DOSEN PENGAMPU :
DISUSUN OLEH :
2023
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sebab atas segala rahmat, karunia, serta
taufik dan hidayah-Nya, makalah mengenai “Konsep Dan Pentingnya Pembelajaran Matematika
Bagi Anak Berkebutuhan Khusus” ini dapat diselesaikan tepat waktu. Meskipun kami menyadari
masih banyak terdapat kesalahan didalamnya. Tidak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada
Ibu Prof. Mega Iswari M.Pd dan Ibu Retno Triswandari M.Pd selaku dosen mata kuliah
Pembelajaran Matematika Anak Berkebutuhan Khusus yang telah membimbing dan memberikan
tugas ini.
Pada kesempatan kali ini kami menyampaikan rasa terimakasih kepada pihak-pihak yang
membantu dalam penyusunan makalah ini dan telah memberikan motivasi untuk pembuatan
makalah ini. Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Karena itu penulis
mengharapkan segala bentuk saran yang membangun dari berbagai pihak agar penulis dapat
memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang “Konsep dan Pentingnya
Pembelajaran Matematika Anak Berkebutuhan Khusus” ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca.
Kelompok 5
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan................................................................................................................2
BAB II.............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.............................................................................................................................3
BAB III.........................................................................................................................................11
PENUTUP....................................................................................................................................11
A. Kesimpulan........................................................................................................................11
B. Saran..................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran adalah proses belajar mengajar di kelas yang merupakan inti Dari
kegiatan pendidikan di sekolah. Pendidikan menurut kamus besar bahasa Indonesia,
merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau Kelompok dalam upaya
mendewasakan manusia melalui sebuah pengajaran dan Pelatihan. Proses belajar
seseorang dapat mengubah struktur otaknya. Perubahan Struktur otak berjalan terus
menerus seiring dengan perkembangan pengetahuan Dan keterampilan seseorang
(Riyanto, 2009:161). Pendidikan yang diberikan Dapat mempengaruhi perkembangan
suatu individu.Salah satu ilmu universal yang mendasari Perkembangan teknologi
modern dan mempunyai peran penting dalam berbagai Disiplin adalah matematika.
Matematika memajukan daya pikir manusia karena Kita dituntut untuk mempelajari
tentang logika, mengenai bentuk, susunan, Besaran, dan konsep-konsep yang
berhubungan satu dengan lainnya. Pengembangan pola berpikir menjadi hal yang penting
saat seseorang belajar Tentang matematika. Menurut Breen dan O’Shea (2010), dalam
rangka Mengembangkan kemampuan matematika, perlu bagi seseorang untuk tidak
hanya Menguasai isi dari matematika tersebut, tetapi untuk mengembangkan
Keterampilan berpikirnya. Proses berpikir dalam matematika salah satunya dapat Dilihat
melalui pemberian suatu masalah. Tujuan pembelajaran matematika intinya Adalah agar
siswa mampu memahami konsep matematika, melakukan penalaran, Memecahkan
masalah, melakukan komunikasi secara matematis, dan memiliki Sikap menghargai
kegunaan matematika dalam kehidupan (Wardhani, 2008 : 41).
Pembelajaran matematika yang tepat adalah pembelajaran yang Menekankan pada
keterkaitan antara konsep matematika dengan pengalaman Siswa sehari-hari.
Pembelajaran matematika akan sulit diterima oleh peserta didik Berkebutuhan khusus.
Sebagian dari mereka bahkan tidak mendapatkan Pendidikan seperti anak normal pada
umumnya. Hal ini tidak sesuai dengan setiap Warga negara yang berhak mendapatkan
pendidikan yang layak. Sebagaimana Tercantum dalam UUD 1945 Pasal 31 ayat 1 bahwa
1
tiap warga negara berhak Mendapat pendidikan, termasuk warga negara yang memiliki
kelainan fisik, Mental, emosional, intelektual, dan sosial. Hal ini menunjukkan bahwa
Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) memiliki hak yang sama dengan anak normal pada
Umumnya.
Sekolah inklusi atau biasa disebut dengan pendidikan inklusi Merupakan penempatan
anak berkelainan ringan, sedang dan berat secara penuh di Kelas (Tarmansyah, 2007:83).
Sebagaimana yang tercantum dalam Permendiknas No 70 tahun 2009 pasal 1 bahwa
pendidikan inklusif memberikan kesempatan kepada semua peserta didik Yang memiliki
kelainan dan bakat yang istimewa untuk mengikuti pendidikan Dalam satu lingkungan
pendidikan bersama dengan peserta didik pada umumnya. Hal ini mengakibatkan dalam
sekolah inklusi guru akan menjumpai anak normal Dan anak dengan kebutuhan khusus.
Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) adalah Anak-anak yang menandakan adanya kelain
khusus. ABK mempunyai Karakteristik yang berbeda antara satu dengan lainnya,
diantaranya tunanetra, tuna Rungu, tuna grahita, tuna daksa, autis, tuna laras, dan tuna
ganda.
Berdasarkan pentingnya pemahaman konsep matematika pada Pembelajaran siswa
berkebutuhan khusus. Maka kami akan memaparkan sedikit materi agar pembaca mudah
memahami dan ilmunya bermanfaat bagi kita semua.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
2
4. Mengetahui Strategi Pembelajaran Matematika Bagi ABK
BAB II
PEMBAHASAN
3
pada suatu sekolah atau lingkungan belajar. Pembelajaran ini diberikan pendidik agar
terjadinya proses untuk memperoleh ilmu dan pengetahuan, kemahiran, serta
pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik.
Ada banyak alasan tentang perlunya belajar matematika untuk anak normal
maupun anak berkebutuhan khusus. Ada enam alasaan perlunya belajar matematika,
karena matematika merupakan:
a. Teori Konstruktivisme
4
Teori ini menekankan bahwa individu aktif dalam membangun pemahaman
mereka sendiri melalui pengalaman dan refleksi. Dalam konteks matematika, guru
perlu memberikan kesempatan kepada ABK untuk eksplorasi dan mencoba
konsep-konsep matematika dengan cara yang cocok untuk kemampuan mereka.
b. Teori Pembelajaran Berbasis Masalah
Menyajikan masalah-masalah matematika yang relevan dan menantang dapat
membantu ABK mengembangkan pemahaman konsep matematika. Guru dapat
merancang masalah-masalah yang sesuai dengan tingkat kemampuan ABK untuk
mendorong pemecahan masalah dan berpikir kritis.
c. Teori Pembelajaran Berbasis Game
Penggunaan permainan matematika atau aktivitas yang menarik dapat
memotivasi ABK untuk belajar matematika dengan lebih antusias. Permainan
dapat disesuaikan dengan tingkat kemampuan individu ABK sehingga mereka
merasa termotivasi dan berhasil.
d. Teori Multiple Intelligences (Teori Kecerdasan Majemuk)
Mengakui bahwa setiap individu memiliki kecerdasan berbeda. Beberapa
ABK mungkin memiliki kecenderungan yang kuat dalam kecerdasan tertentu,
seperti visual-spatial, logika-matematis, atau interpersonal. Guru dapat mencoba
berbagai pendekatan pembelajaran yang mempertimbangkan kecerdasan ini.
e. Pendekatan Diferensiasi
Ini adalah pendekatan yang menyesuaikan pembelajaran sesuai dengan
kebutuhan individu ABK. Ini dapat melibatkan penggunaan sumber daya yang
berbeda, tingkat kesulitan yang berbeda, atau metode pengajaran yang berbeda
untuk setiap siswa sesuai dengan kemampuan dan gaya belajar mereka.
f. Pendekatan Berbasis Visual
Beberapa ABK mungkin lebih responsif terhadap representasi visual
matematika. Penggunaan gambar, diagram, atau alat bantu visual lainnya dapat
membantu mereka memahami konsep matematika dengan lebih baik.
g. Pendekatan Berbasis Manipulatif
5
Penggunaan manipulatif fisik, seperti benda-benda nyata atau manipulatif
matematika (misalnya, kubus matematika atau koin) dapat membantu ABK
memahami konsep-konsep matematika dengan cara yang konkret.
h. Kerja Kelompok
Kolaborasi dengan rekan-rekan sebaya atau teman sekelas dapat membantu
ABK untuk belajar matematika melalui diskusi, bantuan, dan pemecahan masalah
bersama.
6
Bagi banyak ABK, representasi visual adalah kunci untuk pemahaman.
Gunakan diagram, grafik, dan ilustrasi untuk menjelaskan konsep matematika.
7
Penting untuk diingat bahwa setiap ABK adalah individu yang unik, jadi tidak
ada pendekatan satu ukuran cocok untuk semua. Penting bagi guru untuk fleksibel
dan responsif terhadap kebutuhan belajar matematika setiap ABK dalam kelas
mereka.
8
Ajak ABK untuk menyelesaikan masalah-masalah matematika yang relevan
dan menarik. Dukung mereka dalam merumuskan pertanyaan, mencari solusi, dan
berpikir kritis.
g. Pendekatan Bermain
Gunakan permainan matematika yang menantang dan mendidik. Ini dapat
membuat pembelajaran matematika menjadi pengalaman yang lebih
menyenangkan.
h. Pertanyaan Terbuka
Mendorong ABK untuk mengajukan pertanyaan, berdiskusi, dan berbagi ide
dalam kelas. Hal ini dapat meningkatkan partisipasi mereka dan pemahaman
konsep matematika.
i. Kerja Kelompok
Bekerja dalam kelompok kecil dapat membantu ABK dalam berkomunikasi,
berkolaborasi, dan mendukung satu sama lain dalam memahami matematika.
