Anda di halaman 1dari 24

CV.

MUMTAZ SMART
KLINIK DAN APOTIK D’BATAS KOTA
Jl. RAYA PEKANBARU BANGKINANG KM 16, DESA RIMBO
PANJANG, HANDPHONE 0811763311
KAMPAR – RIAU

KEPUTUSAN
PIMPINAN KLINIK D’BATAS KOTA
NOMOR :
TENTANG
PROGRAM PPI YANG SESUAI DENGAN PELAYANAN KESEHATAN RESIKO
DAN SUMBER DAYA YANG ADA
DI KLINIK D’BATAS KOTA

Menimbang :
a. bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan di Klinik
D’Batas Kota Maka diperlukan penyelenggaraan pelayanan
yang bermutu tinggi.
b. bahwa agar pelayanan pencegahan dan pengendalian infeksi
dapat terlaksana dengan baik diperlukan program kerja
pencegahan dan pengendalian infeksi Rumah Sakit..
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
a dan b, perlu ditetapkan dengan keputusan pimpinan Klinik
D’Batas Kota
Mengingat :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009
tertanggal 13 Oktober 2009 tentang Kesehatan..
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 34 tahun 2022
tertanggal 28 Oktober 2009 tentang Klinik.
3. Undang-Undang Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sampah.
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun
1996 tertanggal 22 Mei 1996 tentang Tenaga Kesehatan;
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1165A / MENKES / SK / X / 2004
tertanggal 15 Oktober 2004 tentang Komisi Akreditasi Klinik.
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
382/MENKES/2007 tentang Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan lainnya.
7. Pertimbangan Teknis dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar
Nomor 440/DINKES/YANKES-2/2022/5108 tentang
Rekomendasi Izin Operasional Tentang Rekomendasi Izin
Operasional Klinik
MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN PIMPINAN KLINIK D’BATAS KOTA TENTANG


PROGRAM PPI YANG SESUAI DENGAN PELAYANAN
KESEHATAN RESIKO DAN SUMBER DAYA YANG ADA DI
KLINIK D’BATAS KOTA TAHUN 2023.

PERTAMA : Program kerja pencegahan dan pengendalian infeksi


sebagaimana dimaksud tercantum dalam lampiran keputusan
ini.

KEDUA : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan program


pencegahan dan pengendalian infeksi dilaksanakan oleh
pimpinan klinik D’Batas Kota

KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila di


kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini
akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Rimbo Panjang


Pada tanggal 2023
PIMPINAN KLINIK D’BATAS
KOTA

apt.Mirza Fauziani,S.Si
Lampira : Program Kerja
n Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi

Nomor : ……./RSAS/A/SK/V/
2018

Tanggal :

PROGRAM KERJA PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI

DI KLINIK D’BATAS KOTA

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pembangunan kesehatan pada hakekatnya merupakan bagian integral dari
pembangunan nasional. Pada era globalisasi dimana kemajuan tehnologi yang
sedemikian pesat, pelayanan kesehatan yang bertanggung jawab menjadi tuntutan
yang sangat wajar seiring dengan kesadaran pasien akan hak-haknya.

Klinik adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang kompleks, padat pakar,
dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena pelayanan di klinik menyangkut
berbagai tingkatan maupun jenis disiplin. Agar klinik mampu melaksanakan fungsi
yang demikian kompleks, klinik harus memiliki sumber daya, manusia yang
profesional baik di bidang teknis medis maupun administrasi kesehatan. Untuk
menjaga dan meningkatkan mutu, klinik harus mempunyai suatu ukuran yang
menjamin peningkatan mutu di semua tingkatan. Dalam kegiatan peningkatan mutu
pelayanan keperawatan perlu ada suatu program yang terencana dan
berkesinambungan sebagai pedoman bagi pelayanan keperawatan dalam mengevaluasi
dan membuat rencana tindak lanjut sehingga tercapai peningkatan mutu pelayanan
yang diharapkan. Salah satu program yang dibuat adalah Program Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi (PPI).

Kejadian infeksi rumah sakit adalah infeksi yang didapat atau timbul pada
waktu pasien dirawat di klinik. Bagi pasien di klinik hal ini merupakan persoalan
serius yang dapat menjadi penyebab langsung atau tidak dapat langsung kematian
pasien. Beberapa kejadian infeksi klinik mungkin tidak menyebabkan kematian pasien
akan tetapi dapat menjadi penyebab penting pasien dirawat lebih lama di klinik.
Penyebabnya oleh kuman yang berada di lingkungan klinik atau oleh kuman yang
sudah dibawa oleh pasien sendiri, yaitu kuman endogen. Dari batasan ini dapat
disimpulkan bahwa kejadian infeksi klinik adalah infeksi yang secara potensial dapat
dicegah.

