Hadis Ekonomi Hadis Tentang Dermawan 1
Hadis Ekonomi Hadis Tentang Dermawan 1
“HADIS EKONOMI”
Disusun Oleh:
KELOMPOK 13
2022
PENDAHULUAN
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami bisa menyelesaikan penyusunan makalah Fiqih Muamalah ini,
dengan judul HADIS TENTANG DERMAWAN. Makalah ini membahas
mengenai definisi, hukum, dan hikmah pelarangan al ihtikar. Hal tersebut kami
bahas untuk mengetahui serta menambah wawasan mengenai al ihtikar.
Selain itu makalah ini juga kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah
yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah Hadis Ekonomi bapak BAYU
FERMADI., Lc. M. Hum pada semester 3 Prodi Ekonomi Syari’ah, Fakultas
Ekonomi Dan Bisnis Islam Instutut Agama Islam Negeri Kediri.
Kami menyadari jika masih terdapat banyak kesalahan dalam penyusunan
makalah kami ini, oleh karena itu kami mohon agar pembaca berkenan memberi
kritik dan saran agar kami dapat memperbaiki dan menyusun makalah yang lebih
baik lagi selanjutnya. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak
yang terlibat dalam penyususnan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
para pembaca. Aamiin.
Penyusun
II
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN .............................................................................................................. II
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... III
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan............................................................................................................ 2
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 12
B. Saran .............................................................................................................................. 13
III
BAB I
A. LATAR BELAKANG
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN DERMAWAN
Orang yang dermawan adalah orang yang suka berderma (beramal dan
bersedekah) yang memberikan sebagian harta yang dimilikinya untuk
kepentingan orang lain yang membutuhkan dengan senang hati tanpa
keterpaksaan disertai dengan keikhlasan. Dengan memiliki sifat yang
dermawan maka hidupnya akan lebih bahagia karena dengan
kedermawanannya maka akan melapangkan dadanya.
Dermawan merupakan bagian dari ahlak mulia yang dapat miliki oleh
seseorang melalui dua hal. Pertama, dapat dimiliki karena tabiat alami yang
telah dikodratkan dan menjadi fitrah bagi setiap orang. Kedua, dapat dimilki
melalui latihan, pembiasaan dan pengalaman.2 Menurut nilai dan norma
Islam, contoh dari kedermawanan misalnya bersedia menolong yang lemah
dengan kekuasaan, ilmu dan harta yang diciptakan Tuhan kepadanya.3
1
Poerwadarminta. 1984. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta:Balai Pustaka. Halaman 245.
2
Ummu Ihsan & Abu Ihsan al-Atsari, Aktualisasi Akhlak Muslim, (Jakarta: Pustaka Imam Syafi‟i,
2013), hlm. 59
3
Mohammad Daud Ali, Habibah Daud Ali, Lembaga-Lembaga Islam di Indonesia, (Jakarta: PT
Graja Grafindo, 1995), hlm. 39
3
B. KARAKTERISTIK DERMAWAN
1. Memberi tanpa mengharapkan imbalan
Seseorang yang benar-benar dermawan tidak akan pernah
mengharapkan sedikitpun imbalan setelah dia membantu orang lain.
Entanh itu dengan harta atau dengan hal-hal lain yang dibutuhkan oleh
orang lain. Orang tersebut akan memberikan bantuan dengan hati yang
ikhlas, walaupun bantuan yang ia berikan hanya sedikit.
2. Tidak mengharapkan pujian (Riya’)
Seseorang yang dermawan ketika menyumbang, mereka tidak perlu
di sebut-sebut jumlah sumbangannya, agar dipuji oleh orang lain karena
kebaikan yang telah ia lakukan kepada orang lain yang membutuhkan
bantuan. Bahkan jika ingin memberikan bantuan, seseorang yang
dermawan akan memberikan bantuan apapun tanpa ada seseorang yang
menetahuinya. Ia hanya berkeyakinan bahwa apapun yang ia lakukan
untuk membantu orang lain hanyalah mengharap Ridho dari Allah
SWT.
3. Memiliki perhatian besar terhadap orang yang menderita.
Seseorang yang dermawan selalu memiliki kepekaan terhadap
orang-orang yang benar-benar membutuhkan bantuan. Baik itu dari
lahiriah ataupun batiniah. Ia akan memberikan perhatian dan membantu
tanpa harus ada yang menyuruh, karena hatinya secara otomatis akan
tergerak untuk membantu.
4. Jika kebetulan tidak dapat membantu maka haruslah menolak dengan
halus dan meminta maaf karena tidak dapat membantunya. Allah
mencintai seseorang yang sopan dan dapat menghargai orang lain.
Ketika kita tidak dapat membantu orang lain maka kita dapat
menolaknya dengan halus tanpa harus menyakiti hati orang yang
meminta bantuan, sehingga orang tersebut dapat mengerti dan
memahami mengapa kita tidak dapat memberikan bantuan.
