I. TUJUAN
Selesai percobaan praktikan diharapkan dapat :
I.1. Membandingkan hasil perhitungan metode Thevenin dengan pengukuran
langsung
I.2. Membandingkan hasil perhitungan metode Norton dengan pengukuran
langsung
I.3. Membandingkan hasil perhitungan antara metode Thevenin dengan metode
Norton
VT = Tegangan pada terminal A-B dalam keadaan terbuka (tanpa beban / V0)
RT = Tahanan pada rangkaian dilihat dari terminal A-B dengan semua sumber
tegangan diganti tahanan dalamnya.
Contoh :
Suatu rangkaian listrik seperti gambar berikut ini akan dihitung arus yang
mengalir pada tahanan RL.
Untuk mencari tegangan Thevenin (VT) bukalah terminal A-B (open circuit)
sehingga rangkaian menjadi seperti berikut:
Apabila VT dan RT sudah diperoleh, maka rangkaian pada gambar 2.4 dapat
diganti menjadi :
VT
Maka arus yang melalui RL adalah IRL¿
RL+ RT
B. Metode Norton
Gamb
ar 2.6 Metode Norton
RN : Tahanan pada rangkaian dilihat dari terminal A-B dengan semua sumber
arus dihubung singkat
Dimana:
V0 Vt
R N=R T = I N=I hs=
I hs Rt
Pada alat yang digunakan dalam praktikum ini, terdapat potensiometer.
Potensiometer adalah resistor tiga terminal dengan sambungan geser yang
membentuk pembagi tegangan yang dapat disetel. Potensiometer tiga terminal
dapat digunakan sebagai resistor variabel dua terminal dengan tidak
menggunakan terminal ketiga. Jika hanya dua terminal yang digunakan (salah
satu terminal tetap dan terminal geser), potensiometer berperan sebagai resistor
variabel atau Rheostat, dan menjadi cara paling umum untuk mengubah-ubah
resistansi dalam sebuah sirkuit.
III. ALAT DAN BAHAN
Power Supply DC 1 buah
Multimeter Analog 1 buah
Multimeter Digital 2 buah
Tahanan : 220 Ω 1 buah
1 kΩ 1 buah
2,2 kΩ 1 buah
3,3 kΩ 1 buah
4,7 kΩ 1 buah
10 kΩ 1 buah
Tahanan Geser : 1 kΩ 3 buah
Potensiometer : 1 kΩ 2 buah
Papan Rangkaian 1 buah
Saklar 1 buah
Kabel Penghubung 20 buah
B
Gambar 4.1 Metoda Thevenin
a. Meneliti semua alat / komponen sebelum memulai praktik
b. Membuat rangkaian seperti pada gambar 4.1
c. Menutup Saklar S, mencatat arus dan tegangan pada beban RL
d. Membuka saklar S, sehingga A-B terbuka, kemudian mengukur tegangan VTH
pada terminal A-B
e. Mengganti kedua sumber tegangan dengan rangkaian hubung singkat
f. Mengukur nilai tahanan antara terminal A-B sehingga didapat nilai RAB
g. Mengganti rangkaian pada gambar 4.1 dengan gambar 4.2
Metoda Norton
j. Membuat rangkaian seperti gambar 4.1, harga RL diganti dengan hubung
singkat
k. Mengukur arus IN yang melalui terminal A-B
l. Mengganti rangkaian pada gambar 4.1 dengan gambar 4.3
b. Tegangan Thevenin
Dapat diselesaikan dengan metode super posisi. Adapun langkah-
langkahnya adalah sebagai berikut :
2200 Ω
V1 = x6V
1000Ω+ 2200Ω
13200ΩV
=
3200Ω
= 4.125 V
1000 Ω
V2 = x 12 V
2200Ω+ 1000Ω
12000ΩV
=
3200Ω
= 3.75 V
VAB = V1 + V2
= 4,125 + 3,75
= 7,88 V
c. Arus pada terminal A-B
V2
I1 =
R2
6V
=
1000Ω
= 0,006 A = 6 mA
V1
I2 =
R1
12V
=
2200Ω
= 0.00545 A = 5,45 mA
IAB = I1 + I2
= 6 mA + 5.45 mA
= 11,45 mA
d. Tegangan pada RL
Untuk mencari tegangan pada RL, dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
4700Ω
VRL = x 7,88V
687,5Ω+ 4700 Ω
37036Ω V
=
5387,5Ω
= 6,87 V
e. Arus pada RL
Untuk mencari arus pada RL, dapat dilakukan dengan cara
berbagai sebagai berikut:
V TH
IRL =
R AB + RL
7,88 V
=
687,5Ω+ 4700 Ω
7.88V
=
5387,5Ω
= 1,4 A
Saklar ON
P T % P T % P T %
VII. KESIMPULAN