Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH FILSAFAT ILMU

“TUJUAN DAN MANFAAT PEMBELAJARAN FILSAFAT ILMU”


Dosen Pengajar:
Dr. Rahadian Indarto Susilo, dr., Sp.BS (K)

Disusun Oleh:
Christian Melka P, dr 012128216301
Grady Janitra H, dr 012128066301
Yesica, dr 012128246301
Bonnie Yudistha Anggawirya, dr 012128046301
Niko Kristianto, dr 012128076301
Revy Adya Irawan, dr 012128166301
Farahdina, dr 012128116301

Aisyah Rahmaniyah, dr 012128016301


Denisa Valianty, dr 012128056301
Aji Bayu Wicaksono, dr 012128026305
Ferdian Rizaliansyah, dr 012128126302
Zul Fahmy Irawan, dr 012128096305

MATA KULIAH DASAR UMUM PPDS I FAKULTAS KEDOKTERAN


UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2022

1
DAFTAR ISI

Daftar Isi ................................................................................................................................. 2

1. Pendahuluan ....................................................................................................................... 3

2. Pembahasan ………………………………………………………………………..……. 4

2.1. Pengertian Filsafat ............................................................................................................ 4

2.2. Pengertian Ilmu ................................................................................................................. 5

2.3. Hubungan filsafat dengan ilmu ........................................................................................ 7

2.4. Definisi filsafat ilmu ........................................................................................................ 9

2.5. Lingkup filsafat ilmu ...................................................................................................... 12

2.6. Obyek material dan objek formal filsafat ilmu ............................................................... 13

2.7. Tujuan filsafat ilmu ........................................................................................................ 14

2.8. Manfaat filsafat ilmu ...................................................................................................... 15

2.9. Pentingnya belajar filsafat ilmu bagi mahasiswa ........................................................... 16

Daftar Pustaka ...................................................................................................................... 17

2
1. PENDAHULUAN

Filsafat ilmu adalah ilmu pengetahuan yang mendasari logika, bahasa, dan
matematika dan bukan sekedar merupakan teori saja tetapi juga termasuk sebuah
terapan, suatu aktivitas seperti aktivitas untuk berpikir secara mendalam tentang
pertanyaan-pertanyaan besar dalam hidup manusia seperti apakah tujuan hidup, apakah
Tuhan ada, bagaimana menata organisasi dan masyarakat, serta bagaimana hidup
yang baik dan mencoba menjawabnya secara rasional, kritis, dan sistematis.
Filsafat itu adalah “cara untuk memahami sesuatu”. Itu sudah diterapkan pada
langkah-langkah kita untuk mensarikan atau memilah jawaban baru untuk pengertian
dari kata yang diperdebatkan tersebut. Filsafat mengajarkan untuk melakukan analisis,
dan mengemukakan ide dengan jelas serta rasional. Filsafat mengarahkan seseorang
untuk mengembangkan serta mempertahankan pendapat secara sehat, bukan dengan
kekuatan otot, atau kekuatan otoritas kekuasaan semata.
Filsafat didasari semangat untuk mencari kejelasan, kebenaran serta kebijaksanaan,
tentu saja tidak puas terhadap kebiasaan-kebiasaan serta pendapat-pendapat yang
dikemukakan begitu saja tanpa adanya landasan pemikiran rasional dan obyektif yang
dapat dipertanggung jawabkan. Filsafat merupakan pelopor yang pertama-tama berani
mendobrak dan membongkar pandangan-pandangan tradisional dan mitis yang sejak
lama hanya diterima begitu saja tanpa adanya penjelasan rasional. (radikal).
Untuk filsafat ilmu sendiri merupakan filsafat khusus yang membahas berbagai
macam hal yang berkenaan dengan ilmu pengetahuan. Filsafat ilmu mengajarkan cara
berfikir kritis, logis, dan sistematis tentang ilmu pengetahuan yang merupakan obyek
sasarannya agar memperoleh pemahaman yang jelas, obyektif, lengkap serta
komprehensif sehingga menemukan unsur-unsur hakiki tentang ilmu pengetahuan.
Filsafat ilmu mencoba memberikan sumbangan pemikiran dan pencerahan mengenai
ilmu pengetahuan serta membahasnya secara filosofis. Dengan adanya pemahaman ini
diharapkan kita tidak tersesat dalam menyelenggarakan kegiatan ilmu pengetahuan
sehingga memberi hasil yang bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan hidup manusia
sekaligus mengandung nilai-nilai moral dalam setiap ilmu pada tataran ontologis,
epistemologis dan aksiologi. Filsafat Ilmu sangat penting karena menjadi acuan manusia
untuk melakukan analisis, dan mengemukakan ide dengan jelas serta rasional, dan
mendorong manusia untuk lebih kreatif dan inovatif.

3
2. PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Filsafat

Filsafat berasal dari kata Yunani kata yaitu philos dan sophia. Philos artinya cinta
yang sangat mendalam, dan sophia artinya kebijakan atau kearifan. Istilah filsafat sering
dipergunakan secara populer dalam kehidupan sehari-hari, baik secara sadar maupun
tidak sadar. Dalam penggunaan populer, filsafat dapat diartikan sebagai suatu pendirian
hidup (individu) dan dapat juga disebut sebagai pandangan masyarakat (masyarakat).
Selain itu, masyarakat juga mempunyai filsafat yang bersifat kelompok. Oleh karena
manusia itu makhluk sosial, maka dalam hidupnya ia akan hidup bermasyarakat dengan
berpedoman pada nilai-nilai hidup yang diyakini bersama. Inilah yang disebut filsafat
atau pandangan hidup. Bagi bangsa Indonesia, Pancasila merupakan filsafat bangsa.
Henderson sebagaimana dikutip oleh Uyoh Sadulloh mengemukakan Populerly,
philosophy menans one’s general view of lifeof men, of ideals, and of values, in the sense
everyone has a philosophy of life.
Filsafat bersifat sistematis artinya pernyataan-pernyataan atau kajian-kajiannya
menunjukkan adanya hubungan satu sama lain, saling berkait dan bersifat koheren
(runtut). Di dalam tradisi filsafat ada paham-paham atau aliran besar yang menjadi titik
tolak dan inti pandangan terhadap berbagai pertanyaan filsafat. Misal: aliran empirisme
berpandangan bahwa hakikat pengetahuan adalah pengalaman. Tanpa pengalaman, maka
tidak akan ada pengetahuan. Pengalaman diperoleh karena ada indera manusia yang
menangkap objek-objek di sekelilingnya (sensasi indera) yang kemudian menjadi
persepsi dan diolah oleh akal sehingga menjadi pengetahuan.
Filsafat bersifat universal, artinya pertanyaan-pertanyaan dan jawaban- jawaban
filsafat bersifat umum dan mengenai semua orang. Misalnya: Keadilan adalah keadaan
seimbang antara hak dan kewajiban. Setiap orang selalu berusaha untuk mendapatkan
keadilan. Walaupun ada perbedaan pandangan sebagai jawaban dari pertanyaan filsafat,
tetapi jawaban yang diberikan berlaku umum, tidak terbatas ruang dan waktu. Dengan
kata lain, filsafat mencoba mengajukan suatu konsep tentang alam semesta (termasuk
manusia di dalamnya) secara sistematis.
Harold H. Titus (1959) mengemukakan pengertian filsafat dalam arti sempit
maupun dalam arti luas. Dalam arti sempit filsafat diartikan sebagai ilmu yang berkaitan