4
5. Dengan meyakini bahwa harta yang kita miliki pada hakikatnya bukan
milik kita, maka akan membuat kita ringan saat mengeluarkan dan
mambelanjakannya di jalan yang diridhai Allah.
C. KEUTAMAAN DERMAWAN
Dermawan memiliki beberapa keutamaan, seperti:
1. Menyelamatkan seseorang dari kekufuran
Sifat dermawan dapat menghindarkan seseorang dari kekufuran,
karena dengan sifat dermawan akan melatih seseorang untuk tidak kufur
nikmat atau dapat dikatakan sombong dengan apa yang telah ia miliki.
Ia akan selalu berfikir dan bersyukur dengan apa yang ia miliki semua
adalah pemberian dari Allah SWT dan didalam sebagian hartanya ada
hak-hak orang lain yang harus diberikan. Ketika kedermawanan itu kita
wujudkan dalam bentuk uluran tangan mengentaskan saudara-saudara
kita dari kemiskinan, sebagaimana pernah dikhawatirkan oleh Baginda
Rasulullah Muhammad SAW bahwa “Kemiskinan lebih dekat dengan
kekufuran”.
2. Akan diberi kemudahan dari segala persoalan hidup yang dihadapinya
3. Membersihkan dan mensucikan
4. Dapat mencegah murka Allah
5. Dapat menghapus dosa dan diselamatkan dari api neraka.
Sabda Rasulullah saw dalam hadits riwayat Ibnu Abbas ra:
5
،بجعِْي ٌد ِم جن النَّا ِر اْلجن َِّة
ْ ب ِم جن ِ ب ِم جن الن ِ ِ الس ِخي قج ِري
ٌ ْ قج ِري،َّاس ٌ ْ قج ِري،ب م جن هللا
ٌ ْ ُّ َّ
ِ اْل ِ قج ِري،اْلن َِّة ِ ِ ِ بعِي ٌد ِمن الن،ِوالْب ِخيل بعِي ٌد ِمن هللا
اه ُل جو ْج،ب م جن النَّا ِر
ٌ ْ بجعْي ٌد م جن ْج،َّاس ج ج ُْجْ ج جْ ج
ب إِ جَل هللاِ ِم ْن جعابِ ٍد ِِبجْي ٍل
ُّ جح ِ َّ
السخ ُّي أ ج
7. Artinya : "Orang yang dermawan dekat dengan Allah, dekat dengan
manusia, dekat dengan surga, dan jauh dari neraka. Sedangkan orang
yang kikir jauh dari Allah, jauh dari manusia, jauh dari surga dan dekat
dengan neraka. Orang jahil yang dermawan lebih disukai Allah
daripada ahli ibadah yang kikir." (HR. Tirmidzi)
6
dengan niat dan selalu mendambakan imbalan tetapi si penerima tidak
memberi maka akan timbul rasa kecewa dalam diri kita sendiri.
2. Kita dapat mendermakan harta itu menurut kadar kemampuan tanpa
memaksakan diri, karena mendermakan harta adalah sunnah hukumnya
yang tidak membebani bagi orang yang melakukannya.
3. Kita sebaiknya mendermakan harta itu secara diam-diam agar tidak
menimbulkan sifat riya'.
4. Sebaiknya kita memberikan harta derma / sedekah kita kepada anggota
keluarga dekat terlebih dahulu, kemudian kaum kerabat dekat,
selanjutnya kepada orang lain yang membutuhkannya.
5. Hendaknya kita tidak mengungkit harta yang sudah didermakan kepada
orang lain, karena perbuatan tersebut adalah haram hukumnya karena
dapat menimbulkan perilaku riya, dan juga dapat menunjukkan
kerendahan akhlak seseorang.
7
Hadis ini menerangkangkan tangan diatas lebih baik daripada tangan
dibawah. Yang dimaksud dengan tangan di atas adalah orang yang memberi.
Sedangkan tangan dibawah adalah tangan yang menerima. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa orang yang memberi lebih baik daripada orang yang
menerima. Hadis ini jiga memberitahu orang yang pertama kali disedekahi
adalah orang orang terdekat yang masuk pada golongan peneerima zakat.
8
dari Ubaidullah bin Abdullah bin 'Utbah bin Mas'ud dari Ibnu Abbas
radliallahu 'anhu dia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
adalah orang yang paling pemurah berbuat kebajikan, terutama di bulan
Ramadhan. Karena setiap tahun Jibril selalu menemui beliau tiap-tiap
malam, hingga habis bulan Ramadhan. Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam memperdengarkan bacaan Qur'an kepadanya (dan Jibril
menyimak). Apabila Jibril mendatanginya, beliau lebih giat lagi berbuat
kebajikan melebihi angin yang berhembus." Dan telah menceritakannya
kepada kami Abu Kuraib Telah menceritakan kepada kami Ibnu Mubarak
dari Yunus Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, Dan telah
menceritakan kepada kami Abad bin Humaid Telah mengabarkan kepada
kami Abdur Razak Telah mengabarkan kepada kami Ma'mar keduanya
dari Az Zuhri melalui jalur ini dengan Hadits yang serupa.