Salah satu hal yang perlu disadari bersama bahwa kualitas pencegahan dan
pengendalian infeksi di rumah sakit yang masih sangat rendah, berdampak pada
rendahnya mutu pelayanan klinik maupun bertambahnya beban yang harus ditanggung
oleh penderita. Suatu kejadian infeksi klinik pada pasien akan mengakibatkan hal-hal
seperti memperberat penyakit dan sangat mungkin menyebabkan terjadinya kematian
ataupun kecacatan, perpanjangan waktu perawatan yang juga berdampak pada
perpanjangan waktu tunggu bagi pasien lainnya, serta peningkatan biaya pengobatan
yang ditanggung oleh pasien maupun klinik.

Pencegahan dan pengendalian infeksi di klinik semakin hari semakin penting


untuk dapat dilaksanakan oleh semua petugas yang ada di fasilitas pelayanan
kesehatan. Perlu disadari bahwa rendahnya kualitas dan kuantitas pengendalian infeksi
diklinik memerlukan dukungan berbagai pihak khususnya para klinisi serta komitmen
pimpinan klinik untuk secara terus menerus menggerakkan semua pihak yang terlibat
dalam pelayanan kesehatan di klinik untuk melaksanakan pencegahan dan
pengendalian infeksi. Untuk itu, klinik dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya
dituntut untuk mampu memberikan pelayanan yang bermutu, akuntabel, transparan
terhadap masyarakat khususnya terhadap jaminan keselamatan pasien (patient safety).

Memperhatikan kompleksnya permasalahan tetapi di satu sisi banyaknya


manfaat yang dihasilkan apabila kita melaksanakan Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi di klinik dengan baik, maka kegiatan program Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi di klinik ini seharusnya dapat dilaksanakan dalam suatu struktur organisasi
yang kuat dan rapi, yang mampu menyusun dan menjabarkan program secara
komprehensif, rinci dan jelas, sehingga dapat dilaksanakan oleh semua petugas klinik
secara benar dan bertanggung jawab. Dibutuhkan perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan, dan pembinaan sebagai upaya menekan kejadian infeksi di klinik
D’Batas Kota

Sehubungan dengan besarnya masalah dan akibat infeksi klinik seperti


dikemukakan di atas, maka perlu disusun suatu program Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi di klinik D’Batas Kota dengan baik dan terarah sehingga klinik dapat
meningkatkan mutu, cakupan dan efesiensi pelayanannya kepada masyarakat.

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Meningkatkan keselamatan pasien, petugas dan keluarga/pengunjung melalui


setiap aktivitas yang berpotensi atau berisiko penyebaran infeksi diantara pasien
oleh petugas kesehatan, fasilitas dan lingkungan klinik untuk mencapai kondisi
lingkungan klinik yang memenuhi persayaratan dalam pencegahan dan
pengendalian infeksi serta membantu proses pengobatan dan penyembuhan
penderita sehingga klinik dapat meningkatkan mutu, cakupan dan efisiensi
pelayanan.

2. Tujuan Khusus

a. Mencegah dan mengendalikan kejadian infeksi klinik (IRS/Incident Rate


HAIs) di klinik D’Batas Kota melalui kegiatan surveilans, investigasi
outbreak/KLB, audit kepatuhan PPI dan edukasi tentang PPI.

b. Memaksimalkan penerapan kebijakan, pedoman, panduan dan atau SPO


tentang PPI melaui kegiatan monitoring di semua unit pelayanan.

c. Melindungi tenaga kesehatan dari penularan infeksiklinik.

d. Melindungi pengunjung klinik dan masyarakat di lingkungan klinik dari


infeksi klinik

e. Mengembangkan fasilitas pendukung pelaksanaan/penerapan PPI di unit-


unit pelayanan.
Meningkatkan kualitas/kompetensi petugas Tim PPI klinik D’Batas Kota

