optimal dan berkualitas.

22
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tenaga kependidikan didefinisikan dalam UU No.20 Pasal 39 Ayat (1)
Tahun 2003, bertugas melaksanakan administrasi pendidikan pada satuan
pendidikan. Tenaga kependidikan diklasifikasikan berdasar jabatan yaitu
tenaga struktural, tenaga fungsional, dan tenaga teknis kependidikan. Formasi
tenaga kependidikan yang mengalami kekosongan harus segera diisi dengan
proses pengadaan tenaga kependidikan. Proses selanjutnya yakni mendapat
pengumuman, yang kemudian dilakukan pengangkatan tenaga kependidikan
oleh menteri.
Tenaga kependidikan mengikuti kegiatan pembinaan dan
pengembangan untuk meningkatkan kemampuannya. Namun, tenaga
kependidikan juga dapat diberhentikan jika melanggar hukum. Dalam
mencegah hal tersebut, maka perlu mengimplementasi manajemen tenaga
kependidikan. Tujuan dari manajemen tenaga kependidikan yaitu
membangun SDM ke arah yang bermutu dan dapat mencapai tujuan
pendidikan nasional. Tenaga kependidikan juga perlu memahami komponen-
konponen tenaga kependidikan sebagai wujud profesionalitas.

B. Saran
Pembaca dapat memperoleh informasi terkait hal-hal mengenai
manajemen tenaga kependidikan yang telah disajikan dalam makalah ini.
Pembaca disarankan mencari informasi pendukung untuk memperkuat
pemahaman materi manajemen tenaga kependidikan. Pembaca juga dapat
menambah wawasan mengenai manajemen tenaga kependidikan melalui
seminar.

23
DAFTAR PUSTAKA

Budiyanto, C. (2022). Manajemen Pendidik Dan Tenaga Kependidikan. CV. Azla


Pustaka.

Hairunisa Jefrin, (2020). Pengertian Administrasi Pendidik dan Tenaga


Kependidikan, Proses Administrasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan
(Pengadaan, Penempatan dan Orientasi), Kesejahteraan Pendidik dan
Tenaga Kependidikan (Gaji, Tunjangan dan Penghargaan) dan Cuti
Pendidik dan Tenaga Kependidikan.hlm 3.

Maskur, H., Purwanto, P., & Choiriyah, S. (2021). Manajemen Pengembangan


Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pada Madrasah. Jurnal Ilmiah
Ekonomi Islam, 7(2), 715-724.

Murni. (2017) “Manajemen Tenaga Pendidik dan Kependidikan”. Jurnal


Intelektual, Vol. 5, No. 2.

Murni, M. (2019). Manajemen Tenaga Pendidik dan Kependidikan. Intelektualita,


Vol. 5, No. 02, hlm. 27-45.

Nasir, Mujiati, Hasmira Said dkk. (2020). “Pengelolaan Tenaga Pendidik (Guru)
di Rural Area”. Jurnal Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Vol.20 No.1.

Indonesia. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional. Sekretariat Negara. Jakarta.

Indrayadi, A. P., dkk. (2021). Manajemen Berbasis Sekolah pada Komponen


Tenaga Kependidikan dan Kesiswaan. JAMP: Jurnal Administrasi dan
Manajemen Pendidikan, Vol. 4, No. 3, hlm. 195-203.

Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri


Sipil.

Purwanto, N. (2007). Administrasi Pendidikan. Bandung: Suka Jaya.

24
Salman Mardira. (2015). “Potret Pendidikan di Pelosok Negeri (2)”. Dalam
http://news.okezone.com/read/2015/08/11/65/1193969/potret-pendidikan-
di-pelosok-negeri-2. Diakses pada 02 September 2022.

Siregar, Isra Adawiyah, Sehat Mahendra Harahap, Aini Maimanah. (2021).


“Pengelolaan Tenaga Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Di Mts
Nurussalam Deli Tua”.

Sopian, M. (2019). Pentingnya Pendidik dan Tenaga Kependidikan dalam proses


pembelajaran Sukirman, H. (2000). Manajemen Tenaga Pendidikan.
Yogyakarta: FIP UNY.

Wildasari. (2017). “Manajemen Tenaga Pendidikan dan Kependidikan”.


Sabilarrasyad Volume II Nomor 01 Januari – Juni 2017.

25

Anda mungkin juga menyukai