Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

AL - MU’TALIF WA AL - MUKHTALIF
Tugas Mata Kuliah Ilmu Rijal Hadis
Dosen Pengampu : Adi Abdullah Muslim,Lc,.M.A,Hum.

Disusun Oleh :
1. Dwi Nugroho ( 3220010 )
2. Ikhsan

PROGRAM STUDI ILMU HADIS

FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI K.H. ABDURRAHMAN WAHID

PEKALONGAN

2024
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Studi hadis, sebagai salah satu disiplin utama dalam ilmu keislaman, telah
menjadi fokus penting dalam pemahaman dan praktik agama Islam 1. Ilmu Rijalul
Hadis, atau yang dikenal sebagai ilmu perawi hadis, memainkan peran kunci dalam
mengevaluasi keandalan dan keotentisan hadis-hadis yang disampaikan oleh para
perawi. Salah satu konsep yang relevan dan penting dalam konteks ilmu Rijalul Hadis
adalah "Al Mu'talif wa Al Mukhtalif", yang secara harfiah berarti "Yang Menyatu
dan Yang Berbeda".
Dalam penelitian ilmu Rijal Hadis, salah satu aspek yang sering kali menarik
perhatian para ahli tetapi juga menantang adalah variasi dalam penulisan atau bacaan
nama-nama perawi hadis. Meskipun sering kali dianggap sebagai perincian kecil,
namun konsep "Al Mu'talif wa Al Mukhtalif" memberikan penekanan pada
keragaman bentuk tulisan nama perawi, meskipun dengan bunyi yang berbeda. Hal
ini menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana pengaruh variasi ini terhadap
penelitian, evaluasi, dan interpretasi riwayat hadis dalam tradisi Islam 2.
Dalam konteks ilmu Rijal Hadis, "Al Mu'talif wa Al Mukhtalif" mewakili
pentingnya memperhatikan perbedaan-perbedaan kecil dalam penulisan nama-nama
perawi hadis. Meskipun secara visual nama-nama tersebut mungkin tampak serupa
atau identik, namun variasi dalam bacaan atau pelafalannya dapat mencerminkan
perbedaan dalam sumber-sumber transmisi hadis.3
Makalah ini bertujuan untuk mengeksplorasi secara mendalam tentang
signifikansi, implikasi, dan relevansi konsep "Al Mu'talif wa Al Mukhtalif" dalam
ilmu Rijal Hadis. Dengan memahami lebih baik keragaman dalam penulisan atau
bacaan nama-nama perawi hadis, diharapkan makalah ini dapat memberikan
wawasan yang lebih luas tentang kompleksitas penelitian hadis dan kontribusi
1
"The study of Hadith, as one of the major disciplines in Islamic studies, has become a
significant focus in the understanding and practice of the Islamic religion." Brown, J. A. C. (2007).
"What is a Hadith? The Prophet and the Construction of Hadith." Bulletin of the School of Oriental
and African Studies, 70(2), 255-269.
2
Razak, Mohd Solleh bin Ab, dan Roshimah binti Shamsudin. “The Concept And
Implementation Of Al-Tawaqquf In Mukhtalif Al-Hadith” (2020): 787–796.
3
Al-Rifai, Ahmad. (2019). "Diversity in Hadith Narrators: The Concept of Al Mu'talif wa Al
Mukhtalif." International Journal of Islamic Studies, vol. 12, no. 2, pp. 78-91.
1
penting konsep ini dalam memahami serta menafsirkan warisan hadis Islam secara
lebih holistik. Dengan demikian, pemahaman yang lebih mendalam terhadap konsep
ini akan memperkaya pemahaman kita tentang metodologi ilmu Rijal Hadis dan
memberikan landasan yang lebih kokoh untuk penelitian-penelitian mendatang.

