Anda di halaman 1dari 48

STUDI MEKANISME PREPARASI SAMPEL BATUBARA

UNTUK PEMBAKARAN ELECTRIC FURNACE


DI PT BUMI MINERAL SULAWESI
KABUPATEN LUWU

RAHMIYA
09320200180

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR
2024
HALAMAN PENGESAHAN

RAHMIYA
09320200180

STUDI MEKANISME PREPARASI SAMPEL BATUBARA


UNTUK PEMBAKARAN ELECTRIC FURNACE
DI PT BUMI MINERAL SULAWESI
KABUPATEN LUWU

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk kelulusan mata kuliah kerja praktik
pada Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Industri
Universitas Muslim Indonesia

Disetujui Oleh
Mengetahui,

Ir. Alfian Nawir, S.Si., M.T,.IPP


NIPS. 109 14 1308

Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Pertambangan FTI-UMI

Ir. Nur Asmiani, S.T., M.T., IPP.


NIPS. 109 10 1031

ii
KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Alhamdulillah segala puji atas kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktik
yang berjudul “STUDI MEKANISME PREPARASI SAMPEL BATUBARA
UNTUK PEMBAKARAN ELECTRIC FURNACE DI PT BUMI MINERAL
SULAWESI KABUPATEN LUWU” tepat pada waktunya.
Penulis dengan segala kekurangan dan kerendahan hati menyadari bahwa
dalam proses penulisan laporan ini banyak mengalami kendala, namun berkat
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak serta berkah dari Tuhan Yang Maha Esa,
penulis dapat melalui kendala kendala tersebut. Untuk itu pada kesempatan ini
penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. Ibu Ir. Nur Asmiani, S.T., M.T., IPP., selaku Ketua Program Studi Teknik
Pertambangan Fakultas Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia.
2. Ir. Alfian Nawir, S.Si., M.T., IPP., selaku Pembimbing Akademik sekaligus
Pembimbing, Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Industri
Universitas Muslim Indonesia.
3. Dosen dan Staf Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi
Industri Universitas Muslim Indonesia.
4. Orang Tua tercinta yang telah memberikan nasehat dan dukungan baik secara
materi maupun moral.
5. Teman-teman Angkatan 2020 yang telah berjuang bersama-sama membantu
baik suka maupun duka.
6. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.
Akhir kata, penulis menghaturkan maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam
penulisan laporan ini masih terdapat banyak kesalahan maupun kekhilafan. Semoga
dikemudian hari, laporan ini dapat memberikan sumbangsih bagi ilmu pengetahuan
dan memberikan manfaat bagi pembacanya.
Billahi Taufik Walhidayah, Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Makassar, 03 April 2024

Penulis
iii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... ii
KATA PENGANTAR.................................................................................. iii
DAFTAR ISI................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR.................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................. 2
1.3 Maksud dan Tujuan............................................................................... 2
1.4 Batasan Masalah................................................................................... 2
1.5 Alat dan Bahan...................................................................................... 2
1.6 Manfaat Penelitian................................................................................ 3
1.7 Waktu, Lokasi dan Kesampaian Daerah .............................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Profil Perusahaan.................................................................................. 6
2.2 Pengertian Preparasi.............................................................................. 13
2.3 Proses Pengambilan Sampel (Sampling).............................................. 15
2.4 Tahapan – Tahapan Preparasi............................................................... 15
2.5 Alat Mekanis Preparasi......................................................................... 18

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


3.1 Tahapan Pendahuluan........................................................................... 22
3.2 Tahapan Pengambilan Data.................................................................. 22
3.3 Tahapan Pengolahan dan Analisis Data................................................ 23
3.4 Tahapan Penyajian Data....................................................................... 23

BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Hasil...................................................................................................... 25
4.2 Pembahasan........................................................................................... 38

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan .......................................................................................... 39
5.2 Saran..................................................................................................... 39

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
1.1 Peta Tunjuk Lokasi Penelitian............................................................ 4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Batubara merupakan bahan bakar fosil yang banyak digunakan di berbagai


sektor industri, seperti pembangkit listrik, industri semen, industri baja, dan
penggunaannya lainnya. Kualitas batubara sangat penting untuk menentukan
efisiensi dan emisi pembakarannya. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis kualitas
batubara sebelum digunakan. Analisis kualitas batubara membutuhkan sampel yang
representatif. Sampel yang representatif adalah sampel yang memiliki karakteristik
yang sama dengan batubara secara keseluruhan. Untuk mendapatkan sampel yang
representatif, perlu dilakukan preparasi sampel batubara.
Batubara adalah salah satu bahan bakar fosil. Pengertian umumnya adalah
batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik, komponen
utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses pembatubaraan.
Unsur-unsur utamanya terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen. Batubara juga
adalah batuan organik yang memiliki sifat-sifat fisika dan kimia yang kompleks yang
dapat ditemui dalam berbagai bentuk.
Preparasi sampel batu bara merupakan langkah penting dalam proses analisis
batubara. Preparasi yang tepat akan menghasilkan data yang akurat dan bermanfaat
untuk menentukan kualitas batubara. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan sampel
yang representatif dan akurat, sehingga hasil analisis dapat mencerminkan kualitas
batubara secara keseluruhan. Semua analisis batubara harus mengikuti prosedur
standar untuk mendapatkan hasil yang dapat diulang dan direproduksi. Dalam hal ini
akan meninjau berbagai aspek pengambilan analisis & sampel batubara.
Preparasi merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam mempersiapkan sampel
untuk dianalisis yang metodenya disesuaikan dengan keadaan sampel dan
kepentingan. PT Bumi Mineral Sulawesi adalah salah satu perusahaan yang bergerak
di bidang usaha pengolahan mineral yang berada di Kabupaten Luwu Provinsi
Sulawesi Selatan. Oleh karena itu, penulis melakukan kerja praktek untuk menambah

