Anda di halaman 1dari 24

DAMPAK TRANSMIGRASI SUKU JAWA TERHADAP

PERKEMBANGAN SOSIAL BUDAYA DI KABUPATEN


PRINGSEWU

PROPOSAL PENELITIAN
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian Geografi

Dosen Pengampu :
Dr. Pargito, M.Pd.
Dr. Rahma Kurnia SU, S.Si., M.Pd.

Disusun oleh:
Maria Franela Christi Audrey
2113034060

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
TAHUN 2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
karunia- Nya, penulis dapat menyelesaikan Proposal dengan judul
“DAMPAK DARI TRANSMIGRASI SUKU JAWA TERHADAP
PERKEMBANGAN SOSIAL DAN BUDAYA DI KABUPATEN
PRINGSEWU”.
Proposal ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan
wawasan mengenai mata kuliah Metodelogi Penelitian Geografi. Pada
kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Bapak Dr. Pargito, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah
Metodelogi Penelitian Geografi.
2. Dr.Rahma Kurnia Sri Utami, S.Si.,M.Pd.selaku dosen
pengampu mata kuliah Metodelogi Penelitian Geografi.
3. Rekan kelas Geografi Ganjil yang selalu mendukung.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat serangkaian kekurangan dalam


penyusunan proposal penelitian ini, karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran
yang membangun dari Bapak Dr. Pargito, M.Pd. dan Dr. Rahma Kurnia Sri
Utami, S.Si., M.Pd. selaku dosen pengampu, serta para pembaca yang membaca
proposal penelitian ini.

Bandarlampung, September 2023

Maria Franela Christi Audrey

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................................................... ii

BAB I

Latar Belakang..................................................................................................................................1

Identifikasi Masalah......................................................................................................................... 2

Batasan Masalah............................................................................................................................... 2

Rumusan Masalah.............................................................................................................................2

Tujuan Penulisan.............................................................................................................................. 3

Manfaat Penelitian............................................................................................................................3

BAB II KAJIAN TEORI

Teori Transmigrasi............................................................................................................................ 4

Jumlah Penduduk.............................................................................................................................. 5

Kepadatan Penduduk.........................................................................................................................5

Dinamika Penduduk..........................................................................................................................6

Ketersediaan Lahan...........................................................................................................................6

Ketersediaan Sumber Daya................................................................................................................. 7

Penggunaan Lahan.............................................................................................................................. 7

Interaksi...............................................................................................................................................8

Kebiasaan............................................................................................................................................8

iii
Tingkah Laku...................................................................................................................................... 9

Suku Jawa........................................................................................................................................... 9

Adat................................................................................................................................................... 10

Suku.................................................................................................................................................. 10

Bahasa............................................................................................................................................... 11

Sistem Sosial Budaya........................................................................................................................ 11

BAB III METODE PENELITIAN

Pendekatan Penelitian....................................................................................................................... 13

Metode Penelitian..............................................................................................................................13

Lokasi Penelitian............................................................................................................................... 14

Populasi dan Sampel......................................................................................................................... 14

Jenis dan Sumber Data...................................................................................................................... 14

Teknik Pengumpulan Data................................................................................................................ 15

Teknik Analisis Data.........................................................................................................................16

Penelitian Serupa.............................................................................................................................. 16

Definisi Operasional Variabel (DOV)...............................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kebudayaan di negara Indonesia selama ini dikenal memiliki suku budaya
yang sangat beragam. Menurut Taylor, kebudayaan adalah sistem kompleks
yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian , moral, hukum, adat
istiadat, kemampuan, serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia
sebagai anggota masyarakat. Saat ini menurut kementrian pendidikan,
kebudayaan, riset dan teknologi, Indonesia memiliki beribu-ribu budaya yang
1.728 nya telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WWTb) dari
tahun 2013-2022.
Sedangkan, Menurut Enda M.C, pengertian sosial adalah suatu cara
tentang bagaimana setiap individu saling berhubungan satu dan lainnya. Lalu
bagaimana keterkaitan sosial dan budaya menjadi satu kesatuan yang padu dan
mempengaruhi kehidupan masyarakat. Itu dapat kita lihat saat kita melakukan
interaksi dengan beberapa etnis yang berbeda baik sesama individu, individu
dengan kelompok, atau dengan sesama kelompok etnis yang berbeda, maka
lama kelamaan intaraksi tersebut bisa melahirkan budaya baru. Begitulah cara
sosial memperbanyak keberagaman budaya.
Karena banyaknya masyarakat atau salah satu etnis di suatu tempat, maka
lahirlah pengertian dari Transmigrasi. Program pemerintah yang memindahkan
penduduk di tempat yang padat ke tempat yang kurang padat penduduknya.
Misalnya saja Transmigrasi atau saat itu disebut kolonialisasi yang dilakukan
pada tahun 1905 yang disebabkan karena keterpurukan ekonomi masyarakat
Jawa oleh penjajahan Belanda. Program ini di ultimatumkan oleh pemerintah
Hindia Belanda untuk melaksanakan pemindahan penduduk Jawa ke luar
pulau. Salah satu yang terbanyak adalah di Sumatra bagian Selatan yang
kita tahu sekarang sebagai Lampung.
Aktivitas pemindahan ini adalah upaya pemerintah untuk membangkitkan
ekonomi masyarakat Jawa yang mengalami keterpurukan di pulau Jawa akibat
jajahan Belanda. Kegiatan ini memiliki hasil yang baik terhadap perekonomian
mereka. Namun disamping itu, tak terlepas juga dari dampak yang ditimbulkan
pada aspek sosial dan budaya di Lampung ini. Maka dari itu, tidak heran

