Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 2

Nama : Amel Mauliya

Nim : 220651019
Kelas : UD22C
Profil KH. Ahmad Dahlan
KH Ahmad Dahlan yang dikenal sebagai pendiri organisasi Islam Muhammadiyah, lahir pada
tahun 1868 dengan nama Muhammad Darwisy. Ia adalah anak keempat dari tujuh bersaudara,
dan keturunan kedua belas dari Maulana Malik Ibrahim, seorang wali besar dan terkemuka di
antara Wali Songo, pelopor pertama penyebaran Islam dan pengembangan Islam di Tanah
Jawa. KH Ahmad Dahlan tidak belajar di sekolah formal, namun ia diasuh dan dididik
mengaji oleh ayahnya, KH Abu Bakar bin KH Sulaiman, seorang ulama dan pejabat khatib di
Masjid Besar Kesultanan Yogyakarta. Ia dikenal sebagai sosok yang cerdas, dan sudah dapat
membaca Al-Quran dengan lancar pada usia 8 tahun. Pendidikan KH Ahmad Dahlan dimulai
ketika ia memperdalam ilmu agamanya dengan berguru kepada para ulama pembaharu Islam
di Makkah. Pada masa itu, ia menetap selama dua tahun dan sempat berguru kepada Syeh
Ahmad Khatib, yang juga guru dari pendiri NU, KH. Hasyim Asyari.
KH. Ahmad Dahlan pernah mengunjungi tanah suci Mekkah untuk menunaikan ibadah haji
pertama pada tahun 1912 dan kedua pada tahun 1923. Pada masa ini, ia berguru kepada
banyak tokoh besar Islam dunia, termasuk Muhammad Abduh, Al-Afghani, Rasyid Ridha,
dan Ibnu Taimiyah
Pusat pembaharuan KH Ahmad Dahlan adalah dalam gerakan pembaharuannya yang
mencakup beberapa aspek, seperti perbaikan arah kiblat, penyelesaian masalah bid'ah dan
khurafat, serta pengembangan sosial. Gerakan ini dilakukan dengan tujuan untuk
mengembalikan masyarakat Indonesia ke sumber Islam dan meningkatkan kesadaran
reformis di Masyarakat.
Ciri-ciri pembaharuan KH Ahmad Dahlan meliputi :
1. Mengembalikan masyarakat ke sumber Islam : KH Ahmad Dahlan berusaha untuk
mengembalikan masyarakat Indonesia ke sumber Islam, dengan tujuan untuk
meningkatkan kesadaran dan keteraturan dalam masyarakat.
2. Pengembangan sosial : KH Ahmad Dahlan juga fokus pada pengembangan sosial,
dengan mengembangkan organisasi Muhammadiyah yang bergerak di bidang
pendidikan dan sosial, bukan politik.
3. Pembaruan pendidikan : KH Ahmad Dahlan membangun persyarikatan yang
bercirikan sebagai gerakan pembaharuan dengan dua sasaran utama, yaitu gerakan
pendidikan dan sosial. Ia berpendapat bahwa pendidikan harus membekali siswa
dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan, serta sesuai dengan tuntutan
di mana masyarakat siswa itu hidup.
Berikut 7 Falsafah atau prinsip yang dikenal sebagai “Sapta Marga” menurut KH. Ahmad
Dahlan:
1. Iman dan Taqwa: Prinsip pertama adalah keimanan yang kokoh kepada Allah (iman)
dan ketakwaan yang tulus kepada-Nya (taqwa). Ini mencakup keyakinan yang kuat
dan komitmen untuk hidup sesuai dengan ajaran agama.
2. Ilmu dan Amal: Ilmu pengetahuan dan amal yang baik merupakan fondasi kedua dari
prinsip Sapta Marga. Mereka berbicara tentang pentingnya memperoleh pengetahuan
yang baik dan mengaplikasikannya dalam tindakan yang positif dan bermanfaat bagi
diri sendiri dan masyarakat.
3. Takwa dan Jihad: Ketakwaan kepada Allah dan jihad (perjuangan) dalam segala
bentuknya, baik secara pribadi maupun sosial, merupakan prinsip ketiga. Ini
menekankan pentingnya hidup sesuai dengan prinsip-prinsip agama dan berjuang
untuk kebaikan, keadilan, dan kebenaran.
4. Ikhsan dan Silaturahmi: Ikhsan, atau kebaikan, dan silaturahmi, atau menjaga
hubungan sosial yang baik, merupakan prinsip keempat dari Sapta Marga. Ini
mengajarkan pentingnya berperilaku baik kepada sesama manusia dan menjaga
hubungan yang harmonis dengan orang lain.
5. Kesederhanaan dan Kemandirian: Kesederhanaan dalam hidup dan kemandirian
merupakan prinsip kelima. Ini menunjukkan pentingnya hidup secara sederhana, tidak
terikat pada kekayaan materi, dan menjadi mandiri dalam segala hal.
6. Musyawarah dan Gotong Royong: Prinsip keenam adalah musyawarah (membahas
bersama) dan gotong royong (kerja sama). Ini menekankan pentingnya berdiskusi
secara terbuka dan demokratis untuk mencapai kesepakatan bersama dan bekerja
sama untuk kepentingan bersama.
7. Keadilan dan Persaudaraan: Keadilan dan persaudaraan merupakan prinsip terakhir
dari Sapta Marga. Ini menggarisbawahi pentingnya memperlakukan semua orang
dengan adil dan merawat hubungan persaudaraan di antara umat manusia.
Silsilah KH. Ahmad Dahlan
KH Ahmad Dahlan bin KH Abu Bakar bin KH Muhammad Sulaiman bin Kiai Murtadha bin
Kiai Ilyas bin Demang Jurang Juru Kapindo bin Demang Jurang Juru Sapisan bin Ki Ageng
Gribig Jatinom (Maulana Sulaiman) bin Sunan Parpen.

Anda mungkin juga menyukai