Anda di halaman 1dari 20

MANAJEMEN FISIOTERAPI

NEUROMUSCULAR-PSIKIATRI PADA KASUS


LESI NERVUS RADIALIS

OLEH :

NI MADE NOVI INDAH SARI 18031006


DEWA MADE KRISNA VIANDARA 18031008
GEDE AGUS DENY NUGRAHA 18031015

PROGRAM STUDI FISIOTERAPI


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BALI INTERNASIONAL
DENPASAR

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI…….……………………..……………………………………...….ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Definisi Lesi Nervus Radialis…………….………………………….1
1.2 Etiologi Lesi Nervus Radialis…………………………..…….….…..1
1.3 Tanda dan Gejala Lesi Nervus Radialis..………….…….....…….…..2
1.4 Patofisiologi Lesi Nervus Radialis...……………………..……...…...3
1.5 Klasifikasi Lesi Nervus Radialis..……………………...…...…....…..4
BAB II PROSES ASUHAN FISIOTERAPI
2.1 Assessment…………….....………......................................................5
2.2 Pemeriksaan…………………………………..…..………..….….….5
2.3 Problematika Fisioterapi…………….…..…………………..……....10
2.4 Planning...……………………………………….………...…….…..10
2.5 Intervensi…………………………………………………..………...10
2.6 Evaluasi………………………………………………..………….....11
2.7 Clinical Reasoning………………………………..……………...….15
BAB III HOME PROGRAM
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Definisi Lesi Nervus Radialis


Nervus radialis adalah cabang terbesar dari pleksus brakhialis. Mulai pada
tepi bawah M. pectorialis minor sebagai lanjutan dari trunkus posterior pleksus
brakhialis. Berasal dari radiks spinalis C5 -C8. Lesi nervus radialis adalah suatu
kelainan fungsional dan struktural pada nervus radialis yang dapat menyebabkan
timbulnya berbagai permasalahan fisik yang berhubungan dengan daerah lengan
bawah dan tangan
Lesi nervus radialis adalah suatu kelainan fungsional dan struktural pada
nervus radialis yang dapat menyebabkan timbulnya berbagai permasalahan fisik
yang berhubungan dengan daerah lengan bawah dan tangan. Cedera saraf
tersering pada bagian corda posterior dan Pleksus Brachialis adalah Nervus
Radialis. Sangat rentan untuk terkena trauma karena ukurannya yang besar dan
letaknya yang superficial, namun dapat juga disebabkan oleh gangguan pada
vaskular dan otot, dislokasi, dan operasi pembedahan. Pada umumnya Lesi
Nervus Radialis disebabkan oleh trauma, baik karena trauma atau penekanan
langsung pada sarafnyaatau dapat juga akibat dislokasi atau fraktur yang
mengenai lengan atas.
Lesi nervus radialisadalah suatu kelainan fungsional dan struktural
padanervus radialis, kelainan mana dihubungkan dengan adanya bukti klinis,
elektrografisdan ataumorfologis yang menunjukkan terkenanya saraf tersebut atau
jaringan penunjangnya (Japradi, 2002).
Drop hand atau yang biasa dikenal dengan paralisis nervus radialis atau
neuropati radialis adalah suatu kelemahan saat mendorsofleksikan pergelangan
tangannya (kelemahan otot ekstensor pergelangan tangan) dan mengekstensikan
jari-jari tangan.

1.2 Etiologi Lesi Nervus Radialis


1. Trauma Pada fraktur dan dislokasi

1
neuropati terjadi karena penekanan saraf oleh fragmen tulang, hematom,
kalus yang berbentuk sesudah fraktur, atau karena peregangan saraf akibat
suatu dislokasi. Neuropati radialis sering terjadi pada fraktur kaput
humerus. Paresis nervus radialis dapat terjadi akibat tidur dengan
menggantungkan lengan diatas sandaran kursi (Saturday night palsy), atau
tidur dengan kepala diatas lengan atas. Disamping itu trauma pada waktu
olah raga, kerja, pemakain kruk, atau posisi tangan pada waktu operasi
dapat menyebabkan terjadinya parese Nervus Radialis.
2. Infeksi
Dapat terjadi karena: Polyneuritis nervus radia, sifilis, herpes zoster dan
TBC. Bisa mengenai saraf atau banyak saraf
3. Penyakit vaskuler
4. Neoplasma

