Anda di halaman 1dari 10

DAULAH SYAFAWI

Makalah
Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Mapel : Sejarah Kebudayaan Islam
Pengampu: Hammam, M.SI

Kelompok 6 :
1. Cyntia Novissa A. (06)
2. Ifa Ayu Muza A. (12)
3. Nia Laila Ulul A. (18)
4. Saskia Dwi A. (22)

MA DARUL ULUM
SEMARANG
2023
DAULAH SYAFAWI

I. PENDAHULUAN
Periode pertengahan dunia Islam dimulai sejak tahun-tahun terakhir keruntuhan
Abbasiyah pada masa klasik, yang ditandai dengan runtuhnya pusat peradaban Islam di
Baghdad, akibat dari serangan bangsa Mongol dan konflik internal pemerintahan
Abbasiyah. Baghdad pada masa dinasti Abbasiyah dulu dikenal sebagai pusat bagi
keilmuan dunia. Banyak sekali ilmu-ilmu berharga yang ada di kota Baghdad. Akan
tetapi semua peninggalan itu sudah tidak ada bekasnya sama sekali, semua peninggalan-
peninggalan itu telah dimusnahkan oleh pasukan Mongol.
Keruntuhan dan kehancuran pusat peradababan Islam ini membawa dampak
yang sangat besar bagi perkembangan politik umat Islam setelahnya. Dengan luluh
lantaknya Baghdad otomatis dunia Islam mulai mundur pusat peradabannya dan itu
membawa dampak yang sangat terasa bagi kehidupan Islam setelahnya. Untuk
membangkitkan kembali kejayaan Islam maka hadirlah tiga kerajaan besar yaitu Turki
Usmani di Turki, kerajaan Safawi di Persia, dan kerajaan Mughal di India. Di masa
kemajuan, ketiga kerajaan besar ini mempunyai kelebihan masing-masing terutama
dalam bentuk literatur dan arsitek. Masjid-masjid dan gedung-gedung indah yang
didirikan di zaman ini masih dapat dilihat di Istambul, Tibriz, Isfahan serta kota - kota
lain di Iran dan di Delhi. Ketiga kerajaan ini sama-sama berusaha untuk
mempertahankan dan melakukan kemajuan-kemajuan dalam berbagai bidang.
Khusus kerajaan Safawi yang pada awalnya merupakan suatu gerakan tarekat
yang dipimpin oleh seorang ulama yang bernama Safi Al-Din. Kemudian pada masa
kepemimpinan Junaid berhasil merubah gerakan tersebut kepada gerakan politik dan
akhirnya pada masa Ismail gerakan tarekat ini menjadi sebuah kerajaan besar yang
sangat berpengaruh di dunia Islam pada masa itu. Kerajaan Safawi secara resmi berdiri
di Persia pada tahun 907 H/1501 M, yaitu ketika Ismail I dengan pasukan Qizilbash
menyerang dan mengalahkan AK-Koyunlu di Shapur, dekat Nakhechivan, yaitu ibu
kota AK-Koyunlu. Ismail berhasil merebut dan mendudukinya. Di kota inilah Ismail
memproklamirkan dirinya sebagai raja yang pertama dinasti Safawi.
Berbeda dari dua kerajaan Islam besar lainnya (Usmani dan Mughal), kerajaan
Safawi menyatakan Syi’ah sebagai mazhab resmi negara. Karena itu, kerajaan ini dapat
dianggap sebagai peletak pertama dasar terbentuknya negara Iran dewasa ini. Selama
kerajaan Safawi berdiri (1501-1722 M) dengan 11 orang pemimpin, pada masa
kepemimpinan Syah Abbas (raja ke 5) lah kerajaan ini mengalami kemajuan yang
sangat pesat. Hal ini dikarenakan Syah Abbas merupakan seorang tokoh yang sangat
bijaksana, berwibawa dan beliau merupakan seorang muslim yang taat dan berpegang
teguh terhadap ajaran agama Islam khususnya paham Syi’ah. Dengan kebijaksanaannya
dalam menjalankan pemerintahan Syah Abbas mampu menjadikan kerajaan Safawi
sebagai salah satu kerajaan yang berpengaruh bagi peradaban Islam di abad
pertengahan.
