MAKALAH
Untuk memenuhi tugas mata kuliah
“Study Al Qur’an”
Dosen Pengampu Dr. M. Narullah, Th. I.
Disusun Oleh :
Ali Makinudin (18710014)
1
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb.
Puji syukur kehadirah Allah yang maha kuasa berkat rahmat dan
pertolonga-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan semaksimal
mungkin.
Ucapan terima kasih pula kami ucapkan kepada Dr. M. Narullah, Th. I.
Selaku Dosen pembimbing mata kuliah Study Al-Qur’an. Sebab karna berkat
beliau lah juga saya dapat mempelajari dan membuat makalah yang berjudul
“Perkembangan Alat Bantu Pembacaan Dalam Mushaf Utsmani dan Sejarah Ilmu
Tulisan Arab Kuno”ini.
Dan tak lupa pula ucapan terima kasih kepada teman-teman yang telah
memberikan semangat kepada saya sehingga saya mampu menyelesaikan makalah
ini.
Yang terakhir kali nya saya tahu bahwa di dalam makalah ini masih
terdapat kesalahan-kesalahan dan kekurangan, maka kami harap kan kritik dan
saran dari anda sekalian, agar makalah ini menjadi lebih baik lagi kedepan nya.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I: PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Simpulan..............................................................................................15
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an merupakan klam Allah yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad melalui perantara malaikat Jibril, dan bersifat mu’jizat, dengan
lafadz dan maknanya dari Allah SWT. yang dinukilkan secara mutawatir serta
bagi yang membaca mendpatkan pahala dan diawali surat Al-fatihah dan
diakhiri denga surat An-Nas.
Dalam perkembangan Agama Islam (masa nabi Muhammad hidup), Al-
Qur’an banyak dihafal oleh para sahabat nabi Muhammad SAW. Tapi setelah
beliau wafat, banyak pula para sahabat yang hafal Al-Qur’an yang wafat. Hal
ini menjadikan kegalauan dari sahabat Abu Bakar, oleh sebab itu sahabat Abu
Bakar memiliki inisiatif untuk membukukan Al-Qur’an.
Setelah melalui proses panjang akhirnya Al-Qur’an terbukukan, dan
mushafnya dinamai dengan nama Mushaf Ustmani dan menjadi mushaf resmi
bagi umat Islam di seluruh dunia. untuk mempermudah seseorang dalam
membaca Al-Qur’an, maka di dalam Al-Qur’an diberikan pembatas berupa
tanda pada tiap ayat. Adanya alat bantu dalam mushaf ustmani sendiri memiliki
tujuan agar masyarakat awam bisa terbantu dan menjadi mudah dalam
mempelajari Al-Qur’an serta tidak salah dalam memaknai Al-Qur’an.
Selain dari pembatas atau alat bantu dalam membaca Al-Qur’an saja yang
disoroti dalam makalah ini, tapi juga perkembangan gaya tulis dalam menulis
Al-Qur’an, sebab orang Arab memiliki sendiri dalam penulisan kalimat arab,
terlebih dalam menulis Al-Qur’an.
Proses penulisan oleh bangsa Arab kuno cenderung menggunakan gaya
kufi. Hal ini didasari banyaknya manuskrip yang ditemukan, mulai dari batu
nisan sampai surat, dan tulisan yang digunakan dalam mata uang bangsa Arab.
4
B. Rumusan masalah
Dari latar belakang diatas maka penulisan makalah ini memiliki rumusan
masalah sebagai berikut.
1. Bagaiamana perkembangan alat bantu yang ada didalam Mushaf Utsmani?
2. Bagaimana sejarah ilmu tulisan Arab Kuno?
C. Tujuan
Dari latar belakang dan rumusan masalah diatas maka penulisan makalah
ini memiliki tujuan sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui alat bantu yang ada didalam Mushaf Utsmani.