1.3 Tanda Dan Gejala lesi nervus radialis


Lesi penyebab neuropati radialis dapat mengenai saraf disepanjang
perjalanannya. Gejala yang timbul dipengaruhi oleh lokasi lesi:
1. Pada level lengan atas lesi pada n.radialis dapat terjadi pada aksila, pada
waktu melilit humerus di musculoradialis groove, atau sewaktu berjalan
superfisial pada sisi lateral lenga atas. Menyebabkan parese semua otot
yang dipersarafinya yaitu triseps, ekstensor pergelangan tangan, ekstensor
jari dan brakhioradialis, dan disertai defisit sensorik pada daerah yang
dipersarafi yaitu sisi lateral-dorsal tangan, ibu jari, jari telunjuk dan jari
tengah. Lesi pada aksila dapat disebabkan kompresi oleh kruk, dislokasi
sendi bahu,fraktur humerus dan luka tembus (Dejong 1979, Dyck 1975,
Patten 1980).
2. Lesi neuropati radialis Lesi neuropati radialis sewaktu melilit humerus
atau sewaktu berjalan seperfisial pada aspek lateral lengan atas, sering
akibat kelamaan menggantung lengan diatas sandaran kursi (Saturday
nigth palsy), akibat tertekannya lengan karena posisi yang tidak tepat
selama anestesi atau tidur, penggunaan tomiket yang tidak benar atau
akibat iritasi dan kompresi oleh kalus sesudah fraktur tulang. Gejalanya: -

2
tidak dapat ekstensi siku karena parese triseps - tidak dapat fleksi siku
pada posisi lengan bawah antara pronasi dan supinasi karena parese
m.brakhioradialis - tidak dapat supinasi lengan bawah karena parese
m.brakhioradialis - tidak dapat supinasi lengan bawah karena parese m.
supinator - wrist drop dan finger drop karena parese ekstensor pergelangan
tangan dan jari - gangguan abduksi ibu jari tangan - refleks trispes negatif
atau menurun - gangguan sensorik berupa parestesi atau baal pada bagian
dorsal distal lengan bawah, sisi leteral dan dorsal tangan, ibu jari, telunjuk
dan jaritengah.
3. Lesi pada bagian saraf yang berjalan antara septum intermuskularis
lateralis dan tempat dimana n.interosseus posterior menembus m.supinator
mengakibatkan jari yang dipersarafi oleh nerpus ini. Gejalanya: - tidak
dapat supinasi dan meluruskan jari - tidak ada wrist drop - refleks triseps
positif - gangguan sensorik tidak ada
4. Lesi pada punggung pergelangan tangan, hanya akan menimbulkan gejala
sensorik, tanpa defisit motoric
Secara umum tanda dan gejala dari lesi nervus radialis adalah:
- Nyeri tajam atau terbakar
- Mati rasa atau kesemutan
- Kesulitan meluruskan lengan
- Kesulitan bergerak pergelangan tangan dan jari-jari
- Kelemahan dalam genggaman tangan
- Wrist drop

1.4 Patofisiologi lesi nervus radialis


Adanya trauma menyebabkan penekanan pada jaringan-jaringan di sekitar
saraf radialis sehingga menyebabkan Kelainan daerah origo ekstensor (ekstensor
carpi radialis brevis pada epycondilus lateralis). Proses degenerasi diperburuk
oleh makro maupun mikro trauma yang berulang. Peradangan tersebut
mengakibatkan jaringan di sekitar saraf menekan saraf radialis. Penekanan saraf
radialis ini lebih lanjut akan menyebabkan kecepatan hantar (konduksi) dalam
serabut sarafnya terhambat, sehingga timbulah berbagai gejala seperti rasa lemah

