Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkawinan silang pertama kali ditemukan oleh George John Mendel

(1822-1884) yang lahir di Heinzendrof pada tahun 1822 dan tinggal di

Cekoslavia. George John Mendel adalah seorang pendeta pada tahun 1851 ia

dikirim ke Universitas Wina untuk belajar ilmu pngetahuan alam, tetapi dia tidak

mendapatkan nilai baik untuk fisika dan matematika. Ketika ia kembali ke kota

Burnn mulailah ia pada tahun 1857 mengumpulkan beberapa jenis ercis (Pisum

sativum). Di kebun biaranya, ia menanam tanaman ercis untuk mempelajari

perbedaan satu dengan yang lainnya dan melakukan perkawinan silang pada

tanaman tersebut. Setelah kurang lebih tujuh tahun lamanya ia mengadakan

pengamatan secara teliti dan seksama. Maka pada tahun 1865 ia membawa hasil

percobaannya pada pertemuan ilmiah yang diselenggarakan oleh perhimpunan

pengetahuan alam di Burnn. Pada tahun 1866, karya ilmu Mendel itu dicatat oleh

perhimpunan tersebut yang kemudian menyebarluaskannya ke berbagai

perpustakaan di Eropa dan Amerika (Campbell. 1997: 55).

Genetika merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang keturunan dan

pewarisan sifat pada makhluk hidup. Dalam genetika terdapat gen yang berfungsi

menyampaikan informasi genetika pada keturunan berikutnya. Oleh Karena itu

setiap keturunan akan mempunyai fenotip maupun genotip yang hampir sama

atau hasil campuran sifat sifat indukya. Sifat yang dapat diamati disebut fenotip.

Sedangkan yang tidak dapat diamati disebut genotip yang berupa susunan genetik

suatu individu (Pratiwi, 1997: 70).

Dalam ilmu genetika terdapat suatu istilah yang disebut homozigot dan

heterozigot. Homozigot adalah sifat suatu individu yang genotipnya terdiri atas
gen-gen yang sama dari setiap gen yang sama, misalnya RR,rr,MM,NN.

Sedangkan heterozigot adalah sifat suat individu yang genotipnya terdiri atas

gen-gen yang berlainan dari tiap jenis gen, misalnya Rr,Mm,Nn, dan Tt

(Sudjino,1998: 77)

Mendel mengembangkan suatu model untuk menjelaskan pola pewarisan

sifat 3:1 yang secara konsisten muncul pada keturunan F2 pada percobaannya

dengan ercis. Ia mendeskripsikan hukum segregasi yaitu “Dua alel untuk suatu

karakter terwariskan bersegregasi (memisah) selama pembentukan gamet dan

akhirnya berada dalam gamet-gamet yang berbeda (Campbell,2008: 57).

Hipotesis alternatifnya adalah kedua pasangan alel bersegrasi secara bebas

suatu sama lain. Contoh: yang diambil tanaman F1 akan menghasilkan empat

kelas gamet dalam kuantitas sebanding YR,Yr,Yr DAN YR. Jika sperma dari

keempat kelas, akan ada 16(4 x 4) kombinasi, kombinasi ini membentuk kategori

fenotip 9:3:3:1 (persilangan dihybrid). Hasil percobaan dihybrid Mendel

merupakan dasar Hukum Mendel II (Hukum Asortasi) “Setiap pasangan alel

bersegresi secara bebas terhadap pasangan alel-alel lain selama pembentukan

gamet” (Campbell. 2008: 57).

B. Maksud dan Tujuan

1. Maksud Percobaan

Untuk mengetahui dan memahami konsep hukum Mendel yang terjadi

pada makhluk hidup dan implementasinya dalam kehidupan.

2. Tujuan Percobaan

Menetukan angka angka perbandingan fenotip dengan simulasi menurut

hukum Mendel dan membuat diagram penytilangan pada monohybrid dan

dihybrid.

