Anda di halaman 1dari 52

PEMILIHAN

SAMPEL
SAMPLING

Asep Iwan Purnawan


Disampaikan pada mata kuliah Metodologi
Penelitian
Prodi S1 Keperawatan STIKes Santo
Borromeus Bandung
Kelas Prosus Tahun Akademik 2016/2017
SAMPLING
adalah cara pemilihan sampel
(memilih / menentukan sampel)
dari suatu populasi penelitian yg
dpt mewakili populasinya
Populasi
Sampel

Samp
ling

KRITERIA SAMPLING YANG BAIK

Representatif : Karakteristik dan


variabilitas
Adekuat
Praktis dan dapat (mudah) dilakukan
Ekonomis dan Efisien
Yang Perlu Diperhatikan
dlm Memilih Sampel
Validitas
Menguji dengan menggunakan
sampelnya, apakah peneliti benar-benar
dapat mengukur apa yang ingin diukur?
Konsep ini berkaitan dengan bagaimana
cara sampel diambil dan tidak berkaitan
dengan berapa jumlah sampel yang
diambil.
Sampel yang banyak belum menjamin
validitas yang baik
Yang Perlu Diperhatikan
dlm Memilih Sampel
Presisi
Presisi menggambarkan seberapa
tepat ukuran yang diperoleh dari
sampel.
Presisi ditentukan oleh jumlah sampel
yang diambil.
Semakin besar jumlah sampel
semakin baik presisinya, begitu pula
sebaliknya.
Sampel

BESAR SAMPEL SAMPLING


Estimasi Simple Random
Sampling
Estimasi Mean
Systematic Random
Estimasi Proporsi
Sampling
Uji Hipotesis Stratified Random
Uji beda 2 mean Sampling
Uji beda 2 Proporsi Cluster Random
Populasi tunggal Sampling
dan ganda Non-Probability
Sampling
Kerangka
Sampel
Populasi No Identitas
01 Sl
02 Rf
.
Pemilihan
Ukuran
Metoda
Sampel
Sampling Jumlah sampel
Probabilitas atau minimal
Non-Probabilitas

Unit Sampel
02,05,01,08,65,85,9
Langkah
2,
18,17,15,13,25,27,2
Samplin
9,45,44,42
g
SAMPLING (PEMILIHAN
SAMPEL)
1. Pemilihan sampel dengan probabilitas
(probability sampling)
setiap elemen populasi memiliki probabilitas
(peluang) yang sama untuk terpilih sebagai
sampel

2. Pemilihan sampel tanpa probabilitas


(non probability sampling)
setiap elemen populasi tidak memiliki
probabilitas (peluang) yang sama untuk terpilih
sebagai sampel
JENIS PEMILIHAN SAMPEL
A. PROBABILITY SAMPLING
Simple Random Sampling
Systematic Sampling
Stratified Random Sampling
Cluster Sampling

B. NON PROBABILITY SAMPLING


Purposive (Judgement)
Sampling
Quota (Haphazard) Sampling
Accidental Sampling
Sampling Jenuh
Snowball Technique
Probability Sampling
Menentukan probabilitas atau besarnya
kemungkinan setiap unsur dijadikan sampel.
Dalam merencanakan sampling probabilitas,
idealnya peneliti telah memenuhi beberapa
persyaratan berikut:
Diketahui besarnya populasi terjangkau
Besarnya sampel yang diinginkan telah ditentukan
Setiap unsur atau kelompok unsur harus memiliki
peluang yang sama untuk dijadikan sampel
PROBABILITY SAMPLING

Simple Random Sampling


Setiap anggota populasi memiliki peluang yg
sama utk terpilih sbg sampel
Digunakan pd populasi yg homogen, terutama
pd lokasi yg tdk luas

Cara :
Pengundian (cointoss) jumlah populasi
sedikit
Menggunakan tabel bilangan acak (tabel angka
random) jumlah populasi banyak
SIMPLE RANDOM SAMPLING
SIMPLE RANDOM SAMPLING :
PENGUNDIAN
memberikan nomor pd seluruh anggota
populasi, lalu secara acak dipilih nomor-nomor
sesuai dgn banyaknya jumlah sampel yang
dibutuhkan.
Ada dua rancangan cara undian :
o Pengambilan sampel tanpa pengembalian,
yang berarti sampel yang pernah terpilih
tidak akan dipilih lagi menghasilkan nilai
probabilitas yang tidak konstan
o Pengambilan sampel dengan pengembalian,
yang berarti sampel yang pernah terpilih
ada kemungkinan terpilih lagi
menghasilkan nilai probabilitas yang konstan
PROBABILITY SAMPLING
Simple Random Sampling