3
(paralisis), agak kaku, kesemutan (kebas) pada pergelangan tangan dan pada jari-
jari tangan hingga kelumpuhan tangan. Karena otot-otot carpi radialis dan otot
carpi ulnaris lumpuh, sehingga tidak dapat dorsofleksi wrist. Otot-otot ekstensor
(m.ekstensor digitorum, m. ekstensor digiti minimi, m.ekstensor pollicis
longus&brevis dan m.ekstensor indiksis propius) lumpuh, maka semua jari tangan
tidak dapat diluruskan dan dikembangkan. Keadaan ini dikenal sebagai “drop
hand” dan “drop fingers”
1.5 Klasifikasi lesi nervus radialis
Lesi nervus radialis merupakan salah satu gangguan pada saraf perifer.
Seddon dan Wadsworth membagi klasifikasi lesi saraf tepi menjadi 3 kategori
yaitu Neuropraxia, Axonotmesis, Neurotmesis
Neuropaxiaparase motorik sedikit, atau tanpa disfungsi sensoris maupun
motorik dan otonomik. Tanpa disfungsi dari saraf hingga dengan mengurangi
tekanan kompresi, gejala akan segera menghilang
Axonotmesis sebuah lesi saraf dengan derajat lebih parah dan disrupsi axon,
namun selimut Schwann masih baik. Terdapat parasemotorik, sensorik, hingga
otonomik. Penyembuhan dapat terjadi dengan menghilangkan tekanan kompresi
dan degenerasi axon.
Neurotmesis adalah cedera paling serius, saraf dan selimutnya terdisrupsi.
Sehingga ketika proses penyembuhan telah selesai, perbaikantidak dapat kembali
sempurna oleh karena hilangnya kontinuitas saraf.

4
BAB II
PROSES ASUHAN FISIOTERAPI

2.1 ASSESSMENT
I. Identitas Pasien
a. Nama : Tn. X
b. Umur : 50 tahun
c. Jenis Kelamin : laki-laki
d. Alamat : jl. Mawar no. 8
e. Pekerjaan : PNS
f. Agama : hindu
g. No. RM : 1234-77856

2.2 PEMERIKSAAN
Pemeriksaan Subjektif
a. Keluhan Utama (KU)

Pasien mengeluh adanya kelemahan pada pergelangan tangan kiri , kebas


pada tangan, nyeri saat tangan dan jari-jarinya digerakkan ke atas.

b. Riwayat Penyakit Sekarang (RPS)

Pada 2 april 2021 pasien mengalami kecelakaan sepeda motor. Pada saat
jatuh posisi tubuh pasien ke arah kiri, posisi tangan kiri dibawah serta
tertindih badan dan sepeda motor. Pada saat itu juga pasien dilarikan ke
RSUD xy untuk mendapat penanganan, lalu dilakukan pemasangan ORIF
karena fraktur pada humerusnya. Setelah 1 bulan pada tanggal 2 mei 2021
pasien mulai merasakan kelemahan pada pergelangan tangan kiri,
kesemutan, kebas atau baal pada tangannya, nyeri dan kesusahan saat
menggerakan tangan dan jarinya ke atas. Pada tanggal 4 mei 2021 pasien
memeriksakan dirinya ke dokter kemudian dirujuk ke fisioterapi karna
keluhan tersebut.

5
c. Riwayat Penyakit Dahulu (RPD) & Penyakit Penyerta

Tidak ada

d. Riwayat Kesehatan Keluarga

Tidak ada

e. Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien merupakan PNS sebagai guru di salah satu sekolah dasar yang ada
di Mengwi.

2. Pemeriksaan Objektif
a. Vital Sign

Absolut Tambahan*
TD : 120/80 mmHg Saturasi Oksien : 97%
HR : 80 x/menit Kesadaran : composmentis
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,5 0C
b. Pemeriksaan Per-Kompetensi
Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Hasil
Inspeksi Statis - Tangan terlihat dalam posisi palmar
fleksi, wrist dan finger drop.
- terdapat bekas incisi pada anterior 1/3
proksimal humeri kiri
- tidak terdapat adanya atropi otot pada
lengan kirinya.