C. Prinsip Percobaan
Melakukan penyilangan model gamet untuk menentukan angka-angka

perbandinangan fenotip dan mendeskripsikan pada diagram penyilangan hukum

Mendel.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Umum

Masalah penurunan sifat mendapat perhatian banyak peneliti. Peneliti

yang paling populer adalah Gregor Johann Mendel mulai melakukan penelitian

dan melakukan penelitian dengan meletakkan dasar dasar hereditas. Ilmuan ini

menemukan prinsip dasar pewarisan melakukan percobaan yang dilakukan

dengan cermat dan pembiakan silang. Hukum Mendel menghasilkan Hukum

Mendel I dan Hukum Mendel II (Arman. 2001: 67).

Ilmu pengetahuan modern tentang genetika berawal dari penemuan Gregor

Mendel tentang ciri-ciri faktor keturunan yang ditentukan oleh unit dasar yang

diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya, yang disebut unit genetik atau

gen, yaitu bahan yang mempunyai persyaratan: (1) diwariskan dari generasi ke

generasi dimana keturunannya mempunyai persamaan fisik dari materi tersebut;

(2) membawa informasi yang berkaitan dengan struktur, fungsi dan sifat-sifat

biologi yang lain. Agar kita memiliki pemahaman yang cukup tentang pewarisan

sifat maka dalam bab ini akan dibahas tentang konsep genetik sebelum Mendel,

konsep gen dan teori kromosom, simbol dan terminologi, genetika Mendel, teori

kemungkinan dan penyelesaian matematis dalam genetika, dan diluar genetika

Mendel. Disamping itu pada bab ini juga kita perlu memahami bagaimana

sesungguhnya fenomena tentang pewarisan sifat yang ada dalam ayat-ayat al-

Qur’an (Hala,dkk. 2006: 123).

Hukum Mendel I dikenal sebagai hukum segregasi selama proses meiosis

berlangsung, pasangan-pasangan kromosom homolog saling berpisah dan tidak

berpasangan lagi. Setiap set kromosom itu terkandung di dalam satu sel gamet.
Proses pemisahan gen secara bebas dikenal sebagai segregasi bebas. Hukum

Mendel I dikaji dari persilangan monohibrid (Syamsuri. 2004: 101).

Hukum Mendel I berlaku pada gametosis F1. F1 itu memiliki fenotip

heterozigot. Baik pada bunga betina maupun benang sari, terbentuk dua macam

gamet. Maka kalau terjadi penyerbukan sendiri (F1 x F1) terdapat empat macam

perkawinan (Wildan. 1996: 76).

Mendel melakukan persilangan monohibrid dengan tujuan mengetahui

pada pewarisan sifat dari tetua kepada generasi berikutnya. Persilangan ini untuk

membuktikan hukum Mendel yang menyatakan bahwa “Pasangan alel pada proses

pembentukan sel gamet dapat memisah secara bebas”. Hukum Mendel I ini

disebut hukum segregasi (Idam. 2004: 29).

Dalam Hukum Mendel II yang dikenal sebagai The law of independent

assortment of genes atau hukum pengelompokan secara bebas dinyatakan bahwa

selama pembentukan gamet gen-gen sealel akan memisah secara bebas dan

mengelompok dengan gen lainnya yang bukan alelnya. Pembentukan hukum ini

dipakai pada dihybrid atau polihibrid yaitu persilangan dua individu yang

memiliki dua sifat beda dan atau lebih (Wildan. 1996: 137).

Pada galur murni akan menampilkan sifat-sifat dominan (alel AA) maupun

sifat resesif (aa) dari suatu karakter tertentu. Bila disilangkan F1 akan mempunyai

kedua macam alel (Aa) tetapi menampilkan sifat dominan (apabila dominan

lengkap). Sedangkan individu heterozigot (F1) menghasilkan gamet-gamet,

setengahnya mempunyai alel dominan A, setengahnya mempunyai alel resesif.

Denagn rekomendasi antara gaet-gaet secara rambang populasi F2 menampilkan

sifat sifat dominan dan sifat resesif dengan nisbah yang diramalkan. Nisbah

fenotipe yaitu tiga dominan (AA atau aa) 1 resesif (aa). Nisbah genotipe yaitu
satu dominan lengkap (AA) dua hibrida (Aa). I resesif lengkap (aa) (Crowder.