4
dengan metodologi atau analisis bahasa secara logis dan analisis makna-makna. Filsafat
diartikan sebagai science of science yang bertugas memberi analisis secara kritis terhadap
asumsi-asumsi dan konsep-konsep ilmu, mengadakan sistematisasi atau
pengorganisasian pengetahuan. Dalam pengertian yang lebih luas, filsafat mencoba
mengintegrasikan pengetahuan manusia yang berbeda-beda dan menjadikan suatu
pandangan yang komprehensif tentang alam semesta, hidup dan makna hidup. Ada
beberapa definisi filsafat yang dikemukakan Harold Titus, yaitu:
(1) Filsafat adalah suatu sikap tentang hidup dan alam semesta;
(2) Filsafat adalah suatu metode berpikir reflektif dan penelitian penalaran;
(3) Filsafat adalah suatu perangkat masalah-masalah;
(4) Filsafat adalah seperangkat teori dan sistem berpikir.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa berfilsafat merupakan kegiatan
berpikir yang khas, yaitu radikal, sistematis dan universal untuk mencari kearifan,
kebenaran yang sesungguhnya dari segala sesuatu. Berfilsafat berarti berpikir merangkum
(sinopsis) tentang pokok-pokok atau dasar-dasar dari hal yang ditelaahnya.

2.2. Pengertian Ilmu

Asal kata ilmu adalah dari bahasa Arab, ‘alama. Arti dari kata ini adalah
pengetahuan. Dalam bahasa Indo-nesia, ilmu sering disamakan dengan sains yang berasal
dari bahasa Inggris “science”. Kata “science” itu sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu
“scio”, “scire” yang artinya pengetahuan. “Science” dari bahasa Latin “scientia”, yang
berarti “pengetahuan” adalah aktivitas yang sistematis yang membangun dan mengatur
penge-tahuan dalam bentuk penjelasan dan prediksi tentang alam semesta. Berdasarkan
Oxford Dictionary, ilmu didefinisikan sebagai aktivitas intelektual dan praktis yang
meliputi studi sistematis tentang struktur dan perilaku dari dunia fisik dan alam melalui
pengamatan dan percobaan”.
Dalam kamus bahasa Indonesia ilmu didefinisikan sebagai pengetahuan tentang
suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat
digunakan untuk menerangkan gejala tertentu di bidang pengetahuan. Pengertian ilmu
pengetahuan adalah sebuah sarana atau definisi tentang alam semesta yang diterjemahkan
kedalam bahasa yang bisa dimengerti oleh manusia sebagai usaha untuk mengetahui dan
mengingat tentang sesuatu. dalam kata lain dapat kita ketahui definisi arti ilmu yaitu
sesuatu yang didapat dari kegiatan membaca dan memahami benda-benda maupun

5
peristiwa, diwaktu kecil kita belajar membaca huruf abjad, lalu berlanjut menelaah kata-
kata dan seiring bertambahnya usia secara sadar atau tidak sadar sebenarnya kita terus
belajar membaca, hanya saja yang dibaca sudah berkembang bukan hanya dalam bentuk
bahasa tulis namun membaca alam semesta seisinya sebagai usaha dalam menemukan
kebenaran. Dengan ilmu maka hidup menjadi mudah, karena ilmu juga merupakan alat
untuk menjalani kehidupan.
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa ilmu bukan sekedar
pengetahuan (knowledge), tetapi merupakan rangkuman dari sekumpulan pengetahuan
berdasarkan teori-teori yang disepakati / berlaku umum dan diperoleh melalui
serangkaian prosedur sistematik, diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam
bidang ilmu tertentu. Ilmu adalah merupakan suatu pengetahuan, sedangkan pengetahuan
merupakan informasi yang didapatkan dan segala sesuatu yang diketahui manusia. Itulah
bedanya dengan ilmu, karena ilmu itu sendiri merupakan pengetahuan yang berupa
informasi yang didalami sehingga menguasai pengetahuan tersebut yang menjadi suatu
ilmu.
Adapun beberapa definisi ilmu menurut para ahli seperti yang dikutip oleh Bakhtiar
tahun 2005 diantaranya adalah:
a. Mohamad Hatta, mendefinisikan ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang
pekerjaan hukum kausal dalam suatu golongan masalah yang sama tabiatnya,
maupun itu menurut kedudukannya tampak dari luar, maupun menurut
bangunannya dari dalam.
b. Ralph Ross dan Ernest Van Den Haag, mengatakan ilmu adalah yang empiris,
rasional, umum dan sistematik, dan ke empatnya serentak.
c. Karl Pearson, mengatakan ilmu adalah lukisan atau keterangan yang
komprehensif dan konsisten tentang fakta pengalaman dengan istilah yang
sederhana.
d. Ashley Montagu, menyimpulkan bahwa ilmu adalah pengetahuan yang
disusun dalam satu sistem yang berasal dari pengamatan, studi dan percobaan
untuk menentukan hakikat prinsip tentang hal yang sedang dikaji.
e. Harsojo menerangkan bahwa ilmu merupakan akumulasi pengetahuan yang
disistemasikan dan suatu pendekatan terhadap seluruh dunia empiris yaitu
dunia yang terikat oleh faktor ruang dan waktu, dunia yang pada prinsipnya
dapat diamati oleh pancaindrea manusia. Lebih lanjut ilmu didefinisikan

