Anda di halaman 1dari 14

HUTANG JANGKA PANJANG

Disusun Oleh :
Nama NPM
Chaerul Dillah Abdian 220301004
Alfarahmansyah 220301014
Zahrotun Haniah 220301009

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Keuangan
Menengah 2
Dosen Pengampu : Fitria Fertha Agustina, S.Ak., M.Acc

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS SOSIAL & BISNIS
UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU
2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pelepasan
dan Penurunan Aktiva Tetap”.

Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah


SAW yang telah menuntun ummatnya dari masa kegelapan hingga menuju masa
yang terang benderang dengan banyak keilmuan seperti sekarang.

Kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Fitria Fertha Agustina, S.Ak., M.Acc.
selaku dosen pengampuh mata kuliah Akuntansi keuangan Menengah 2 serta
teman-teman kami yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan makalah
ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah
membantu proses penyusunan makalah ini.Penulis menyadari makalah ini masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan
penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Pringsewu, 29 Febuari 2024

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................i


KATA PENGANTAR .....................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..........................................................................1
B. Tujuan Penulisan .......................................................................2
C. Manfat Penulisan........................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
A. Hutang Jangka Panjang..............................................................3
1. Pengakuan............................................................................3
2. Pengukuran...........................................................................3
B. Timbulnya Hutang Jangka Panjang............................................4
C. Jenis-jenis Hutang Jangka Panjang ...........................................4
1. Hutang Hipotek ...................................................................5
2. Hutang Obligasi ...................................................................5
D. Perhitungan dan Penyajian dalam Neraca .................................6

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perusahaan adalah organisasi yang mempunyai kegiatan tertentu untuk


mencapai tujuan yang dibebankan kepadanya. Setiap kegiatan tertentu untuk
mencapai tujuan yang akan dicapai, baik yang bersifat jangka pendek maupun
jangka panjang, yaitu memperoleh keuntungan dan mempertahankan
kelangsungan hidup perusahaan. Suatu tujuan akan tercapai apabila
perusahaan dikelola dengan baik dan didukung oleh sarana-sarana yang dapat
membantu tercapainya tujuan tersebut yaitu adalah aset tetap. Aset tetap
merupakan aset perusahaan yang sangat penting, tanpa adanya aset tetap
perusahaan tidak dapat menjalankan kegiatan operasional rutinnya dengan
baik Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2015:16),

Setiap perusahaan membutuhkan dana yang akan digunakan untuk


mencapai tujuan perusahaan yaitu memakmurkan para pemegang saham.
Demi tercapai tujuan tersebut, perusahaan melakukan kegiatan produksi dan
investasi. Kegiatan produksi dan investasi ini dilakukan dengan menggunakan
aktiva lancar dan aktiva tetap. Manajemen keuangan perusahaan bertugas
untuk menentukan pendanaan guna membiayai aktiva lancar dan aktiva tetap
tersebut melalui struktur keuangan. Struktur keuangan merupakan perpaduan
dari seluruh item yang ada di sisi kanan neraca perusahaan yang tercermin
pada keseluruhan pasiva neraca.

Stuktur keuangan terdiri dari hutang dan modal perusahaan. Hutang


adalah modal yang berasal dari luar perusahaan yang sifatnya sementara di
dalam perusahaan dan bagi perusahaan yang bersangkutan modal tersebut
merupakan hutang yang pada saatnya harus dibayar kembali. Hutang
dibedakan menjadi dua berdasarkan jangka waktunya, yaitu hutang jangka
pendek dan hutang jangka panjang. Hutang jangka pendek biasanya digunakan
untuk mendanai aktiva lancar yang disebut sebagai modal kerja karena
memiliki jangka waktu yang pendek. Hutang jangka panjang biasanya
digunakan untuk mendanai aktiva tetap karena memiliki jangka waktu yang
panjang. Sedangkan modal sendiri adalah modal yang berasal dari pemilik
perusahaan yang tertanam di perusahaan untuk jangka waktu tertentu

B. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui tentang definisi kewajiban jangka panjang.
2. Untuk mengetahui bagaimana timbulnya hutang jangka panjang dalam
suatu perusahaan.
3. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis dalam hutang jangka panjang.
4. Untuk mengetahui bagaimana perhitungan hutang jangka panjang dan
penerapannya dalam neraca keuangan.

C. Manfaat
Penulisan makalah ini bermanfaat untuk:
1. Sebagai sumber literiasi bagi mahasiswa.
2. Melatih kemampuan mahasiswa dalam menulis.
3. Menjadi sumber referensi bagi mahasiswa dalam belajar.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hutang Jangka Panjang


Hutang adalah kewajiban perusahaan yang timbul karena tindakan atau
transaksi–transaksi di masa lampau untuk memperoleh aktiva atau jasa, yang
pelunasannya baru akan dilakukan di masa yang akan datang, baik dengan
penyerahan uamg tunai, aktiva-aktiva tertentu lainnya, jasa maupun dengan
menciptakan hutang baru.