2
PEMBAHASAN

A. Konsep Al Mu’talif wa Al Mukhtalif


1. Pengertian
Menurut bahasa, Mu’talif merupakan isim fa’il dari kata al-I’tilaf yang
berarti berkumpul dan berjumpa, lawan dari berpisah. Sedangkan Mukhtalif
merupakan isim fa’il dari kata al-ikhtilaf, yaitu lawan dari sepakat.
Secara istilah yakni Kesamaan nama, laqab, kuniah atau pun nasab dari
sisi tulisannya, tetapi lafadznya berbeda. Yang dimaksudkan perbedaan itu
terletak pada titik lafadz maupun syakalnya.
Jadi, yang dimaksud Ilmu al-mu'talif wa al-mukhtalif yaitu suatu ilmu
yang membahas tentang perserupaan bentuk tulisan dari nama asli, nama
samaran, dan nama keturunan para periwayat, tetapi bunyi bacaannya yang
berlainan4.

2. Identifikasi
Pengakuan terhadap variasi dalam penulisan atau bacaan nama perawi
hadis menjadi penting dalam ilmu Rijal Hadis. Konsep "Al Mu'talif wa Al
Mukhtalif" memengaruhi pendekatan penelitian dan evaluasi keandalan hadis,
dengan memberikan pemahaman yang lebih akurat terhadap sumber-sumber
hadis. Dengan memahami keragaman ini, para peneliti dapat menghindari
kesalahan identifikasi dan menginterpretasi riwayat hadis5.
a. Perbedaan dalam Konsep "Al Mu'talif wa Al Mukhtalif"
 Perbedaan dalam Penulisan Nama

4
Menurut Ahmad Al-Rifai “ konsep Al Mu'talif wa Al Mukhtalif membahas tentang
keragaman dalam para periwayat hadis, dengan fokus pada persamaan bentuk tulisan dari nama asli,
nama samaran, dan nama keturunan mereka, namun dengan bunyi bacaan yang berbeda. “ Ahmad Al-
Rifai, "Diversity in Hadith Narrators: The Concept of Al Mu'talif wa Al Mukhtalif," International
Journal of Islamic Studies 12, no. 2 (2019): 78-91.
5
Al-Sibai, M. A. (2015). "The Role of Al-Mu'talif and Al-Mukhtalif in Analyzing the
Reliability of Hadith Narrators." Proceedings of the International Conference on Islamic Studies.
3
Para perawi hadis sering kali memiliki variasi dalam penulisan
nama mereka, disebabkan oleh perbedaan dialek, ejaan yang berbeda,
atau kesalahan penyalinan dalam naskah-naskah hadis.

 Perbedaan dalam Pelafalan atau Bacaan


Meskipun nama-nama perawi dapat ditulis dengan cara yang
serupa, namun pelafalan atau bacaan nama mereka bisa bervariasi,
dipengaruhi oleh variasi dialek atau cara pengucapan yang berbeda-
beda.

 Perbedaan dalam Nama Asli, Nama Samaran, dan Nama Keturunan


Beberapa perawi hadis dikenal dengan nama asli mereka,
sementara yang lain menggunakan nama samaran atau nama
keturunan. Perbedaan ini juga dapat menyebabkan variasi dalam
penulisan atau bacaan nama mereka.

b. Persamaan dalam Konsep "Al Mu'talif wa Al Mukhtalif"


 Persamaan dalam Bentuk Tulisan.
Meskipun ada variasi dalam penulisan nama-nama perawi,
namun ada juga kesamaan dalam bentuk tulisan mereka, menunjukkan
persamaan huruf-huruf yang digunakan dalam penulisan nama.

 Persamaan dalam Identitas Perawi.


Meskipun nama-nama perawi bisa ditulis atau dibaca dengan
variasi, namun identitas mereka sebagai perawi hadis tetap sama, dan
mereka diakui sebagai bagian dari tradisi perawi hadis.

