Anda di halaman 1dari 14

ILUMINASI MUSHAF AL-QUR’AN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

STUDI NASKAH AL-QUR’AN

Dosen Pengampu:

Khobirul Amru, M.Ag

Oleh:

Muh. Aan Khunaifi ( 07020322056 )

Nailatul Tashfiyah ( 07030322089 )

PROGRAM STUDI ILMU AL QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT
UIN SUNAN AMPEL SURABAYA

SURABAYA 2023
KATA PENGANTAR

Setinggi puji sedalam syukur kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan
rahmat dan hidayahnya kepada kita semua dan berbagai nikmat yang tidak dapat
dihitung, tak lupa pula shalawat beriringkan salam kepada baginda Nabi
Muhammad saw. sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Ragam Iluminasi Mushaf Al-Qur’an” dengan tepat waktu.
Ucapan terima kasih saya kepada dosen pengampu mata kuliah Studi
Naskah Al-Qur’an, bapak Khobirul Amru, M.Ag yang telah memberikan tugas
pembuatan makalah ini untuk melengkapi nilai selama semester ini. Semoga ilmu
yang telah bapak diberikan bermanfaat untuk bekal kehidupan di kemudian hari.
Penulis menyadari bahwa makalah yang disusun ini jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya.
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf yang
sebesar-besarnya.

Surabaya, 18 Mei 2023

Kelompok 8

2
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................4

A.Latar Belakang.......................................................................................4

B.Rumusan Masalah..................................................................................5

C. Tujuan……...........................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................6

A.Pengertian Iluminasi Mushaf Al-Qur’an...............................................6

B. Ragam Iluminasi Mushaf Al-Qur’an....................................................11

BAB III PENUTUP.........................................................................................21

A. Kesimpulan...........................................................................................21

B. Saran.....................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………...22

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an merupakan kalam Allah Swt. Yang diturunkan kepada
Nabi Muhammad saw. Melalui malaikat Jibril yang kemudian disusun lalu
ditulis kedalam mushaf dengan penulisannya beraneka ragam. Menurut
historis, Al-Qur’an memang sebelumnya pernah ditulis dengan tulisan
tangan atau yang disebut dengan manuskrip. Awal manuskrip pada zaman
Rasulullah saw. Saat itu belum terbukukan. Al-Qur’an hanya ditulis
dengan alat dan media tulis yang sederhana seperti pelepah kurma, kulit
binatang, dll. Dan ketika pada masa khalifah Usman Bin Affan
pengkodifikasian Al-Qur’an dimulai.
Seiring dengan penyebaran Al-Qur’an di berbagai wilayah,
penulisan Al-Qur’an juga mengalami perubahan, mulai dari teknik manual
hingga teknik cetak modern. Dalam penulisannya pun juga dilengkapi
dengan hiasan-hiasan yang indah untuk memperindah tampilan halaman
mushaf atau yang disebut dengan iluminasi,
Namun, iluminasi juga memuat dari beberapa ragam. Mulai dari
bingkai halaman, hiasan tepi halaman, kepala surah, dsb. Untuk
mengetahui lebih lanjut, maka dalam hal ini penulis akan
mengidentifikasinya sebagai berikut

B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana pengertian iluminasi?
b. Apa saja ragam iluminasi mushaf Al-Qur’an?

