DISUSUN OLEH :
MELI (B1022181065)
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2023
BAB 14 IHRM KOMPARATIF
IHRM komparatif
International Human Resource Management (IHRM) komparatif adalah bidang studi yang
mempelajari perbandingan kebijakan dan praktik manajemen sumber daya manusia (SDM) di
berbagai negara atau wilayah. IHRM komparatif melibatkan analisis perbedaan dan kesamaan
dalam praktik SDM antara negara-negara atau wilayah-wilayah yang berbeda.
Tujuan dari IHRM komparatif adalah untuk memahami bagaimana dan mengapa kebijakan dan
praktik SDM berbeda di seluruh negara atau wilayah, serta untuk mengidentifikasi pola
konvergensi atau divergensi dalam praktik SDM di tingkat global. Konvergensi mengacu pada
proses di mana praktik SDM cenderung menjadi serupa seiring berjalannya waktu, sementara
divergensi mengacu pada perbedaan yang dipertahankan karena faktor-faktor kelembagaan,
budaya, atau sosial yang unik bagi masing-masing negara atau wilayah.
Studi IHRM komparatif melibatkan pembandingan aspek-aspek seperti kebijakan perekrutan dan
seleksi, pelatihan dan pengembangan, kompensasi dan manfaat, manajemen kinerja, hubungan
industrial, kebijakan perubahan, dan budaya organisasi di berbagai konteks nasional. Dalam kajian
ini, perhatian diberikan pada bagaimana faktor-faktor budaya, hukum, regulasi, sistem politik, dan
nilai-nilai sosial mempengaruhi praktik SDM di berbagai negara atau wilayah.
Studi IHRM komparatif penting bagi organisasi multinasional yang beroperasi di berbagai negara
atau wilayah. Dengan memahami perbedaan dan kesamaan dalam praktik SDM, organisasi dapat
mengembangkan strategi dan kebijakan yang sesuai dengan konteks lokal, sambil
mempertahankan konsistensi global dalam manajemen SDM mereka. IHRM komparatif juga
berkontribusi pada pengembangan pengetahuan dan pemahaman tentang kompleksitas dan
dinamika SDM di era globalisasi.
Dalam studi IHRM komparatif, para peneliti dan praktisi juga dapat memperhatikan isu-isu khusus
di wilayah tertentu, seperti Eropa, Amerika Utara, Timur Tengah, Amerika Latin, Asia, atau
Afrika, untuk memahami tantangan dan peluang yang unik dalam manajemen SDM di wilayah
tersebut. Dengan mempertimbangkan perbedaan budaya, hukum, dan konteks ekonomi di setiap
wilayah, organisasi dapat mengadaptasi strategi SDM mereka dengan lebih efektif untuk mencapai
tujuan bisnis mereka di tingkat global.
Fokus pada regionalisasi
Wilayah dapat digambarkan dengan berbagai atribut seperti geografi, sistem ekonomi, struktur
kelembagaan, yurisdiksi pemerintahan, atau dengan karakteristik sosial atau budaya. Daerah dapat
diklasifikasikan menurut banyak kriteria.
1. Wilayah Mikro: Wilayah mikro merujuk pada regionalisasi yang terjadi pada tingkat yang
lebih kecil, seperti dalam satu negara atau wilayah geografis yang relatif kecil. Fokus
regionalisasi dalam wilayah mikro dapat melibatkan:
• Kebijakan pemerintah: Pemerintah lokal atau regional dapat memiliki kebijakan yang
berbeda terkait ketenagakerjaan dan imigrasi. Misalnya, pemerintah daerah dapat
memberikan insentif khusus untuk investasi asing atau menerapkan kebijakan penempatan
tenaga kerja lokal yang lebih ketat.
• Budaya dan bahasa: Wilayah mikro yang berbeda dapat memiliki budaya, norma, dan
bahasa yang berbeda. Ini dapat mempengaruhi praktik manajemen sumber daya manusia,
seperti gaya kepemimpinan, komunikasi, dan pengembangan karyawan.
