Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Analisis Kadar Mineral (Kalsium)

Dosen Pengampu : Widawati, SP.MHSc, MSSc

Disusun oleh
Kelompok 4
Sarah azzahra 2113211045
Cantika dwi cahyani 2113211009
Regina siahaan 2113211039
Melia zahra yovani 2113211028
Ghithrif fathinah 2113211023

PROGRAM STUDI S1 GIZI


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb
Dengan menyebut nama ALLAH SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Analisis
Kadar Kalsium Dalam Sampel Makanan Metode Titrasi Permanganometri ini.
Adapun Laporan Analisis Zat Gizi tentang Analisis Kadar Kalsium Metode Titrasi
Permanganometri ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan
berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ini. Untuk itu kami tidak lupa
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
pembuatan laporan ini.
Namun tidak lepas dari semua ini, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan
baik dari segi penyusunan bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada
dan tangan terbuka selebar – lebarnya pagi pembaca yang ingin memberi kritik dan saran kepada
saya sehingga kami dapat memperbaiki laporan ini.
Akhirnya kami mengharapkan semoga dari Laporan Analisis Zat Gizi tentang Analisis
Kadar Kalsium Dalam Sampel Makanan Metode Titrasi Permanganometri ini dapat diambil
hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inspirasi terhadap pembaca.
Wassalamu’alaikum wr.wb

Bangkinang, 01 Juni 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................2

DAFTAR ISI..................................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................4

A. Latar belakang......................................................................................................................4

B. Tujuan...................................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................5

A. Analisis Kadar Kalsium........................................................................................................5

B. Prinsip penetapan kadar mineral...........................................................................................6

C. Titrasi Permanganometri......................................................................................................7

D. Keuntungan Dan Kekurangan Metode Titrasi Permanganometri........................................8

BAB III METODE & HASIL.....................................................................................................11

A. Alat dan Bahan...................................................................................................................11

B. Metode dan prinsip.............................................................................................................11

C. Cara Kerja...........................................................................................................................11

BAB III PENUTUP......................................................................................................................16

A. Kesimpulan.........................................................................................................................16

B. Saran..................................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Mineral adalah zat-zat anorganik yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah kecil untuk
fungsi normalnya. Salah satu mineral penting adalah kalsium. Kalsium adalah mineral yang
sangat esensial bagi tubuh manusia. Sebagian besar kalsium dalam tubuh kita terdapat di tulang
dan gigi, memberikan kekuatan dan kepadatan struktur tulang. Selain itu, kalsium juga berperan
dalam fungsi sistem saraf, kontraksi otot, pembekuan darah, dan keseimbangan elektrolit dalam
tubuh. Analisis kadar kalsium dalam makanan penting untuk mengevaluasi kontribusi makanan
terhadap asupan kalsium harian yang disarankan dan memastikan kecukupan kalsium dalam pola
makan.

Metode analisis yang umum digunakan untuk penetapan kadar kalsium dalam makanan
meliputi metode kompleksometri, spektrofotometri atomik, ICP-OES, dan metode lainnya.
Metode ini memungkinkan penentuan konsentrasi kalsium dengan akurasi dan keandalan yang
tinggi, memungkinkan pemantauan keseimbangan mineral dalam makanan dan memastikan
kualitas nutrisi yang optimal. Dengan melakukan analisis kadar mineral, seperti kalsium, dalam
makanan, dapat membantu individu, ahli gizi, dan industri pangan dalam mengoptimalkan
formulasi makanan, memberikan informasi yang akurat tentang nilai gizi dan komposisi mineral
makanan, serta memastikan konsumsi yang tepat untuk memenuhi kebutuhan mineral harian
yang dianjurkan. Dalam rangka memahami dan memantau asupan mineral kalsium dalam
makanan, analisis kadar mineral menjadi penting untuk menjaga kesehatan tulang, fungsi tubuh
yang optimal, dan pencegahan gangguan kesehatan yang terkait dengan kekurangan atau
kelebihan kalsium.