1
wawasan dan pengetahuan tentang preparasi pengolahan mineral di PT Bumi
Mineral Sulawesi.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian kerja praktik ini:


1. Bagaimana cara sampling batubara ?
2. Bagaimana proses preparasi sampel batubara ?
3. Berapa lama waktu yang digunakan dari tahapan datangnya sampel sampai ke
tahapan pengayakan sampel menggunakan alat diskmill dan dimasukkan ke
dalam kantong sampel ?

1.3 Maksud dan Tujuan

1.3.1 Maksud

Maksud dari penelitian ini untuk mengetahui cara sampling, melakukan


preparasi sampel dan waktu yang diperlukan sampai ke tahapan pengayakan.

1.3.2 Tujuan
1. Mengetahui cara sampling.
2. Melakukan proses preparasi sampel batubara.
3. Menghitung waktu yang digunakan dari tahapan tersebut.

1.4 Batasan Masalah

Batasan masalah pada penelitian ini yaitu melakukan preparasi sampel


dengan menggunakan sampel batubara pada PT Bumi Mineral Sulawesi.

1.5 Alat dan Bahan

1.5.1 Alat
1. APD (Alat Pelindung Diri);
2. Scoop standar;
3. Kompresor;
4. Talang;
5. Besi bulat kecil;
6. Plastik;
7. Karung

2
8. Lakban dan segel
9. Spidol;
10. Oven;
11. Jaw crusher:
12. Splitter;
13. Raymond mill;
14. Neraca analitik;
1.5.2 Bahan
1. Sampel;
2. Kantong sampel;

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu:


1. Sebagai bahan dan pertimbangan dalam melakukan preparasi sampel batu
bara.
2. Meningkatkan pengalaman peneliti yang terlibat langsung dalam proses
preparasi sampel.
3. Sebagai referensi tambahan bagi peneliti selanjutnya yang relevan dengan
penelitian ini.

3
1.7 Waktu, Lokasi dan Kesampaian Daerah

Secara administrasi wilayah penambangan PT Bumi Mineral Sulawesi


berada di Desa Bukit Harapan, Kecamatan Bua, Kabupaten Luwu, Provinsi Sulawesi
Selatan. Kegiatan ini mulai dari tanggal 09 Maret - 09 April. Secara geografis
terletak pada koordinat 2°33’54.35”S 121°22’54.12”E. Lokasi penelitian dapat
ditempuh dari Makassar menuju Bua melalui transportasi mobil Bus selama ±7 jam.

4
Gambar 1.1 Peta Tunjuk Lokasi Penelitian

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Profil Perusahaan

Gambar 2.1 Gambar Perusahaan


Industri mineral masih belum menjadi industri yang dikelola secara Nasional
oleh Pemerintah Indonesia padahal potensi ekonomi dan tenaga kerja yang dimiliki
sangat besar. Menyadari hal tersebut, KALLA kemudian mendirikan PT. Bumi
Mineral Sulawesi sebagai bentuk kontribusi terhadap perekonomian Nasional.
PT. Bumi Mineral Sulawesi merupakan salah satu perusahaan Kalla yang
bergerak dibidang proyek pengolahan Mineral (SMELTER) dengan produk akhir
berupa ferronickel berkapasitas 33.000 ton/tahun dan stainless steel. Saat ini lokasi
pengelolaan berada di Kecamatan Bua, Kab. Luwu, Sulawesi Selatan.

6
Sejarah / Milestone

Gambar 2.2 Sejarah Milestone

1952

Gambar 2.3 1952

 Hadji Kalla dan Hajjah Athirah Kalla memulai bisnis di bidang perdagangan
tekstil, yang kemudian meluas ke bidang transportasi dengan menyediakan
bus antar kota, Cahaya Bone.
 NV Hadji Kalla Trading Company didirikan pada tahun 1952.

7
1960

Gambar 2.4 1960

 Tahun 1967, Hadji Kalla menyerahkan kepemimpinan bisnisnya ke Jusuf


Kalla.
 Perusahaan mulai menjadi importir Toyota dan menjadi salah satu Founder
Dealer Toyota di Indonesia serta meraih pangsa pasar tertinggi di Indonesia.

1970

Gambar 2.5 1970


 Perusahaan mendirikan PT. Bumi Karsa untuk menangani jasa konstruksi
seiring meningkatnya kebutuhan jasa konstruksi di masyarakat sekitar.

8
1980

Gambar 2.6 1980

 Pada tahun 1984, Perusahaan mendirikan Yayasan Pendidikan dan


Kesejahteraan Islam Hadji Kalla untuk khusus menangani kegiatan-kegiatan
tanggung jawab sosial perusahaan.
 Beberapa perusahaan baru juga didirikan, diantaranya; PT Bumi Sarana
Utama (agen aspal curah PT Pertamina), PT Bumi Sarana Agro (perdagangan
hasil pertanian) dan PT Makassar Raya Motor (dealer Daihatsu).