1997: 33)

Hipotesis Mendel telah menjelaskan seluruh fakta yang diketahui, juga

mengarah kepada peramalan fakta. Fakta yang belum ditemukan , ketika fakta-

fakta yang diramalkan ini ditemukan, hipotesis mendel itu sangat diperkuat. Suatu

hipotesis yang menerangkan semua fakta yang diketahui dalam suatu keadaan dan

secara berhasil meramalkan fakta-fakta baru disebut teori. Jika suatu teori

berlanjut untuk memenuhi fungsi-fungsinya yang bersifat meerangkan dan

meramalkan maka akhirnya dapat disebut kaidah. Dan di antara asumsi Mendel

disebut hukum Mendel (Kimball. 1983: 226).

Bilamana gamet-gamet (spora pada tumbuhan) terbentuk karena meiosis,

pasangan-pasangan gen menjadi terpisah dan distribusikan satu per satu kepada

setiap gamet atau spora (Hukum Mendel tentang segregasi ) (Kimball. 1983: 229).

Mendel menemukan bahwa pewarisan suatu pasangan gen sama sekali

tidak bergantung pada pewarisan pasangan lainnya (hukum pemilihan bebas).

Seperti yang akan segera kita ketahui, kini kita ketahui bahwa hal ini hanyalah

demikian bila dua pasang gen yang bersangkutan terdapat pada

kromosom-kromosom terpisah atau agak berjauhan pada kromosom yang sama

(Kimball. 1983: 230).

Pada percobaan Mendel melakukan persilangan ini dan memanen 315

ercis bulat kuning, 101 ercis keriput kuning, 108 bulat hijau dan 32 ercis keriput

hijau. Ciri khas karya Mendel yang cermat ialah bahwa ia lalu menanam semua

ercis ini dan membuktikan adanya empat genotipe yang terpisah di antara setiap

ercis dengan kombinasinya baru ciri cirinya. Hanyalah 32 ercis keriput hijau yang

merupakan genotip tunggal. Hasil-hasil ini membuat Mendel mendirikan

hipotesisnya yang terakhir (Hukum Mendel kedua). Distribusi satu pasang faktor
tidak bergantng pada distribusi pasangan yang lain. Hal ini dikenal sebagai hukum

pemilihan bebas (Kimball. 1983: 227).

Konsep tentang gen sebenarnya telah digambarkan secara implisit oleh

Mendel sebagai faktor dasar yang berperanan dalam perkembangan sifat. Ia

sendiri belum mengetahui bentuk maupun susunan faktor keturunan tersebut dan

hanya menyebutnya sebagai faktor penentu. Istilah gen dipakai oleh

W.L.Johannsen (1857-1927), yang berasal dari suku kata terakhir pangen, istilah

yang dikemukakan oleh Darwin William Bateson (1861-1926) menggunakan

istilah alel untuk pasangan gen seperti yang digambarkan oleh Mendel.

Penelitian-penelitian yang dilakukan oleh Lucien Cuenot (Perancis) (Hala,dkk.

2006: 129).

Orang yang pertama mengadakan percobaan perkawinan silang ialah

Gregor Johann Mendel, soerang biarawan Australia yang hidup pada tahun

1822-1884, dan dia dikenal sebagai pencipta atau bapak genetika (Suryo. 2008:

88).

Beliau melakukan serangkaian percobaan persilangan pada kacang ercis

(Pisum sativum). Dari percobaan yang dilakukan selama bertahun-tahun tersebut,

Mendel berhasil menemukan prinsip-prinsip pewarisan sifat yang kemudian

menjadi landasan utama bagi perkembangan genetika sebagai suatu cabang ilmu

pengetahuan. Mendel telah memilih tanaman ercis untuk percobaannya karena

tanaman ini hidupnya tidak lama (merupakan tanaman setahun), mudah tumbuh

dan mudah disilangkan. Tanaman ercis memiliki bunga sempurna, yang berarti

pada bunga ini terdapat benang sari (alat kelamin jantan) dan putik (alat kelamin

betina), sehingga biasanya terjadi penyerbukan sendiri. Perkawinan silang dapat

berlangsung beberapa generasi terus menerus akan menghasilkan keturunan yang

selalu memiliki sifat keturunan yang sama dengan induknya (Suryo. 2008: 89).
Teori tentang pewarisan sifat ini dikenal dengan nama hukum Mendel.