B. Tujuan
a) Untuk mengetahui kadar mineral (kalsium) pada sampel makanan
b) Untuk mengetahui prinsip penetapan kadar mineral
c) Untuk mengetahui alat dan bahan yang digunakan pada metode titrasi permanganometri
BAB II
PEMBAHASAN

A. Analisis Kadar Kalsium


Analisis kadar kalsium adalah proses untuk menentukan jumlah atau konsentrasi kalsium
(Ca) dalam suatu sampel. Kalsium adalah mineral esensial yang terdapat dalam tubuh manusia
dan banyak organisme lainnya. Kalsium memiliki peran penting dalam menjaga kekuatan tulang,
fungsi otot, kontraksi jantung, pembekuan darah, dan transmisi saraf.

Analisis kadar kalsium dilakukan untuk berbagai tujuan, termasuk diagnostik medis,
pengawasan kesehatan, penelitian ilmiah, dan kontrol kualitas dalam industri makanan, farmasi,
dan nutrisi. Metode analisis yang umum digunakan untuk menentukan kadar kalsium meliputi
spektrofotometri, titrasi kompleksometri, spektrometri serapan atom, dan titrasi
permanganometri.

Proses analisis kadar kalsium melibatkan persiapan sampel yang tepat, yaitu pengolahan
atau ekstraksi kalsium dari sampel tersebut. Setelah itu, metode analisis yang sesuai dipilih dan
diterapkan untuk mengukur konsentrasi kalsium dalam sampel. Hasil analisis dapat dinyatakan
dalam berbagai satuan, seperti mg/L, ppm (bagian per juta), atau persentase. Hasil analisis kadar
kalsium memiliki nilai penting dalam pemantauan kesehatan pasien, diagnosa penyakit, penilaian
kecukupan asupan kalsium dalam diet, pemantauan efektivitas terapi kalsium, dan identifikasi
masalah kualitas dalam produk makanan dan farmasi.

Analisis kuantitatif adalah suatu proses untuk menentukan konsentrasi suatu senyawa
dalam sebuah sampel. Salah satu metode yang digunakan untuk menganalisis kadar kalsium (Ca)
adalah metode titrasi permanganometri. Metode ini didasarkan pada reaksi antara ion
permanganat (MnO4-) dengan ion kalsium (Ca2+), yang menghasilkan endapan coklat-
kemerahan. Metode titrasi permanganometri didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi antara ion
permanganat (MnO4-) dan ion kalsium (Ca2+). Dalam suasana asam, ion permanganat bereaksi
dengan ion kalsium menjadi ion mangan (Mn2+) dan ion kalsium yang teroksidasi. Reaksi ini
menghasilkan endapan coklat-kemerahan yang menunjukkan titik akhir titrasi.
B. Prinsip penetapan kadar mineral
Prinsip penetapan kadar mineral dalam sampel umumnya melibatkan metode analisis
kimia yang berbeda-beda tergantung pada mineral yang ingin ditentukan. Beberapa prinsip
umum yang digunakan dalam penetapan kadar mineral adalah sebagai berikut:

 Gravimetri: Prinsip gravimetri melibatkan pengukuran berat dari suatu senyawa yang
dapat diendapkan secara selektif dari sampel. Misalnya, dalam penetapan kadar logam
tertentu, seperti timbal atau tembaga, senyawa tersebut dapat diendapkan sebagai garam
yang tidak larut dan ditimbang setelah pemisahan dari sampel.
 Volumetri: Prinsip volumetri, juga dikenal sebagai titrasi, melibatkan penentuan
konsentrasi suatu zat dalam sampel dengan menggunakan reagen yang diketahui
konsentrasinya. Contohnya adalah titrasi asam-basa, di mana reagen dengan konsentrasi
yang diketahui digunakan untuk menentukan konsentrasi asam atau basa dalam sampel.
 Spektrofotometri: Prinsip spektrofotometri melibatkan pengukuran absorbansi atau
transmisi cahaya oleh suatu senyawa atau mineral pada panjang gelombang tertentu.
Dalam penetapan mineral, spektrofotometri sering digunakan untuk mengukur
konsentrasi mineral dengan memanfaatkan absorpsi cahaya yang disebabkan oleh
elektronik atau ikatan molekuler dalam mineral tersebut.
 Elektrokimia: Prinsip elektrokimia melibatkan pengukuran arus listrik atau potensial
listrik yang dihasilkan oleh suatu reaksi redoks. Dalam penetapan mineral, metode
elektrokimia seperti voltametri atau polarografi dapat digunakan untuk menentukan
konsentrasi mineral dengan mengukur arus listrik yang timbul selama reaksi
elektrokimia.
 Spektrometri massa: Prinsip spektrometri massa melibatkan pemisahan, identifikasi, dan
penentuan massa suatu senyawa berdasarkan perbandingan massa dan muatan ion-nya.
Metode ini digunakan untuk identifikasi dan penetapan kadar mineral dengan
memanfaatkan sifat ionisasi dan pemisahan massa yang unik dari mineral tersebut.