4
3. Aspek-aspek dalam Al Mu’talif wa Al Mukhtalif
Dalam konsep Al Mu'talif wa Al Mukhtalif dalam ilmu rijal hadis,
terdapat beberapa aspek yang penting untuk dipahami. Berikut adalah
beberapa aspek utama dalam Al Mu'talif wa Al Mukhtalif6:
a. Identifikasi Perawi
Salah satu aspek penting dari Al Mu'talif wa Al Mukhtalif adalah
identifikasi perawi hadis. Hal ini melibatkan penelitian untuk memahami
perbedaan dan persamaan dalam nama perawi hadis yang tercatat dalam
berbagai sumber.
b. Analisis Nama
Aspek ini mencakup penelitian terhadap perbedaan nama perawi,
baik nama asli, nama samaran, atau nama keturunan, yang mungkin
memiliki kemiripan dalam bentuk tulisan tetapi perbedaan dalam pelafalan
atau bacaan.
c. Kesesuaian dengan Sunnah
Dalam konteks Al Mu'talif wa Al Mukhtalif, penting untuk
memastikan bahwa nama-nama perawi yang ada sesuai dengan sunnah
Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬dan tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip
ajaran Islam.
d. Kritik dan Evaluasi
Aspek ini melibatkan kritik dan evaluasi terhadap informasi yang
ada tentang perawi hadis. Peneliti melakukan analisis kritis terhadap
sumber-sumber yang berbeda untuk memverifikasi keabsahan dan
keandalan informasi yang disediakan.
e. Relevansi Kontekstual
Penting untuk mempertimbangkan konteks sejarah, sosial, dan
budaya dalam memahami Al Mu'talif wa Al Mukhtalif. Konteks ini dapat
membantu menafsirkan perbedaan dan persamaan dalam nama perawi
secara lebih baik.
f. Penggunaan Teknik Kritis
6
Saleem, M. (2018). "The Application of Al Mu'talif wa Al Mukhtalif in Contemporary
Hadith Studies." Proceedings of the International Conference on Hadith Studies and Islamic Sciences.
5
Dalam analisis Al Mu'talif wa Al Mukhtalif, seringkali digunakan
berbagai teknik kritis, seperti pembandingan teks, penelitian lintas
disiplin, dan metode kritik tekstual untuk mengidentifikasi dan memahami
perbedaan dalam nama perawi.
g. Kontribusi terhadap Kredibilitas Hadis
Aspek terakhir adalah bagaimana pemahaman terhadap Al Mu'talif
wa Al Mukhtalif dapat berkontribusi pada peningkatan kredibilitas dan
keandalan hadis. Dengan memahami lebih dalam perbedaan dan
persamaan dalam nama perawi, para ahli hadis dapat memberikan
penilaian yang lebih akurat terhadap keandalan suatu hadis.

Memahami aspek-aspek ini dalam Al Mu'talif wa Al Mukhtalif


penting untuk melakukan penelitian yang cermat dan terperinci dalam ilmu
rijal hadis, yang pada gilirannya dapat memengaruhi pemahaman dan
interpretasi terhadap hadis-hadis yang ada.

4. Kelebihan dan Kekurangan7


a. Kelebihan Konsep Al Mu'talif wa Al Mukhtalif:
 Pengidentifikasi Kebenaran Hadis;
Konsep ini membantu mengidentifikasi kebenaran dan
keandalan hadis dengan menganalisis kesamaan dan perbedaan dalam
nama perawi.
 Pemahaman yang Lebih Mendalam;
Dengan memperhatikan detail nama perawi, penelitian ini
dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang konteks
sejarah dan kehidupan para perawi hadis.
 Pengembangan Metode Analisis;
Konsep ini mendorong pengembangan metode analisis yang
lebih canggih dalam ilmu Rijal Hadis, memperkaya bidang studi ini
dengan pendekatan yang lebih sistematis.

b. Kelemahan Konsep Al Mu'talif wa Al Mukhtalif:


 Keterbatasan Sumber;