1990

9
Gambar 2.7 1990

 PT. Baruga Asrinusa Development lahir sebagai jawaban atas tingginya


kebutuhan masyarakat akan perumahan.
 Perusahaan juga mendirikan PT. Bumi Lintas Tama (Transportasi Laut) dan
PT. Sahid Makassar Persada (Bisnis Perhotelan).
 Perusahaan membentuk PT. Kalla Inti Karsa sekaligus membangun Pusat
Perbelanjaan Modern, Mal Ratu Indah.
 Perusahaan juga mendirikan PT. Bumi Sarana Beton (jasa konstruksi,
penyedia ready mix, precast dan bata ringan) dan PT. Kalla Electrical System
(Penyedia Trafo Listrik).
 Fatimah Kalla melanjutkan kepemimpinan Jusuf Kalla pada tahun 1999.

2000

Gambar 2.8 2000

 PT. Hadji Kalla mengalami transformasi dan berubah menjadi Kalla Group.
 Pada tahun 2003 melalui PT Bumi Jasa Utama, Kalla Group melakukan
ekspansi bisnis di sektor penyewaan mobil untuk korporasi.
 Mendirikan PT Poso Energy (PLTA Poso, Sulawesi Tengah) dan PT Malea
Energy (PLTA Malea, Tana Toraja) guna membantu Pemerintah
menyediakan pembangkit listrik bagi masyarakat.

10
 Melalui PT. Trans Kalla Makassar, Kalla Group juga membangun Trans
Studio Makassar, pusat belanja dan taman rekreasi keluarga terbesar di
Indonesia.

2010

Gambar 2.9 2010


 PT. Haka Sarana Investama ditetapkan menjadi Perusahaan Induk (Holding)
Kalla Group.
 Per Januari 2010, Kalla Group memindahkan seluruh kegiatan operasional ke
Wisma Kalla Office Building, di Makassar.
 Menambah bisnis baru di bidang otomotif dengan menjadi main dealer untuk
produk KIA, Jeep, Dodge, Alfa Romeo, Fiat, Chrysler melalui pembentukan
PT Kars Inti Amanah.
2014

11
Gambar 2.10 2014
 Kalla Group mengoperasikan PT Kalla Kakao Industri yang bergerak
dibidang usaha pengelolaan biji cokelat menjadi bubuk coklat, coklat cair dan
butter. Hasilnya diekspor ke sejumlah negara di Eropa dan Amerika.

2015

Gambar 2.11 2015


 Kalla Group melalui PT Bumi Mineral Sulawesi mendirikan pabrik
pengelolaan mineral bumi (smelter) di kecamatan Bua, kabupaten Luwu,
Sulsel.

12
2018-2021

Gambar 2.12 2018 - 2021

 PT. Kalla Inti Karsa mengoperasikan Mal Nipah


 Kalla Group membentuk Perusahaan Sub-holding untuk meningkatkan
sinergi antara bisnis sejenis seperti Sub-holding Kalla Automotive,
Transportation and Logistics dan Sub-holding Kalla Development &
Construction, Energi dan Manufaktur.
 Solihin Jusuf Kalla menggantikan Fatimah Kalla sebagai President Director
Kalla Group.
 Rebranding menjadi Kalla A Group of Companies dengan tampilan logo dan
supergrafis terbaru.
 Kalla Group mendirikan Saoraja Hub, sebagai ekosistem startup di Indonesia
Timur.
 Kalla Group mendirikan Institut Teknologi & Bisnis Kalla.

2.2 Pengertian preparasi

Preparasi merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam mempersiapkan contoh


untuk dianalisis, yang metodenya disesuaikan dengan keadaan contoh dan
kepentingan. Preparasi sampel batubara adalah suatu proses baku, yaitu untuk
mempersiapkan sampel batubara dengan cara pengurangan massa dan ukuran dari
gross sampel sampai pada massa dan ukuran ynag cocok untuk dianalisa di dalam