Tidak ketinggalan ia mengembangkan pula ilmu pengetahuan agama terutama
ilmu fiqh karena menurut anggapan kaum Syi’ah pintu ijtihad tidak pernah tertutup,
mujtahid tidak pernah terputus selamanya. Diantara ulama-ulama yang ternama di
kerajaan Safawi adalah Bahau ad-Din alAmily, dan seorang filosof Shadr al-Din asy-
Syirozi.
II. PERMASALAHAN
Dari pendahuluan diatas dapat diperoleh beberapa permasalahan yaitu antara
lain :
1. Bagaiman Kerajaan Safawiyah terbentuk?
2. Siapa saja penguasa Kerajaan Safawiyah?
3. Bagaimana Kemajuan Kerajaan Safawiyah?
4. Apa Faktor yang Membuat Kerajaan Safawiyah Mengalami Kemunduran?
III. PEMBAHASAN
A. Pembentukan Kerajaan Safawi
Kerajaan Safawi berdiri disaat kerajaan Utsmani di Turki mencapai puncak
kejayaannya. Kerajaan Safawi ini berasal dari gerakan tarekat di Ardabil, sebuah kota di
Azerbaijin (wilayah Rusia), yang berdiri hampir bersamaan dengan berdirinya kerajaan
Utsmani di Turki.
Nama Safawiyah diambil dari nama pendirinya Safi al-Din (1252-1334).
Kerajaan Safawiyah menganut aliran syi’ah dan ditetapkan sebagai mazhab negaranya.
Fanatisme pengikut tarekat Safawiyah yang menentang golongan selain syi’ah
mendorong gerakan ini memasuki gerakan politik. Kecenderungan terhadap politik
terwujud pada masa kepemimpinan Junaid (1447-1460 M) dimana sang imam
menambahkan gerakan politik selain gerakan keagamaan.
Hal ini menimbulkan konflik antara tarekat Safawiyah dengan penguasa Kara
Koyunlu, salah satu cabang bangsa Turki yang berkuasa di wilayah ini. Sang imam
berhasil diusir oleh pihak penguasa dan diasingkan. Selanjutnya sang imam bersekutu
dengan Uzun Hasan, seorang pemimpin Al-Koyunlu. Persekutuan imam Junaid dengan
Uzun Hasan semakin kuat, akibat pernikahannya saudara perempuan Uzun Hasan.
Imam Junaid tidak berhasil meraih supremasi politik di wilayah ini, lantaran upayanya
merebut kota Ardabil dan Sircassia mengalami kegagalan.
Sepeninggal imam Junaid, pimpinan tarekat safawiyah digantikan oleh anaknya
yang bernama Haidar. Atas persekutuannya dengan Ak-Koyunlu, Haidar berhasil
mengalahkan kekuatan al-Koyunlu dalam pertempuran yang terjadi pada tahun 1476 M.
Kemenangan ini membuat nama Safawiyah makin besar, dan hal ini tidak dikehendaki
oleh Ak-Koyunlu. Persekutuan antara Safawiyah dengan Ak-Koyunlu berakhir oleh
sikap Ak-Koyunlu yang memberikan bantuan kepada Sirwan ketika terjadi pertempuran
antara pasukan Haidar dengan Sirwan. Pasukan Haidar mengalami kehancuran, dan
Haidar sendiri terbunuh dalam pertempuran ini.
Kekuatan safawiyah bangkit kembali dalam kepemimpinan ismail. Selama 5
tahun, ia mempersiapkan kekuatan dengan membentuk pasukan Qizilbash (pasukan
baret merah) yang bermarkas di Gilan. Pada tahun 1501 M. Pasukan Qizilbash berhasil
mengalahkan Ak-Koyunlu dalam peperangan di dekat Nakhchivan dan berhasil
menaklukan Tibriz, pusat kekuasaan Ak-Koyunlu. Di kota ini Ismail memproklamirkan
berdirinya kerajaan Safawiyah dan menobatkan diri sebagai raja pertamanya.