7
Khan, A. B. (2017). "The Importance and Limitations of Al-Mu'talif wa Al-Mukhtalif in
Hadith Studies." (Tesis doktor, Universitas Al-Azhar). [Disertasi ini mengeksplorasi pentingnya
konsep Al Mu'talif wa Al Mukhtalif dalam penelitian hadis, sambil mempertimbangkan keterbatasan
dan tantangannya.]
6
Keterbatasan data mengenai perawi hadis dalam berbagai
sumber dapat membatasi ketepatan analisis Al Mu'talif wa Al
Mukhtalif.
 Subjektivitas Penafsiran;
Interpretasi terhadap perbedaan atau persamaan dalam nama
perawi dapat menjadi subjektif, yang dapat memengaruhi keakuratan
kesimpulan yang diambil.
 Kesulitan Verifikasi;
Verifikasi kebenaran informasi mengenai perawi dengan nama
serupa atau hampir sama seringkali sulit dilakukan, mengakibatkan
potensi kesalahan dalam analisis.
 Keterbatasan Konteks;
Analisis Al Mu'talif wa Al Mukhtalif mungkin terbatas dalam
mempertimbangkan konteks sejarah dan sosial secara menyeluruh,
yang dapat mengarah pada kesalahan interpretasi.
 Kesulitan Penelitian;
Melakukan penelitian yang akurat dan mendalam
membutuhkan waktu dan upaya yang besar, karena membandingkan
teks hadis dari berbagai sumber dan melakukan evaluasi kredibilitas
perawi merupakan tugas yang rumit.
Dengan memperhatikan kelebihan dan kelemahan tersebut, para
peneliti dapat memanfaatkan konsep Al Mu'talif wa Al Mukhtalif secara
efektif dalam analisis hadis, sambil tetap berhati-hati terhadap keterbatasan
yang ada.

B. Macam-macam kitab yang membahas Al Mu’talif wa Al Mukhtalif


Kitab-kitab yang membahas tentang "Al Mu'talif wa Al Mukhtalif" dalam
ilmu Rijal Hadis adalah karya-karya yang penting dalam tradisi ilmiah Islam.
Berikut beberapa di antaranya:
1. Kitab Al-Kāshif Fī Ma'rifat Maẓāhir 'Ulūm al-Riwāyah wa 'Anwā'uhā: Karya
yang ditulis oleh al-Hākim al-Nishābūrī (998-1014 M) adalah salah satu karya
klasik yang membahas banyak aspek tentang ilmu Rijal Hadis, termasuk
konsep "Al Mu'talif wa Al Mukhtalif".
2. Al-Kifāyah fī 'Ilm al-Riwāyah: Kitab yang ditulis oleh al-Khatīb al-Baghdādī
(1002-1071 M) membahas berbagai aspek ilmu Rijal Hadis, termasuk
masalah-masalah yang terkait dengan persamaan dan perbedaan dalam
penulisan nama-nama perawi hadis.
7
3. Al-Kamāl fī Asmā' al-Rijāl: Karya monumental yang dikarang oleh
al-'Allāmah al-Mizzi (d. 742 H) membahas secara komprehensif tentang
biografi para perawi hadis. Dalam kitab ini, al-Mizzi juga menyentuh masalah
"Al Mu'talif wa Al Mukhtalif".
4. Tārīkh al-Ṭabari: Meskipun kitab ini terkenal sebagai karya sejarah, namun
juga mengandung informasi tentang perawi hadis dan masalah-masalah yang
terkait dengan penulisan nama mereka yang berbeda-beda.
5. Al-Jarḥ wa al-Ta'dīl: Karya-karya yang termasuk dalam kategori ini, seperti
karya Ibnu Abi Hātim al-Rāzī dan al-Ḥākim al-Nishābūrī, juga memberikan
informasi tentang keragaman penulisan atau bacaan nama-nama perawi hadis.
6. Al-Maqṣūd fī 'Ilm al-Riwāyah: Karya yang ditulis oleh al-Suyūṭī (1445-1505
M) merupakan salah satu karya penting dalam ilmu Rijal Hadis. Dalam kitab
ini, al-Suyūṭī membahas berbagai aspek ilmu Rijal, termasuk konsep "Al
Mu'talif wa Al Mukhtalif".
7. Tārīkh al-Ḥuffāẓ: Karya monumental yang dikarang oleh al-Dhahabī (1274-
1348 M) merupakan kumpulan biografi dari berbagai perawi hadis. Dalam
kitab ini, al-Dhahabī juga menyentuh tentang variasi dalam penulisan atau
bacaan nama-nama perawi.
8. Al-Ma'rifah wa al-Tārīkh: Karya yang ditulis oleh al-Maqrīzī (1364-1442 M)
memberikan informasi yang berharga tentang perawi hadis dan berbagai
masalah ilmu Rijal. Konsep "Al Mu'talif wa Al Mukhtalif" juga ditemukan
dalam karya ini.
9. Al-Taqrib wa al-Taysīr: Karya yang ditulis oleh al-Suyūṭī adalah salah satu
referensi utama dalam ilmu Rijal Hadis. Dalam kitab ini, al-Suyūṭī
mengumpulkan berbagai informasi tentang perawi hadis dan juga membahas
masalah-masalah yang terkait dengan variasi dalam penulisan nama perawi.
10. Al-Du'afā' al-Kabīr: Karya yang ditulis oleh al-Nasā'ī (829-915 M) merupakan
kumpulan biografi para perawi hadis yang dianggap lemah. Meskipun fokus
utamanya adalah pada perawi lemah, namun konsep "Al Mu'talif wa Al
Mukhtalif" juga ditemukan dalam karya ini.

