Program Ppi Yang Sesuai Dengan Pelayanan Kesehatan Resiko Dan Sumber Daya Yang Ada
Program Ppi Yang Sesuai Dengan Pelayanan Kesehatan Resiko Dan Sumber Daya Yang Ada
MUMTAZ SMART
KLINIK DAN APOTIK D’BATAS KOTA
Jl. RAYA PEKANBARU BANGKINANG KM 16, DESA RIMBO
PANJANG, HANDPHONE 0811763311
KAMPAR – RIAU
KEPUTUSAN
PIMPINAN KLINIK D’BATAS KOTA
NOMOR :
TENTANG
PROGRAM PPI YANG SESUAI DENGAN PELAYANAN KESEHATAN RESIKO
DAN SUMBER DAYA YANG ADA
DI KLINIK D’BATAS KOTA
Menimbang :
a. bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan di Klinik
D’Batas Kota Maka diperlukan penyelenggaraan pelayanan
yang bermutu tinggi.
b. bahwa agar pelayanan pencegahan dan pengendalian infeksi
dapat terlaksana dengan baik diperlukan program kerja
pencegahan dan pengendalian infeksi Rumah Sakit..
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
a dan b, perlu ditetapkan dengan keputusan pimpinan Klinik
D’Batas Kota
Mengingat :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009
tertanggal 13 Oktober 2009 tentang Kesehatan..
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 34 tahun 2022
tertanggal 28 Oktober 2009 tentang Klinik.
3. Undang-Undang Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sampah.
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun
1996 tertanggal 22 Mei 1996 tentang Tenaga Kesehatan;
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1165A / MENKES / SK / X / 2004
tertanggal 15 Oktober 2004 tentang Komisi Akreditasi Klinik.
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
382/MENKES/2007 tentang Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan lainnya.
7. Pertimbangan Teknis dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar
Nomor 440/DINKES/YANKES-2/2022/5108 tentang
Rekomendasi Izin Operasional Tentang Rekomendasi Izin
Operasional Klinik
MEMUTUSKAN
apt.Mirza Fauziani,S.Si
Lampira : Program Kerja
n Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi
Nomor : ……./RSAS/A/SK/V/
2018
Tanggal :
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pembangunan kesehatan pada hakekatnya merupakan bagian integral dari
pembangunan nasional. Pada era globalisasi dimana kemajuan tehnologi yang
sedemikian pesat, pelayanan kesehatan yang bertanggung jawab menjadi tuntutan
yang sangat wajar seiring dengan kesadaran pasien akan hak-haknya.
Klinik adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang kompleks, padat pakar,
dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena pelayanan di klinik menyangkut
berbagai tingkatan maupun jenis disiplin. Agar klinik mampu melaksanakan fungsi
yang demikian kompleks, klinik harus memiliki sumber daya, manusia yang
profesional baik di bidang teknis medis maupun administrasi kesehatan. Untuk
menjaga dan meningkatkan mutu, klinik harus mempunyai suatu ukuran yang
menjamin peningkatan mutu di semua tingkatan. Dalam kegiatan peningkatan mutu
pelayanan keperawatan perlu ada suatu program yang terencana dan
berkesinambungan sebagai pedoman bagi pelayanan keperawatan dalam mengevaluasi
dan membuat rencana tindak lanjut sehingga tercapai peningkatan mutu pelayanan
yang diharapkan. Salah satu program yang dibuat adalah Program Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi (PPI).
Kejadian infeksi rumah sakit adalah infeksi yang didapat atau timbul pada
waktu pasien dirawat di klinik. Bagi pasien di klinik hal ini merupakan persoalan
serius yang dapat menjadi penyebab langsung atau tidak dapat langsung kematian
pasien. Beberapa kejadian infeksi klinik mungkin tidak menyebabkan kematian pasien
akan tetapi dapat menjadi penyebab penting pasien dirawat lebih lama di klinik.
Penyebabnya oleh kuman yang berada di lingkungan klinik atau oleh kuman yang
sudah dibawa oleh pasien sendiri, yaitu kuman endogen. Dari batasan ini dapat
disimpulkan bahwa kejadian infeksi klinik adalah infeksi yang secara potensial dapat
dicegah.