13
laoratorium. Proses preparasi sampel sangatlah berpengaruh pada sampling.
Sampling secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu proses pengambilan
sebagian kecil contoh dari suatu material sehinga karakteristik contoh material
tersebut mewakili keseluruhan material.
Tujuan dari kegiatan preparasi sampel adalah untuk menghasilkan
sampel yang jumlah dan ukurannya cukup untuk pengujian yang mewakili
(representative) sampel awal yang dapat dikirim ke uji laboratorium untuk dianalisa
(Anonim, 2015).
Aspek yang harus diketahui untuk preparasi batubara seperti persiapan sampel
ASTM (America Society Of Teknik and Material), termasuk drying (Pengeringan),
serta Crushing (menghancurkan), dividing (pemisahan), dan mixing (pencampuran)
sampel lain untuk mendapatkan sampel yang siap untuk analisis. seperti yang ditulis
sebelumnya, metode pengujian ini meliputi pengurangan dan pembagian atau dibagi
sampel dan termasuk bagian-bagian individu untuk analisis laboratorium.
Pengurangan dan prosedur pembagian ditunjukan untuk batubara dalam berbagai
ukuran dan memungkinkan sampel laboratorium bisa mewakili yang di lapangan,
yang mencakup semua batubara lainnya. Diharapkan dalam preparasi sampel
batubara kita bisa mengambil sampel yang mewakili secara keseluruhan yang artinya
semua diskripsi, kandugan kandungannya sesuai jika tidak sesuai bisa mendekati
karena sifat dari batubara dalam setiap lapisan berbeda.
Standar lain yang digunakan untuk mengumpulkan sampel kotor dan satu
metode uji memungkinkan untuk satu divisi dari sampel bruto sebelum
menghancurkan . Ukuran massa dan ukuran dari sampel kotor atau dibagi
dikumpulkan dengan menggunakan panduan dan praktik-praktik ini biasanya untuk
kimia atau pengujian fisik. Namun, bisa dalam sampel kotor atau dibagi sebelum
kepatuhan terhadap praktek ini akan tetap dalam sampel akhir yang dihasilkan dari
penggunaan metode ini. Oleh karena itu, standar yang akan digunakan untuk
mengumpulkan sampel kotor harus dipilih dengan hati-hati. Seringkali sampel
dikumpulkan, dikurangi dan dibagi (satu kali atau lebih) oleh kami dari sistem
mekanis sampling dan sampel yang tersisa dapat dibagi lebih lanjut di situs
dan memfasilitasi transportasi ke laboratorium, di mana pengurangan lebih lanjut
dan divisi mungkin terjadi sebelum analisis. Tapi pembagian dan pengurangan
sampel massa yang berbeda atau ukuran atas. metode ini dapat diadaptasi untuk

14
memberikan contoh dari setiap massa dan ukuran terdiri (distribusi ukuran partikel)
dari sampel bruto atau dibagi hingga dan termasuk, sampel analisi s (James G
Speight, 2005)

Berdasarkan keadaan contohnya, terdapat 2 jenis preparasi sebagai berikut :

1. Contoh Ruah ( Bulk Samples )


Preparasinya meliputi pengeringan, penimbangan, pencucian, pengayakan.

2. Konsentrat
Preparasinya adalah pemisahan mineral berdasarkan sifat sampelnya, jika
sudah mengetahui sifat sampelnya kita dapat menetukan teknik dan metode yang
akan digunakan untuk reperasi.
Analisis mineral baik contoh ruah (bulk Samples). Maupun Konsentrat pada
dasarnya dilakukan dengan menggunakan metode yang, mulai dari prosedur analisis
sampel dengan identiifikasi mineral berdasarakan sifat fisiknya ( Anonim, 2015 )
Komite-komite standard tersebut secara terus menerus mengupdate metoda-
metoda sampling dan preparasi untuk batubara agar metoda pengambilan sample
untuk batubara ini tersebut lebih sempurna. Metoda standard untuk pengambilan
sample tersebut sesuai dengan perkembangannya telah mengalami revisi-revisi atau
update dengan metoda-metoda yang lebih mutakhir.

2.3 Proses Pengambilan Sampel (Sampling)

Tujuan utama dari pengambilan sampel ialah untuk mengambil sebagian kecil
material yang akan mewakili sifat-sifat keseluruhan material tersebut. Syarat utama
adalah sampel itu harus mewakili (respresentatif) bahan yang di sampling.
Pengambilan sampel batubara harus dilakukan menurut standar yang telah
ditentukan. Karena banyaknya standar batu bara yang ada, pemilihan akan
bergantung pada persetujuan antara pembeli dan penjual.
2.3.1 Pengambilan Sampel Batubara Produksi
Tahapan pengambilan sampel batubara produksi terbagi menjadi dua, yakni:
a. Skema pengambilan sampel yang merujuk pada berapa banyak satu lot dapat
dibagi menjadi sampling unit dan berapa banyak increment harus diambil
untuk setiap sampling unitnya sehingga dicapai presisi yang diinginkan.

15
b. Sistem pengambilan sampel merupakan implementasi dari pengambilan
sampel, apakah akan dilakukan secara manual atau mekanis.
2.3.2 Pengambilan Sampel Batubara Stockpile
Dari pengambilan sampel batubara suatu stockpile, umumnya sangat sulit
diperoleh sampel yang representative, dan tiap pengambilan sampel harus dikerjakan
sesuai dengan kondisinya masing-masing. Suatu sampel yang diambil hanya dari
bagian atas atau sisi stockpile saja tidak dapat dipandang sebagai wakil dari seluruh
stockpile , terutama untuk stockpile yang terdiri atas beberapa sumber batubara.
Menurut standar ASTM, penuntun pengambilan gross sampel dari permukaan
batubara terbuka dari stockpile, kemudian sampel-sampel ini diporoses dan
dikirimkan ke laboratorium untuk dianalisis.
2.4. Tahapan-Tahapan Preparasi

Preparasi sampel bertujuan untuk menghasilkan sampel yang jumlah dan


ukurannya sesuai dengan kebutuan anlisa yang diperlukan di laboratorium dan
diharapkan sampel ini dapat mewakili dari keseluruhan lahan. Tahapan-tahapan
preparasi sampel, yaitu :