جسلِ ُموا فجِإ َّن ُُمج َّم ىدا يُ ْع ِطى جعطجاءى الج جَيْ جشى الْ جفاقجةج ِ
ْ ال جَي قج ْوم أ
فج جق ج
4
Fathul Bâri (I/68-69 -cet. Daar Thaybah) dengan ringkas.
Referensi: https://almanhaj.or.id/32506-kedermawanan-nabi-shallallahu-alaihi-wa-sallam-2.html
9
Artinya :
Sahabat Anas radhiallahu ‘anhu mengisahkan: “Pada suatu hari ada
seseorang yang datang menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
lalu beliau memberinya hadiah berupa kambing sebanyak satu lembah.
Spontan lelaki itu berlari menemui kaumnya dan berkata kepada mereka:
‘Wahai kaumku, hendaknya kalian semua segera masuk Islam, karena
sesungguhnya Muhammad memberi pemberian yang sangat besar, seakan
ia tidak pernah takut kemiskinan.'” (Riwayat Muslim)
Pada hadits diatas kedermawanan beliau digambarkan lebih baik
dibanding angin sepoi-sepoi yang berhembus. Ini adalah pertanda bahwa
kedermawanan beliau tidak hanya dirasakan oleh sebagian orang saja, akan
tetapi dapat dirasakan oleh seluruh orang, tanpa ada perbedaan, walaupun
antara mereka ada perbedaan martabat, kekerabatan atau lainnya.
Sebagaimana ini sebagai isyarat bahwa kedermawanan beliau terus
mengalir dan tidak pernah terhenti.
Al Qur’an dan ilmu agama senantiasa menuntun anda untuk
bertambah iman kepada Allah Ta’ala dan janji-janji-Nya kepada orang yang
berlaku dermawan.
صلَّى هللاُ جعلجْي ِه جو جسلَّ جم جما ِم ْن يج ْوٍم ِ جع ْن اجِِب ُهجريْ جرةج جر ِض جي هللاُ جعْنهُ قج ج
قجال جر ُس ْو ُل هللا ج: ال
الله َّم اج ْع ِط ُمْن ِف ىقا جخلج ىفا جويج ُق ْو ُل ِ ِ ِ ِ ِ يصبِح الْعِب
ُ : اد فْيه االَّ جملج جكان يجْن ِزالجن فجيج ُق ْو ُل اج جح جد ُُهجا
ُُْ ُ ج
)ت ُمُْ ِس ىكاتجلج ىفا (متفق عليه
ِ اْآلخر اجلله َّم اج ْع
ُ ُج
Artinya :
Dari Abu Hurairah r.a. beliau berkata. Rasulullah SAW bersabda: Tidak
ada suatu hari pun yang dilewati oleh hamba-hamba Allah pada setiap
paginya melainkan dua Malaikat turun, lalu salah satu dari keduanya
berdo’a: Ya Allah berikanlah kepada orang yang suka berinfaq pengganti
10
hartanya itu. Dan yang satu lagi berdo’a: Ya Allah berikanlah kepada
orang yang suka menahan hartanya (orang kikir) itu kemusnahan.
(Mutaffaq ‘alaih)5
Hadist di atas diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim yakni orang-
orang yang menginfakkan hartanya baik dalam keadaan senang ataupun
susah senantiasa memperoleh perhatian Allah SWT. Para malaikat berdo’a
memohon tambahan rezeki bagi mereka yang mau menafkahkan hartanya.
Sedangkan orang yang menimbun kekayaan selalu membayang-bayangkan
kehilangan hartanya. Padahal harta benda kelak tidak akan dibawa mati.
Oleh karena itu tidak mengherankan bila para malaikat berdoa seperti itu.6
Allah pun juga sudah berjanji apabila seseorang berdermawan/bersedekah,
maka Allah SWT akan menggantinya perumpamaan orang yang
membelanjakan hartanya di jalan Allah seperti sebuah biji yang tumbuh
menjadi pohon yang bercabang tujuh dan pada masing-masing cabang atau
tangkainya itu tumbuh seratus biji. Dengan kata lain harta yang dibelanjakan
di jalan Allah akan dilipat gandakan sampai tujuh ratus kali, bahkan sampai
tak terhingga jika Allah menghendaki.
5
Muhammad, Abubakar. 1995. Hadits Tarbiyah. Surabaya:Al-Ikhlas. Halaman 280.
6
Laila, Abu. 1995. Akhlak Seorang Muslim. Bandung:PT Al-Ma’arif. Halaman 235.
11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
12
B. SARAN
Dari penulisan makalah ini diharapkan dapat membantu pembaca
dalam memahami materi-materi yang telah diuaraikan di atas, dengan
berbagai keterbatasan sumber dan bahan yang dikumpulkan, sehingga
tidak menutup kemungkinan adanya kekurangan. Sebagai pertimbangan,
penulis menyarankan agar pembaca dapat mencari berbagai literatur lain
demi melengkapi materi terkait yang belum secara sempurna dibahas
dalammakalah ini.
13
DAFTAR PUSTAKA
14