Anda di halaman 1dari 6

LATAR BELAKANG

Periode kelima dimulai dengan jatuhnya Kekhalifahan Abbasiyah. Tentara Mongol


memiliki kesempatan untuk menyerang Baghdad dan pada masa ini karena kekhalifahan telah
menunjukkan kerentanan politiknya. Pengaruh politik Islam menurun drastis setelah jatuhnya
Kekhalifahan Abbasiyah di Baghdad akibat invasi tentara Mongol.

Saat politik Muslim berangsur memburuk, terkhusus ketika Kekhalifahan Abbasiyah


digulingkan dan periode keruntuhan politik yang tajam bagi Islam dimulai dengan invasi Mongol
ke Baghdad pada tahun 1258. Wilayahnya terpecah menjadi kerajaan-kerajaan kecil yang saling
bertikai. Invasi Mongol menghancurkan banyak sekali kultur masyarakat serta warisan
Masyarakat muslim. Jelas, situasinya sangat memprihatinkan. Namun, dengan bangkitnya tiga
kerajaan yang kuat seperti Kekaisaran Turki Utsmaniyah, Kekaisaran Mughal, dan Kekaisaran
Shafawi-situasi ini berubah. Dimulainya kebangkitan politik Muslim bertepatan dengan
pembentukan tiga kerajaan besar tersebut.

Sejarah Iran dikatakan dimulai dengan Kekaisaran Shafawi. Berawal dari sebuah gerakan
untuk tarekat agama, kerajaan ini memberikan kontribusi yang signifikan dalam bidang politik,
ekonomi, sosial-keagamaan, seni, dan budaya peradaban Islam di Persia. Kerajaan Shafawi
akhirnya menjadi negara Islam yang kuat sebagai hasil dari kemajuan-kemajuan ini.

Kekaisaran Safawiyah didirikan tahun 1503-1722 Masehi. Pada saat itu, Kekaisaran
Ottoman di Turki mencapai masa keemasan, dan Kekaisaran Safawiyah didirikan. Tarekat
Safawiyah, sebuah gerakan tarekat, didirikan di Ardabil, sebuah kota di Azerbaijan (Wilayah
Rusia), dan menjadi fondasi monarki Safawi. Nama pendiri organisasi ini, Syekh Ishak
Safiuddin, yang juga dikenal sebagai Safi al-Din (1252-1334), merupakan sumber nama
safawiyah, yang dipertahankan hingga tarekat ini berubah menjadi sebuah gerakan politik. Pada
kenyataannya, nama tersebut dipertahankan bahkan setelah gerakan ini mencapai tujuannya serta
kejayaannya.1

1
Lathifah, I., Daulay, H. P., & Dahlan, Z. (2021). Peradaban dan Pemikiran Islam Pada Masa Dinasti
Safawi di Persia. Islamic Education, 1(2), 54-61.
Landasan sejarah nasional Iran diperkirakan telah diletakkan oleh Kekaisaran Shafawi.
Kerajaan tersebut memberikan kontribusi yang signifikan dalam bidang politik, ekonomi, sosial,
agama, seni, dan budaya serta bidang-bidang lain yang mengisi peradaban Islam di Persia.
Karena itu, kerajaan Safawi tumbuh menjadi negara Islam yang lebih kuat di masa depan. 2

Kekaisaran Turki Utsmaniyah di sebelah barat dan Kekaisaran Mughal di India di sebelah
timur mengapit Kekaisaran Safawiyah di Persia. Meskipun berkembang dengan cepat,
Kekaisaran Safawiyah sering berperang dengan Turki Utsmaniyah. Kekaisaran Safawi
menetapkan Syiah sebagai fondasi beragama resmi negara, sehingga kerajaan ini dapat dilihat
sebagai kerajaan pertama yang meletakkan dasar bagi pendirian negara Islam Iran.

Masa Kejayaan Pada abad ke 16-17 Masehi, Daulah Safawi menguasai Persia (Iran). Fase
kejayaan terbesarnya terjadi di bawah pemerintahan dua Sultan, Ismail I (1501-1524 M) dan
Sultan Shah Abbas I (1558-1622 M).3

Selama sepuluh tahun pertama masa pemerintahannya, yang berlangsung selama sekitar
23 tahun (1501-1524 M), Sultan Ismail berhasil memperluas wilayah kekuasaannya. Dia berhasil
mengkonsolidasikan kekuasaannya selama sepuluh tahun pertama pemerintahannya. Di
Hamadan (1503 M), provinsi-provinsi Kaspia di Nazandaran, Gurgan, dan Yazd (1504 M), Diyar
Bakr (1505-1507 M), Baghdad dan barat daya Persia (1508 M), Sirwan (1509 M), dan Khurasan
(1510 M), ia berhasil mengusir sisa-sisa pasukan AK. Kuyunlu. Oleh karena itu, ia telah
menguasai setiap distrik di Persia dalam waktu kurang dari sepuluh tahun.4