1
jika.kita sering menemukan nama-nama daerah yang bercirikan Jawa, misalnya
di kabupaten Pringsewu. Pringsewu diambil dari bahawa Jawa yang terdiri dari
Pring yang artinya Bambu dan Sewu yang artinya seribu. Dengan kata lain,
pringsewu berarti bambu seribu.
Masyarakat yang bertransmigrasi ke Pringsewu merupakan masyarakat
perluasan dari Gedong Tataan pada tahun 1906 karena pada dasarnya
Pringsewu bukanlah tujuan kolonialisasi pemerintah Hindia belanda. Latar
belakang masyarakat Jawa memperluas kolonialisasinya adalah karena adanya
irigasi Way Tebu di Pringsewu. Dan tentunya karena kolonialisasi ini,
Pringsewu yang tadinya hanya berupa hutan bambu menjadi daerah yang cukup
pesat perkembangannya baik daerahnya, lahannya, sosial, maupun budayanya.

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
dapat diidentifikasikan masalah yang akan dibahas sebagai berikut “Dampak dari
Transmigrasi suku Jawa terhadap perkembangan sosial budaya di Kabupaten
Pringsewu.”

1.3 Batasan Masalah


Terjadinya transmigrasi dari pulau Jawa ke Lampung menyebabkan
perubahan pada sosial dan budaya di Pringsewu, Provinsi Lampung. Serta
penyebab lebih banyaknya suku Jawa di Lampung dibandingkan dengan suku
penduduk asli Lampung. Berdasarkan identifikasi masalah, penulis memberikan
batasan ruang lingkup dari penelitian yang akan dilakukan. Peneliti hanya
membatasi permasalahan pada dampak dari kolonialisasi suku Jawa oleh
pemerintah Hindia Belanda terhadap sosial budaya di Pringsewu.

1.4 Rumusan Masalah


Berdasarkan batasan masalah di atas, rumusan masalah penelitian ini
adalah “Apa dampak yang ditimbulkan dari program transmigrasi suku jawa
terhadap sosial dan budaya di Pringsewu?”

2
1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada penjabaran diatas, tujuan peneliti meneliti judul


tersebut adalah untuk mengetahui dampak dari transmigrasi suku jawa oleh
pemerintah Hindia Belanda yang dilakukan pada tahun 1905 ke daerah
Sumatra bagian Selatan terhadap sosial budayanya khususnya di Kabupaten
Pringsewu.

1.6 Manfaat Penelitian


1. Kegunaan Praktis Sebagai suatu sumbangan pemikiran dari
penulis untuk masyarakat tentang dampak transmigrasi suku jawa
ke daerah Sumatra.
2. Kegunaan Akademis Bagi Perguruan Tinggi , hasil penelitian ini
diharapkan menjadi dokumen akademik yang berguna untuk dijadikan
acuan bagi sivitas akademik.
3. Kegunaan Teoritis Berguna dalam menambah atau memperkaya wawasan
pengetahuan penulis tentang dampak pembakaran janjang kelapa sawit.

3
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Teori Transmigrasi


Transmigrasi di Indonesia usianya telah lebih dari satu abad (lebih dari
seratus tahun sejak tahun 1905) transmigrasi mampu bertahan sebagai program
pemerintah (Pusat Litbang Ketransmigrasian, 2013). Tansmigrasi dalam arti
perpindahan penduduk yang diselenggarakan oleh pemerintah sebagai akibat
tumbuhnya kekhawatiran akan kemunduran kemakmuran rakyat yang
disebabkan tekanan penduduk yang semakin terasa (Keyfitz dan Nitisastro,
2001:4). Pendapat lain mengenai transmigrasi ialah memindahkan orang dari
daerah yang padat penduduknya ke daerah yang jarang penduduknya dalam
batas negara dalam rangka kebijaksanaan nasional untuk tercapainya
penyebaran penduduk yang lebih seimbang (Heeren, 2000:6). Itu berarti, jika
kependudukan ini tidak merata dan membeludak di suatu daerah tertentu saja,
pemerataan pembangunan untuk seluruh masyarakat Indonesia tidak bisa
dirasakan secara merata.