Pemilihan metode analisis yang tepat untuk penetapan kadar mineral bergantung pada
karakteristik mineral yang akan ditentukan, ketersediaan peralatan yang diperlukan, dan
kebutuhan analisis spesifik. Adapun metode analisis yang sering digunakan dalam penetapan
mineral antara lain adalah spektrofotometri atom, spektrometri emisi nyala, spektrometri serapan
atom, titrasi kompleksometri, dan metode elektrokimia.

C. Titrasi Permanganometri
Metode titrasi permanganometri adalah teknik analisis kimia yang digunakan untuk
menentukan konsentrasi suatu zat dalam larutan dengan menggunakan senyawa kalium
permanganat (KMnO4) sebagai titran. Metode ini sering digunakan dalam analisis makanan
untuk menentukan kandungan oksidasi dan reduksi, terutama dalam penentuan kandungan zat
besi (Fe) dan vitamin C.

Dalam titrasi permanganometri, senyawa kalium permanganat digunakan sebagai titran


karena kemampuannya untuk mengalami reaksi reduksi yang sangat cepat dengan zat-zat
oksidasi. Dalam larutan asam, KMnO4 akan terurai menjadi ion Mn2+ yang berwarna merah
muda atau ungu muda. Ion Mn2+ ini kemudian akan bereaksi dengan zat oksidasi dalam sampel,
menghasilkan ion Mn3+ atau MnO2, yang berwarna coklat.

Untuk melakukan titrasi permanganometri pada sampel makanan, langkah-langkah umum yang
dilakukan adalah sebagai berikut:

 Persiapan sampel: Sampel makanan yang akan dianalisis harus dipersiapkan terlebih
dahulu. Misalnya, dalam penentuan kandungan zat besi, sampel makanan biasanya
dihancurkan atau dicerna menggunakan asam encer untuk mengeluarkan zat besi dalam
bentuk yang dapat direaksikan dengan KMnO4.
 Pembuatan larutan sampel: Sampel makanan yang telah dipersiapkan kemudian
diencerkan dengan larutan pelarut yang sesuai agar konsentrasinya dalam rentang titrasi
yang dapat diukur dengan akurat.
 Penetapan titik akhir: Penetapan titik akhir titrasi sangat penting dalam metode ini. Pada
titik akhir, semua zat oksidasi dalam sampel telah direaksikan dengan KMnO4. Biasanya,
untuk penentuan titik akhir, digunakan indikator eksternal seperti larutan amonium
ferrosianida atau indikator dalam yang memberikan perubahan warna yang jelas saat
KMnO4 yang berlebih masih ada dalam larutan.
 Titrasi: Larutan KMnO4 ditambahkan perlahan-lahan ke dalam larutan sampel makanan
sambil diaduk secara terus-menerus. Perubahan warna yang ditimbulkan saat KMnO4
ditambahkan akan membantu dalam menentukan titik akhir titrasi.
 Penghitungan hasil: Hasil titrasi dihitung berdasarkan volume KMnO4 yang digunakan
untuk mencapai titik akhir. Dengan mengetahui konsentrasi KMnO4 yang digunakan dan
stoikiometri reaksi, konsentrasi zat yang ditentukan dapat dihitung.