C. Tujuan Masalah
a. Mengetahui pengertian iluminasi.
b. Mengetahui ragam iluminasi mushaf Al-Qur’an.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Iluminasi
Diantara salah satu elemen yang masuk pada kajian mushaf adalah
iluminasi. Iluminasi secara umum diartikan sebagai hiasan naskah yang mempunyai
sifat abstrak serta berfungsi sebagai penerang atau unsur estetik. Hiasan ini bisa
dijumpai dalam beragam teknik, mulai dari penulisan, pewarnaan, hiasan dekoratif,
dll. 1
Seiring dengan berkembangnya zaman, iluminasi memiliki makna yang
lebih luas, awalnya iluminasi hanya digunakan untuk penyepuhan emas pada
beberapa halaman naskah guna memperoleh keindahan, serta biasanya ditempatkan
menjadi hiasan atau gambar muka naskah. Tetapi seiring dengan berkembangnya
zaman, maknanya pun bertambah luas hingga dapat diistilahkan untuk menunjukkan
perlengkapan dekoratif yang dihubungkan melalui warna-warna serta didesain untuk
memperindah penampilan naskah.
Menurut Subhi Al-Shalih, seni ragam iluminasi muncul saat orang
memberi tanda baca pada kaligrafi ayat-ayat Al-Qur’an. Ketika itu, orang berupaya
memberikan dekorasi atau hiasan pada nama surah, untuk memperindah bentuk, serta
susunan mushaf, dan membagi ayat kedalam beberapa juz dan kelompok (hizb).
Adapun makna tersendiri dari simbolis iluminasi mushaf Al-Qur’an dapat dipahami
sebagai sarana pendekatan diri kepada Allah Swt. Melalui simbolis tersebut bisa
memungkinkan visualisasi kekuatan spiritual yang mengalir dari pembacaan teks
ayat melalui keindahan kaligrafi.
Umumnya, iluminasi terbagi menjadi menjadi tiga bagian. Pertama,
iluminasi 2 halaman simetris yang terjadi pada bagian awal, tengah, akhir. Hiasan ini
juga menjadi bagian utama dalam mushaf Al-Qur’an. Iluminasi yang terdapat di
bagian awal terletak pada surah Al-Fatihah dan awal surah Al-Baqoroh. Untuk
iluminasi kedua, terdapat perbedaan pendapat. Ada yang menempatkan dalam awal
1
Nor Lutfi Fais, Ragam Dan Nilai Filosofis Iluminasi dalam Mushaf Kuno: dalam
https://tafsiralquran.id/ragam-dan-nilai-filosofis-iluminasi-dalam-mushaf-kuno/ diakses 18 Juni
2022.

5
surah Al-Isra’, awal surah Al-Kahf, awal juz 16, dan terakhir ada yang menempatkan

pada kata ‫ وليتلطف‬yang terdapat dalam surah al-Kahf ayat 19 yang secara umum
dikenal sebagai pertengahan ayat. Kedua, iluminasi kepala-kepala surah yang
terdapat didalam mushaf. Ketiga, iluminasi yang terdapat diluar kedua bagian
tersebut seperti berupa tanda juz, hizb, serta gambar-gambar lain yang terdapat
diluar2. Dari masing-masing bagian iluminasi, dilukis sesuai dengan kemampuan
kreatif senimannya.
Berdasarkan keterangan diatas, dapat disimpulkan bahwa iluminasi
menjadi bagian penting dalam sebuah naskah. Selain itu, sebagai pendukung teks
guna memperindah naskah dalam sebuah mushaf. Dengan pendukung teks yang
memperindah makna dengan seni yang tinggi, sehingga menjadikan makna akan
didalamnya. Hal ini bisa dilihat melalui simbol-simbol yang menjadi karakteristik
dari setiap objek iluminasi tersebut.
B. Ragam Iluminasi Mushaf Al-Qur’an
Untuk ragam-ragam iluminasi yang terdapat didalam mushaf terbagi
menjadi beberapa bagian :
a. Tanda Ayat
Umumnya, tanda ayat dalam mushaf kuno berbentuk bulat. Tanda ayat ini
digambarkan dengan bentuk bulatan yang sempurna serta dihiasi dengan warna
dan tidak disertakan nomor ayat, seperti pada mushaf lalino, variasinya hanya
didapatkan pada pewarnaan, baik yang terdapat dalam garis ataupun dalam
lingkarannya. 3
Namun, tanda ayat ini juga terdapat dalam mushaf Asia
Tenggara, baik berupa lingkaran kosong berwarna merah, ataupun lingkaran
penuh didalamnya.

2
Abdul Hakim, dkk. Mushaf Kuno Nusantara: Jawa (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-
Qur’an, 2019), 10.
3
Asep Saefullah, “Ragam Hiasan Mushaf Kuno”, Jurnal Lektur Keagamaan, Vol. 5 No. 1 (2007), 57.

6
b. Kepala Surah
Kepala surah yang terjadi didalam naskah diletakkan dalam bingkai hias,
kecuali pada mushaf pandeglang. Pada mushaf ini hanya ditulis dengan tinta
merah dan terkadang menyatu dengan teks ayat tanpa bingkai.

