Tujuan Dan Manfaat Filsafat Ilmu - Kelompok A
Tujuan Dan Manfaat Filsafat Ilmu - Kelompok A
Disusun Oleh:
Christian Melka P, dr 012128216301
Grady Janitra H, dr 012128066301
Yesica, dr 012128246301
Bonnie Yudistha Anggawirya, dr 012128046301
Niko Kristianto, dr 012128076301
Revy Adya Irawan, dr 012128166301
Farahdina, dr 012128116301
1
DAFTAR ISI
1. Pendahuluan ....................................................................................................................... 3
2. Pembahasan ………………………………………………………………………..……. 4
2
1. PENDAHULUAN
Filsafat ilmu adalah ilmu pengetahuan yang mendasari logika, bahasa, dan
matematika dan bukan sekedar merupakan teori saja tetapi juga termasuk sebuah
terapan, suatu aktivitas seperti aktivitas untuk berpikir secara mendalam tentang
pertanyaan-pertanyaan besar dalam hidup manusia seperti apakah tujuan hidup, apakah
Tuhan ada, bagaimana menata organisasi dan masyarakat, serta bagaimana hidup
yang baik dan mencoba menjawabnya secara rasional, kritis, dan sistematis.
Filsafat itu adalah “cara untuk memahami sesuatu”. Itu sudah diterapkan pada
langkah-langkah kita untuk mensarikan atau memilah jawaban baru untuk pengertian
dari kata yang diperdebatkan tersebut. Filsafat mengajarkan untuk melakukan analisis,
dan mengemukakan ide dengan jelas serta rasional. Filsafat mengarahkan seseorang
untuk mengembangkan serta mempertahankan pendapat secara sehat, bukan dengan
kekuatan otot, atau kekuatan otoritas kekuasaan semata.
Filsafat didasari semangat untuk mencari kejelasan, kebenaran serta kebijaksanaan,
tentu saja tidak puas terhadap kebiasaan-kebiasaan serta pendapat-pendapat yang
dikemukakan begitu saja tanpa adanya landasan pemikiran rasional dan obyektif yang
dapat dipertanggung jawabkan. Filsafat merupakan pelopor yang pertama-tama berani
mendobrak dan membongkar pandangan-pandangan tradisional dan mitis yang sejak
lama hanya diterima begitu saja tanpa adanya penjelasan rasional. (radikal).
Untuk filsafat ilmu sendiri merupakan filsafat khusus yang membahas berbagai
macam hal yang berkenaan dengan ilmu pengetahuan. Filsafat ilmu mengajarkan cara
berfikir kritis, logis, dan sistematis tentang ilmu pengetahuan yang merupakan obyek
sasarannya agar memperoleh pemahaman yang jelas, obyektif, lengkap serta
komprehensif sehingga menemukan unsur-unsur hakiki tentang ilmu pengetahuan.
Filsafat ilmu mencoba memberikan sumbangan pemikiran dan pencerahan mengenai
ilmu pengetahuan serta membahasnya secara filosofis. Dengan adanya pemahaman ini
diharapkan kita tidak tersesat dalam menyelenggarakan kegiatan ilmu pengetahuan
sehingga memberi hasil yang bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan hidup manusia
sekaligus mengandung nilai-nilai moral dalam setiap ilmu pada tataran ontologis,
epistemologis dan aksiologi. Filsafat Ilmu sangat penting karena menjadi acuan manusia
untuk melakukan analisis, dan mengemukakan ide dengan jelas serta rasional, dan
mendorong manusia untuk lebih kreatif dan inovatif.
3
2. PEMBAHASAN
Filsafat berasal dari kata Yunani kata yaitu philos dan sophia. Philos artinya cinta
yang sangat mendalam, dan sophia artinya kebijakan atau kearifan. Istilah filsafat sering
dipergunakan secara populer dalam kehidupan sehari-hari, baik secara sadar maupun
tidak sadar. Dalam penggunaan populer, filsafat dapat diartikan sebagai suatu pendirian
hidup (individu) dan dapat juga disebut sebagai pandangan masyarakat (masyarakat).
Selain itu, masyarakat juga mempunyai filsafat yang bersifat kelompok. Oleh karena
manusia itu makhluk sosial, maka dalam hidupnya ia akan hidup bermasyarakat dengan
berpedoman pada nilai-nilai hidup yang diyakini bersama. Inilah yang disebut filsafat
atau pandangan hidup. Bagi bangsa Indonesia, Pancasila merupakan filsafat bangsa.