2.4.1 Pengeringan Udara (drying)


Pengeringan terhadap sampel dilakukan untuk menghilangkan air (moisture)
yang ada di permukaan batubara sehingga memudahkan proses selanjutnya.
Pengeringan dapat dilakukan dengan menggunakan drying sheed atau oven
pengering dengan suhu 300 – 400C di atas suhu ruangan.
Pengeringan udara atau air drying kadang-kadang diperlukan dalam tahapan
kerja preparasi sampel. Faktor yang menentukan diperlukan atau tidaknya
pengeringan udara adalah apakah batubara akann melalui peralatan pembagi sampel
atau melalui penggerus. Jika sampel langsung akan dibagi melalui peralatan
pembagi, maka sampel tersebut tidak perlu dikeringkan dulu.
Pengeringan sampai berat yang konstan serta suhu yang terus ditinggikan itu
tidak perlu untuk General Analysis, karena hal ini dapat berakibat terjadinya oksidasi
pada batubara rank rendah. Pengeringan dapat dilakukan dalam oven atau Drying Set
suhu 10 derajat C di atas suhu kamar.
Adapun faktor yang mempengaruhi hasil pengeringan (air drying), yaitu :
1) Suhu pengeringan (temperature)

16
2) Waktu pengeringan (time)
3) Aliran udara (air flow)
4) Kelembaban udara ruangan (humidity)
5) Tebal sampel yang dikeringkan (sample thickness)
2.4.2 Memperkecil Ukura Butir (crushing)
Peremukan atau crushing adalah proses pengecilan ukuran butir material
sesuai dengan ukuran butir yang dikehendaki. Peremukan atau pengecilan ukuran
dilakukan dengan cara digiling dengan menggunakan alat jaw crusher.
Dalam ISO R-1213 diberikan defnisi beberapa cara memperkecil ukuran
partikel ini :
1) To mill adalah memperkecil ukuran partikel dengan cara crushing, grinding
atau pulverizing.
2) To crush (meremukan) adalah memperkecil ukuran partikel sampel sampai
ukuran partikel sampai ukuran partikel kasar (>3 mm)
3) To grind, to pulverized (menggerus, melumatkan dan memperkecil sampel
sampai ukuran partikel halus (<1,5 mm).

Beberapa aturan dalam memperkecil ukuran partikel antara lain :


1) Permukaan harus diratakan secara mekanis
2) Tidak diperbolehkan mengayyak material yang tertahan ayakan (oversize).
Misalnya jika akan meremukan material sampai melalui 10 mm maka tiak
boleh hanya mengayak yang -10 mm nya saja dan kemudian hanya
meremukan material +10 mm nya saja. Alasannya, karena antara batubara
halus dan kasar ada perbedaan sifat petrografi, fisika dan kimia, serta dalam
langkah pencampuran yang perlu menghomogekan kembali sampel akan
sukar untuk dilakukan.
3) Semua penggerus dalam preparasi sampel tidak boleh menghasilkan
material yang bertahan ayakan lebih dari 1%. Penggerus-penggerus itu,
termasuk Raymond mill harus diccek secara teratur pada waktu-waktu
tertentu untukk meyakinkan bahwa 99% hasil gerusan melalui ayakan.
4) Semua penggerus harus selalu bersih. Misalnya pada pemakaian hammer
mill yang selalu menahan batubara setelah penggerusan, sehingga pada
penggerusan selanjutnya dapat mengotri sampel yang akan digerus.

17
5) Memperkecil ukuran dengan tangan tidak diperbolehkan, kecuali untuk
batubara lempengan.
2.4.3 Pencampuran (mixing)
Persyaratan peralatan pencampuran adalah tidak diperbolehkan
memecahkan batubara, menghasilkan debu dan membiarkan moisture menguap.
Mixing atau pencampuran adalh prosss pengaduakn sampel yang homogen.
Pencampuran dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
1) Metode Manual, menggunakan riffle atau dengan membentuk kembali
timbunan berbentuk kerucut.
2) Metode mekanis, menggunakan alat Rotary Sample Devider (RSD).
2.4.4 Pembagian Sampel (dividing)
Pengadukan atau pembagian sampel dilakukan dengan memakai alat rotary
sample devider (RSD) yang dilakukan setelah pembagian sampel. Rotary sample
devider adalah sebagai alat pengaduk dan pembagi sampel batubara pada saat proses
pembagian (dividing).
Proses untuk mendapatkan sampel yang represntatif dari gross sample tanpa
memperkecil ukuran butir. Sebagian aturan umum pengurangan sampel ini harus
dilakukan dengan melakukasn pembagian sampel. Pembagian dapat dilakukan
dengan metode manual maupun dengan menggunakan metode mekanis (rotary
samlpe devider).
Pada prinsipnya secara parameter yang akan dilakukan di dalam laboroatrium
tergantung darai batuabara yang letak ketilitiannya ada pada proses sampling,
preparasi dan analisa laboratorium itu sendiri.Secara fisiolgi tingkat dari ketiga
proses tersebut adalah 80% untuk sampling, sedangkan 20% untuk preparasi dan
anllisa di laoratorium.

2.5 Alat Mekanis Preparasi

Mengetahui alat mekanis yang nantinya akan digunakan untuk pengolahan


juga diperlukan setelah selesai melakukan preparasi, alat mekanis ini bekerja sesuai
dengan tipe dan kegunaanya, berikut beberapa alat yang sering digunakan untuk
tahap preparasi sampel, yaitu :
2.5.1 Jaw Crusher

18
Jaw Crusher adalah alat penghancur material yang berukuran kurang dari 50
mm menjadi ukuran 15 sampai 0,1 mm dengan kapasitas 500 kg/ jam. Batuan
dihancurkan untuk mengurangi ukuran atau mengubah bentuk bahan tambang
sehingga dapat diolah lebih lanjut.