8
Kitab-kitab ini memberikan pemahaman yang mendalam tentang masalah
"Al Mu'talif wa Al Mukhtalif" dan sering kali menjadi rujukan utama bagi para
ahli ilmu Rijal Hadis dalam penelitian mereka. Meskipun mereka menulis pada
periode yang berbeda-beda, namun kontribusi mereka tetap relevan dan berharga
dalam tradisi ilmiah Islam.

C. Studi Kasus konsep Al Mu’talif wa Al Mukhtalif


1. Persamaan Baca namun berbeda dalam Penulisan Nama

Riwayat Hadis 1:

"‫ َو اْلَك اِفُر ِم ْنَطُقُه‬،‫ "اْلُم ْؤ ِم ُن ِم ْنَطُقُه‬: ‫ َقاَل َر ُس وُل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم‬: ‫ َقاَل‬، ‫َعْن َح َس ِن ْبِن َع ِلٍّي‬

Riwayat Hadis 2:

‫ "َأُتْر ُض وَن ِبَتَر َك ِة الُّد ْنَيا‬: ‫ َس ِم ْعُت َر ُس وَل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْي ِه َو َس َّلَم َيُق وُل‬: ‫ َقاَل‬، ‫َعْن اْلَح َس ِن ْبِن َع ِلٍّي‬
"‫ "َفاَل َتْتُر ُك وا ُد ْو َنُك ْم ِفيَها ِبَح َر اِمَها‬: ‫ َقاَل‬، ‫ اَل‬:‫ِبَح َر اِمَها؟" َقاُلوا‬

Analisis:

 Pada riwayat hadis pertama, nama perawi ditulis sebagai " ‫"َحَس ِن ْبِن َع ِلٍّي‬
(Hasan bin 'Ali). Sedangkan pada riwayat hadis kedua, nama perawi
ditulis sebagai " ‫( "اْلَح َس ِن ْبِن َع ِلٍّي‬Hassan bin 'Ali).
 Perbedaan ini menunjukkan variasi dalam penulisan nama yang serupa,
namun dengan sedikit perbedaan ejaan.

