LAPORAN KP RAHMIYA
LAPORAN KP RAHMIYA
RAHMIYA
09320200180
MAKASSAR
2024
HALAMAN PENGESAHAN
RAHMIYA
09320200180
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk kelulusan mata kuliah kerja praktik
pada Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Industri
Universitas Muslim Indonesia
Disetujui Oleh
Mengetahui,
Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Pertambangan FTI-UMI
ii
KATA PENGANTAR
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... ii
KATA PENGANTAR.................................................................................. iii
DAFTAR ISI................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR.................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................. 2
1.3 Maksud dan Tujuan............................................................................... 2
1.4 Batasan Masalah................................................................................... 2
1.5 Alat dan Bahan...................................................................................... 2
1.6 Manfaat Penelitian................................................................................ 3
1.7 Waktu, Lokasi dan Kesampaian Daerah .............................................. 4
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Hasil...................................................................................................... 25
4.2 Pembahasan........................................................................................... 38
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan .......................................................................................... 39
5.2 Saran..................................................................................................... 39
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1.1 Peta Tunjuk Lokasi Penelitian............................................................ 4
BAB I
PENDAHULUAN
1
wawasan dan pengetahuan tentang preparasi pengolahan mineral di PT Bumi
Mineral Sulawesi.
1.3.1 Maksud
1.3.2 Tujuan
1. Mengetahui cara sampling.
2. Melakukan proses preparasi sampel batubara.
3. Menghitung waktu yang digunakan dari tahapan tersebut.
1.5.1 Alat
1. APD (Alat Pelindung Diri);
2. Scoop standar;
3. Kompresor;
4. Talang;
5. Besi bulat kecil;
6. Plastik;
7. Karung
2
8. Lakban dan segel
9. Spidol;
10. Oven;
11. Jaw crusher:
12. Splitter;
13. Raymond mill;
14. Neraca analitik;
1.5.2 Bahan
1. Sampel;
2. Kantong sampel;
3
1.7 Waktu, Lokasi dan Kesampaian Daerah
4
Gambar 1.1 Peta Tunjuk Lokasi Penelitian
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
Sejarah / Milestone
1952
Hadji Kalla dan Hajjah Athirah Kalla memulai bisnis di bidang perdagangan
tekstil, yang kemudian meluas ke bidang transportasi dengan menyediakan
bus antar kota, Cahaya Bone.
NV Hadji Kalla Trading Company didirikan pada tahun 1952.
7
1960
1970
8
1980
1990
9
Gambar 2.7 1990
2000
PT. Hadji Kalla mengalami transformasi dan berubah menjadi Kalla Group.
Pada tahun 2003 melalui PT Bumi Jasa Utama, Kalla Group melakukan
ekspansi bisnis di sektor penyewaan mobil untuk korporasi.
Mendirikan PT Poso Energy (PLTA Poso, Sulawesi Tengah) dan PT Malea
Energy (PLTA Malea, Tana Toraja) guna membantu Pemerintah
menyediakan pembangkit listrik bagi masyarakat.
10
Melalui PT. Trans Kalla Makassar, Kalla Group juga membangun Trans
Studio Makassar, pusat belanja dan taman rekreasi keluarga terbesar di
Indonesia.
2010
11
Gambar 2.10 2014
Kalla Group mengoperasikan PT Kalla Kakao Industri yang bergerak
dibidang usaha pengelolaan biji cokelat menjadi bubuk coklat, coklat cair dan
butter. Hasilnya diekspor ke sejumlah negara di Eropa dan Amerika.
2015
12
2018-2021
13
laoratorium. Proses preparasi sampel sangatlah berpengaruh pada sampling.
Sampling secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu proses pengambilan
sebagian kecil contoh dari suatu material sehinga karakteristik contoh material
tersebut mewakili keseluruhan material.
Tujuan dari kegiatan preparasi sampel adalah untuk menghasilkan
sampel yang jumlah dan ukurannya cukup untuk pengujian yang mewakili
(representative) sampel awal yang dapat dikirim ke uji laboratorium untuk dianalisa
(Anonim, 2015).