Tujuan transmigrasi meliputi tujuan ekonomi, sosial, budaya,


demografis, hankamnas serta kombinasi dari kesemuanya Secara umum alasan
pemerintah menyelenggarakan transmigrasi adalah:

a. Pemerataan dari adanya persebaran penduduk tidak merata.


b. Membuka pusat pertumbuhan ekonomi di daerah baru
c. Meningkatkan taraf hidup transmigran yang berada di daerah transmigrasi
d. Mengoptimalkan pengelolaan sumber daya alam yang belum
termanfaatkan secara optimal
e. Menyediakan lapangan pekerjaan untuk transmigran
f. Meningkatkan pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia
g. Meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa secara sosial budaya dengan
menyatukan masyarakat dari berbagai suku di daerah transmigrasi

4
2.2 Jumlah Penduduk
Lembaga Badan Pusat Statistik dalam Satistic Indonesia (2020)
menjelaskan bahwa penduduk adalah semua orang yang berdomisili di
wilayah geografis Republik Indonesia selama enam bulan atau lebih dan atau
mereka yang berdomisili kurang dari enam bulan tetapi bertujuan menetap.
Penduduk adalah “jumlah orang yang bertempat tinggal di suatu wilayah pada
waktu tertentu dan merupakan hasil dari proses-proses demografi yaitu
fertilitas, mortalitas, dan migrasi” (Said, 2012: 136).
Seperti yang dikutip dari jurnal Ilmu Sosial Mamangan oleh Nova
(2016), Transmigrasi dapat dipahami sebagai perpindahan penduduk dari suatu
wilayah yang padat penduduknya ke area wilayah pulau lain yang
penduduknya masih sedikit atau belum ada penduduknya. Transmigrasi di
Indonesia biasanya diatur dan didanai oleh pemerintah bagi warga yang
umumnya golongan menengah ke bawah. Dari kutipan pernyataan tersebut
dapat dikatakan bahwa jumlah penduduk di suatu daerah bisa memengaruhi
transmigrasi yang diadakan di suatu daerah.

2.3 Kepadatan Penduduk


Kepadatan penduduk adalah perbandingan antara jumlah penduduk
dengan luas wilayah yang dihuni ( Ida Bagoes Mantra, 2007). Ukuran yang
biasa digunakan adalah jumlah penduduk setiap satu Km2 atau setiap 1 mil2 .
Permasalahan dalam kepadatan penduduk adalah persebaran yang tidak
merata.
Menurut Christiani; 2014, Kuantitas atau jumlah penduduk dapat
sebagai potensi maupun menjadi beban bagi suatu negara, akan menjadi
potensi apabila jumlah penduduk seimbang dengan sumber daya yang lain
serta mempunyai kualitas hidup yang baik. Sebaliknya, menjadi beban apabila
jumlah penduduk melampaui kapasitas wilayah Negara tersebut.
Pertumbuhan penduduk yang tinggi menyebabkan ledakan penduduk,
hal ini sangat mempengaruhi kualitas hidup dan tingkat kesejahteraan
penduduk dalam suatu wilayah tertentu. Kepadatan penduduk dapat
mempengaruhi kualitas hidup penduduknya. Pada daerah dengan kepadatan
yang tinggi, usaha peningkatan kualitas penduduk akan lebih sulit dilakukan.

5
Hal ini menimbulkan permasalahan sosial ekonomi, kesejahteraan,
Keamanan, ketersediaan lahan, air bersih dan kebutuhan pangan. Dampak
yang paling besar adalah kerusakan lingkungan.

2.4 Dinamika Penduduk


Dinamika penduduk, artinya suatu kondisi kependudukan yang
senantiasa berubah sesuai dengan keadaan atau kondisi zaman. Perubahan
tersebut dapat bertambah ataupun berkurang. Masalah kependudukan
merupakan masalah umum yang dimiliki oleh setiap negara di dunia ini.
Secara umum, masalah kependudukan di berbagai negara dapat

dibedakan dalam hal kuantitas, kualitas dan distribusi penduduknya.


Dinamika penduduk sangat berpengaruh dalam menentukan lokasi dan jenis
proyek pengelolaan sumber daya manusia disesuaikan dengan karakteristik
dan fungsinya.
Menurut Nova (2016), dinamika penduduk menyebabkan perubahan,
kelahiran dan kematian sangat memengaruhi jumlah penduduk di suatu
daerah, hal ini bisa mendorong penduduk untuk melakukan transmigrasi ke
daerah yang masih sedikit penduduknya.

2.5 Ketersediaan Lahan


Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, namun
memiliki persebaran penduduk yang sangat timpang. Berdasarkan data
Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2013, sekitar 57,49% dari jumlah
penduduk Indonesia tinggal di Pulau Jawa dan Madura yang luasnya hanya
6,96% dari luas daratan Indonesia. Sementara Kalimantan, pulau terluas di
Indonesia (27,22% dari luas daratan Indonesia), hanya dihuni oleh sekitar
5,8% dari jumlah penduduk Indonesia. Papua, yang luasnya 22,83% dari
luas daratan Indonesia, dihuni oleh kurang dua persen dari total
penduduk Indonesia.
Sekalipun penduduk merupakan modal awal pembangunan
dan penggerak perekonomian yang potensial; namun terkonsentrasinya
penduduk di suatu wilayah, seperti di Pulau Jawa, memicu berbagai
persoalan.