Hutang jangka pendek adalah kewajiban-kewajiban yang harus dilunasi


dalam jangka waktu tidak lebih dari satu tahun atau tidak lebih dari satu siklus
operasi perusahaan. Sementara, hutang jangka panjang adalah kewajiban-
kewajiban yang harus dilunasi dalam jangka waktu lebih dari satu tahun atau lebih
dari satu siklus operasi perusahaan.

Kewajiban Jangka Panjang merupakan kewajiban yang diharapkan akan


dibayar kembali atau jatuh tempo dalam waktu lebih dari 12 (dua belas} bulan
setelah tanggal neraca dan maksimal selama 30 tahun. (Hani, 2024).

1. Pengakuan Hutang Jangka Panjang


Secara umum, Kewajiban Jangka Panjang diakui jika besar kemungkinan
bahwa pengeluaran sumber daya ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan
kewajiban yang ada sampai dengan tanggal pelaporan, dan perubahan atas
kewajiban tersebut mempunyai nilai penyelesaian yang dapat diukur dengan
andal. Kewajiban diakui pada saat dana pinjaman diterima oleh perusahaan
atau dikeluarkan oleh kreditur sesuai dengan kesepakatan, dan/ atau pada saat
kewajiban timbul.
2. Pengukuran Hutang Jangka Panjang
Secara umum, Kewajiban Jangka Panjang dicatat sebesar nilai nominal.
Apabila Kewajiban Jangka Panjang tersebut dalam bentuk mata uang asing
maka harus dijabarkan dan dinyatakan dalam mata uang Rupiah dengan
menggunakan kurs tengah bank sentral pada akhir periode pelaporan.

B. Timbulnya Hutang Jangka Panjang

Hutang jangka panjang umumnya timbul apabila perusahaan


membutuhkan tambahan dana. Apabila dana ini akan digunakan untuk investasi
dalam aktiva tetap yang akan memberikan hasil dalam jangka panjang seperti
misalnya untuk pembuatan gedung atau pembelian mesinmesin, maka dana yang
dibutuhkan sebaiknya diperoleh dari hutang jangka panjang atau modal sendiri.

Ditinjau dari sudut perusahaan yang membutuhkan dana, pinjaman berupa


obligasi memiliki beberapa keuntungan jika dibandingkan dengan apabila
perusahaan mengeluarkan saham. Keuntungan-keuntungan mengeluarkan obligasi
antara lain:

1. Pemegang obligasi (pemberi pinjaman) tidak mempunyai hak suara sehingga


tidak akan berpengaruh pada manajemen perusahaan.
2. Beban yang timbul dari obligasi yang berupa bunga, mungkin lebih rendah
dibandingkan dengan deviden yang harus dibayarkan kepada para pemegang
saham.
3. Menurut peraturan pajak penghasilan, bunga bisa dikurangkan dari
penghasilan untuk menentukan laba yang akan dikenakan pajak sehingga
bunga bisa memperkecil pajak penghasilan. Di lain pihak, deviden tidak
boleh dikurangkan sebagai beban, karena deviden dipandang sebagai
pembagian keuntungan.

C. Jenis-jenis Hutang Jangka Panjang

Di dalam praktik kita mempunyai berbagai jenis hutang jangka panjang,


tetapi pada umumnya hutang jangka panjang dapat dibedakan menjadi dua
golongan yaitu:
1. Hutang Hipotik
Adalah pinjaman yang harus dijamin dengan harta tidak bergerak. Di dalam
perjanjian hutang disebutkan kekayaan peminjam yang dijadikan jaminan
misalnya berupa tanah atas gedung. Jika peminjam tidak melunasi pinjaman
pada waktunya, maka pemberi pinjaman dapat menjual jaminan untuk
diperhitungkan dengan pinjaman yang bersangkutan.
2. Hutang Obligasi
Ialah hutang yang diperoleh melalui penjualan surat-surat obligasi. Pembeli
obligasi disebut pemegang obligasi yang bertindak sebagai pemberi pinjaman.
Dalam surat obligasi dan ketentuan-ketentuan lain sesuai dengan jenis
obligasi yang bersangkutan.

Pinjaman hipotik biasanya diambil jika dana yang diperlukan dapat


dipinjam dari satu sumber, misalnya dengan mengambil peinjaman dari suatu
bank tertentu. Kredit-kredit bank dengan jaminan harta tak bergerak adalah contoh
hipotik yang banyak dijumpai dalam praktik.
Mengingat pinjaman hipotik hanya diambil dari satu sumber maka
akuntansi untuk hipotik relatif sederhana, sebaliknya pinjaman obligasi
mengandung berbagai masalah dan variasi yang berpengaruh pula pada
akuntnasinya. Pembahasan dalam buku ini akan dititik beratkan pada akuntansi
untuk pinjaman obligasi.
D. Perhitungan dan Penyajian Hutang Jangka Panjang dalam Neraca
Berikut adalah ilustrasi penyajian Kewajiban Jangka Panjang pada neraca:

Perhitungan Obligasi:

1. Pengeluaran Obligasi Dengan Premi Dan Diskonto


Apabila tingkat bunga di pasaran lebih rendah dari tingkat bunga
obligasi, maka pembeli (investor) akan bersedia membayar dengan harga
harga lebih tinggi darui nilai nominal obligasi. Dengan perkataan lain investor
bersedia membayar dengan premi. Premi akan mengurangi beban bunga.
Sebaliknya diskonto akan menambah beban bunga.
Contoh:
Tanggal 20 Pebruari 2002 selesai dicetak 1.000 lembar obligasi yang
diotorisasikan untuk dijual, dengan nilai nominal Rp. 100.000,00 setiap
lembar. Bunga sebesar 12% setahun yang dibayarkan tiap–tiap tanggal 1/3
dan tanggal 1/9. Obligasi tersebut mulai berlaku tanggal 1 Maret 2003 sampai
dengan 1 Maret 2009 nanti.

1) Tanggal 1 Maret 2003 terjual 400 lembar obligasi dengan harga kurs
103%, dari transaksi ini dapat dibuat perhitungan sebagai berikut:
Harga kurs: 103 % x 400 x Rp. 100.000,00 = Rp.41.200.000,00
Bunga berjalan ----------------
Diterima tunai Rp. 41.200.000,00

Ayat Jurnal:
1 Maret 2003 Kas Rp. 41.200.000
Hutang Obligasi Rp. 40.000.000
Premi Obligasi Rp. 1.200.000

2. Pengeluaran Obligasi Di Antara Tanggal Bunga


Obligasi kadang-kadang dikeluarkan tidak bertepatan dengan tanggal
bunga tetapi pada suatu tanggal tertentu diantara dua tanggal bunga.
Mengingat bahwa bunga obligasi selalu dibayar untuk periode waktu tetap,
maka pembeli obligasi dikenakan bunga berjalan yaitu bunga antara
tanggal pembayaran bunga yang terakhir sampai dengan tanggal
pengeluaran (penjualan) obligasi.

Contoh:
2) Tanggal 1 Mei 2002 dijual lagi 200 lembar obligasi dengan kurs 97%.
Dari transaksi ini dapat dibuat perhitungan penjualan sebagai berikut:
Harga kurs = 97 % x 200 x Rp. 100.000,00 = Rp. 19.400.000,00
Bunga berjalan (2 bulan):
2/12 x 12 % x 200 x Rp. 100.000,00 Rp. 400.000,00
Diterima tunai Rp. 19.800.000,00

Ayat Jurnal:
1 Mei 2002 Kas Rp. 19.800.000
Diskonto Obligasi Rp. 600.000
Hutang Obligasi Rp. 20.000.000
Hutang Bunga Rp. 400.000

3) Tanggal 1 Juli 2002 terjual lagi 100 lembar obligasi dengan harga kurs
104%. Dari transaksi ini dapat dibuat perhitungan penjualan sebagai
berikut:
Harga kurs = 104 % x 100 x Rp. 100.000,00 = Rp. 10.400.000,00
Bunga berjalan =
4/12x x12x1000 x Rp.100.000,00 Rp. 400.000,00
Diterima tunai Rp. 10.800.000,00

Ayat Jurnal:
1 Juli 2002 Kas Rp. 10.800.000
Hutang Obligasi Rp. 10.000.000
Hutang Bunga Rp. 400.000
Premi Obligasi Rp. 400.000

Soal Latihan:
PT.ARVA menjual obligasi nilai nominal Rp.300.000.000 dengan bunga 20%
pertahun kepada PT.Raya seharga Rp.320.000.000. Obligasi ini tidak
diperdagangkan di bursa efek. Buatlah jurnal saat Penerbitan, Pembayaran Bunga
dan Saat Pelunasan untuk kedua PT tersebut!.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hutang adalah kewajiban perusahaan yang timbul karena tindakan atau
transaksi–transaksi di masa lampau untuk memperoleh aktiva atau jasa, yang
pelunasannya baru akan dilakukan di masa yang akan datang, baik dengan
penyerahan uamg tunai, aktiva-aktiva tertentu lainnya, jasa maupun dengan
menciptakan hutang baru.

Hutang jangka pendek adalah kewajiban-kewajiban yang harus dilunasi


dalam jangka waktu tidak lebih dari satu tahun atau tidak lebih dari satu siklus
operasi perusahaan. Sementara, hutang jangka panjang adalah kewajiban-
kewajiban yang harus dilunasi dalam jangka waktu lebih dari satu tahun atau lebih
dari satu siklus operasi perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA

Dian Anita Nuswantara. 2020. Mengerjakan Prosedur Akuntansi Hutang


Jangka Pendek & Panjang. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional. Kode Modul: AK.26.E.6,7
Yulia, S.E., M.M. 2021. Modul Akuntansi Keuangan Menengah.
Universitas Bina Sarana Informatika.
Jdih.kemenkeu.go.id

Anda mungkin juga menyukai