BAB II
KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

Kegiatan pokok dan rincian kegiatan adalah langkah-langkah kegiatan yang


harus dilakukan sehingga tercapainya program PPI. Adapun kegiatan pokok dan
rincian kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Penerapan kewaspadaan Isolasi, rincian Kegiatan:
a. Menyusun kebutuhan HH da APD
b. Menyusun SPO sesuai standar PPI
c. Menyusun kebutuhan stiker PPI dan Pemasangan pada semua area pelayanan
dan tempat pengunjung Klinik
d. Pengawasan penerapan Kewaspadaan Standar pada seluruh area pelayanan
pasien
1) Kebersihan tangan.
2) Penggunaan alat pelindung diri (APD).
3) Peralatan perawatan pasien.
4) Pengendalian Lingkungan.
5) Pemprosesan Peralatan pasien dan penatalaksanaan linen.
6) Kesehatan karyawan / perlindungan petugas kesehatan.
7) Penempatan pasien.
8) Hygiene respirasi/Etika batuk.
9) Praktek menyuntik yang aman.
10)Praktek untuk lumbal punksi.
e. Pengawasan penerapan Kewaspadaan Berdasarkan Transmisi
1) Kewaspadaan transmisi kontak.
2) Kewaspadaan transmisi droplet.
3) Kewaspadaan transmisi melalui udara (Airborne Precaution).
f. Rapat evaluasi penerapan kewaspadaan isolasi dan dan hasil surveilans setiap
3 bulan
g. Rapat evaluasi setiap tahun untuk menilai/mengkaji ulang pelaksanaan
kebijakan dan pedoman PPIRS yang berlaku dan mendeteksi kesulitan dan
hambatan-hambatannya.

2. Penggunaan Antimikroba rasional, rincian Kegiatan:


Rapat dengan komite medik dan komite farmasi tentang standar penggunaan Anti
mikroba yang rasional.

3. Surveilans PPI, rincian Kegiatan: PPI


a. Pengumpulan data kejadian infeksi di Klinik meliputi infeksi saluran kemih
terkait pemakaian kateter urine, infeksi aliran darah primer dan phlebitis
berkaitan penggunaan kateter intravena, infeksi daerah luka operasi,
pneumonia terkait penggunaan ventilator dan decubitus.
b. Pengumpulan data kuman-kuman infeksi rumah sakit resisten berbagai
antibiotika seperti MRSA, ESBL-enterobactericeae, pseudomonas,
acinetobacter, clostridium, difficille, dll.
c. Audit kepatuhan petugas untuk HH dan penggunaan APD
d. Pengolahan data untuk menentukan insidens rate suatu infeksi Klinik, angka
mortalitas, lama hari rawat.
e. Pelaporan kepada Direktur setiap 3 bulan
4. Pendidikan dan Pelatihan PPI, rincian Kegiatan:
a. Melakukan pelatihan PPI rutin periodik pada seluruh karyawan Klinik D’Batas
Kota
b. Melakukan pelatihan PPI pada peserta didik yang melaksanakan praktek di
Klinik D’Batas Kota Melakukan penyuluhan tentang PPI pada pasien dan
pengunjung rumah sakit
c. Mengikuti pendidikan berkelanjutan tentang pengendalian infeksi bagi anggota
Tim PPI baik IPCO, IPCN dan IPCLN.
d. Lomba kebersihan tangan dan penerapan standar PPI disetiap ruangan
5. Kesehatan Karyawan, rincian Kegiatan:
a. Kebijakan tentang pemeriksaan lengkap pada karyawan baru sebelum bekerja
di klinik
b. Membuat SPO penangan terkena pajanan
c. Mengusulkan agar semua karyawan di imunisasi hepatitis B
d. Kebijakan tentang pemeriksaan kesehatan berkala pada petugas yang beresiko
terkena infeksi.

BAB III

CARA PELAKSANAAN KEGIATAN

Cara Pelaksanaan Kegiatan adalah rincian kegiatan yang yang harus dilakukan
sehingga tercapainya program PPI. Cara Pelaksanaan kegiatan yang dilakukan adalah
sebagai berikut:

1. Menyusun kebutuhan Hand Hyegiene dan Alat Pelindung Diri (APD)


Mendata kebutuhan hand hyegiene dan Alat Pelindung diri (APD) setiap ruangan
dan unit di Klinik D’Batas Kota sesuai Standar PPI, kemudian membuat usulan ke
bagian terkait agar dapat direalisasikan sesuai aturan.

2. Menyusun SPO sesuai standar PPI


Rapat dan pertemuan seluruh PPI dan Komite PPI dalam penyusunan SPO sesuai
standar PPI

3. Menyusun kebutuhan stiker PPI dan Pemasangan pada semua area pelayanan dan
tempat pengunjung Klinik
Mendata kebutuhan stiker PPI di seluruh area Klinik D’Batas Kota sesuai Standar
PPI, kemudian membuat usulan ke bagian terkait agar dapat dipasang pada semua
area pelayanan dan tempat pengunjung Klinik.