6
Salah satu persoalannya adalah habisanya lahan untuk membangun
tempat tinggal dan akhirnya sebagian penduduk terlalu memaksa untuk
mendirikan rumah di tempat yang tidak seharusnya dijadikan hunian. Seperti
di pinggiran sungai, kolong jembatan, serta dekat daerah industry. Maka dari
itu, untuk mengatasi ketersediaan lahan ini, diadakanlah program transmigrasi
yang bisa memeratakan ketersediaan lahan untuk hunian.

2.6 Ketersediaan Sumber Daya


Berdasarkan Jizya (2017), Sumber daya alam dimanfaatkan untuk
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat dengan tetap memperhatikan
kelestarian fungsi lingkungan hidupnya. Sumberdaya alam memiliki peran
ganda, yaitu sebagai modal pertumbuhan ekonomi (resource based economy)
dan penopang sistem kehidupan (life support system). Atas dasar fungsi ganda
tersebut, sumber daya alam senantiasa harus dikelola secara seimbang untuk
menjamin keberlanjutan pembangunan nasional. Berbagai permasalahan
muncul dan memicu terjadinya kerusakan sumber daya alam dan lingkungan
hidup sehingga dikhawatirkan berdampak besar bagi kehidupan makhluk di
bumi terutama manusia yang populasinya semakin besar.
Ketergantungan manusia akan alam tersebut telah berdampak pada
pengurasan isi perut bumi yang kemudian menyisakan lobang-lobang raksasa,
pencemaran udara dan air, serta sisa galian yang memerlukan biaya
pengembalian alam (restorasi) yang tidak sedikit.
Namun, seperti halnya persebaran penduduk yang biasanya terpusat di
beberapa titik, sumber daya alam juga memiliki kapasitasnya masing-masing
di setiap daerah. Bayangkan saja saat ini di pulau jawa mungkin sumber daya
alamnya sudah hampir punah terpakai dan di gunakan. Dengan adanya
transmigrasi ini, pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya alam akan
seimbang dan kita juga bisa mengelola sumber daya alam secara
berkelanjutan.

2.7 Penggunaan Lahan


Guna lahan adalah penataan, pengaturan, dan penggunaan suatu lahan
dimana dalam guna lahan itu juga diperhitungkan faktor geografi budaya dan
faktor geografi alam serta relasinya (Jayadinata, 1999). Menurut Malingreau
(1981), penggunaan lahan merupakan campur tangan manusia baik secara

7
permanen atau periodik terhadap lahan dengan tujuan untuk memenuhi
kebutuhan, baik kebutuhan kebendaan, spiritual maupun gabungan keduanya.
Menurut Lindgren (2005), penggunaan lahan (land use) mempunyai arti sama
dengan lahan yaitu merupakan tempat tinggal, lahan usaha, lapangan olah
raga, rumah sakit dan areal pemakaman.
Sedangkan penutup lahan (land cover) cenderung mengarah ke
vegetasional dan buatan manusia atas lahan untuk mencukupi kebutuhan
manusia. Berarti, dari beberapa pengertian ahli mengenai penggunaan lahan,
dapat kita simpulkan bahwa penggunaan lahan bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan manusia, sebagai lahan pertanian atau perkebunan, maupun sebagi
tempat tinggal baik secara periodic maupun permanen.
Penggunaan lahan ini juga merupakan pembangunan dan penyediaan
kebutuhan yang bersifat kontinuitas untuk manusia.

2.8 Interaksi
Menurut Gillin, interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang
dinamis antara individu dengan individu lain atau bahkan satu kelompok
dengan kelompok lain.
Hubungan ini terbentuk karena sebagai dasar bahwa manusia tidak dapat
hidup tanpa orang lain.
Soerjono Soekanto mendefinisikan interaksi sosial sebagai proses
sosial yang berkaitan dengan cara berhubungan antar individu atau kelompok
demi membangun sistem dalam kehidupan sosial.
Pengertian interaksi sosial menurut Murdiyatmo dan Handayani adalah
suatu hubungan yang dibangun seseorang dengan orang lain yang membentuk
struktur sosial. Di dalam struktur sosial tersebut, terbentuk hubungan yang
saling mempengaruhi antara satu individu dengan individu yang lain.
Menurut Selo Soemardjan, interaksi sosial adalah hubungan timbal balik yang
terjadi antara individu dengan berbagai sisi kehidupan sosial sehari-hari.