2. Wilayah Makro: Wilayah makro merujuk pada regionalisasi yang terjadi pada tingkat yang
lebih besar, seperti antar negara atau wilayah geografis yang lebih luas. Fokus regionalisasi
dalam wilayah makro dapat melibatkan:
• Integrasi ekonomi: Dalam wilayah makro, seperti Uni Eropa, ASEAN, atau MERCOSUR,
terdapat upaya untuk menciptakan pasar tunggal atau kawasan perdagangan bebas. Ini
dapat mempengaruhi praktik IHRM, seperti kebebasan mobilitas tenaga kerja, harmonisasi
peraturan ketenagakerjaan, dan pengakuan kualifikasi profesional antar negara anggota.
• Kebijakan migrasi: Wilayah makro juga dapat mempengaruhi kebijakan migrasi dan
pengaturan tenaga kerja asing. Alih-alih mempertimbangkan perbedaan antara wilayah
mikro, fokus regionalisasi dalam wilayah makro cenderung mempertimbangkan
keseragaman dalam pengaturan migrasi tenaga kerja di antara negara-negara anggota.
IHRM (International Human Resource Management) di Eropa mencakup beberapa isu utama
yang mempengaruhi praktik manajemen sumber daya manusia di wilayah ini. Berikut adalah
beberapa isu IHRM yang relevan di Eropa Tiga isu HRM dibahas di sini:
2. Pengaruh Serikat Pekerja: Serikat pekerja memiliki peran yang signifikan dalam IHRM
di Eropa. Di banyak negara Eropa, serikat pekerja memiliki kekuatan dan pengaruh yang
kuat dalam mempengaruhi kebijakan ketenagakerjaan dan kondisi kerja. Praktik
manajemen sumber daya manusia di Eropa harus mempertimbangkan hubungan dengan
serikat pekerja, termasuk melakukan negosiasi kolektif dalam hal kebijakan gaji, kondisi
kerja, hak-hak karyawan, dan perlindungan pekerja. Perusahaan harus mengembangkan
hubungan yang baik dengan serikat pekerja untuk mencapai keseimbangan kepentingan
perusahaan dan karyawan.
IHRM (International Human Resource Management) di Asia melibatkan beberapa isu yang
mempengaruhi praktik manajemen sumber daya manusia di wilayah ini. Berikut adalah beberapa
isu IHRM yang relevan di Asia:
1. Pergeseran ke Kebijakan Pasar Bebas: Banyak negara di Asia telah mengadopsi kebijakan
pasar bebas dan liberalisasi ekonomi. Perubahan ini membawa dampak pada praktik IHRM
di wilayah ini, seperti fleksibilitas tenaga kerja, deregulasi, dan kompetisi yang lebih tinggi.
Perusahaan harus memahami dan menyesuaikan praktik HRM mereka dengan kebijakan
pasar bebas yang mendorong efisiensi dan daya saing.
2. Transisi dari Nilai-nilai Budaya Kolektivis ke Individualis: Di Asia, terjadi transisi dari
nilai-nilai budaya kolektivis ke individualis. Tradisi budaya Asia yang menghargai
harmoni, kelompok, dan kerja sama sedang mengalami pergeseran dengan nilai-nilai
individualisme, otonomi, dan pencapaian pribadi yang lebih dominan. Hal ini
mempengaruhi praktik manajemen sumber daya manusia, seperti pengembangan
kepemimpinan, motivasi karyawan, dan kebijakan imbalan yang mengakomodasi
perbedaan-nilai individu.
3. Pengaruh Serikat Pekerja: Di beberapa negara Asia, pengaruh serikat pekerja dapat
signifikan dalam mempengaruhi kebijakan ketenagakerjaan dan kondisi kerja. Serikat
pekerja dapat memainkan peran penting dalam negosiasi kontrak kerja, menuntut hak-hak
pekerja, dan melindungi kepentingan karyawan. Praktik manajemen sumber daya manusia
di Asia harus mempertimbangkan hubungan dengan serikat pekerja dan berkomunikasi
secara efektif untuk mencapai keseimbangan kepentingan organisasi dan karyawan.