2. Untuk mengetahui sejarah ilmu tulisan Arab Kuno.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
Mushaf ini tidak diikuti dengan penenalan nama surah, dalam warna
yang berbeda, tetapi masing-masing tetap mempertahankan orament dan
kata-kata بسم هللا الرحمن الرحيم
Gambar 2.3: sebuah mushaf terakhir abad pertama atau awal abad kedua hijriya,
sebuah ornamen yang di ikuti dengan nam surah (dalam tinta emas)
memisahkan Arab yang lain. Jasa baik Museum Arsip Nasional Yaman
2. Pemisah Ayat
Mushaf Samarkand (juga dikenal sebagai Mushaf Taskent),
dinisbatkan ke Ustmani, yakni bahwa kemungkinan ia merupakan kopian
dari aslinya, yakni bahwa kemungkinan ia merupakan kopian dari aslinya.
Tampaknya huruf mushaf tersebut ditulis oleh bebrapa tangan yang
diantaranya menghapus beberapa pemisah-pemisah ayat.
7
Gambar 2.5: lembaran lain dari Mushaf Taskent (Samarkand).
Sebelumnya, pemisah ayat yang pajang disiapkan. Tidak tampak
adanya penggunaan cara tertentu yang ditetapkan. Setiap penulis bebas
menggunakan pilihannya sendiri. Ketiga contoh yang saya kemukakan,
semua diambil dari mushaf yang dtulis dlam skrip hejazi(tahun pertama
Hijriyah). Dalam contoh pertama, pemisah ayat berbentuk dua kolom dari
setiap titik; dalam contoh kedua, berbentuk garis dari empat titik, dalam
contoh, ketiga, titik yang berbentuk segitiga
8
Gambar 2.8: Mushaf abad pertama hijriyah, dengan pemisah ayat dalam
bentuk segitiga.
Gambar 2.9: Sebuah mushaf abad kedua Hijriyah dengan tanda khusus pada
setiap ayat kesepuluh (baris kedua dari atas).
Gambar 2.10: Mushaf ini dan aabd ketiga Hijriyah, mempunyai tanda untuk ayat kelima
(baris ketiga dari atas, dalam bentuk dalam bentuk satu titik berwarna emas)
dan tanda lainnya pada setiap ayat kesepuluh (baris ketiga dari bawah).
Semua ayat yang lain dipisah oleh bentuk segitiga.
Mushaf penting yang lain, yang ditulis oleh seorang kaligrafi Ibnu al-
Bawwab dan tertangga 391 H/1000 M disimpan pada Chester Beatty. Dalam
mushaf ini ada beberapa tanda khusus untuk setiap ayat kelima dan
kesepuluh, dan selsanjutnya ditulis dengan kata عشر،رونGGعش، ثالثونseperti
sepuluh, dua puluh, tiga puluh, dan seterusnya.
9
Dari pemaparan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pada sekitar
abad pertama Hijriyah, Mushaf dikelompokan kedalam tujuh manazil.
Pengelompokan ini sengaja dibuat untuk orang yang hendak menyelesaikan
bacaan seluruh mushaf dalam satu minggu. Pada abad ketiga hijriyah
muncul kesimpulan lain yang mengelompokan Al-Qur’an kedalam 30 juz.
Bagi mereka yang ingin menghabiskan tadarus dalam waktu satu bulan.
Pembagian ini adalah sebagian perlkembangan kajian yang dilahirkan oleh
al-Hajjaj dan telah berfungsi sebagai alat yang bermanfaat untuk semua
orang yang mau memakainya.
Ada bermacam macam batasan, yang digunakan oleh penulis Al-Qur’an
terdahulu, mulai dari menggunakan tinta emas dan sesuai perkembangan
peradaban yang ada, kemudian penggunaan titik sebagai tanda pemisah
ayat. Ini semua dibuat agar para pembaca Al-qur’an bisa dengan mudah
membaca dan memahami Al-Qur’an.