6
sebagai suatu cara menganalisis yang mengijinkan kepada ahli-ahlinya untuk
menyatakan suatu proposisi dalam bentuk: “jika… maka”.
f. Afanasyef, menyatakan ilmu adalah manusia tentang alam, masyarakat dan
pikiran. Ia mencerminkan alam dan konsep-konsep, kategori dan hukum-
hukum, yang ketetapannya dan kebenarannya diuji dengan pengalaman
praktis.
Dari beberapa definisi ilmu yang dijelaskan para ahli di atas dapat disimpulkan
bahwa ilmu merupakan pengetahuan yang rasional, sistematik, konfrehensif, konsisten,
dan bersifat umum tentang fakta dari pengamatan yang telah dilakukan. Dan berdasarkan
definisi di atas terlihat jelas ada hal prinsip yang berbeda antara ilmu dengan
pengetahuan. Pengetahuan adalah keseluruhan ilmu pengetahuan yang belum tersusun,
baik mengenai matafisik maupun fisik. Dapat juga dikatakan pengetahuan adalah
informasi yang ada dan berupa common sense, tanpa memiliki metode, dan mekanisme
tertentu. Pengetahuan berakar pada adat dan tradisi yang menjadi kebiasaan dan
pengulangan-pengulangan. Dalam hal ini landasan pengetahuan kurang kuat cenderung
kabur dan samar-samar. Pengetahuan tidak teruji karena kesimpulan ditarik berdasarkan
asumsi yang tidak teruji lebih dahulu. Pencarian pengetahuan lebih cendrung trial and
error dan berdasarkan pengalaman belaka.

2.3. Hubungan Filsafat dengan Ilmu

Filsafat dan ilmu pengetahuan memiliki hubungan satu sama lain, bila melihat
realitas hubungan filsafat dan ilmu pengetahuan bahwa semuanya merupakan dari
kegiatan manusia. Kegiatan manusia diartikan dalam sebuah prosesnya dan juga dalam
hasilnya. Bila dilihat dari hasilnya, keduanya merupakan hasil daripada berpikir manusia
secara sadar. Bila dilihat dari segi prosesnya, menunjukkan suatu kegiatan yang berusaha
untuk memecahkan masalah-masalah dalam kehidupan manusia (untuk memperoleh
kebenaran dan pengetahuan), dengan menggunakan metode-metode atau prosedur-
prosedur tertentu secara sistematis dan kritis.
Filsafat dan ilmu pengetahuan adalah satu kesatuan dan memiliki hubungan yang
saling melengkapi antara satu dengan lainnya. Perbedaan yang terdapat dari keduanya
bukan untuk dipertentangkan, melainkan untuk saling melengkapi, dan saling mengisi.
Pada hakikatnya, perbedaan itu terjadi disebabkan cara pendekatan yang berbeda. Maka
dalam hal ini perlu membandingkan antar filsafat dan ilmu pengetahuan, yang
7
menyangkut perbedaan-perbedaan maupun titik temu di antaranya.
Semua keilmuan sudah dibicarakan di dalam filsafat, bahkan beberapa ilmu
pengetahuan lahir dari filsafat, berarti ilmu yang memisahkan diri dari filsafat. Misalnya
matematika, astronomi, fisika, kimia, biologi, psikologi, dan sosiologi. Ilmu juga bersifat
analitis, ilmu pengetahuan hanya menggarap salah satu lapangan pengetahuan sebagai
objek formalnya. Sedangkan filsafat belajar dari ilmu pengetahuan dengan menekankan
keseluruhan dari sesuatu (sinoptis), karena keseluruhan mempunyai sifat sendiri yang
tidak ada pada bagian-bagiannya. Ilmu bersifat deskriptif tentang objeknya agar dapat
menemukan fakta-fakta, teknik-teknik, dan alat-alat.
Filsafat tidak hanya melukiskan sesuatu, melainkan membantu manusia untuk
mengambil keputusan tentang tujuan, nilai dan tentang apa-apa yang harus diperbuat
manusia. Filsafat tidak netral, karena faktor-faktor subjektif memegang peranan yang
penting dalam berfilsafat, ilmu mulai dengan asumsi-asumsi. Filsafat juga mempunyai
asumsi-asumsi dan menyelidiknya atau merenungkannya karena ia meragukan terhadap
asumsi tersebut. Ilmu pengetahuan menggunakan eksperimentasi terkontrol sebagai
metode yang khas. Verifikasi terhadap teori dilakukan dengan jalan mengujinya dalam
praktik berdasarkan penginderaan. Sedangkan filsafat dengan melalui akal pikiran yang
didasarkan kepada semua pengalaman insani, sehingga dengan demikian filsafat dapat
menelaah masalah-masalah yang tidak dapat dicarikan penyelesaiannya oleh ilmu.
Berdasarkan penjelasan di atas, bahwa hubungan filsafat dan ilmu pengetahuan
saling berkaitan karena semuanya merupakan kegiatan manusia. Hubungan keduanya
diibaratkan filsafat sebagai induknya ilmu sedangkan ilmu pengetahuan sebagai anak
filsafat. Mengapa demikian, karena filsafat sifatnya lebih luas atau universal objeknya.
Sedangkan ilmu pengetahuan objeknya terbatas karena hanya di dalam bidang tertentu.
Filsafat dengan ilmu pengetahuan dapat saling bertemu sebab kedua-duanya
menggunakan metode pemikiran reflektif dalam usaha untuk menghadapi fakta-fakta
dunia dan kehidupan. Keduanya menunjukkan sikap kritik, dengan pikiran terbuka dan
kemauan yang tidak memihak, untuk mengetahui hakikat kebenaran. Mereka
berkepentingan untuk mendapatkan pengetahuan yang teratur.
Ilmu membekali filsafat dengan bahan-bahan yang deskriptif dan faktual yang
sangat penting untuk membangun filsafat. Tiap filsuf dan suatu periode lebih condong
untuk merefleksikan pandangan ilmiah pada periode tersebut. Sementara itu, ilmu
pengetahuan melakukan pengecekan terhadap filsafat, dengan menghilangkan ide-ide
yang tidak sesuai dengan pengetahuan ilmiah. Sedangkan Filsafat mengambil
8
pengetahuan yang terpotong-potong dan berbagai ilmu, kemudian mengaturnya dalam
pandangan hidup yang lebih sempurna dan terpadu. Dalam hubungan ini, kemajuan ilmu
pengetahuan telah mendorong kita untuk menengok kembali ide-ide dan interpretasi kita,
baik itu dalam bidang ilmu pengetahuan maupun dalam bidang-bidang lain. Sebagai salah
satu contoh, konsep evolusi mendorong kita untuk meninjau kembali pemikiran kita,
hampir dalam segala bidang. Kontribusi yang lebih jauh, yang diberikan filsafat terhadap
ilmu pengetahuan, adalah kritik tentang asumsi, postulat ilmu dan analisa kritik tentang
istilah-istilah yang dipakai.
Hubungan Ilmu dengan Filsafat pada mulanya ilmu yang pertama kali muncul ialah
filsafat dan ilmu-ilmu khusus menjadi bagian dari filsafat. Sedangkan filsafat merupakan
induk dari segala ilmu karena menjelaskan tentang abstraksi/sebuah yang ideal. Filsafat
tidak terbatas, sedangkan ilmu terbatas sehingga ilmu menarik bagian filsafat agar bisa
dimengerti oleh manusia. Filsafat dan ilmu saling terkait satu sama lain, keduanya tumbuh
dari sikap refleksi, ingin tahu, dan dilandasi kecintaan pada kebenaran. Filsafat dengan
metodenya mampu mempertanyakan keabsahan dan kebenaran ilmu, sedangkan ilmu
tidak mampu mempertanyakan asumsi, kebenaran, metode, dan keabsahannya sendiri.
Ilmu merupakan masalah yang hidup bagi filsafat dan membekali filsafat dengan bahan-
bahan deskriptif dan faktual yang sangat perlu untuk membangun filsafat. Filsafat dan
ilmu pengetahuan mengkaji seluruh fenomena yang dihadapi manusia secara kritis
refleksi, integral, radikal, logis, sistematis, dan universal (kesemestaan) guna mencapai
tujuan yang diinginkannya.