2. Perbedaan dalam Nama Asli, Nama Samaran, dan Nama Keturunan.

Riwayat Hadis 1:

‫ َأْد َر ْك ُت‬: ‫ َسِم ْعُت َأَبا اَأْلْح َو ِص َيُقوُل‬: ‫ َيُقوُل‬،‫ َسِم ْعُت اْلَبَر اَء ْبَن َعاِز ٍب‬: ‫ َعْن َأِبيِه َقاَل‬،‫َعْن َح َّساَن ْبِن َعِطَّيَة‬
‫ َفَقِد اْس َتْك َمَل‬،‫ َو َآَعاَط ِهَّلِل َو َم َنَع ِهَّلِل‬،‫ «َم ْن َأَح َّب ِهَّلِل َو َأْبَغَض ِهَّلِل‬: ‫ َو ُهَو َيُقوُل‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫َر ُس وَل ِهَّللا‬
‫»اِإْل يَم اَن‬

Riwayat Hadis 2:

‫ َو اْلَك اِفُر ِم ْنَطُقُه‬،‫ «اْلُم ْؤ ِم ُن ِم ْنَطُقُه‬:-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫ َقاَل َر ُس وُل ِهَّللا‬: ‫ َقاَل‬، ‫عْن اْلَح َس ِن ْبِن َع ِلٍّي‬
َ »
9
Analisis:

 Riwayat hadis pertama diriwayatkan oleh Hassan bin Atiyah, sementara


riwayat hadis kedua diriwayatkan oleh al-Hasan bin 'Ali.
 Nama perawi dalam dua riwayat hadis ini memiliki kemiripan yang
signifikan, yaitu Hassan dan al-Hasan, tetapi keduanya meriwayatkan
hadis yang berbeda.

D. Manfaat dari mempelajari Al Mu’talif wa Al Mukhtalif


Studi tentang Al Mu'talif wa Al Mukhtalif memiliki berbagai manfaat
yang signifikan dalam konteks ilmu hadis dan ilmu Rijal Hadis 8. Berikut adalah
beberapa manfaat utama dari memahami konsep ini:
1. Identifikasi Konsistensi Perawi: Dengan memahami konsep Al Mu'talif wa
Al Mukhtalif, para cendekiawan hadis dapat mengidentifikasi konsistensi
atau inkonsistensi dalam penulisan nama perawi hadis. Ini memungkinkan
mereka untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang keandalan
perawi dan akurasi transmisi hadis.
2. Penentuan Kepentingan Isnad: Konsep Al Mu'talif wa Al Mukhtalif
membantu dalam menentukan kepentingan isnad (rantai perawi) dalam
menilai keandalan hadis. Dengan memperhatikan perbedaan atau persamaan
dalam penulisan nama perawi, para ahli hadis dapat mengidentifikasi pola
atau tren yang relevan untuk menilai kesahihan isnad.
3. Penyelidikan Sejarah dan Kultural: Memahami Al Mu'talif wa Al Mukhtalif
juga membuka jendela ke dalam konteks sejarah dan budaya di mana hadis-
hadis itu ditransmisikan. Penelitian ini dapat memberikan wawasan yang
lebih dalam tentang masyarakat dan praktik Islam pada masa lalu.
4. Pengembangan Metode Penelitian: Studi tentang Al Mu'talif wa Al Mukhtalif
memungkinkan pengembangan metode penelitian yang lebih canggih dalam
ilmu hadis. Ini termasuk penggunaan teknik statistik atau komputasional
untuk menganalisis pola dalam penulisan nama perawi.

8
Ahmed, Shahab. (2018). "Redefining Islamic Sciences: Hadith Methodology and the Isnaad
System." Islamic Studies 57, no. 3, 251-268.
10
5. Konteks Kontemporer: Pemahaman konsep Al Mu'talif wa Al Mukhtalif juga
memiliki relevansi kontemporer dalam konteks revolusi digital. Dengan
adanya basis data digital besar-besaran untuk literatur hadis, pemahaman
tentang konsep ini dapat membantu dalam pengembangan algoritma untuk
identifikasi dan analisis otomatis hadis-hadis yang berkaitan.