2.9 Kebiasaan
Djali (2015:128) menyatakan kebiasaan merupakan cara bertindak yang
diperoleh melaui belajar secara berulang-ulang, yang pada akhirnya menjadi
menetap dan bersifat otomatis. Selanjutnya Muhibbin (2017:16) menyatakan
kebiasaan merupakan setiap siswa yang telah mengalami proses belajar,

8
kebiasaan-kebiasaan yang akan tampak berubah.
Martinis (2017:244) menyatakan kebiasaan adalah aspek perilaku mnusia
yang menetap, berlangsung secara otomatis tidak direncanakan.
Berdasarkan beberapa definisi kebiasaan diatas, dapat kita simpulkan
bahwa kebiasaan adalah sesuatu hal yang tadinya kita tidak mengerti atau
jarang dilakukan, karena dilakukan secara terus menerus, lama kelamaan akan
menjadi hal yang dilakukan terus menerus karena terbiasa.

2.10 Tingkah Laku


Menurut Ribert Kwick (1974) tingkah laku adalah tindakan atau prilaku
suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dapat dipelajari. Secara umum
prilaku manusia pada hakekatnya adalah proses interaksi individu dengan
lingkungan sebagai manivestasi hayati bahwa dia adalah makhluk hidup.

Menurut Drs. Sunaryo M.Kes tingkah laku adalah aktivitas yang timbul
karena adanya stimulus dan respon serta dapat diamati secara langsung
maupun tidak langsung. Secara biologis tingkah laku adalah suatu kegiatan
atau aktivitas organisme yang bersangkutan yang dapat diamati secara
langsung maupun tidak langsung. Secara operasional tingkah laku dapat
diartikan suatu respon organisme atau seseorang terhadap rangsangan dari luar
subjek tersebut. Sedangkan menurut Ensiklopedi Amerika, tingkah laku adalah
suatu aksi reaksi organisme terhadap lingkungan. Tingkah laku timbul apabila
ada sesuatu yang dapat menimbulkan reaksi, yakni disebut dengan rangsangan.

2.11 Suku Jawa


Suku Jawa adalah suku terbesar yang mendiami Indonesia. Keberadaan
suku Jawa memang hanya di pulau Jawa saja, tetapi telah menyebar merata di
seluruh wilayah Indonesia. Suku ini dikenal dengan kehalusan dan
keramahtamahannya. Karena wilayah Indonesia yang luas, maka adat istiadat
Jawa pun sangat banyak dan beragam.
Pengertian suku jawa adalah salah satu suku di Indonesia yang paling
banyak, suku jawa sebagian besar yang menduduki peringkat pertama.
Mengapa demikian? Banyak penyebaran transmigrasi pada tahun 80-90 an
yang mengharuskan penduduk pindah demi perataan penduduk. Rata-rata
suku jawa di luar pulau jawa adalah transmigrasi tahun 70- 80 an.
Transmigrasi pada pemerintahan Suharto pada waktu itu ada program
dari pemerintah yang mengharuskan warga yang di pilih untuk pindah tempat.

9
Sehingga banyak suku jawa yang tersebar di berbagai wilayah. Di pulau jawa
sebagian besar adalah suku jawa, dan Bahasa sehari-hari salah satunya Bahasa
jawa. Sehingga Bahasa jawa tidak asing si masyarakat.

2.12 Adat
Menurut Emile Durkheim yang adalah seorang sosiolog terkemuka
yang memfokuskan perhatiannya pada integrasi sosial. Beliau berpendapat
bahwa adat adalah sebagai kumpulan ide, nilai, norma, dan praktik yang
dibagikan oleh anggota suatu masyarakat yang membentuk fondasi bagi
integrasi social yang tertera dalam bukunya yang berjudul The Elementary
Forms of Religious Life (1912).
Sedangkan menurut Max Weber yang merupakan seorang sosiolog
terkemuka yang menekankan peran nilai-nilai dalam memahami masyarakat.
Dia mendefinisikan adat sebagai pola perilaku yang biasanya berisi unsur
normatif yang diterima oleh masyarakat sebagai suatu kelompok. Dalam
bukunya yang berjudul The Theory of Social and Economic Organization
(1947).
Dari dua definisi dari seorang sosiolog diatas, dapat kita katakana
bahwa adat adalah perilaku masyarakat yang timbul dari interaksi beberapa
individu dalam kelompok sebagai nilai yang memahami masyarakat itu
sendiri.

2.13 Suku
Pemahaman seorang arkeolog bernama Fredrik Barth. Menurut Barth,
suku adalah kelompok manusia yang mengidentifikasi diri mereka sendiri dan
diakui oleh orang lain sebagai satu kesatuan sosial yang unik. Barth
menekankan pentingnya batas-batas sosial dalam menentukan identitas suku
dalam bukunya yang berjudul Ethnic Groups and Boundaries (1969).