4. Pengawasan penerapan Kewaspadaan Standar pada seluruh area pelayanan pasien

a. Sosialisasi tentang Kewaspadaan Standar yang meliputi Kebersihan tangan,


Penggunaan alat pelindung diri (APD), Peralatan perawatan pasien,
Pengendalian Lingkungan, Pemprosesan Peralatan pasien dan
penatalaksanaan linen, Kesehatan karyawan / perlindungan petugas
kesehatan, Penempatan pasien, Hygiene respirasi / Etika batuk, Praktek
menyuntik yang aman, dan Praktek untuk lumbal punksi

b. Monitoring Penerapan Kewaspadaan standar pada Petugas/staf, pasien dan


penunggu dengan memberikan informasi kepada pada Petugas/staf, pasien
dan penunggu tentang kapan harus cuci tangan dan bagaimana cara
melakukan kebersihan tangan, juga diberikan informasi kapan harus
melakukan hand hygiene dengan cuci tangan dan kapan dengan hand rubb.
Ketersediaan fasilitas untuk melakukan kebersihan tangan pada area pasien
juga dimonitor ketersediaannya.

5. Pengawasan penerapan Kewaspadaan Berdasarkan Transmisi

Harus dihindarkan transfer mikroba patogen antar pasien dan petugas saat
perawatan pasien rawat inap. Perlu dijalankan hal berikut :

1. Kewaspadaan terhadap semua darah dan cairan tubuh ekskresi dan sekresi
dari seluruh pasien untuk meminimalisir risiko transmisi infeksi.

2. Dekontaminasi tangan sebelum kontak diantara pasien.

3. Cuci tangan setelah menyentuh bahan infeksius (darah dan cairan tubuh).

4. Gunakan teknik tanpa menyentuh bila memungkinkan untuk menghindari


menyentuh bahan infeksius.

5. Pakai sarung tangan saat harus atau mungkin kontak dengan darah dan cairan
tubuh serta barang yang terkontaminasi.

6. Disinfeksi tangan segera setelah melepas sarung tangan. Ganti sarung tangan
antara pasien.

7. Penanganan limbah feses, urin, dan sekresi pasien yang lain dalam lubang
pembuangan yang disediakan, bersihkan dan disinfeksi bedpan, urinal dan
ontainer pasien yang lain.

8. Tangani bahan infeksius sesuai prosedur.

9. Pastikan peralatan, barang fasilitas dan linen infeksius pasien telah


dibersihkan dan didisinfeksidengan benar antar pasien.

10. Rapat evaluasi penerapan kewaspadaan isolasi

11. Rapat Evaluasi Penerapan PPI dan hasil surveilans setiap 3 bulan, dan
pembahsan laporan evaluasi akhir setiap tahun untuk menilai/mengkaji ulang
pelaksanaan kebijakan dan pedoman PPIRS yang berlaku dan mendeteksi
kesulitan dan hambatan-hambatannya.

12. Penggunaan Antimikroba rasional, rincian Kegiatan:


Rapat dengan komite medik dan komite farmasi tentang standar penggunaan
Anti mikroba yang rasional.

13. Surveilans PPI, rincian Kegiatan: PPI


Data infeksi rumah sakit merupakan salah satu indikator klinik sehingga
surveilans harus dilakukan dengan benar agar mendapatkan data yang akurat yang
menggambarkan keadaan sesungguhnya. Data yang akurat akan membantu
mengidentifikasi permasalahan yang perlu diatasi untuk mendapatkan mutu
pelayanan pasien yang optimal. Data akan dikoleksi setiap bulan sesuai dengan
yang telah ditetapkan dan telah diinformasikan kepada unit yang terkait.

Ruang lingkup pelaksanaan surveilans IRS di Klinik D’Batas Kota adalah di


semua unit pelayanan perawatan/kesehatan langsung kepada pasien dengan
mengumpulkan dan mengevaluasi data yang terkait dengan risiko infeksi pada:

a. Saluran pernafasan seperti prosedur dan peralatan terkait intubasi,


dukungan ventilasi mekanis, trakeostomi.

b. Saluran kencing seperti prosedur invasif dan peralatan terkait dengan


indwelling urinary catheter, sistim drainase urin.

c. Peralatan intravaskuler invasif seperti insersi dan pelayanan kateter vena


sentral.

d. Lokasi operasi seperti pelayanan dan type pembalut luka dan prosedur
aseptik.

Metode surveilans yang digunakan oleh Komite PPI Klinik D’Batas Kota adalah:

a. Surveilans ILI, menggunakan metode surveilans target (targeted surveillance) pada


pasien di seluruh ruang rawat inap.

ILI yaitu infeksi akibat pemakaian/pemasangan kateter intra vaskuler setelah 48 jam
pemakaian alat. Alat yang digunakan pasien adalah alat yang dipasang di Klinik
D’Batas Kota, dalam hal ini yang bisa dipantau oleh Komite PPI adalah alat kateter
vena perifer (infus).

ILI = Jumlah kasus ILI x 1000


Jumlah lama hari pemakaian alat

b. Surveilans ISK, menggunakan metode surveilans target meliputi ruang intensif


(HCU), ruang perawatan rawat inap.

