Nabila Kartika Yumna - 195070301111001 - 3A1 - Jurnal 4
Nabila Kartika Yumna - 195070301111001 - 3A1 - Jurnal 4
Food Taboo for Pregnant Women in Abala District of Afar Region, Ethiopia :
an Inductive Qualitative Study
Disusun Oleh :
PEMBAHASAN
i. Title
Secara garis besar judul yang di cantumkan dalam jurnal
merefleksikan dengan topik yang di bahas dan itu sesuai. Selain itu judul
juga sudah sesuai dengan keyword yang dicantumkan.
ii. Abstract
Abstrak pada jurnal ini sudah sesuai, mencangkup latar belakang,
tujuan, metode, hasil, dan pembahasan. Pada abstrak terdapat latar
belakang yang menjelaskan bahwa food taboo berperan dalam malnutrisi
ibu hamil dengan membatasi dan mengurangi frekuensi dan varian
makanan yang mengandung gizi yang tinggi. Tujuannya untuk
mengeksplor lebih jauh alasan ibu hamil di Afar region, Ethiopia tetap
menghindari food taboo tersebut. Studi ini menggunakan metode
Exploratory qualitative study. Disebutkan juga hasil dari penelitian kali ini
dan sedikit tentang pembahasannya. Serta terdapat pula kesimpulan dari
penelitian kali ini.
1.2. Introduction
1.3. Methods
i. Qualitative approach
Pendekatan kualitatif pada jurnal ini menggunakan etnografi.
Menurut Creswell (2012), penelitian etnografi merupakan salah satu
strategi kualitatif yang di dalamnya peneliti menyelidiki suatu kelompok
budaya di lingkungan yang alamiah dalam periode waktu yang cukup
lama dalam pengumpulkan data utama, data observasi, dan data
wawancara. Hal ini sesuai dengan lama waktu penelitian ini berlangsung
cukup lama mulai dari 1 Maret s.d 10 Mei 2016. Mengeksplorasi
1
komunitas bedasarkan studi kualitatif dan dilakukan secara induktif
tentang food taboo pada ibu hamil di Aballa distrik, Afar region.
2
Prosedur FGD :
1. Lokasi yang nyaman bagi kebanyakan partisipan
2. Memilih tempat yang memungkinkan untuk duduk melingkar agar
bisa melihat wajah satu sama lain
3. Peneliti merecord/ mencatat, dan translator menetapkan jobdes
sebelum FGD dilakukan
4. FGD mengeksplor food taboo dan varianya (tipe), level kepatuhan,
dan alasan dari kepatuhan terhadap food taboo.
5. Insight dan pertanyaan yang muncul akan di klarifikasi pada in-
depth interview.
3
Studi ini diadaptasi dari studi English version of a semi-structured guide
dari disertasi doctoral dari Samson Korvah Arzoaquoi pada “Common
food taboos and beliefs during pregnancy in Yilo Krobo district, University
of Ghana, Ghana, 2014” (Unpublished Article). Dengan guide sub-section
sebagai berikut.
1. Daftar food taboo pada ibu hamil dan fase menyusui
2. Tingkat kepatuhan ibu hamil dan ibu menyusui pada food taboo
3. Alasan dibalik kepatuhan terhadap food taboo
Tools tersebut di ubah sesuai dengan konteks penelitian kali ini lalu di
translate ke Bahasa lokal Afar.
v. Units of Study
Informan pada studi tersebut sudah sesuai dengan topik yang
ingin diteliti, seperti ibu hamil, ibu menyusui, wanita yang sudah tua
(senior), dan pria, serta orang-orang yang dianggap sepuh seperti
pemuka agama, ketua komunitas, dukun bayi tradisional, petugas
penyuluh Kesehatan, dan juga orang-orang yang dianggap memiliki
informasi potensial terhadap masalah food taboo pada ibu hamil di Aballa
distrik, Afar region. Dari hasi interview, masing-masing partisipan dapat
mengemukakan pendapat yang sejalan dengan pertanyaan penelitian
dan dengan berbagai pendapat informan, diharapkan bisa melihat dari
seluruh pandangan / perspektif dari komunitas Allaba distrik, Afar region
tentap isu terkait.