Untuk contoh kepala surah yang paling artistik dapat ditemukan pada
mushaf lalino. Pada mushaf ini kepala surahnya ditulis dengan kaligrafi sulus
bercorak tumbuhan serta diletakkan kedalam bingkai garis empat lajur seperti
bingkai halaman dengan pola yang sama, yakni merah-hitam-hitam-emas tebal-
hitam. Sedangkan untuk penulisan nama surahnya dan keterangan lainnya ditulis
dengan kaligrafi yang tebal dengan warna emas atau dasar warna kertas. Dan
untuk latar belakang bingkai diberi warna dengan variasi pola warna merah-
hijau-merah-hijau ataupun sebaliknya secara berselingan dari ujung kanan
sampai ujung kiri bingkai. 4

4
Ibid, 58.

7
C. Hiasan Tepi Halaman
Tidak semua mushaf kuno memiliki hiasan pada bagian tepi halaman.
Dianataranya seperti yang terdapat dalam mushaf solo yang hanya terdapat
tanda ruku dan tanda juz yang sekedar bertuliskan merah saja, kemudian yang
terdapat dalam mushaf cipete yang hanya ada hiasan tanda juz berbentik
lingkaran berwarna merah dengan dua buah garis lingkaran dan berpola merah
putih tebal
Dan pada mushaf pandeglang hanya terdalat hiasan tanda juz, bahkan
sebagian tanda juz hanya bertuliskan tinta warna merah tanpa iluminasi.5

Ini merupakan contoh hiasan tanda juz mushaf pandeglang, yaitu dengan
bentuk lingkaran yang mana garis luarnya berwarna hitam-putih dan dibagian
dalam lingkaran diberi warna hitam atau merah dan tulisannya diberi mengikuti
warna kertas, lalu sebagiannya ada juga yang hanya bertuliskan dengan warna
merah.

5
Asep Saefullah, “Ragam Hiasan Mushaf Kuno”, Jurnal Lektru, Vol 5, No 1, 2007, 5.,p

8
Ada juga yang hiasan tepi halamannya itu tidak begitu megah adalah
Mushaf Batik Cirebon. Pada tepi halaman mushaf ini hanya terdapat hiasan
untuk tanda juz. Tanda-tanda lain yang menunjukkan hizb, rubu’, nisf, sumun,
‘usyr dibuat dengan kaligrafi Sulus dengan tinta berwarna merah tanpa diberi
hiasan tertentu. Hiasan tanda juz. Pada bagian tengahnya diberi latar warna
merah atau biru. Bagian luar lingkaran dihias dengan motif tumbuhan, sebagian
dihias pada bagian bawah dan atasnya dengan motif bunga dan dedaunan yang
meruncing ke masing- masing ujungnya.
Dalam Mushaf Kauman Timur, terdapat beberapa hiasan untuk tanda-
tanda juz, rukuk, rub’, nisf, dan sumun. Hiasan untuk tanda-tanda rukuk, rub,
nisf, dan sumun memiliki pola yang sama, yakni berupa lingkaran dengan
beberapa garis tipis dan garis tebal. Pola lingkaran tersebut, dari garis lingkaran
pling luar, adalah hitam-biru tebal-hitam-putih tebal (warna kertas)-hitam.
Hurufnya menggunakan tinta warna merah. Sedangkan tanda juz, pola
lingkarannya sama dengan yang lain, tetapi pada bagian luarnya terdapat seperti
pola sinar matahari dengan jumlah kaki sebanyak 14. Tulisan al-juz’u berwarna
merah dan keterangan juz bersangkutan ditulis dengan angka berwarna biru.6

Hiasan tepi halaman yang bisa dibilang bagus ada pada Mushaf Lalino,
hiasan untuk tanda-tanda juz, maqra’, rub’, nisf dan sumun. Tanda-tanda
tersebut diletakkan dalam lingkaran de- ngan empat buah garis lingkarang. Pada
bagian tengahnya diberi latar warna yang beragam, merah, biru, dan hijau.

6
Ibid, 59

9
Bagian luar ling- karan dihias dengan motif tumbuhan, sebagian dihias pada
bagian bawah dan atasnya dengan motif bunga dan dedaunan yang merun- cing
ke masing-masing ujungnya, sedangkan sebagian lagi dihias sekeliling
lingkarannya, seperti yang ada dibawah.7

D. Bingkai teks
Bingkai teks dalam mushaf kuno adakalanya memakai dua garis
lurus tanpa warna, adakalanya berwarna hitam merah seperti mushaf kuno
pada umumnya dan mushaf kuno Aceh, dan juga ada yang masih polos
tidak bergaris seperti mushaf kuno Dalulawang Mertasinga, mungkin dalam
hal pewarnaanya masih belum terselsaikan. 8

E. Iluminasi mushaf
Sebuah iluminasi dan ilustrasi merupakan suatu identitas dari
daerah-daerah tertentu, yang mana iluminasi dan ilustrasi tersebut terukir
dalam mushaf-mushaf kuno al-Qur’an. Biasanya di Asia tenggara
memakai iluminasi dalam bentuk geometris dan flora, lebih lagi jika