Gambar 2.5.1 Sketsa Jaw Crusher

2.5.2 Raymond Mill


Raymond mill adalah alat untuk menghancurkan material hingga menjadi

halus

19
Gambar 2.5.2 Raymond Mill

2.5.3 Talang
Talang penampung sample (Pan) adalah baki dari bahan logam untuk
menampung sample.

Gambar 2.5.3 Talang

2.5.4 Oven
Oven adalah sebuah peralatan berupa ruang termal terisolasi yang digunakan

20
untuk pemanasan, pemanggangan (baking) atau pengeringan suatu bahan atau
material.

Gambar 2.5.4 Oven


2.5.5 Rotary Sample Divider
Rotary Sample Divider berfungsi untuk mendistribusikan/membagi sampel
batubara dengan putaran rotasi tertentu.

Gambar 2.5.5 Rotary Sample Divider


2.5.6 Air gun compressor
Air gun compressor adalah adalah suatu mesin mekanik yang berfungsi untuk

21
memampatkan fluida gas atau meningkatkan tekanan udara. Compressor biasanya
menggunakan mesin diesel/mesin bensin atau motor listrik sebagai tenaga
penggeraknya. Tekanan udara yang dihasilkan dipergunakan untuk membersihkan
debu atau kotoran yang menempel pada suatu bidang.

Gambar 2.5.6 Air gun compressor

22
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tahap Pendahuluan

Tahapan ini merupakan persiapan awal yang dilakukan sebelum penelitian


dengan tujuan mempersiapkan segala sesuatu berkaitan dengan penelitian yang akan
dilaksanakan yaitu:
1 Persiapan Administrasi
Tahap persiapan administrasi merupakan tahap pengurusan persyaratan untuk
melakukan kegiatan kerja praktek yang dilakukan di jurusan serta dilanjutkan pada
fakultas sebelum penyusunan proposal kerja praktek dan pengurusan surat izin
rekomendasi kerja praktek sebelum berangkat ke lokasi kerja praktek..
2 Studi Pustaka
Sebelum melakukan penelitian, penulis melakukan studi literatur, yaitu
mempelajari berbagai referensi dari artikel, buku maupun jurnal penelitian
sebelumnya yang ada hubungannya dengan judul penelitian yang dipilih.

3.2 Tahap Pengambilan Data

Tahapan Data yang diambil pada lokasi penelitian berupa data primer dan
data skunder yaitu:
1. Jenis Data
a. Data Primer
Pengambilan data primer diambil langsung di lokasi penelitian yaitu data
dokumentasi kegiatan selama melakukan kerja praktik di PT. Bumi
Mineral Sulawesi.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari pihak perusahaan yang
berkaitan dengan judul penelitian berupa data SOP preparasi sampel dan
hasil analisa XRF.
2. Sumber Data
Data-data yang digunakan dalam penulisan laporan kerja praktik ini diperoleh
langsung dari pengamatan di lapangan yaitu PT Bumi Mineral Sulawesi dan

23
informasi dari pembimbing lapangan.
3.3 Tahap Pengolahan dan Analisis Data

Data-data yang didapatkan di lapangan berupa data mentah, baik itu data
primer maupun data sekunder, selanjutnya diolah berdasarkan tipe data yang
didapatkan. Data yang diperoleh dari hasil pengolahan data kemudian dianalisis di
PT Bumi Mineral Sulawesi
1. Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan cara mengumpulkan semua data yang
diperoleh, kemudian data-data tersebut dikelompokkan sesuai dengan data
yang diperlukan. Sesuai dengan tujuan penelitian dimana untuk
membandingkan kalor sampel ori, sampel duplikat dan sampel duplikat
pulp, waktu durasi yang digunakan dan faktor-faktor yang menyebabkan
kalor sampel berubah. Selanjutnya Uji Laboratorium untuk menegetahui
kalor setiap sampel dengan menggunakan XRF.
2. Metode Analisis Data
Seluruh sampel yang digunakan harus dianalisis untuk mengetahui kalor
setiap sampel yang akan dibandingkan. Analisa kalor sampel dilakukan
dengan metode XRF.

3.4. Tahap Penyajian Data


Tahap ini merupakan tahap akhir dari penelitian yaitu penyajian data dan
pertanggung jawaban hasil penelitian.
1. Tahap Penulisan laporan kerja praktik
Seluruh hasil penelitian baik dalam bentuk hasil pengambilan data maupun
pengolahan data serta hasil interpretasi data yang dilakukan, setelah
dievaluasi kemudian dituangkan dalam bentuk tulisan ilmiah berupa laporan
kerja praktik yang disusun sesuai dengan aturan penulisan yang berlaku pada
Program Studi Teknik Pertambangan FTI-UMI.
2. Seminar
Tahap seminar dilakukan setelah seluruh laporan yang telah dikerjakan di acc
oleh pembimbing. Kegiatan ini dalam bentuk presentasi secara luring di
hadapan dosen pembimbing dan dosen penguji Program Studi Teknik
Pertambangan Fakultas Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia.