B. Penguasa pada Kerajaan Safawi
Ismail berkuasa selama 23 tahun, yakni antara tahun 1501-1524 M. Hanya
selang waktu 10 tahun wilayah kekuasaan Ismail sudah meliputi seluruh Persia dan
bagian Timur Bulan Sabit Subur (Fertile Crescent). Ambisi politik mendorongnya untuk
terus menambah kekuasaan, namun Ismail terbentur musuh yang sangat jahat dan
membenci golongan Syi’ah, yakni Turki Utsmani. Peperangan dahsyat terjadi pada
tahun 1514 M di Chaldiran dekat Tabriz dan kemenangan akhirnya berpihak pada Turki
Utsmani. Sepeninggal Ismail peperangan antara dua kerajaan besar ini kembali berlanjut
pada pemerintahan Tahmasp I, Ismail II, dan Muhammad Khudabanda. Pada masa tiga
raja ini, Safawi melemah, selain itu sering terjadi pertentangan antar kelompok dalam
negeri.
Munculnya Raja Safawi kelima, Abbas I (1885-1628) mampu memulihkan
kekuatan kerajaan Safawi dengan menempuh kebijakan sebagai berikut.
Pertama, mengurangi dominasi pasukan Qizilbash dengan cara membentuk
pasukan baru yang direkrut dari budak tawanan perang bangsa Georgia, Armenia,
Sircassia.
Kedua, mengadakan perjanjian damai dengan Turki Utsmani, yaitu ia rela
melepaskan wilyah Azerbaijan, Georgia, dan sebagian wilayah lainnya. Dia juga
berjanji tidak akan menghina Abu Bakar, Umar, Utsman. Sebagai jaminan atas
perjanjian itu, ia menyerahkan saudara sepupunya Haidar Mirza sebagai sandera di
Istanbul.
Dengaah yang ditempuh tersebut, boleh dikatakan Abbas I membuat kerajaan
Safawi kembali menguat. Ia kembali melirik wilayahnya yang sempat lepas. Kemudian
ia kembali mencoba menyusun kekuatan militer yang kuat, setelah terbina dengan baik,
ia berusaha merebut wilayahnya dari Turki Utsmani. Perbedaan aliran antar kedua
kerajaan ini menyebabkan rasa permusuhan yang tidak pernah padam. Pada tahun 1602
M di saat Turki Utsmani berada dibawah kepemimpinan Sultan Muhammad II, Abbas I
menyerang dan berhasil menguasai Tabriz, Sirwan, dan Baghdad. Pada tahun1622 M,
pasukan Abbas I berhasil merebut kepulauan Hurmuz.
C. Kemajuan pada Kerajaan Safawi
Masa kekuasaan Abbas I merupakan puncak kejayaan Kerajaan Safawi. Secara
politik ia mampu mengatasi berbagai kemelut di dalam negeri yang dapat mengganggu
stabiliatas naegara dan berhasil merebut kembali wilayah-wilayah yang direbut oleh
kerajaan lain pada masa raja-raja sebelumnya. Kemajuan yang dicapai oleh kerajaan
safawi tidak hanya terbatas di bidang politik. Dibidang yang lain, kerajaan ini juga
mengalami banyak kemajuan. Kemajuan itu antara lain adalah sebagai berikut :
1. Bidang Ekonomi
Stabilitas politik kerajaan samami pada masa kekuasaan Abbas I ternyata telah
memicu perkembangan perekonoian Safawi, lebih-lebis setelah kepulauan Huzmus
dikuasai dan pelabuhan Gumnrun diubah menjadi Bandar Abbas. Denag
dikuasainya bandar ini maka salah satu jalur dagang laun antara Timur dan Barat
yang biasanya diperebutkan oleh Belanda, Inggris dan Prancis sepenuhnya menjadi
milik kerajaan safawi.
Disamping sektor perdagangan, safawi juga mengalami kemajuan di sektor
pertanian terutama di daerah bualan sabit subur (Fortile Crescent).
2. Bidang Ilmu Pengetahuan
Dalam sejarah Islam bangsaenal sebagai bangsa Persia dikenal sebagai bangsa
yang berperaban tinggi dan berjasa dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Oleh
karena itu tidak mengherankan apabila pada masa Kerajaan Safawi tradisi keilmuan
ini terus berlanjut.