7
Ibid, 60
8

10
dilihat dari batik-batik dan warnanya maka dapat dipastikan bahwa itu
adalah sebuah identitas dari daerah tertentu.
Adapun iluminasi mushaf itu ada 3, di awal, di tengah, dan diakhir.
Iluminasi di Nusantara ini sangatlah banyak, oleh karena itu akan
dituliskan disini yaitu iluminasi jawa. Iluminasi jawa biasanya memakai
motif batik flora atau geometris. Di sini akan nelibatkan mushaf jawa yang
ditulis di pura pakualaman yang berada di Yogyakarta.
1. Iluminasi mushaf bagian awal
Iluminasi al-Qur’an Pura Pakualaman memakai motif iluminasi
flora dengan bunga yang statis dan repetitif. Ragam hias inti p persegi
panjang yang bertumpuk, dan di bagian pojok kanan, kiri, atas, bawah,
serta tengah pada sisi atas, samping, dan bawah, motifnya mencuat
keluar garis, Pada pucuk ragam hias terdapat bentuk seperti bunga
yang mekar. Dan iluminasi bagian awal terdapat pada surat al-fatihah
dan awal surat al-baqoroh.9

9
Hanan Syahrazad, “Unsir Jawa dalam Iluminasi al-Qur’an), Jurnal Suhuf, Vol 5, No 1, 2021.

11
2. Iluminasi mushaf bagian tengah
Iluminasi mushaf yang berikutnya yaitu terdapat pada bagian
tengah, yang mana kepastian tentang bagian tengah al-Qur’an tersebut
terdapat perbedaan pendapat, ada yang mengatakan di awal surat al-
kahf, ada yang awal surat al-isra’ dan ada juga yang mengatakan tepat
pada pada ayat walyatalattaf, namun sedikit iluminasi mushaf yang
diterapkan pada ayat walyatalattaf ini.10
Pada iluminasi bagian tengah terdapat bidang teks yang
berbentuk trapesium yang memuat akhir surat al-isra’ ayat 109-111.
Setelah halamab trapesium itu terdapat sepasang kertas yang kosong ,
hal ini karena untuk mencegah terjadinya pengotoran halaman
selanjutnya oleh iluminasi tersebut.
Pada bagian ini berbeda dengan iluminasi yang awal, karena di
sini tidak memuat motif tiang yang menembus sisi persegi panjang atas
iluminasi, dan juga tidak ada bunga yang mekar. Akan tetapi iluminasu
tiang dan bunga itu ada dibagian bawah ragam hias itu, dan itu pun
tidak ditemui di awal mushaf.11

10
Ibit, 231.
11
Ibid, 233.

12
Iluminasi tengah bagian bawah lebih kaya akan motif-
motifnya, tetapi dalam iluminasi tengah bagian bawah ini pada bagian
kanan bawah halaman iluminasinya terpotong, diduga karena
kesalahan pada saat penjilidan ulang, begitu pula pada sebelah kiri
terlihat kertasnya lebih tipis.12
Pada hiasan bagian bawah terdapat sebuah ornamen tambahan,
yakni sebuah tiang yang berada di kedua sisi, dan ornamen
penghubung antara tiang dan stupa. Didapati pada ujungnya stupa
sebuah bunga seperti iluminasi yang ada dibagian awal mushaf,
sayangnya itu terpotong dan kertasnya mengelupas.

3. Iluminasi bagian akhir


Dalam iluminasi bagian akhir ini didapati bahwa iluminasinya
lebih sempurna dari pada bagian yang awal dan tengah. Yang mana
kesempurnaan itu ialah karena keseimbangannya antara bawahnya dan
atasnya. Sayangnya pada iluminasi ini warnanya belum sempat
dibubuhkan padahal ornamennya sudah lengkap, begitu juga dengan
penulisan ayatnya.

12
Ibid, 234.

13
Sepasang iluminasi ini bisa dilihat bahwa ia benar-benar
presisi, dan juga ada beberapa unsur ornamen yang ada pada bagian
awal dan tengah digabungkan pada iluminasi ini. Pada masing-masing
pucuk stupa dan tiangnya terdapat 3 bunga, yang mana itu sudah
berbeda dengan iluminasi sebelumnya.13
Garis motif inti hanya terdapat dua lapis pada bagian terakhir
ini, tetapi dilengkapi oleh tiang kecil yang menempel pada tiang yang
besar dan terdapat ornamen yang menghubungkan antara tiang dan
stupa. Kepala surat juga ditulis dengan model kaligrafi floral dalam
bentuk tulisan outline, ciri floralnya dapat dilihat pada lengkungan qaf
dan wawnya.

13
Ibid, 236.

14

Anda mungkin juga menyukai