Henderson sebagaimana dikutip oleh Uyoh Sadulloh mengemukakan Populerly,
philosophy menans one’s general view of lifeof men, of ideals, and of values, in the sense
everyone has a philosophy of life.
Filsafat bersifat sistematis artinya pernyataan-pernyataan atau kajian-kajiannya
menunjukkan adanya hubungan satu sama lain, saling berkait dan bersifat koheren
(runtut). Di dalam tradisi filsafat ada paham-paham atau aliran besar yang menjadi titik
tolak dan inti pandangan terhadap berbagai pertanyaan filsafat. Misal: aliran empirisme
berpandangan bahwa hakikat pengetahuan adalah pengalaman. Tanpa pengalaman, maka
tidak akan ada pengetahuan. Pengalaman diperoleh karena ada indera manusia yang
menangkap objek-objek di sekelilingnya (sensasi indera) yang kemudian menjadi
persepsi dan diolah oleh akal sehingga menjadi pengetahuan.
Filsafat bersifat universal, artinya pertanyaan-pertanyaan dan jawaban- jawaban
filsafat bersifat umum dan mengenai semua orang. Misalnya: Keadilan adalah keadaan
seimbang antara hak dan kewajiban. Setiap orang selalu berusaha untuk mendapatkan
keadilan. Walaupun ada perbedaan pandangan sebagai jawaban dari pertanyaan filsafat,
tetapi jawaban yang diberikan berlaku umum, tidak terbatas ruang dan waktu. Dengan
kata lain, filsafat mencoba mengajukan suatu konsep tentang alam semesta (termasuk
manusia di dalamnya) secara sistematis.
Harold H. Titus (1959) mengemukakan pengertian filsafat dalam arti sempit
maupun dalam arti luas. Dalam arti sempit filsafat diartikan sebagai ilmu yang berkaitan
4
dengan metodologi atau analisis bahasa secara logis dan analisis makna-makna. Filsafat
diartikan sebagai science of science yang bertugas memberi analisis secara kritis terhadap
asumsi-asumsi dan konsep-konsep ilmu, mengadakan sistematisasi atau
pengorganisasian pengetahuan. Dalam pengertian yang lebih luas, filsafat mencoba
mengintegrasikan pengetahuan manusia yang berbeda-beda dan menjadikan suatu
pandangan yang komprehensif tentang alam semesta, hidup dan makna hidup. Ada
beberapa definisi filsafat yang dikemukakan Harold Titus, yaitu:
(1) Filsafat adalah suatu sikap tentang hidup dan alam semesta;
(2) Filsafat adalah suatu metode berpikir reflektif dan penelitian penalaran;
(3) Filsafat adalah suatu perangkat masalah-masalah;
(4) Filsafat adalah seperangkat teori dan sistem berpikir.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa berfilsafat merupakan kegiatan
berpikir yang khas, yaitu radikal, sistematis dan universal untuk mencari kearifan,
kebenaran yang sesungguhnya dari segala sesuatu. Berfilsafat berarti berpikir merangkum
(sinopsis) tentang pokok-pokok atau dasar-dasar dari hal yang ditelaahnya.
Asal kata ilmu adalah dari bahasa Arab, ‘alama. Arti dari kata ini adalah
pengetahuan. Dalam bahasa Indo-nesia, ilmu sering disamakan dengan sains yang berasal
dari bahasa Inggris “science”. Kata “science” itu sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu
“scio”, “scire” yang artinya pengetahuan. “Science” dari bahasa Latin “scientia”, yang
berarti “pengetahuan” adalah aktivitas yang sistematis yang membangun dan mengatur
penge-tahuan dalam bentuk penjelasan dan prediksi tentang alam semesta. Berdasarkan
Oxford Dictionary, ilmu didefinisikan sebagai aktivitas intelektual dan praktis yang
meliputi studi sistematis tentang struktur dan perilaku dari dunia fisik dan alam melalui
pengamatan dan percobaan”.
