Anda di halaman 1dari 5

Chaos at Uber: The New

CEO’s Challenge
Dhany Putri Ekasari 452440
Risma Manuturi Panjaitan 452555
Alvin Heradly 452404
Kusuma Budi Setiyono 452501
Qu
est
ion
1
How would you assess Uber’s corporate culture
prior to the arrival of CEO Dara Khosrowshahi?

1. Uber menganut budaya start-up "menang dengan biaya berapa pun".


2. Travis Kalanick sering kali dianggap tidak peka.
3. Kalanick mendorong budaya "berhubungan" di antara karyawan.
4. Uber memangkas harga lonjakannya, yang memungkinkan pelanggan meningkatkan waktu dan prioritas.
5. Uber menggunakan teknologi yang sekarang dihentikan yang disebut "Greyball".
6. Uber didorong untuk menambahkan koordinator keanekaragaman untuk membantu mengatasi masalah inklusi.
7. Uber memiliki budaya kerja sama yang lemah yang kurang memiliki nilai, prinsip, dan norma perilaku yang dipegang kuat.
Qu
est
ion
What does incoming CEO Khosrowshahi need to prioritize in
2
building and upgrading
Uber’s culture

1. Menciptakan rasa komunitas baik melalui bahasa dan kebiasaan perusahaan


2. Menciptakan identitas perusahaan.
3. Memprioritaskan nilai - nilai perusahaan.
Question 3

To what extent have Khosrowshahi’s efforts to transform Uber’s


corporate culture, at least thus far, been the result of centralized
vs. decentralized decision-making?
★ CEO baru, Dara Khosrowshahi datang dengan pendekatan pengambilan keputusan yang sebagian besar terpusat, dengan sedikit desentralisasi jika
diperlukan.
Beberapa poin penting yang diambil Khosrowshahi adalah:
❏ Mendengarkan semua orang
❏ Inklusi
❏ Peraturan
❏ Semua bercampur dengan desentralisasi yang sempurna

Kualitas inilah yang dibawa Khosrowshahi dan membentuk budaya organisasi baru untuk Uber.
Kita dapat melihat dengan jelas bahwa itu adalah kombinasi dari pengambilan keputusan yang terpusat (untuk sebagian besar) dan tidak terpusat.
Thank you
Have a great
day ahead.

Anda mungkin juga menyukai