Pengundian cointoss
1.Membuat kerangka sampel (sampling frame)
yaitu dg mengurutkan (memberi nomor) seluruh
anggota populasi
2.Membuat kertas utk pengundian digulung
3.Menghitung besar sampel
4.Melakukan pengundian
5.Mencatat nomor urut anggota populasi yg
keluar sbg sampel
6.Pengundian dilakukan sesuai jumlah sampel
minimal
PROBABILITY SAMPLING
Simple Random Sampling

Menggunakan Tabel Angka Random


1.Menentukan besar populasi (utk menentukan
digit angka random)
2.Menentukan besar sampel
3.Menghitung jumlah halaman, baris & kolom pd
Tabel Angka Random (TAR)
jumlah halaman : .. digit
jumlah baris : .. digit
jumlah kolom : .. digit
untuk menentukan halaman, baris & kolom
berapa utk mulai menggunakan TAR
PROBABILITY SAMPLING
Simple Random Sampling

4. Menentukan jumlah digit angka tsb


contoh :
jumlah halaman : 4, baris : 30, kolom : 32
angka random yg diperlukan 5 digit
5. Menentukan angka random utk memulai
menggunakan TAR dgn cara :
Mengarahkan pensil runcing ke TAR
Membaca jumlah angka ke kanan dari titik
pensil (sesuai dg jumlah digit angka random yg
diperlukan).
Contoh : 5 digit 5 angka ke kanan
Catatan : Langkah 5 dpt menggunakan nomor seri uang
kertas, tanggal, atau rangkaian angka lain
PROBABILITY SAMPLING
Simple Random Sampling

6. Menentukan angka random tsb


contoh : 5 digit
Digit 1 : halaman yg digunakan
Digit 2-3 : baris yg digunakan
Digit 4-5 : kolom yg digunakan *
Contoh : 11318
Dimulai dr halaman : 1, baris : 13, kolom : 18
Contoh : 78754
Halaman :7-4=3
Baris : 87-(30+30) = 27
Kolom : 54 - 32 = 22
PROBABILITY SAMPLING
Simple Random Sampling

7. Membaca jumlah angka ke kanan dari angka


yg terpilih (sesuai dg jumlah populasi).
Contoh : Jumlah populasi 300 (N=300)
angka random yg digunakan : 3 digit
Jika terpilih angka 1 pd tabel 165
Jika terpilih angka 4 pd tabel 469
8. Menentukan arah pembacaan pd TAR :
ke kanan, ke kiri, ke atas, ke bawah
9. Membuat kerangka sampel (sampling frame)
yaitu dg mengurutkan (memberi nomor)
seluruh anggota populasi
PROBABILITY SAMPLING
Simple Random Sampling

10. Jika angka yg terpilih pd TAR jumlah


populasi, merupakan nomor sampel yg
dipilih. Jika angka yg terpilih > jumlah
populasi, bukan merupakan nomor sampel
11. Jika pada halaman pertama jumlah sampel
belum mencukupi, lanjutkan ke halaman
berikutnya, dan seterusnya. Jika ada nomor
yang serupa dijumpai, diambil hanya satu,
karena setiap anggota populasi hanya
mempunyai 1 nomor identifikasi.
12. Pemilihan sampel dilakukan sampai jumlah
sampel minimal terpenuhi
PROBABILITY SAMPLING
Simple Random Sampling

Kelebihan
Prosedur estimasi mudah dan sederhana

Kelemahan
Membutuhkan daftar seluruh anggota populasi
Sampel mungkin akan berkumpul pd satu
daerah/lokasi
Sampel terpilih mungkin akan tersebar pd
daerah yg luas biaya operasional besar pd
keg pengumpulan data
PROBABILITY SAMPLING

Systematic Random Sampling


Modifikasi dari simple random sampling
Pemilihan sampel berdasarkan rentang (interval)
dg cara membagi juml populasi dg juml sampel
Rumus Interval

N N = Jumlah anggota populasi


K K = Interval / selang
n n =populasi
Jumlah anggota sampeldg lokasi yg
Digunakan utk yg homogen
luas atau pd populasi yg tdk homogen yg terdiri
dr beberapa kelompok anggota populasi
PROBABILITY SAMPLING
Systematic Sampling