Aspek yang harus diketahui untuk preparasi batubara seperti persiapan sampel
ASTM (America Society Of Teknik and Material), termasuk drying (Pengeringan),
serta Crushing (menghancurkan), dividing (pemisahan), dan mixing (pencampuran)
sampel lain untuk mendapatkan sampel yang siap untuk analisis. seperti yang ditulis
sebelumnya, metode pengujian ini meliputi pengurangan dan pembagian atau dibagi
sampel dan termasuk bagian-bagian individu untuk analisis laboratorium.
Pengurangan dan prosedur pembagian ditunjukan untuk batubara dalam berbagai
ukuran dan memungkinkan sampel laboratorium bisa mewakili yang di lapangan,
yang mencakup semua batubara lainnya. Diharapkan dalam preparasi sampel
batubara kita bisa mengambil sampel yang mewakili secara keseluruhan yang artinya
semua diskripsi, kandugan kandungannya sesuai jika tidak sesuai bisa mendekati
karena sifat dari batubara dalam setiap lapisan berbeda.
Standar lain yang digunakan untuk mengumpulkan sampel kotor dan satu
metode uji memungkinkan untuk satu divisi dari sampel bruto sebelum
menghancurkan . Ukuran massa dan ukuran dari sampel kotor atau dibagi
dikumpulkan dengan menggunakan panduan dan praktik-praktik ini biasanya untuk
kimia atau pengujian fisik. Namun, bisa dalam sampel kotor atau dibagi sebelum
kepatuhan terhadap praktek ini akan tetap dalam sampel akhir yang dihasilkan dari
penggunaan metode ini. Oleh karena itu, standar yang akan digunakan untuk
mengumpulkan sampel kotor harus dipilih dengan hati-hati. Seringkali sampel
dikumpulkan, dikurangi dan dibagi (satu kali atau lebih) oleh kami dari sistem
mekanis sampling dan sampel yang tersisa dapat dibagi lebih lanjut di situs
dan memfasilitasi transportasi ke laboratorium, di mana pengurangan lebih lanjut
dan divisi mungkin terjadi sebelum analisis. Tapi pembagian dan pengurangan
sampel massa yang berbeda atau ukuran atas. metode ini dapat diadaptasi untuk
14
memberikan contoh dari setiap massa dan ukuran terdiri (distribusi ukuran partikel)
dari sampel bruto atau dibagi hingga dan termasuk, sampel analisi s (James G
Speight, 2005)
2. Konsentrat
Preparasinya adalah pemisahan mineral berdasarkan sifat sampelnya, jika
sudah mengetahui sifat sampelnya kita dapat menetukan teknik dan metode yang
akan digunakan untuk reperasi.
Analisis mineral baik contoh ruah (bulk Samples). Maupun Konsentrat pada
dasarnya dilakukan dengan menggunakan metode yang, mulai dari prosedur analisis
sampel dengan identiifikasi mineral berdasarakan sifat fisiknya ( Anonim, 2015 )
Komite-komite standard tersebut secara terus menerus mengupdate metoda-
metoda sampling dan preparasi untuk batubara agar metoda pengambilan sample
untuk batubara ini tersebut lebih sempurna. Metoda standard untuk pengambilan
sample tersebut sesuai dengan perkembangannya telah mengalami revisi-revisi atau
update dengan metoda-metoda yang lebih mutakhir.
Tujuan utama dari pengambilan sampel ialah untuk mengambil sebagian kecil
material yang akan mewakili sifat-sifat keseluruhan material tersebut. Syarat utama
adalah sampel itu harus mewakili (respresentatif) bahan yang di sampling.
Pengambilan sampel batubara harus dilakukan menurut standar yang telah
ditentukan. Karena banyaknya standar batu bara yang ada, pemilihan akan
bergantung pada persetujuan antara pembeli dan penjual.