D. Keuntungan Dan Kekurangan Metode Titrasi Permanganometri


Keuntungan :
a) Akurasi: Metode titrasi permanganometri dapat memberikan hasil yang akurat dalam
menentukan konsentrasi suatu zat dalam larutan. Dengan menggunakan titran yang
diketahui konsentrasinya dan indikator yang sesuai, titik akhir titrasi dapat ditentukan
dengan presisi.
b) Sensitivitas: Metode ini memiliki sensitivitas yang tinggi terhadap zat-zat oksidasi.
Kalium permanganat (KMnO4) sebagai titran memiliki kemampuan oksidasi yang kuat,
sehingga dapat mendeteksi zat-zat oksidasi dalam sampel dalam konsentrasi rendah.
c) Relatif mudah dilakukan: Metode titrasi permanganometri relatif mudah dilakukan
dengan menggunakan peralatan sederhana seperti buret dan labu Erlenmeyer. Prosedur
titrasi dapat diikuti dengan baik dan dapat dilakukan dengan baik oleh operator yang
terlatih.
d) Waktu analisis cepat: Metode ini dapat memberikan hasil analisis dengan cepat
dibandingkan dengan beberapa metode analisis lainnya. Setelah persiapan sampel yang
sesuai, titrasi dapat dilakukan dalam waktu yang relatif singkat.

Kekurangan :

a) Sensitivitas terhadap kondisi reaksi: Metode ini sensitif terhadap kondisi reaksi seperti
pH dan suhu. Perubahan pH atau suhu yang tidak terkendali dapat mempengaruhi
kecepatan reaksi atau stabilitas senyawa yang direaksikan, sehingga dapat menghasilkan
kesalahan dalam hasil analisis.
b) Interferensi zat-zat lain: Adanya zat-zat interferen dalam sampel dapat mempengaruhi
hasil analisis. Zat-zat tersebut dapat mereduksi KMnO4 atau mengalami reaksi lain
dengan KMnO4, yang dapat mengganggu titik akhir titrasi dan menghasilkan kesalahan
dalam penentuan konsentrasi zat yang ingin ditentukan.
c) Memerlukan indikator atau bahan tambahan: Metode titrasi permanganometri sering
memerlukan penggunaan indikator eksternal atau bahan tambahan seperti amonium
ferrosianida. Penggunaan indikator ini dapat mempengaruhi keakuratan hasil analisis atau
memperkenalkan kesalahan dalam penentuan titik akhir.
d) Terbatas pada zat-zat oksidasi: Metode ini lebih cocok digunakan untuk analisis zat-zat
oksidasi dalam sampel. Jika sampel mengandung zat-zat reduksi atau non-oksidasinya,
metode ini mungkin tidak cocok atau membutuhkan pretreatment yang rumit sebelum
titrasi.

Pada umumnya, meskipun memiliki beberapa kelemahan, metode titrasi


permanganometri tetap menjadi metode yang populer dalam analisis kimia karena
keakuratannya, kecepatan analisis yang relatif cepat, dan kegunaannya dalam banyak aplikasi.

E. Manfaat Metode Titrasi Permanganometri

Metode titrasi permanganometri memiliki beberapa manfaat yang membuatnya berguna


dalam analisis kimia. Berikut adalah beberapa manfaat utama metode titrasi permanganometri:

1. Keakuratan: Metode titrasi permanganometri dapat memberikan hasil analisis yang


akurat jika dilakukan dengan baik. Dengan menggunakan titran (kalium permanganat)
yang diketahui konsentrasinya dan indikator yang sesuai, titik akhir titrasi dapat
ditentukan dengan presisi, sehingga memungkinkan penentuan konsentrasi zat target
dengan akurasi yang tinggi.
2. Sensitivitas terhadap oksidasi: Metode ini sangat sensitif terhadap zat-zat oksidasi dalam
sampel. Kalium permanganat (KMnO4) sebagai titran memiliki kemampuan oksidasi
yang kuat, sehingga dapat digunakan untuk mendeteksi dan menentukan konsentrasi zat-
zat oksidasi dalam sampel, bahkan pada konsentrasi rendah.
3. Kecepatan analisis: Metode titrasi permanganometri dapat memberikan hasil analisis
dengan cepat. Setelah persiapan sampel yang sesuai, titrasi dapat dilakukan dalam waktu
yang relatif singkat, tergantung pada reaksi yang terjadi antara titran dan zat target. Hal
ini memungkinkan analisis yang efisien dalam skala laboratorium.
4. Relatif sederhana: Metode ini relatif mudah dilakukan dengan menggunakan peralatan
sederhana seperti buret dan labu Erlenmeyer. Prosedur titrasi permanganometri dapat
diikuti dengan baik dan dapat dilakukan oleh operator yang terlatih. Selain itu, titrasi
permanganometri tidak memerlukan peralatan khusus yang mahal, sehingga dapat
dilakukan dengan biaya yang lebih rendah dibandingkan dengan beberapa metode
analisis lainnya.
5. Aplikasi luas: Metode titrasi permanganometri memiliki aplikasi yang luas dalam
berbagai bidang, seperti analisis lingkungan, analisis pangan, analisis farmasi, dan
analisis industri. Metode ini dapat digunakan untuk menentukan kadar zat-zat oksidasi
atau reduksi dalam berbagai jenis sampel, sehingga memberikan fleksibilitas dan
kegunaan yang luas.

Meskipun memiliki manfaat-manfaat tersebut, penting untuk mempertimbangkan


kelemahan dan batasan metode titrasi permanganometri serta memilih metode analisis yang
paling sesuai berdasarkan jenis sampel dan kebutuhan spesifik analisis.
BAB III
METODE & HASIL
A. Alat dan Bahan
1) Alat
a. Beacker glass
b. Erlenmeyer
c. Tabung reaksi
d. Buret
e. Pipet
f. Glass rod
g. Spatula
h. Filter paper
i. Cawan kus

2) Bahan
a. Sodium oxalate
b. CH3SOOH4
c. MM
d. NH4OH
e. H2SO4
f. HCl
g. KmnO4
h. Sampe hasil pengabuan
i. Akuades
j. Air panas

B. Metode dan prinsip


Metode yang digunakan adalah Metode Titrasi Permanganometri.
Prinsip penentuan kadar kalsium dalam makanan : sampel makanan diabukan terlebih dahulu
dengan HCl, lalu kalsium diendapkan sebagai kalsium oksalat, kemudian endapan dilarutkan
dengan asam sulfat, dan dititrasi dengan kalsium permanganat.

C. Cara Kerja
1. Tambahkan 5 ml HCl pekat ke dalam cawan krus yang berisi abu
HCl berfungsi untuk melarutkan semua mineral dalam abu (termasuk Kalsium)
2. Panaskan hingga mendidih untuk meningkatkan kelarutan

3. Tuangkan larutan abu ke dalam beaker glass, lalu bilas sisa larutan abu dengan
akuades kemudian panaskan lagi hingga mendidih

4. Tambahkan 10 ml amonium oksalat jenuh

5. Tambahkan beberapa tetes indikator metil merah dan aduk


6. Tambahkan tetes demi tetes NH4OH (1:4) sambil diaduk hingga larutan berubah
warna menjadi kuning (larutan menjadi keruh menandakan terbentuknya endapan
Kalsium Oksalat)

7. Tambahkan tetes demi tetes CH3COOH (1:4) sambil diaduk hingga berubah warna
menjadi merah kembali

8. Siapkan kertas saring ditas erlenmeyer, basahi dengan akuades

9. Saring endapan dari beacker glass

10. Cuci endapan dengan akuades untuk membuang sisa larutan oksalat yang mengendap
11. Tampung beberapa tetes air cucian dalam tabung reaksi