2.4. Definisi Filsafat Ilmu

Pengertian-pengertian tentang filsafat ilmu, telah banyak dijumpai dalam berbagai


bukumaupun karangan ilmiah. Filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif terhadap
persoalan- persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun
hubungan ilmu dengansegala segi dari kehidupan manusia. Filsafat ilmu merupakan suatu
bidang pengetahuan integrative yang eksistensi dan pemekarannya bergantung pada
hubungan timbal-balik dan saling-pengaruh antara filsafat dan ilmu. Filsafat ilmu
membahas hakikat ilmu, penerapan berbagai metode filsafat dalam upaya mencari akar
persoalan dan menemukanasas realitas yang dipersoalkan oleh bidang ilmu tersebut untuk
mendapatkan kejelasan yang lebih pasti. Filsafat ilmu terus mengemukakan pertanyaan
sebanyak mungkin tentang segala macam hal yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan.
9
Ilmu pengetahuan tidak didasarkan pada kebiasaan-kebiasaan yang tidak berdasar dan
tidak dapat dipertanggungjawabkan, melainkan perlu dipahami dengan pemikiran yang
rasional, yakni kritis, logis, dan sistematis, obyektif, menyeluruh, dan mendalam.
Untuk memahami makna dan arti dari filsafat ilmu, di bawah ini dikemukakan
pengertianfilsafat ilmu dari beberapa ahli yang terangkum dalam sejumlah literatur kajian
filsafat ilmu.
• Robert ackerman “philosophy of science in one aspect as a critique of current
scientific opinions by comparison to proven past views, but such aphilosophy of
science is clearly not a discipline autonomous of actual scientific paractice”.
(filsafat ilmu dalam suatu segi adalah suatu tinjauan kritis tentang pendapat-
pendapat ilmiah dewasa ini dengan perbandingan terhadap kriteria-kriteria yang
dikembangkan dari pendapat-pendapat demikian itu, tetapi filsafat ilmu jelas bukan
suatu kemandirian cabang ilmu dari praktekilmiah secara aktual.)
• Lewis white beck “philosophy of science questions and evaluates the methods
of Scientific thinking and tries to determine the value and significance of scientific
enterprise as a whole. (filsafat ilmu membahas dan mengevaluasi metode-metode
pemikiran ilmiah serta mencoba menemukan dan pentingnya upaya ilmiah sebagai
suatukeseluruhan)
• Cornelius benjamin “that philosopic disipline which is the systematic study of
the Nature of science, especially of its methods, its concepts and presuppositions,
and its place in the general scheme of intellectual discipines. (cabang pengetahuan
filsafati yang merupakan telaah sistematis mengenai ilmu, khususnya metode-
metodenya, konsep-konsepnya dan praanggapan-praanggapan, serta letaknya
dalam kerangka umum cabang-cabang pengetahuan intelektual.)
• Michael v. Berry “the study of the inner logic if scientific theories, and the
relations between experiment and theory, i.e. of scientific methods”. (penelaahan
tentang logika interen dari teori-teori ilmiah dan hubungan-hubungan antara
percobaan dan teori, yaknitentang metode ilmiah.)
• Stephen r. Toulmin “as a discipline, the philosophy of science attempts, first,
to elucidate the elements involved in the process of scientific inquiry observational
procedures, patens of argument, methods of representation and calculation,
metaphysical presuppositions, and so on and then to veluate the grounds of their
validity from the points of view of formal logic, practical methodology and

10
metaphysics”. (sebagai suatu cabang ilmu, filsafat ilmu mencoba pertama-tama
menjelaskan unsur- unsur yang terlibat dalam proses penyelidikan ilmiah prosedur-
prosedur pengamatan, pola-pola perbincangan, metode-metode penggantian dan
perhitungan, pra-anggapan- pra-anggapan metafisis, dan seterusnya dan selanjutnya
menilai landasan-landasan bagi kesalahannya dari sudut-sudut tinjauan logika
formal, metodologi praktis, dan metafisika).