6
Inspeksi - Pasien terlihat memegang pergelangan
Dinamis tangannya untuk dorso fleksi.
Palpasi - Suhu tubuh pasien normal
- Spasme pada kelompok otot-otot fleksor
tangan.
Pemeriksaan Fungsi Gerak Dasar

Pemeriksaan Hasil
Aktif Pasien tidak mampu menggerakkan wrist sinistra dengan
full ROM
Pasif Didapatkan penambahan nilai ROM pada wrist sinistra,
namun tidak mampu secara full ROM
Isometrik Pasien tidak mampu melawan tahanan minimal.
Pengukuran

Pengukuran Alat Ukur Hasil


Lingkup Goniometer
Gerak
Sendi AGA ROM PASIF

BIDANG REGIO DEKTRA SINISTRA

Sagital Wrist S = 700-00-800 S = 400-00-800

Frontal Wrist F = 200-00-300 F = 180-00-270

Sagital Elbow S= 00-00-1500 S = 00-00-1500

Interpretasi:
Ketika dilakukan gerakan aktif maupun pasif, didapatkan
hasil keterbatasan ROM pada wrist sinistra, sedangkan pada
wrist dekstra dan kedua elbow didapatkan hasil full ROM
Kekuatan MMT Regio Gerakan Nilai
otot (manual
muscle Wrist Sinistra Dorso fleksi 2
testing)
Palmar fleksi 3

Ulna Deviasi 3

Radial Deviasi 3

Wrist Dextra Palmar 5

Dorsal 5

Ulna Deviasi 5

Radial Deviasi 5
7
Elbow ekstensi 4
sinistra
Interpretasi:
Didapatkan hasil kekuatan otot dengan nilai 2 pada wrist
snistra gerakan dorso fleksi dan nilai mmt 3 pada wrist
sinistra gerakan palmar fleksi, radial deviasi dan ulnar deviasi.
Pada elbow sinistra dengan nilai MMT 4 di semua bidang
gerak.

Nyeri VAS JENIS NYERI NILAI

Nyeri diam 1/10

Nyeri tekan 2/10

Nyeri gerak 5/10

Interpretasi:
Skala nyeri 0 : Tidak Nyeri

Skala nyeri 1-3 : Nyeri Ringan

Skala nyeri 4-7 : Nyeri Sedang

Skala nyeri 8-10 : Nyeri Berat

Dari hasil pengukuran didapatkan nyeri diam 1/10, nyeri


tekan 2/10, nyeri gerak 5/10.
Sensorik Jenis tes Hasil

Tajam-tumpul Normal

Halus-kasar Normal

Aktivitas WHDI Indikator score


fungsional
Intensitas nyeri 2

Rasa tebal-tebal dan 3


kesemutan

8
Perawatan diri 2

Kekuatan otot 2

Toleransi menulis dan 4


mengetik

Bekerja 3

Menyetir kendaraan 3

Tidur 1

Pekerjaan rumah tangga 3

Rekreasi atau olahraga 3

Total 26

Keterangan : 26/50x100% = 52 % (severe disability)

Tes khusus

Test Hasil

ULTT 2b Positif

Diagnosis Fisioterapi

Penurunan kekuatan otot pada otot-otot ekstensor sehingga menyebabkan drop


hand atau keterbatasan gerakan ke arah dorso fleksi akibat adanya lesi nervus
radialis

2.3 PROBLEMATIKA FISIOTERAPI

a. Penurunan kekuatan otot grup otot ekstensor


b. Terdapat spasme grup otot fleksor
c. Keterbatasan ROM
d. Terdapat nyeri
e. Penurunan kemampuan fungsional