Salah satu hal yang perlu disadari bersama bahwa kualitas pencegahan dan
pengendalian infeksi di rumah sakit yang masih sangat rendah, berdampak pada
rendahnya mutu pelayanan klinik maupun bertambahnya beban yang harus ditanggung
oleh penderita. Suatu kejadian infeksi klinik pada pasien akan mengakibatkan hal-hal
seperti memperberat penyakit dan sangat mungkin menyebabkan terjadinya kematian
ataupun kecacatan, perpanjangan waktu perawatan yang juga berdampak pada
perpanjangan waktu tunggu bagi pasien lainnya, serta peningkatan biaya pengobatan
yang ditanggung oleh pasien maupun klinik.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
BAB II
KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
BAB III
Cara Pelaksanaan Kegiatan adalah rincian kegiatan yang yang harus dilakukan
sehingga tercapainya program PPI. Cara Pelaksanaan kegiatan yang dilakukan adalah
sebagai berikut:
3. Menyusun kebutuhan stiker PPI dan Pemasangan pada semua area pelayanan dan
tempat pengunjung Klinik
Mendata kebutuhan stiker PPI di seluruh area Klinik D’Batas Kota sesuai Standar
PPI, kemudian membuat usulan ke bagian terkait agar dapat dipasang pada semua
area pelayanan dan tempat pengunjung Klinik.
Harus dihindarkan transfer mikroba patogen antar pasien dan petugas saat
perawatan pasien rawat inap. Perlu dijalankan hal berikut :
1. Kewaspadaan terhadap semua darah dan cairan tubuh ekskresi dan sekresi
dari seluruh pasien untuk meminimalisir risiko transmisi infeksi.
3. Cuci tangan setelah menyentuh bahan infeksius (darah dan cairan tubuh).
5. Pakai sarung tangan saat harus atau mungkin kontak dengan darah dan cairan
tubuh serta barang yang terkontaminasi.
6. Disinfeksi tangan segera setelah melepas sarung tangan. Ganti sarung tangan
antara pasien.
7. Penanganan limbah feses, urin, dan sekresi pasien yang lain dalam lubang
pembuangan yang disediakan, bersihkan dan disinfeksi bedpan, urinal dan
ontainer pasien yang lain.
11. Rapat Evaluasi Penerapan PPI dan hasil surveilans setiap 3 bulan, dan
pembahsan laporan evaluasi akhir setiap tahun untuk menilai/mengkaji ulang
pelaksanaan kebijakan dan pedoman PPIRS yang berlaku dan mendeteksi
kesulitan dan hambatan-hambatannya.
d. Lokasi operasi seperti pelayanan dan type pembalut luka dan prosedur
aseptik.
Metode surveilans yang digunakan oleh Komite PPI Klinik D’Batas Kota adalah:
ILI yaitu infeksi akibat pemakaian/pemasangan kateter intra vaskuler setelah 48 jam
pemakaian alat. Alat yang digunakan pasien adalah alat yang dipasang di Klinik
D’Batas Kota, dalam hal ini yang bisa dipantau oleh Komite PPI adalah alat kateter
vena perifer (infus).
ISK adalah infeksi yang terjadi pada saluran kemih murni (uretra dan permukaan
saluran kemih) atau melibatkan bagian yang lebih dalam dari organ-organ
pendukung saluran kemih (ginjal, ureter, kandung kemih, uretra dan jaringan sekitar
retroperitoneal atau rongga perinefrik).
HAP yaitu infeksi saluran nafas bawah yang mengenai parenkim paru yang terjadi
setelah pasien dirawat lebih dari 48 jam akibat tirah baring tanpa dilakukan intubasi
dan sebelumnya tidak menderita infeksi saluran nafas bawah.
IDO adalah infeksi pada semua kategori luka operasi bersih dan bersih
terkontaminasi yang terjadi dalam kurun waktu 30 hari setelah operasi tanpa implant
dan 90 hari setelah operasi dengan implant.