Langkah
1.Menentukan besar populasi
2.Menentukan besar sampel
3.Menentukan Interval (K) (dibulatkan atau
menggunakan angka desimal)
4.Langkah 4 7 sama dgn langkah 3 6 pd
simple random sampling dg menggunakan TAR
PROBABILITY SAMPLING
Systematic Sampling

8. Membaca jumlah angka ke kanan dari angka


yg terpilih (sesuai dg besar Interval).
Contoh : Interval 12
angka random yg digunakan : 2 digit
Jika terpilih angka 1 pd tabel 16
Jika terpilih angka 4 pd tabel 46
9. Membuat kerangka sampel (sampling frame)
yaitu dg mengurutkan (memberi nomor)
seluruh anggota populasi
PROBABILITY SAMPLING
Systematic Sampling

10. Menentukan awal perhitungan interval pd


sampling frame. Jika angka yg terpilih pd
TAR interval, maka no urut anggota
populasi tsb dpt digunakan sbg sampel
pertama dan sbg awal perhitungan interval.
11. Selanjutnya memilih sampel dg mengikuti
interval yg telah ditentukan sampai dengan
jumlah sampel minimal terpenuhi.
12. Jika perhitungan interval sdh mencapai no
urut terakhir pd sampling frame, maka
dimulai kembali ke no urut awal (anggota
populasi yg sdh terpilih tdk dihitung kembali)
PROBABILITY SAMPLING
Systematic Sampling

Kelebihan
Perencanan dan penggunaanya mudah.
Sampel akan tersebar di daerah populasi.

Kelemahan
Membutuhkan daftar seluruh anggota populasi.
PROBABILITY SAMPLING
Systematic Sampling

Contoh
Juml populasi = 200, Juml sampel = 50
Interval (K) = 200/50 = 4
Sampel pertama (awal pemilihan
sampel) dimulai pd anggota populasi dg
no urut 4, berdasarkan angka yg
diperoleh dari TAR
Jika pd TAR diperoleh 3, berarti sampel
pertama adalah anggota populasi dg no
urut 3, selanjutnya no urut 6, dst
PROBABILITY SAMPLING

Stratified Random Sampling


Digunakan bila populasi mempunyai unit
(kelompok) yg berbeda-beda (heterogen)
Proportional sampling jumlah sampel pd
setiap kelompok (strata) berdasarkan proporsi
jumlah populasi setiap kelompok
Non proportional sampling jumlah sampel
pd setiap kelompok (strata) tidak berdasarkan
proporsi jumlah populasi setiap kelompok
(jumlah setiap kelompok mungkin sama)
PROBABILITY SAMPLING
Stratified Random Sampling

Langkah
1.Menentukan besar populasi setiap kelompok
(strata)
2.Menentukan besar sampel
3.Menentukan besar sampel setiap kelompok
(strata) secara proporsional, dg rumus :

Nk n = sampel kelompok k
nk xn N = anggota populasi kelompok k
N
N = anggota populasi seluruhnya
n = sampel yg diinginkan
PROBABILITY SAMPLING
Stratified Random Sampling

4.Membuat sampling frame dari setiap


kelompok (strata)
5.Memilih sampel dg menggunakan simple
random sampling, atau systematic random
sampling.
PROBABILITY SAMPLING
Stratified Random Sampling

Kelebihan
Taksiran mengenai karakteristik populasi
lebih tepat.

Kelemahan
Diperlukan daftar anggota populasi dari
setiap strata (kelompok)
Jika daerah (lokasi) geografisnya luas, biaya
transportasi tinggi.
PROBABILITY SAMPLING
Stratified Random Sampling

Contoh
Hasil perhitungan sampel : 30 orang
No Sekolah Jumlah Siswa
1 SDN A 200
2 SDN B 120
3 SDN C 80
Total 400

n SDN A = 200/400 x 30 = 15 orang


n SDN B = 120/400 x 30 = 9 orang
n SDN C = 80/400 x 30 = 6 orang
PROBABILITY SAMPLING

Cluster Sampling
Unit sampel bukan individu (orang) tetapi
kelompok/lokasi/tingkat administrasi
pemerintahan (geografis, organisasi,
kabupaten, kecamatan, desa. RW, RT)
Kelompok/lokasi dipilih secara random
(simple atau systematic random sampling)
Seluruh anggota/unit (berdasarkan
kriteria tertentu) pada kelompok/lokasi
yang terpilih tersebut akan menjadi
sampel penelitian
PROBABILITY SAMPLING
Cluster Sampling

Kelebihan
Tidak memerlukan daftar anggota populasi.
Biaya transportasi rendah

Kelemahan
Prosedur estimasi sulit
Jumlah individu akan besar
PROBABILITY SAMPLING
Cluster Sampling