12. Pastikan endapan bebas oksalat dengan menambahkan beberapa tetes CaCl2

13. Tambahkan beberapa tetes NH40H (1:4)


Jika larutan tetap jernih (tidak keruh) berarti endapan yang ada di kertas saring sudah
bersih dari sissa oksalat

14. Larutkan endapan diatas kertas saring dengan menuangkan H2SO4 panas ke atas
endapan. Lakukan hingga endapan putih larut semua

15. Bilas kertas saring dengan air panas


16. Isi buret dengan larutan KMnO4 0,1 N

17. Panaskan larutan dalam erlenmeyer hingga suhu 70 derajat Celsius

18. Mulailah titrasi dengan KMnO4 dengan suhu tetap dijaga pada suhu 70 derajat, aduk
hingga magnetik stirer

19. Titrasi hingga berbentuk warna magenta yangbtidak hilang dalam 10 detik

20. Hentikan titrasi, lalu ambil kertas saring bekas endapan tadi kemudian masukkan ke
dalam erlenmeyer

21. Lanjutkan titrasi hingga warna magenta kembari

( N . V ) KMnO 4 x Be Ca x 100 %
Hitung kadar kalsium dengan rumus : % Ca =
massa sampel
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Analisis kadar kalsium adalah proses untuk menentukan jumlah atau konsentrasi kalsium
(Ca) dalam suatu sampel. Kalsium adalah mineral esensial yang terdapat dalam tubuh manusia
dan banyak organisme lainnya. Kalsium memiliki peran penting dalam menjaga kekuatan tulang,
fungsi otot, kontraksi jantung, pembekuan darah, dan transmisi saraf.

Analisis kuantitatif adalah suatu proses untuk menentukan konsentrasi suatu senyawa
dalam sebuah sampel. Salah satu metode yang digunakan untuk menganalisis kadar kalsium (Ca)
adalah metode titrasi permanganometri. Metode ini didasarkan pada reaksi antara ion
permanganat (MnO4-) dengan ion kalsium (Ca2+),yang menghasilkan endapan coklat-
kemerahan. Metode titrasi permanganometri didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi antara ion
permanganat (MnO4) dan ion kalsium (Ca2+). Prinsip penentuan kadar kalsium dalam makanan
ialah sampel makanan diabukan terlebih dahulu dengan HCl, lalu kalsium diendapkan sebagai
kalsium oksalat, kemudian endapan dilarutkan dengan asam sulfat, dan dititrasi dengan kalsium
permanganat.

B. Saran
Saran untuk video ialah seharusnya penghitungan dilakukan secara langsung
menggunakan kertas sehingga mahasiswa lebih mengerti cara dan langkah dalam menghitung
kadar dengan benar, lalu pada penampilan alat seharusnya dijelaskan dahulu fungsi masing-
masing alat dengan menunjukkan alat secara langsung pada video.

NB : Mohon Maaf Ibuk, Semoga Ini Terbaca Ya Buk


Saya Sarah Azzahra Ingin Menyampaikan saja, Kalo Makalah Ini Hanya Di Buat Oleh 2 Orang Saja Yaitu Sarah Azzahra &
Cantika Dwi Cahyani.
Dikelompok Ini Sangat-Sangat Kurang Dalam Kerjasama Dari Awal Tugas (Kelompok) Yang Ibuk Kasi Hanya 2 orang saja
yang membuat buk
Terimakasih
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad,M,Natsir,2001, Prinsip Penetapan Kadar Mineral, PT Gramedia Pustaka Utama,


Jakarta
Anonymous,2009,Analisis Kadar Mineral (kalsium) , http://mgmpkimiasumbar.
wordpress.com /2009/02/11/reaksi-analisa-protein/ , diakses tanggal 13 Maret 2009
Fatmawaty,2009, Metode Titrasi Permanganometri, http://www.turbovista.com /
quantitative - analysis . php.htm , diakses tanggal 13 Maret 2009
Dennett, A. L dan Trethowan, R. M. 2013. Analisis Kadar Mineral (2013) 527-530.
Sydney: University of Sydney

Anda mungkin juga menyukai