Dari paparan pendapat para pakar dapat disimpulkan bahwa pengertian filsafat
ilmu itumengandung konsepsi dasar yang mencakup hal-hal sebagai berikut:
1) Sikap kritis dan evaluatif terhadap kriteria-kriteria ilmiah
2) Sikap sitematis berpangkal pada metode ilmiah
3) Sikap analisis obyektif, etis dan falsafi atas landasan ilmiah
4) Sikap konsisten dalam bangunan teori serta tindakan ilmiah

11
2.5. Lingkup Filsafat Ilmu

Bidang garapan filsafat ilmu terutama diarahkan pada komponen-komponen yang


menjadi tiang penyangga bagi eksistensi ilmu, tiang penyangga itu ada tiga macam yaitu
ontologi, epistemologi, dan aksiologi.
1. Ontologi
Kata ontologi berasal dari bahasa yunani yaitu on berarti being, dan logos
berarti logic. Jadi ontologi adalah the theory of being qua being (teori tentang
keberadaan sebagai keberadaan). Sedangkan menurut bakhtiar (2012 :40) ontologi
berasal dari kata ontos yang berarti sesuatu yang berwujud. Ontologi adalah teori
atau ilmu tentang wujud, tentang hakikat yang ada. Ontologi tidak banyak
berdasarkan pada alam nyata tetapi berdasarkan pada logika semata . Jadi dapat
disimpulakan bahwa ontologi adalah ilmu yang membahas tentang hakikat yang
ada yang merupakan kebenaran dan kenyataan baik yang berbentuk jasmani atau
konkret maupun rohani atau abstrak.
2. Epistemologi
Epistemologi atau teori pengetahuan ialah cabang filsafat yang berurusan
dengan hakikat dan lingkup pengetahuan, pengendalian-pengendalian, dan dasar-
dasarnya serta pengertian mengenai pengetahuan yang dimiliki, mula-mula
manusia percaya bahwa dengan kekuatan pengenalannya ia dapat mencapai realitas
sebagaimana adanya.
Pengetahuan mengenai struktur kenyataan dapat lebih dimunculkan dari
sumber-sumber tertentu ketimbang sumber-sumber lainya. Pengertian yang
diperoleh oleh manusia melalui akal, indra, dan lain-lain mempunyai metode
tersendiri dalam teori pengetahuan, bahwa pengetahuan mengenai kodrat itu
mungkin, meskipun beberapa di antara mereka menyarankan bahwa pengetahuan
mengenai struktur kenyataan dapat lebih dimunculkan dari sumber-sumber tertentu
ketimbang sumber-sumber lainya. Pengertian yang diperoleh oleh manusia melalui
akal, indra, dan lain-lain mempunyai metode tersendiri dalam teori pengetahuan,
3. Aksiologix
Aksiologi berasal dari bahasa yunani yaitu axios yang berarti nilai dan logos
yang berarti teori. Jadi aksiologi adalah “teori tentang nilai“. Menurut bramel,
aksiologi terbagi dalam tiga bagian yaitu moral conduct (tindakan moral), esthetic
expression (ekspresi keindahan), dan sosio-political life (kehidupan sosial politik).
12
Sedangkan suriansumantri (1998 : 36) mengartikan aksiologi sebagai teori nilai
yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh. Encyclopedia
of philosophy menjelaskan bahwa aksiologi disamakan dengan value and
valuation. Ada tiga bentuk value and valuation yaitu nilai yang digunakan sebagai
kata benda abstrak, nilai sebagai benda konkret, dan nilai digunakan sebagai kata
kerja dalam ekspresi menilai, member nilai dan din
Dari definisi di atas terlihat jelas bahwa aksiologi menjelaskan tentang nilai.
Nilai yang dimaksud di sini adalah sesuatu yang dimiliki oleh manusia untuk
melakukan berbagai pertimbangan tentang apa yang dinilai. Nilai dalam filsafat
mengacu pada permasalahan etika dan estetika.

2.6. Objek Material dan Objek Formal Filsafat Ilmu

Objek Material filsafat ilmu adalah pengetahuan itu sendiri, yaitu pengetahuan
yang telah disusun secara sistematis dengan metode ilmiah tertentu, sehingga dapat di
pertanggungjawabkan kebenarannya secara umum.
Dalam gejala ini jelas ada tiga hal menonjol, yaitu manusia, dunia, dan akhirat.
Maka ada filsafat tentang manusia (antropologi), filsafat tentang alam (kosmologi), dan
filsafat tentang akhirat (teologi). Filsafat ketuhanan dalam konteks hidup beriman dapat
dengan mudah diganti dengan kata Tuhan. Antropologi, kosmologi dan teologi,
sekalipun kelihatan terpisah, saling berkaitan juga, sebab pembicaraan tentang yang
satu pastilah tidak dapat dilepaskan dari yang lain.
Objek formal filsafat ilmu adalah sudut pandang dari mana sang subjek
menelaah objek materialnya. Objek formal filsafat ilmu adalah hakikat ilmu
pengetahuan artinya filsafat ilmu lebih menaruh perhatian terhadap problem mendasar
ilmu pengetahuan, seperti apa hakikat ilmu pengetahuan, bagaimana cara memperoleh
kebenaran ilmiah dan apa fingsi ilmu itu bagi manusia. Problem inilah yang di
bicarakan dalam landasan pengembangan ilmu pengetahuan yakni landasan ontologis,
epistemologis dan aksiologis. Objek formal filsafat ilmu merupakan sudut pandangan
yang ditujukan pada bahan dari penelitian atau pembentukan pengetahuan itu, atau
sudut dari mana objek material itu di sorot.
Objek material filsafat ilmu itu bersifat universal (umum), yaitu segala sesuatu
yang ada (realita) sedangkan objek formal filsafat ilmu (pengetahuan ilmiah) itu bersifat
khusus dan empiris. objek material mempelajari secara langsung pekerjaan akal dan
13
mengevaluasi hasil-hasil dari objek formal ilmu itu dan mengujinya dengan realisasi
praktis yang sebenarnya. Sedangkan Objek formal filsafat ilmu menyelidiki segala
sesuatu itu guna mengerti sedalam dalamnya, atau mengerti objek material itu secara
hakiki, mengerti kodrat segala sesuatu itu secara mendalam (to know the nature of
everything). Objek formal inilah sudut pandangan yang membedakan watak filsafat
dengan pengetahuan. Karena filsafat berusaha mengerti sesuatu sedalam dalamnya.

