Anda di halaman 1dari 1

Muhammad Sulton Rizal (226101140490)

Filosofi Pendidikan Indonesia


Eksplorasi Konsep (Perjalanan Pendidikan Nasional dari Perspektif Ki Hadjar
Dewantara)
Argumen kritis tentang gerakan transformasi Ki Hadjar Dewantara dalam perkembangan
pendidikan sebelum dan sesudah kemerdekaan.
Pada zaman kolonial tahun 1851, beberapa bupati mendirikan sekolah kabupaten yang
ditujukan untuk mendidik calon pegawai saja. Setelah itu dibangun kembali sekolah bumi putera
yang hanya mengajarkan membaca, menulis, dan berhitung dasar. Sekolah itu bertujuan untuk
menyekolahkan pembantu agar bisa membantu usaha perdagangan. Pada tahun 1920 munculah
cita – cita baru untuk memberi perubahan dalam dunia Pendidikan dan pengajaran. Pada tahun
1922, terciptanya “Taman Siswa” di Yogyakarta. Tujuan berdirinya Taman Siswa adalah
memberikan Pendidikan nasional berdasarkan garis-garis bangsanya dan ditujukan untuk
keperluan perikehidupan. Seperti yang diutarakan oleh Ki Hadjar Dewantara “Pendidikan adalah
tempat persemaian segala benih-benih kebudayaan uang hidup dalam masyarakat kebangsaan.
Taman Siswa memberikan system pengajaran yang mengambil pengetahuan intelektual dari luar
dan memberikan pengajaran sesuai kebudayaan nasional Indonesia.
Salah satu dari tujuan Pendidikan di Indonesia adalah terbentuknya generasi yang cerdas
dan berkarakter. Akan tetapi tujuan tersebut belum diimbangi dengan system Pendidikan yang
tepat yang berujung pada permasalahan seperti perundungan dan kekerasa baik antar siswa
maupun oleh beberapa oknum guru (Ainia, 2020). Hal tersebut sangat bertentangan dengan konsep
pembelajaran merdeka yang berarti setiap siswa harus merasa merdeka secara lahir dan batin
dalam belajar. Ki Hadjar Dewantara telah memberikan konsep Among yang melarang adanya
kekerasan dan paksaan dalam dunia Pendidikan di Indonesia. Konsep tersebut memberikan
wawasan tentang pentingnya penekanan dalam Pendidikan karakter peserta didik dengan unsur-
unsur kebaikan.
Seperti yang dicetuskan oleh Ki Hadjar Dewantara dalam pendirian Taman Siswa. Di
dalam Taman Siswa, salah satu unsur yang paling penting adalah “keluarga” karena didalam
keluarga kita mendapat tempat yang luhur dan istimewa. Lingkungan keluarga adalah pusat
Pendidikan yang paling mulia. Rasa cinta kasih, semangat tolong menolong, rasa saling memiliki
dan menghargai, serta unsur budi pekerti dan kesusilaan muncul dari keluarga. Pendidikan
pengetahuan sangatlah penting dalam dunia Pendidikan. Namun, setinggi-tingginya, sedalam-
dalamnya, dan selebar-lebarnya pengetahuan tanpa dibarengi dengan Pendidikan dan penanaman
karakter yang kuat, secara tidak langsung akan memberikan dampak negatif bagi peserta didik.

Referensi
Ainia, D. K. (2020). Merdeka Belajar Dalam Pandangan Ki Hadjar Dewantara Dan Relevansinya
Bagi Pengembanagan Pendidikan Karakter. Jurnal Filsafat Indonesia, 3(3), 95-101.

Anda mungkin juga menyukai