4. Perubahan dalam Kontrak Kerja Tradisional: Di Asia, terjadi perubahan dalam kontrak
kerja tradisional, seperti peningkatan penggunaan kontrak kerja fleksibel, tenaga kerja
lepas, dan kontrak kerja jangka pendek. Hal ini memberikan tantangan bagi manajemen
sumber daya manusia dalam hal pengelolaan karyawan non-reguler, kebijakan kompensasi
yang sesuai, dan keberlanjutan karier bagi pekerja kontrak.
5. Tantangan yang Terkait dengan Aliran Bakat: Asia menghadapi tantangan dalam
mengelola aliran bakat yang kompetitif. Banyak perusahaan menghadapi persaingan sengit
dalam merekrut dan mempertahankan bakat terbaik. Isu-isu seperti kurangnya
keterampilan yang relevan, mobilitas tenaga kerja, dan peningkatan permintaan untuk
karyawan dengan keahlian khusus menjadi tantangan dalam IHRM di Asia. Perusahaan
harus mengembangkan strategi perekrutan dan retensi bakat yang efektif serta memberikan
pengembangan karyawan yang berkelanjutan.
IHRM (International Human Resource Management) di Amerika Latin dan Karibia melibatkan
beberapa isu yang mempengaruhi praktik manajemen sumber daya manusia di wilayah ini. Berikut
adalah empat isu IHRM yang relevan di Amerika Latin dan Karibia:
1. Peran Transisi Serikat Pekerja: Serikat pekerja memiliki peran yang signifikan dalam
IHRM di Amerika Latin dan Karibia. Serikat pekerja dapat mempengaruhi kebijakan
ketenagakerjaan, membela hak-hak pekerja, dan memperjuangkan kondisi kerja yang lebih
baik. Namun, peran dan pengaruh serikat pekerja di wilayah ini mengalami transisi dan
variasi yang signifikan antara negara-negara. Beberapa negara memiliki serikat pekerja
yang kuat dan berpengaruh, sementara negara lain memiliki serikat pekerja yang lebih
lemah atau sedikit pengaruhnya. Praktik manajemen sumber daya manusia harus
mempertimbangkan hubungan dengan serikat pekerja dan menavigasi dinamika serikat
pekerja di setiap negara.
2. Nilai Kerja Berorientasi Keluarga: Di Amerika Latin dan Karibia, nilai-nilai berorientasi
keluarga memainkan peran penting dalam praktik manajemen sumber daya manusia.
Keluarga dianggap sebagai pusat dari kehidupan individu, dan ini mempengaruhi dinamika
kerja, prioritas karier, dan keseimbangan antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadi.
Perusahaan harus mempertimbangkan nilai-nilai ini dalam kebijakan karyawan, dukungan
untuk kebutuhan keluarga, dan menciptakan lingkungan kerja yang mendukung
keseimbangan kerja-hidup.
3. Pandangan HRM yang Berpusat pada Orang: Di Amerika Latin dan Karibia, terdapat
pandangan yang kuat bahwa fungsi HRM harus berpusat pada individu dan kesejahteraan
karyawan. Pendekatan ini mengakui pentingnya memperlakukan karyawan sebagai
manusia dan bukan hanya sebagai sumber daya produktif. Praktik manajemen sumber daya
manusia harus memprioritaskan keadilan, pemberdayaan karyawan, dan pengembangan
sumber daya manusia untuk mencapai tujuan organisasi sambil memperhatikan kebutuhan
individu.
4. Munculnya Ekonomi Informal: Di Amerika Latin dan Karibia, terdapat ekonomi informal
yang signifikan, yang melibatkan pekerjaan tanpa perlindungan hukum atau keamanan
kerja. Pekerja informal sering kali tidak memiliki akses yang memadai ke manfaat sosial,
perlindungan kesehatan, atau perlindungan ketenagakerjaan. Perusahaan di wilayah ini
perlu mempertimbangkan implikasi ekonomi informal dalam praktik manajemen sumber
daya manusia, seperti penempatan tenaga kerja, kebijakan upah, dan tanggung jawab sosial
perusahaan.