10
4. Minggana mengatakan bahawa umat islam tidak memiliki sistem tulisan
sejak zaman nabi Muhammad SAW. Minggana menyebutkan “ ketololan
kami tentang bahasa arab pada awal perkembangannya sama seperti
ketidaktahuan kita secara pasti apakah memilki huruf alfabet sendiri
sewaktu dimekah maupun di madinah. Jika tulisan itu menjelma di dua
tempat(Mekkah dan Madinah), itu mesti memilki kesamaan dengan karakter
Estrangelo(contohnya Syriak) atau Hibru.
Dari semua pendapat diatas masih banyak pergejolakan ketidakpastian
akan asal usul tulisan huruf Arab, oleh sebab itu ada beberapa ilmuan lagi yang
berpendapat lain seperti Abott yang memberikan kesimpulan bahwa scrip Arab
yang digunakan di awal permulaan Islam adalah perkembangan tulisan arab
sebelum Islam yang secara langsung merupakan pengaruh dari perkembangan
skrip Natabean Aramatik yang muncul apada awal permulaan Abad Masehi.
Hal ini didasasi dari temuan beliau saat menganalisis tulisan tangan, mata
uang, dan manuskrip muslim tertua, dan membandingkannya dengan tulisan
Nabatean.
Berikut merupakan rute penyebaran awal skrip Arab Utara yang
dimungkinkan oleh Abbott.
11
3. Inskripsi Arab dari Zahad, 512 M
4. Inskripsi Arab di Barran, 568 M
5. Inskripsi Arab di Umm al-Jimal, abad ke 6
Disini kita hanya memiliki satu inskripsi yang disebut Natabean (dari
Umm al-Jimal) seadangkan empat lagi dalam tulisan Arab, termasuk inskripsi
bahasa Arab yang satu lagi di tempat yang sama. Salah satu inskripsi Arab
terdapat di Zahad, sngat dekat dengan Allepo disebelah utara Suriah, kemudian
di Namarah, tenggara Damaskus, kemudian dari sebelah utara Ma’an, ketika
menjadi ibukota Natabean.
Gambar 2.12: Inskripsi dua bahasa Natabean dan Greek diatas batu Fihr, Umm al-Jimal,
bertanggalkan 250 M.
12
Blau memberi label sebagai perbatasan dialek dan Diem menganggap
sebagai bagian dari Ntabean-Hejazi
Gambar 2.13: Batu nisan Raquush di Madaa’ani Saleh, yang telah mengalamai
re-interpretasi baru-baru ini, Inskripsi Arab tertua, Kira-kira tahun 267 M.
Gamabar 2.14: Inskripsi Arabnya Imru’ al-Kais, Namarah, sesuai dengan pada tahun 328 M.
13
menjadi seorang Rosul, untuk mengajak umatnya menyembah Allah SWT,
lalu mendirikan sholat dan membayar zakat kepada orang miskin. Seorang
nabi yang diutus oleh Allah kesuatu kaum berdakwah menggunakan bahasa
kaumnya, termasuk nabi Ismail. Sudah barang tentu nabi Ismail juga
menggunakan bahasa Arab dalam dakwahnya.
Nabi Ismail dikaruniai 12 anak, mereka semua dididik menggukan
basaha Arab oleh ayahnya dan salah satu dari mereka yang bernama Nabat,
yang merupakan keturunan dari Nabi Ismail yang hijrah ke arah utara dari
Palestina( Saudi Arabia) dan menetap disana, dan semestinya beliau dididik
menggunakan bahasa Arab, beliau juga pastinya Hijrah dengan membawa
alfabeta dan bahasa Arab. Dan dari sinilah berdiriny suku Nabatean (600
SM.-50 SM.).