ISK adalah infeksi yang terjadi pada saluran kemih murni (uretra dan permukaan
saluran kemih) atau melibatkan bagian yang lebih dalam dari organ-organ
pendukung saluran kemih (ginjal, ureter, kandung kemih, uretra dan jaringan sekitar
retroperitoneal atau rongga perinefrik).

ISK yaitu infeksi akibat pemakaian/pemasangan kateter urine menetap setelah 48


jam pemakaian alat. Alat yang digunakan pasien adalah alat yang dipasang di Klinik
D’Batas Kota.
ISK = Jumlah kasus ISK x 1000
Jumlah lama hari pemakaian alat

c. Surveilans HAP, menggunakan metode surveilans target meliputi ruang intensif


(HCU), ruang Perawatan isolasi.

HAP yaitu infeksi saluran nafas bawah yang mengenai parenkim paru yang terjadi
setelah pasien dirawat lebih dari 48 jam akibat tirah baring tanpa dilakukan intubasi
dan sebelumnya tidak menderita infeksi saluran nafas bawah.

HAP = Jumlah kasus HAP x 1000


Jumlah lama hari perawatan tirah baring

d. Surveilans IDO, menggunakan metode Surveilans komprehensif (wide hospital


surveillance) yaitu dilakukan di semua ruang perawatan rawat inap serta surveilans
paska rawat (post discharge surveillance) yaitu dilakukan setelah pasien keluar dari
Klinik yaitu di Poliklinik Bedah dan Kebidanan.

IDO adalah infeksi pada semua kategori luka operasi bersih dan bersih
terkontaminasi yang terjadi dalam kurun waktu 30 hari setelah operasi tanpa implant
dan 90 hari setelah operasi dengan implant.

IDO = Jumlah kasus IDO x 1000


Jumlah seluruh tindakan operasi

Pencatatan dilakukan oleh perawat yang ditunjuk (IPCN) dibantu oleh IPCLN
yang ada di setiap unit perawatan dengan menggunakan format harian klinik yang
mencakup semua variabel (satuan) yang ada dalam formula dari seluruh jenis infeksi
klinik yang ada. Pencatatan dilakukan bila ditemukan kelainan sesuai jenis infeksi
klinik yang ada maka petugas ruangan atau IPCLN yang pertama kali menemukan
pasien terinfeksi harus langsung mencatat dan melaporkannya kepada IPCN.

Indikasi adanya infeksi klinik juga dapat dengan melakukan telaah/kajian


laboratorium untuk mengetahui apakah ada hasil kultur atau isolasi positif pada
waktu tersebut di ruang perawatan dimana dilakukan kegiatan surveilans. Data
infeksi yang ditemukan terlebih dahulu dikonfirmasi dengan dokter yang merawat
untuk menegakkan apakah hal tersebut dapat diindikasikan sebagai data infeksi
klinik.
9. Audit kepatuhan petugas untuk HH dan penggunaan APD

Monitoring hand hygiene pada petugas/ staf dilakukan dengan Audit kepatuhan
melakukan kebersihan tangan yang dilakukan setiap hari dan analisanya dibuat setiap
3 (tiga) bulan. Audit dilakukan terhadap petugas yang terlibat langsung dalam
pelayanan pasien meliputi unit rawat jalan, kamar operasi dan rawat inap.

10. Pendidikan dan Pelatihan PPI, rincian Kegiatan:

a. Melakukan pelatihan PPI rutin periodik pada seluruh karyawan Klinik


D’Batas Kota

b. Melakukan pelatihan PPI / sosialisasi PPI pada peserta didik yang


melaksanakan praktek di Klinik D’Batas Kota

c. Melakukan penyuluhan tentang PPI pada pasien dan pengunjung klinik

d. Mengikuti pendidikan berkelanjutan tentang pengendalian infeksi bagi


anggota Tim PPI

e. Lomba kebersihan tangan dan penerapan standar PPI disetiap ruangan

11. Kesehatan Karyawan, rincian Kegiatan:

a. Kebijakan tentang pemeriksaan lengkap pada karyawan baru sebelum bekerja


di klinik

b. Membuat SPO penangan terkena pajanan

c. Kebijakan tentang pemeriksaan kesehatan berkala pada petugas yang


beresiko terkena infeksi.
BAB IV

SASARAN

A. Sasaran program dengan melibatkan:

1. Seluruh staf Klinik

Seluruh staf Klinik dilibatkan dalam penerapan PPI dalam memberikan


pelayanan kepada pasien baik secara langsung maupun tidak langsung di
unitnya masing masing.

2. Pasien dan keluarga

Pasien dan keluarga diberikan edukasi tentang PPI dengan harapan ikut serta
dalam upaya pencegahan dan pengendalian infeksi. Edukasi diberikan secara
langsung (face to face) ataupun dikumpulkan dalam suatu pertemuan dalam
bentuk penyuluhan yang berkaitan dengan PPI.