IHRM (International Human Resource Management) di Afrika melibatkan sejumlah isu inti yang
mempengaruhi praktik manajemen sumber daya manusia di wilayah ini. Berikut adalah empat isu
IHRM yang relevan di Afrika:
1. Tenaga Kerja yang Terus Bertambah: Afrika memiliki populasi yang terus bertambah
dengan laju pertumbuhan yang cepat. Hal ini menciptakan tantangan dalam mengelola
tenaga kerja yang besar dan diversitas penduduk. Praktik manajemen sumber daya manusia
harus mampu mengatasi tantangan rekrutmen, pelatihan, dan retensi dalam skala yang
besar. Perusahaan di Afrika harus memiliki strategi yang efektif untuk mengelola tenaga
kerja yang bertambah dengan mempertimbangkan kebutuhan dan harapan individu serta
mengoptimalkan potensi mereka.
2. Nilai Kerja Suku: Afrika memiliki keragaman etnis dan budaya yang kaya. Nilai-nilai kerja
suku atau etnis sering kali memainkan peran penting dalam praktik manajemen sumber
daya manusia. Perusahaan di Afrika harus memahami dan menghormati nilai-nilai budaya
dan tradisi kerja suku yang berbeda. Ini melibatkan adaptasi kebijakan dan praktik HRM
untuk mempertimbangkan perbedaan budaya, komunikasi yang efektif dengan karyawan
dari berbagai latar belakang, dan menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan
menghargai keanekaragaman.
3. Aliansi dan Kemitraan Asia-Afrika: Afrika telah melihat peningkatan kerjasama dan
kemitraan dengan negara-negara Asia, terutama Tiongkok dan India. Aliansi dan kemitraan
ini berdampak pada praktik manajemen sumber daya manusia di wilayah ini. Perusahaan
di Afrika perlu memahami dinamika kerja sama dengan mitra Asia dan mengelola tenaga
kerja lintas budaya dengan efektif. Hal ini melibatkan pemahaman tentang perbedaan
budaya kerja, kebijakan penggajian yang adil, dan komunikasi yang efektif dalam kerangka
kerja sama yang saling menguntungkan.
Dalam konteks IHRM, terdapat perdebatan yang berkelanjutan mengenai konvergensi dan
divergensi antara wilayah dan negara-negara dalam hal kebijakan dan praktik manajemen sumber
daya manusia. Beberapa isu HRM mungkin mengalami konvergensi di berbagai wilayah,
sementara isu lainnya dapat mengalami perbedaan yang signifikan.
Dalam hal kebijakan HRM, ada kemungkinan lebih banyak konvergensi daripada divergensi.
Misalnya, kebijakan yang diterapkan untuk pelatihan keselamatan yang wajib di seluruh unit bisnis
dan anak perusahaan dapat mengalami konvergensi di berbagai wilayah. Namun, cara pelatihan
keselamatan diimplementasikan dan jumlah pelatihan yang diberikan mungkin berbeda di setiap
wilayah.
Namun, dalam praktik HRM, terdapat perbedaan yang lebih besar di antara wilayah dan negara-
negara. Beberapa praktik HRM dapat berbeda secara signifikan di berbagai wilayah. Divergensi
ini dapat terjadi baik antara wilayah maupun di dalam suatu wilayah tergantung pada jenis praktik
HRM yang dibahas. Beberapa praktik HRM mungkin lebih bervariasi di antara wilayah daripada
di dalam suatu wilayah.
Kesimpulan
Perusahaan internasional perlu memahami kebijakan dan praktik SDM yang berlaku di setiap
wilayah agar dapat mengambil keputusan yang tepat dalam mengadaptasi kebijakan dari kantor
pusat (HQ) dengan tradisi dan hukum lokal. Studi IHRM komparatif memfokuskan pada
perbedaan di antara negara dan wilayah, dan bagaimana perbedaan ini memengaruhi kebijakan
dan praktik IHRM. Setiap wilayah memiliki isu HRM utama yang perlu diperhatikan dalam
kebijakan dan praktik HRM. Perbedaan dalam praktik HRM antar wilayah menunjukkan variasi
yang luas dan kompleksitas yang perlu dikelola oleh perusahaan internasional.
