Anda di halaman 1dari 3

LEMBAR SOAL TUGAS TUTORIAL I

PANG4325

Tugas Tutorial ke-1 melingkupi materi dari sesi ke-1 hingga 3. Bentuk tugas berupa soal
uraian sebanyak 3 soal yang perlu dijawab dengan singkat, tetapi jelas dan runut.

1. Sebuah penelitian dilakukan untuk mengetahui respon glikemik pangan A dan pangan
B. Berdasar pengujian diketahui bahwa indeks glikemik pangan A ialah 80 dan indeks
glikemik pangan B ialah 66.
a. Tentukan nilai beban glikemik pangan A dan B jika diketahui kadar karbohidrat
pangan A sebesar 53 g (per 150 g sajian) dan kadar karbohidrat pangan B sebesar
91 g (per 150 g sajian)!
b. Berdasar informasi indeks glikemik dan beban glikemik, manakah bahan pangan
yang lebih cocok dikonsumsi oleh orang yang ingin menjaga kestabilan gula
darah?
2. Pengaruh konsumsi serat pada kokoa terhadap profil kolesterol darah (ditampilkan
pada tabel di bawah) dianalisis secara in-vivo dengan menggunakan tikus percobaan
yang mengalami hiperkolesterolemia.
a. Bagaimana perbedaan profil kolesterol antara tikus kontrol dengan tikus yang
diberi pakan serat kokoa berdasar hasil pengamatan?
b. Bagaimana tikus percobaan yang dikategorikan hiperkolesterolemia?
c. Sebutkan 2 mekanisme serat pangan dalam menurunkan level kolesterol darah!

3. Sebuah pengujian terhadap profil kolesterol darah dilakukan dengan menggunakan


tikus percobaan untuk mengetahui pengaruh konsumsi suatu minyak nabati. Hasil
pengamatan menunjukkan profil kolesterol berupa total kolesterol, LDL, HDL,
trigliserida, asam lemak bebas, dan indeks aterogenik. Di samping itu, dilakukan pula
pengukuran kadar malonaldehid untuk mengukur kadar LDL teroksidasi.
a. Hitunglah kadar LDL dan indeks aterogenik! Diketahui total kolesterol 198
mg/dL; HDL 29 mg/dL; dan trigliserida 71 mg/dL.
b. Bagaimana hubungan indeks aterogenik dengan penyakit kardiovaskuler?
c. Apa yang dimaksud malonaldehid? Dari bagian manakah malonaldehid pada tikus
percobaan diambil untuk pengamatan?
Jawaban:
1. Untuk menentukan beban glikemik dapat dihitung menggunakan rumus sebagai
berikut:
BG = IG x KH
yang dimana: BG = beban glikemik
IG = indeks glikemik
KH = kadar karbohidrat
a. Maka didapatkan hasil:
Jenis Pangan Indeks Glikemik Ukuran Saji Beban
Total (g) KH (g) Glikemik
Pangan A 80 150 53 42,4
Pangan B 66 150 91 60,0
b. Bahan pangan yang cocok dikonsumsi oleh orang yang ingin menjaga kestabilan
gula darah adalah pangan B dikarenakan pada pangan B memiliki indeks glikemik
yang lebih rendah daripada pangan A, indeks glikemik pada pangan merupakan
suatu tingkatan yang efeknya terhadap peningkatan kadar glukosa darah. Pangan
yang menaikkan glukosa darah dengan cepat memiliki IG yang tinggi, sedangkan
pangan yang memiliki IG yang rendah akan memperlambat kenaikan glukosa
dalam darah.
2. Jawaban:
a. Perbedaan profil kolesterol antara tikus kontrol dengan tikus yang diberikan pakan
serat cocoa berdasarkan hasil pengamatan adalah tikus yang diberikan pakan serat
cocoa memiliki kadar total kolesterol, kadar LDL, kadar triacylglycerols, kadar
FFA, dan atherogenic index lebih rendah dibandingkan dengan tikus kontrol hal ini
dikarenakan kandungan serat yang dikonsumsi oleh tikus yang diberikan pakan
serat cocoa dapat mengikat kolesterol dan hasil metabolismenya dapat dibuang
melalui feses. Proses ini secara otomatis akan mengurangi kadar kolesterol pada
serum.
b. Tikus percobaan yang dikategorikan hiperkolesterolemia adalah tikus yang
memiliki kadar kolesterol total dalam serum adalah >130mg/dL.
c. Mekanisme serat pangan dalam menurunkan level kolesterol darah adalah
pencegahan sintesis kolesterol, menurunkan jumlah energi makanan sehingga
mengurangi sintesis kolesterol dan meningkatkan eksresi empedu, serta
menurunkan ketersedian kolesterol dan menghambat absorbsi kolesterol sehingga
menurunkan jumlah kolesterol yang ditransfer ke aliran darah.
3. Jawaban:
a. Kadar LDL dihitung secara langsung dengan menggunakan rumus Friedewald
yakni:
TG
Kadar LDL = Total kolesterol – HDL - ,
5
Maka:
71
Kadar LDL = 198 – 29 - = 154 mg/dL, sedangkan untuk indeks aterogenik
5
Total Kolesterol−HDL 198−29
dapat dihitung = = 5,83
HDL 29
b. Hubungan antara indeks aterogenik dengan penyakit kardiovaskuler adalah Indeks
aterogenik plasma (AIP) adalah indeks penting yang dapat digunakan sebagai indeks yang
berdiri sendiri untuk estimasi risiko jantung. Perubahan kadar profil lipid membuat individu
lebih rentan terkena komplikasi aterosklerotik. Ini didefinisikan sebagai logaritma [log]
rasio konsentrasi plasma TG terhadap HDL-C dan berkorelasi kuat dengan risiko CVD. Ini
dapat bertindak sebagai tambahan pada profil lipid individu. AIP adalah penentu terbaik
untuk laju esterifikasi fraksionasi HDL-C dan lebih berguna dibandingkan parameter lipid
rutin. Hal ini dapat digunakan sebagai indikator diagnostik ketika parameter risiko
aterogenik lainnya tampak normal. Perhitungan AIP memperkirakan nilai “zona risiko
aterogenik”.
c. Malonaldehid (C3H4O2) adalah senyawa aldehid yang terbentuk pada proses
peroksidasi asam lemak tak jenuh terutama asam arakhidonat dan merupakan
indeks tak langsung kerusakan oksidatif yang disebabkan oleh peroksidasi lipid.
Bagian pada tikus yang terdapat malonaldehid adalah organ hati, ginjal dan
adrenal.

Nama: NAUFAL HILMI


NIM: 043485489
UPBJJ: Surabaya

Anda mungkin juga menyukai