j. Pendekatan Pemantapan Konsep
Berikan banyak kesempatan bagi ABK untuk memantapkan konsep
matematika melalui latihan dan repetisi. Ini bisa melibatkan penggunaan kartu
latihan atau kuis singkat.
k. Dukungan Sosial
Menciptakan lingkungan yang aman dan inklusif di kelas yang mendukung
perkembangan sosial dan emosional ABK. Ini termasuk memberikan dukungan
sosial dan bantuan jika diperlukan.
l. Evaluasi Formatif
Gunakan evaluasi formatif secara teratur untuk memantau kemajuan ABK. Ini
membantu Anda menyesuaikan pengajaran sesuai dengan kebutuhan mereka.
m. Keterlibatan Orang Tua
Melibatkan orang tua dalam proses pembelajaran matematika ABK. Mereka
dapat memberikan wawasan tambahan tentang kebutuhan anak mereka di rumah.
n. Konsistensi dan Rutinitas
9
Membangun rutinitas dan konsistensi dalam pembelajaran matematika dapat
membantu ABK merasa nyaman dan terorganisasi.
Penting untuk selalu berkomunikasi dengan siswa ABK, melibatkan mereka dalam
proses pembelajaran, dan fleksibel dalam merancang pengajaran yang memenuhi
kebutuhan mereka.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Anak berkebutuhan khusus perlu mempelajari matematika karena dapat membantunya dalam
kehidupan seharihari. Khususnya anak autis yang mengalami kesulitan dalam berinteraksi dan
bersosialisasi dengan lingkungannya. Dengan belajar matematika dapat melatih kerja otak agar
dapat berpikir logis dan dapat mengembangangkan kreativitasan anak. Anak yang dapat
mengembangakan kreativitasannya akan dapat diterima dengan baik oleh masyarakat.
Dalam mengajar matematika kepada ABK, perlu memperhatikan beberapa teori dan strategi
yang dapat membantu mereka belajar lebih efektif. Penting untuk selalu berkomunikasi dengan
siswa ABK, melibatkan mereka dalam proses pembelajaran, dan fleksibel dalam merancang
pengajaran yang memenuhi kebutuhan mereka.
B. Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini akan
tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini
dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan sebagai bahan evaluasi untuk
kedepannya.
10
DAFTAR PUSTAKA
"Differentiating Instruction in the Regular Classroom: How to Reach and Teach All
Learners" oleh Diane Heacox: Buku ini berfokus pada strategi
diferensiasi yang dapat digunakan dalam pengajaran matematika untuk
mendukung siswa berkebutuhan khusus.
"Mathematics for All: Instructional Strategies to Assist Students with Disabilities" oleh
Nancy S. Bley dan Carol A. Thornton: Buku ini membahas strategi
pengajaran matematika yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan siswa
dengan berbagai disabilitas.
"Special Education for All Teachers" oleh Michal L. LeVasseur dan Janet Richards:
Buku ini mencakup berbagai strategi pengajaran untuk siswa
berkebutuhan khusus, termasuk yang membutuhkan pendekatan khusus
dalam pembelajaran matematika.
"Teaching Mathematics to Students with Autism Spectrum Disorders" oleh Ilene S.
Schwartz dan Bonnie McBride: Buku ini berfokus khusus pada
pengajaran matematika kepada siswa dengan spektrum autisme. Ini
memberikan panduan praktis dan studi kasus.
"Teaching Mathematics to Students with Learning Disabilities" oleh Nancy S. Bley,
Carol A. Thornton, dan Diana J. Daugherty: Buku ini memberikan
wawasan mendalam tentang strategi pengajaran matematika yang efektif
untuk siswa dengan gangguan belajar.
"Teaching Students with Special Needs in Inclusive Settings" oleh Tom E.C. Smith,
Edward A. Polloway, James R. Patton, dan Carol A. Dowdy: Buku ini
11
memberikan panduan yang komprehensif tentang pendekatan inklusif
dalam pembelajaran, termasuk pembelajaran matematika.
Jurnal Akademik: Anda dapat mencari artikel terbaru tentang pembelajaran matematika
bagi ABK dalam jurnal seperti "The Journal of Special Education,"
"Teaching Exceptional Children," dan "Mathematics Teaching in the
Middle School."
Situs Web dan Organisasi: Situs web seperti National Center for Learning Disabilities
(NCLD), Council for Exceptional Children (CEC), dan National Council
of Teachers of Mathematics (NCTM) seringkali memiliki sumber daya,
pan panduan, dan studi kasus yang berguna tentang pembelajaran
matematika bagi ABK
Ulva, M., & Amalia, R. (2020). Proses pembelajaran matematika pada anak
berkebutuhan khusus (autisme) di sekolah inklusif. Journal on Teacher
Education, 1(2), 9-19.
12