Setelah Ismail I mengalami kekalahan, dia mengalami trauma atas kekalahan tersebut
yang menumbangkan semangat juang dan kepercayaan pada dirinya. Oleh karena itu,
kehidupannya berubah menjadi seorang penggembala. Hal tersebut menimbulkan kelemahan
pada Daulah Safawi yang berakibat permusuhan dan perpecahan antar golongan karena
perebutan kekuasaan.

Baru setelah Abbas I diangkat menjadi raja, raja Safawi kelima, situasi keterpurukan
tersebut akhirnya lambat laun berakhir. Ia menjadi khalifah dari tahun 1588 hingga 1628.

2
Azizah, R. L., & Mawardi, K. (2023). Perkembangan Ilmu Pengetahuan Masa Dinasti Safawiyah. Journal
on Education, 6(1), 1471-1482.
3
ISLAM, F. P. A., & EL-ADABI, S. N. MAKALAH SEJARAH PERADABAN ISLAM TIGA KERAJAAN
BESAR DALAM SEJARAH PERADABAN ISLAM.
4
As' adurrofik, M. (2021). Sejarah Peradaban Islam Tiga Kerajaan Besar. AL-Fathonah, 1(1), 188-209.
Melalui upayanya, Abbas I mampu mengembalikan kekuatan kerajaan Safawi. Setelah itu, dalam
upaya untuk mendapatkan kembali tanah-tanahnya yang hilang, Abbas I mulai mengalihkan
perhatiannya ke luar.

Meskipun Syah Ismail I adalah seorang yang menghargai ilmu pengetahuan, komponen
sosial, politik, ekonomi, dan budaya dari pendidikan tidak memiliki banyak dampak pada masa
pemerintahannya. Bangsa Persia yang membentuk dinasti ini dianggap sebagai peradaban yang
sangat maju dalam sejarah Islam dan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan demikian, tradisi ilmiah muncul selama Kekaisaran
Safawi, terutama di bawah pemerintahan Abbas I. Gagasan utama bahwa pengikut Syiah tidak
boleh taqlid dan bebas melakukan ijtihad karena ini adalah jalan yang terbuka sangat tertanam
dalam kemajuan ilmiah di era Safawi. Kaum Syi'ah percaya bahwa taqlid sudah cukup dan
ijtihad belum berakhir. Mereka percaya bahwa ijtihad tidak akan pernah berakhir.5

Selama pemerintahan Shah Abbas I, pencapaian pengembangan ilmu pengetahuan


Dinasti Safawi juga tercermin dalam gaya arsitektur pada masa tersebut. Pembangunan 48
fasilitas pendidikan dan 162 masjid menjadi buktinya. Kerabat kerajaan turut berperan dalam
pendirian lembaga-lembaga pendidikan ini. Salah satunya, nenek Shah Abbas II, Dilaram
Khanun, mendirikan madrasah "Nenek Besar" pada tahun 1647 dan madrasah "Nenek Kecil"
pada tahun 1645. Selain itu, Maryam Begun, putri Shah Safi, mendirikan madrasah pada tahun
1703. Pada tahun 1694, Shahr Banu, adik perempuan Shah Husain, mendirikan madrasah untuk
para pangeran.

Dalam aspek kesenian, dinasti ini juga mengalami kemajuan. Sekolah seni lukis Timurid
pindah ke Tibriz sekitar tahun 1510 dari Herat. Pelukis terbaik pada masa itu, Bahzad,
mengawasi sebuah bengkel yang menghasilkan banyak manuskrip dan menjabat sebagai direktur
perpustakaan raja. Selain itu, Shah Tahmasp dianggap sebagai pengrajin ulung yang menciptakan
banyak karya logam dan keramik, hiasan dinding, dan jubah. Sebuah edisi Shah Name (buku
raja-raja), yang memiliki lebih dari 250 lukisan dan dianggap sebagai salah satu karya seni
manuskrip Iran terbesar, berasal dari aliran seni ini. Selain itu, Shah Abbas I melukis berbagai
subjek, termasuk pertempuran, lanskap, dan ritual agung Kerajaan.