Dalam kamus bahasa Indonesia ilmu didefinisikan sebagai pengetahuan tentang
suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat
digunakan untuk menerangkan gejala tertentu di bidang pengetahuan. Pengertian ilmu
pengetahuan adalah sebuah sarana atau definisi tentang alam semesta yang diterjemahkan
kedalam bahasa yang bisa dimengerti oleh manusia sebagai usaha untuk mengetahui dan
mengingat tentang sesuatu. dalam kata lain dapat kita ketahui definisi arti ilmu yaitu
sesuatu yang didapat dari kegiatan membaca dan memahami benda-benda maupun
5
peristiwa, diwaktu kecil kita belajar membaca huruf abjad, lalu berlanjut menelaah kata-
kata dan seiring bertambahnya usia secara sadar atau tidak sadar sebenarnya kita terus
belajar membaca, hanya saja yang dibaca sudah berkembang bukan hanya dalam bentuk
bahasa tulis namun membaca alam semesta seisinya sebagai usaha dalam menemukan
kebenaran. Dengan ilmu maka hidup menjadi mudah, karena ilmu juga merupakan alat
untuk menjalani kehidupan.
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa ilmu bukan sekedar
pengetahuan (knowledge), tetapi merupakan rangkuman dari sekumpulan pengetahuan
berdasarkan teori-teori yang disepakati / berlaku umum dan diperoleh melalui
serangkaian prosedur sistematik, diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam
bidang ilmu tertentu. Ilmu adalah merupakan suatu pengetahuan, sedangkan pengetahuan
merupakan informasi yang didapatkan dan segala sesuatu yang diketahui manusia. Itulah
bedanya dengan ilmu, karena ilmu itu sendiri merupakan pengetahuan yang berupa
informasi yang didalami sehingga menguasai pengetahuan tersebut yang menjadi suatu
ilmu.
Adapun beberapa definisi ilmu menurut para ahli seperti yang dikutip oleh Bakhtiar
tahun 2005 diantaranya adalah:
a. Mohamad Hatta, mendefinisikan ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang
pekerjaan hukum kausal dalam suatu golongan masalah yang sama tabiatnya,
maupun itu menurut kedudukannya tampak dari luar, maupun menurut
bangunannya dari dalam.
b. Ralph Ross dan Ernest Van Den Haag, mengatakan ilmu adalah yang empiris,
rasional, umum dan sistematik, dan ke empatnya serentak.
c. Karl Pearson, mengatakan ilmu adalah lukisan atau keterangan yang
komprehensif dan konsisten tentang fakta pengalaman dengan istilah yang
sederhana.
d. Ashley Montagu, menyimpulkan bahwa ilmu adalah pengetahuan yang
disusun dalam satu sistem yang berasal dari pengamatan, studi dan percobaan
untuk menentukan hakikat prinsip tentang hal yang sedang dikaji.
e. Harsojo menerangkan bahwa ilmu merupakan akumulasi pengetahuan yang
disistemasikan dan suatu pendekatan terhadap seluruh dunia empiris yaitu
dunia yang terikat oleh faktor ruang dan waktu, dunia yang pada prinsipnya
dapat diamati oleh pancaindrea manusia. Lebih lanjut ilmu didefinisikan
6
sebagai suatu cara menganalisis yang mengijinkan kepada ahli-ahlinya untuk
menyatakan suatu proposisi dalam bentuk: “jika… maka”.
f. Afanasyef, menyatakan ilmu adalah manusia tentang alam, masyarakat dan
pikiran. Ia mencerminkan alam dan konsep-konsep, kategori dan hukum-
hukum, yang ketetapannya dan kebenarannya diuji dengan pengalaman
praktis.
Dari beberapa definisi ilmu yang dijelaskan para ahli di atas dapat disimpulkan
bahwa ilmu merupakan pengetahuan yang rasional, sistematik, konfrehensif, konsisten,
dan bersifat umum tentang fakta dari pengamatan yang telah dilakukan. Dan berdasarkan
definisi di atas terlihat jelas ada hal prinsip yang berbeda antara ilmu dengan
pengetahuan. Pengetahuan adalah keseluruhan ilmu pengetahuan yang belum tersusun,
baik mengenai matafisik maupun fisik. Dapat juga dikatakan pengetahuan adalah
informasi yang ada dan berupa common sense, tanpa memiliki metode, dan mekanisme
tertentu. Pengetahuan berakar pada adat dan tradisi yang menjadi kebiasaan dan
pengulangan-pengulangan. Dalam hal ini landasan pengetahuan kurang kuat cenderung
kabur dan samar-samar. Pengetahuan tidak teruji karena kesimpulan ditarik berdasarkan
asumsi yang tidak teruji lebih dahulu. Pencarian pengetahuan lebih cendrung trial and
error dan berdasarkan pengalaman belaka.