3. Pengunjung

Pengunjung pasien yang datang ke Klinik diberikan edukasi tentang PPI dengan
harapan ikut pula dalam upaya pencegahan dan pengendalian infeksi di klinik
terutama tentang aturan yang harus dipatuhi dan dijauhi ketika mengunjungi
pasien-pasien penyakit menular, immunocompromissed, maupun tentang upaya
lain yang berhubungan dengan PPI.

B. Menurunkan Angka Insiden IRS/incident rate HAIs

Sasaran yang ingin dicapai dari kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi
di klinik tahun 2018 untuk mecegah insiden IRS adalah:

1. Surveilans IRS

2. Investigasi outbreak/KLB

3. Audit Kepatuhan
a. Sasaran audit kepatuhan melakukan kebersihan tangan adalah semua petugas
baik medis dan non medis seperti dokter, perawat, petugas radiologi, petugas
laboratorium, petugas fisioterapi, petugas kebersihan , dan peserta didik yang
terlibat langsung dalam pelayanan pasien meliputi di unit rawat jalan, kamar
operasi dan rawat inap. Sasaran pencapaian kepatuhan kebersihan tangan
adalah >80% dalam jangka waktu 3 bulan.

b. Sasaran audit kepatuhan penggunaan APD petugas di unit perawatan


khususnya di ruangan isolasi, intensif dan kamar operasi dilakukan
bersamaan dengan kunjungan ruangan. Sasaran pencapaiannya adalah >80 %
dalam 3 bulan.

c. Audit kelengkapan PPI juga dilakukan setiap hari/setiap minggu/setiap waktu


tertentu bersamaan dengan kunjungan lapangan ke unit-unit
pelayanan/perawatan untuk melihat apakah sarana dan prasarana pendukung
di semua unit tersedia, tidak lengkap atau salah/tidak digunakan. Sasaran
pencapaiannya adalah >80% dalam waktu 3 bulan.

4. Edukasi

Sasaran yang ingin dicapai Komite PPI dalam pelaksanaan program edukasi Sasaran
pencapaian adalah >80% staf sudah teredukasi PPI dalam waktu 4 bulan.

a. Staf/Karyawan

Khusus untuk staf di ruang perawatan isolasi, secara berkesinambungan setiap


3 bulan diberikan edukasi PPI dengan lebih memberikan perhatian khusus pada
materi penggunaan APD, penempatan pasien infeksius/immunocompromissed,
dan implementasi perawatan pasien infeksius/ immunocompromissed. Diharapkan
semua staf yang bertugas di ruang isolasi (100%) dapat teredukasi PPI yang
spesifik tentang kewaspadaan berbasis transmisi dalam jangka waktu 3 bulan.

b. Pasien

Edukasi kepada pasien diberikan secara langsung dan melalui leaflet oleh
IPCLN, petugas ruangan atau IPCN saat kunjungan langsung ke unit pelayanan
perawatan tentang kebersihan tangan, pencegahan penyebaran penyakit infeksi di
rumah sakit, dan pengelolaan penyakit infeksi di rumah sakit. Sasaran pencapaian
edukasi kepada pasien adalah lebih dari 80% pasien yang sedang dirawat dapat
teredukasi PPI dalam waktu 6 bulan.

c. Pengunjung

Edukasi dengan pengunjung/keluarga pasien dilaksanakan berkoordinasi


dengan Tim PKRS dan petugas ruang perawatan. Kegiatan dilakukan di
poliklinik/unit rawat jalan dan ruang perawatan, meliputi kebersihan tangan,
pencegahan penyebaran penyakit infeksi di rumah sakit, kebersihan lingkungan,
pengenalan penyakit seperti penyakit menular, DM, penyakit Jantung, dll. Sasaran
pencapaiannya adalah >50% pengunjung dapat teredukasi dalam waktu 3 bulan.

d. Petugas lainnya (Parkir,petugas kantin)

Sasaran pencapainnya adalah >50% petugas Parkir dan kantin teredukasi PPI
dalam waktu 3 bulan.

C. Meningkatkan kualitas/kompetensi petugas Tim PPI

1. Membuat usulan pelatihan lanjutan bagi tenaga IPCN.


Sasaran yang dicapai adalah 40% dari semua petugas IPCN (2 orang) dapat
mengikuti pelatihan lanjutan dalam 1 tahun.

2. Membuat usulan pelatihan dasar PPI bagi tenaga IPCLN.


Sasaran yang dicapai adalah >90% dari petugas IPCLN dapat mengikuti dan
memiliki sertifikasi pelatihan PPI Dasar dalam 1 tahun.