5
Azizah, R. L., & Mawardi, K. (2023). Perkembangan Ilmu Pengetahuan Masa Dinasti Safawiyah. Journal
on Education, 6(1), 1476
Kerajaan Safawi juga diuntungkan secara ekonomi dari posisinya di bidang
perdaganganDi bawah Abbas, kebijakan keagamaan berubah dari kebijakan para khalifah
sebelumnya, yang bersikeras agar Syiah menjadi agama resmi, menjadi kebijakan yang penuh
toleransi. Konsep toleransi yang sangat luas telah tertanam dalam politik keagamaannya. Kaum
Sunni diizinkan untuk mempraktikkan keyakinan mereka dan menjalani kehidupan mereka tanpa
dipaksa untuk berpindah ke Syiah. Selain itu, karena banyak orang Armenia yang menetap di
Isfahan dan menjadi warga negara yang taat, para pendeta Kristen dapat mengembangkan doktrin
teologi mereka.

Pada aspek keagamaan, Di bawah kepemimpinan Abbas, kebijakan keagamaan berubah


dari kebijakan para khalifah sebelumnya, yang bersikeras agar Syiah menjadi agama resmi,
menjadi kebijakan yang penuh toleransi. Konsep toleransi yang sangat luas telah tertanam dalam
politik keagamaannya. Kaum Sunni diizinkan untuk mempraktikkan keyakinan mereka dan
menjalani kehidupan mereka tanpa dipaksa untuk berpindah ke Syiah. Selain itu, karena banyak
orang Armenia yang menetap di Isfahan dan menjadi warga negara yang taat, para pendeta
Kristen dapat mengembangkan doktrin teologi mereka.6

KEMUNDURAN DAULAH SAFAWIYAH

Pertempuran yang sedang berlangsung dengan Turki Utsmaniyah adalah salah satu faktor
yang memengaruhi terhadap kemunduran Daulah Safawiyah. Turki Utsmaniyah harus berjuang
melawan pendirian Daulah Safawiyah Syiah karena mereka melihatnya sebagai bahaya langsung
bagi kekaisaran mereka. Pertempuran kedua pihak mungkin tidak pernah benar-benar berakhir,
kecuali pada masa lalu ketika Sultan Abbas I menandatangani perjanjian damai dengan Turki
Utsmaniyah, yang menyebabkan konflik muncul kembali.7

Faktor kedua adalah bahwa mereka tidak mampu mempertahankan kekuasaan yang telah
ditunjuk Sultan Abbas I, apalagi mengembangkannya. Sebaliknya, perebutan kekuasaan di dalam

6
Lathifah, I., Daulay, H. P., & Dahlan, Z. (2021). Peradaban dan Pemikiran Islam Pada Masa Dinasti
Safawi di Persia. Islamic Education, 1(2), 54-61.
7
As' adurrofik, M. (2021). Sejarah Peradaban Islam Tiga Kerajaan Besar. AL-Fathonah, 1(1), 188-209.
keluarga istana terjadi, yang tidak dibantu oleh tentara karena pasukan Ghullam Sultan Abbas I
tidak memiliki rasa tanggung jawab yang kuat.8

Lathifah, I., Daulay, H. P., & Dahlan, Z. (2021). Peradaban dan Pemikiran Islam Pada Masa
Dinasti Safawi di Persia. Islamic Education, 1(2), 54-61.

Azizah, R. L., & Mawardi, K. (2023). Perkembangan Ilmu Pengetahuan Masa Dinasti
Safawiyah. Journal on Education, 6(1), 1471-1482.

ISLAM, F. P. A., & EL-ADABI, S. N. MAKALAH SEJARAH PERADABAN ISLAM TIGA


KERAJAAN BESAR DALAM SEJARAH PERADABAN ISLAM.

As' adurrofik, M. (2021). Sejarah Peradaban Islam Tiga Kerajaan Besar. AL-Fathonah, 1(1), 188-
209.

Azizah, R. L., & Mawardi, K. (2023). Perkembangan Ilmu Pengetahuan Masa Dinasti
Safawiyah. Journal on Education, 6(1), 1476

Lathifah, I., Daulay, H. P., & Dahlan, Z. (2021). Peradaban dan Pemikiran Islam Pada Masa
Dinasti Safawi di Persia. Islamic Education, 1(2), 54-61.

As' adurrofik, M. (2021). Sejarah Peradaban Islam Tiga Kerajaan Besar. AL-Fathonah, 1(1), 188-
209.

8
Islam, F. P. A., & El-Adabi, S. N. Makalah Sejarah Peradaban Islam Tiga Kerajaan Besar Dalam Sejarah
Peradaban Islam.

Anda mungkin juga menyukai