9
2.4 PLANNING

I. Jangka Pendek
- Meningkatkan kekuatan otot
- Mengurangi spasme otot
- Meningkatkan ROM
- Menurunkan rasa nyeri

II. Jangka Panjang

- Memulihkan kembali kemampuan fungsional pasien


- Mencegah komplikasi lebih lanjut

II.5 INTERVENSI
1. Infra red
Pemberian infra merah menimbulkan adanya efek hangat yang
menyebabkan terjadinya vasodilatasi sehingga terjadi peningkatan aliran
darah pada jaringan lunak yang terdapat penumpukan sisa-sisa hasil
metabolisme akan membantu mengalirkan sisa-sisa hasil metabolisme. Infra
merah dapat menjangkau lengan kiri dengan jarak 30-45 cm atau sesuai
toleransi pasien, diberikan selama 10- 15 menit.
2. Electrial stimulation
Pasang elektrode pasif pada cervikal 7, elektrode aktif diletakan pada
origo otot yang mengalami lesi . naikan intensitas sesuai toleransi pasien
dengan dosis waktu 15 menit frekuensi 40 Hz, intensitas 3 Ma. Modalitas es
memiliki tujuan untuk menstimulasi saraf radial pada kasus ini, sehingga
meningkatkan kemampuan motorik
3. ROM exercise
Bertujuan untuk meningkatkan lingkup gerak sendi pasien, pasien
diinstruksikan untuk menggerakan pergelangan tangannya secara mandiri
lalu dilanjutkan dengan bantuan dari terapis, gerakan ini dapat dilakukan 10
repetisi dan 2-3 set.
4. Strengthening

10
Pemberian intervensi ini dapat membantu dalam menangani
kelemahan otot. Dengan pelatihan menggerakan pergelangan tangan seperti
rom exercise yang diberikan tahanan ringan sampai berat oleh terapis dengan
gerakan diulangi sebanyak 10 kali repetisi, 2-3 set.
5. Neural mobilization (ULTT 2b)
Peregangan saraf diberikankan selama 10 detik dan diulang 10 kali per
sesi. Perawatan ini diberikan selama 5 kali seminggu selama periode total 2
minggu.

EVALUASI
Pengukuran Alat Ukur Hasil
Lingkup goniometer AGA sinistra ROM AKTIF
gerak sendi
BIDANG REGIO DEKTRA SINISTRA

Sagital Wrist S = 700-00-800 S = 600-00-700

Frontal Wrist F = 200-00-300 F = 180-00-270

Sagital Elbow S= 00-00-1500 S = 00-00-1500

AGA sinistra ROM PASIF

BIDANG REGIO DEKTRA SINISTRA

Sagital Wrist S = 700-00-800 S = 700-00-800

Frontal Wrist F = 200-00-300 F = 200-00-300

Sagital Elbow S= 00-00-1500 S = 00-00-1500

Interpretasi:
Terjadi peningkatan ROM atau lingkup gerak sendi pada
wrist sinistra baik secara aktif maupun pasif.

Kekuatan MMT
otot (manual
muscle
testing)

Regio Gerakan Nilai

Wrist Sinistra Palmar 4


11
Dorsal 4

Ulna Deviasi 4
Interpretasi:
Terjadi peningkatan nilai kekuatan otot setelah diberikan
intervensi fisioterapi, yaitu dengan nilai MMT 4 pada wrist
dan MMT 5 pada elbow sinistra.

nyeri VAS JENIS NYERI NILAI

Nyeri diam 0/10

Nyeri tekan 1/10

Nyeri gerak 2/10

Interpretasi:
Skala nyeri 0 : Tidak Nyeri

Skala nyeri 1-3 : Nyeri Ringan

Skala nyeri 4-7 : Nyeri Sedang

Skala nyeri 8-10 : Nyeri Berat

Dari hasil pengukuran didapatkan nyeri diam 0/10, nyeri


tekan 1/10, nyeri gerak 2/10.
Aktivitas WHDI Indikator score
fungsional
Intensitas nyeri 1