2.3.1 Pengambilan Sampel Batubara Produksi
Tahapan pengambilan sampel batubara produksi terbagi menjadi dua, yakni:
a. Skema pengambilan sampel yang merujuk pada berapa banyak satu lot dapat
dibagi menjadi sampling unit dan berapa banyak increment harus diambil
untuk setiap sampling unitnya sehingga dicapai presisi yang diinginkan.
15
b. Sistem pengambilan sampel merupakan implementasi dari pengambilan
sampel, apakah akan dilakukan secara manual atau mekanis.
2.3.2 Pengambilan Sampel Batubara Stockpile
Dari pengambilan sampel batubara suatu stockpile, umumnya sangat sulit
diperoleh sampel yang representative, dan tiap pengambilan sampel harus dikerjakan
sesuai dengan kondisinya masing-masing. Suatu sampel yang diambil hanya dari
bagian atas atau sisi stockpile saja tidak dapat dipandang sebagai wakil dari seluruh
stockpile , terutama untuk stockpile yang terdiri atas beberapa sumber batubara.
Menurut standar ASTM, penuntun pengambilan gross sampel dari permukaan
batubara terbuka dari stockpile, kemudian sampel-sampel ini diporoses dan
dikirimkan ke laboratorium untuk dianalisis.
2.4. Tahapan-Tahapan Preparasi
16
2) Waktu pengeringan (time)
3) Aliran udara (air flow)
4) Kelembaban udara ruangan (humidity)
5) Tebal sampel yang dikeringkan (sample thickness)
2.4.2 Memperkecil Ukura Butir (crushing)
Peremukan atau crushing adalah proses pengecilan ukuran butir material
sesuai dengan ukuran butir yang dikehendaki. Peremukan atau pengecilan ukuran
dilakukan dengan cara digiling dengan menggunakan alat jaw crusher.
Dalam ISO R-1213 diberikan defnisi beberapa cara memperkecil ukuran
partikel ini :
1) To mill adalah memperkecil ukuran partikel dengan cara crushing, grinding
atau pulverizing.
2) To crush (meremukan) adalah memperkecil ukuran partikel sampel sampai
ukuran partikel sampai ukuran partikel kasar (>3 mm)
3) To grind, to pulverized (menggerus, melumatkan dan memperkecil sampel
sampai ukuran partikel halus (<1,5 mm).
17
5) Memperkecil ukuran dengan tangan tidak diperbolehkan, kecuali untuk
batubara lempengan.
2.4.3 Pencampuran (mixing)
Persyaratan peralatan pencampuran adalah tidak diperbolehkan
memecahkan batubara, menghasilkan debu dan membiarkan moisture menguap.
Mixing atau pencampuran adalh prosss pengaduakn sampel yang homogen.
Pencampuran dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
1) Metode Manual, menggunakan riffle atau dengan membentuk kembali
timbunan berbentuk kerucut.
2) Metode mekanis, menggunakan alat Rotary Sample Devider (RSD).
2.4.4 Pembagian Sampel (dividing)
Pengadukan atau pembagian sampel dilakukan dengan memakai alat rotary
sample devider (RSD) yang dilakukan setelah pembagian sampel. Rotary sample
devider adalah sebagai alat pengaduk dan pembagi sampel batubara pada saat proses
pembagian (dividing).
Proses untuk mendapatkan sampel yang represntatif dari gross sample tanpa
memperkecil ukuran butir. Sebagian aturan umum pengurangan sampel ini harus
dilakukan dengan melakukasn pembagian sampel. Pembagian dapat dilakukan
dengan metode manual maupun dengan menggunakan metode mekanis (rotary
samlpe devider).
Pada prinsipnya secara parameter yang akan dilakukan di dalam laboroatrium
tergantung darai batuabara yang letak ketilitiannya ada pada proses sampling,
preparasi dan analisa laboratorium itu sendiri.Secara fisiolgi tingkat dari ketiga
proses tersebut adalah 80% untuk sampling, sedangkan 20% untuk preparasi dan
anllisa di laoratorium.