Ada beberapa ilmuan yang selalu hadir di majlis istana yaitu: Baha al-Din al-
Syaerazi, generalis ilmu pengetahuan Sadar al-Din al-Syaerazi,filosof,ahli sejarah,
teolog, dan seorang yang pernah mengadakan observasi mengenai kehidupan lebah-
lebah. Dalam bidang ini, Kerajaan Safawi bisa dikatakan lebih berhasil dari pada dua
kerajaan islam yang lain pada masa yang sama.
3. Bidang Pembangunan Fisik dan Seni
Para penguasa kerajaan ini telah berhasil menciptakan Istafhan, ibu kota
kerajaan, menjadi kota yang sangat indah. Dikota itu berdiri bangunan-bangunan yang
besar dan indah seperti mesjid-mesjid, rumah sakit, sekolah-sekolah, jembatan
raksasa diatas Zende Rud dan Istana Chihil Sutun. Kota Isfahan juga dihiasi dengan
taman-taman wisata yang ditata secara apik. Ketika Abbas I wafat, di Istafhan
terdapat 162 mesjid, 48 akademi, 1802 penginapan, dan 273 pemandian umum.
Di bidang seni, kemajuan nampak begitu kentara dalam gaya arsitertur
bangunan-bangunannya, seperti pada mesjid Shah yang dibangun pada tahun 1611 M,
dan mesjid Syaikh Lutf Allah yang dibangun pada tahun 1603 M. Unsur seni lainnya
terlihat pula dalam bentuk kerajinan tangan, keramik, karpet, pemadani, pakaian dan
tenunan, mode, tembikar, dan benda seni lainnya. Seni lukis mualai dirinis sejak
Tahmasp I. Raja Ismail I pada tahun 1522 M membawa seoang pelukis timur ke
Tabriz. Pelukis itu bernama Bizhad.
Demikianlan puncak kemajuan yang dcapai oleh Kerajaan Safawi. Seteala itu,
kerajaan ini mengalami kemunduran. Kemajuan yang dicapai membuat kerajaan ini
menjadi menjadi salah satu dari tiga kerajaaan besar Islam yang disegani oleh lawan-
lawannya terutama dalam bidang politik dan militer. Walaupun tidak setaraf dengan
kemajuan Islam dimasa klasik, kerajaan ini melalui kemajuan-kemajuan dalam bidang
ekonomi, ilmu pengetahuan, peninggalan seni, dan gedung-gedung bersejah.
D. Kemunduran Kerajaan Safawi
Sepeninggalan Abbas I kerajaan Safawiyah lemah sehingga tidak mampu
mempertahankan masa kejayaan kerajaan. Safi Mirza adalah cucu dan sekaligus
pengganti Abbas I. Sejak masa ini beberapa wilayah Safawiyah terlepas oleh penguasa
lain, misalnya kota Qandahar lepas dari kekuasaan kerajaan Safawiyah, di duduki oleh
kerajaan Mughal ketika itu dipimpin oleh Sultan Syah Jihan. Kemudian Ervan, Tibriz,
dan Baghdad direbut oleh pasukan Ustman antara tahun 1635-1637 M.
Abbas II adalah raja yang gemar minum minuman keras, sehingga ia jatuh sakit
dan meninggal. Namun Abbas II memiliki semangat perjuangan untuk kerajaan
Safawiyah. Ia merebut kembali wilayah Qandahar, namun upaya ini tidak di teruskan
oleh para penggantinya. Sulaiman adalah seorang penguasa yang lemah, ia bertindak
kejam terhadap pembesar yang di curigainya. Akibatnya, rakyat bersikap masa bodoh
terhadap pemerintah. Ia di ganti oleh Syah Husein yang alim. Pengganti Sulaiman ini
memberi kekuasaan yang besar kepada para ulama Syiah yang sering memaksakan
pendapatnya terhadap penganut aliran Sunni. Sikap ini membangkitkan kemarahan
golongan Sunni Afganistan.