Pencatatan dilakukan oleh perawat yang ditunjuk (IPCN) dibantu oleh IPCLN
yang ada di setiap unit perawatan dengan menggunakan format harian klinik yang
mencakup semua variabel (satuan) yang ada dalam formula dari seluruh jenis infeksi
klinik yang ada. Pencatatan dilakukan bila ditemukan kelainan sesuai jenis infeksi
klinik yang ada maka petugas ruangan atau IPCLN yang pertama kali menemukan
pasien terinfeksi harus langsung mencatat dan melaporkannya kepada IPCN.
Monitoring hand hygiene pada petugas/ staf dilakukan dengan Audit kepatuhan
melakukan kebersihan tangan yang dilakukan setiap hari dan analisanya dibuat setiap
3 (tiga) bulan. Audit dilakukan terhadap petugas yang terlibat langsung dalam
pelayanan pasien meliputi unit rawat jalan, kamar operasi dan rawat inap.
SASARAN
Pasien dan keluarga diberikan edukasi tentang PPI dengan harapan ikut serta
dalam upaya pencegahan dan pengendalian infeksi. Edukasi diberikan secara
langsung (face to face) ataupun dikumpulkan dalam suatu pertemuan dalam
bentuk penyuluhan yang berkaitan dengan PPI.
3. Pengunjung
Pengunjung pasien yang datang ke Klinik diberikan edukasi tentang PPI dengan
harapan ikut pula dalam upaya pencegahan dan pengendalian infeksi di klinik
terutama tentang aturan yang harus dipatuhi dan dijauhi ketika mengunjungi
pasien-pasien penyakit menular, immunocompromissed, maupun tentang upaya
lain yang berhubungan dengan PPI.
Sasaran yang ingin dicapai dari kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi
di klinik tahun 2018 untuk mecegah insiden IRS adalah:
1. Surveilans IRS
2. Investigasi outbreak/KLB
3. Audit Kepatuhan
a. Sasaran audit kepatuhan melakukan kebersihan tangan adalah semua petugas
baik medis dan non medis seperti dokter, perawat, petugas radiologi, petugas
laboratorium, petugas fisioterapi, petugas kebersihan , dan peserta didik yang
terlibat langsung dalam pelayanan pasien meliputi di unit rawat jalan, kamar
operasi dan rawat inap. Sasaran pencapaian kepatuhan kebersihan tangan
adalah >80% dalam jangka waktu 3 bulan.
4. Edukasi
Sasaran yang ingin dicapai Komite PPI dalam pelaksanaan program edukasi Sasaran
pencapaian adalah >80% staf sudah teredukasi PPI dalam waktu 4 bulan.
a. Staf/Karyawan
b. Pasien
Edukasi kepada pasien diberikan secara langsung dan melalui leaflet oleh
IPCLN, petugas ruangan atau IPCN saat kunjungan langsung ke unit pelayanan
perawatan tentang kebersihan tangan, pencegahan penyebaran penyakit infeksi di
rumah sakit, dan pengelolaan penyakit infeksi di rumah sakit. Sasaran pencapaian
edukasi kepada pasien adalah lebih dari 80% pasien yang sedang dirawat dapat
teredukasi PPI dalam waktu 6 bulan.
c. Pengunjung
Sasaran pencapainnya adalah >50% petugas Parkir dan kantin teredukasi PPI
dalam waktu 3 bulan.
Bulan
No Kegiatan Jul Ag Sep Okt Nop Des Ket
s
- Kebersihan tangan. √ √ √ √ √ √
- Penggunaan APD √ √ √ √ √ √
- Pengendalian Lingkungan √ √ √ √ √ √
Rapat dengan komite medik dan komite farmasi tentang standar penggunaan √ √ √
Anti mikroba yang rasional.
A. Pencatatan
1. Setiap hari IPCN mencatat data infeksi klinik di unit-unit pelayanan
(surveilans) dengan formulir harian dari Komite PPI, mendokumentasikan
hasil audit kepatuhan kebersihan tangan, kepatuhan APD, kepatuhan
penerapan SOP/kebijakan PPI dan atau monitoring penerapan PPI di semua
unit pelayanan.