BAB 15 Departemen IHRM, Analitik Tenaga Kerja Global,
Departemen IHRM
Departemen IHRM (International Human Resource Management) adalah bagian dari organisasi
yang bertanggung jawab atas manajemen sumber daya manusia di lingkungan bisnis internasional.
Departemen ini berfokus pada aspek-aspek terkait dengan tenaga kerja global, termasuk
rekrutmen, seleksi, pengembangan, kompensasi, kebijakan ketenagakerjaan, dan manajemen
kinerja di berbagai negara.
Kemajuan organisasi IHRM mengacu pada perubahan dan perkembangan yang terjadi dalam
departemen IHRM seiring berjalannya waktu. Dalam era globalisasi, perusahaan semakin
menyadari pentingnya mengelola sumber daya manusia secara efektif di berbagai lokasi bisnis.
Oleh karena itu, departemen IHRM mengalami perkembangan dalam hal peran dan tanggung
jawabnya. Ini mencakup peningkatan koordinasi antara manajemen pusat dan unit bisnis
internasional, pengembangan kebijakan HRM yang konsisten, dan pemahaman yang lebih baik
tentang konteks budaya dan hukum di setiap negara.
Selain itu, departemen IHRM juga melibatkan berbagai aspek lain seperti relokasi dan orientasi
karyawan yang pindah ke luar negeri, pengelolaan data karyawan, administrasi gaji dan tunjangan,
manajemen cuti dan absensi, serta pemeliharaan dan penggunaan sistem informasi HRM yang
efektif. Semua ini bertujuan untuk mendukung operasional departemen IHRM dan memastikan
manajemen sumber daya manusia yang baik di lingkungan bisnis internasional.
Secara keseluruhan, departemen IHRM merupakan bagian penting dari organisasi yang
bertanggung jawab atas manajemen sumber daya manusia di tingkat global. Dalam menjalankan
tugasnya, departemen IHRM terus berkembang untuk menghadapi tantangan dan perubahan dalam
konteks bisnis internasional.
Analitik tenaga kerja global adalah pendekatan yang digunakan oleh organisasi untuk menganalisis
data terkait IHRM dengan menggunakan alat dan teknik analisis data tertentu serta metrik yang
relevan. Tujuannya adalah untuk menghasilkan informasi yang berharga dalam pengambilan
keputusan yang efektif terkait manajemen tenaga kerja global.
Adopsi analitik tenaga kerja global semakin cepat dan berkembang di bidang manajemen tenaga
kerja global dan mobilitas bakat. Hal ini didorong oleh kebutuhan untuk meningkatkan mobilitas
bakat dengan biaya dan kompleksitas yang minimal, sehingga optimalisasi proses dan
pengambilan keputusan yang lebih rasional menjadi fokus utama. Meskipun analitik mobilitas
bakat masih dalam tahap perkembangan, hal ini menjadi tren penting yang tidak boleh diabaikan.
Dengan menggunakan analitik tenaga kerja global, departemen IHRM dapat mengatasi berbagai
masalah dan mencapai beberapa manfaat, antara lain:
1. Menentukan pengembalian investasi dari penugasan asing: Analitik tenaga kerja global
dapat membantu dalam mengukur dan menganalisis pengembalian investasi dari
penugasan asing, termasuk biaya yang terlibat, produktivitas yang ditingkatkan, dan
dampak positif pada tujuan organisasi.
3. Berkolaborasi dan berbagi pengetahuan: Analitik tenaga kerja global dapat digunakan
untuk menganalisis dan membagikan pengetahuan yang diperoleh selama penugasan asing.
Hal ini memungkinkan organisasi untuk meningkatkan kolaborasi antara karyawan
internasional dan memanfaatkan pengetahuan yang diperoleh untuk keuntungan bersama.
Dengan mengadopsi analitik tenaga kerja global, departemen IHRM dapat meningkatkan
efektivitas dan efisiensi dalam pengambilan keputusan terkait manajemen tenaga kerja global.
Penggunaan alat dan teknik analisis data yang tepat membantu departemen IHRM dalam
mengoptimalkan program, kebijakan, dan praktik mereka serta memberikan dukungan yang
diperlukan untuk aktivitas tersebut.