Sedangkan menurut Morton Fried yang adalah seorang antropolog yang


mengembangkan teori tentang evolusi sosial suku. Menurut Fried, suku
adalah "kelompok manusia yang memiliki asal usul bersama, struktur sosial
yang terorganisir, dan identitas budaya yang khas dalam buku The Evolution
of Political Society: An Essay in Political Anthropology (1967).
Dapat penulis simpulkan dari pengertian para ahli bahwa pengertian
suku adalah kumpulan etnis tertentu yang memiliki struktur sosial dan

10
memiliki budaya tersendiri, beda dari yang lain, dan diakui oleh orang lain
sebagai suatu kehadiran etnisitas yang sama.

2.14 Bahasa
Menurut Finocchiaro (1964:8) bahasa adalah satu system simbol vokal
yang arbitrer, memungkinkan semua orang dalam satu kebudayaan tertentu,
atau orang lain yang telah mempelajari system kebudayaan tersebut untuk
berkomunikasi atau berinteraksi.
Selanjutnya Pei & Gaynor (1954: 119) mendefinisikan bahasa sebagai satu
sistem komunikasi dengan bunyi yaitu lewat alat ujaran dan
pendengaranantara orang-orang dari kelompok atau masyarakat tertentu
dengan mempergunakan simbol- simbol vokal yang mempunyai arti arbitrer
dan konvensional Sapir (1921: 3) mendifrinisikan bahasa sebagai suatu
metode naluriah yang dimiliki manusia untuk mengkomunikasikan ide-ide,
emosi dan keinginan menggunakan berbagai symbol yang dibuat untuk
tujuan tertentu.

2.15 Sistem Sosial Budaya


Manusia merupakan makhluk sosial yang saling membutuhkan satu
sama lain, tidak bisa hidup sendiri dan berinteraksi satu sama lain. Sesuai
dengan pendapat yang dikemukakan oleh Paul Ernes yang mendefinisikan
social adalah adanya sekelompok orang yang dengan cara individu yang telah
terlibat dalam berbagai kegiatan atau aktivitas bersama. Interaksi social tidak
akan bisa terjadi jika bukan manusia yang menerapkannya.
Pendapat lain yaitu oleh Philip Wexler, yang telah menggemukkan dalam
sosial merupakan adanya sebuah sifat pada setiap individu. Pendapat ini
mendukung sifat alami individu atau manusia yang memang makhluk sosial.

Disamping itu, hasil dari interaksi manusia bisa kita sebut sebagai
budaya, yang merupakan hasil dari budi dan daya akal pikiran manusia. Budaya
memiliki definisi yang luas dan kompleks. Budaya adalah hasil pola perilaku,
pola pikir manusia dalam interaksinya yang dilakukan secara terus mnerus dan
diturunkan oleh generasi berikutnya sebagai bentuk warisan dari suatu
kelompok manusia. Pendapat ini didukung oleh pendapat Koentjaraningrat
(2010) dalam bukunya yang berjudul Manusia dan Kebudayaan di Indonesia
yang mengatakan bahwa budaya adalah keseluruhan dari sistem gagasan,

11
tindakan, dan hasil karya manusia di dalam suatu kelompok masyarakat yang
diwariskan dari generasi ke generasi.

Sistem sosial-budaya merupakan sistem paduan dari sistem sosial dan


sistem budaya sehingga menjadi suatu sistem kemasyarakatan yang meliputi
hubungan-hubungan sosial yang diciptakan oleh manusia dalam masyarakat
menghasilkan dan mengembangkan unsur-unsur budaya, untuk memenuhi
hajat-hajat sosial dan budaya suatu masyarakat dalam melangsungkan dan
mengembangkan kehidupan sosial-budayanya.

Berdasarkan teori diatas, kita dapat mengetahui bahwasannya bilamana


kita seorang makhluk sosial melakukan interaksi, maka secara tidak langsung
ataupun langsung akan menciptakan suatu budaya tersendiri yang akhirnya akan
membuat sosial dan budaya ini memiliki kausalitas satu sama lain.

12
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Metode penelitian yang digunakan penulis yaitu metode


penelitian kualitatif, karena dengan menggunakan metode penelitian
kulitatif penulis akan melakukan penelitian ini ditujukan untuk
mengetahui dampak transmigrasi suku jawa bagi sosial dan budaya di
Pringsewu, terkait dengan mendominasinya suku Jawa di Lampung.
Adapun cara yang digunakan adalah dengan mengkaji jurnal-jurnal
yang telah ada mengenai kolonialisasi suku jawa.

Menurut Sugiyono (2018:213) metode penelitian kualitatif


adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat yang
digunakan untuk meneliti pada kondisi ilmiah (eksperimen) dimana
peneliti sebagai instrumen, teknik pengumpulan data dan di analisis
yang bersifat kualitatif lebih menekan pada makna.. Menurut Moleong
(2005:6), penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian
misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll secara holistic, dan
dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu
konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai
metode alamiah.