2. Data yang terkumpul akan dibuatkan analisa dengan anggota Tim PPI dan
Komite PPI.
B. Pelaporan
1. Setiap 1 (satu) bulan sekali data dikumpulkan dan dibuatkan laporan oleh Tim
PPI untuk didiskusikan dengan Komite PPI dan selanjutnya laporan dikirim
ke Pimpinan klink D’Batas Kota ditembuskan ke semua Seksi, Seksi
Keperawatan, Seksi Pelayanan Medik, Seksi Tata Usaha dan Kepegawaian,
dan Seksi Keuangan dan Perencanaan.
2. Data kepatuhan kebersihan tangan dikumpulkan selama periode 3 bulan,
dianalisa dan didiskusikan dengan Tim PPI dan Komite PPI, selanjutnya
dibuatkan laporan yang dikirim ke Pimpinan klink D’Batas Kota ditembuskan
ke semua Seksi, Seksi Keperawatan, Seksi Pelayanan Medik, Seksi Tata
Usaha dan Kepegawaian, dan Seksi Keuangan dan Perencanaan.
3. Setiap 1 (satu) tahun semua pelaksanaan program Komite PPI dibuatkan
Laporan Tahunan yang akan dikirim kepada Pimpinan klink D’Batas Kota
C. Evaluasi
1. Evaluasi Proses
a. Semua kegiatan program berjalan sesuai jadwal.
b. Formulir terisi sesuai surveilans dan audit PPI.
2. Evaluasi Hasil
a. Hasil kegiatan program PPI tiap bulan akan dilakukan feed back oleh
Seksi dalam hal ini Kepala Seksi Keperawatan dan Kepala Seksi
Pelayanan Medik untuk dilakukan tindak lanjut oleh Komite PPI.
b. Hasil kegiatan pelaksanaan program PPI dalam satu tahun akan
dilakukan feedback oleh Pimpinan klink D’Batas Kota
BAB VIII
ANGGARAN PROGRAM PPI
Harga
No Program Rincian Jumlah
Satuan
Pengadaan antiseptik dan Rp. 20.000;
1 30 Botol Rp. 600.000;
disinfektan
Pengadaan hand soap dan hand Rp. 40.000;
2 30 Botol Rp. 1.200.000;
rub
3 Pengadaan Tisu 30 Kotak Rp. 50.000; Rp. 1.500.000;
4 Pengadaan banner cuci tangan 3 Buah Rp. 250.000; Rp. 750.000;
Pengadaan poster prosedur cuci
5 30 Buah Rp. 5.000; Rp. 150.000;
tangan (tiap ruangan)
6 Pengadaan Kotak Sampah 50 Buah Rp. 300.000; Rp. 15.000.000;
7 Pengadaan APD - - Rp. 10.000.000;
8 Sosialisasi Program PPI - - Rp. 2.000.000;
9 Surveilans PPI - - Rp. 5.000.000;
10 Pengadaan Plastik Sampah - - Rp. 5.000.000;
BAB IX
PENUTUP
Program Komite PPI di Klinik D’Batas kota yang disusun untuk tahun 2018
meliputi kegiatan rutin yang sudah berjalan untuk pengendalian infeksi dan kegiatan
yang baru diterapkan atau bersifat pengembangan untuk peningkatan mutu pelayanan
yang berkaitan dengan pencegahan dan pengendalian infeksi.
Program Komite PPI tahun 2018 ini berisi tentang rencana kegiatan yang akan
dilaksanakan yang disusun secara rinci yang dipergunakan untuk mencapai tujuan
Komite PPI Klinik D’Batas kota. Rencana kegiatan tersebut meliputi:
1. Penerapan kewaspadaan Isolasi
2. Penggunaan Antimikroba rasional
Rapat dengan komite medik dan komite farmasi tentang standar penggunaan Anti
mikroba yang rasional
3. Surveilans PPIRS
4. Pendidikan dan Pelatihan PPIRS
5. Kesehatan Karyawan
Ditetapkan di :
Tanggal :
Direktur
Klinik D’Batas Kota
apt.Mirza Fauziani,S.Si