Filsafat dan ilmu pengetahuan memiliki hubungan satu sama lain, bila melihat
realitas hubungan filsafat dan ilmu pengetahuan bahwa semuanya merupakan dari
kegiatan manusia. Kegiatan manusia diartikan dalam sebuah prosesnya dan juga dalam
hasilnya. Bila dilihat dari hasilnya, keduanya merupakan hasil daripada berpikir manusia
secara sadar. Bila dilihat dari segi prosesnya, menunjukkan suatu kegiatan yang berusaha
untuk memecahkan masalah-masalah dalam kehidupan manusia (untuk memperoleh
kebenaran dan pengetahuan), dengan menggunakan metode-metode atau prosedur-
prosedur tertentu secara sistematis dan kritis.
Filsafat dan ilmu pengetahuan adalah satu kesatuan dan memiliki hubungan yang
saling melengkapi antara satu dengan lainnya. Perbedaan yang terdapat dari keduanya
bukan untuk dipertentangkan, melainkan untuk saling melengkapi, dan saling mengisi.
Pada hakikatnya, perbedaan itu terjadi disebabkan cara pendekatan yang berbeda. Maka
dalam hal ini perlu membandingkan antar filsafat dan ilmu pengetahuan, yang
7
menyangkut perbedaan-perbedaan maupun titik temu di antaranya.
Semua keilmuan sudah dibicarakan di dalam filsafat, bahkan beberapa ilmu
pengetahuan lahir dari filsafat, berarti ilmu yang memisahkan diri dari filsafat. Misalnya
matematika, astronomi, fisika, kimia, biologi, psikologi, dan sosiologi. Ilmu juga bersifat
analitis, ilmu pengetahuan hanya menggarap salah satu lapangan pengetahuan sebagai
objek formalnya. Sedangkan filsafat belajar dari ilmu pengetahuan dengan menekankan
keseluruhan dari sesuatu (sinoptis), karena keseluruhan mempunyai sifat sendiri yang
tidak ada pada bagian-bagiannya. Ilmu bersifat deskriptif tentang objeknya agar dapat
menemukan fakta-fakta, teknik-teknik, dan alat-alat.
Filsafat tidak hanya melukiskan sesuatu, melainkan membantu manusia untuk
mengambil keputusan tentang tujuan, nilai dan tentang apa-apa yang harus diperbuat
manusia. Filsafat tidak netral, karena faktor-faktor subjektif memegang peranan yang
penting dalam berfilsafat, ilmu mulai dengan asumsi-asumsi. Filsafat juga mempunyai
asumsi-asumsi dan menyelidiknya atau merenungkannya karena ia meragukan terhadap
asumsi tersebut. Ilmu pengetahuan menggunakan eksperimentasi terkontrol sebagai
metode yang khas. Verifikasi terhadap teori dilakukan dengan jalan mengujinya dalam
praktik berdasarkan penginderaan. Sedangkan filsafat dengan melalui akal pikiran yang
didasarkan kepada semua pengalaman insani, sehingga dengan demikian filsafat dapat
menelaah masalah-masalah yang tidak dapat dicarikan penyelesaiannya oleh ilmu.
Berdasarkan penjelasan di atas, bahwa hubungan filsafat dan ilmu pengetahuan
saling berkaitan karena semuanya merupakan kegiatan manusia. Hubungan keduanya
diibaratkan filsafat sebagai induknya ilmu sedangkan ilmu pengetahuan sebagai anak
filsafat. Mengapa demikian, karena filsafat sifatnya lebih luas atau universal objeknya.
Sedangkan ilmu pengetahuan objeknya terbatas karena hanya di dalam bidang tertentu.
Filsafat dengan ilmu pengetahuan dapat saling bertemu sebab kedua-duanya
menggunakan metode pemikiran reflektif dalam usaha untuk menghadapi fakta-fakta
dunia dan kehidupan. Keduanya menunjukkan sikap kritik, dengan pikiran terbuka dan
kemauan yang tidak memihak, untuk mengetahui hakikat kebenaran. Mereka
berkepentingan untuk mendapatkan pengetahuan yang teratur.