Hukum pertama Mendel yang dikenal sebagai hukum pemisahan gen sealel (The

law of segregation of Allelic genes priciples of segregation) yang berbunyi

“Semasa pembentukan gamet pasangan alel suatu gen terpisah dan terdapat dalam

gamet yang berlainan”. Hukum Mendel I adalah perkawinan dua tetua yang

memiliki satu sifat beda (monohibrid) (Syamsuri. 2004: 98).

Istilah-istilah dalam ilmu genetika yaitu; gen, nukleotida tertentu dengan

panjang tertentu yang mengkode satu protein yang menentukan sifat. Kromosom,

hasil kondensasi dari kromatin yang terdiri atas lengan dan sentomer. Hibridisasi

atau pembastaran yaitu perkawinan dua individu yang mempunyai sifat beda

(monohibrid: 1 sifat beda, dihibrid 2 sifat beda, dan seterusnya). Gamet, sel

kelamin hasil pembelahan, reduksi dengan kualitas kromosom haploid. Gamet

atau sel kelamin ini mempunyai separuh dari jumlah kromosom yang terdapat di

dalam sel somatik, sehingga disebut bersifat haploid (n kromosom). Fenotip, sifat

keturunan pada individu yang dapat diamati (warna, bentuk, dan sebagainya).

Genotip, susunan genetik yang tidak nampak dan dinyatakan dengan simbol (AA,

Ab). Homozigot, individu yang genotipnya tersusun dari gen-gen semacam (aa,

BB). Heterozigot, individu yang genotipnya tersusun dari gen-gen yang berlainan

tetapi sejenis (Aa). Dominan, sifat yang mengalahkan/ menutupi sifat lain.

Resesif, sifat yang dikalahkan/ ditutupi sifat lain. Intermediet, sifat diantara kedua

tanaman induk. Parental (P), induk (orang tua). Filial (F), keturunan (F 1, F2, dan

seterusnya). Alel, anggota dari sepasang gen, yang biasanya memberi pengaruh

berlawanan menemukan bahwa interaks-interaksi gen berlangsung melalui

perkawinan atau persilangan, baik pada tumbuhan maupun pada hewan dan

manusia (Hala,dkk. 2006: 130).


Hasil perkawinan atau persilangan (crossing) dari dua varietas galur murni

disebut hibridisasi (hybridization). Induk galur murni disebut generasi P (parental)

sedangkan keturunan yang bersifat hibrid merupakan generasi F1 (generasi filial

pertama) dan F1 melakukan penyerbukan sendiri menghasilkan F2 (filial kedua)

(Campbell. 2008: 108)

Hukum Mendel I (hukum segregasi) “Pada waktu pembentukan gamet,

terjadi pemisahan (segregasi) alel secara bebas dari diploid (2n) menjadi haploid

(n)”. Hukum Mendel II “Pada waktu pembentukan gamet, alel-alel berbeda yang

telah bersegresi bebas akan bergabung secara bebas membentuk genotip dengan

kombinasi-kombinasi alel yang berbeda (Team teaching. 2014: 80).

Alel memisah (segregasi) satu dari yang lain selama pembentukan gamet

dan diwariskan secara random ke dalam gamet-gamet yang sama jumlahnya.

Sebagian dasar segregasi satu pasang alel terletak pada lokus yang sama dari

kromosom homolog. Kromosom homolog ini memisah secara bebas pada anafase

I dari meiosis dan tersebar ke dalam gamet gamet yang berbeda (Crowder. 1993:

35).
BAB III
METODE KERJA

A. Alat dan Bahan


1. Alat
Tidak ada alat khusus yang digunkan dalam praktikum ini.
2. Bahan
Bahan yang digunakan pada saat praktikum yaitu: kacang hijau (Phaseolus
radiates), kacang kedelai (), kacang merah (Phaseolus vulgaris), kacang tanah
(Arachis hypogea).
B. Cara Kerja
1. Penyilangan Dihibrid
a. Disiapkan alat dan bahan
b. Dimasukkan ke dalam wadah A dan B masing masing 50 butir model gen
warna merah (M), 50 butir model gen warna putih (m), 50 butir model gen warna
hitam (B) dan 50 butir model gen warna kuning (b)
c. Ditandai wadah A sebagai induk jantan dan wadah B untuk betina
d. Dalam masing masing wadah A dan B digabungkan:
Model gen M dan B sehingga model gamet MB sebanyak 25 buah
Model gen M dan b sehingga model gamet Mb sebanyak 25 buah
Model gen m dan B sehingga model gamet mB sebanyak 25 buah
Model gen m dan b sehingga model gamet mb sebanyak 25 buah
e. Kecoklah tiap tiap wadah tersebut, sehingga seluruh model gamet itu
tercampur
f. Dengan mata tertutup diambillah secara serentak model gamet dari wadah
A dan wadah B masing-masing sebuah berulang kali sampai habis.
g. Diamati model gamet yang terambil kemudian dicatat kode rangkaian
model gamet itu ke dalam tabel hasil pengamatan.
2. Penyilangan Monohibrid
a. Disiapakn alat dan bahan
b. Ditempatkan dalam dua buah kotak masing masing 100 butir model gen merah (M)
dan 100 butir model gen putih (m), sehingga ketika dipasangkan diperoleh 100
genotipe (Mm)
c. Dimasukkan 50 genotipe Mm ke wadah jantan dan 50 genotipe Mm ke wadah
betina
d. Dikocok wadah jantan dan betina
e. Diambil genotipe pada setiap wadah secara satu persatu
f. Dicatat kode rangkaian model gamet ke dalam table pengamatan

BAB IV
HASIL PENGAMATAN

A. Tabel Pengamatan
1. Penyilangan Monohibrid
No Fenotipe Genotipe Jumlah
1 Merah – Merah MM 24
2 Merah – Putih Mm 49
3 Putih - Putih mm 27

2. Penyilangan Dihibrid
No Fenotipe Genotipe Jumlah
1 Merah – Besar MMBb 13
MMBB 7
MmBB 13
MmBb 18
2 Merah – Kecil MMbb 8
Mmbb 13
3 Putih – Besar mmBb 11
mmBB 10
4 Putih - Kecil mmbb 7