Mengomentari terhadap keabsahan beberapa karakter bahasa Arab yang
tidak terwakili dalam bahasa Aramaik, Gruendler menyatakan, “karena para
penulis Nabataen berbicara bahasa Arab, dan adanya hubungan mesra
diantara kedua-dua bahasa (penulis-penulis ini) dapat menemukan
persamaan persamaan bahasa Nabataen dalam ejaan kata-kata Arab yang
kedengarannya janggal. Dan secara langsung dinyatakan bahawa skrip dan
bahasa Nabataen sebenarnya adalah bentuk bahasa Arab.
Gambar 2.15: sebuah Inskripsi tiga bahasa sebelum Islam di Zabad, 512 M .
14
Gambar 2.16: sebuah Inskripsi bahasa Arab Lainnya sebelum Islam di Jabal Asis, 528 M.
Gambar 2.17: Inskripsi bahasa Arab sebelum Islam, kira-kira tahun 568 M.
Gambar 2.18: Inskripsi Islam diatas Jabal Sala’, Madinah kira-kira tahun 5 H/626 M.
5. Surat Nabi SAW. untuk al-Mundhir bin Sawa, Gubernur al – Ahsa kira-
kira tahun 8-9 H.
15
Gambar 2.20: Surat Nabi Muhammad SAW. untuk Hiraql (Heraclius), Raja Byzantium
Wilayah teritorial negara Islam yang mulai Iran sebelah timur sampai
Mesir, Libya, Yaman bagian selatan, Armenia Azerbaijan. Negara-negara
tersebut berada dibawah pemerintahan Islam yang berpusat di Madinah dan
komunikasinya menggunakan bahasa Arab. Banyak karakter-karakter yang
kita jumpai dalam penulisan Arab, terlebih gaya tulis dalam penulisan Al-
qur’an. Terlepas dari pro dan kontra terhadap asal usul tulisan Arab.
Perkembangan skrip Arab memilki ciri yang identik seperti garis tajam dan
bulat bersambung (seperti tidak lurus). Seperti contoh berikut.
1. Batu nisan dari Aswan (Mesir Selatan) dengan inskripsi tahun 31 H. Prof.
Ahmad menganggap sebagai inskripsi kufi yang paling tertua.
Gambar 2.21: Batu nisan dari Aswan (Mesir Selatan) dengan inskripsi tahun 31 H.
2. Inskripsi Kufi dekat Thaif ( sebelah timur kota Mekah), menuliskan do’a,
tulisan tahun 40 H.
16
3. Dam (bendungan) Mu’awiyah dekat Thaif dengan inskripsikufi yang
tidak dihias, tahn 58 H.
4. Ayat Al-qur’an dalam skrip Kufi tahun 80 H. Ditemukan di dekat Mekah.
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pemaparan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pada sekitar
abad pertama Hijriyah, Mushaf dikelompokan kedalam tujuh manazil.
Pengelompokan ini sengaja dibuat untuk orang yang hendak menyelesaikan
bacaan seluruh mushaf dalam satu minggu. Pada abad ketiga hijriyah muncul
kesimpulan lain yang mengelompokan Al-Qur’an kedalam 30 juz. Bagi
mereka yang ingin menghabiskan tadarus dalam waktu satu bulan. Pembagian
ini adalah sebagian perkembangan kajian yang dilahirkan oleh al-Hajjaj dan
telah berfungsi sebagai alat yang bermanfaat untuk semua orang yang mau
memakainya.
Asal usul tulisan arab masih simpang siur, sehingga banyak perspektif
dari para ilmuan tentang asal usul tulisan Arab. Ada yang mengatakan tulisan
arab berasal dari bangsa Nabataen yang pemimpinnya berasal dari nabi Ibrahim
yang berhijrah untuk menyebarluaskan Agama Allah. Kemudian cara penulisan
alphabet Arab-pun bermacam macam, para ilmuan ada yang mengemukakan
bahwa penulisan Bahasa Arab dengan menggunakan skrip Kufi, yang mana
skrip kufi ini digunakan dalam penulisan Al-Qur’an zaman itu.
18