Rasa tebal-tebal dan 2


kesemutan

Perawatan diri 2

Kekuatan otot 2

Toleransi menulis dan 3


mengetik

Bekerja 2

Menyetir kendaraan 3

Tidur 1

Pekerjaan rumah tangga 2

Rekreasi atau olahraga 2

12
Total 20

Keterangan : 20/50x100% = 40 % (moderate disability)

13
Clinical reasoning

Trauma Fraktur Radius

Penekanan Saraf Radius

Penurunan fungsi
sensorik & motorik

Kelainan fungsional

Penurunan Keterbatasan Spasme otot Nyeri


kekuatan otot fleksor
Pergerakan
ekstensor

Strengtening Infra red


Active pasif
rom exercise

Neural
mobilization
(ULTT 2b)

Electrical
stimulation

14
BAB III

HOME PROGRAM

Home program Dosis dan prosedur Rasional

squeeze • Ini membutuhkan sebuah Latihan ini berfungsi


bola yang memiliki untuk meningkatkan
fleksibilitas kekuatan pergelangan
tangan dan daya tahan
• Memegang bola di satu
otot.
tangan dan meremas
perlahan-lahan 25 kali.

• Pergelangan tangan harus


merasa lelah, tetapi tidak
menyakitkan selama latihan
ini.

Finger Stretch With • Ambil karet gelang dan Latihan ini


Resistance tempat di sekitar semua lima meningkatkan kekuatan
jari di satu sisi. pergelangan tangan dan
daya tahan otot,
• Regangkan jari-jari keluar
menambah ruang
selebar-lebarnya,
lingkup gerak sendi dan
menggunakan karet gelang
mencegah sendi dari
sebagai perlawanan,
kekakuan
kemudian relaksi lagi.

• Lakukan tiga set 25 repetisi


pada kedua tangan.

• Tambahkan karet gelang


ekstra untuk menciptakan
resistensi ekstra.

Stretching & ROM • duduk tegak di kursi dan Meregangkan otot dan
exercise memegang satu tangan lurus mengurangi spasme ,

15
di depan, sejajar dengan menambah ruang
lantai dengan telapak tangan lingkup gerak sendi
menghadap ke bawah.

• Gunakan tangan yang lain


dengan lembut menekuk
pergelangan lengan terentang
ke bawah sehingga jari-jari
menunjuk ke arah lantai.

• Tahan selama 10 detik


kemudian perlahan-lahan
melepaskan dan menekuk
pergelangan tangan ke atas.

• Gunakan tangan yang lain


untuk menerapkan tekanan
lembut di kedua arah hingga
merasa ada tarikan tapi
segera berhenti jika merasa
sakit.

• Ulangi latihan di lengan yang


lain

16
DAFTAR PUSTAKA

ARIFIANA, Riski; WIDODO, Agus. Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kasus


Drop Hand Dextra EC Lesi Saraf Radialis Di Rs Pku Muhammadiyah Yogyakarta. 2016.
PhD Thesis. Universitas MUhammadiyah Surakarta.

Cuenca-Martínez, Ferran, et al. "Therapeutic exercise based on biobehavioral


approach for the rehabilitation of a radial nerve injury after surgical removal of a
schwannoma: a case report." Journal of exercise rehabilitation 15.4 (2019): 628.

RUSYDAH, Niswatur, et al. Penatalaksanaan Fisioterapi Electrical Stimulation, Pasif


Exercise dan Aktif Assisted untuk Meningkatkan Kekuatan Otot Ekstensor Wrist
pada Kasus Drop Hand Dextra EC Lesi Saraf Radialis di RSJD dr. RM.
Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah. 2019. PhD Thesis. Universitas
Muhammadiyah Surakarta.

Singh, A. K., Gangwar, A. K., Devi, K. S., Preethi, B. O., Kumar, R., Bhasker, D. C., &
Singh, H. N. (2017). Physiotherapeutic Treatment Of Radial Nerve Paralysis By
Infrared Radiation In A Stallion.

17
18

Anda mungkin juga menyukai