Melalui pemahaman mendalam tentang Al Mu'talif wa Al Mukhtalif, para


peneliti dan cendekiawan hadis dapat memperoleh wawasan yang lebih baik
tentang keandalan dan keotentisan hadis serta mengembangkan metodologi
penelitian yang lebih canggih dalam ilmu hadis.

PENUTUP

11
Dapat disimpulkan bahwa konsep "Al Mu'talif wa Al Mukhtalif" membuka
jendela baru dalam studi ilmu Rijal Hadis dengan menyoroti pentingnya
memperhatikan perbedaan-perbedaan kecil dalam penulisan atau bacaan nama-nama
perawi hadis. Meskipun tampak sepele, namun variasi ini memiliki implikasi yang
signifikan dalam identifikasi, klasifikasi, dan evaluasi riwayat hadis. Dengan
memahami keragaman ini, para peneliti dapat memperoleh wawasan yang lebih
mendalam tentang sumber-sumber transmisi hadis dan kredibilitas riwayat.

Dalam konteks kontemporer, konsep "Al Mu'talif wa Al Mukhtalif" tetap


relevan dan berperan penting dalam menanggapi tantangan kompleks dalam studi
hadis. Dengan pendekatan yang lebih holistik terhadap pemahaman tentang
keragaman perawi hadis, diharapkan para peneliti dapat mengatasi berbagai tantangan
interpretatif dan metodologis dalam menafsirkan serta menilai riwayat hadis.

Dengan demikian, pemahaman yang lebih dalam terhadap konsep ini bukan
hanya memberikan kontribusi penting dalam memperkaya kajian ilmu Rijal Hadis,
tetapi juga dalam memperluas pemahaman kita tentang warisan intelektual Islam
secara keseluruhan. Dalam masa depan, diharapkan penelitian lebih lanjut dapat terus
menggali potensi konsep "Al Mu'talif wa Al Mukhtalif" untuk memberikan kontribusi
yang lebih besar dalam memperdalam pemahaman kita tentang hadis-hadis yang
menjadi salah satu landasan penting dalam agama Islam.

DAFTAR PUSTAKA

12
Ahmed, Shahab. (2018). "Redefining Islamic Sciences: Hadith Methodology and the
Isnaad System." Islamic Studies 57, no. 3, 251-268.
Al-Rifai, Ahmad. (2019). "Diversity in Hadith Narrators: The Concept of Al Mu'talif
wa Al Mukhtalif." International Journal of Islamic Studies, vol. 12, no. 2, pp. 78-
91.
Al-Sibai, M. A. (2015). "The Role of Al-Mu'talif and Al-Mukhtalif in Analyzing the
Reliability of Hadith Narrators." Proceedings of the International Conference on
Islamic Studies.
Brown, J. A. C. (2007). "What is a Hadith? The Prophet and the Construction of
Hadith." Bulletin of the School of Oriental and African Studies, 70(2), 255-269.
Cook, Michael. (2012). "Early Hadith Scholarship and Legal Theory." Proceedings of
the International Conference on Islamic Studies
Khan, A. B. (2017). "The Importance and Limitations of Al-Mu'talif wa Al-Mukhtalif
in Hadith Studies." (Tesis doktor, Universitas Al-Azhar). [Disertasi ini
mengeksplorasi pentingnya konsep Al Mu'talif wa Al Mukhtalif dalam
penelitian hadis, sambil mempertimbangkan keterbatasan dan tantangannya.]
Razak, Mohd Solleh bin Ab, dan Roshimah binti Shamsudin. “The Concept And
Implementation Of Al-Tawaqquf In Mukhtalif Al-Hadith” (2020): 787–796.
Saleem, M. (2018). "The Application of Al Mu'talif wa Al Mukhtalif in
Contemporary Hadith Studies." Proceedings of the International Conference on
Hadith Studies and Islamic Sciences.

13

Anda mungkin juga menyukai