Ilmu membekali filsafat dengan bahan-bahan yang deskriptif dan faktual yang
sangat penting untuk membangun filsafat. Tiap filsuf dan suatu periode lebih condong
untuk merefleksikan pandangan ilmiah pada periode tersebut. Sementara itu, ilmu
pengetahuan melakukan pengecekan terhadap filsafat, dengan menghilangkan ide-ide
yang tidak sesuai dengan pengetahuan ilmiah. Sedangkan Filsafat mengambil
8
pengetahuan yang terpotong-potong dan berbagai ilmu, kemudian mengaturnya dalam
pandangan hidup yang lebih sempurna dan terpadu. Dalam hubungan ini, kemajuan ilmu
pengetahuan telah mendorong kita untuk menengok kembali ide-ide dan interpretasi kita,
baik itu dalam bidang ilmu pengetahuan maupun dalam bidang-bidang lain. Sebagai salah
satu contoh, konsep evolusi mendorong kita untuk meninjau kembali pemikiran kita,
hampir dalam segala bidang. Kontribusi yang lebih jauh, yang diberikan filsafat terhadap
ilmu pengetahuan, adalah kritik tentang asumsi, postulat ilmu dan analisa kritik tentang
istilah-istilah yang dipakai.
Hubungan Ilmu dengan Filsafat pada mulanya ilmu yang pertama kali muncul ialah
filsafat dan ilmu-ilmu khusus menjadi bagian dari filsafat. Sedangkan filsafat merupakan
induk dari segala ilmu karena menjelaskan tentang abstraksi/sebuah yang ideal. Filsafat
tidak terbatas, sedangkan ilmu terbatas sehingga ilmu menarik bagian filsafat agar bisa
dimengerti oleh manusia. Filsafat dan ilmu saling terkait satu sama lain, keduanya tumbuh
dari sikap refleksi, ingin tahu, dan dilandasi kecintaan pada kebenaran. Filsafat dengan
metodenya mampu mempertanyakan keabsahan dan kebenaran ilmu, sedangkan ilmu
tidak mampu mempertanyakan asumsi, kebenaran, metode, dan keabsahannya sendiri.
Ilmu merupakan masalah yang hidup bagi filsafat dan membekali filsafat dengan bahan-
bahan deskriptif dan faktual yang sangat perlu untuk membangun filsafat. Filsafat dan
ilmu pengetahuan mengkaji seluruh fenomena yang dihadapi manusia secara kritis
refleksi, integral, radikal, logis, sistematis, dan universal (kesemestaan) guna mencapai
tujuan yang diinginkannya.
10
metaphysics”. (sebagai suatu cabang ilmu, filsafat ilmu mencoba pertama-tama
menjelaskan unsur- unsur yang terlibat dalam proses penyelidikan ilmiah prosedur-
prosedur pengamatan, pola-pola perbincangan, metode-metode penggantian dan
perhitungan, pra-anggapan- pra-anggapan metafisis, dan seterusnya dan selanjutnya
menilai landasan-landasan bagi kesalahannya dari sudut-sudut tinjauan logika
formal, metodologi praktis, dan metafisika).
Dari paparan pendapat para pakar dapat disimpulkan bahwa pengertian filsafat
ilmu itumengandung konsepsi dasar yang mencakup hal-hal sebagai berikut:
1) Sikap kritis dan evaluatif terhadap kriteria-kriteria ilmiah
2) Sikap sitematis berpangkal pada metode ilmiah
3) Sikap analisis obyektif, etis dan falsafi atas landasan ilmiah
4) Sikap konsisten dalam bangunan teori serta tindakan ilmiah
11
2.5. Lingkup Filsafat Ilmu
Objek Material filsafat ilmu adalah pengetahuan itu sendiri, yaitu pengetahuan
yang telah disusun secara sistematis dengan metode ilmiah tertentu, sehingga dapat di
pertanggungjawabkan kebenarannya secara umum.
Dalam gejala ini jelas ada tiga hal menonjol, yaitu manusia, dunia, dan akhirat.
Maka ada filsafat tentang manusia (antropologi), filsafat tentang alam (kosmologi), dan
filsafat tentang akhirat (teologi). Filsafat ketuhanan dalam konteks hidup beriman dapat
dengan mudah diganti dengan kata Tuhan. Antropologi, kosmologi dan teologi,
sekalipun kelihatan terpisah, saling berkaitan juga, sebab pembicaraan tentang yang
satu pastilah tidak dapat dilepaskan dari yang lain.
Objek formal filsafat ilmu adalah sudut pandang dari mana sang subjek
menelaah objek materialnya. Objek formal filsafat ilmu adalah hakikat ilmu
pengetahuan artinya filsafat ilmu lebih menaruh perhatian terhadap problem mendasar
ilmu pengetahuan, seperti apa hakikat ilmu pengetahuan, bagaimana cara memperoleh
kebenaran ilmiah dan apa fingsi ilmu itu bagi manusia. Problem inilah yang di
bicarakan dalam landasan pengembangan ilmu pengetahuan yakni landasan ontologis,
epistemologis dan aksiologis. Objek formal filsafat ilmu merupakan sudut pandangan
yang ditujukan pada bahan dari penelitian atau pembentukan pengetahuan itu, atau
sudut dari mana objek material itu di sorot.