Profesionalisme IHRM
Pentingnya profesionalisasi IHRM diakui sebagai faktor penting untuk kesuksesan perusahaan
global. Organisasi yang beroperasi dalam ekonomi global yang kompetitif membutuhkan manajer
IHRM yang memiliki kompetensi profesional yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan
persaingan global. Untuk mencapai hal ini, program dan departemen IHRM perlu diberikan
perhatian dan sumber daya dengan prioritas tinggi oleh eksekutif puncak, perencana strategis, dan
manajer lini pada umumnya.
Pengembangan manajer IHRM menjadi fokus utama dalam profesionalisasi IHRM. Karena fungsi
IHRM telah berkembang dari manajemen ekspatriat ke banyak tanggung jawab lainnya, manajer
IHRM perlu mengembangkan perspektif dan pengalaman yang lebih luas dengan perusahaan
global. MNE (Multinational Enterprises) akan mengharapkan manajer IHRM mereka untuk
berkontribusi dalam manajemen strategis bisnis global, mengembangkan kebijakan IHRM yang
berlaku di seluruh dunia, dan mengelola tenaga kerja yang produktif di berbagai negara.
Untuk memperkuat departemen IHRM dan mengembangkan lebih banyak kompetensi dalam
IHRM, ada beberapa langkah yang dapat diambil, antara lain:
1. Menugaskan generalis SDM domestik ke staf regional luar negeri atau ke kantor pusat
regional selama periode tertentu. Ini memberikan pengalaman langsung dalam konteks
internasional dan membantu mengembangkan pemahaman tentang manajemen sumber
daya manusia global.
2. Memindahkan individu dari fungsi lain ke departemen IHRM di divisi operasional atau
kantor pusat. Pengalaman mereka di luar negeri akan memberikan kredibilitas pada fungsi
IHRM dan memperkaya perspektif internasional dalam pengambilan keputusan.
3. Menugaskan lulusan baru dengan latar belakang pendidikan dalam sumber daya manusia
ke anak perusahaan atau posisi regional di luar negeri. Mereka dapat dibayar sebagai
penduduk lokal daripada menggunakan paket kompensasi khas ekspatriat.
Sertifikasi juga merupakan salah satu cara untuk menunjukkan tingkat pengetahuan dan
keterampilan profesional dalam IHRM. Badan-badan seperti Society for Human Resource
Management (SHRM) dan Human Resource Certification Institute (HRCI) telah merancang tes
sertifikasi untuk menguji pengetahuan dan keterampilan dalam IHRM. Memiliki sertifikat seperti
Global Professional in HR (GPHR) menunjukkan bahwa pemegang sertifikat telah mencapai
tingkat pengetahuan yang tinggi dalam disiplin IHRM.
Kompetensi umum yang diperlukan oleh para profesional IHRM untuk mencapai keberhasilan di
masa depan meliputi:
2. Kemampuan untuk belajar tentang banyak budaya: Kemampuan untuk memahami dan
belajar tentang budaya-budaya yang berbeda untuk meningkatkan pemahaman global.
3. Daya tanggap lokal: Kemampuan untuk mengembangkan hubungan yang baik dengan
kolega dan pejabat lokal, memahami pasar lokal, peraturan, dan isu-isu terkini di tingkat
lokal.
4. Adaptasi lintas negara: Kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja dan
budaya yang berbeda di negara-negara yang berbeda.
5. Manajemen keragaman dan keterampilan tim internasional: Kemampuan untuk mengelola
keberagaman dalam tim internasional dan mengoptimalkan kinerja tim secara efektif.
Selain kompetensi umum tersebut, manajer IHRM yang kompeten juga akan menunjukkan
keterampilan yang lebih spesifik terkait dengan IHRM, termasuk:
1. Menerapkan perekrutan dan penempatan staf yang efektif untuk menarik dan
mempertahankan talenta terbaik dalam tenaga kerja global.
4. Mengembangkan pola pikir global pada seluruh karyawan melalui pelatihan dan
pengembangan.
6. Memposisikan fungsi SDM sebagai mitra bisnis strategis dalam bisnis global dengan
memiliki literasi bisnis global.