18
Jaw Crusher adalah alat penghancur material yang berukuran kurang dari 50
mm menjadi ukuran 15 sampai 0,1 mm dengan kapasitas 500 kg/ jam. Batuan
dihancurkan untuk mengurangi ukuran atau mengubah bentuk bahan tambang
sehingga dapat diolah lebih lanjut.
halus
19
Gambar 2.5.2 Raymond Mill
2.5.3 Talang
Talang penampung sample (Pan) adalah baki dari bahan logam untuk
menampung sample.
2.5.4 Oven
Oven adalah sebuah peralatan berupa ruang termal terisolasi yang digunakan
20
untuk pemanasan, pemanggangan (baking) atau pengeringan suatu bahan atau
material.
21
memampatkan fluida gas atau meningkatkan tekanan udara. Compressor biasanya
menggunakan mesin diesel/mesin bensin atau motor listrik sebagai tenaga
penggeraknya. Tekanan udara yang dihasilkan dipergunakan untuk membersihkan
debu atau kotoran yang menempel pada suatu bidang.
22
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Tahapan Data yang diambil pada lokasi penelitian berupa data primer dan
data skunder yaitu:
1. Jenis Data
a. Data Primer
Pengambilan data primer diambil langsung di lokasi penelitian yaitu data
dokumentasi kegiatan selama melakukan kerja praktik di PT. Bumi
Mineral Sulawesi.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari pihak perusahaan yang
berkaitan dengan judul penelitian berupa data SOP preparasi sampel dan
hasil analisa XRF.
2. Sumber Data
Data-data yang digunakan dalam penulisan laporan kerja praktik ini diperoleh
langsung dari pengamatan di lapangan yaitu PT Bumi Mineral Sulawesi dan
23
informasi dari pembimbing lapangan.
3.3 Tahap Pengolahan dan Analisis Data
Data-data yang didapatkan di lapangan berupa data mentah, baik itu data
primer maupun data sekunder, selanjutnya diolah berdasarkan tipe data yang
didapatkan. Data yang diperoleh dari hasil pengolahan data kemudian dianalisis di
PT Bumi Mineral Sulawesi
1. Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan cara mengumpulkan semua data yang
diperoleh, kemudian data-data tersebut dikelompokkan sesuai dengan data
yang diperlukan. Sesuai dengan tujuan penelitian dimana untuk
membandingkan kalor sampel ori, sampel duplikat dan sampel duplikat
pulp, waktu durasi yang digunakan dan faktor-faktor yang menyebabkan
kalor sampel berubah. Selanjutnya Uji Laboratorium untuk menegetahui
kalor setiap sampel dengan menggunakan XRF.
2. Metode Analisis Data
Seluruh sampel yang digunakan harus dianalisis untuk mengetahui kalor
setiap sampel yang akan dibandingkan. Analisa kalor sampel dilakukan
dengan metode XRF.
24
TAHAP PENDAHULUAN
1. Administrasi
2. Studi Pustaka/Literatur
3. Pengenalan Perusahaan
PENYAJIAN DATA
PENYUSUNAN LAPORAN
Penyusunan laporan kerja praktek ini disusun berdasarkan
format penyusunan laporan Program Studi Teknik
Pertambangan FTI-UMI
SEMINAR
“STUDI MEKANISME PREPARASI SAMPEL BATU BARA
UNTUK PEMBAKARAN ELECTRIC FURNACE DI PT BUMI
MINERAL SULAWESI KABUPATEN LUWU”
”
25
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berdasarkan hasil dan pembahasan kegiatan kerja pratek ini, telah tersusun
mekanisme preparasi sampel stockpile secara berurutan mulai dari pengambil sampel
sampai keluarnya hasil kalori dari hasil analisa, adapun mekanisme preparasi tersebut
ialah:
26
Gambar 4.2 Hasil Penyamplingan.