24
TAHAP PENDAHULUAN
1. Administrasi
2. Studi Pustaka/Literatur
3. Pengenalan Perusahaan

TAHAP PENGAMBILAN DATA

DATA PRIMER DATA SEKUNDER

2. Dokumentasi 1. SOP Preparasi Sampel


1. Hasil Analisa XRF

PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

PENYAJIAN DATA

PENYUSUNAN LAPORAN
Penyusunan laporan kerja praktek ini disusun berdasarkan
format penyusunan laporan Program Studi Teknik
Pertambangan FTI-UMI

SEMINAR
“STUDI MEKANISME PREPARASI SAMPEL BATU BARA
UNTUK PEMBAKARAN ELECTRIC FURNACE DI PT BUMI
MINERAL SULAWESI KABUPATEN LUWU”

Gambar 3.1 Bagan alir kerja praktik

25
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Berdasarkan hasil dan pembahasan kegiatan kerja pratek ini, telah tersusun
mekanisme preparasi sampel stockpile secara berurutan mulai dari pengambil sampel
sampai keluarnya hasil kalori dari hasil analisa, adapun mekanisme preparasi tersebut
ialah:

4.1.1 Proses Pengambilan Sampel (Sampling)

Gambar 4.1 Pengambilan Sampel.

26
Gambar 4.2 Hasil Penyamplingan.

4.1.2 Proses Pembersihan Alat Preparasi

Gambar 4.3 Pembersihan Meja preparasi.

27
Gambar 4.4 Pembersihan Oven.
4.1.3 Proses Preparasi Sampel

Gambar 4.5 Proses sampel dimasukkan ke dalam Jaw crusher.

28
Gambar 4.6 Proses sampel di blanding sebanyak 3x.

Gambar 4.7 Proses sampel di matrix 4 x 5.

29
Gambar 4.8 Proses pengambilan sampel pada setiap kotak.

Gambar 4.9 Proses Sampel yang tersisa di satukan ke dalam karung.

30
4.1.4 Proses homogenesis sampel

Gambar 4.10 Proses blanding dari hasil matrix yamg di ambil pada setiap kotak.

Gambar 4.11 Sampel dimatrix 4 x 5.

31
Gambar 4.12 Hasil matrix 4 x 5.

Gambar 4.13 Proses pengambilan sampel pada setiap kotak

32
4.1.5 Proses RSD (Rotary Sampler Divider)

Gambar 4.14 Proses sampel dimasukkan ke dalam mesin RSD.

Gambar 4.15 Proses pengambilan sampel pada nomor genap untuk dikerjakan

33
Gambar 4.16 Proses blanding sampel

Gambar 4.17 Hasil Blanding sampel

34
4.1.6 Proses drying sampel

Gambar 4.18 Proses penimbangan sampel.

Gambar 4.19 Proses oven sampel.

35
4.1.7 Proses Sampel di Diskmill.

Gambar 4.20 Proses sampel di masukkan ke alat mesin diskmill.

Gambar 4.21 Proses sampel dimasukkan ke dalam mesin Diskmill.

36
Gambar 4.22 Hasil matris 4 x 5 yang telah di diskmill.

Gambar 4.23 Sampel dimasukkan ke dalam kotak sampel .

37
Gambar 4.24 Sampel yang siap di analisa

38
4.2 Pembahasan

Proses pengambilan sampel (sampling) di mulai jika sudah mendapatkan


informasi tongkang batubara yang akan loading lalu mempersiapkan peralatan yang
diperlukan untuk sampling batubara, dump truck pembawa batubara berhenti di bawa
SH , lalu orang kupon memberi informasi mengenai nama kapal melalui Handy
talkie (HT), sampel batubara diambil 1 sekop untuk DT bernomor kupon genap,
dengan metode 2 lewat 1 ambil (1 karung berisi 5 sekop), setelah sampel terkumpul
lalu dipindahkan ke tempat preparasi, sampel batubara dikerjakan atau dipreparasi
setelah ada info finish.
Sebelum proses preparasi di lakukan terlebih dahulu membersihkan mesin
Jaw Crusher dan peralatan yang akan dipakai dari sisa-sisa sampel sebelumnya,
kemudian mencuci mesin serta peralatan dengan sampel yang akan dikerjakan
(jangan lupa sebelum blanding plat dicuci agar tidak terkontaminasi).
Semua sampel digabung dijadikan 1 lot, dengan pengerjaan 5 karung
pertumpukan, kemudian dilakukan pencampuran/blanding sebanyak 3 kali lalu
matrix 4x5, lakukan pengambilan pada setiap kotak menggunakan sekop 300.
Kemudian sampel yang telah dikerjakan (5 karung/pertumpukan) digabung, lakukan
blanding secara menyeluruh sebanyak 3 kali dengan curah pada 1 titik. Akhiri
dengan matrix 4x5, kemudian ambil pada setiap kotak menggunakan sendok sampel
300.
Bagi sampel menggunakan mesin RSD untuk mendapatkan hasil yang
merata, untuk penampungan nomor 2,4,6,dan 8 diambil dan dikerjakan. Tuang
sampel ke meja kerja kemudian blanding lagi sebanyak 3 kali menggunakan pisau
cacah (rojo) dan diakhiri dengan cara quarter. Proses ini dilakukan sampai sampel
sudah sesuai dengan kebutuhan.
Sampel Analisa ditimbang seberat ±1000g kemudian dilanjutkan dengan
pengovenan dengan suhu 105 ±5°C selama 2 jam, kemudian sampel dikeluarkan dari
oven dan diamkan sejenak (dinginkan) ±10 menit. Lalu diskmill sampel, ayak
sampel, matrix sampel (ambil semua kotak) dan masukkan ke dalam kotak sampel
±30g, kirim ke pihak Analisa. Sampel TM ditimbang seberat 1000g kemudian
dilanjutkan dengan pengovenan dengan suhu 105 +5°C selama 5 jam, timbang
sampai konstan . Masukkan ke kantong plastik analisa back-up/store (semua analisa