Contoh
Penelitian pd ibu hamil di Kab Bandung.
Unit sampel adalah kecamatan2 terpilih di
Kab Bandung.
Hasil perhitungan sampel = 8 kecamatan
Dg menggunakan simple atau systematic
random sampling terpilih 8 kecamatan sbg
unit sampel
Maka seluruh ibu hamil yg terdapat pd 8 kec
terpilih tsb, akan dijadikan sampel penelitian
PROBABILITY SAMPLING

Multistage Sampling
Pemilihan sampel yg dilakukan secara
bertahap (multistage), pada tahap pertama
dipilih lokasi penelitian, kemudian selanjutnya
(tahap ke-2) pada lokasi terpilih dilakukan
pemilihan sampel dari kerangka sampel pd
lokasi tersebut
Pada tahap pertama harus ada kerangka

sampel yang berisi nama2 lokasi. Dan pada


tahap kedua harus ada kerangka sampel yang
berisi nama sampel pada lokasi yang telah
terpilih pada pemilihan tahap pertama
PROBABILITY SAMPLING
Multistage Sampling

Proses pengambilan sampel dilakukan


bertingkat, baik bertingkat dua maupun
lebih.
Misalnya:
provinsi kabupaten Kecamatan desa Lingkungan KK

Digunakan bila populasi cukup homogen


Jumlah populasi sangat besar
Populasi berada di daerah yang sangat luas
Biaya penelitian kecil
PROBABILITY SAMPLING
Multistage Sampling

Kelebihan
Biaya transportasi rendah

Kelemahan
Prosedur estimasi sulit
Prosedur pemilihan sampel memerlukan
perencanaan yg lebih cermat
Harus memiliki daftar anggota populasi pd
lokasi terpilih
Nonprobability Sampling:
Setiap elemen dalam
populasi belum tentu (tidak)
mempunyai kesempatan yg
sama untuk dipilih (diseleksi)
sebagai sampel.
Dalam hal ini waktu adalah
yang utama
NON-PROBABILITY SAMPLING
Purposive Sampling
Didasarkan pada pertimbangan peneliti
berdasarkan ciri/karakteristik/kriteria
populasi yang sudah ditetapkan
sering digunakan pada penelitian studi
kasus
Sering dimodifikasi dengan simple atau
systematic random sampling
Besar sampel sebaiknya dihitung
NON-PROBABILITY SAMPLING
Purposive Sampling
Penelitian ttg asupan Fe dengan
kejadian anemia pada remaja putri
dismenorhe
o Kriteria sampel : usia sampel 13-17
tahun, setiap bulan mengalami
gangguan menstruasi
NON-PROBABILITY SAMPLING

Quota Sampling
Berdasarkan pertimbangan peneliti
Besar sampel ditetapkan secara quotum
(jatah)
Jika peneliti telah benar-benar mengenal
lokasi penelitian
Jika lokasi penelitian luas & jumlah
populasi sangat besar, sedangkan biaya
dan waktu terbatas
NON-PROBABILITY SAMPLING
Accidental (Haphazard) Sampling
Teknik sampling berdasarkan faktor
spontanitas siapa saja yang secara tidak
sengaja bertemu dengan peneliti maka orang
tersebut dapat dijadikan sampel
Pemilihan sampel berdasarkan subjek yang
ditemukan di lokasi penelitian
Pemilihan sampel biasanya dibatasi dengan
waktu atau tempat
Biasanya digunakan pada kasus / penyakit /
masalah yg jarang terjadi
Besar sampel dapat dihitung atau tidak
Accidental Sampling
Peneliti ingin mengetahui minat
siswa untuk mengunjungi
perpustakaan peneliti memberikan
angket kepada setiap pengunjung
perpustakaan dalam waktu satu
minggu sebagai sampel
NON-PROBABILITY SAMPLING

SAMPLING JENUH
Teknik sampling dg memilih semua
anggota populasi sebagai sampel.
Penelitian pada siswa SD kelas 4 dan 5
populasi kedua kelas adalah 80 orang
jumlah tersebut dianggap cukup
semua siswa kedua kelas dipilih sbg
sampel
NON-PROBABILITY SAMPLING

Snowball Technique
Pemilihan sampel berdasarkan yang
informasi yg diberikan oleh responden
(sampel) sebelumnya
Biasanya digunakan untuk menemukan
wabah (KLB) atau penyakit (kasus) yg
baru
SNOWBALL SAMPLING

Anda mungkin juga menyukai