Pemerontakan bangsa Afgan tersebut terjadi pertama kali pada tahun 1709 M. di
bawah pimpinan Mir Vays yang berhasil merebut wilayah Qandahar. Pemberontakan
lainnya terjadi di Heart, suku Ardabil Afganistan berhasil menduduki Mashad. Mir
Vays diganti oleh Mir Mahmud sebagai penguasa Qandahar. Ia berhasil mempersatukan
pasukan dengan pasukan Ardabil. Dengan kekuatan gabungan ini, Mir Mahmud
berusaha memperluas wilayah kekuasaanya dengan merebut negri-negri Afgan dari
Kekuasaan Safawi. Ia bahkan berusaha menguasai Persia.
Karena desakan dan ancaman Mir Mahmud, Syah Husein akhirnya mengakui
kekuasaan Mir Mahmud dan menganggkatnya sebagai gubernur di Qandahar dengan
gelar Husein Quli Khan (budak Husein). Dengan pengakuan ini, Mir Mahmud menjadi
lebih leluasa bergerak. Pada tahun 1721 M, ia dapat merebut Kirman. Tak lama
kemudian, ia dan pasukannya menyerang Isfahan, mengepungnya selama enam bulan
dan memaksa Syah Husein untuk menyerah tanpa syarat. Pada tanggal 12 Oktober 1722
M, Syah Husein menyerah dan 25 Oktober Mir Mahmud memasuki kota Isfahan dengan
penuh kemenangan.
Salah seorang putra Husein, bernama Thahmasp II, dengan dukungan penuh
suku Qazar dari Rusia, memproklamasikan dirinya sebagai raja yang sah dan berkuasa
atas Persia dengan pusat kekuasaanya di Kota Astarabat. Pada tahun 1726 M. Thahmasp
II bekerjasama dengan Nadir Khan dari suku Afshar untuk memerangi dan mengusir
bangsa Afghan yang menduduki Isfahan. Asyraf, pengganti Mi Mahmud, yang berkuasa
di Isfahan digempur dan dikalahkan oleh pasukan Nadir Khan tahun 1729 M. Asyraf
sendiri terbunuh dalam peperangan itu. Dengan demikian, kerajaan Safawi kembali
berkuasa. Namun pada bulan Agustus 1732 M. Thahmasp II di pecat oleh Nadir Khan
dan digantikan oleh Abbas III yang ketika itu masih sangat kecil. Empat tahun setelah
itu, 8 Maret 1736 M, Nadir Khan mengangkat dirinya sebagai raja menggantikan Abbas
III.
Penyebab kemunduran dan kehancuran Kerajaan Safawiyah disebabkan oleh
faktor internal dan eksternal. Faktor Internal bahwa sepeninggalan Abbas I kerajaan
Safawiyah berturut-turut di perintah oleh enam raja. Pada masa raja tersebut, kondisi
kerajaan Safawiyah tidak menunjukkan grafik naik dan berkembang tetapi justru
memperlihatkan kemunduran yang akhirnya membawa kepada kehancuran.
Penyebab lainnya adalah dekadensi moral yang melanda sebagian para
pemimpin kerajaan Safawiyah. Ini turut mempercepat proses kehancuran kerajaan
tersebut. Sulaiman selaian pecandu berat narkotika, juga menyenangi kehidupan malam
beserta harem-haremnya selama tujuh tahun tanpa sekalipun menyempatkan diri
menangani pemerintahan. Begitu juga sultan Husein.
Penyebab penting lainnya adalah karena pasukan ghulam (budak-budak) yang
dibentuk oleh Abbas I tidak memiliki semangat perang yang tinggi seperti Qizilbasy.
Hal ini disebabkan pasukan tersebut tidak disiapkan secara terlatih dan tidak melalui
proses pendidikan rohani seperti yang dialami oleh Qizilbasy. Sementara itu, anggota
Qizilbasy yang baru ternyata tidak memiliki militansi dan semangat yang sama dengan
Qizilbasy sebelumnya.