Objek material filsafat ilmu itu bersifat universal (umum), yaitu segala sesuatu
yang ada (realita) sedangkan objek formal filsafat ilmu (pengetahuan ilmiah) itu bersifat
khusus dan empiris. objek material mempelajari secara langsung pekerjaan akal dan
13
mengevaluasi hasil-hasil dari objek formal ilmu itu dan mengujinya dengan realisasi
praktis yang sebenarnya. Sedangkan Objek formal filsafat ilmu menyelidiki segala
sesuatu itu guna mengerti sedalam dalamnya, atau mengerti objek material itu secara
hakiki, mengerti kodrat segala sesuatu itu secara mendalam (to know the nature of
everything). Objek formal inilah sudut pandangan yang membedakan watak filsafat
dengan pengetahuan. Karena filsafat berusaha mengerti sesuatu sedalam dalamnya.
14
2.8. Manfaat Filsafat Ilmu
16
DAFTAR PUSTAKA
17
TUJUAN DAN MANFAAT
PEMBELAJARAN
FILSAFAT ILMU
• Prof. Harold H. Titus : suatu metode guna memperoleh pengetahuan yang objektif
dan dapat diperiksa kebenaranya
FILSAFAT DAN ILMU
• Filsafat dan ilmu saling berhubungan.
• Filsafat dan ilmu ilmu merupakan bidang berbeda yang saling timbal balik dan saling melengkapi satu sama
lain.
Perbedaan :
Ilmu Filsafat
Bidang terbatas Secara menyeluruh
Analitis, deskriptif Sinoptis, bila analitik maka holistic
Observasi, eksperimen, data Mencari alasan mengapa, bagaimana, dan hubungan
secara luas
DEFINISI FILSAFAT ILMU (1)
Menurut ahli,
• Robert ackerman:
Suatu tinjauan kritis tentang pendapat-pendapat ilmiah dewasa ini dengan
perbandingan terhadap kriteria-kriteria yang dikembangkan dari pendapat-pendapat
demikian itu, tetapi filsafat ilmu jelas bukan suatu kemandirian cabang ilmu dari
praktek ilmiah secara aktual.
• Lewis White Beck:
Filsafat ilmu membahas dan mengevaluasi metode-metode pemikiran ilmiah serta
mencoba menemukan dan pentingnya upaya ilmiah sebagai suatu keseluruhan
• Cornelius Benjamin:
telaah sistematis mengenai ilmu, khususnya metode-metodenya, konsep-konsepnya
dan praanggapan-praanggapan, serta letaknya dalam kerangka umum cabang-cabang
pengetahuan intelektual.
DEFINISI FILSAFAT ILMU (2)
• Michael v. Berry:
Penelaahan tentang logika interen dari teori-teori ilmiah dan hubungan-hubungan
antara percobaan dan teori, yakni tentang metode ilmiah.
• Stephen r.Toulmin:
suatu cabang ilmu, filsafat ilmu mencoba pertama-tama menjelaskan unsur- unsur
yang terlibat dalam proses penyelidikan ilmiah prosedur-prosedur pengamatan, pola-
pola perbincangan, metode-metode penggantian dan perhitungan, pra-anggapan- pra-
anggapan metafisis, dan seterusnya dan selanjutnya menilai landasan-landasan bagi
kesalahannya dari sudut-sudut tinjauan logika formal, metodologi praktis, dan
metafisika
DEFINISI FILSAFAT ILMU (3)
Dapat disimpulkan bahwa filsafat ilmu adalah
• Segenap pemikiran reflektif terhadap persoalan-persoalan mengenai segala hal yang
menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi dari kehidupan
manusia.
• Filsafat ilmu merupakan suatu bidang pengetahuan integrative yang eksistensi dan
pemekarannya bergantung pada hubungan timbal-balik dan saling-pengaruh antara
filsafat dan ilmu.
RUANG LINGKUP FILSAFAT ILMU
Ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada yang
Ontologi merupakan kebenaran dan kenyataan baik yang berbentuk
jasmani atau konkret maupun rohani atau abstrak.