Sedangkan menurut Creswell pendekatan kualitatif untuk


pengumpulan data, analisis, interpretasi, dan penulisan laporan berbeda
dari pendekatan kuantitatif tradisional. pengambilan sampel secara
sengaja, pengumpulan data terbuka, analisis teks atau gambar,
representasi informasi dalam gambar dan tabel, dan 72 interpretasi
pribadi dari temuan semua menginformasikan metode kualitatif”.
(2018: 35)

3.1 Metode Penelitian


Selanjutnya, metode penelitian yang digunakan penulis yaitu
dengan menggunakan metode deskiptif kausalitas. Adapun alasan

13
penulis menggunakan metode penelitian deskriptif yaitu metode yang
bisa memperdalam atas rumusan masalah. Sehingga penulis bisa
terfokus pada suatu sikap individu dalam berperilaku di dalam
masyarakat. Merujuk pada pernyataan Komalasari (2010) yakni
“Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk membuat pencandraan atau
gambaran secara sistemati, factual, dan akurat mengenai fakta-fakta
dan sifat-sifat pada suatu objek penelitian tertentu”. Penulis berharap
dengan menggunakan metode deskriptif ini bisa membantu penulis
mendeskriptifkan hasil dari penelitian, dan dapat dideskripsikan secara
lebih mendalam dan data yang dihasilkan lebih akurat.

3.2 Lokasi Penelitian


Lokasi yang peneliti jadikan wilayah penelitian adalah di
Kecamatan Pringsewu, Kabupaten Pringsewu. Adapun alasan penulis
menjadikan lokasi ini sebagai wilayah penelitian adalah
mendominasinya suku jawa di Pringsewu, Lampung disbanding suku
asli Lampung. Adapun untuk melengkapi ini maka penulis
memerlukan data pendukung yang sangat diperlukan yang berkaitan
dengan permasalahan terhadap pembenaran dari masalah tersebut.

3.3 Populasi dan Sampel

a. Populasi
Dalam penelitian ini populasi yang dimaksud adalah warga
daerah Pringsewu terkhusus masyarakat transmigran Jawa yang
mendominasi salah satu daerah Sumatra bagian Selatan ini.

b. Sampel
Dalam penelitian ini, penulis mengambil 50 kepala keluarga
yang bertempat tinggal menetap di Pringsewu untuk membuktikan
dominasi suku Jawa yang ada di Pringsewu, Lampung

3.4 Jenis dan Sumber Data

Dalam penelitian ini menggunakan jenis dan sumber data sebagai berikut:

1. Data Primer Data primer adalah ada data atau keterangan

14
yang diperoleh langsung dari seleruh responden melalui
wawancara yang sudah dipersiapkan terlebih dahulu.
2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh
dari lembaga instansi dan dinas yang ada kaitanya dalam
penelitian ini yang berupa laporan tertulis.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan informasi yang akurat, maka peneliti


menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
a. Pengamatan: Pengamatan melibatkan pengumpulan data
dengan mengamati perilaku atau situasi secara langsung.
Pengamatan dapat dilakukan dengan atau tanpa
keterlibatan interaksi langsung dengan subjek yang
diamati. Ini sering digunakan dalam penelitian lapangan,
penelitian perilaku, atau penelitian ilmiah lainnya.

b. Analisis Dokumen: Teknik ini melibatkan pengumpulan


data dari dokumen tertulis atau sumber informasi lainnya.
Dokumen yang dapat dianalisis meliputi laporan, jurnal,
surat kabar, buku, catatan sejarah, dan sebagainya. Analisis
dokumen sering digunakan dalam penelitian sejarah, analisis
kebijakan, atau penelitian deskriptif lainnya.
c. Studi Kasus: Studi kasus melibatkan penelitian mendalam
tentang satu atau beberapa entitas (kasus) yang relevan
dengan pertanyaan penelitian. Data dikumpulkan melalui
berbagai teknik, seperti wawancara, pengamatan, dan
analisis dokumen. Studi kasus dapat memberikan
pemahaman mendalam tentang kasus-kasus tertentu.
d. Angket: Angket adalah metode yang kerap digunakan
oleh sejumlah peneliti, untuk mencari dan merumuskan
suatu permasalahan. Angket yang efektif, didasarkan pada
tujuan survei dan dirancang untuk memperoleh data yang
dibutuhkan tanpa menimbulkan bias. Instrumen dari

15
angket ini, umumnya mencakup pertanyaan tertulis atau
lisan dan terdiri dari format gaya wawancara.

3.6 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah


analisis deskriptif kausalitas. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian
deskriptif kausalitas dengan pendekatan kualitatif. Sugiyono (2019)
penelitian kausalitas merupakan penelitian yang digunakan untuk
mengetahui hubungan yang bersifat sebab akibat. Teknik analisis data
deskriptif pada penelitian kualitatif ini berupa proses menganalisis,
menggambarkan dan meringkas kejadian atau fenomena dari data yang
diperoleh melalui proses wawancara, angket, maupun pengamatan
langsung ke lapangan.