4
untuk memaksimalkan validitasnya. Probing dan multiple sumber data
(FGD dan in-depth interview) yang digunakan. Melalui pengumpulan data
prekonsepsi penelitian mempergunakan untuk meminimalisir bias peneliti
dan risiko aktifitas partisipan.
Pernyataan informan
Solid food seperti “Burkutta”, Ibu hamil 34 tahun (partisipan FGD)
“Ambassha”, “Bahamo” dan “Burkutta dan Mengella tidak bagus
“Mengelle” dianggap taboo untuk ibu untuk kehamilan. Dia harus
hamil di Aballa distruk. Semua menghindari makanan tersebut
makanan berbentuk roti. sampai melahirkan. Saya pribadi,
tidak suka makan makanan tersebut
saat hamil. Saya juga menyarankan
untuk menghindari makanan
tersebut.”
5
kehamilan, ibu hamil harus berhenti
mengkonsumsi susu, daging, dan
good foods lainnya.
Cool foods harus dihindari selama Pria tua 66 tahun key informant
kehamilan seperti cool meat, cool “makanan yang tidak melewati api
milk, yoghurt cheese, dan cool water. tidak bagus untuk dikonsumsi oleh ibu
hamil. Terutama cool milk, yoghurt,
dan keju dilarang.
Pernyataan informan
Kesulitan melahirkan janin karena Bapak 42 tahun- partisipan FGD
ukuran janin terlalu besar karena “ saya percaya mereka harus
makan berlebihan, makan makanan menghindari makan daging, susu,
yang berlemak. yoghurt. Ibu hamil harus menjauhi
makan makanan yang berlebihan
termasuk air untuk mencegah janin
menjadi besar dan untuk mengurahi
risiko melahirkan yang lama,
6
pendaharan saat melahirkan. Masalah
ini merupakan masalah yang biasa di
komunitas kami; kebanyakan wanita
yang melahirkan mengalami masalah
ini.
pendarahan hebat saat melahirkan Pria tua 66 tahun key informant
bisa disebabkan karena makan solid “ ibu hamil tidk punya energi untuk
food. mencerna solid food seperti
“Burkutta”. Maka dari itu, makanan
seperti itu tidak boleh ada pada
abdomen sampai ia melahirkan yang
mengkibatkan pendaharan saat
melahirkan.”
Mencegah penyakit seperti gastritis Ibu menyusui 27 tahun key informant
disease seperti diarrhea, muntah, “Burkutta dan Buhammo
keram perut, tipoid, dan heartburn. menyebabkan gastritis (Ali diduh)
pada kehamilan. Makanan ini
menyebabkan ibu hamil untuk minum
dengan jumlah air yang baik hal inilah
yang menyebabkan gastritis dan
penyakit lainnya.”
7
berlemak terutama camel milk dan makanan fatty meat, lemak akan
camel meat selama kehamilan. menempel pada kepala janin yang
menyebabkan kulit kepada bayi akan
menjadi kuning saat lahir.
Mengkonsumsi camel meat sehari-
hari bisa membuat kulit kepala
menjadi kuning.”
Dengan demikian dapat dikatakan temuan-temuan dari informan sudah
sesuai dengan topik yang dibahas pada penelitian tersebut.
1.5. Discussion
ii. Limitations
Studi exploratory dan pengumpulan data pada point cross-
sectional, memungkinkan menerjemahkan kedalaman dan scope untuk
menjelaskan mengapa makanan tersebut dianggap taboo untuk
masyarakat setempat mungkit terbatas.
8
BAB 2
PENUTUP
2.1. Kesimpulan
9
DAFTAR PUSTAKA
10