3. Membuat pelatihan berkesinambungan (in house training) tentang PPI bagi


seluruh petugas rumah sakit (medis dan non medis).
Sasaran yang dicapai adalah >80% petugas di RSUP Sanglah dapat mengikuti
kegiatan in house training dan kegiatan dapat terlaksana minimal 1 kali dalam
setahun.

4. Mengikuti seminar/simposium/work shop tentang PPI baik nasional maupun


internasional.
Sasaran yang dicapai adalah 30% dari semua petugas Tim PPI (2 orang) dapat
mengikuti seminar/simposium/work shop dalam 1 tahun.
BAB V

JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

Bulan
No Kegiatan Jul Ag Sep Okt Nop Des Ket
s

1 Penerapan kewaspadaan Isolasi, rincian Kegiatan: √ √ √ √ √ √

a. Menyusun kebutuhan HH dan APD √ √ √

b. Menyusun SPO sesuai standar PPI √ √ √

c. Menyusun kebutuhan stiker PPI dan Pemasangan pada semua area √ √ √


pelayanan dan tempat pengunjung klinik

d. Pengawasan penerapan Kewaspadaan Standar pada seluruh area


pelayanan pasien

- Kebersihan tangan. √ √ √ √ √ √

- Penggunaan APD √ √ √ √ √ √

- Peralatan perawatan pasien √ √ √ √ √ √

- Pengendalian Lingkungan √ √ √ √ √ √

- Kesehatan karyawan/perlindungan petugas kesehatan. √ √ √ √ √ √


- Penempatan pasien. √ √ √ √ √ √

- Hygiene respirasi/Etika batuk. √ √ √ √ √ √

- Praktek menyuntik yang aman. √ √ √ √ √ √

- Praktek untuk lumbal punksi. √ √ √ √ √ √

e. Pengawasan penerapan Kewaspadaan Berdasarkan Transmisi

f. Rapat evaluasi penerapan kewaspadaan isolasi dan dan hasil surveilans √ √


setiap 3 bulan

g. Rapat evaluasi setiap tahun untuk menilai/mengkaji ulang pelaksanaan √


kebijakan dan pedoman PPIRS yang berlaku dan mendeteksi kesulitan
dan hambatan-hambatannya.

2 Penggunaan Antimikroba rasional, rincian Kegiatan:

Rapat dengan komite medik dan komite farmasi tentang standar penggunaan √ √ √
Anti mikroba yang rasional.

3 Surveilans PPIRS, rincian Kegiatan: PPIRS

a. Pengumpulan data kejadian infeksi di rumah sakit meliputi infeksi √ √ √ √ √ √


saluran kemih terkait pemakaian kateter urine, infeksi aliran darah
primer dan phlebitis berkaitan penggunaan kateter intravena, infeksi
daerah luka operasi, pneumonia terkait penggunaan ventilator dan
decubitus.

b. Audit kepatuhan petugas untuk HH dan penggunaan APD √ √ √ √ √ √


c. Pengolahan data untuk menentukan insidens rate suatu infeksi klinik, √ √ √ √ √ √
angka mortalitas, lama hari rawat.

d. Pelaporan kepada Direktur setiap 3 bulan √ √

4 Pendidikan dan Pelatihan PPIRS, rincian Kegiatan:

a. Melakukan pelatihan PPI rutin periodik pada seluruh karyawan Klinik √ √ √ √ √


D’Batas Kota

b. Melakukan pelatihan PPI / sosialisasi PPI pada peserta didik yang √ √ √ √ √


melaksanakan praktek di Klinik D’Ba

c. Melakukan penyuluhan tentang PPI pada pasien dan pengunjung rumah √ √ √ √ √


sakit

d. Mengikuti pendidikan berkelanjutan tentang pengendalian infeksi bagi √ √ √ √ √


anggota Tim PPIRS baik IPCO, IPCN dan IPCLN.

e. Lomba kebersihan tangan dan penerapan standar PPI disetiap ruangan √

5 Kesehatan Karyawan, rincian Kegiatan:

a. Membuat SPO penangan terkena pajanan √ √ √

b. Mengusulkan agar semua karyawan di imunisasi hepatitis B √ √ √

c. Menyusun Kebijakan tentang pemeriksaan kesehatan berkala pada √ √ √


petugas yang beresiko terkena infeksi.
BAB VI
EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN

Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan setiap 3 (tiga) bulan yang dilakukan


oleh IPCN (perawat pengendali infeksi) dibawah koordinasi Tim PPI dan Komite PPI.
Laporan evaluasi pelaksanaan kegiatan dibuat sesuai pelaksanaan evaluasi kegiatan
ditujukan kepada Komite PPI Klinik D’Batas kota , menyangkut jadwal
pelaksanaannya serta elemen kegiatan yang sudah/belum/tidak dapat dilaksanakan
agar dapat dilakukan perbaikan bila mana perlu.
BAB VII
PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