B. Pembahasan
Istilah istilah dalamilmu genetika yaitu; Gen, nukleotida tertentu dengan
panjang tertentu yang mengkode satu protein yang menentukan sifat. Kromosom,
hasil kondensasi dari kromatin yang terdiri atas lengan dan senttomer. Hibridisasi
atau pembastaran perkawinan dua individu yang mempunyai Sifat beda
(monohybrid : 1 sifat beda, dihibrid 2 sifat beda, dan seterusnya). . Gamet, sel
kelamin hasil pembelahan, reduksi dengan kualitas kromosom haploid. Gamet
atau sel kelamin ini mempunyai separoh dari jumlah kromosom yang terdapat di
dalam sel somatik, sehingga disebut bersifat haploid (n kromosom). Fenotip, sifat
keturunan pada individu yang dapat diamati (warna, bentuk dan sebagainya).
Genotip, susunan genetik yang tidak nampak dan dinyatakan dengan simbol (AA,
Ab). Homozigot, individu yang genotipnya tersusun dari gen-gen semacam (aa,
BB). Heterozigot, individu yang genotipnya tersusun dari gen-gen yang berlainan
tetapi sejenis (Aa). Dominan, sifat yang mengalahkan/ menutupi sifat lain.
Resesif, sifat yang dikalahkan/ ditutupi sifat lain. . Intermedier, sifat diantara
kedua tanaman induk. Parental (P), induk (orang tua). Filial (F), keturunan (F 1,
F2 dan seterusnya). Alel, anggota dari sepasang gen, yang biasanya memberi
pengaruh berlawanan menemukan bahwa interaksbinteraksi gen berlangsung
melalui perkawinan atau persilangan, baik pada tumbuhan maupun pada hewan
dan manusia. (UIN)
Cara kerja pengamatan monohybrid yaitu dimasukkan 100 gen merah (M)
dan 100 butir model gen putih (m) dalam hal inikita menggunkan kacang merah
yang dilambangkan sebagai M dan kacang hijau yang dilambangkan m. Kemudian
kedua macam gen dipasangkan menggunakan selotip sehingga memperoleh 100
genotipe Mm. Dimasukkan 50 genotipe Mm di wadah A (parental jantan) dan
wadah B (parental betina). Dipisahkan genotipenya sehingga menjadi 50 genotipe
M dan 50 genotipe m. Dikocok kedua wadah tersebut . Diambil genotype dari
kedua wadah A dan B secara bersamaan dengan mata tertutup. Dicatat pada table
kode rangkaian mendel gamet yang telah diambil.
Tujuan dari pengamatna persilngan monohybrid yaitu untuk menentukan
perbandingan dan nisbah dari persilangan tersebut jika hanya satu sifat beda.
Alasan perlakuan yaitu gamet yang digabungkan kemudian dimasukkan ke
dalam wadah untuk menentukan gamet parental jantan dan betina.
Cara keja pengamatan dihybrid yaitu dimasukkan 50 butir genotype M, 50
butir geotipe m, 50 butir genotype B, dan 50 butir genotype b. Pada wadah A dan
B. Pada percobaan kali ini digunakan kacang merah sebagai M, kacang hijau
sebagai m, Kacang tanah sebagai B dan kacang tanah kedelai sebagi b. Kemudian
gamet digabungkan (disambungkan menggunakan selotip). Gamet MB sebanyak
25 buah, gamet Mb sebanyak 25 buah, gamet Mb sebanyak 25 buah, dan gamet
mb sebanyak 25 buah., pada masing masing wadah. Wadah tersebut dikocok dan
diambil gamet pada setiap wadah dengan mata tertutup kemudian dicatat kode
rangkaian model gamet ke dalam tabel pengamatan.
Tujuan dari pengamatn dihybrid yaitu untuk menentukan perbandinagn
dan nisbah dari persilangan dengan dua sifat beda.
Alasan perlakuan yaitu gamet yang digabungkan kemudian dimasukkan ke
dalam wadah untuk menentukan gamet parental jantan dan betina. Pada saat
pengambilan dengan mata tertutup untuk menyilangkan gamet parental jantan dan
betina.
Dari pengamatan pertama yaitu persilanagan monohybrid didapatkan hasil
yaitu persilangan gamet yang menghasilkan fenotipe merah yaitu sebanyak 24
buah dengan genitipe MM, 49 buah dengan genotype Mm dan 27 buah dengan
genotype mm. Dari hasil pengamatn didapatkan perbandinagn fentipe 73:27
(mendekati nisbah fenotipe mendel 3:1). Dan perbaningan genotype 24:49:27
(mendekati nisbah genitipe mendel 1:2:1).
Dari pengamatn kedua, yaitu persilangan dihibeid didapatkan hasil 51
buah dengan genotype MM, sebanyak 21 buah dengan genotype Mm, sebnayak
21 buah dengan genotype mM, dan 7 buah dengan genotype mm. Dari hasil
pengamatan ini didapatkan perbandingan fenotipe yaitu 51:21:21:7 (mendekati
nisbah fenotipe mendel 9:3:3:1) .
Fenotipe merah dan besar memiliki kemungkinan terbesar akan dihasilkan
dari persilanagn dengan persentase yaitu 51%. Fenotipe merah kecil dan putih
besar memiliki kemnungkina akan muncul dengan persentase 21 % dan putih
kecil memiliki persentase kemungkinan 7%. Fenotipe merah besar merupakan
sifat dominan dan mampu mengalahkan sifat lainj sehingga persentasenya besar
dan fenotipe putih kecil merupakan sifat resesif dan merupakan sifat yang
kemungkinannya kecil untuk muncul pada suatu individu.
Berdasarkan literature (Kimball.1983:238) menyatakan bahwa mendel
yang melakukan persilanagn monohybrid mendapatkan kemungkinan terbesar
yang akan dihasilkan yaitu sifat yang paling dominan dan kemungkinann terkecil
yaitu sifat resesif. Begitupun dengan persilangan monohybrid . Adapun
persilanagn yang dihasilkan pada persilanagn monohybrid adalah perbandinagn
fenotipe 3:1 dan perbandinagn genotipe 1:2:1 hasil ini sama atas apa yang telah
didapatkan. Dan pada perbandingan yang dilakukan mendel pada persilangn
dihybrid yang perbandinagn 9:3:3:1. Hal ini juga mendekati dari hasil pengamatn
yang didapatkan.
Pada percobaan ini, factor kesaalahan tidak terlalu memengaruhi
percobaan ini. Karena percobaan ini merupakn percobaan dengan sifat simulasi,
olehnya factor kesalahan sulit untuk ditentukan.
Hubungan percobaan ini dengan bidang farmasi adalah penggabungan
kedua sifat tanaman melalui persilanagn mislanya manga harum dan disilangkan
dengan manga apel. Kedua tanaman tersebut memiliki zat campuran atau zat
khusus
Jauh sebelum Mendel mendeklarasikan hukum hukumnya Al-qur”an telah
menjelaskannya di dalam QS. Al-faatir/35:28 .