2.7. Tujuan Filsafat Ilmu

Secara umum filsafat ilmu bertujuan untuk:


• Cara penguji penalaran ilmiah, sehingga orang menjadi kritis dan berhati-hati
tentang kegiatan ilmiah. Artinya, seorang ilmuwan harus memiliki sikap kritis
terhadap bidang sainsnya sendiri, agar tidak solipsistis, dengan asumsi bahwa
hanya pendapatnya yang paling benar.
• Upaya untuk merefleksikan, menguji, mengkritik asumsi dan metode ilmiah.
Karena kecenderungan yang terjadi di kalangan ilmuwan modern adalah
menerapkan metode ilmiah tanpa memperhatikan struktur sains itu sendiri. Satu
sikap yang dibutuhkan di sini adalah menerapkan metode ilmiah yang sesuai atau
sesuai dengan struktur sains, bukan sebaliknya. Metode hanya saran pemikiran,
bukan sifat sains.
• Jelajahi elemen dasar sains, sehingga secara keseluruhan kita dapat memahami,
sumber, sifat, dan tujuan sains.
• Memahami sejarah pertumbuhan, perkembangan dan kemajuan sains di berbagai
bidang, sehingga kita mendapatkan gambaran umum tentang proses sains
kontemporer secara historis.
• Jadilah pedoman bagi dosen dan mahasiswa dalam mempelajari studi universitas,
terutama untuk membedakan antara masalah ilmiah dan non-ilmiah.
• Dorong calon ilmuwan dan ilmuwan untuk konsisten dalam memperdalam
pengetahuan dan mengembangkannya.
• Perkuat bahwa dalam sumber dan tujuan masalah antara sains dan agama tidak ada
kontradiksi.
• Memahami dampak kegiatan ilmiah (penelitian) dalam bentuk teknologi ilmiah
(misalnya alat yang digunakan oleh bidang medis, teknik, komputer) dengan
masyarakat dalam bentuk tanggung jawab dan implikasi etis. Contoh dampak
tersebut termasuk masalah eutanasia di dunia medis yang mash sangat dilematis
dan bermasalah, menindak sistem keamanan computer, pemalsuan hak kekayaan
intelektual (IPR), plagiarisme dalam karya ilmiah

14
2.8. Manfaat Filsafat Ilmu

Manfaat mempelajari filsafat ada bermacam-macam, namun sekurang-kuragnya ada


empat macam faedah, yaitu:
1. Agar terlatih berpikir serius
2. Agar mampu memahami filsafat
3. Agar mungkin menjadi filsuf
4. Agar menjadi warga negara yang baik

Berikut adalah manfaat filsafat ilmu secara khusus:


• Menjelaskan keberadaan manusia di dalam mengembangkan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang merupakan alat agar hidup menjadi lebih baik.
• Membangun diri kita sendiri dengan berpikir secara radikal (berpikir sampai ke
akar-akarnya), serta menyadari keberadaan kita.
• Membuat pandangan dalam memecahkan persoalan kehidupan sehari-hari
• Membuka pandangan yang luas, sehingga dapat membendung egoisme dan ego-
sentrisme (dalam segala hal hanya melihat dan mementingkan kepentingan dan
kesenangan diri sendiri).
• Mengajak untuk berpikir secara radikal, holistik dan sistematis, sehingga kita tidak
hanya ikut-ikutan saja dan mengikuti pada pandangan umum, tetapi secara kritis
menyelidiki apa yang dikemukakan orang, mempunyai pendapat sendiri, dengan
cita-cita mencari kebenaran.
• Memberikan dasar-dasar, baik untuk hidup kita sendiri (terutama dalam etika)
maupun untuk ilmu-ilmu pengetahuan dan lainnya, seperti sosiologi, ilmu jiwa,
ilmu mendidik, dan sebagainya.
• Bermanfaat sebagai pembebas. Filsafat bukan hanya sekedar mendobrak pintu
penjara tradisi dan kebiasaan yang penuh dengan berbagai mitos, melainkan juga
merenggut manusia keluar dari penjara itu. Filsafat ilmu membebaskan manusia
dari belenggu cara berpikir yang mistis dan dogma.
• Membantu seseorang mampu membedakan persoalan yang ilmiah dengan yang
tidak ilmiah.
• Memberikan landasan historis-filosofis bagi setiap kajian disiplin ilmu yang
ditekuni.
• Memberikan nilai dan orientasi yang jelas bagi setiap disiplin ilmu.
15
• Memberikan petunjuk dengan metode pemikiran reflektif dan penelitian penalaran
supaya manusia dapat menyerasikan antara logika, rasio, pengalaman, dan agama
dalam usaha mereka dalam pemenuhan kebutuhannya untuk mencapai hidup yang
sejahtera.
• Memberikan pendasaran logis terhadap metode keilmuan. Setiap metode ilmiah
yang dikembangkan harus dapat dipertanggungjawabkan secara logis-rasional,
agar dapat dipahami dan dipergunakan secara umum.

2.9. Pentingnya Belajar Filsafat Ilmu Bagi Mahasiswa


Belajar filsafat ilmu bagi mahasiswa sangat penting, karena beberapa manfaat yang dapat
dirasakan, antara lain:
a. Mahasiswa mampu bersikap kritis dalam sikap ilmiahnya. Mahasiswa sebagai
insan kampus diharapkan dapat berpikir kritis terhadap berbagai macam teori
yang dipelajarinya baik di ruang kuliah maupun dari sumber-sumber lainnya.
b. Mahasiswa sebagai calon ilmuwan mampu mendalami metode ilmiah yang dapat
bermanfaat untuk melakukan penelitian ilmiah. Dengan mempelajari filsafat ilmu
diharapkan mereka memiliki pemahaman yang utuh mengenai ilmu dan mampu
menggunakan pengetahuan tersebut sebagai landasan atau acuan dalam proses
pembelajaran dan penelitian ilmiah.
c. Mempelajari filsafat ilmu memiliki berbagai macam manfaat. Setelah mahasiswa
lulus dan bekerja, mereka pasti akan berhadapan dengan berbagai masalah dalam
pekerjaannya. Untuk memecahkan masalah diperlukan kemampuan untuk
berpikir kritis dalam menganalisis berbagai hal yang berhubungan dengan
masalah yang dihadapi. Dalam hal inilah pengalaman mempelajari filsafat ilmu
diterapkan.
d. Membiasakan diri untuk berpikir secara logis rasional dalam opini dan
argumentasi yang dikemukakan.
e. Mengembangkan semangat toleransi dalam adanya perbedaan pandangan
(pluralitas). Karena para ahli filsafat tidak hanya memiliki satu pendapat, baik
dalam isi, perumusan permasalahan maupun penyusunan jawabannya.
f. Mengajarkan cara untuk dapat berpikir cermat dan tidak kenal lelah.

16
DAFTAR PUSTAKA

Abbas, P. 2010. Hubungan filsafat, ilmu, dan agama. Hubungan filsafat.