39
sampel batubara harus ada back-upnya/storenya). Untuk sample back-up/store
disimpan di rak penyimpanan batubara selama kurang lebih 1 bulan.

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Sampling adalah pengambilan material secara sistematik dan teratur sehingga


material yang terambil dapat mewakili dari keseluruhan kuantiti tersebut. Adapun
Proses pengambilan sampel (sampling) yaitu di mulai jika sudah mendapatkan
informasi tongkang batubara yang akan loading lalu mempersiapkan peralatan yang
diperlukan untuk sampling batubara, dump truck pembawa batubara berhenti di bawa
SH , lalu orang kupon memberi informasi mengenai nama kapal melalui Handy
talkie (HT), sampel batubara diambil 1 sekop untuk DT bernomor kupon genap,
dengan metode 2 lewat 1 ambil.
Preparasi sampel batu bara merupakan langkah penting dalam proses analisis
batubara. Preparasi yang tepat akan menghasilkan data yang akurat dan bermanfaat
untuk menentukan kualitas batubara. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan sampel
yang representatif dan akurat, sehingga hasil analisis dapat mencerminkan kualitas
batubara secara keseluruhan.
Tahapan datangnya sampel dari kapal ke stockyard membutukan waktu ± 2
hari, tahapan sampel dimasukkan ke dalam crusher membutuhkan waktu ± 5 jam,
tahapan RSD (Rotary Sampler Divider) membutuhkan waktu ± 30 menit, tahapan
pengovenan sampel sampai tahapan diskmill membutuhkan waktu ± 3 jam, jadi waktu
yang diperlukan dari tahapan datangnya sampel sampai ke tahapan pengayakan
sampel menggunakan alat diskmill dan dimasukkan ke dalam kantong sampel
membutukan waktu ± 3 Hari.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, peneliti berharap agar laporan


yang ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi pembacanya.

40
DAFTAR PUSTAKA

Cahit, H., Selahattin, K., Necip G, Tolga Q, Ibrahim G, Hasan S, Osman P., 2017.
Mineralogy and genesis of the lateritic regolith related Ni-Co deposit of the
Çaldağ area (Manisa, Western Anatolia), Turkey. Canadian Journal of Earth
Sciense.
Golightly, J, P., 1979. Nickeliferous Laterite Deposits, Economic Geology 75th
Anniversary Volume, 710-735.
Hasanuddin, D.,Karim dan Djajulit, A., 1999, Pemantauan Teknologi Penambangan
Bijih, Dir. P.U. PPTM, Bandung.
Isjudarto, A. (2013) ‘Pengaruh Morfologi Lokal Terhadap Pembentukan Nikel
Laterit’, Seminar Nasional, 8, pp. 10–14
Jessup, A. and Mudd, G. M. (2008) ‘Environmental Sustainability Metrics for Nickel
Sulphide Versus Nickel Laterite’, Environmental Engineering, (January), pp. 1–
9
Kurniadi, A., Rosana, F. M., Yuningsih, T. E., Pambudi, L., 2017. Karakteristik
Batuan Asal Pembentukan Endapan Nikel Laterit Di Daerah Madang dan
Serakaman Tengah. Padjadjaran Geoscience Journal, 1(2).
Mauara, Abjan Hi, 2018. EVALUASI KADAR PRODUKSI NIKEL LATERIT DI
PT. ANTAM TBK, Program studi teknik pertambangan fakultas teknik
universitas muhammadiyah Maluku utara. Vol 11 No. 2.
Salinita, S dan Nugroho, A. 2014. Pemodelan Bijih Nikel Laterit untuk Estimasi
Cadangan pada PT. Anugerah Tompira Nikel Di Daerah Masama, Kabupaten
Banggai, Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara. 10 (2). 54-68.
Sundari dan Woro., 2012, Analisis Data Eksplorasi Bijih Nikel Laterit Untuk Estimasi
Cadangan dan Perancangan PIT pada PT. Timah Eksplorasi Di Desa Baliara
Kecamatan Kabaena Barat Kabupaten Bombana Provinsi Sulawesi Tenggara,
Universitas Nusa Cendana: Kupa
Syafrizal, 2011. Karakterisasi Mineralogy Endapan Nikel Laterit di daerah Tinanggea
Kabupaten Palangga Provinsi Sulawesi Tenggara. JTM. XVIII (4/2011).
Tonggiroh, A., Mustafa, M., Suharto, 2012. Analisis Pelapukan Serpentin dan
Endapan Nikel Laterit Daerah Pallangga Kabupaten Palangga Sulawesi
Tenggara
LAMPIRAN
Dokumentasi Selama Kegiatan

Anda mungkin juga menyukai