ٌ ُ‫يز َغف‬
.‫ور‬ َّ ‫َّللاَ ِم أن ِعبَا ِد ِه أالعُلَ َماء إِ َّن‬
ٌ ‫َّللاَ َع ِز‬ َّ ‫ف أ َ أل َوانُهُ َكذَلِكَ إِنَّ َما يَ أخشَى‬
ٌ ‫اب َو أاْل َ أنعَ ِام ُم أختَ ِل‬ ِ َّ‫َو ِمنَ الن‬
ِ ‫اس َوالد ََّو‬

“Dan demikian (pula) diantara manusia, makhluk yang bergerak yang


bernyawa dan hewan hewan ternak ada yang bermacam macam warnanyan (dan
jenisnya). Diantara hamba hamba Allah yang takut kepada-Nya hanalah para
ulama. Sungguh, Allah Mahaperkasa Maha pengampun”
Selain itu Allah juga telah menjelaskan di dalm QS. Al-hujrat/49:13.
‫ارفوا َوقَبَائِ َل شعوبًا َو َج َع ْلنَاك ْم َوأ ْنثَى ذَكَر ِم ْن َخلَ ْقنَاك ْم ِإنَّا النَّاس أَيُّ َها يَا‬
َ ‫ّللاِ ِع ْندَ أ َ ْك َر َمك ْم ِإ َّن ۚ ِلت َ َع‬
َّ ‫ۚ أَتْقَاك ْم‬
‫ّللاَ ِإ َّن‬
َّ ‫َخ ِبير َع ِليم‬
“Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang
laki laki dan seorang perempuan, kemudian kami jadikan kamu berbangsa bangsa
dan bersuku suku agar akmu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia
diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa. Sungguh, Allah
Maha Mengetahui , Maha teliti.”
Ayat tersebut di atas menjelaskan tentang keanekaragaman dan variasi
pada makhluk hidup. Keanekaragaman makhluk hidup terlihat dengan adanya
perbedaan bentuk, ukuran, struktur, warna, fungsi tubuh dengan organ-organnya,
dan habitatnya. Pada makhluk hidup terdapat persamaan dan perbedaan antara
yang satu dengan yang lainnya. Diantara makhluk hidup yang menghuni bumi ini
tidak ditemukan adanya dua jenis individu yang persis sama, walaupun berasal
dari satu induk Perbedaan dan persamaan makhluk hidup pada jenis yang sama
disebut varian. Ungkapan dalam Al Quran pada surat Al-Faatir/35:28, khusunya
bermacam-macam warnanya, adalah ungkapan yang mempresentasikan adanya
variasi pada makhluk hidup. Fenomena seperti ini dapat diamati pada berbagai
makhluk hidup, misalnya; manusia sama-sama mempunyai hidung, pipi, dan
rambut, akan tetapi kesemuanya menunjukkan sifat dan Ciri khas dari masing-
masing individu. Ada yang berhidung mancung dan ada pula yang tidak
berhidung mancung, ada yang berambut keriting dan ada pula yang berambut
lurus dan lain lain sebagainya.

Al qur’an menytakan secara eksplisit bahwa interaksi gen berlangsung melalui


perkawinan atau persilangan, baik pada tumbuhan maupun pada hewan dan
manusia. Hal ini terdapat dalam QS. Al-Hijr/15:22.

ِ ‫اء َما ًء فَأ َ ْس َق ْينَاكموه َو َما أ َ ْنت ْم َله بِخ‬


َ‫َازنِين‬ َّ ‫الريَا َح لَ َواقِ َح فَأ َ ْنزَ ْلنَا ِمنَ ال‬
ِ ‫س َم‬ ِ ‫س ْلنَا‬
َ ‫َوأ َ ْر‬

“Dan kami telah meniupkan angina untuk mengawinkan dan kami


turunkan hujan dari langit , lalu kami beri kamu minum denagn (air) itu , dan
bukanlah kamu yang menyimpannya.”