Burhanuddin, Afid. 2013. Ruang Lingkup Filsafat Ilmu. Diakses di:
http://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/09/23/ruang-lingkup-filsafat-ilmu- 2/.
Diakses pada tanggal 18 Maret 2022.
Dafrita, I. E. 2015. Ilmu Dan Hakekat Ilmu Pengetahuan Dalam Nilai Agama. Ilmu Dan
Hakekat Ilmu Pengetahuan Dalam Nilai Agama.
Gie, T. L. 2007. Pengantar Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta.
Helya, Heni. 2013. Manfaat Belajar Filsafat. Diakses
di: http://alhelya746.blogspot.com/2013/05/manfaat-belajar-filsafat.html. Diakses
pada tanggal 18 Maret 2022
Hermawan, A. Heris. 2011. Filsafat Ilmu. Bandung: CV. Insan Mandiri.Mustansyir, Rizal.
2001. Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Panca Budi. Manfaat dan Makna Filsafat Ilmu. Diakses di:
http://ff.pancabudi.ac.id/news/manfaat-dan-makna-filsafat-ilmu-.html. Diakses pada
tanggal 18 Maret 2022
Sariono. 2011. Filsafat Ilmu dan Tujuannya. Diakses di:
http://referensiagama.blogspot.com/2011/01/filsafat-ilmu-dan-tujuannya.html.
Diakses pada tanggal 18 Maret 2022.
Sumarna, Cecep. 2020. Filsafat Ilmu. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Susanto. 2013.
Filsafat Ilmu. Jakarta: PT Bumi Aksara.

17
TUJUAN DAN MANFAAT
PEMBELAJARAN
FILSAFAT ILMU

KELOMPOK 1 MKDU 2022


P E M B I M B I N G : R A H A D I A N I N D A R T O S U S I L O , D R . , S P. B S ( K )
KELOMPOK 1
1. Christian Melka P 012128216301
2. Grady Janitra H 012128066301
3.Yesica 012128246301
4. Bonnie Yudistha Anggawirya 012128046301
5. Niko Kristianto 012128076301
6. Revy Adya Irawan 012128166301
7. Farahdina 012128116301
8. Aisyah Rahmaniyah 012128016301
9. Denisa Valianty 012128056301
10. Aji Bayu Wicaksono 012128026305
11. Ferdian Rizaliansyah 012128126302
12. Zul Fahmy Irawan 012128096305
PENDAHULUAN
• Filsafat : Cara berpikir rasional, kritis, logis, dan sistematis
• Melakukan analisis, dan mengemukakan ide dengan jelas serta rasional
• Mencari kejelasan, kebenaran serta kebijaksanaan
• Tujuan :
- Memperoleh pemahaman yang jelas, obyektif, lengkap serta
komprehensif
- Menemukan unsur-unsur hakiki tentang ilmu pengetahuan
- Menjadi lebih kreatif dan inovatif
FILSAFAT
• Dari kata Yunani
Philosophia  Pecinta kebijaksanaan
Philos : Persahabatan/cinta
Sophia : Kebijakan atau kearifan

• Filsafat bersifat sistematis dan universal


ILMU
Dalam bahasa Arab disebut ”alama” yang berarti pengetahuan
Menurut Bahasa Dalam Bahasa Inggris diambil dari kata science
Dalam Bahasa Latin disebut scientia

Pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara


Menurut KBBI : bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan
untuk menerangkan gejala tertentu di bidang pengetahuan.
ILMU MENURUT PARA TOKOH
• Mohammad Hatta : pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan hukum kausal
dalam suatu golongan masalah yang sama tabiatnya, maupun itu menurut
kedudukannya tampak dari luar, maupun menurut bangunannya dari dalam

• Karl Pearson : lukisan atau keterangan yang komprehensif dan konsisten


tentang fakta pengalaman dengan istilah yang sederhana

• Afanasyef : manusia tentang alam, masyarakat dan pikiran. Ia


mencerminkan alam dan konsep-konsep, kategori dan hukum-hukum, yang
ketetapannya dan kebenarannya diuji dengan pengalaman praktis
ILMU MENURUT PARA TOKOH
• Charles Singer : proses yang membuat pengetahuan. Oleh karena itu, ilmu
dapat dipandang sebagai suatu bentuk aktivitas manusia, maka dari makna ini orang
dapat melangkah lebih lanjut untuk sampai pada metode dari aktivitas itu

• Prof. Harold H. Titus : suatu metode guna memperoleh pengetahuan yang objektif
dan dapat diperiksa kebenaranya
FILSAFAT DAN ILMU
• Filsafat dan ilmu saling berhubungan.

• Filsafat dan ilmu ilmu merupakan bidang berbeda yang saling timbal balik dan saling melengkapi satu sama
lain.

Perbedaan :

Ilmu Filsafat
Bidang terbatas Secara menyeluruh
Analitis, deskriptif Sinoptis, bila analitik maka holistic
Observasi, eksperimen, data Mencari alasan mengapa, bagaimana, dan hubungan
secara luas
DEFINISI FILSAFAT ILMU (1)
Menurut ahli,
• Robert ackerman:
Suatu tinjauan kritis tentang pendapat-pendapat ilmiah dewasa ini dengan
perbandingan terhadap kriteria-kriteria yang dikembangkan dari pendapat-pendapat
demikian itu, tetapi filsafat ilmu jelas bukan suatu kemandirian cabang ilmu dari
praktek ilmiah secara aktual.
• Lewis White Beck:
Filsafat ilmu membahas dan mengevaluasi metode-metode pemikiran ilmiah serta
mencoba menemukan dan pentingnya upaya ilmiah sebagai suatu keseluruhan
• Cornelius Benjamin:
telaah sistematis mengenai ilmu, khususnya metode-metodenya, konsep-konsepnya
dan praanggapan-praanggapan, serta letaknya dalam kerangka umum cabang-cabang
pengetahuan intelektual.
DEFINISI FILSAFAT ILMU (2)
• Michael v. Berry:
Penelaahan tentang logika interen dari teori-teori ilmiah dan hubungan-hubungan
antara percobaan dan teori, yakni tentang metode ilmiah.

• Stephen r.Toulmin:
suatu cabang ilmu, filsafat ilmu mencoba pertama-tama menjelaskan unsur- unsur
yang terlibat dalam proses penyelidikan ilmiah prosedur-prosedur pengamatan, pola-
pola perbincangan, metode-metode penggantian dan perhitungan, pra-anggapan- pra-
anggapan metafisis, dan seterusnya dan selanjutnya menilai landasan-landasan bagi
kesalahannya dari sudut-sudut tinjauan logika formal, metodologi praktis, dan
metafisika
DEFINISI FILSAFAT ILMU (3)
Dapat disimpulkan bahwa filsafat ilmu adalah
• Segenap pemikiran reflektif terhadap persoalan-persoalan mengenai segala hal yang
menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi dari kehidupan
manusia.