3.7 Penelitian Serupa


Berdasarkan apa yang telah penulis pilih, ada beberapa jurnal atau
penelitian yang serupa dengan penelitian ini sebagai berikut:
a. Didi Riadi (2022) meneliti mengenai transmigrasi suku jawa ke
Sumatra

dengan judul “Masyarakat Transmigrasi Suku Jawa Desa Kota Baru


Geragai Tanjung Jabung Timur : Kajian Sosial Ekonomi 1984-2008”. Di
dalam penelitian ini sang peneliti menggunakan metode penelitian
Kuntowijoyo berbagai tahapan penelitian yaitu, Heuristik, Verifikasi,
Interprestasi dan, Historiografi.
b. Penelitian oleh Asep Ginanjar pada tahun 2020 dengan judul
“Interaksi Sosial Mayarakat Jawa di Daerah Transmigrasi (Studi
Kasus Pada Masyarakat Di Desa Braja Fajar Kecamatan Way
Jepara Lampung Timur)”. Dalam penelitian ini, penulis
menggunakan penelitian kualitatif.
c. Penelitian oleh Astri Kurnia Dewi, dengan judul “Masyarakat
Kolonis Jawa di Pringsewu pada tahun 1925-1945” yang
membahas mengenai kolonialisasi suku jawa ke desa Bagelan

16
pada tahun 1905. Penelitian ini menggunakan metode penelitian
Historis dengan langkah-langkah Heuristik, Kritik Sumber,
Interpretasi, dan Historiografi.
d. Penelitian pada Jurnal Ilmu Sosial Mamangan oleh Yosi Nova,
dengan judul ”Dampak Transmigrasi Terhadap Kehidupan Sosial
Masyarakat : Studi Sejarah Masyarakat Timpeh Dharmasraya”.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian historis yakni
penelitian terhadap sumber sejarah secara mendalam dan untuk
mendukung penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.

17
3.8 Kerangka Konsep dan Definisi Operasional Variabel (DOV)

Transmigrasi suku jawa pada tahun 1905


mengakibatkan dominasi Suku Jawa di
Lampung

Berdampak pada sosial Lebih banyaknya suku

dan budaya di daerah Jawa dibanding suku asli

tersebut. Lampung

Pengumpulan data dengan


kajian jurnal dan kajian
pustaka yang ada di
Internet

Jurnal berupa output


dokumen yang bisa
digunakan sebagai sivitas
akademik untuk pelajar

18
Dengan acuan matrix yang bisa dilihat di bawah ini;

TRANSMIGRASI SUKU JAWA

X Jawa Timur Yogyakarta Jawa Tengah

Pendorong Penarik Pendorong Penarik Pendorong Penarik

Y 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

Sosial 3

Budaya 3

KETERANGAN

Faktor Pendorong Faktor Penarik Sosial Budaya

1. Jumlah Penduduk 1. Ketersediaan Lahan 1. Interaksi 1. Adat

2. Kepadatan Penduduk 2. Ketersediaan SDA 2. Kebiasaan 2. Suku

3. Dinamika Penduduk 3. Penggunaan Lahan 3. Tingkah Laku 3. Bahasa

21
Daftar Pustaka

Christiani, C., Tedjo, P., & Martono, B. (2014). ANALISIS DAMPAK KEPADATAN
PENDUDUK TERHADAP KUALITAS HIDUP MASYARAKAT PROVINSI JAWA
TENGAH. Serat
Acitya, 102-114.

Dewi, A. K., Imron, A., & Susanto, H. (2017). Masyarakat Kolonis Jawa di Pringsewu Tahun
1925- 1945. Jurnal FKIP Unila.
Fadli, Z. (2023). Ekonomi Kependudukan. Sumatra Barat: PT. GLOBAL EKSEKUTIF
TEKNOLGI.
Hilmi. (2022). Pengaruh Jumlah Penduduk Dan Pengangguran Terhadap Tingkat Kemiskinan Di
Kabupaten Tolitoli. Growth: Jurnal Ilmiah Ekonomi Pembangunan Vol 1, No 1, 20-27.

Legiani. (2018). Transmigrasi dan Pembangunan di Indonesia (Studi Deskriptif Sosiologi


Kependudukan dan Pembangunan). Hermeneutika, 25-38.

Malta, Sumardjo, Fatchiya, A., & Susanto, D. (2018). Keberdayaan Transmigran dalam
Berusaha Tani di Kabupaten Banyuasin dan Ogan Ilir Provinsi Sumatera Selatan. Jurnal
Penyuluhan, 14(2).

Nova, Y. (2016). Dampak transmigrasi terhadap kehidupan sosial masyarakat: studi sejarah
masyarakat timpeh damasraya. Jurnal Ilmu Sosial Mamangan , 22-36.
Qur'an, A. A. (2018). Sumber Daya Alam Dalam Pembangunan Berkelanjutan

Perspektif Islam. El- Jizya : Jurnal Ekonomi Islam, 5(1), 1–24.

21

Anda mungkin juga menyukai