A. Pencatatan
1. Setiap hari IPCN mencatat data infeksi klinik di unit-unit pelayanan
(surveilans) dengan formulir harian dari Komite PPI, mendokumentasikan
hasil audit kepatuhan kebersihan tangan, kepatuhan APD, kepatuhan
penerapan SOP/kebijakan PPI dan atau monitoring penerapan PPI di semua
unit pelayanan.
2. Data yang terkumpul akan dibuatkan analisa dengan anggota Tim PPI dan
Komite PPI.

B. Pelaporan
1. Setiap 1 (satu) bulan sekali data dikumpulkan dan dibuatkan laporan oleh Tim
PPI untuk didiskusikan dengan Komite PPI dan selanjutnya laporan dikirim
ke Pimpinan klink D’Batas Kota ditembuskan ke semua Seksi, Seksi
Keperawatan, Seksi Pelayanan Medik, Seksi Tata Usaha dan Kepegawaian,
dan Seksi Keuangan dan Perencanaan.
2. Data kepatuhan kebersihan tangan dikumpulkan selama periode 3 bulan,
dianalisa dan didiskusikan dengan Tim PPI dan Komite PPI, selanjutnya
dibuatkan laporan yang dikirim ke Pimpinan klink D’Batas Kota ditembuskan
ke semua Seksi, Seksi Keperawatan, Seksi Pelayanan Medik, Seksi Tata
Usaha dan Kepegawaian, dan Seksi Keuangan dan Perencanaan.
3. Setiap 1 (satu) tahun semua pelaksanaan program Komite PPI dibuatkan
Laporan Tahunan yang akan dikirim kepada Pimpinan klink D’Batas Kota

C. Evaluasi
1. Evaluasi Proses
a. Semua kegiatan program berjalan sesuai jadwal.
b. Formulir terisi sesuai surveilans dan audit PPI.
2. Evaluasi Hasil
a. Hasil kegiatan program PPI tiap bulan akan dilakukan feed back oleh
Seksi dalam hal ini Kepala Seksi Keperawatan dan Kepala Seksi
Pelayanan Medik untuk dilakukan tindak lanjut oleh Komite PPI.
b. Hasil kegiatan pelaksanaan program PPI dalam satu tahun akan
dilakukan feedback oleh Pimpinan klink D’Batas Kota
BAB VIII
ANGGARAN PROGRAM PPI

Harga
No Program Rincian Jumlah
Satuan
Pengadaan antiseptik dan Rp. 20.000;
1 30 Botol Rp. 600.000;
disinfektan
Pengadaan hand soap dan hand Rp. 40.000;
2 30 Botol Rp. 1.200.000;
rub
3 Pengadaan Tisu 30 Kotak Rp. 50.000; Rp. 1.500.000;
4 Pengadaan banner cuci tangan 3 Buah Rp. 250.000; Rp. 750.000;
Pengadaan poster prosedur cuci
5 30 Buah Rp. 5.000; Rp. 150.000;
tangan (tiap ruangan)
6 Pengadaan Kotak Sampah 50 Buah Rp. 300.000; Rp. 15.000.000;
7 Pengadaan APD - - Rp. 10.000.000;
8 Sosialisasi Program PPI - - Rp. 2.000.000;
9 Surveilans PPI - - Rp. 5.000.000;
10 Pengadaan Plastik Sampah - - Rp. 5.000.000;
BAB IX
PENUTUP

Program Komite PPI di Klinik D’Batas kota yang disusun untuk tahun 2018
meliputi kegiatan rutin yang sudah berjalan untuk pengendalian infeksi dan kegiatan
yang baru diterapkan atau bersifat pengembangan untuk peningkatan mutu pelayanan
yang berkaitan dengan pencegahan dan pengendalian infeksi.
Program Komite PPI tahun 2018 ini berisi tentang rencana kegiatan yang akan
dilaksanakan yang disusun secara rinci yang dipergunakan untuk mencapai tujuan
Komite PPI Klinik D’Batas kota. Rencana kegiatan tersebut meliputi:
1. Penerapan kewaspadaan Isolasi
2. Penggunaan Antimikroba rasional
Rapat dengan komite medik dan komite farmasi tentang standar penggunaan Anti
mikroba yang rasional
3. Surveilans PPIRS
4. Pendidikan dan Pelatihan PPIRS
5. Kesehatan Karyawan

Ditetapkan di :
Tanggal :

Direktur
Klinik D’Batas Kota

apt.Mirza Fauziani,S.Si

Anda mungkin juga menyukai