Perkawinan pada berbagai makhluk hidup hanya dapat berlangsung pada


species yang sama, sedangkan perkawinan di luar jenis pada kasus tertentu
menghasilkan keturunan, namun bersifat steril seperti hasil perkawinan antara
kuda dan keledai yang melahirkan bagal. Perkawinan dalam species terungkap
dalam QS. Ar-rum/30:21

‫ذَلِكَ فِي إِ َّن ۚ َو َرحْ َمةً َم َودَّة ً بَ ْينَك ْم َو َجعَ َل إِلَ ْي َها ِلتَسْكنوا أ َ ْز َوا ًجا أ َ ْنفسِك ْم ِم ْن لَك ْم َخلَقَ أ َ ْن آيَاتِ ِه َو ِم ْن‬
‫يَتَ َف َّكرونَ ِلقَ ْوم ََليَات‬

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan


untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa
tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi
kaum yang berfikir.”

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa rasio
perbandingan fenotipe persilangan monohybrid adalah 3:1. Rasio perbandingan
fenotipe persilangan dihybrid adalah 9:3:3:1. Sifat yqng mengalahkan atau menutupi
sifat lain disebut domain dan sifat yang tertutupi atau dikalahkan disebut resesif.

B. Saran
1. Asisten
Bimbingan dalam setiap praktikum sangat dibutuhkan agar tidak terjadi kesalahan
dalam praktikum dan terwujudnya tujian dari praktikum serta efesiensi waktu yang
dilakukan dalam setiap praktikum.

2. Laboratorium
Laboratorium suda cukup nyaman , namun kurangnya alat laoratorium khususnya
yang biasa digunakan dalam percoban mendel ialah kancing genetika, belum
tersedia dalam laboratorium, sehingga digunakan alternative lain dengan
menggunakan kacang kacangan agar terlaksananya praktikum.

DAFTAR PUSTAKA

Arman.2001.Biologi Dasar. Makassar: UIN Alauddin Makassar


Campbell.1997.Biologi Jilid I.Jakarta:Erlangga
Crowder,L.V.1997.Genetika Tumbuhan. Yogyakarta:UGM Press
Hala,Yusmina,dkk.2006.Biologi Umum 1.Makassar: UIN Alauddin Makassar
Idam.2004.Buku Ajar Biologi Umum.Jakarta:Erlangga
Istamar,Syamsuri.2004.Biologi.Jakarta: Erlangga
Kimball.1983.Biologi Edisi Jilid I. Jakarta: Erlangga
Pratiwi.1997.Genetika Tumbuhan.Jakarta:Erlangga
Suryo.2008.Genetika.Yogyakarta:UGM
Teaching,Team.2004.Mata Kuliah Biologi.Gorontalo:Universitas Negeri
Gorontalo
Yatim,Wildan.1996.Genetika.Bandung:Tarsito
SKEMA KERJA

A. Percobaan monohybrid
Disiapkan
100 gamet M dan 100 gamet m

Dipasangkan 100
gamet menjadi Mm

Dimasukkan ke dalam wadah A dan B

50 Mm,
50 Mm,
A
B

Dipisahkan menjadi
50 ganet M,50 gamet m
50 M 50 M
50 m 50 m
Dikocok

Diambil secara bersamaan


pada wadah A dan wadah B
dengan mata tertutup

B. Percobaan Dihybrid
Dimasukkan dalam wadah A dan B,
50 gamet M, 50 gamet m,
50 gamet B,dan 50 gamet b

50 M 50 M
50 m 50 m
50 B 50 B
50 b 50 b

Dipasangkan setiap gamet

25 MB 25 MB
25 Mb 25 Mb
25 mB 25 mB
25mb 25mb

Dikocok

Diambil secara bersmaan


Pada wadah A dan wadah B
Dengan mata tertutup
LAMPIRAN

Kacang tanah: B Kacang kedelai: b Kacang hijau: m Kacang merah:M

Persilangan Monohibrid

Kacang hijau : m Kacang merah:M

Persilangan dihybrid

Gamet MB Gamet Mb Gamet mb Gamet mB

Anda mungkin juga menyukai