Faktor eksternal di antara sebab-sebab kemunduran dan kehancuran kerjaan
Safawiyah ialah konflik berkepanjangan dengan Kerajaan Usmani. Bagi Kerajaan
Usmani, berdirinya Kerajaan Safawiyah yang beraliran Syiah merupakan ancaman
langsung terhadap wilayah kekuasaanya. Konflik antara dua kerajaan tersebut
berlangsung lama, meskipun pernah berhenti sejenak ketika tercapai perdamaian pada
masa Syah Abbas I.
IV. KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Dinasti Safawiyah bermula dari gerakan sufi di kawasan Azarbaijan yang disebut
Safawiyeh . Pendiri gerakan sufi ini adalah Syekh Safi Al-Din [18] ( 1252 – 1334 ).
Sheikh Safī al-Dīn Abdul Fath Is'haq Ardabilī berasal dari Ardabil , sebuah kota di
wilayah Azerbaijan Iran. Ia merupakan anak murid seorang imam Sufi iaitu Sheikh
Zahed Gilani ( 1216 – 1301 , dari Lahijan.) Safi Al-Din kemudian mengganti ajaran
Sufi ini menjadi ajaran Syiah sebagai tanggapan terhadap serangan tentara Mongol
di wilayah Azerbaijan. Pada abad ke-15, Safawiyah kemudian berubah karakter dan
menjadi militan di bawah Syekh Junayd dan Syekh Haydar . Kemudian mulai
meluaskan pengaruh dan kekuasaannya di bidang politik dan militer ke seluruh Iran
dan berhasil merebut seluruh Iran dari pemerintahan Timuriyah
2. Raja-raja Kerajaan Safawi Ismail I (1501–1524) Tahmasp I (1524-1576) Ismail II
(1576-1577) Mohammad Khodabanda (1577-1587) Abbas I (1587-1629) Safi
Mirza (1628-1642) Abbas II (1642-1667) Sulaiman (1667-1694) Husein (1694-
1722) Tahmasp II (1722-1732) Abbas III (1733-1736)
3. Mengalami kemajuan di bidang industri dan perdagangan, terutama setelah
kepulauan Hurmuz dikuasai dan pelabuhan Gumrun diubah menjadi Bandar Abbas.
Selain itu, Dinasti Safawi juga mengalami kemajuan sektor pertanian di daerah
Bulan Sabit Subur. Mughal dan Turki Utsmani
4. Penyebab kemunduran kerajaan Safawi Sepeninggal Abbas I kerajaan Safawi
berturut-turut diperintah oleh enam raja, yaitu safi Mirza (1628-1642 M), Abbas II
(1642-1667 M), Sulaiman (1667-1694), Husain (1694-1722 M), Tahmasp II (1722-
1732 M), dan Abbas III (1733-1736 M). Pada masa raja-raja tersebut kondisi
kerajaan safawi tidak menunjukkan grafik naik dan berkembang, tetapi justru
memperlihatkan kemunduran yang akhirnya membawa kepada kehancuran.
V. PENUTUP
Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi
bahasan dalam makalah ini, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan karena
terbatasnya pengetahuan, kurangnya rujukan atau referensi yang kami peroleh
hubungannya dengan makalah ini. Penulis berharap kepada para pembaca dapat
memberikan kritik dan saran demi sempurnanya makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.uinib.ac.id/6388/2/BAB%20I.pdf
https://bocahhukum.blogspot.com/2018/08/makalah-kerajaan-safawi-di-persia.html?
m=1
https://prezi.com/p/e5oa0p07l8du/peradaban-islam-pada-dinasti-safawi-di-persia/?
fallback=1#:~:text=KEMAJUAN%20DINASTI%20SAFAWI&text=Mengalami
%20kemajuan%20di%20bidang%20industri,di%20daerah%20Bulan%20Sabit
%20Subur.&text=Mughal%20dan%20Turki%20Utsmani.
https://www.kompas.com/stori/read/2022/03/20/120000679/kerajaan-safawi--sejarah-
raja-raja-kejayaan-dan-keruntuhan
https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Dinasti_Safawiyah#:~:text=Asal%20usul
%20Dinasti%20Safawiyah,kota%20di%20wilayah%20Azerbaijan%20Iran
https://mpikelasa.files.wordpress.com/2018/05/s-p-i-kerajaan-safawi.pdf

Anda mungkin juga menyukai