• Filsafat ilmu merupakan suatu bidang pengetahuan integrative yang eksistensi dan
pemekarannya bergantung pada hubungan timbal-balik dan saling-pengaruh antara
filsafat dan ilmu.
RUANG LINGKUP FILSAFAT ILMU
Ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada yang
Ontologi merupakan kebenaran dan kenyataan baik yang berbentuk
jasmani atau konkret maupun rohani atau abstrak.

Cabang filsafat yang berurusan dengan hakikat dan lingkup


Epistemologi pengetahuan, pengendalian-pengendalian, dan dasar-
dasarnya serta pengertian mengenai pengetahuan yang
dimiliki.

Menjelaskan tentang nilai; yang dimiliki oleh manusia


Aksiologi
untuk melakukan berbagai pertimbangan tentang apa yang
dinilai.
OBJEK FILSAFAT ILMU
Objek yang di jadikan sasaran menyelidiki oleh suatu ilmu, atau
Objek material objek yang dipelajari oleh ilmu itu.
Contoh: Ilmu pengetahuan itu sendiri

Cara pendekatan yang dipakai atas obyek material atau dapat


dikatakan sebagai sudut pandang dari mana sang subjek menelaah
Objek formal
objek materialnya.
Contoh: asal usul, struktur, metode, dan validitas ilmu.
TUJUAN FILSAFAT ILMU
• Sarana pengujian penalaran ilmiah sehingga kritis dan cermat.
• Merefleksi, menguji, mengkritik asumsi dan metode ilmiah.
• Mempelajari dasar pokok ilmu, sehingga mampu memahami sumber, hakekat, dan
tujuan ilmu secara menyeluruh.
• Memahami sejarah pertumbuhan, perkembangan dan kemajuan sains di berbagai
bidang.
• Menjadi pedoman bagi para dosen dan mahasiswa dalam mempelajari studi di
universitas, terutama untuk membedakan persoalan yang ilmiah dan non ilmiah.
• Mendorong calon ilmuwan dan iluman untuk konsisten dalam mendalami ilmu dan
mengembangkannya.
• Memahami dampak kegiatan ilmiah (penelitian) yang berupa teknologi ilmu (misalnya
alat yang digunakan oleh bidang medis, teknik, komputer) dengan masyarakat yaitu
berupa tanggung jawab dan implikasi etis. Contoh: euthanasia pada bidang kedokteran;
plagiarisme pada karya ilmiah.
MANFAAT FILSAFAT ILMU (1)
• Menjelaskan keberadaan manusia di dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang merupakan alat agar hidup menjadi lebih baik.
• Membangun diri kita sendiri dengan berpikir secara radikal (berpikir sampai ke akar-
akarnya).
• Membuat pandangan dalam memecahkan persoalan kehidupan sehari-hari
• Membuka pandangan yang luas, sehingga dapat membendung egoisme dan ego-
sentrisme.
• Mengajak untuk berpikir secara radikal, holistik dan sistematis.
• Memberikan dasar-dasar, baik untuk hidup kita sendiri (terutama dalam etika) maupun
untuk ilmu-ilmu pengetahuan dan lainnya.
MANFAAT FILSAFAT ILMU (2)
• Membebaskan manusia dari cara berpikir yang mistis dan dogma.
• Membantu seseorang agar mampu membedakan persoalan yang ilmiah dengan yang
tidak ilmiah.
• Memberikan landasan historis-filosofis bagi setiap kajian disiplin ilmu yang ditekuni.
• Memberikan nilai dan orientasi yang jelas bagi setiap disiplin ilmu.
• Memberikan petunjuk dengan metode pemikiran reflektif dan penelitian penalaran
supaya manusia dapat menyerasikan antara logika, rasio, pengalaman, dan agama.
• Memberikan pendasaran logis terhadap metode keilmuan.
FILSAFAT ILMU BAGI MAHASISWA
• Dapat semakin kritis dalam sikap ilmiahnya.
• Membantu dalam mendalami netode ilmiah dan untuk melakukan penelitian ilmiah.
• Membantu memecahkan masalah dengan pemikiran kritis dan menganalisis masalah
yang ada.
• Membiasakan diri logis dan rasional dalam beropini maupun argumentasi.
• Mengembangkan semangat toleransi dalam perbedaan pandangan (pluralitas).
• Mengajarkan cara berpikir yang cermat dan tidak kenal lelah.
TERIMA KASIH
DAFTAR PUSTAKA
• Abbas, P. 2010. Hubungan filsafat, ilmu, dan agama. Hubungan filsafat.
• Burhanuddin, Afid. 2013. Ruang Lingkup Filsafat Ilmu. Diakses di:
http://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/09/23/ruang-lingkup-filsafat-ilmu- 2/. Diakses pada tanggal 18 Maret 2022.
• Dafrita, I. E. 2015. Ilmu Dan Hakekat Ilmu Pengetahuan Dalam Nilai Agama. Ilmu Dan Hakekat Ilmu Pengetahuan Dalam
Nilai Agama.
• Gie, T. L. 2007. Pengantar Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta.
• Helya, Heni. 2013. Manfaat Belajar Filsafat. Diakses
• di: http://alhelya746.blogspot.com/2013/05/manfaat-belajar-filsafat.html. Diakses pada tanggal 18 Maret 2022
• Hermawan, A. Heris. 2011. Filsafat Ilmu. Bandung: CV. Insan Mandiri. Mustansyir, Rizal. 2001. Filsafat Ilmu.Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
• Panca Budi. Manfaat dan Makna Filsafat Ilmu. Diakses di: http://ff.pancabudi.ac.id/news/manfaat-dan-makna-filsafat-ilmu-
.html. Diakses pada tanggal 18 Maret 2022
• Sariono. 2011. Filsafat Ilmu dan Tujuannya. Diakses di: http://referensiagama.blogspot.com/2011/01/filsafat-ilmu-dan-
tujuannya.html. Diakses pada tanggal 18 Maret 2022.
• Sumarna, Cecep. 2020. Filsafat Ilmu. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Susanto. 2013. Filsafat Ilmu. Jakarta: PT Bumi
Aksara.

Anda mungkin juga menyukai