7. Menunjukkan nilai program IHRM dalam kontribusi terhadap garis bawah global dan
menjadi sumber keuntungan strategis bagi organisasi.
8. Merancang dan menerapkan sistem SDM global, termasuk pelatihan, kompensasi,
manajemen kinerja, hubungan karyawan, serta kesehatan dan keselamatan.
9. Mengembangkan pemahaman yang baik tentang alat dan perangkat lunak HR Analytics
untuk membuat keputusan yang efektif berdasarkan data IHRM.
Pengembangan kompetensi ini dapat dicapai melalui berbagai cara, termasuk penugasan di luar
negeri, pengalaman internasional, dan pelatihan khusus dalam bidang IHRM. Penting bagi
perusahaan multinasional untuk memberikan perhatian dan mendukung perkembangan
kompetensi para manajer IHRM agar mereka dapat berhasil dalam menghadapi tantangan global.
Masa depan IHRM (International Human Resource Management) akan dihadapkan pada sejumlah
tantangan dan perubahan yang signifikan. Beberapa tantangan yang dihadapi oleh fungsi IHRM
termasuk:
2. Kompleksitas program IHRM: Perbedaan dalam hak dan tunjangan pekerja di berbagai
negara membuat program IHRM dan pemberian layanan semakin kompleks dan sulit.
3. Perubahan dalam hukum dan praktik lokal: Globalisasi dan perdagangan bebas
menyebabkan banyak negara mengubah kerangka hukum mereka, yang memengaruhi
praktik IHRM dan manajemen tenaga kerja lokal.
4. Tuntutan yang berbeda dari tenaga kerja global: Tenaga kerja global memiliki harapan
yang berbeda, termasuk keinginan akan kepemimpinan tingkat atas dari dalam negeri,
pengakuan terhadap dinamika kantor lokal, dan partisipasi dalam perencanaan karir
perusahaan.
5. Perubahan dalam organisasi SDM MNE: Kepentingan karyawan yang berbeda ini,
dikombinasikan dengan perubahan sosial yang terjadi, memunculkan kebutuhan akan
perubahan organisasi dalam fungsi SDM. Para profesional SDM perlu mengembangkan
pola pikir baru dan kompetensi baru untuk menghadapi tantangan global.
Untuk menghadapi tantangan ini, fungsi IHRM perlu mengatasi lima tantangan mendasar:
3. Memastikan manajemen pengetahuan yang efektif di seluruh unit dan batasan bisnis.
5. Memindahkan sistem informasi SDM dari fokus penyampaian metrik ke program analitik
tenaga kerja.
Untuk menghadapi tantangan ini, banyak perusahaan global mengembangkan struktur organisasi
tiga tingkat untuk fungsi IHRM. Di puncaknya, ada tim eksekutif SDM senior yang menangani
masalah strategis dan organisasi. Di tingkat tengah, ada tim ahli fungsional SDM dan manajer
SDM negara/regional yang bertindak sebagai mitra bisnis lokal. Di tingkat bawah, ada staf SDM
tradisional yang mengelola program dan fungsi SDM di unit bisnis. Mitra bisnis SDM di tingkat
tengah memainkan peran penting dalam menghubungkan strategi global dengan operasi lokal.
Masa depan IHRM akan melibatkan upaya untuk mengatasi tantangan ini dan memanfaatkan
peluang yang ada untuk memperkuat fungsi IHRM dalam konteks global yang terus berubah.
Kesimpulan
Bab ini mengkaji peran departemen IHRM, termasuk layanan dukungan internasional yang
diharapkan dapat dikembangkan dan disediakan oleh departemen IHR, internasionalisasi
(globalisasi) HRM yang berkelanjutan karena sejajar dengan internasionalisasi (globalisasi) bisnis
yang berkelanjutan, peningkatan profesionalisasi IHRM (termasuk isu-isu seperti kodifikasi BOK
IHR, pengembangan kompetensi dan sertifikasi IHR, peningkatan pelatihan dan pengalaman
dalam IHR; dan dimasukkannya IHR dalam rencana pengembangan karir manajer SDM), dan
kemungkinan skenario untuk pengembangan apa yang oleh beberapa perusahaan disebut "HRM
global".