27
Gambar 4.4 Pembersihan Oven.
4.1.3 Proses Preparasi Sampel
28
Gambar 4.6 Proses sampel di blanding sebanyak 3x.
29
Gambar 4.8 Proses pengambilan sampel pada setiap kotak.
30
4.1.4 Proses homogenesis sampel
Gambar 4.10 Proses blanding dari hasil matrix yamg di ambil pada setiap kotak.
31
Gambar 4.12 Hasil matrix 4 x 5.
32
4.1.5 Proses RSD (Rotary Sampler Divider)
Gambar 4.15 Proses pengambilan sampel pada nomor genap untuk dikerjakan
33
Gambar 4.16 Proses blanding sampel
34
4.1.6 Proses drying sampel
35
4.1.7 Proses Sampel di Diskmill.
36
Gambar 4.22 Hasil matris 4 x 5 yang telah di diskmill.
37
Gambar 4.24 Sampel yang siap di analisa
38
4.2 Pembahasan
39
sampel batubara harus ada back-upnya/storenya). Untuk sample back-up/store
disimpan di rak penyimpanan batubara selama kurang lebih 1 bulan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
40
DAFTAR PUSTAKA
Cahit, H., Selahattin, K., Necip G, Tolga Q, Ibrahim G, Hasan S, Osman P., 2017.
Mineralogy and genesis of the lateritic regolith related Ni-Co deposit of the
Çaldağ area (Manisa, Western Anatolia), Turkey. Canadian Journal of Earth
Sciense.
Golightly, J, P., 1979. Nickeliferous Laterite Deposits, Economic Geology 75th
Anniversary Volume, 710-735.
Hasanuddin, D.,Karim dan Djajulit, A., 1999, Pemantauan Teknologi Penambangan
Bijih, Dir. P.U. PPTM, Bandung.
Isjudarto, A. (2013) ‘Pengaruh Morfologi Lokal Terhadap Pembentukan Nikel
Laterit’, Seminar Nasional, 8, pp. 10–14
Jessup, A. and Mudd, G. M. (2008) ‘Environmental Sustainability Metrics for Nickel
Sulphide Versus Nickel Laterite’, Environmental Engineering, (January), pp. 1–
9
Kurniadi, A., Rosana, F. M., Yuningsih, T. E., Pambudi, L., 2017. Karakteristik
Batuan Asal Pembentukan Endapan Nikel Laterit Di Daerah Madang dan
Serakaman Tengah. Padjadjaran Geoscience Journal, 1(2).
Mauara, Abjan Hi, 2018. EVALUASI KADAR PRODUKSI NIKEL LATERIT DI
PT. ANTAM TBK, Program studi teknik pertambangan fakultas teknik
universitas muhammadiyah Maluku utara. Vol 11 No. 2.
Salinita, S dan Nugroho, A. 2014. Pemodelan Bijih Nikel Laterit untuk Estimasi
Cadangan pada PT. Anugerah Tompira Nikel Di Daerah Masama, Kabupaten
Banggai, Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara. 10 (2). 54-68.
Sundari dan Woro., 2012, Analisis Data Eksplorasi Bijih Nikel Laterit Untuk Estimasi
Cadangan dan Perancangan PIT pada PT. Timah Eksplorasi Di Desa Baliara
Kecamatan Kabaena Barat Kabupaten Bombana Provinsi Sulawesi Tenggara,
Universitas Nusa Cendana: Kupa
Syafrizal, 2011. Karakterisasi Mineralogy Endapan Nikel Laterit di daerah Tinanggea
Kabupaten Palangga Provinsi Sulawesi Tenggara. JTM. XVIII (4/2011).
Tonggiroh, A., Mustafa, M., Suharto, 2012. Analisis Pelapukan Serpentin dan
Endapan Nikel Laterit Daerah Pallangga Kabupaten Palangga Sulawesi
Tenggara
LAMPIRAN
Dokumentasi Selama Kegiatan